Anda di halaman 1dari 25

MENYIKAPI AKSI-AKSI TERORIS

KHAWARIJ
Al-Ustadz Qomar ZA, Lc
e-book compiled by: http://ihsan-tasjilat.blogspot.com
Sumber : www.merekaadalahteroris.com

Disclaimer:
Seluruh Dokumen di blog tasjilat al-ihsan dapat
digunakan, disalin, dan disebarluaskan tanpa
melakukan perubahan apapun dengan tujuan untuk
tidak diperjualbelikan
Daftar Isi

Muqodimah 2
Taat kepada pemerintah dalam hal yang baik 6
Berlepas diri dari aksi terror 8
Ideologi Teroris Khawarij 13
Mengidentifikasi teroris Khawarij 17
Tidak boleh melindungi teroris Khawarij 20
Membenarkan upaya pemberantasan terorisme 21
Penutup 23

2
Muqodimah

Seperti kita ketahui bersama, dalam kurun enam tahun belakangan ini, negeri
kita diguncang sejumlah aksi teroris. Yang paling akhir (semoga memang yang
terakhir), adalah bom di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton beberapa waktu
lalu, disusul dengan peristiwa-peristiwa yang membuntutinya. Peristiwa-
peristiwa itu menyisakan banyak efek negatif yang menyedihkan bagi kaum
muslimin. Betapa tidak. Kaum muslimin yang merupakan umat yang cinta
damai kemudian tercitrakan menjadi kaum yang suka melakukan kekerasan.

Kondisi ini diperparah dengan munculnya narasumber-narasumber dadakan.


Di antara mereka ada yang membenarkan “aksi heroik” para teroris ini.
Sedangkan yang lain beranggapan bahwa semua orang yang berpenampilan
mengikuti sunnah sebagai orang yang sekomplotan dengan para teroris
tersebut. Tak ayal, sebagian orang yang bercelana di atas mata kaki pun jadi
sasaran kecurigaan, ditambah dengan cambangnya yang lebat dan istrinya
yang bercadar. Padahal, bisa jadi hati kecil orang yang berpenampilan
mengikuti sunnah tersebut mengutuk perbuatan para teroris yang biadab itu
dengan dasar dalil-dalil yang telah sahih dalam syariat.

Oleh karena itu, kami terpanggil untuk sedikit memberikan penjelasan


seputar masalah ini, mengingat betapa jeleknya akibat dari aksi-aksi teror
tersebut. Di mana aksi-aksi tersebut telah memakan banyak korban, baik jiwa
maupun harta benda, sesuatu yang tak tersamarkan bagi kita semua.

3
Nah, darimanakah teror fisik ini muncul, sehingga berakibat sesuatu yang
begitu kejam dan selalu mengancam? Tak lain teror fisik ini hanyalah buah
dari sebuah teror pemikiran yang senantiasa bercokol pada otak para aktor
teror tersebut, yang akan terus membuahkan kegiatan selama teror
pemikiran tersebut belum hilang.

Apa yang dimaksud dengan teror pemikiran? Tidak lain, keyakinan bahwa
sebagian kaum muslimin telah murtad dan menjadi kafir, khususnya para
penguasa. Bahkan di antara penganut keyakinan ini ada yang memperluas
radius pengkafiran itu tidak semata pada para penguasa, baik pengkafiran itu
dengan alasan ‘tidak berhukum dengan hukum Allah‘ atau dengan alasan
‘telah berloyal kepada orang kafir‘, atau dalih yang lain. Demikian
mengerikan pemikiran dan keyakinan ini sehingga pantaslah disebut sebagai
teror pemikiran. Keyakinan semacam ini di masa lalu dijunjung tinggi oleh
kelompok sempalan yang disebut dengan Khawarij.

Dengan demikian, teror pemikiran inilah yang banyak memakan korban. Dan
ketahuilah, korban pertama sebelum orang lain adalah justru para pelaku
bom bunuh diri tersebut. Mereka terjerat paham yang jahat dan berbahaya
ini, sehingga mereka menjadi martir yang siap menerima perintah dari
komandannya dalam rangka memerangi “musuh” (versi mereka). Lebih parah
lagi, mereka menganggapnya sebagai jihad yang menjanjikan sambutan
bidadari sejak saat kematiannya. Keyakinan semacam inilah yang memompa
mereka untuk siap menanggung segala risiko dengan penuh sukacita.
Sehingga berangkatlah mereka, dan terjadilah apa yang terjadi…

Benarkah mereka disambut bidadari setelah meledaknya tubuh mereka


hancur berkeping-keping dengan operasi bom bunuh diri tersebut? Jauh
panggang dari api! Bagaimana dikatakan syahid, sementara ia melakukan
suatu dosa besar yaitu bunuh diri! Kita tidak mendahului keputusan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Kita hanya menghukuminya secara zhahir (lahir)
berdasarkan kaidah hukum, tidak boleh bagi kita memastikan bahwa
seseorang itu syahid dengan segala konsekuensinya. Bahkan berbagai hadits
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mencela Khawarij dan mengecam

4
bunuh diri lebih tepat diterapkan kepada mereka. Oleh karena itulah, saya
katakan: Mereka adalah korban pertama kejahatan paham Khawarij sebelum
orang lain.

Tolong hal ini direnungi dan dipahami. Terutama bagi mereka yang ternodai
oleh paham ini. Selamatkan diri kalian. Kasihanilah diri kalian, keluarga kalian,
dan umat ini. Kalian telah salah jalan. Bukan itu jalan jihad yang sebenarnya.
Segeralah kembali sebelum ajal menjemput. Sebelum kalian menjadi korban
berikutnya. Teman-teman seperjuangan dan juga ustadz kalian tidak akan
dapat menolong kalian dari hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masing-
masing akan mempertanggungjawabkan amalnya sendiri:

“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri.“ (Maryam: 95)

Sekadar itikad baik tidaklah cukup. Itikad baik haruslah berjalan seiring
dengan cara yang baik.

Kami goreskan tinta dalam lembar-lembar yang singkat ini, dengan tujuan
agar semua pihak mendapatkan hidayah. Barangkali masih ada orang yang
sudi membaca dan merenungkannya dengan penuh kesadaran. Juga agar
semua pihak dapat bersikap dengan benar dan baik. Sekaligus ini sebagai
pernyataan sikap kami, karena kami pun menuai getah dari aksi teror
tersebut.

5
Taat kepada pemerintah dalam hal
yang baik

Kaum muslimin harus meyakini tentang wajibnya taat kepada pemerintah


dalam perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu
berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

              

               

“ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya),


dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur‘an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.“
(An-Nisa: 59)

Ulil Amri adalah para ulama dan para umara’ (para penguasa), sebagaimana
disebutkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya. (Tafsir Al-
Qur‘anil ‘Azhim, 1/530)

Seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bernama Al-Irbadh


Radhiyallah ‘anhu mengatakan:

Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam shalat mengimami kami,


lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami seraya memberikan
nasihat kepada kami dengan nasihat yang sangat mengena. Air mata berderai
dan qalbu pun bergoncang karenanya. Maka seseorang mengatakan: “Wahai
Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan. Lalu apa wasiat anda
kepada kami?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Aku wasiatkan

6
kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
mendengar dan taat (kepada penguasa) sekalipun dia seorang budak sahaya
dari Habasyah (sekarang Ethiopia, red.). Karena siapa saja yang hidup
sepeninggalku, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka tetaplah
kalian pada sunnahku dan sunnah (tuntunan) para khulafa‘ur-rasyidin yang
mendapat petunjuk. Berpeganglah dengannya dan gigitlah dengan gigi-gigi
geraham kalian, serta jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru (dalam
Islam), karena segala yang baru tersebut adalah bid‘ah dan segala yang
bid‘ah adalah kesesatan.“ (Shahih, HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang
lain)

Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan pada majalah Asy Syariah Vol.
I/05.

7
Berlepas diri dari aksi teror

Kaum muslimin harus berlepas diri dari aksi-aksi teroris, karena aksi-aksi
tersebut bertolak belakang dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam dan para sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya
sebagai rahmat bagi alam semesta sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.“ (Al-Anbiya: 107)

Beliau adalah seorang nabi yang sangat memiliki kasih sayang dan
kelembutan sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam firman-
Nya:

          

   

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.“ (At-Taubah: 128)

Dalam sebuah riwayat dari Atha’ bin Yasar, ia berkata: Aku berjumpa dengan
Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallah ‘anhuma maka aku pun
mengatakan:

“Kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam


dalam kitab Taurat.” Beliau menjawab: “Ya, demi Allah, beliau disifati dalam
kitab Taurat seperti beliau disifati dalam Al-Qur’an: “Wahai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, sebagai pembawa berita

8
gembira, sebagai pemberi peringatan, sebagai pelindung bagi kaum yang
ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku. Aku menamaimu Al-
Mutawakkil (orang yang bertawakkal). Engkau bukanlah orang yang kasar
tutur katamu, bukan pula kaku tingkah lakumu, bukan orang yang suka
berteriak-teriak di pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan
kejelekan, akan tetapi justru memaafkan dan mengampuni kesalahan. Allah
tidak akan mewafatkannya hingga Allah meluruskan dengannya agama yang
bengkok, dengan orang-orang mengucapkan La Ilaha illallah. Dengan kalimat
itu ia membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan qalbu yang tertutup.“
(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2018, Ahmad dalam kitab Musnad, dan yang
lain)

Bahkan dalam kondisi perang melawan orang kafir sekalipun, masih nampak
sifat kasih sayang beliau. Sebagaimana pesan beliau kepada para komandan
pasukan perang yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya,
ia berkata:

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila menetapkan seorang


komandan sebuah pasukan perang yang besar atau kecil, beliau berpesan
kepadanya secara khusus untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang bersamanya, lalu beliau
mengatakan: “Berperanglah dengan menyebut nama Allah, di jalan Allah.
Perangilah orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah, jangan kalian
melakukan ghulul (mencuri rampasan perang), jangan berkhianat, jangan
mencincang mayat, dan jangan pula membunuh anak-anak. Bila kamu
berjumpa dengan musuhmu dari kalangan musyrikin, maka ajaklah kepada
tiga perkara. Mana yang mereka terima, maka terimalah dari mereka dan
jangan perangi mereka. Ajaklah mereka kepada Islam, kalau mereka terima
maka terimalah dan jangan perangi mereka…” (Shahih, HR. Muslim)

Dalam riwayat Ath-Thabarani (Al-Mu‘jam Ash-Shaghir no. hadits 340):

“Jangan kalian takut, jangan kalian membunuh anak-anak, jangan pula


wanita, dan jangan pula orang tua.“

9
Islam bahkan tidak membolehkan membunuh orang kafir kecuali dalam satu
keadaan, yaitu manakala dia sebagai seorang kafir harbi (yang memerangi
muslimin). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan
mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.“ (Al-Mumtahanah: 8-9)

Adapun jenis kafir yang lain, semacam kafir dzimmi yaitu orang kafir yang
hidup di bawah kekuasaan dan jaminan penguasa muslim, atau kafir mu‘ahad
yaitu seorang kafir yang memiliki perjanjian keamanan dengan pihak muslim,
atau kafir musta‘min yaitu yang meminta perlindungan keamanan kepada
seorang muslim, atau sebagai duta pihak kafir kepada pihak muslim, maka
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang membunuh mereka. Bahkan
mereka dalam jaminan keamanan dari pihak pemerintah muslimin.

Kaum muslimin berlepas diri dari aksi-aksi teror tersebut, karena aksi-aksi
tersebut mengandung pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran agama
Islam yang mulia. Di antaranya:

1. Membunuh manusia tanpa alasan dan cara yang benar

2. Menumbuhkan rasa ketakutan di tengah masyarakat

3. Merupakan sikap memberontak kepada penguasa muslim yang sah

4. Menyelewengkan makna jihad fi sabilillah yang sebenarnya

5. Membuat kerusakan di muka bumi

6. Merusak harta benda

10
7. Terorisme Khawarij adalah bid’ah, alias perkara baru yang diada-adakan
dalam agama, sehingga merupakan kesesatan.

Dan berbagai pelanggaran agama yang lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah


Maha penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan
melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam
neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.“ (An-Nisa: 29-30)

Janganlah membunuh diri kalian, yakni janganlah sebagian kalian membunuh


yang lain. Karena sesama kaum muslimin itu bagaikan satu jiwa. (Lihat Tafsir
As-Sa‘di)

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah


dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan
bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat tinggalnya). Yang demikian
itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar.“ (Al-Maidah: 33)

Makna memerangi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah


menentang dan menyelisihi. Kata ini tepat diberikan pada perkara kekafiran,
merampok di jalan, dan membuat ketakutan pada perjalanan manusia. (Tafsir
Ibnu Katsir, 2/50)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membencinya dan mereka


membenci kalian, yang kalian melaknatinya dan mereka melaknati kalian.“
Dikatakan kepada beliau: “Wahai Rasulullah, tidakkah kita melawannya
dengan pedang (senjata)?“ Beliau mengatakan: “Jangan, selama mereka
mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat pada

11
pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci maka bencilah perbuatannya dan
jangan kalian cabut tangan kalian dari ketaatan.“ (Shahih, HR. Muslim)

Dari Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata:

Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memberitahukan


kepada kami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak
halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain. (Shahih,
HR. Abu Dawud)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Adalah Rasulullah melarang dari ‘katanya dan katanya‘, banyak bertanya


(yang tidak bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta.“ (Shahih, HR. Al-Bukhari
dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallah ‘anhu )

12
Ideologi Teroris Khawarij

Mengapa kami memberi embel-embel kata teroris dengan kata Khawarij?


Karena, kata teroris secara mutlak memiliki makna yang luas. Aksi teror telah
dilakukan oleh banyak kalangan, baik yang mengatasnamakan Islam ataupun
non-Islam, semacam yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap
bangsa Palestina pada masa kini, dan semacam yang dilakukan oleh Sekutu
terhadap bangsa Jepang dalam peristiwa pengeboman Nagasaki dan
Hiroshima di masa lalu. Sehingga dengan penambahan kata “Khawarij” di
belakang kata teroris, akan mempersempit pembahasan kita. Pembahasan
kita hanya tentang orang-orang yang melakukan aksi-aksi teror di negeri kita
akhir-akhir ini yang mengatasnamakan Islam atau mengatasnamakan jihad.
Adapun Khawarij, merupakan sebuah kelompok sempalan yang menyempal
dari Ash-Shirathul Mustaqim (jalan yang lurus) dengan beberapa ciri khas
ideologi mereka.

Mengapa kami menyebutnya ideologi? Karena mereka memiliki sebuah


keyakinan yang hakikatnya bersumber dari sebuah ide. Maksud kami, sebuah
penafsiran akal pikiran yang keliru terhadap nash (teks) Al-Qur’an atau Al-
Hadits. Dari sinilah kemudian mereka menyempal. Sekali lagi, hal ini terjadi
akibat penafsiran yang salah terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits, bukan akibat
penafsiran yang apa adanya, yang menurut sebagian orang kaku atau
“saklek“, dan tidak pantas dikatakan sebagai salah satu bentuk ijtihad dalam
penafsiran Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Sehingga, ideologi mereka sama
sekali tidak bisa disandarkan kepada Islam yang benar. Demikian pula aksi-
aksi teror mereka sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan ajaran Islam yang
mulia nan indah ini. Bahkan Islam berlepas diri dari mereka. Lebih dari itu,
Islam justru sangat mengecam mereka, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam menyebut mereka sebagai anjing-anjing penghuni neraka seperti
dalam hadits berikut ini:

13
“(Mereka) adalah anjing-anjing penghuni neraka. Sebaik-baik korban adalah
orang yang mereka bunuh.“ (Shahih, HR. Ahmad dan Al-Hakim dalam Al-
Mustadrak. Lihat Shahih Al-Jami‘ no. 3347)

Para teroris Khawarij yang ada sekarang ini adalah salah satu mata rantai dari
kaum Khawarij yang muncul sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam .
Ketika itu, para sahabat masih hidup. Merekalah orang-orang yang
memberontak kepada Khalifah Utsman bin ‘Affan Radhiyallah ‘anhu dan
membunuhnya. Mereka jugalah yang membunuh Khalifah Ali bin Abu Thalib
Radhiyallah ‘anhu. Sekte ini terus berlanjut, turun-temurun diwarisi oleh anak
cucu penyandang ideologi Khawarij sampai pada masa ini, yang ditokohi oleh
Usamah bin Laden (yang telah diusir dari Kerajaan Saudi Arabia karena
pemikirannya yang berbahaya), Al-Mis’ari, Sa’ad Al-Faqih, dan tokoh-tokoh
lainnya. Mereka bersama Al-Qaedahnya telah melakukan aksi-aksi teror di
Saudi Arabia, bahkan di wilayah Makkah dan Madinah, sehingga
menyebabkan kematian banyak orang, baik dari kalangan sipil maupun
militer. Karenanya, pemerintah Saudi Arabia beserta para ulamanya (yaitu)
anak cucu murid-murid Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah memberantas mereka. Sehingga para teroris Khawarij tersebut
-termasuk yang ada di negeri ini- sangat benci kepada pemerintah kerajaan
Saudi Arabia, dan ini menjadi salah satu ciri mereka.

Coba perhatikan, siapakah korban aksi teror mereka? Bukankah kaum


muslimin? Perhatikanlah bahwa kaum muslimin juga menjadi target operasi
mereka. Ya, walau awalnya mereka berdalih memerangi orang kafir, tapi
pada akhirnya musliminlah yang menjadi sasaran mereka dan justru mereka
akan lebih sibuk memerangi kaum muslimin. Sungguh benar sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :

“Mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala.“


(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

14
Sehingga kami memohon kepada segenap kaum muslimin agar tidak
mengaitkan aksi teror mereka dengan ajaran Islam yang mulia, yang dibawa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pembawa rahmat. Mereka sangat jauh dari
Islam, Islam pun berlepas diri dari mereka. Jangan termakan oleh opini yang
sangat dipaksakan untuk mengaitkan aksi-aksi itu dengan Islam. Opini
semacam ini hanyalah muncul dari seseorang yang tidak paham terhadap
ajaran Islam yang sesungguhnya dan tidak paham jati diri para teroris
Khawarij tersebut, atau muncul dari orang-orang kafir ataupun muslim yang
“mengail di air keruh“, yang sengaja menggunakan momentum ini untuk
menyudutkan Islam dan muslimin, semacam yang dilakukan pelukis karikatur
terlaknat dari Denmark beberapa tahun silam.

Mungkin muncul pertanyaan, “Mengapa teroris Khawarij memerangi


muslimin?” Jawabannya, bermula dari penyelewengan makna terhadap ayat:

“Barangsiapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka mereka


adalah orang-orang kafir.“ (Al-Maidah: 44)

Kemudian, vonis brutal kepada banyak pihak sebagai kafir. Berikutnya,


serampangan dalam memahami dan menerapkan dalil-dalil tentang larangan
terhadap seorang muslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan
bahwa banyak muslimin sekarang, baik pemerintah secara khusus maupun
rakyat sipil secara umum, telah berloyal kepada orang-orang kafir.
Konsekuensinya, mereka tidak segan-segan menganggap banyak muslimin
sebagai orang kafir. Semua itu berujung kepada tindakan teror yang mereka
anggap sebagai jihad fi sabilillah.

Sebuah pemahaman yang sangat dangkal. Tidak sesederhana itu


menghukumi seorang muslim sebagai kafir, disebabkan si muslim tersebut
tidak berhukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak
sesederhana itu menghukumi seorang muslim sebagai kafir, disebabkan si
muslim tersebut loyal kepada orang kafir. Karena loyal itu bertingkat-tingkat,
dan sebabnya pun bermacam-macam. Loyal yang jelas membuat seseorang
menjadi kafir adalah bila loyalnya karena cinta atau ridha kepada agama si

15
kafir tersebut. Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan masalah takfir ini
pada Asy Syariah Vol.I/08/1425 H/ 2004.

16
Mengidentifikasi teroris Khawarij

Kami merasa perlu untuk membahas secara singkat tentang ciri-ciri teroris
Khawarij, karena kami melihat telah terjadi salah kaprah dalam hal ini. Kami
memandang bahwa tidak tepat bila seseorang menilai orang lain sebagai
teroris atau sebagai orang yang terkait dengan jaringan teroris, ataupun
mencurigainya hanya berdasarkan dengan penampilan lahiriah (luar) semata.

Pada kenyataannya, para pelaku teror tersebut selalu berganti-ganti


penampilan. Bahkan terkadang mereka cenderung memiliki penampilan yang
akrab dengan masyarakat pada umumnya untuk menghilangkan jejak
mereka. Lihatlah gambar-gambar Imam Samudra cs sebelum ditangkap.
Sehingga, penampilan lahiriah -baik penampilan ala masyarakat pada
umumnya atau penampilan agamis- akan selalu ada yang menyerupai
mereka. Berdasarkan hal ini, penampilan lahiriah semata tidak bisa menjadi
tolok ukur. Tatkala para teroris tersebut memakai topi pet, celana panjang,
kaos serta mencukur jenggot, kita tidak bisa menjadikan hal-hal ini sebagai
ciri teroris. Tidak boleh bagi kita untuk menilai orang yang serupa dengan
mereka dalam cara berpakaian ini sebagai anggota mereka.

Demikian pula sebaliknya. Ketika para teroris itu berpenampilan Islami


dengan memelihara jenggot, memakai celana di atas mata kaki, memakai
gamis, dan istrinya bercadar, kita juga tidak bisa menjadikan penampilan ini
sebagai ciri teroris.1 Tidak boleh pula bagi kita untuk menilai orang yang

1
Perlu diketahui bahwa penampilan seperti itu sebenarnya merupakan cara
penampilan yang dituntunkan dalam syariat dan dicontohkan oleh Nabi kita
Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, serta diamalkan oleh para sahabat dan para
salafush shalih, serta para ulama Ahlus Sunnah yang mulia. Jadi, sebenarnya itu
merupakan ciri-ciri seorang muslim yang berpegang teguh dengan agamanya.
Sepantasnya seorang muslim berpenampilan dengan penampilan seperti itu. Namun
para teroris Khawarij tersebut telah menodai ciri-ciri yang mulia ini, dengan mereka
terkadang berpenampilan dengan penampilan tersebut. Sehingga sampai-sampai

17
berpakaian seperti mereka ini sebagai anggota jaringan mereka. Faktor
pendorong orang-orang untuk berpenampilan agamis adalah karena hal itu
merupakan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam -terlepas dari perbedaan
pendapat para ulama dalam hal cadar, apakah itu wajib atau sunnah-. Semua
itu tak ubahnya ajaran agama Islam yang lain semacam shalat, puasa, dan lain
sebagainya. Mereka para teroris Khawarij juga shalat dan berpuasa bahkan
mungkin melakukannya dengan rajin dan penuh semangat. Lalu apakah kita
akan menilai shalat dan puasa sebagai ciri teroris? Sehingga kita akan
menuduh orang yang shalat dan puasa sebagai anggota jaringan teroris?
Tentu tidak. Begitu pula jenggot dan cadar. Hal yang seperti ini hendaknya
direnungkan.

Maka kami mengingatkan diri kami dan semua pihak dengan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala :

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat


tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.“ (Al-Ahzab: 58)

Akan tetapi, di antara cara mengidentifikasi teroris Khawarij bisa dilakukan


dengan hal-hal berikut ini:

1. Mereka memiliki pertemuan-pertemuan rahasia, yang tidak dihadiri


kecuali oleh orang-orang khusus.

2. Mereka akan menampakkan kebencian terhadap penguasa muslim.


Dalam pertemuan-pertemuan khusus, mereka tak segan-segan menganggap
para penguasa muslim tersebut sebagai orang kafir.

3. Mereka akan menampakkan pujian-pujian terhadap para tokoh-tokoh


Khawarij masa kini, semacam Usamah bin Laden dan yang sejalan
dengannya.

kaum muslimin sendiri tidak mau berpenampilan dengan penampilan Islami seperti
di atas, karena beranggapan bahwa penampilan tersebut adalah penampilan teroris.
Nyata-nyata para teroris Khawarij tersebut telah membuat jelek Islam dari segala sisi!

18
4. Mereka gandrung terhadap buku-buku hasil karya tokoh-tokoh tersebut,
juga buku-buku tokoh pergerakan semacam Sayyid Quthub, Salman Al-
‘Audah, Fathi Yakan, Hasan Al-Banna, Said Hawwa, dan yang sejalan dengan
mereka.

Ini semua sebatas indikasi yang mengarah kepada terorisme. Untuk


memastikannya, tentu perlu kajian lebih lanjut terhadap yang bersangkutan.

19
Tidak boleh melindungi teroris
Khawarij

Kami meyakini bahwa melindungi teroris Khawarij atau para pelaku


kejahatan yang lain merupakan salah satu dosa besar yang bisa
menyebabkan seseorang menuai laknat. Sebagaimana diriwayatkan dari Ali
bin Abi Thalib Radhiyallah ‘anhu, beliau berkata:

“Kami tidak memiliki sesuatu kecuali kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
lembaran ini yang berasal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Madinah
adalah tanah suci antara gunung ‘A-ir sampai tempat ini; Barangsiapa
mengada-adakan sesuatu yang baru (dalam agama) atau melindungi orang
yang jahat, maka laknat Allah atasnya, laknat para malaikat dan manusia
seluruhnya, tidak diterima darinya tebusan maupun taubat.“ (Shahih, HR. Al-
Bukhari)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat
orang melindungi penjahat, Allah melaknat orang yang mencaci kedua
orangtuanya, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah.“
(Shahih, HR. Muslim)

20
Membenarkan upaya pemberantasan
terorisme

Kaum muslimin juga membenarkan secara global upaya pemberantasan


terorisme, karena aksi teror adalah perbuatan yang mungkar. Sementara, di
antara prinsip agama Islam yang mulia ini adalah amar ma‘ruf dan nahi
munkar, yaitu memerintahkan kepada yang baik dan mencegah dari yang
mungkar. Sehingga, masyarakat secara umum terbebani kewajiban ini sesuai
dengan kemampuannya masing-masing. Untuk itu, sudah semestinya seluruh
elemen masyarakat bahu-membahu memberantas terorisme ini dengan cara
yang benar, sesuai dengan bimbingan Islam.

Di antara salah satu upayanya adalah memberikan penjelasan yang benar


tentang ajaran agama Islam, jauh dari pemahaman yang melampaui batas
dan juga tidak menggampang-gampangkan sehingga lebih dekat kepada
pemahaman liberalisme dalam agama. Akan tetapi tepat dan benar, sesuai
yang dipahami para sahabat di antaranya adalah sahabat ‘Utsman bin ‘Affan
dan ‘Ali bin Abu Thalib Radhiyallah ‘anhu (yang menjadi korban paham
Khawarij yang menyimpang dari pemahaman para sahabat). Karena para
sahabat adalah orang yang paling memahami ajaran agama ini setelah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Lebih khusus pemahaman tentang jihad, dengan pemahaman yang tidak


ekstrem sebagaimana kelompok Khawarij dan tidak pula menyepelekan
sebagaimana kelompok Liberal. Namun dengan pemahaman yang mengacu
kepada jihad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya
serta bimbingan para ulama yang mengikuti jejak mereka.

Demikian pula tentang kewajiban rakyat terhadap pemerintah, baik ketika


pemerintah itu adil atau ketika tidak adil. Tetap taat kepadanya dalam
perkara yang baik dan bersabar atas kekejamannya.

21
Juga bagaimana tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam
menasihati penguasa ketika penguasa itu salah, zalim, dan tidak adil, yaitu
menyampaikan nasihat dengan cara yang tepat tanpa mengandung unsur
provokasi yang membuat rakyat semakin benci terhadap pemerintahnya.
(lihat majalah Asy Syariah Vol. I/05/1424 H/2004)

Kemudian memahami klasifikasi orang kafir, serta hukum terhadap masing-


masing jenis. Karena, tidak bisa pukul rata (Jawa: gebyah uyah, red.) bahwa
semua jenis orang kafir boleh atau harus dibunuh.

Juga memahami betapa besarnya nilai jiwa seorang muslim di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga tidak bermudah-mudah dalam melakukan
perbuatan yang menjadi sebab melayangnya nyawa seorang muslim.

Memahami pula kapan seseorang dihukumi tetap sebagai muslim dan kapan
dihukumi sebagai orang kafir; dengan pemahaman yang benar, tanpa
berlebihan atau menyepelekan, serta memahami betapa bahayanya
memvonis seorang muslim sebagai orang kafir.

Selanjutnya memahami betapa jeleknya seorang Khawarij sebagaimana


tertera dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Dan terakhir, memahami pula bahwa bom bunuh diri hukumnya haram dan
merupakan dosa besar, walaupun sebagian orang berusaha menamainya
dengan bom syahid untuk melegitimasi operasi tak berperikemanusiaan
tersebut.

Tentunya, rincian masalah ini menuntut pembahasan yang cukup panjang.


Bukan pada lembaran-lembaran yang ringkas ini. Namun apa yang disebutkan
cukup menjadi isyarat kepada yang lebih rinci.

22
Penutup

Kami ingatkan semua pihak, bahwa munculnya aksi teroris Khawarij ini
merupakan ujian bagi banyak pihak. Di antaranya:

Pihak pertama, orang-orang yang berkeinginan untuk menjadi baik dan


mulai menapaki jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka
menyadari pentingnya berpegang teguh dengan ajaran-ajaran beliau
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mulia nan indah. Mereka menyadari betapa
bahayanya arus globalisasi yang tak terkendali terhadap ajaran Islam yang
benar. Mereka berusaha mengamalkan ajaran Islam pada diri dan keluarga
mereka untuk melindungi diri mereka sehingga tidak terkontaminasi oleh
berbagai kerusakan moral bahkan aqidah, sekaligus melindungi diri dan
keluarga mereka dari api neraka di hari akhirat, dalam rangka mengamalkan
firman Allah l:

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.“ (At-Tahrim: 6)

Pihak ini menjadi korban aksi teroris. Karena para teroris dengan aksi mereka,
telah mencoreng Islam di mata masyarakat yang luas, sehingga pihak ini
menuai getah dari aksi para teroris tersebut. Pihak ini akhirnya dicurigai oleh
masyarakat sebagai bagian dari jaringan teroris hanya karena sebagian
kemiripan pada penampilan luar, padahal aqidah dan keyakinan mereka
sangat jauh dan bertentangan. Sehingga celaan, cercaan, sikap dingin,
diskriminasi bahkan terkadang intimidasi (ancaman) dari masyarakat kepada
mereka pun tak terelakkan. Maka kami nasihatkan kepada pihak ini untuk
bersabar dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala

23
kesulitan yang mereka dapatkan. Janganlah melemah, tetaplah istiqamah.
Jadikan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai tujuan. Ingatlah pesan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :

“Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah‘ lalu istiqamahlah.“ (Shahih, HR.


Muslim dari sahabat Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallah ‘anhu)

Pihak kedua, adalah orang awam pada umumnya. Tak sedikit dari mereka
ber-su‘uzhan (buruk sangka) kepada pihak pertama karena adanya aksi-aksi
teror tersebut. Mereka memukul rata tanpa membedakan. Bahkan lebih
parah dari itu, aksi teror tersebut memunculkan fobi terhadap Islam pada
sebagian mereka, kecurigaan kepada setiap orang yang mulai aktif dalam
kegiatan-kegiatan keislaman. Bahkan mungkin sebagian orang curiga
terhadap Islam itu sendiri. Ya Allah, hanya kepada Engkaulah kami mengadu.
Betapa bahayanya kalau kecurigaan itu sudah sampai pada agama Islam itu
sendiri, sementara Islam berlepas diri dari kejahatan ini. Tak pelak, tentu hal
ini akan menumbuhkan rasa takut dan khawatir untuk mendalami ajaran
Islam dan untuk lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
berbagai amalan ibadah.

Nasihat kami kepada pihak ini, janganlah salah dalam menyikapi masalah ini,
sehingga menghalanginya untuk lebih mendalami Islam dan lebih mendekat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pelajarilah Islam dengan benar, ikuti jejak
para As-Salafush Shalih, para sahabat, serta menjauhi pemahaman ekstrem
Khawarij dan menjauhi paham liberalisme serta inklusivisme yang bermuara
pada kebebasan yang luas dalam memahami ajaran agama. Dengan cara ini,
insya Allah mereka akan dapat menilai mana yang benar dan mana yang
salah. Jalan pun menjadi terang baginya sehingga dia tidak akan salah dalam
menentukan sikap dan tidak terbawa oleh arus.

Pihak ketiga, anak-anak muda yang punya antusias terhadap agama. Aksi
teroris, penangkapan para teroris, dan berbagai berita yang bergulir dan tak
terkendali, juga merupakan ujian buat mereka. Berbagai macam sikap tentu
muncul darinya, antara pro dan kontra. Kami nasihatkan kepada mereka agar

24
bisa bersikap adil dalam menilai. Jangan berlebihan dalam bersikap. Jangan
menilai sesuatu kecuali berdasarkan ilmu, baik ilmu agama yang benar yang
menjadi barometer dalam menilai segala sesuatu, maupun ilmu (baca:
pengetahuan) terhadap hakikat segala yang terjadi. Lalu terapkanlah
barometer tersebut pada hakikat realita yang terjadi. Jangan terbawa emosi
karena larut dalam perasaan yang dalam.

Sebagaimana kami nasihatkan kepada anak-anak muda yang bersemangat


dalam menjunjung nilai-nilai Islam, agar mereka tidak salah memilih jalan
mereka. Ada 73 jalan yang berlabel Islam di hadapan anda. Masing-masing
jalan akan mempersunting anda untuk menjadi anggota keluarganya. Bila
tidak berhati-hati, anda akan menjadi anggota keluarga penghuni neraka.
Karenanya, ikutilah petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam
menentukan jalan di tengah-tengah perselisihan yang banyak. Ikuti Sunnah
Nabi dan para Khulafa’ur-rasyidin. Jauhilah bid’ah. Ingatlah hadits Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang lalu di awal pembahasan ini.

Demikian apa yang bisa kami sumbangkan kepada Islam dan muslimin serta
umat secara umum terkait masalah ini. Kami memohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima
amal kami. Ampunan-Nya senantiasa kami mohon, sampai kami berjumpa
dengan-Nya pada hari yang harta dan anak sudah tidak lagi bermanfaat
padanya, kecuali mereka yang datang kepada-Nya dengan qalbu yang bersih.

Amin…

25

Anda mungkin juga menyukai