Anda di halaman 1dari 5

Tugas mandiri…!

METODOLOGI PENELITIAN 1
NAMA : SINTA E.J. KAUNANG
NIM : 07 301 200
SEMESTER : V

Perolehan data dapat diklasifikasikan menurut jenisnya berdasarkan kriteria berikut:


• Data kualitatif : data yang sifatnya hanya menggolongkan saja. Termasuk
dalam klasifikasi ini adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal.
contohnya : jenis pekerjaan seseorang (supir, guru, bisnisman, dll),
motovasi karyawan (bagus, jelek, sedang) dan jabatan di perusahaan (supervisor,
manager pemasaran, dll)
• Data kuantitatif : data berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi ini
adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
Contohnya : keuntungan perusahaan Golden pada tahun 1997 (Rp. 5
Milyar), kenaikan penjualan perusahaan GM (35%), dan sebagainya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan diadakannya suatu observasi adalah
memperoleh keterangan tentang bagaimana kondisi suatu obyek pada berbagai keadaan
yang ingin diperhatikan.
Diantara beracam-macam pengukuran untuk respon-respon yang diamati terhadap
obyek-obyek, yang sering dipergunakan ialah ukuran-ukuran cacah, peringkat, panjang,
volume, waktu, bobot, maupun pengukuran fisikan kimia. Sesuai dengan kemampuan
kita dalam menilai atau mengukur suatu ciri obyek amatan, dalam statistika dibedakan
empat macam skala pengukuran yang mungkin dihasilkan yaitu:
1. skala nominal
2. skala ordinal
3. skala interval atau selang
4. skala rasio atau Nisbah

1
(1) Skala Nominal

Nominal berasal dari kata ‘name’. skala nominal merupakan pengukuran yang
paling sederhana. Skala ini mengklasifikasikan (menggolongkan) obyek-obyek atau
kejadian-kejadian ke dalam berbagai kelompok (kategori) untuk menunjukkan kesamaan
atau perbedaan ciri-ciri obyek. Kategori-kategori (kelompok) didefinisikan sebelumnya
dan dilambangkan dengan kata-kata, huruf simbol, atau angka. Dengan skala nominal,
hasil pengukuran bisa dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi, mana
yang lebih rendah, yang utama dan yang dikesampingkan. Hal ini karena fungsi angka,
simbol, maupun huruf diberikan hanya sebqgai lambang yang menunjukkan dalam
kelompok mana suatu hasil pengamatan harus dimasukkan.
Dengan skala pengukuran nominal, seetiap observasi harus dimasukkan pada satu
kategori saja, tidak boleh lebih (tidak tumpang tindih). Kategori atau kelompok harus
dibuat lengkap sehingga dapat menampung semua kemungkinan yang relevan bagi
obyek-obyek atau kejadian-kejadian yang mungkin.

Contoh :
o Variabel jenis kelamin (pria dan wanita). Dalam hal ini wanita tidak lebih renah
dari pada laki-laki diberikan nilai 1 dan wanita 0, pemberian nilai ini harus
diartikan sebagai pemberian label saja, tidak untuk operasi matematika (untuk
keperluan khusus terkadang pemberian angka tersebut dibalik, laki-laki 0 dan
wanita 1).
o Sekumpulan bunga dikasifikasikan menjadi bunga merah, putih, atau kuning.

(2) Skala ordinal

Dengan menggunakan skala ordinal, obyek-obyek juga dapat digolongkan dalam


kategori tertentu. Angka atau huruf disini mengandung tingkatan, sehingga dari
kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari
atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu.

2
Bilangan yang diberikan kepada obyek-obyek atau kejadian-kejadian hanya
meyatakan tempatnya dalam satu susunan. Tidak menyatakan apa-apa mengenai jarak
dari satu datum berikutnya sehubungan dengan karakteristik yang ada padanya. Dengan
demikian, jarak atau beda nilai tidak diukur. Ukuran pada skala ordinal tidak memberikan
nilai absolut pada obyek, tetapi hanya urutan (ranking) relatif saja. Jarak antara golongan
satu dan golongan dua tidak perlu sama denga jarak antara golongan dua dan tiga dan
seterusnya. Dalam skal ordinal, peringkat yang ada tidak mempunyai satuan ukur.
Dapat dilihat bahwa tingkat skala pengukuran ordinal lebih tinggi dari pada skal
nominal. Karena, selain dapat ditentukan obyeknya sama atau tidak, juga dapat
ditentukan yang lebih besar atau lebih kecil (secara umum mana yang lebih dan mana
yang kurang).

Contoh :
o Bila kita mengatakan kursi ini lebih bagus dari yang itu, dsini kita jumpai kondisi
pemeringkatan tetapi seberapa jauh perbedaan kebagusan juga tiadk bisa diukur
dengan pasti.
o Kita diberi informasi bahwa si A paling cerdas, si B menengah, dan si C paling
Bodoh. Disini ada peringkat kecerdasan tetapi selisih kecerdasan dari ketiganya
tidajk terlihat pasti.
o Contoh-contoh aplikasi dalam bidang ekonomi antara lain tingkat preferensi,
jabatan managemen, jenjang karier, kelas sosial, dll.

(3) Skala Interval

Skala interval memberikan ciri angkla kepada kelompok obyek yang mempunyai
skala nominal da ordinal, ditambah dengan jarak yan g sama pada urutan obyeknya. Data
skala interval diberikan apabila kategori yang digunakan bisa dibedakan, diurutkan,
mempunyai jarak tertentu, tetapi tidak bisa dibandingkan. Data skala interval diperoleh
sebagai hasil pengukuran dan biasanya mempunyai satuan pengukuran. Nilai-nilai obyek
dapat diperingkatkan dan diukur jarak antaranya dengan kecermatan tertentu. Untuk itu
disepakati dua titik penyajian sehingga satuan ukurannya dapat dimengerti.

3
Ciri penting dari skala interval adalah datanya bisa ditambahkan, diurangi,
digandakan, dan dibgai tanpa mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Karakteristik
penting lainnya, skala pengukuran ini tidak mempunyai nol mutlak sehingga tidak dapat
diinterpretasikan secara penuh besarnya skor rasio tertentu. Pada skala pengukuran
interval, rasio antara dua interval sebarang tidak tergantung pada nilai Celcius.
Contoh :
o Dalam penilaian kinerja karyawan (dengan skala 0-100), bila mayam mendapat
penilaian kinerja 80 dan Tuti mendapat nilai 40, walaupun nilai Mayam mendapat
penilaian dua kali nilai Tuti tidak berarti kemampuan Mayam mdua kalinya Tuti.
Hal ini terjadi karena skala penilaian 0-100 dibuat berdasarkan konsensus saja.
Bilamana skala penilaiannya diubah, perbandingan penilaian Mayam dan Tuti
belum tentu dua kali lipat sebagaimana yang diperoleh sebelumnya.

(4) Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat lain, yaitu
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur. Skiala rasio
merupakan pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan,
diurutkan, mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan.
Skala rasio menggunakan titik baku mutlak (titik nol mutlak). Angka pada skala
rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur, sedangkan satuan ukurannya
ditetapkan dengan perjanjian tertentu. Pada skala rasio, jarak dan waktu pengukuran
mempunyai titik nol sejati dan rasio antara dua titik skala tidak tergantung pada unit
pengukuran

Contoh :
o Bila kita ingin membandingkan dua berat benda. Benda A 50 gram dan B 100
gram. Kita tahu berat B dua kali A, karena nilai variabel numerik berat
menggunakan rasio dengan nilai 0 sebagai titik bakunya.
o Contoh-contoh aplikasi skala pengukuran rasio dalam bidang ekonomi adalah
umur, biaya, hasil penjualan, jumlah pelanggan dan lain-lain.

4
KESIMPULAN
Pengukuran nominal mempunyai kejelasan pengukuran yang paling rendah,
meskipun tidak berarti bahwa skala nominal paling jelek dan skala rasio paling baik.
Skala pengukuran yang palign baik adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan. Skala
pengukuran dengan tingkat pengukuran paling tinggi dapat diubah ke tingkat pengukuran
yang lebih rendah, tetapi hal sebaliknya tidak dapat dilakukan. Variabel yang terlanjur
diukur dengan skala nominal tidak dapat ditingkatkan dengan pengukuran skala ordinal,
interval atau rasio. Sedangkan variabel yang telah ditetapkan pada skala ordinal dapat
diubah ke skala nominal. Denga pertimbangan tersebut, sebaiknya diusahakan untuk
melakukan pengukuran variabel dalam skala pengukuran yang setinggi mungkin, supaya
bisa diubah bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai