Anda di halaman 1dari 10

1

1.

JUDUL Analisis perencanaan proses assembly pada prototype mesin pemisah

sampah logam dan non logam.

2.

LATAR BELAKANG Sejak tahun 2008 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Riau mulai menyelenggarakan pendidikan program sarjana (S1). Sebagaimana tertuang dalam kurikulum program sarjana, setiap mahasiswa wajib melaksanakan tugas akhir sebelum menempuh sidang sarjana dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik. Dalam menghasilkan sebuah produk, bahan baku yang masuk akan melalui beberapa tahap produksi yang berbeda-beda, tergantung pada desain dan fungsi daripada produk itu sendiri. Proses yang secara umum akan dilalui sebuah bahan baku sebelum diproduksi menjadi barang jadi diantaranya adalah proses perakitan. Proses perakitan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan efisiensinya yang akan berdampak pada faktor biaya perakitan, kualitas produk, tingkat penjualan hingga kapasitas produksi dari suatu perusahaan. Faktor faktor yang bersifat sensitif tersebut akan mempengaruhi pendapatan dari suatu perusahaan. Efisiensi proses perakitan sebuah produk dalam sebuah perusahaan tergantung pada dua hal yang saling berinteraksi, yaitu antara manusia (operator perakitan) ataupun robot (jika sistem telah terotomasi) dengan produk yang akan dirakit. (Kristyanto & Dewa SP, 1999). Evaluasi terhadap kerja operator tidak dapat diabaikan, agar operator dapat melakukan pekerjaannya secepat dan seteliti mungkin. Namun, efisiensi akan diperoleh lebih maksimal apabila rancangan dari produk itu sendiri juga dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya. Jadi, perancangan sistem perakitan untuk suatu produk tidak dapat terlepas dari rancangan produk itu sendiri, dimana fungsi atau bagian-bagian produk tersebut mempunyai konsep yang jelas keberadaannya. (Janwar, 2006)

Oleh sebab itu, dalam memproduksi suatu produk diperlukan metode perakitan yang jelas dan efisien. Metode yang mampu mereduksi biaya produksi, waktu perakitan dan jumlah komponen, serta didukung juga dengan panduan perakitan yang mudah dimengerti oleh operator. Panduan perakitan ini bisa dalam bentuk tertulis atau gambar bergerak.

3.

RUMUSAN MASALAH Dalam penelitian analisis perencanaan proses assembly ini, masalah yang

ingin dibahas adalah : a. Berapa jumlah komponen yang dimiliki produk? b. Bagaimana bentuk dan ukuran dari masing masing komponen yang dimiliki produk? c. Bagaimana bentuk panduan proses perakitan dari produk? d. Berapa lama waktu yang dibutuhkan merakit sebuah produk? e. Berapa nilai efisiensi perakitan yang dimiliki produk?

4.

TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Mendapatkan jumlah komponen minimal dari prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. b. Mendapatkan bentuk dan ukuran komponen yang mempermudah proses perakitan dari prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. c. Membuat panduan proses perakitan dari prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam barupa tertulis dan gambar bergerak. d. Mendapatkan waktu total dari proses perakitan komponen prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. e. Mendapatkan nilai efisiensi perakitan dari prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam.

5.

BATASAN MASALAH Penelitian ini hanya membahas proses manual assembly pada prototype

mesin pemisah sampah logam dan non logam. Seperti jumlah komponen, bentuk dan ukuran komponen, waktu perakitan komponen, nilai efisiensi perakitan dan panduan proses perakitan komponen yang berupa gambar diam dan gambar bergerak.

6.

METODOLOGI Pada gambar 6.1 dapat dilihat diagram alir penelitian yang akan dilakukan.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

Mulai

Study Literature

Perencanaan Desain Bentuk Komponen yang baik kemampuan penanganannya Minimalisasi jumlah komponen

Tercapai Ya A

Tidak

Pembuatan komponen & panduan perakitan

Pengujian Perakitan komponen

Pembahasan

Selesai
Gambar 6.1 Flowchart penelitian

Beberapa urain tentang pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : a. Meminimalisasi jumlah komponen Semakin banyak jumlah komponen dari suatu produk maka waktu perakitan akan semakin lama. Sehingga diperlukan pada saat perencanaan desain untuk membatasi jumlah komponen yang fungsinya tidak efisien dengan tujuan mempersingkat waktu perakitan. Meminimalisasi jumlah komponen ini didasarkan atas pengurangan fungsi komponen yang dirasa tidak efisien. (Janwar, 2006)

b. Bentuk dan ukuran komponen yang baik kemampuan penanganannya. Bentuk komponen yang tidak simetris akan mempersulit operator untuk menangani komponen tersebut, misalnya dengan alasan sulitnya untuk mengenali bagian komponen yang pantas untuk dipertemukan satu sama lain. Apabila setiap sisi permukaan komponen memiliki perbedaan, maka operator perlu waktu lebih untuk menemukan sisi permukaan yang tepat. Hal ini akan mengurangi

kemampuan penanganan dari sebuah komponen. Dengan mengusahakan membuat bentuk komponen yang simetris, maka diharapkan komponen akan menjadi lebih mudah untuk dirakit. Apabila kemampuan penanganan meningkat, diharapkan waktu perakitan akan semakin cepat. Bererapa faktor yang mempengaruhi waktu penanganan komponen secara manual sebagai berikut (Boothroyd & Dewhurst, 1996) : Pengaruh kesimetrian komponen pada waktu penanganan. Kesimetrian komponen memiliki pengaruh yang signifikan pada hampir semua operasi perakitan. Terdapat dua tipe kesimetrian dari suatu komponen : - Symmetry, yaitu perputaran simetri komponen menurut poros garis tegak lurus terhadap poros penggabungan. - Symmetry, yaitu perputaran simetri komponen menurut poros penggabungan. Gambar 6.2 memperlihatkan contoh dan . Hubungan antara kesimetrian komponen dengan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi ditunjukkan dengan parameter total sudut simetri, dimana parameter tersebut didapatkan dengan menjumlahkan dan (Total sudut simetri = + ).

Gambar 6.2 Kesimetrian dan dari berbagai bentuk komponen

Pengaruh ketebalan dan ukuran komponen pada waktu penanganan. Jika komponen tersebut adalah komponen yang silindris, atau memiliki cross section segibanyak dengan lima atau lebih sisi, dan diameternya lebih kecil dari pada panjangnya, maka ketebalan (thickness) didefinisikan sebagai jari-jari dari silinder dan Ukuran (size) didefinisikan sebagai ukuran terpanjang dari silinder.

Gambar 6.3 Pengaruh ketebalan pada waktu penanganan

Gambar 6.4 Pengaruh ukuran pada waktu penanganan

c. Panduan proses perakitan Proses perakitan akan terasa lebih mudah apabila dilengkapi dengan panduan perakitan. Waktu yang dibutuhkan operator dalam merakit juga akan

lebih sedikit. Ini juga akan meningkatkan nilai efisiensi perakitan. Panduan perakitan ini berupa tertulis dan gambar bergerak. Pada masalah ini peneliti akan membuat panduan perakitan tersebut menggunakan bantuan software yang dapat menampilkan alur proses perakitan. Dengan harapan dapat mempermudah operator dalam memahami alur proses perakitan.

d. Waktu perakitan komponen Waktu perakitan meliputi waktu penanganan dan penggabungan dari komponen. Semakin lama waktu penangan dan penggabungan, maka waktu perakitan akan semakin lama. Apabila langkah diatas telah tercapai, maka waktu perakitan diharapkan akan semakin cepat dan nilai efisiensi perakitan semakin tinggi. Nilai waktu perakitan akan didapat pada saat perakitan komponen prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. Perhitungan waktu

perakitan ini menggunakan alat penghitung waktu. Waktu yang didapat dimasukkan kedalam tabel perhitungan waktu assembly. Sehingga didapat waktu total dari perakitan.

Tabel 6.1 perhitungan waktu assembly


Part No. of items (RP) Tool require time TA) Handling Code Handling Time (TH) Insertion Code Insertion Time (TI) Total Time (TA+RP)* (TH+TI) Minimum part count

Total Waktu total perakitan diperoleh menggunakan persamaan sebagai berikut (Dekker M, 2002) : (6.1)

e. Nilai efisiensi perakitan Apabila sebuah produk memiliki nilai efisiensi perakitan yang rendah, maka produk tersebut cenderung akan memiliki biaya perakitan yang tinggi pula. Selain itu ada kemungkinan dapat mengurangi nilai jual produk tersebut, terutama apabila suatu saat konsumen juga akan terlibat dalam proses perakitan. Apabila nilai efisiensi perakitan meningkat, diharapkan biaya perakitan akan berkurang. (Janwar, 2006). variabel yang mempengaruhi nilai efisiensi perakitan tersebut adalah waktu perakitan, jumlah komponen minimum teoritis dan waktu perakitan dasar tiap komponen. Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi perakitan sebagai berikut (Dekker M, 2002) :

(6.2) Keterangan : Ema Nmin ta tma = Efisiensi perakitan = Jumlah minimum part = Waktu perakitan dasar tiap part = Waktu total perakitan

7.

JADWAL KEGIATAN

Tabel 7.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir


Bulan (2013-2014) No Uraian Kegiatan Persiapan Penelitian/ Study Literature Pengajuan Proposal Tugas Akhir Perencanaan desain alat Lokasi 8 1 2 3 UR UR UR 9 10 11 12 1

Bulan (2013-2014) No Uraian Kegiatan Lokasi 8 4 Pembuatan alat dan panduan assembly Pengujian Assembly dan mengolah data Penyusunan Laporan, Seminar dan Sidang Tugas Akhir Lab T.Mesin UR Lab T.Mesin UR UR 9 10 11 12 1

8.

BIAYA Tabel 8.1 Estimasi biaya prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam NO Nama Bagian Bantalan Besi pelat 5mm Amplas Kasar Baut,Mur dan Ring Elektroda Las Cat kaleng Tiner Amplas halus Mata grinda Magnet Induksi Belt treadmill Motor 1/4 HP Jumlah 4 buah 1 (lembar) 2 (lembar) 10 (unit) 1 (kotak) 1 (kaleng) 1 (kaleng) 2 (lembar) 1 (buah) 1 (unit) 1 (unit) 1 (unit) Harga @ Rp 50.000,00 Rp 200.000,00 Rp 5.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Harga Beli 200.000,00 200.000,00 10.000,00 20.000,00 100.000,00 90.000,00 60.000,00 10.000,00 50.000,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rp 20.000,00 Rp 100.000,00 Rp 90.000,00 Rp 60.000,00 Rp 5.000,00

Rp 50.000,00 Rp 800.000,00 Rp 800.000,00 Rp 400.000,00

Rp. 800.000,00 Rp. 800.000,00 RP 400.000,00

Jumlah

Rp 2.740.000,00

10

9.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djunaid, 2009. Design for Manufacture and Assembly (DFMA). http://iegmu.blogspot.com/2009/05/design-for-manufacture-and-assembly.html (diakses pada 6 September 2013) Boothroyd, G and Dewhurst, P. 1996. Design for Assembly. Boothroyd Dewhurst Inc.,Wakefield. Dekker M, 2002. Manufacturing Engineering And Materials Processing. Marcel Dekker Inc. New York. Sutanto, J. 2006. Usulan desain meja computer LEX-941 untuk efisiensi proses perakitan di PT. Surya Cipta Pelangi. Skripsi Sarjana. Program Studi Sarjana teknik Industri Universitas Bina Nusantara Jakarta. Zainuhri, Ach Muhib. 2006. Mesin pemindah Bahan (material handling equipment). CV Andi Offset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai