Anda di halaman 1dari 7

BAB II PEMBAHASAN Diagnosa kerja pasien (Tn.

T) adalah asma akut sedang pada asma persisten sedang Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1. Penegakan diagnosis Asma Akut Sedang Pada Asma Persisten Sedan Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Asma merupakan suatu sindrom klinik yang ditandai oleh peningkatan kepekaan trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan (hiperreaktivitas) dan menimbulkan inflamasi serta penyempitan saluran nafas yang luas dan bersifat reversibel secara spontan atau oleh karena pengobatan. Sesak nafas yang terjadi pada pasien asma biasanya akibat adanya hiperresponsif jalan nafas yang ditandai dengan hipersekresi mukus. Hiperresponsif jalan napas ini menyebabkan gejala episodik berulang seperti mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk batuk terutama malam dan atau dini hari. !pisodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Diagnosis asma ditegakkan berdasarkan anamnesis, manifestasi klinis, ri"ayat penyakit sekarang, ri"ayat penyakit dahulu, ri"ayat penyakit keluarga, ri"ayat alergi, serta identifikasi faktor faktor pencetus. Diagnosis asma didasari oleh gejala bersifat episodik yang seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan, yaitu berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, serta variabilitas yang berkaitan dengan cuaca. Selain itu, ri"ayat alergi atau atopik pada pasien ataupun keluarga pasien dan penyakit lain yang memberatkan perlu dipertimbangkan dalam ri"ayat penyakit. Dasar diagnosis asma pada kasus ini adalah ditemukannya keluhan sesak napas disertai napas bunyi #ngik ngik$ sejak tanggal % &anuari '()*. Sesak napas terjadi mendadak setelah pasien mengonsums ikan gurameh dan terjadi pada malam hari, berlangsung kumat kumatan atau episodik.

+asien )' bulan yang lalu pernah datang ke +oli +aru ,S-S karena sesak dengan diagnosis asma. +asien kerap merasa sesak bila terkena udara dingin dan maan makanan tertentu seperti ikan dan udang. .api pasien tidak pernah berobat teratur karena tidak merasa penyakit yang dideritanya berat. +asien lebih memilih membeli obat sendiri yaitu metyl prednisolon tablet, fartolin sirup, dan ventolin inhalasi. /bat tersebut dikonsumsi jika pasien sesak saja. ,i"ayat paparan terhadap pencetus pada pasien cukup banyak. 0aktor pencetus yang diidentifikasi diantaranya adalah debu di rumah, asap rokok, udang, ikan, dan udara dingin. +enderita asma akan terjadi bronkokontriksi, hipersekresi mukus, dan vasodilatasi. 1etiga hal ini berkaitan dengan munculnya beberapa gejala, salah satunya sesak napas. 2ronkontriksi dapat diketahui dengan ditemukannya wheezing pada auskultasi. +ada pemeriksaan fisik ditemukan ekspirasi yang memanjang, pada auskultasi terdengar wheezing dan ronki basah kasar. Adanya penggunaan otot otot bantu napas di suprasternal juga mendukung diagnosis adanya asma bronkial. +emeriksaan fisik sistem tubuh lainnya normal. +emeriksaan laboraturium terdapat leukosit yang meningkat dan netrofil segmen meningkat menunjukkan pasien sedang mengalami infeksi akut. Selain asma bronkial, pasien didiagnosis dengan 3A+, hal ini dibuktikan dengan adanya ri"ayat batuk yang berdahak, disertai adanya ronki basah kasar pada pemeriksaan fisik dan adanya tanda infeksi akut yang ditandai dengan mningkatnya leukosit dan neutrofil segmen. +asien .n. . didiagnosis serangan asma akut sedang pada asma persisten sedang. 4ejala dan tanda yang menunjukkan serangan asma akut sedang pada pasien ini adalah pasien tampak dalam posisi duduk, sesak napas hingga sulit berbicara, napas '567menit, nadi 55 87menit, terlihat adanya keterlibatan otot bantu napas, dan didapatkan wheezing pada auskultasi paru. 1eterangan tentang klasifikasi berat serangan asma akut dapat dilihat pada tabel 99.). Tabel II. 1 Klasi ikasi berat serangan asma akut
!e"ala dan Berat Serangan Akut Keadaan

Tanda Sesak napas +osisi 3ara berbicara 1esadaran 0rekuensi napas <adi +ulsus paradoksus /tot bantu napas dan retraksi suprasternal -engi A+! +a/' +a3/' Sa/'

#ingan 2erjalan Dapat tidur terlentang Satu kalimat -ungkin gelisah :'(7 menit : )(( )( mmHg

Sedang 2erbicara Duduk 2eberapa kata 4elisah '( %(7 menit )(( =)'( >7 )( = '( mmHg > Akhir ekspirasi A( = 5(@ 5( A( mmHg : *? mmHg B) = B?@

Berat 9stirahat Duduk membungkuk 1ata demi kata 4elisah ; %(7menit ; )'( > ; '? mmHg > 9nspirasi dan ekspirasi : A(@ : A( mmHg ; *? mmHg : B(@

Mengan$am "i%a

-engantuk, gelisah, kesadaran menurun 2radikardia 1elelahan otot .orakoabdominal paradoksal Silent 3hest

Akhir ekspirasi paksa ; 5(@ ; 5( mHg : *? mmHg ; B?@

Sementara itu, klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis pada pasien ini adalah asma persisten sedang. Adapun klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 99.'.
Tabel II.& Klasi ikasi dera"at berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum 'engobatan) (era"at !e"ala !e"ala )aal 'aru Asma Malam I. Intermiten Bulanan APE *+, 4ejala : )67minggu ' kali C!+) 5(@ nilai prediksi sebulan .anpa gejala di luar A+! 5(@ nilai terbaik serangan Cariabiliti A+! : '(@ Serangan singkat II. Persisten #ingan Mingguan 4ejala ; )67minggu, tetapi : )67 hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur ; ' kali sebulan APE - *+, C!+) 5(@ nilai prediksi A+! 5(@ nilai terbaik Cariabiliti A+! '( %(@

III. Persisten Sedang

Harian 4ejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidur -embutuhkan bronkodilator setiap hari ; )6 7 seminggu

APE .+ / *+, C!+) A( 5(@ nilai prediksi A+! A( 5(@ nilai terbaik Cariabiliti A+! ; %(@

I0. Persisten Berat

Kontin1u 4ejala terus menerus Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas Sering

APE .+, C!+) A(@ nilai prediksi A+! A(@ nilai terbaik Cariabiliti A+! ; %(@

2erdasarkan klasifikasi di atas, maka pasien pada kasus ini termasuk mengalami asma persisten sedang karena sesak berlangsung sepanjang hari terus menerus dan sangat mengganggu. Sesak sering kambuh dimalam hari sehingga menyebabkan pasien sulit tidur, dan sesak berkurang pada posisi duduk. Sesak membaik dengan penggunaan bronkodilator. .erapi yang diberikan pada pasien untuk mengurangi gejala adalahD ). /' % * liter7menit .ujuan diberikan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat sehingga metabolisme intra selular berjalan lancar untuk memproduksi fosfat bernergi tinggi sebagai motor. +emberian oksigen untuk pasien dengan gangguan sirkulasi atau nafas akut sesuai dengan ketentuan bah"a pasien mengalami gangguan nafas akut ringan sehingga diberikan % liter7menit melalui kanul binasal atau nasal kateter. '. 9C0D d?@ > aminofilin drip )7'* jam Aminofilin berfungsi sebagai bronkodilator, memiliki ' mekanisme aksi utama di paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan menekan stimulan yang terdapat pada jalan nafas . !fek bronkodilasi disebabkan oleh adanya penghambatan ' isoenEim yaitu phosphodiesterase (+D! 999) dan +D! 9C. Sedangkan efek selain bronkodilasi berhubungan dengan aktivitas molekular

yang lain. .eofilin juga dapat meningkatkan kontraksi otot diafragma dengan cara peningkatan uptake 3a melalui Adenosin mediated 3hanel. Dosis (,% = (,B mg7kg 227jam. Sediaan ) ampul )( ml mengandung '*( mg aminofilin. %. <ebuliEer Centolin70li6otide %67hari Centolin mengandung komposisi salbutamol sulfat diindikasikan pada bronkospasme kronis yang tidak memberikan respon terhadap terapi konvensional atau diberikan pada bronkospasme akut. Centolin merupakan F' agonis selektif menyediakan short-acting (* A jam) bronkodilasi dengan onset cepat (dalam ? menit) pada obstruksi saluran napas reversibel. 0li6otide mengandung flutikason propianat berfungsi sebagai anti inflamasi di paru paru. -eedakan gejala dan eksaserbasi asma pada pasien yang sebelumnya diobati dengan bronkodilator sendiri atau dengan terapi profilaksis lainnya. *. 9nj. 3eftaEidime ' 8 ) gr iv 3eftaEidime adalah kelompok obat yang disebut cephalosporin antibiotics. 3eftaEidime bekerja dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh. 3eftaEidime digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nya"a.. Dosis ) ' gr i.v atau i.m. lakukan setiap 5 jam Dosis maksimal Agram7hari. Sediaan vial ) gram 6 '. ?. 9nj. ,anitidine ' 8 ) ampul iv. ,anitidine adalah antihistamin penghambat reseptor H' (AH'). +erangsangan reseptor H' akan merangsang sekresi asam lambung. Dalam menghambat reseptor H', ranitidine bekerja cepat, spesifik dan reversibel melalui pengurangan volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung. ,anitidine juga meningkatkan penghambatan sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik atau gastrin. Dosis ' 6 ). Sediaan ampul 'ml 6 ?.

A. 9nj. -ethylprednisolon % 8 )'? mg iv. -ethylprednisolone adalah suatu glukokortikoid sintetik dan diabsorpsi secara cepat melalui saluran pencernaan. -ethylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif. 9katan steroid reseptor ini lalu berikatan dengan D<A yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. 2eberapa efek penting yang timbul akibat ini yaitu berkurangnya produksi prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi mast cell, berkurangnya sintesis kolagen dan lain lain. Dosis %(mg71g22. Sediaan vial )'? 6 )Gs H. .erasma syr % 8 ) +er ? ml mengandung .erbutalin Sulfat7 .erbutaline sulfate ),? mg, guaifenesin ?( mg. 9ndikasi untuk asma dan bronkospasme yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan hipersekresi mucus bronkus. Dosis ' % kali sehari diberikan ' % sendok teh.

BAB III KESIMP23AN ). Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan .n.. menderita asma akut sedang pada asma persisten sedang karena pasien tampak dalam posisi duduk, sesak napas hingga sulit berbicara berlangsung sepanjang hari terus menerus dan mengganggu, sering kambuh dimalam hari. -embaik dengan bronkodilator. napas '567menit, nadi 55 87menit, terlihat otot bantu napas, dan didapatkan wheezing pada auskultasi paru, '. +eningkatan leukosit dan neutrofil segmen pada hasil laboratorium menunjukkan adanya tanda infeksi akut. %. .erapi yang diberikan adalah bronkodilator untuk merelaksasikan otot bronkus sehingga terjadi bronkodilatasi. 1ortikosteroid juga diberikan sebagai antiinflamasi, sedangkan antibiotik diberikan sebagai tatalaksana kausatif infeksi saluran pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai