KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
PADA CHOLELITHIASIS/ BATU EMPEDU
Disusun oleh:
ANDRI EKA KURNIA
0502R00251
YOGYAKARTA 2007-2008
CHOLELITHIASIS
A. PENDAHULUAN
Penyakit saluran empedu terutama penyakit batu empedu baru banyak
mendapat perhatiaan dunia kedokteran di Indonesia terutama setelah tahun 70-an,
yaitu setelah sarana diagnostic dengan ultrasonografi mulai ditemukan, sehingga pada
waktu ini dirumah sakit di kota-kota besar diseluruh Indonesia operasi batu empedu
merupakan salah satu operasi abdominal yang makinsering dilakukan. Dengan
semakin dikembangkannya saran pemeriksaan dengan ERCP (erndoscopic retrograde
cholangio pancreatography) maka diagnosis penyakit batu empedu akan lebih akurat
lagi, termasuk ditemukannya kasus batu primer saluran empedu dan batu intrahepatik
yang terkenal banyak diasia tenggara.
Jumlah penduduk di Indonesia yang menderita penyakit batu empedu belum
diketahui dengan pasti. Hal inimungkin karena dianggap penyakit ini tidak penting
bagi orang indobnesia dan tanpa pemeriksaan dengan ultrasonografi sulit didiagnosis
Penyakit kandung empedu ini sering didiagnosis gastritis dan penyakit batu saluran
empedu saluran empedu yang menimbulkan ikterus obstruksi atau kolangitis
berulang-ulang sering didignosis sebagai penyakit hepatitis yang memang banyak di
Indonesia.
B. DEFINISI
C. ETIOLOGI
Infeksi Escherichia coli meningkat aktivitas glukorunidase dalam empedu
Stasis, jika kontraksi kantung empedu menurun berkurang maka terbentuk
kristalin sehingga timbul batu.
Kelainan anatomi
Perubahan komposisi empedu (kolesterol-lesitin-asam empedu) yang
dipengaruhi oleh factor pendukung DM, kehamilan, diet, genetic, penyakit
hematologist, penyakit crohn.
D. KLASIFIKASI
ETIOLOGI
MANIFESTASI
KLINIS
STRUKTUR
TERLIBAT
KANDUNG EMPEDU
A. Adanya batu
karena iritasi dan
kontraksi
B. Obstuksi pada
Kolik bilier
Mukokel
STRUKTUR
TERLIBAT
CBD
(DUKTUS
BILIARIS
KOMUNIS)
Kolik
bilier( duktal)
Ikterus
LAIN
NYA
--
struktur( sederhana)
--
-pankre
atitis
G. PATWAYS
BATU
Obstruksi duktus sistikus
Kontraksi meningkat
kontriksi rongga diafragma
inspirasi terganggu
Nyeri abdomen
stimulasi CTZ
NYERI
NAUSEA
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kadar ureum dan elektrolit
Ultrasonografi
Foto polos abdomen
Kolesistografi
computed tomografi (CT scan)
I. PENATALAKSANAAN
Kolesistektomi
Litolisis sistemik dengan memberikan terapi asam empedu oral untuk
menurunkan kadar kolestrol empedu contohnya chenodeoxyl cholic acid
dan ursodeoxyl acid
Litolisis local dengan efek melarutkan batu kolesterol contohnya mthyl ter
butyl ether
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) dengan terapi gelombang
kejutan untuk memecah batu empedu
Konservatif: diet rendah lemak, obat-obat anti kolinergik,, anti spasmodik,
analgesic, antibiotik,
J. KOMPLIKASI
Kebocoran cairan empoedu dari duktus sistikus( drainage perkutan)
Ikterus akibat tertahannya batru dalam duktus
K. DAPTAR PUSTAKA
PIERCE A.GRACE &NEIL R.BORLEY, 2007. AT A GLANCE ILMU BEDAH.
JAKARTA: ERLANGGA
CHARLENE J. REEVES, DKK,2001. KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH. JAKARTA:
SALEMBA MEDIKA.
SULAIMAN, ALI, DKK, 1990. GASTROENTEROLOGI HEPATOLOGI. JAKARTA:
INFOMEDIKA
L.A LESMANA, 1999. BUKU AJAR BILMU PENYAKIT DALAM JILID 1 EDISI
KETIGA. JAKARTA: FKUI
MANJOER,ARIF,2001. KAPITASELEKTA KEDOKTERAN JILID I EDISI III,
JAKARTA: FKUI
M.A. HENDERSON, 1992. ILMU BEDAH UNTUK PERAWAT. YOGYAKARTA:
YAYASAN ESSENTIA MEDICA.