Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang Enterobacteriaceae adalah kelompok bakteri gram negatif berbentuk

batang yang habitat alamiahnya berada pada sistem usus manusia dan binatang. Spesies enterobacteriaceae mempunyai banyak jenis salah satu diantaranya adalah Escherichia coli. Escherichia coli, ditemukan oleh Theodor Escherichia Coli 1885. Escherichia coli hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. Bakteri yang banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah Escherichia coli karena bakteri ini adalah flora normal yang terdapat dan hidup pada usus manusia; namun menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. Berbagai komplikasi yang dapat terjadi adalah pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ, meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare (Entjang, 2003). Di negara yang sedang berkembang, insiden penyakit yang disebabkan karena Escherichia coli umumnya cukup tinggi. Infeksi bakteri Escherichia coli tersebut menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk tiap tahun (Zein, 2004). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia, pada 2001 penyakit diare merupakan etiologi terbesar kedua dari penyakit infeksi yang menyebabkan kematian. Jumlah penderita diare di Indonesia pada tahun tersebut adalah 4% dan angka kematiannya mencapai 3,8%. Hasil SKRT tahun

2004 menunjukkan bahwa angka kematian akibat diare adalah 23 per 100.000 penduduk (Qauliyah, 2010). Kesulitan dalam pengobatan infeksi bakteri Escherichia coli disebabkan karena meningkatnya insiden Multi Drugs Resistance (MDR). Sampai saat ini bakteri Escherichia coli telah terbukti resisten terhadap antimikroba seperti carbenisillin, tetrasiklin, streptomisin, amoksisilin, gentamisin, trimethoprim, nitrofurantoin dan cefuroxime (Patoli et al, 2010). Peningkatan laju resistensi bakteri terhadap anti mikroba dapat berakibat pada meningkatnya biaya kesehatan. Hal inilah yang mendasari pengembangan metode pengobatan yang efektif dan efisien dengan biaya murah tanpa melupakan standar pelayanan medis. Pengobatan dengan memanfaatkan bahan-bahan alamiah menjadi salah satu alternatif (William dkk, 1991). Salah satu bahan alamiah yang memiliki potensi sebagai antimikroba adalah pare (Momordica charantia). Tanaman pare (Momordica charantia) berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Tanaman pare adalah tanaman herbal yang dapat hidup selama satu tahun atau lebih, serta tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini berwarna hijau dan mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya pun tidak tergantung pada musim (Jai, 2011). Kandungan kimia buah pare yang berkhasiat dalam pengobatan adalah saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat. Saponin, charantin dan glikosida cucurbitacin memiliki efek menurunkan

kadar gula darah. Flavonoid memiliki fungsi sebagai antimikroba dan triterpenoid memliki fungsi sebagai antifungus atau insektisida serta mempengaruhi sistem saraf (Subahar TS, 2004). Pengobatan alternatif terhadap beberapa penyakit seperti diabetes mellitus dengan mengggunakan tanaman pare (Momordica charantia) telah banyak diteliti dan dibuktikan. Sedangkan penelitian ekstrak pare sebagai antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli belum terbukti. Mengingat tingginya insiden diare oleh karena bakteri Escherichia coli dan meningkatnya resistensi antibiotik terhadap bakteri tersebut maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian efek dari ekstrak pare (Momordica charantia) terhadap bakteri Escherichia coli.

1.2

Rumusan Masalah Apakah ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro? 1.3 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui efektifitas ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) sebagai penghambat pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro. 1.3.2 a. Tujuan Khusus Mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) terhadap bakteri Escherichia coli. b. Mengetahui Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia) terhadap bakteri Escherichia coli.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademik: a. Mengembangkan minat serta kapabilitas peneliti dalam melaksanakan riset b. Merealisasikan visi Universitas Brawijaya dalam menyelesaikan masalah lingkungan hidup secara ilmiah

1.4.2 Manfaat praktis: a. Meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan masyarakat tentang resiko dan akibat dari infeksi bakteri Escherichia coli b. Menghasilkan tenaga kesehatan dan profesional yang kompeten dan dapat bersaing di tingkat internasional

Anda mungkin juga menyukai