Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Ns. ANISAH ARDIANA, M.Kep. Tim Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum Setelah proses pembelajaran, mahasiswa dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan keamanan 2. Tujuan instruksional khusus Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu : a. Menjelaskan pengertian keamanan b. Menjelaskan hal-hal yang mengancam keamanan c. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia untuk mencapai kebutuhan keamanan d. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keamanan e. Menjelaskan proses keperawatan pada pemberian keamanan

Environment Hazards (seen & unseen)

Morbodity & mortality --- awarenees


SAFETY : no INJURY Health care safety Community environment safety client survival

Assesment : illness prevention, health maintenance & health promotion

Sumber-sumber bahaya yang mengancam keamanan


Fire Scalds & burns Falls Poisoning Electric shock Excessive niose Radiation Suffocation / choking Equipment related accidents Procedure-related accidents

FIRE --- constant danger in homes & hospital


Smoking in bed Faulty electrical equipment hospital fires

Hazardous ---- incapasitated & unable to leave without assistance Sufficient heat Combustible material Sufficient oxygen NOT PRESENT ---- nurses

FIRE

no smoking

Luka bakar
Scalds : hot liquid / vapor Burns : excessive exposure --- thermal, chemical, electrical, radioactive agents Hospitals --- klien dengan gangguan sensitivitas kulit terhadap suhu misalnya : heat lamps
Perawat mengkaji --- clients can protect themselves precaution, need to be taken

IMPORTANT

FALLS Terutama lansia & bayi Caused by : Clutter & wet spots on floors Equipment crowded around bed or chairs Furniture / equipment obstructing acces to bed, chairs, bathroom, raiilings in corridors Meja overbed, bedside stands dan bel pasien yang jauh dari jangkauan tangan --- pasien jatuh
Night lights --- walkways Siderails ---- bed

Poisoning --- subtansi yang jika dihirup, diinjeksi, dimakan, diabsorbsi dalam jumlah kecil --- kematian poison center / RS Children : inadequate supervision & improper storage of household toxic subtances Adolescent & adult : insect / snakes bites, drugs used, suicide attempts Elderly :ingestion toxic subtances due to failing eyesight, overdose of prescribed medication due to impaired memory

Pencegahan keracunan
1. Letakkan bahan-bahan toksik (beracun) di luar jangkauan anak-anak atau disimpan di tempat terkunci, seperti obat, pembersih lantai 2. Hindari memindahkan isi bahan-bahan toksik di bekas tempat makanan atau minuman, misalnya botol minum, wadah selai atau susu. 3. Jangan membuang label wadah atau jangan menggunakan kembali wadah kosong untuk subtansi atau zat berbeda. 4. Jauhkan tumbuhan yang beracun dari jangkauan anak-anak dan idnetifikasi adanya tumbuhan beracun di sekitar rumah, misalnya jenis jamur tertentu. 5. Jelaskan pada anak untuk tidak memakan bagian dari tumbuhan yang tidak diketahui apakah beracun atau tidak.

6. Letakkan stiker bertuliskan berbahaya / beracun pada wadah yang berisi bahan yang bersifat bahaya seperti cairan pembersih, pewangi, dll. 7. Jangan minum obat di depan anak-anak karena mereka dapat meniru. 8. Jangan pernah mengatakan bahwa obat adalah permen saat memberikan obat pada anak-anak. 9. Baca dan ikuti aturan penggunaan sebelum pemakaian semua produk atau zat. 10. Selalu sediakan sirup ipekak sesuai anjuran dokter. Sirup ipekak merupakan cairan emetic yang dapat dibeli tanpa resep untuk mengatasi keracunan. 11. Simpan nomor telepon darurat (rumah sakit terdekat) dan beritahukan pada anggota keluarga atau pengasuh jika memerlukan nomor tersebut.

Electrical shock
Penggunaan grounded Steker listrik tiga cabang Equipment with a frayed cord danger Percikan api di dekat gas anastesi atau oksigen konsentrasi tinggi ---- kebakaran Kesetrum menyebabkan luka bakar(superficial or deep), kontraksi otot, henti jantung dan napas Pencegahan : using machines in good repair, wearing shoes with rubber soles, standing on a nonconductive floor

Excessive noise Cause hearing loss (tingkat kebisingan, frekuensi, durasi & kerentanan) Toleransi ----- individual efek psikososial : perasaan tidak nyaman, gangguan tidur dan relaksasi serta gangguan berpikir Efek fisiologis : peningkatan frekuensi jantung dan pernapasan, peningkatan aktivitas otot, mual, dan kehilangan pendengaran Hospital : mengurangi volume telepon & TV ruangan alas kaki mengabsorbsi bunyi

Radiation Terapi kesehatan terkadang membahayakan kesehatan --- bahan radioaktif Over exposure (jaringan sakit dan jaringan sehat) Tindakan diagnostic : radiography dan fluoroscopy Membahayakan klien & tenaga kesehatan Wear a lead apron, gloves, containers for disposal, wash hands well before & after Pastikan klien dan keluarga understand about the treatment & the precautions

Peralatan yang menyebabkan kecelakaan - fungsi tidak baik, rusak, penggunaan salah ----- danger - perawat perlu : Kenali alat yang tidak berfungsi ----- lapor Gunakan alat dengan benar sesuai petunjuk Alat unfamiliar --- informasi penggunaan pemeriksaan keamanan alat secara teratur

Prosedur yang menyebabkan kecelakaan Terapi obat dan cairan, membantu klien turun dari tempat tidur, penggunaan alat eksternal yang tidak tepat, tindakan mengganti balutan yang tidak tepat Protokol / SOP --- cegah kecelakaan Incident must be reported

Pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia untuk mencapai kebutuhan keamanan


1.Oksigen karbon monoksida -- menurunkan jumlah oksigen

mencegah oksihemoglobin, kurangnya sirkulasi oksigen ke seluruh jaringan tubuh hipoksia dan penurunan kesadaran.

2. Nutrisi dipengaruhi oleh lingkungan dan pengetahuan risiko infeksi (kontaminasi makanan oleh bakteri seperti salmonella, shigella) keracunan pada makanan ---- ingesti toksin bakteri yang dihasilkan dalam makanan, seperti bakteri stafilokokus dan klostridium BPOM telah mengatur ketentuan pruduksi makanan yang sehat dan tidak membahayakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan


1.Usia

a. fetus (janin)
Paparan oleh ibu hamil perokok, mengkonsumsi alkohol, obat-obat adiktif, X-rays pada trimester pertama --meningkatkan risiko kecacatan pada janin. b. Bayi Terjatuh, sesak napas di tempat tidur, tersedak susu atau bendabenda kecil, luka bakar akibat air panas, kecelakaan kendaraan bermotor, injuri di atas tempat tidur bayi, kesetrum, keracunan. c. Todler Terjatuh, letusan benda, terluka benda tajam, kecelakaan kendaraan, luka bakar, keracunan, kesetrum dan tenggelam sering dialami toddler.

d. Pre sekolah kecelakaan karena lalu lintas, peralatan bermain dan peralatan lain, tersedak, sumbatan saluran napas atau saluran telinga karena benda asing, tenggelam, luka bakar, bahaya dari hewan atau orang lain e. Usia sekolah LIngkungan anak menjadi lebih luas, Aktivitas yang tinggi pada anak usia sekolah meningkatkan risiko cedera baik oleh diri sendiri atau orang lain. Orang asing merupakan bahaya yang perlu diwaspadai. Kegiatan olahraga atau kegiatan diluar sekolah juga dapat menimbulkan risiko misalnya bersepeda harus menggunakan helm. Anak harus diajarkan tentang peraturan berjalan atau bersepeda di jalan f. Remaja Kecelakaan kendaraan, kecelakaan saat rekreasi, tembakan, penyalahgunaan obat. Bahaya karena perubahan karakteristik fisik seksual serta kekerasan pada remaja.

g. Dewasa Orang dewasa berisiko mengalami injuri jatuh, luka bakar, kecelakaan saat jalan kaki maupun dari kendaraan. Dipengaruhi gaya hidupnya (misalnya alkoholik, perokok) h. Lansia beberapa perubahan fisiologis pada lansia yang meningkatkan risiko kecelakaan Perubahan musculoskeletal : penurunan kekuatan dan fungsi otot, pergerakan sendi terbatas, postur tubuh kifosis, rentang gerakan terbatas Perubahan system saraf : penurunan kemampuan berespon terhadap stimulus dalam jumlah banyak, seluruh reflek menjadi lambat Perubahan sensori : gangguan pendengaran, ambang stimulus terhadap cahaya dan nyeri meningkat, penglihatan menurun System urinaria : nokturia (mengompol pada malam hari), risiko inkontinensia urin.

2. Life-style Unsafe work environment (pabrik obat-obatan kimia, peralatan mesin, pabrik tekstil , dll) menjalankan mesin saat berada dibawah pengaruh obat kimia tempat tinggal yang berada di sekitar area yang tingkat kriminalitasnya tinggi atau lalu lintas yang ramai 3. Tingkat mobilitas Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan dan koordinasi atau keseimbangan yang buruk misalnya injuri tulang belakang, paralysis, hemiplegi,terpasang gips pada kaki, pasien lemah akibat sakit atau post operasi

4. Gangguan sensori persepsi Gangguan pendengaran, perabaan, penciuman, penglihatan, rasa


5. Tingkat kesadaran Kemampuan menerima stimulus lingkungan dan berespon terhadap stimulus. Gangguan kesadaran --- bahaya 6. Kemampuan berkomunikasi Diminished ability to receive and convey informastion --- aphasia, language barrier, unable to read 7. Knowledge of safety precautions Informasi tentang keamanan sangat penting --- di rumah sakit dan di lingkungan baru

Proses keperawatan
Pengkajian data yang menunjukkan factor risiko klien mengalami jatuh : Usia diatas 65 tahun Adanya riwayat jatuh sebelumnya (di rumah ataupun di rumah sakit). Kesulitan berjalan (gangguan keseimbangan /postur) Kesulitan berpindah dari tempat tidur atau kursi Adanya kejang atau pusing Kesulitan meminta bantuan dari orang lain (gangguan komunikasi) Penggunaan alat bantu untuk bergerak (tongkat, kruk, kursi roda, dll) Gangguan penglihatan dan pendengaran Kelemahan tubuh akibat proses penyakit atau proses terapi Perubahan status mental (disorientasi/konfusi, ketidakmampuan mengikuti perintah) Terapi pengobatan tertentu seperti sedative, hipnotik, diuretic, laksatif)

Diagnosa keperawatan
Kategori diagnosa keperawatan yang sesuai untuk klien yang mengalami risiko terhadap injuri fisik adalah risiko tinggi injuri . Empat subkategori pada diagnosa ini menurut NANDA adalah risiko tinggi keracunan, risiko tinggi trauma, risiko tinggi aspirasi dan risiko tinggi sufokasi. diagnosa keperawatan risiko tinggi injuri adalah keadaan dimana seseorang berisiko mengalami injuri yang disebabkan oleh interaksi antara kondisi lingkungan dengan sumber-sumber adaptip individu

Factor risikonya antara lain : deficit fisiologis atau persepsi (gangguan mobilitas fisik, gangguan proses pikir, gangguan fungsi sensori) tahap perkembangan kurang menyadari bahaya lingkungan (perabotan rumah tangga, automobile, suhu, dan bahaya kimia) kurang pengetahuan tentang pencegahan bahaya, penyalahgunaan subtansi seperti alcohol, obat-obatan lingkungan yang tidak familiar.

Diagnosa keperawatan risiko tinggi keracunan adalah keadaan seseorang yang berisiko terpapar atau makan secara tidak sengaja suatu subtansi bahaya yang dapat menyebabkan keracunan.
Faktor risiko internal (individu) : penurunan fungsi penglihatan, kurangnya pengetahuan tentang keamanan dan kurangnya edukasi tentang penggunaan obat, gangguan kognitif atau emosional. Faktor risiko eksternal (lingkungan) diagnosa ini antara lain banyaknya persediaan obat-obatan dirumah, tempat penyimpanan obat yang tidak terkunci atau mudah dijangkau anak-anak atau orang yang bingung, penyimpanan bahan / subtansi yang berbahaya mudah dijangkau anak-anak, cat tembok yang mudah dikelupas oleh anak-anak, makan atau minuman yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya, tidak adanya pelindung ketika kontak dengan bahan-bahan kimia, metal atau bahan kimia lainnya yang berada di area dengan ventilasi yang minim, dll.

diagnosa keperawatan risiko tinggi sufokasi adalah keadaan dimana seseorang berada pada kondisi risiko mengalami sufokasi secara tidak sengaja (sufokasi : tidak adekuatnya oksigen yang di inhalasi / dihirup). Pengertian diagnosa keperawatan risiko tinggi trauma adalah kondisi dimana seseorang berisiko mengalami injuri jaringan (misalnya luka bakar, fraktur).

Perencanaan
2 aspek : menjelaskan pada klien tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar aman. Pendidikan klien dan keluarga merupakan intervensi keperawatan utama untuk menurunkan kecelakaan. individu mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan bahaya dan merubah gaya hidup atau kebiasaan untuk mencegah terjadinya bahaya Untuk memberikan lingkungan yang aman, perawat dan / atau klien perlu melakukan modifikasi lingkungan. Modifikasi tidak hanya merancang ulang lingkungan tetapi juga membatasi lingkungan pada kondisi-kondisi tertentu

Tujuan utama dari perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami risiko tinggi injuri yaitu klien akan mampu : Terbebas atau terhindar dari injuri selama di rumah sakit maupun di rumah Mengidentifikasi sumber bahaya di lingkungan sekitar yang meningkatkan risiko injuri Mengidentifikasi tindakan pencegahan sesuai jenis bahayanya Melaporkan penggunaan tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan untuk mencegah diri sendiri dari injuri Mengubah lingkungan yang berisiko menyebabkan bahaya

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan : klien terbebas atau terhindar dari injuri jatuh selama di rawat di rumah sakit, antara lain

kaji ulang factor risiko injuri yang mungkin ada pada klien. kaji setiap minggu atau sesuai kondisi klien atau sesuai terapi dokumentasikan dan laporkan adanya factor risiko dan kerentanan klien. tempatkan tanda di sisi tempat tidur atau pintu kamar, tanda ini menunjukkan bahwa klien berisiko mengalami injuri. Modifikasi lingkungan untuk memebrikan keamanan misalnya dengan memposisikan tempat tidur pada posisi rendah dan memasang pengalang sisi tempat tidur. Pastikan bel klien dan benda-benda yang dibutuhkan dapat dijangkau dengan tangan klien.

Monitor klien secara teratur pada 3 hari pertama perawatan dan mjnimal setiap dua hari sekali pada saat malam hari. Jelaskan pada klien : 1. Untuk memanfaatkan bel klien jika memerlukan bantuan 2. Bahwa penghalang tempat tidur dipasang untuk melindungi klien agar tidak terjatuh 3. Untuk menggunakan alas kaki dari bahan karet 4. Bahwa rumah sakit akan terasa asing pada malam hari,oleh karena itu sebaiknya klien menggunakan lampu malam 5. Bahwa obat atau terapi tertentu dapat menyebabkan pusing atau kelemahan tubuh sehingga klien harus berhati-hati agar tidak terjatuh.

Implementasi
Dua hal yang perlu dipertimbangkan saat melakukan intervensi keperawatan yaitu pertimbangan tahap perkembangan dan pertimbangan lingkungan Bayi, toddler, dan anak usia pre sekolah sangat bergantung pada orang dewasa untuk melindungi diri mereka dari cedera Anak usia sekolah aktif dengan kegiatan sekolah, keagamaan, dan kemasyarakatan bersama teman bermainnya Risiko keamanan pada remaja melibatkan banyak factor yang ada di luar lingkungan rumah Risiko yang dihadapi oleh orang dewasa umumnya disebabkan oleh factor gaya hidup Intervensi keperawatan pada lansia ditujukan untuk mengurangi risiko jatuh dan injuri yang lain dan untuk mengimbangi perubahan fisiologis akibat proses penuaan.

Tindakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan perawat dalam memberikan lingkungan yang aman antara lain dengan mencuci tangan, tindakan aseptic ataupun teknik steril untuk mencegah infeksi dan mempertahankan kebersihan lingkungan
Beberapa perhatian keamanan yang spesifik juga perlu dilakukan antara lain, kebakaran, jatuh, keracunan, bahaya listrik dan radiasi.

Tindakan proteksi terhadap kebakaran yang dilakukan rumah sakit misalnya : Nomor telepon emergency ditempatkan di semua buku telepon atau dekat telepon Petugas kesehatan harus memahami jenis-jenis lokasi sumber api dan jenis alat pemadam serta mengetahui cara menggunakannya Petugas kesehatan memahami cara evakuasi saat terjadi kebakaran Lorong / jalan masuk ruangan tidak ada perabotan atau peralatan Tanda gunakan tangga darurat jika terjadi kebakaran dipasang di pintu lift Jika kebakaran terjadi di rumah sakit, perawat harus mampu melakukan tindakan penyelamatan. Priorotas yang dapat dilakukan pada saat terjadi kebakaran adalah RACE (rescue, alarm, confine, extinguish).

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh di rumah sakit antara lain : Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik di sekitarnya (misalnya letak kamar mandi, nurse station, bel pemanggil, pintu, jendela, dll) Jelaskan penggunaan system bel pemanggil. Pastikan bel dapat dijangkau tangan klien Kaji kemampuan mobilisasi klien, penggunaan alat bantu jika ada. Kaji factor risiko terhadap jatuh Tempatkan klien yang berisiko jatuh di ruangan berdekatan dengan ruang perawat Pastikan tempat tidur berada pada posisi rendah, penghalang sisi tempat tidur terpasang dan tempat tidur dalam kondisi terkunci Jawab panggilan bel klien dengan tepat Pastikan barang-barang pribadi klien berada dalam jangkauan klien Anjurkan klien menggunakan alas kaki anti slip, keset di kamar mandi juga anti-slip Kurangi kebisingan, pencahayaan cukup terutama area koridor Pastikan kursi roda atau brankar dalam kondisi terkunci saat digunakan klien

Restrein adalah salah satu jenis cara yang digunakan untuk membatasi mobilisasi pasien. Restrein terbagi menjadi dua jenis yaitu restrein fisik dan kimia. Restrein fisik merupakan metode manual atau peralatan mekanik, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan atau berdekatan dengan tubuh pasien sehingga pasien tidak dapat berpindah dengan mudah, membatasi kebebasan untuk bergerak atau menyentuh bagian tubuh tertentu. Restrein kimia merupakan pengobatan yang mengontrol perilaku / tindakan yang mengganggu social misalnya penggunaan sedative, neuroleptik, anxiolitic.

komplikasi akibat imobilisasi pada klien yang terpasang restrein : penekanan kulit, ulkus dekubitus, retensi urin atau inkontinensia dan gangguan fekal. Kematian akibat penggunaan restrein juga pernah dilaporkan khususnya penggunaan restrein jaket. Klien dengan ini restrein ini dapat mengalami asfiksia ketika berusaha membebaskan diri dari restrein. Psikologis klien dapat terpengaruh akibat pemanakain restrein antara lain kurang percaya diri, bingung, menjadi lupa, depresi, takut, marah, merasa sendiri

Beberapa jenis restrein fisik antara lain : belt-restraint (restrein sabuk) memastikan keamanan klien selama berada di brankar atau kursi roda. Mitt-restraint (restrein sarung tangan) mencegah klien yang tidak sadar (bingung) agar tidak menggunakan tangannya menggaruk, melukai diri sendiri ataupun mencabut IV line. limb restraint restrein ini mengimobilisasi tungkai (atas atau bawah) terutama untuk terapi misalnya agar klien tidak mencabut IV line. elbow restraint restrein ini mencegah bayi atau anak kecil memfleksikan tangannya untukmenyentuh atau menggaruk kulit atau untuk meraih area kepala ketika terpasang IV line di kepala mummy restrein adalah kain yang digunakan untuk membungkus bayi atau anak kecil untuk mencegah pergerakan selama dilakukan prosedur seperti pengambilan spesimen darah, kumbah lambung, irigasi mata.

Evaluasi
Perencanaan keperawatan yang telah dibuat dievaluasi dengan cara membandingkan kriteria hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika tujuan telah tercapai maka intervensi keperawatan dianggap efektif dan tepat. Jika tidak tercapai, maka perawat perlu mengkaji apakah ada faktor risiko yang lain yang mengancam keselamatan klien. Perawat bersama klien dan keluarga mengeksplorasi cara-cara lain untuk memberikan keamanan.

TUGAS INDIVIDU 1. kaji atau temukan sumber-sumber bahaya yang ada di sekitar anda yaitu di rumah, kampus dan di komunitas serta sebutkan tindakan pencegahan agar tidak mengancam keamanan dan keselamatan anda dan orang lain 2. sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat selama dilakukan tindakan restrein pada klien (minimal 3) 3. sebutkan tindakan pencegahan agar tidak terjadi bahaya keamanan akibat radiasi, keracunan, dan tersengat listrik. (masingmasing minimal 3)

4. Seorang perempuan berusia 73 tahun dirawat sejak 5 hari yang lalu karena mengalami pneumonia dan malnutrisi. Hari ini kondisi pasien membaik. Dari hasil pengkajian, klien telah mengalami penurunan fungsi tubuh antara lain penurunan penglihatan, pendengaran dan sensori persepsi. Saat ini klien dapat dikatakan dalam perawatan yang minimal, klien sering berjalan-jalan keluar ruangan di pagi hari sebutkan risiko bahaya keselamatan yang mungkin dapat dialami klien tersebut tetapkan diagnosa keperawatan dan rencana perawatan pada klien tersebut.

Referensi
1. Baranoski, Sharon, et al. 2004. Nursing procedures. 4th edition. USA : Lippincott William & Wilkins 2. Ellis, J.R., et al. 1996. Modules for basic nursing skill. 6th Edition. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher 3. Guyton, Arthur C., Hall, John E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC 4. Hidayat, A.A. & Uliyah, M., 2005. Buku saku praktikum : Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC 5. Kozier, et al. 1995. Fundamentals of nursing : concepts, process, and practice. 5th edition. California : Addison-Wesley 6. Sandra M. Nettina. 1996. Manual Of Nursing Practice . 6 Th Edition. Lippinciott Raven Publishers. 7. Potter & Perry. 2005. Buku saku ketrampilan dan prosedur dasar. Edisi 5. Jakarta : EGC 8. Potter & Perry. 2005. Fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC 9. Price, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi : konsep klinis proses-prose penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC 10. Priscilla Lemone. 1996. Medical Surgical Nursing, Critical Thinking In Client Care. California : Addisson Wesley Nursing 11. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Edisi 2. Jakarta : EGC 12. Sims, L.K., et al. 1995. Health assessment in nursing. California : Addison Wesley Publisihing Co.

SEMOGA BERMANFAAT

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai