Anda di halaman 1dari 8

BAHASA INDONESIA BAKU DAN PEMAKAINNYA DENGAN BAIK DAN BENAR D I S U S U N Oleh Domdom novida Ivan silalahi Lina

mardiana Putri sri Vinenda sirait

KIMIA DIK A 2011 FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIMED MEDAN 2014

Bahasa dan fungsinya


Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi,bersifat arbiter,digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama,berkomunikasi dan , identifikasi diri. Fungsi bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi,beberapa fungsi bahasa Indonesia : 1. Alat untuk menjalankan administrasi negara 2. Alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia 3. Media untuk menampung kebudayaan nasional

Pengertian bahasa baku


Bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikiasi,diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas(garvin dalam barus). Bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk seluruh penutur bahasa itu(tata bahasa rujukan bahasa indonesia dalam barus)Berdasarkan pengertian di atas bahasa baku adalah bahasa yang telah dikofikasi atau ditetapkan,diterima atau difungsikan sebagai moderl oleh masyarakat secara luas. Ciri ciri bahasa baku : a. Komunikasi resmi b. Wacana teknis c. Pembicaraan di depan umum d. Pembicaraan dengan ortang yang dihormati

Bahasa non baku


Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari nonstandard language. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah ragam subbaku, bahasa nonstandar, ragam takbaku, bahasa tidak baku, ragam nonstandar. Richards, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa.

Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi.Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.

Tumbuhnya bahasa Indonesia baku


Suatu kenyataan yang wajar bahwa dalam pertumbuhan bahasa Indonesia mempunyai variasivariasi bahasa seperti halnya bahasa manusia lainnya di dunia ini. Variasi-variasi bahasa yang ada dalam bahasa Indonesia terjadi karena kehidupan pemaikanya semakin lama semakin kompleks. Keanekaragaman bahasa Indonesia itu tumbuh secara wajar sebab telah terjadi diversifikasi fungsi. Bila semula bahasa Indonesia hanya berfungsi terbatas, maka kemudian fungsi itu semakin banyak dan semakin ruwet. Tetapi, karena bahasa Indonesia harus tetap menjadi alat komunikasi yang efisien, timbullah proses lain yang disebut proses sentripetal berupa penataan secara alamiah pelbagai dialek atau ragam bahasa itu sesuai dengan fungsinya yang baru. Pembagian tugas di antara semua dialek bahasa Indonesia. Dengan adanya pembagian tugas itu diversifikasi fungsi bukanlah menyebabkan kekacauan, melainkan menumbuhkan patokan atau standar yang jelas bagi pemakai bahasa. Tumbuhnya standar ini disebut standardisasi bahasa atau pembakuan bahasa. Dalam standardisasi ini ragam-ragam bahasa tertentu menjadi bahasa standar atau bahasa baku, ragam bahasa lainnya menjadi bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku. Adanya bahasa standar atau bahasa baku dan bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku tidak berarti bahwa bahasa baku lebih baik lebih benar atau lebih betul dari pada bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku. Bukan di situ persoalannya. Kita memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai dengan fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah bila kita menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar. Oleh sebab itu, memakai bahasa baku tidak dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik dan benar karena bahasa baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar. Materi ini akan dibahas secara luas dalam bahagian pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku dengan baik dan benar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Bahasa


Istilah pemakaian bahasa dalam penelitian ini mengacu pada konsep performansi yang dikemukakan oleh Chomsky. Peformasi pemakaian bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor linguistik dan faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor linguistik yang mempengaruhi performansi atau pemakaian bahasa

seseorang dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu (1) faktor interlingual dan (2) faktor intralingual. Faktor interlingual adalah faktor bahasa ibu pemakai bahasa, sedangkan faktor intralingual ialah faktor kesulitan atau ketidaktahuan pemakai bahasa akan kaidah-kaidah bahasa yang dipakai atau dipelajarinya. Kedua faktor ini dapat mengakibatkan lahirnya bentuk-bentuk lingual yang salah atau tidak gramatikal pada produksi bahasa seseorang. Pemakaian bentuk bahasa yang berupa partikel (sebagai batasan masalah penelitian ini) yang tidak tepat atau tidak gramatikal yang dapat digolongkan ke dalam pemakaian takbaku (non-standar) merupakan akibat pengaruh faktor interlingual dan faktor intralingual. Berkaitan dengan hal di atas, Marsaban (1962) mengemukakan beberapa penyebab sering terjadinya kesalahan dalam pemakaian bahasa Indonesia, yaitu antara lain: (1) salah yang terjadi karena pengaruh bahasa daerah, misalnya: - maka itu, makanya (salah, tidak baku) karena itu, sebab itu (tepat, baku); - kesemuanya (kurang tepat, tidak baku) semuanya (tanpa awalan ke) (Dari bahasa Jawa sakabehe?); (2) salah karena pengaruh bahasa asing, misalnya: - kamu dibolehkan untuk bertanya (kurang tepat, tidak baku) kamu dibolehkan bertanya - mempelajari tentang bahasa (kurang tepat, tidak baku) mempelajari bahasa (tepat, baku); (3) Karena kurang tahu akan tatabahasa Indonesia: - menanyakan tentang soal (kurang tepat, tidak baku) menanyakan soal (tepat, baku) - disebabkan karena (kurang tepat, tidak baku) disebabkan oleh (tepat, baku).

Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia


Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
Ragam baku mempunyai sifat- sifat sebagai berikut:

a. Kemantapan Dinamis Kemantapan dinamis berupa kaidah- kaidah dan aturan- aturan yang tetap. Bahasa baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. b. Cendekia Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakaipadatempat- tempat resmi' Perwujudannyadalamkalimat, parugraph,dan satuan bahasa yang lain yang lebih

besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Proses pencendekiaan bahasa itu sangat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa asing, harus dapat disamapaikan dalam bahasa Indonesia. c. Seragam Ragam baku bersifat seragam. Artinya, proses pembakuan adalah proses penyeragaman bahasa. Jadi pembakuan bahasa adalah pencarian titik- titik keseragaman. Bahasa baku memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1. Memakai ucapan baku Ucapan baku / benar berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan. pembakuan ucapan atau pelafalan masih sulit dilakukan sampai sekarang. Sebagai acuan, pelafalan yang baik adalah pelafalan yang tidak terpengaruh oleh ucapan- ucapan kedaerahan. Sebagai contoh masyarakat Jawa mengucapkan bunyi b, d, j, dar g, diucapkan di awal kata: mBandung, mDemak, nJombang, ngGarut. Demikian pula, pengucapan kata- kata bersuku mati fonem akhir/b/,/ct/, dan lgl, dilafalkan/p/,/t/rtkl Misalnya pad,akata: bab, murid, ajeg, diucapkan menjadi bap, murit, ajek. 2. Memakai ejaan resmi Bahasa Indonesia memakai ejaan resmi, yaituEjaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan( EYD)dalam bahasa tulis. 3. Menghindari unsur- unsur daerah baik leksikal maupun gramatikal Ciri ciri tersebut dapat di rangkumkan antara lain : (1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya, kata / keterampilan / diucapkan / ketrampilan / bukan / ketrampilan (2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata. Misalnya: Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu. Kuliah sudah berjalan dengan baik. (3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena

semua diangapnya penipu. (4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya: Bacalah buku itu sampai selesai! Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri? Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada. (5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Saya bertemu dengan adiknya kemarin. Ia benci sekali kepada orang itu. (6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat. Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat. Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu. (7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Saya anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini. Aku engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu. Saya Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama. (8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya: Surat Anda sudah saya baca. Kiriman buku sudah dia terima. (9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya: saudaranya dikomentari

mengotori harganya (10) Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Kepala Kantor pergi keluar negeri. Rumah orang itu bagus. (11) Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam kalimat. Misalnya: Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh. (12) Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silakan. (13) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. (14) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 64).

DAFTAR PUSTAKA Alwi, H.et.al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Balai pustaka: Jakarta
Barus,sanggup,2013. Pendidikan bahasa Indonesia.UNIMED:Medan

Keraf, G.1999. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. pT. Gramedia:Jakarta Depdikbud, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Khafni, 2004,penggunaan bahasa terjemahan.UNY:Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai