ANITA ABDULLAH HALIMATUS SADIYAH LAILY FADLAN M. RIZA RIDHANI RAHMADI RENDY WISNU PRATAMA
DEFINISI
Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap
kejadian yang menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan wilayah yang terkena.
rehabilitasi (pemulihan daerah bencana, prasaranan dan saran umum, bantuan perbaikan rumah, social, psikologis, pelayanan kesehatan dan keamanan.
TRIASE
Merah paling penting, prioritas utama.
kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II
Kuning penting, prioritas kedua Prioritas kedua meliputi injury dengan efek
sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II
Hitam meninggal Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat
PERTOLONGAN PERTAMA
Sesaat setelah fase impact terjadi dan keadaan mulai stabil maka saat itu juga para tenaga kesehatan diharapkan langsung melakukan tugasnya. Prioritas utama penyelesaian masalah kesehatan dalam keadaan bencana antara lain:
Masalah sistem respirasi Termasuk dalam masalah ini adalah hipoksia dan asfiksia misalnya
akibat dari Cedera Otak Berat (COB), cedera servikal, dan luka bakar terutama luka bakar pada leher dan wajah.
Masalah sirkulasi Termasuk syok yang disebabkan oleh perdarahan dan luka bakar Angina hingga cardiac arrest Trauma dada Trauma abdomen
Dislokasi
Masalah sistem persyarafan Cedera servikal Cedera medulla spinalis
Terapi cairan (alternatif infus dengan NaCl, Ringer Laktat, Manitol 20% atau glukosa 40% jika terdapat udema dan ada kecurigaan mengalami peningkatan Tek. Intra Kranial). Lakukan pembebatan pada bagian yang terdapat laserasi dan perdarahan untuk mengurangi perdarahan dan risiko syok.
e. Ekspose /obat obatan: Termasuk antibiotik, analgesik, morphin, antianginaobat cardiovaskuler, antikejang, antidepresan, dan penenang
mengalami fraktur maupun dislokasi. Sebelum dipindahkan lakukanlah pembidaian. Pembidaian mencakup sendi proksimal dan distal daerah fraktur. Pada trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di bagian proksimal dan distal. Beri bantalan dan penopang pada anggota gerak yang dibidai. Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal.
mengalami internal bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau memar yaitu dilakukan dengan teknik RICE. juga harus dilindungi. Jika terasa sakit saat menahan beban tubuh, gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan, lindungi bagian yang cedera dengan kayu belat (splint). Pendinginan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang cedera. Langkah ini sebaiknya dilakukan segera. Tempelkan kain dingin atau es yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian cedera selama 20 menit, tiga kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.
Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang cedera
Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin.
NEXT , , ,
Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan
menggunakan perban khusus. Kompres ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian tubuh yang terantuk atau terbentur. Balutan harus rapi. Pastikan bebatan tidak terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati rasa, geli, atau bahkan menambah rasa sakit. jantung. Misalnya, jika yang cedera pergelangan kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung. Pengobatan memar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti heparin (Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.
sarung tangan) Pertahankan dan tekan cukup kuat Rawat luka setelah perdarahan terkendali
Perdarahan ringan atau terkendali : Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka Tekan sampai perdarahan terkendali Pertahankan penutup luka dan balut Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan
pertama
dalam Baringkan dan istirahatkan penderita Buka jalan napas dan pertahankan Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga syok Jangan beri makan atau minum Rawatlah cedera berat lainnya bila ada Bila ada beri oksigen Rujuk ke fasilitas kesehatan.
TERIMA
KASIH , , , , ,, , , ,