Anda di halaman 1dari 47

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu pesat, persaingan bebas terjadi di semua tatanan kesehatan terutama rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem kesehatan di sebuah rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu selama 24 jam di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan yaitu suatu pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan. Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan metoda proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian dalam pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan pasien baik langsung ataupun tidak langsung. Ada tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yang salah satunya adalah Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998). Salah satu dari beberapa sistem tersebut adalah Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penerapan MPKP di rumah sakit bermacam-macam disesuaikan situasi dan kondisi rumah sakit. MPKP yaitu metode pemberian asuhan keperawatan komprehensif yang merupakan aplikasi dari model praktik keperawataan profesional atau yang disebut model keperawatan primer. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien membutuhkan suatu metoda, dan sistem tertentu termasuk sarana Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang memadai, misalnya kualifikasi SDM keperawatan harus ada perawat profesional yaitu perawat yang berkualifikasi sarjana keperawatan dengan jumlah yang sesuai yaitu minimal 5 orang dalam satu ruang, peralatan yang sesuai yaitu perbandingan alat dan pasien yang mendekati standar dan ilmu tentang manajerial yaitu pengetahuan tentang cara penerapan MPKP bagi jajaran direktur, kepala bidang keperawatan, kepala ruang dan perawat pelaksana.

1.2 Tujuan 1. Tujuan Utama Untuk mengetahui tentang Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang. 2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui konsep model praktik keperawatan professional (MPKP) di


Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang.

Untuk mengetahui timbang terima (overran) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo
Magelang.

Untuk mengetahui ronde keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo
Magelang.

Untuk mengetahui komunikasi dalam manajemen keperawatan di Rumah Sakit


Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang.

1.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan preklinik keperawatan mahasiswa program studi ilmu keperawatan STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU dilaksanakan pada tanggal 3-5 Februri 2014

1.4 Praktikan (Angkatan, kelompok, Nama)

Angkatan Kelompok Nama :


: 2014 : BALADEWA

Astrien Melinda Anton Nofri Bobby Vernando Reydi G.

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Sistem MPKP adalah suatu kerangka kerja yanga mendefenisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MPKP. Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang di yakini, dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan dapat terwujud. Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat di bedakan menjadi empat yaitu : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MPKP. Dalam menetapkan suatu model, maka keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Manajemen Keperawatan Ruang MPKP Proses manajemen pada model praktik keperawatan professional terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian. 1. Perencanaan ( Planning ) Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang hal-hal yang di kerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. ( Siagian, 1990 ). Perencanaan dapat juga di artikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus di lakukan, bagaimana kegiatan tersebut di laksanakan, dimana kegiatkan itu di lakukan, sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan kegiatan. Kegiatan perencanaan yang di pakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang di terapkan adalah: a. Rencana harian adalah kegiatan yang di laksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing masing. Rencana harian di buat sebelum operan dan di lengkapi saat operan dan pre conference. b. Rencana bulanan
3

Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah : Membuat jadwal dan memimpin case conference Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Membuat jadwal dinas Membuat jadwal petugas menerima pasien baru Memimpin rapat bulanan perawat Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana Melakukan audit dokumentasi Membuat laporan bulanan

Rencana bulanan ketua tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang di lakukan di timnya. Kegiatan kegiatan yang mencakup rencana ulanan katim adalah : Mempresentasikan kasus dalam case conference Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Melakukan supervise perawat pelaksana.

c. Rencana tahunan Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang di jadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup : Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran angota masing masing. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu),
4

rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal, untuk mengikuti pelatihan pelatihan.

2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian menurut Korn & Thora ( 1981 ) adalah koordinasi beberapa aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian sendiri meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan rencana dan divisi-divisi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian di dalam keperawatan meliputi menentukan jumlah tenaga berdasarkan tigkat ketergantungan pasien dan metode penugasanya. Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alatalat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikiann rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat di gerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah di tetapkan.( Siagian, 1983 dalam Sahar). Fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerjadan komunikasi ( Szilagji ). Rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi semua kegiatan usaha kerja sama dengan kerja sama dengan cara membagikan, mengelompokan pekerjaan yang harus dilakukan, menerapkan dan menjalin hubungan kerja antar bagian dan menjalani hubungan antar staf dan batasan. 1. Tiga hal dalam pengorganisasian 1) Pola sruktur yang berarti proses hubungan interaksi yang berhubungan secara efektif 2) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi 3) Sruktur kerja organisasi termasuk kelompok kerja kegiatan yang sama, pola hubungan antar kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat. 2. Prinsip-prinsip dalam pengoraganisasian 1) Pembagian kerja Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memiliki tugas tertentu. Hal yang perlu diperhatikan :
5

Jumlah tugas yang dibebankan seseorang tebatas dan sesuai dengan kemampuannya Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau jelas atau erat hubungannya Mencegah terjadinya pengotakan antar staf/kegiatan Penggolongan tugas berdasarkan kegiatan mendesak, kesulitan atau waktu

2) Pendelegasian tugas Yaitu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. a) Keuntungan pendelegasian bagi staf Mengembangkan rasa tanggung jawab Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri Lebih berkualitas Lebih puas terhadap pekerjaan

b) Keuntungan pemimpin Mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal seperti perencanaan dan evaluasi Meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri Memberikan pengaruh dan power baik interen maupun eksteren, dapat mencapai pelayanan dan saran keperawatan melalui usaha lain Hal yang mempengaruhi pendelegasian : Sifat kegiatan; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada staf Kemampuan staf; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat Hasil yang diharapkan; agar pemimpin jangan mendelegasikan tugas yang utuh daripada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
6

Pendelegasian Efektif : Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas, oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang tidak mau melakukannya Jangan takut salah Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk sukses Kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yag didelegasikan Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya Hindari kritik jika terjadi kesalahan Berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik Langkah Pendelegasian Efektif : Tetapkan tugas yang akan didelegasikan Pilihlah orang yang akan diberi delegasi Berikan tugas yang akan didelegasikan dengan jelas Uraikan hasil spesifik yang diharapkan dan kapan hasil tersebut diharapkan selesai Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut Minta satf tersebut menyiapkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang didelegasikan Berikan dukungan Evaluasi hasilnya

3) Koordinasi Yaitu keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapar terjalin antar perawat dengan ktua tim kesehatan lain maupun tenaga dari bagian lain.
7

Manfaat koordinasi : Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada di bangsal/bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain Menumbuhkan rasa saling membantu Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf

Cara koordinasi : Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir yang berlaku. 4) Manajemen waktu Analisa waktu yang dipakai; menentukan kategori kegiatan yang ada Memeriksa kembali masing-masing posisi dari tiap aktivitas Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan dan perkembangan serta tujuan yang akan dicapai Mendelegasikan

3. Srtuktur organisasi 1. Terdiri dari struktur bentuk dan bagan 2. Tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai 3. Menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertical maupun horizontal 4. Melihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat 5. Disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.

4. Pengelompokan kegiatan 1. Organisasi dengan serangkaian tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan 2. Kegiatan dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi 3. Pengorganisasian untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
8

5. Metode Pemberian pelayanan kesehatan Metode pemberian asuhan keperawatan professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi trend pelayanan keperawatan yaitu : I. Metode fungsional Perawat melakukan tugas tertentu sesuai jadwal kgiatan yang ada Perawat senior akan sibuk melakukan tugas manjerial sedangkan asuhan keperawatan pada pasien dilakukan ole perawat yunior atau yang belum punya pengalaman Penanggung jawab askep dibebankan kepada perawat yang bertugas pada tindakan tertentu. A. Kelebihan Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pemberian tugas yang jelas dan pengwasan yang baik Sangat baik untuk rumah sakit yang tenaga dengan perbandingan tenaga professional (pelaksana lanjutan atau penyedia) yang lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga perawat pelaksana dan perawat pembantu (pemula). B. Kekurangn Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat Pelayanan keperawatan dilakukan terpisah-pisah sehingga tidak dapat menerapkan proses keperawatan Perawat cendrung berorientasi pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja

II. Metode Alokasi Klien Keperawatan Total Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk suatu atau beberapa klien oleh satu orang perawat apad saat bertugas selama periode waktu tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

A. Kelebihan Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien Memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan

keperawatan yang komperehensif Motivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat Mendulang penerapan proses keperawatan kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai B. Kekurangan Jumlah beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar, misalnya: menyuntik dan mengukur suhu Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien bertugas.

III.

Metode Tim Metode ini menggunakan tim yang tersiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawt dibagi menjadi 2-3 yang terdiri dari tenaga professional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu dengan jumlah 6-7 orang dalam satu tim.

Konsep Metode Tim Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana dan pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan terjamin Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim Peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan berhasil baik bila di dukung oleh KARU
10

Tanggung Jawab Ketua tim Membuat perencanaan Membuat koordinasi, supervise, dan evaluasi Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien Tanggung jawab anggota tim Memberikan askep kepada pasien sesuai tanggung jawab secara langsung Kerja sama antara anggota tim dan antr tim Memberikan laporan Mengembangkan kepemimpinan anggota Menyelenggarakan konferwnsif selama 15-20 menit setiap hari untuk pengembangan dan revisi rencana asuhan keperawatan A. Kelebihan Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruhkan Mendukung pelaksanaan proses keperawatan Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim.

B. Kekurangan Komunikasi antar tim bisa membutuhkan waktu di mana sulit melaksanakan di waktu sibuk

IV.

Metode Primer Metode penugasan dimana satu perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit, mendorong pratik mandiri perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana askep pelaksan. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat yang terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi askep selama pasien di rawat.

11

Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab, tanggung gugat serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan pasien dan keluarga. Tugas perawat primer Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif Membuat tujuan dan rencana keperawatan Melaksanakan rencana yang telah di buat selama dinas Mengkominikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang telah di berikan dokter maupun perawat lain Mengevaluasikan keberhasilan yang dicapai Menerima dan menyesuiakan rencana Menyiapkan penyulauhan pulang Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social ,masyarakat Membuat jadwal perjanjian klinik Mengadakan kunjungan rumah sakit

Ketenagaan Metode Primer Setiap perawat adalah perawat bed side Beban kasus 4-6 orang perawat atau dengan rasio perawat dan pasien sebesar 1-4 atau 1-5 disesuaikan dengan jumlah yang ada di ruangan dan jumlah perawat yang ada A. Kelebihan Bersifat kontinuinitas dan komprehensif Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakir (Gallies, 1989) Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di

manusiawikan karena terpenuhi kebutuhan secara individu Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapaian pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi informasi dan advokasi
12

Pertukaran informasi tentang kondisi pasien selalu diperbaharui dan kolprehensif kekurangan Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman pengetshuan yang memadai dengan criteria insertif, sel direction. Kemampuan pegambilan keputusan yang tepat menguasai keperawatan clinik accountable serta mampu berkolaborasi dan berbagai di siplin

V.

Metode Modular Yaitu pengorganisasian pelayanan / asuahan keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional dan non profesional (terampil) untuk kelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pilang di sebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemiminan. Ideal 2-3 untuk 8-12 orang klien. Kelebihan dan kerugian : Sama dengan gabungan antara metode tim demgan metode perawatan primer.

VI.

Metode Pengelolaan Kasus Metode ini menggunakan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan dimana setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien selama jam dinasnya. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda-beda untuk setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan di rawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penggunaan penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat. Dalam hal ini umumnya dilaksanakan oleh perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi. Intensive care A. Kelebihan Perawat lebih memahami kasus per kasus Sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah

B. Kekurangan Belum dapat di identifikasinya perawat penanggung jawab


13

Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama

6. Pengelolaan Pemberian Pelayanan Kesehatan 1. Kepala Ruangan Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di ruang rawat.

Tanggung jawab kepala ruangan Mengatur pembagian tugas pegawai Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan Mengatur dan mengendalikan ligostik / administrasi ruangan Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah Mengikuti ronde tim medis Mengadakan ronde keperawatan Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di ruangan rawat Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat menyurat Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasuk kepada residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan

melakukan praktek di ruangan dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan lain. Wewenang Karu Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan Member petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf keperawatan Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga

keperawatan peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruangan rawat


14

Menanda tangani surat dan ketetapan yang menjadi keputusan ruangan Menghadiri rapat berkala dengan kepala instasi atau kepala RSuntuk kelancaran palaksanaan keperawatan

Peran Kepala ruangan menurut burges (2988) dan Swanaburg (1990) 1. Peran Interpersonal Seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan pekerja rutin organisasi. Seorang pemimpin bertanggung jawab memberikan motivasi dan mengaktifkan anggotanya 2. Peran Informasional Peran monitor, mencari dan menerima berbagai informasi untuk menembangkan organisasi. Merupakan pusat informasi internal dan eksternal, peran deseminator, menginterpestasikan dan

mentranformasikan informasi yang diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi. Peran pembicara : meneruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain-lain. Peran decisional, yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah. Uraian Tugas Karu 1. Perencanaan Menunjukkan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi, dan persiapan pulang bersama ketua tim Mengindetifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan / penjadwalan Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan Mebgikuti patofisiologi, visite dokter, untuk yang mengetahui dilakukan, kondisi, program

tindakan

medis

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
15

Membimbing diskusi untuk pemecahan masalah Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latiahan diri Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan dalam ruangan keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana 2. Pengorganisasian Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan katim membawahi 23 PP Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan , membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll Mengatur dan mengendalikan situasi tempat pratek Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada katim Memberikan wewnang tata usaha untuk mengurus administrasi pasien Mengatur penugasan jadwal pos dan prakarya Identifkasi masalah dan cara penanganan

3. Pengarahan dan pengawasan Pengarahan Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim Memnerikan pujian kepada anggota tim yang melaksankan tugas yang baik

16

Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir Meninggalkan kolaborasi dengan anggota lain Pengawasan Melakukan komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan katim maupun pelaksanaan askep yang diberikan pasien Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir katim, membaca dan memeriksa intervensi serta semua dokumentasi, mendengarkan laporan katim tentang

pelaksanaan tugas 2. Ketua Tim Ketua tim aalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.

Tanggung Jawab Ketua Tim Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan, tanpa melakukan surat terima tugas. Mengkoordinasikan rencana perawat yang tepat waktu membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan Meyakinkan semua evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatan Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan anggota tim Ketua tim harus memiliki kemampuan : Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim Menjadi kesulitan dalam asuhan keperawatan Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
17

Merevisi dan meyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja dari anggota tim Menjadi guru dan pengajar Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

Uraian Tugas 1. Perencanaan Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasrkan

ketergantungan klien Menyusun rencana asuhan keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan kreteria evaluasi Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi : Menyiapkan format pencatatan Menyiapkan alat untuk pemantauan pasien Menyiapkan peralatan obat Mengikuti visite dokter Menilai hasl pengkajian kelompok da mendiskusikan permasalahan yang ada Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara anggota tim Memberikan pertolongan segera pada klien yang kedaruratan Membuat lapoaran klien Melakukan ronde keperawatan bersama dengan karu Memberikan orientasi pada klien baru 2. Pengorganisasian Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien secara profesioanal melalui pembagian kerja yang tepat,

pemanfaatan alat dan barang yang tersedia tanpa menyimpang dari prinsip tindakan
18

Melakukan pembagian tugas bersama karu sesuai perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien dimna seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 3 orang klien dan saling bekerja sama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan klien yang bukan menjadi tanggung jawabnya Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim Mendelegasika pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam menggunakan sumber daya seperti sama perawat, pasien termasuk anggota pasien Membuat rincian tugas meliputi : Asuhan keperawatan sesuai rencana Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah dilaksanakan Membuat laporan keadaan klien dan asuhan keperawatan Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah diberikan Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya 3. Pengarahan Memberikan pengarahan tentang tugas stiap anggota tim dalam waktu melakukan askep Memberikan petunjuk kepada anggota tim alam melaksanakan askep Memberikan teguran, pengarahan pada anggota tim yang melakukan tugas / berbuat kesalahan Memberi pujian pada anggota tim yang melaksankan tugasnya tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional sesuai dengan kebutuhan serta kondisi klien 4. Pengawasan Melakukan komunikasi langsung terhadap pelaksana dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien Melakukan supervise Secara langsung melihat / mengawasi proses keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota

19

Secara tidak langsung melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa caper, membaca catatan perawat selama proses keperawatan, mendengarkan laporan secara lisna dari anggota tim tugas yang dilkaukan Melakukan evaluasi bersama karu kegiatan dan laporan dari anggota tim Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahuan) dan kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan pengarahan Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep yang dilakukan oleh anggota tim Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang dilakukan 3. Perawat Pelaksana Perawat pelaksan adalah seorang tenga keperawatan yang diberi wewenang untuk melaksnakan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat. 1. Tugas dan bertanggung jawab perawat pelaksana Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat primer sore dan malam Mengikuti pre-comprence/post-comprence dengan perawat primer Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempatnya Melakukan implementasi kepada klien berdasarkan rencana askep yang telah dibuat oleh perawat primer Melakukan evaluasai terhadap tindakan yang telah dilakukan Melakukan Menyiapkan pencatatan dan pelaoparan berdasarkan format

dokumentasi kepaerawatan yang ada di ruangan klien untuk pemeriksaan diagnostic/laboratrium,

pengobatan dan tindakan Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien/keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan dan ramah tamah Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat

20

Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawata yang diperlukan sehingga siap pakai Melakukan dinas roatasi sesuai dengan jadwal yang sudah di buat oleh karu rawat Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan rawat. Uraian tugas perawat pelaksana a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan proses kasih sayang Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien Melakasnakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan Mencatat atau melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon klien pada cacatan keperawatan b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab Pemberian obat Pemeriksaan laboratorium Persiapan klien yang akan di operasi c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, social, dan spiritual dari klien Memelihara kebersihan klien dan lingkungan Penderitaan klien dengan member rasa aman, nyaman dan ketenangan Pendekatan dan komunikasi terapeutik d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan dan pengobtan/diagnosis e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan dirinya f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat/sakaratul maut

g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksnaan ruangan/pulang secara administratif Menyiapkan data klien baru meninggal/pulang misalnya : menyediakan surat izin pulang, surat keterngan istirahat sakit,

21

petunjuk diet, resep obat untuk di rumah jika diperlukan, kartu control, surat rujukan atau pemeriksaan ulang dll Sensus harian/formulir Rujukan harian/formulir h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut fungsinya supaya siap pakai i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan j. Melakuka tugas pagi, sore, malam/hari libur secara bergantian sesuai harian tugas k. Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan penyakitnya (PKMRS) l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan atau tulisan m. Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan perawatan di rumahny, misalnya : perawat, dan melatih anggota gerak n. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti rodstool, tongkat penyanggah, protesa. 2. Wewenang perawat pelaksana a. Membina informasi dan petunjuk pada atasan b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien atau keluarga pasien sesuai kemapuan dan batas kewenangannya 3) Pengarahan (Directing) Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adlah pengorganisasian,

pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya ( Marquis dan Huuton, 1998). Pengarahan (directing) adalah suatu proses menggerakkan orang-orang agar mau bekerjasama dengan ikhlas dan bersemangat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun (Wijono,1997). Pengarahan juga berkaitan dengan manajemen sumberdaya
22

manusia yaitu : motivator, manajemen konflik, pendelegasiaan, komunikasi dalam tim, dan memfasilitasi kolaborasi antar anggota tim. Salah saru proses pengarahan dalam keperawatan adlah serah terima tugas atau overran. 4) Pengendalian (Controlling) Proses akhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan control sebagai pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Pengendalian (controlling) berhubungan erat dengan perencanaan karena proses pngendalian mengacu pada tujuan dan perencanaan yang telah dibuat. Terutama pengendalian dalam pendokumentasian pencatatan asuhan keperawatan. Menurut Mockler (1984), pengendalian menajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya degan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebanarnya sesuai yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasi penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian dan pengontrolan meliputi : a. Menetapkan standar dan menetapkan metode pengukuran prestasi kerja b. Melakukan pengukuran prestasi kerja c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar d. Mengambil tindakan korektif Survey Masalah Keperawatan Survey masalah keperawatan adalah survey maslah keperawatan dengan standar NANDA untuk klien baru opname yang dilakukan selama satu periode waktu tertentu (satu bulan). Audit Dokumentasi Asuhan Keerawatan Audit dokementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan megevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada setiap status klien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.
23

2.2 TIMBANG TERIMA (OVERRAN) 1. Pengertian Timbang Terima Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komnikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan liannya. Salah satu bentuk komunikasi yang harus di tingkatkan efektivitasnya adlah saat pergantian shift (timbang terima pasien). Timbang terima pasien (overan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang dismapaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbangan terima dilakukan oleh perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis an lisan. 2. Manfaat Timbang Terima a. Bagi Perawat Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat Pelaksnaan asuhan keperawatan yang berkesinambungan Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna b. Bagi Pasien Klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Timbang Terima 1. Dilaksnakan tepat pada saat pergantian shift 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pananggung jawab pasien 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yng akan dinas 4. Hal-hal yang harus dilaporkan harus sesuai dengan kondisi klien 5. Adanya unsure bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab

24

2.3 RONDE KEPERAWATAN Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh penanggung jawab juga dengan melibatkan seluruh anggota tim. Karakteristik ronde keperawatan yaitu : Klien dilibatkan secara langsung Klien merupakan fokus kegiatan Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama Kosuler memfasilitasi kreatifitas Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah. Tujuan ronde keperawatan yaitu : Menumbuhkan cara berfikir secara kritis Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien Meningkatkan vadilitas data klien Menilai kemampuan justifikasi Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.

Peran ronde keperawatan yaitu : Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)

Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien 2) Menjelaskan masalah keperawatan utama 3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan 4) Menjelaskan tindakan selanjtunya 5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler 1) Memberikan justifikasi
25

2) Memberikan reinforcement 3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional 4) Mengarahkan dan koreksi 5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut: Persiapan 1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde 2) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga Pelaksanaan Ronde 1) Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan 2) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan 3) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan 4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan Pasca Ronde 1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

2.4 Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan 1. Proses Komunikasi Tappen (1995) mengemukakan pendapat bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantar suatu seni untuk dapat menyusun dan

menghantarkan suatu pesan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberan pesan. Pesan tersebut dapat berupa pesan verbal, tertulis, maupun non verbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal, di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkay stress pengirim dan penerima pesan, sedangkan factor eksternal meliputi:
26

keadadaan cuaca, suhu, faktor kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak antara penerima dan pengirim pesan haris peka terhadap factor internal dan factor eksterna, seperti persepsi dari komunikasi yang ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada. 2. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi adalah sangat komplek, manajer harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap trsebut dibawah ini: 1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf 2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagi proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan orgnisasi. Jika bagian lainnya akan terkena dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi komunikasi dan meminta umpan balik dari orang yang komperen sebelum melakukan suatu perubahan atau tindakan 3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Dalam buku Nursalam (2001) di tekankan bahwa prinsip komuniksi seorang perawat prosfesional adalah CARE : complete, Acurate: Rapid, dan Engelish yang artinya adalah sebagai berikut : Ciri khas perawat professional di masa depan dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat. Artinya setiap melakukan komunikasi ( lisan maupun ulis ) dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur di atas dengan di dukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat masa depan yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahaa inggris. Hal ini di maksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan /pasar bebas pada abad ke-21 ini. 4. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat di terima secara akurat. Salah satu cara untuk melakuknaya pada proses ini adalah meminta penerima pesan untuk mengulangi pesan atau instruksi yang di sampaikan. 5. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal yang perlu di lakukan adalah menerima semua informasi yang di sampaikan orang lain, dan menunjukan rasa menghargai dan ngin tahu terhadap pesan yang di sampaikan.
27

3. Model Komunikasi 1. Komunikasi tertulis Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkan metode penulisan dalam mengomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis, khususnya kepada stafnya.

Menurut Asoaiasi Pendidikan Kesehatan di Amerika ( 1988 ) komunikasi tertulis dan memo dalam dalam suatu organisasi meliputi : 1. Mengetahui apa yang ingin di sampaikan sebelum memulai menulis. 2. Menulis nama orang dalam tulisan Anda perlu di pertimbangkan dampaknya. 3. Gunakan kata aktif, di mana akan mempunyai pengaruh yang baik. 4. Tulis kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata. Tulisan yang sederhana akan lebih mudah di pahami dan memungkinkan untuk di baca orang lain. 5. Gunakan seminimal mungkin kata kata yang tidak penting. Temukan cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan, sehingga orang lain mudah mengerti. 6. Tulis kalimat di bawah 20 kata, dan masukan satu ide setiap kalimat. Tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topik utama. 7. Berikan pembaca petunjuk: konsistensi penggunaan istilah dan pesan.

8. Atur isi tulisan secara sistematis. 9. Gunakan paragraf untuk mempermudah pembaca; untuk memo antara 8 -10 baris, dan untuk surat tidak lebih dari 6 baris setiap paragraf. 10. Komunikasi di lakukan secara jelas dan fokus. 2. Komunikasi secara langsung Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal. Mereka juga melakukan komunikasi secara verbal pada pertemanan formal, baik kepada individu dalam kelompok dan presentasi secara formal.
28

Tujuan komunikasi verbal adalah assertiveness. Prilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur dan dengan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang di ajak berkomunikasi. Hal yang harus di hindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif dan agresif, khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif terjadi jika individu tidak tertarik terhadap topik atau karena anggan berkomunikasi, sedangkan komunikasi agresif terjadi jika individu merasa superior terhadap topik yang di bicarakan. 3. Komunikasi non verbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau body language menurut Arnold dan Boggs ( 1989 ) karena komunikasi nonverbal meliputi komponen emosi terhadap pesan yang di terima atau di sampaikan, maka komunikasi nonverbal lebih mengandung arti yang signifikan di bandingkan komunikasi verbal. Tetapi, akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal lebih mengandung di salahartikan tanpa adanya penjelasan secara verbal. Di bawah ini adalah kunci bagian komunikasi nonverbal yang dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal. 1. Lingkngan ; tempat dimana komunikasi di laksanakan merupakan bagian penting pada proses komunikasi. 2. Penampilan ; pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu di identifikasi. 3. Kontak mata ; kontak mata memberikan makna terhadap kesedihan seseorang untuk berkomunikasi. 4. Postur tubuh dan gesture; bobot suatu pesan bisa di tunjukan dengan orang yang menudingkan telunjuknya, berdiri atau duduk. 5. Ekspresi wajah ; komunikasi yang efektif memerlukan suatu respons wajah yang setuju terhadap pesan yang di sampaikan. 6. Suara ; intonasi, volume, dan refleksi. Cara tersebut menandakan bahwa pesan dapat di transfer dengan baik.

29

Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan nonverbal, supaya individu ( atasan atau bawahan ) dapat menerima pesan secara jelas. 4. Komunikasi via telepon Pada era milinium ini, manajer sangat tergantung melakukan komunikasi menggunakan telfo. Dengan kemudahan sarana komunikasi

tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh karena itu untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf , harus belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telfon. Jika orang lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang di perlukan harus singkat untuk menghindari kesan yang negatif.

4. Strategi Komunikasi Dalam Praktik Keperawatan Di Rumah Sakit 1. komunikasi pada tahap ini, tidak hannya secara spesifik di tujukan melalui strategi perencanaan. Tetapi ketiga komponen harus menjadi perhatian yang sama, yaitu struktur, budaya, dan tekhnologi. 2. Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik komunikasi yang dapat di rencanakan dan di terapkan oleh kelopok kerja. Tetapi, setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang di rancang untuk pelaksanaan prinsip-prinsi asuhan keperawatan pada pasien, keterampilan yang baik, dan dapat membantu penyelesaian suatu maslah dalam organisasi. 3. Budaya dalam suatu organisasi bukan suatu yang mudah untuk di ubah dalam waktu sesaat, tetapi kita percaya bahwa kita akan berkerja dengan lingkungan dan individu yang mempunyai budaya yang berbeda. Keadaan ini penting untuk di perhatikan mengingat perubahan suatu budaya dalam manajemen adalah aspek yang penting pada proses perubahan yang afektif. 4. Tekhnologi merupakan komponen ketiga dalam praktek komunikasi yang efektif. Komunikasi interpersonal dan secara organisasi sering memerlukan suatu perantara, yang di sebut tekhnologi elektronik dan penggunaan media yang akan sangat bermanfaat di masa akan datang. Setiap suatu perubahan di Rumah sakitharus selalu di dukung oleh perencanaan HIS ( Health Information System ) yang efektif. Komunikasi melalui tekhnologi akan selalu di pantau dan di evaluasi pada setiap saat proses perubahan.
30

5.

Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsure utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi meliputi : 1. Komunikasi Saat Timbang Terima Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang belum,serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersma denga perawat lainnya, dan menyampaikan kondisi menghabiskan waktu orang lain unruk membaca, dan akan membantu perawat dalam menerima timbang terima secara nyata. 2. Interview / Anamnesis Anamnesis kepada pasien merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepad pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan (proses keperawatan). Perawat melakukan anamnesis kepada pasien, keluarga, dokter dan tim kerja lainnya. Interview adalah suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh dan tentang keadaan klien, yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien dan melaksnakan tindakan secara akurat. Oleh karena interview adalah terncana, maka data yang didapatkan harus akurat tanpa bias. Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada komunikasi ini adalah : Hindari komuniksai yang terlalu formal atau tidak tepat. Ciptakan suasana yang hangat, kekeluargaan. Hindari intrerupsi. Komunikasi adalah susatu proses aktif memerlukan suatu pertanyaan yang focus dan perhatian. Hindari interupsi atau gangguan yang timbul akibat dari lingkungan yang gaduh Hindari respon dengan hanya ya dan tidak respon tersebut akan mengakibatkan tidak berjalannya komunikasi dengan baik, karena perawat kelihatan kurang tertarik dengan topic yang dibicarakan dan enggan untuk berkomunikasi Jangan memonopolikan pembicaraan. Meskipun kata-kata ya dan tidak meninggalkan kesan negative, tetapi kata-kata tersebut perlu disampaikan dengan menambah kata-kata sesuai dengan topic yang dibacarakan

31

Hindari hambatan personal. Keberhasilan suatu komunikasi sangat ditentukan oleh subjektifitas seseorang. Jika perawat sebelum komunikasi menunjukkan rasa tidak senang kepada klien, maka keadaan ini akan berdampak terhadap hasil yang didapat selama proses komunikasi 3. Komunikasi Melalui Komputer Computer merupakan suatu alat komunikasi cepat dan akurat pada menejemen keperawatan saat ini. Penulisan data-data klien dalam computer akan mempermudah perawat lain dalam mengidentifikasi masalah pasien dan memberikan intervensi yang akurat. Melalui computer, informasi-informasi terbaru dapat cepat diperoleh dengan menggunakan internet, bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien. 4. Komunikasi Tentang Kerahasian Pasien yang masuk dalam system pelayanan kesehatan menyerahkan rasia dan raa percaya kepaa institusi. Perawat sering dihadapkan pada suatu dilemma dalam menyimpan rahasia pasien, disatu sisi dia membutuhkan informasi dengan menghubungkan apa yang dikatakan klien dengan orang lain, di lain pihak dia harus memegang janji untuk tidak menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun. 5. Komunikasi Melalui Sentuhan Komunikasi melalui sentuhan kepada pasien merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat berguna sengai terapi bagi pasien, khususnya pasien dengan depresi, kecemasan, dan kebingungan dalam mengambil suatu keputusan. Tetapi yang perlu dicatat dalam sentuhan tersebut adalah perbedaan jenis kelamin antara perawat dan pasiea. Dalam situasi ini perlu adanya suatu persetujuan. 6. Dokumentasi Sebagai Alat Komunikasi Dokumuentasi adalah salah satu aalat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, saran komunikasi antartim kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuahan keperawatan. Menurut Nursalam (2002) kapan saja pearawat melihat pencatatan kesehatan, maka perawat dapat memberi dan menerima pendapat dan pemikiran. Dalam kenyataanya, dengan semakin kempleksnya pelayanan keperawatan dan
32

peningkatan kualitas keperawatan, perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, tetapi dituntut untuk dapat mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi yang eektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya, dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat. Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah : 1. Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat 2. Mengkomunikasikan kepada tenag perawat lainnya dan tenaga kesehatan, apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien 3. Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat 7. Komunikasi Perawat Dan Tim Kesehatan Lainnya Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profsional antar perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapi, dan lain-lain. Pengembangan model praktik keperawatan professional merupakan saran peningkatan komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lainnya. Komuunikasi yang dimaksudkan disini adalah adanya suatu kejelasan dalam pemberian informasi dan masing-masing individu sesuai dengan kedudukannya.

33

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 1. Profil/ Gambaran Umum Ruang Keperawatan Profil/Gambaran Umum Ruang Baladewa Rumah Sakit Prof. Dr. Soeroyo Magelang yaitu dengan perawat semuanya berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, dengan tingkat pendidikan D3 perawat 14 orang, S1 keperawatan 2 orang, ners 1 orang, SPK 1 orang. Pasien yang di rawat di ruang Baladewa sebanyak 21 orang. Adapun nama-nama pasien yang dirawat di ruang Baladewa berdasarkan data macam penyakit di ruangan tersebut yaitu : 1. Emed 2. Sadi 3. Humaegi 4. Jaelani 5. Ramdani 6. Kurniawan 7. M. Yusuf 8. Evi Elvian 9. Toyib 10. Jendra 11. Andri 12. Wahad Jidjah 13. Ahmad Tirto 14. Henok 15. Riski Wahyu 16. Ujang 17. Arman 18. Tri Warsono 19. Rahmat S 20. Hapid 21. Muktar 22. Herman 23. Jajat : Halusinasi, DPD, Isos : Halusinasi : Halusinasi : HDR,Halusinasi, RPK : Halusinasi : RPK, Waham Kebesaran, : Waham Agama : Isos, halusinasi : Halusinasi : Halusinasi : Halusinasi : HDR : RPK : DPD : DPD : Waham : Isos : Halusinasi : Halusinasi : Halusinasi : Halusinasi : RPK : Halusinasi
34

Di ruang baladewa juga terdapat ruang perawat, ruang pasien, satu kamar mandi perawat, 1 kamar mandi pasien, ruang makan, ruangan yang dilengkapi dengan TV untuk penkes keluarga dan pasien agar dapat mendiskusi kasus klien. 2. Struktur Organisasi Ruang Keperawatan STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN BALADEWA

35

3. Metode MPKP Yang Digunakan Model praktik keperawatan professional (MPKP) yang digunakan di rumah sakit jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang adalah : a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse) Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat. b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut: Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
36

Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. 4. Uraian Tugas dan Fungsi Masing-masing Tenaga Keperawatan (Karu, Katim, PP) Tugas Kepala Ruangan yaitu : Mengatur pembagian tugas pegawai Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan Mengatur dan mengendalikan logistik atau administrasi ruangan Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah Mengikuti ronde tim medis untuk mengadakan ronde keperawatan Membimbing siswa atau mahasiswa dalam proses keperawatan di ruang rawat Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat

memberikan administrasi Membuat jadwal dinas dan surat menyurat, memberikan orientasi pada pegawai baru, termasuk kepada residen mahasiswa kedokteran dan mahasiwa keperawatan yang akan melakukan praktek di ruangan Melakukan penbinaan tenaga keperawatan, menciptakan dan memilihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya. Tugas Kepala Tim yaitu : Membuat perencanaan Membuat koordinasi, supervise dan evaluasi Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. Tugas Perawat Pelaksana yaitu : Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, sore, dan malam Mengikuti fre conference/ post conference Melakukan pengkajian awal pada klien baru
37

Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan yang ada di ruangan Menyiapkan klien untuk pemeriksaan fisik , pengobatan dan tindakan. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan dan ramah tamah. Berperan serta dalam melakukan TAK pada seluruh klien Memelihara kebersihan klien ruangan, lingkungan dan ruang rawat Menyimpan, memelihara, dan menyiapkan perawatan yang di perlukan sehingga siap dipakai Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala ruangan perawat Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab seperti memberikan obat Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual dari klien

5. Pelaksanaan Timbang Terima (Overran) Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima di rumah sakit jiwa prof. Dr. Soerojo Magelang yaitu : 1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap. 2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan. 3) Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi : Kondisi atau keadaan klien secara umum Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan

38

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab: 1) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan 2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan. 3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya 4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah : Identitas klien dan diagnosa medik Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan Intervensi kolaborasi dan dependensi Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin. 5) Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas 6) Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas 7) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci. 8) Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. 9) Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru 10) Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan kien.

39

6. Pelaksanaan Ronde Keperawatan Adapun Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut : Persiapan 1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde 2) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga Pelaksanaan Ronde 1) Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan 2) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan 3) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan 4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan Pasca Ronde 1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

7. Pelaksanaan Komunikasi Therapeutik Model Komunikasi yang digunakan di rumah sakit jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang antara lain sebagai berikut : 1) Komunikasi tertulis: Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkan metode penulisan dalam mengkomunikasikan

pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. 2) Komunikasi secara langsung: Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal. 3) Komunikasi non-verbal: Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau body language .
40

4) Komunikasi via telepon : Pada era teknologi canggih ini, manajer sangat tergantung melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi.

3.1 Pembahasan 1. Pembahasan Adapun kegiatan yang dilaksanakan di ruang perawat baladewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang adalah : 1) Overan dinas yaitu : Dinas pagi : 07-00-14.00 WIB, Dinas Sore : 14.00-20.00 WIB dan Dinas Malam : 20.00-07.00. 2) Fre confree dan Post confree 3) Kebersihan pasien seperti perawatan rambut, kebersihan gigi, perawatan luka, pemenuhan nutrisi cairan dan obat 4) Melakukan aktivitas motorik dengan berolahraga 5) Melakukan pemeriksaan Vital sign oleh dokter sehabis makan pagi 6) Pelaksanaan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) 7) Melakukan pengkajian pada pasien Metode MPKP yang digunakan di ruang Baladewa adalah metode keperawatan primer dimana terdapat kontinutas keperawatan yang bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer ini biasanya mempunyai 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam

merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse). Selain menggunakan metode keperawatan primer ruangan ini juga

menggunakan metode keperawatan tim dimana perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Kepala ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana mengerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Adapun rencana dalam sistem overran yaitu kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
41

mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikannya. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi :Kondisi atau keadaan klien secara umum, Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operand an Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan. Timbang terima ruang keperawatan Baladewa ini dilaksanakan setiap penggantian shift/operan dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. Komunikasi terapheutik yang digunakan di Baladewa adalah Komunikasi Tertulis yang dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Kepala Ruangan juga selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh. Serta menggunakan komunikasi via telepon dimana kepala ruangan sangat tergantung melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan kepala ruangan

untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi.

2. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yg dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sbg Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

42

ANALISA SWOT

No 1 Pendidikan

S ( kekuatan ) Adanya khusus praktikan

W ( kelemahan )

O (kesempatan)

T ( hambatan )

ruang Rasio CI dengan Rumah sakit Kurikulum untuk peserta didik jiwa Prof. pendidikan

yang kadang-kadang

Dr. Soeroyo yang membuat Magelang merupakan distribusi praktikan

dilengkapi dengan tidak memadai buku-buku berhubungan dengan keperawatan jiwa yang

rumah sakit menumpuk di rujukan ruangan

tertinggi dan diwaktu-waktu rumah sakit tertentu tertua Indonesia di

2.

Nutrisi

Makanan

datang Makanan

Adanya mahasiswa keperawatan di dapat

Pasien

yang

pada waktu yang disajikan relatif sama setiap dengan harinya ketentuan RS Pengawasan terhadap makanan dikonsumsi pasien dari luar masih kecuali pasien kurang, jika yang yang

mengkosumsi makanan dari

ruangan luar

membantu mengawasi pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

menanyakan 3. Istirahat dan Adanya tidur dan peraturan Masih adanya Adanya Kondisi penyakit dan

tata

tertib keluarga pasien mahasiswa keperawatan

tentang jumlah dan yang waktu berkunjung

efek samping

berkunjung pada di

ruangan obat
43

jam-jam istirahat

dan keluarga mengakibatkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan pasien untuk seperti napas sulit tidur sesak dan

istirahat dan batuk tidur pasien 4. Personal hygiene Perawat mengajarkan keluarga masih kurangnya dan kesadaran Adanya praktikan Masih kurangnya

yang praktek tingkat untuk di ruang pengetahuan pasien tentang pentingnya personal hygiene

pasien tentang tata keluarga cara hygiene personal melakukan

perawatan

personal higiene ,dan kurangnya keinginan praktikan untuk belajar melakukan personal hygiene ,hal ini terlihat dari masih

kondisi klien 5. Keamanan dan Lingkungan yang kurang terjamin Adanya adanya mahasiswa yang keperawatan di Tidak adanya satpam ruangan di

dibersihkan 3 kali karena pasien

kenyamanan sehari Adanya pembersihan besarbesaran bulannya setiap

ingin kabur

ruangan keperawatan

dan keluarga dapat membantu menjaga keamanan

44

dan kenyamanan klien 6. Manajemen unit Lingkungan kerja Fisik Adanya ruangan Adanya Adanya cleaning yang service terpakai Kurangnya tenaga CS

pemeriksaan, ruang beberapa perawat, mandi kamar kamar ruangan perawat, tidak

mandi dan memerlukan

pasien dan ruangan pembenahan yang di lengakapi agar tertata lebih dengan Radio TV dan rapi dan baik.

45

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Metode MPKP yang digunakan di ruang Baladewa adalah metode keperawatan primer dan metode keperawatan tim dimana perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Kepala ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana mengerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Timbang terima ruang keperawatan Baladewa ini dilaksanakan setiap penggantian shift/operan dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. Komunikasi terapheutik yang digunakan di Wisma Baladewa adalah Komunikasi Tertulis yang dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Kepala Ruangan juga selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh. Serta menggunakan komunikasi via telepon dimana kepala ruangan sangat tergantung melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan kepala ruangan untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi

4.2 Saran
Demi tercapainya suatu keberhasilan mencapai usaha yang maksimal untuk penyempurnaan Laporan Preklinik Manajemen Keperawatan, maka diharapkan agar Mahasiswa serta Dosen dapat berpartisipasi dan memberikan saran dari semua kalangan pendidikan untuk menuju hasil yang lebih baik sangat penulis harapkan sehingga penyempurnaan laporan ini dapat kita rasakan bersama manfaatnya. Amin !!!

46

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin,Haji.2001.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika Ali, Zaidin,Haji.2001.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya MediPPka Anderson, T Elizabeth Judith Mc Farlane.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta:EGC Priharjo, Robert.1995.Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar Dan

Hukum.Jakarta:EGC Marquis, B. L., and Huston, C. J., 2000, Leadership Roles and Management Function in Nursing : Teory and Application, Lippincott, Philadelphia. Sudarsono, R. Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit. Seminar dan semiloka model praktek keperawatan profesional; Jakarta, Indonesia, 2000: 11

47

Anda mungkin juga menyukai