Anda di halaman 1dari 29

RESUME TUTORIAL D BLOK 4 SKENARIO 1 OTAK Amalia Rizqia Afdalina Laksita Paramastuti Finty Arfian Sarah Marsa Tamimi

Ni Nyoman Yuniasih Azmi Falah Ronni Handoyo Cicik Tri Juliani Emma Enggar Safitri Linda Sekar Arum Mudzakir Taufiqur R Boby Gunawan Faizah Giftari Fitriana Fauqi Amalia Desi Suryani Dewi 102010101036 132010101002 132010101004 132010101012 132010101024 132010101027 132010101029 132010101034 132010101047 132010101061 132010101077 132010101078 132010101089 132010101090 1320101010102

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

SKENARIO 1 Bongki, 18 tahun, seorang mahasisw FK semester 2, melihat kecelakaan di jalan depan rumahnya. Korban kecelakaan tersebut sempat tidak sadarkan diri dengan luka di kepala. Setelah sadar, korban merasa tidak bisa berbicara dengan jelas (pelo) dan merasakan berat untuk menggerakkan tangan dan kakinya. Bongki bertanya dalam hati apa yang menyebabkan korban jadi seperti itu? A. KLARIFIKASI ISTILAH B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa penyebab korban memiliki kelainan tersebut? 2. Cedera apa yang dapat menyebabkan kerusakan kepala menjadi fatal? 3. Bagaimana hantaran sinaps? 4. Apa yang melindungi bagian otak? C. ANALISIS MASALAH 1. Kelainan tidak bisa berbicara dengan jelas(pelo) atau disartria merupakan kelainan pada bagian serebelum. Terjadi akibat gangguan koordinasi diantara gerakan otot dan ketidakmampuan menyesuaikan intensitas suara atau lamanya setiap rentetan suara yang menyebabkan timbulnya vokalisasi campur aduk, beberapa pengucapannya secara lemah, kemudian seperti tertahan dalam waktu lama, beberapa tertahan dalam waktu singkat dan resultante suara yang keluar seringkali tidak dapat dipahami. Kelainan selanjutnya yaitu berat untuk menggerakan tangan dan kaki, kemungkinan disebabkan cedera medulla spinalis servikal. Karena pasien merasakan berat menggerakkan tangan dan kaki, kemungkinan pasien masuk pada tingkat C5 atau C6. Pada penderita cedera C5 dapat mengendalikan kepala, leher, bahu, diafragma, dan kadang-kadang dapat sedikit mengendalikan siku. Sedangkan pada cedera C6 pengendalian pergerakan tangan masih dapat dipertahankan sebagian. 2. Hematoma epidural terletak di luar duramater tetapi di dalam rongga tengkorak dan cirinya berbentuk bikonveks atau menyerupai lensa

cembung. Sering terletak di daerah temporal atau temporoparietal yang disebabkan oleh robeknya arteri meningea media akibat retaknya tulang tengkorak. Gumpalan darah yang terjadi dapat berasal dari pembuluh arteri, namun pada sepertiga kasus dapat terjadi akibat perdarahan vena, karena tidak jarang EDH terjadi akibat robeknya sinus venosus terutama pada regio parieto-oksipital dan fora posterior. Hematoma subdural adalah penimbunan darah di dalam rongga subdural. Dalam bentuk akut yang hebat,baik darah maupun cairan serebrospinal memasuki ruang tersebut sebagai akibat dari laserasi otak atau robeknya arakhnoidea sehingga menambah penekanan subdural pada jejas langsung di otak. Dalam bentuk kronik, hanya darah yang efusi ke ruang subdural akibat pecahnya venavena penghubung, umumnya disebabkan oleh cedera kepala tertutup. 3. Neuron menyalurkan sinyal- sinyal saraf ke seluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang kita kenal dengan impuls saraf. Impuls saraf bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron. Secara anatomis, neuron- neuron tersebut tidak bersambungan satu sama lain. Tempat di mana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan organ efektor disebut sinaps. Sinaps merupakan satu- satunya tempat di mana suatu impuls dapat lewat dari satu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Agar proses ini menjadi efektif, maka sebuah pesan tidak selalu harus melalui perjalanan melalui akson, tetapi bisa di transmisikan melalui jalan lain untuk menuju sel lainnya. Setiap sinaps harus melibatkan dua neuron, impuls saraf tersebut berjalan dari neuron prasinaps menuju neuron postsinaps. Setiap sinaps akan melibatkan selsel postsinaps. Misalnya pertautan atau (junction) neuromuscular, suatu jenis sinaps yang memiliki sel post sinaps berupa serabut otot rangka. Pada setiap sinaps, perubahan di dalam potensial transmembran menyebabkan knob efek sinaps akan memberikan aktivitas pada sel- sel lainnya. Sinaps bisa bersifat elektrik untuk melakukan kontak antar sel atau bersifat kimia dengan melibatkan neurotransmitter. 4. Otak dilindungi oleh rambut, kulit dan tulang yang membungkusnya. Didalamnya terdapat lapisan yang melindungi, Meninges adalah sistem membran yang melapisi sistem saraf pusat. Meningen tersusun atas unsur kolagen dan fibril

yang elastis serta cairan serebrospinal Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu durameter, arachnoid dan piameter. Dura mater kadangkala disebut pachimeningen atau meningen fibrosa karena tebal, kuat, dan mengandung serabut kolagen. Pada dura mater dapat diamati adanya serabut elastis, fibrosit, saraf, pembuluh darah, dan limfe. Lapisan dalam dura mater terdiri dari beberapa lapis fibrosit pipih dan sel-sel luar dari lapisan arachnoid. Lapisan arachnoid terdiri atas fibrosit berbentuk pipih dan serabut kolagen. Lapisan arachnoid mempunyai dua komponen, yaitu suatu lapisan yang berhubungan dengan dura mater dan suatu sistem trabekula yang menghubungkan lapisan tersebut dengan pia mater. Ruangan di antara trabekula membentuk ruang subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal dan sama sekali dipisahkan dari ruang subdural. Pada beberapa daerah, arachnoid melubangi dura mater, dengan membentuk penonjolan yang membentuk trabekula di dalam sinus venous dura mater. Bagian ini dikenal dengan vilus arachnoidalis yang berfungsi memindahkan cairan serebrospinal ke darah sinus venous. Piameter adalah membran yang sangat lembut dan tipis. Lapisan ini melekat pada otak. Pia mater mengandung sedikit serabut kolagen dan membungkus seluruh permukaan sistem saraf pusat dan vaskula besar yang menembus otak D. Menentukan LO 1. Mengethaui Anatomi, histologi dan fisiologi system saraf pusat 2. Mengetahui fungsi luhur otak 3. Mengetahui fisiologi sinaps 4. Mengetahui cairan cerebrospinal E. PEMBAHASAN LO 1. ANATOMI, HISTOLOGI DAN FISIOLOGI OTAK a. Procencephalon i. Telencephalon (cerebrum)

Bagian luar terdiri dari substansia grisea yang disebut korteks cerebri. Sedangkan bagian dalam terdiri dari substansia alba yang disebut pusat medula. a. Bagian-bagian cerebrum : 1) Cortex cerebri Terdapat 4 lobus : No. Lobus Fungsi 1. Lobus frontalis a. Merencanakan pola dan urutan motorik, bekerja sama dengan area parietooksipitotemporalik b. Proses berpikir, perluasan pikiran, dan menyimpan memori kerja 2. Lobus parietal a. Analisis keserasian spasial tubuh b. Pemahaman bahasa c. Membaca d. Penamaan obyek 3. Lobus temporalis Area asosiasi limbic yang berperan dalam interpretasi perilaku, emosi, dan motivasi, serta juga berparan dalam kemampuan bicara dan pola ingatan. 4. Lobus occipitalis Pengolahan awal masukan penglihatan

2) Gyrus Gyrus merupakan lipatan-lipatan yang ada pada korteks cerebri. Adanya girus ini memungkinkan bagi otak untuk memiliki permukaan yang luas dalam cranii yang sempit. Fungsi girus meliputi: Gyrus precentralis, terletak di lobus parietal tepat di depan sulcus centralis, mengandung neuron yang bertanggung jawab untuk aktivitas motorik volunter. Girus postcentralis, terletak tepat di belakang sulcus centralis, mengandung neuron yang terlibat dalam aktivitas sensorik

Gambaran histologi Cerebrum

Korteks serebri terdiri atas substansia Grissea (6 lapis dengan batas tak jelas). Dari luar ke dalam, Lap. Molekuler : sedikit perikarion Lap. Granuler Luar : banyak perikarion kecil-kecil Lap. Sel Piramid : perikarion berbentuk pyramid bersifat multipoler Lap. Granuler Dalam : banyak perikarion kecil Lap. Sel Piramid Dalam : mengandung sel pyramid dengan ukuran yang sangat besar disebut sel Betz Lap. Polymorf : perikarion bentuknya beragam membentuk bagian luar otak (korteks). Substansi ini mengandung badan sel neuron, serabut tak termielinasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan mikroglia. Medula Cerebri terdiri atas substansia alba membentuk bagian dalam otak. Kandungan pada substansi ini didominasi oleh serabut termielinisasi, oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia.

Substansia Alba: Pembuluh darah. Perikaryon (-). Sabut-sabut saraf bermyelin. Neuroglia. Pusat subkortikal: Substansia grissea dikelilingi substansia alba. Perikaryon; neuroglia; sabut-sabut saraf tak bermyelin, beberapa bermyelin. ii. Diencephalon Epitalamus Fungsnya berhubungan dengan sistem limbik, epitalamus berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi olfaktorius dan kemungkinan memiliki fungsi endokrin. 1. Nukleus Habenularis Nukleus habenulari adalah sekelompok kecil neuron yang terletak tepat di medial permukaan posterior thalamus. 2. Glandula Pinealis (Corpus) Glandula Pinealis bertanggung jawab atas ritme sirkadian manusia, yang merupakan jam biologis manusia. Pada siang hari, glandula pinealis mensekresikan hormon serotonin. Serotonin mengatur atau memiliki peranan dalam suasana hati Anda, kelaparan, pencernaan, nafsu seksual, suhu tubuh dan memori dan belajar. Sedangkan pada malam hari, glandula pinealis mensekresikan hormon Melatonin yang membuat tubuh mengantuk dan siap untuk tidur atau istirahat. Talamus Fungsi : 1. Merupakan stasiun penghubung yang penting dalam otak dan juga merupakan pengintegasi subkortikal yang penting 2. Pusat sensasi primitif yang tidak kritis. Bisa merasakan nyeri, tekanan, rabaan, getaran, dan suhu secara samar namun tidak bisa menentukan tempat asalnya 3. Berperan dalam integrasi ekspresi motorik karena berhubungan dengan korteks motorik cerebrum, cerebelum, dan ganglia basalis.

Hipotalamus

Hipotalamus merupakan elemen Pusat Sistem Limbik. Hipotalamus memiliki jaras komunikasi dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat system limbic. Sinyal sinyal keluaran hipotalamus : 1. 2. 3. Ke bawah, ke batang otak yaitu area retikuler mesencephalon, pons, dan medulla Ke atas, area yang lebih tinggi dari diencephalon dan serebrum, khususnya bagian anterior thalamus dan korteks limbic. Ke infundibulum, mengatur sebagian besar fungsi sekretorik dari kelenjar hipofisis

Selain itu, hipotalamus juga berfungsi sebagai pengatur fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh. Fungsi vegetatif tubuh ini mencakup : 1. 2. 3. 4. 5. Pengaturan Cardiovascular Pengaturan Suhu tubuh Pengaturan cairan tubuh Pengaturan kontraktilitas uterus, pengeluaran air susu oleh payudara Pengaturan gastrointestinal

Pengaturan fungsi endokrin, khususnya kelenjar hipofise anterior oleh hipotalamus, dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Kelenjar hipofise anterior menerima suplai darah yang sebelumnya mengalir melalui hipotalamus bagian bawah. Sebelum aliran darah mencapai hipofise anterior, berbagai nuklei hipotalamus meyekresikan hormone-hormon pelepas dan hormone-hormon penghambat (inhibisi) ke darah. hormon tersebut mempengaruhi sel sel glandular yang akan melepas hormone hipofise anterior.

Subtalamus Fungsinya belum diketahui namun lesinya bisa menyebabkan hemibalismus. Mesencephalon Gambar Mesencephalon; potongan melintang

Mesencephalon terdiri atas Basis, Tegmentum et Tecum mesencephali. Tegmentum dan Basis secara bersamaan disebut sebagai pedunculus cerebri. Basis mesencephali terdiri atas Crura cerebri yang mengandung berbagai macam serabut (contoh, Fibrae cortinonucleares). Tegmentum mesencephali terdiri atas Substansia grisea centralis yang mengelilingi Aqueductus mesencephali (berpartisipasi dalam peredaman nyeri dari pusat, memfasilitasi refleks ketakutan dan menghindar, mengatur proses saraf otonom) dan Substansia nigra yang merupakan bagian dari Ganglia basalis. Stuktur tambahan bagi Tegmentum mesencephali meliputi Nucleus ruber, suatu stasiun pemancar yang penting bagi sistem motor, bagian mesensefalik dari Formatio reticularis, Nuclei nervi craniales II et IV, serta traktus asendens dan desendens. Tectum mesencephali (Lamina tecti [Lamina quadragemina] mencakup Colliculi superiores et inferiores. Struktur ini merupakan stasiun pemancar yang penting bagi refleks penglihatan (Colliculi superiores) dan perjalan auditorik sentral (Colliculi inferiores).

Metencephalon Pons Fungsi : 1) Jembatan serabut-serabut yang menyatukan hemisferium serebri dengan serebeli 2) Menghubungkan mesensefalon dengan medula oblongata. 3) Terdapat nukleus saraf kranial V-VIII. 4) Meneruskan informasi sensori ke serebelum dan thalamus, pusat gerakan tidak sadar dan gerakan visceral. 5) Berperan dalam pengaturan pernafasan Cerebellum

a.

Fungsi : 1) Koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, 2) Keseimbangan dan posisi tubuh. Mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. 3) Pusat refles yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot 4) Sebagai pengkoreksi/penyesuaian antara apa yang diperintahkan otak, dan apa yang ada di sekeliling (lingkungan) agar terbentuk gerakan yang sesuai b. Letak : dasar fossa crania posterior c. Ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda disebut tentorium yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. d. Bagian-bagian cerebellum :

1) Cortex cerebellum terdiri atas substansia grissea yang terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu : Lapisan Molekuler - paling luar, perikarion lebih sedikit dibanding dengan lapisan granuler - di superficial : perikarionnya berbentuk seperti bintang - di profundus : berbentuk seperti keranjang (sel basket) Lapisan Ganglioner/ sel Purkinje: mengandung sel-sel purkinye. Sifat sel Purkinje : - Berbentuk seperti piala - Dendrit utama bercabang seperti kipas, dari lap. Molekuler menuju permukaan - Akson mengarah ke dalam, melalui lap. Granuler ke sub. Alba - Akson mengadakan hubungan kolateral dengan sel-sel purkinje yang lain Lapisan Granuler - perikarion kecil - dendrit pendek - akson mengarah ke permukaan dan bercabang-cabang sejajar dengan permukaan 2) Medulla cerebellum Struktur : - tidak mempunyai perikarion, - mengandung sabut syaraf yang kebanyakan bermielin, - terdapat pembuluh darah dan sel-sel neuroglia

Berkas serabut a) Pendukulus serebrisuperior : membatasasi serebelum dengan mesensefalon b) Pendukulus serebri media : membatasi serebelum dengan kedua hemisfer otak c) Pendukulus serebri inferior : membatasi serebelum dengan medulla oblongata Berbagai gejala yang menandai penyakit serebellum antara lain: a) Gangguan keseimbangan b) Nistagmus(gerakan bola mata ritmis dan bolak-balik) c) Penurunan tonus otot tapi tidak sampai menyebabkan paralisis. d) Ketidakmampuan melakukan gerakan-gerakan cepat dengan mulus, dan ketidakmampuan untuk menghentian dan memulai gerakan otot rangka secara tepat e) Tremor Intensional yang ditandai oleh gerakan maju-mundur anggota badan secara berulang sewaktu mendekati tujuan yang dikehendaki.

Myelencephalon Medulla spinalis Fungsi Medulla Spinalis: Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.

Terletak di dalam canalis vertebralis. Dimulai dari foramen occipit ale magnum berakhir , ujung bawahnya meruncing membentuk conus medullaris, dan berakhir sebagai benang halus (filum terminale). Fissura mediana anterior pada permukan anterior dan sulcus medianus posterior pada permukaan posterior merupakan batas antara dua belahan medulla spinalis yang simetris. Serabut syaraf masuk dari bagian dorsolateral menjadi radices dorsalis, keluar ke bagian ventrolateral dari kedua sisi med. Spinalis melalui radices ventralis.keduanya bersatu membentuk nervi spinales. Ganglion spinalis mengandung sel-sel saraf perasa, saling berhubungan dengan radices posteriores. Pada manusia terdapat 31 pasang nervi spinales, yang keluar melalui foramen intervertebralis. Nervi spinalis terdiri dari 8 pasang nervi cervicales, 12 psg nervi thoracales,5 lumbales, 5 sacrales dan 1 coccygeus.

Struktur :

Pada potongan melintang tampak substantia grisea seperti gambaran kupukupu, yang dikelilingi oleh substantia alba. Pada substantia grisea didapati cornu posterius dan cornu anterius. Pada med. spinalis pars thoracica terdapat cornu laterale, yang ditempati olehneuronneuron vegetatif sistem sympatik.

Substantia alba dibagi atas funiculus posterior, funiculus lateralis dan funiculus anterior. Perumpaan lain kanal sentral alba berukuran kecil dikelilingi oleh substansi grisea bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi grisea. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi grisea di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral

Pembungkus Medulla Spinalis

Di dalam canalis vertebralis med. Spinalis dikelilingi oleh 3 membran jaringan penyambung : Pachymeninx (duramater) dan leptomeninx (arachnoidea dan piamater spinalis). Di sebelah kaudal membentukkantung duramater membungkus cauda equine dan berakhir sebagai filum terminale externum sampai sejauh periosteum coccygeus. Medulla oblongata Medulla Oblongata : bagian setengah bawah dari batang otak. Terletak di bawah pons menyambung ke medulla spinalis dengan bagian bawahnya (medulla oblongata) berakhir di foramen magnum. Bagian-bagian medulla oblongata 1. Medulla anterior atau ventral :

Dalam bagian anterior terdapat decussatio piramidalis (tempat di mana 85% serabut piramida bersilangan ke sisi lain medulla spinalis. Sisi kanan otak mengendalikan sisi kiri tubuh dan juga sebaliknya. Sisa 15% kemudian memanjang pada traktus kortikospinal lateral dan bersilangan dalam medulla spinalis.) dan traktus piramidalis (jalur motorik utama dari serebrum ke medulla spinalis). 2. Medulla dorsal atau posterior Terdiri dari sebagian dari lanjutan traktus sensorik. Nuklei berperan sebagai pusat pemancar informasi yang dikirim ke pusat otak yang lebih tinggi (serebelum). 3. Pusat medulla (vital) Nuklei yang berperan dalam mengendalikan fungsi seperti detak jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan, dan muntah. 4. Syaraf kranial IX, X, XI, XII keluar melalui medulla oblongata. Meningen Merupakan 3 membran yang melindungi otak dan mengandung zat makanan. Masing masing membran merupakan suatu lapisan yang terpisah tetapi saling berhubungan. Dura mater adalah selaput tidak elastis kuat yang terdiri dari 2 lapisan. Lapisan bagian luar disebut dura endosteal sedangkan lapisan bagian dalam disebut dura meningeal. Biasanya kedua lapisan tersebut melekat erat, tetapi di bagian bagian tertentu keduanya terpisah dan membentuk rongga berisi darah, sinus dura atau yang lebih besar sinus vena. Araknoid mater adalah lapisan lunak yang memiliki banyak pembuluh darah dengan gambaran seperti jaring laba laba. Di dalam araknoid mater terdapat ruang subaraknoid yang merupakan daerah antara araknoid mater dengan pia mater dimana di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Terdapat penonjolan penonjolan pada jaringan araknoid mater disebut vilus araknoidalis, menembus celah dura di atasnya dan menonjol ke dalam sinius dura. Melalui permukaan ini, cairan serebrospinal direabsorpsi ke dalam darah yang beredar di dalam sinus sinus. Pia mater adalah lapisan yang paling rapuh. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak dan medula spinalis mengikuti leeukan atau tonjolan. Piameter tidak langsung berhubungan dengan otak. Tetapi, terdapat satu lapisan tipis sel-sel glial astrocyte (a thin layer of astrocyistic proccess). Secara anatomis lapisan dura mater dan lapisan araknoid mater tidak dapat dibedakan dengan jelas, karena lapisan ini sangat rekat, sedangkan lapisan

pia mater dapat dibedakan, karena lapisan ini seperti selaput pelindung halus di permukaan otak.

b. Area-area otak

Area-area penting yang sebaiknya diketahui: 1. Lobus frontalis area 4: cortex motorik primer area 6: area premotorik (extrapiramidal) area 8: atur gerak mata & pupil area 44,45: area bahasa motorik (Broca)

2. Lobus parietalis area 1,2&3: area somatosensorik 3. Lobus temporalis area 41: cortex auditorik primer area 42: cortex auditorik sekunder(asosiasi) area 22: area bahasa perseptif(Wernicke) area 28: area olfaktorius 4. Lobus oksipitalis area 17: cortex visual primer area 18,19: cortex asosiasi visual Area Brodmann Pada Otak :

1, 2, dan 3 - Korteks Somatosensorik (sering disebut area 3, 1, 2). 4 - Korteks Motorik Primer 5 - Korteks Asosiasi Somatosensorik 6 - Korteks Pra-motorik dan Motorik Suplementaris 7 - Korteks Asosiasi Somatosensorik 8 - Daerah Mata Frontal 9 - Korteks Prafrontal Dorsolateralis 10 - Area Frontopolar 11 - Area Orbitofrontal 12 - Area Orbitofrontal (sering disebut area 11A) 13 - Korteks Insularis 17 - Korteks Visual Primer 18 - Korteks Asosiasi Visual 19 - Korteks Asosiasi Visual 20 - Gyrus Temporalis Inferior 21 - Gyrus Temporalis Media 22 - Gyrus Temporalis Superior 23 - Korteks Cinguli Posterior Ventral 24 - Korteks Cunguli Anterior Ventral 25 - Korteks Subgenualis 26 - Area Ektosplenialis 28 - Korteks Entorhinalis Posterior 29 - Koreks Cinguli Retrosplenialis 30 - Bagian dari korteks cinguli 31 - Korteks Cinguli Posterior Dorsal 32 - Korteks Cinguli Anterior Dorsal

34 - Korteks Entorhinalis Anterior 35 - Korteks Perirhinalis 36 - Korteks Parahippocampalis (di gyrus parahippocampal) 37 - Gyrus Fusiformis 38 - Area Temporopolar 39 - Gyrus Angularis (bagian dari Area Wernicke) 40 - Gyrus Supramarginalis (bagian dari Area Wernicke) 41, 42 - Korteks Asosiasi Primer dan Auditorius 43 - Area subcentral 44 - Pars Triangularis dari Area Broca 45 - Pars Opercularis dari Area Broca 46 - Korteks Prefrontalis Dorsolateral 47 - Gyrus Prefrontalis Inferior 48 - Area Retrosubicularis 52 - Area Parainsularis Area Penamaan Area 1, 2 dan Somestetik Primer 3 Fungsi Bagian ini akan menerima sensasi dari semua bagian tubuh dan disinilah menggapai kesaadaran. Sensasi umum ini mencakup antara lain: nyeri, suhu, raba, tekan dan proprioseptif. Area 4 Korteks Frontalis Merupakan area motorik primer yang bertanggungjawab untuk gerakangerakan voluntar. Area 8 Lapangan pandang Area 6 dan 8 ini bertanggungjawab untuk frontal gerakan-gerakan menyidik voluntar dan deviasi konjugat dari mata dan kepala. Area 6 Gerakan mata voluntar mendapat input dari area 4,6,8,9 dan 46. Area 5 dan 7 Asosiasi Somestetik Bagian ini banyak berhubungan dengan area-area sensorik lain dari korteks sensorik. Korteks asosiasi sensorik menerima dan mnegintegrasi berbagai modalitas sensorik, misalnya mengindentifikasikan mata uang dalam tangan tanpa melihat. Area 9,10,11, Korteks Merupakan area-area yang berkaitan dan 12 Prafrontalis dengan kepribadian seseorang. Fungsi utamanya adalah melakukan kegiatan intelektual kompleks, beberapa fungsi

No. 1

3 4

Area 17

Korteks Primer

Visual

Area 18 dan Korteks 19 Visual

Asosiasi

Area 22

Korteks Asosiasi Auditorik

10 11 12

Area 40

Korteks Parietalis

Area 41 dan Korteks Auditorik 42 Primer Area 44 dan Area Bicara Bertanggungjawab 45 Motorik Broca motorik berbicara.

ingatan, rasa tanggungjawab untuk melakukan tindakan dan sikap yang dapat diterima oleh masyarakat, ide-ide, pikiran yang kreatif, penilaian dan pandangan ke masa depan. Bertanggungjawab untuk menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna. Bagian ini menyebabkan informasiinformasi penglihatan menjadi berarti, berperan juga dalam refleks gerakan mata apabila sedang memandang atau mengikuti suatu objek. Bertanggung jawab atas interpretasi dari korteks auditorik primer dan bekerjasama dengan area Wernicke di dekatnya untuk pemahaman bahasa melalui pendengaran tersebut. Bertanggungjawab untuk mengenal benda melalui sentuhan. Berfungsi sebagai penerima suara. atas pelaksanaan

Homunculus Selain pembagian area otak seperti yang telah dibahas diatas, terdapat pula pembagian reprsentasi dari bagian tubuh yang berbeda pada korteks somatosensorik dan korteks motorik yang dikenal dengan homunculus.

2. FUNGSI LUHUR Fungsi luhur merupakan istilah yang dipakai dalam menggambarkan fungsi SSP dalam hal memori, emosi, bahasa, visuopatial dan kognisi. a. Fungsi Memori/Ingatan Ingatan adalah simpanan pengetahuan yang dapat sewaktu-waktu dipanggil. Di dalam otak, ingatan di simpan dengan cara membuat jalur-jalur jejak ingatan atau memory trace yang diatur oleh lobus temporalis, korteks prafrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebelum b. Fungsi Kognisi Suatu proses mental untuk memperoleh pemahaman atau pengertian terhadap sesuatu. Rangkaian proses kognisi: sensasi, persepsi, asosiasi, pikiran, perhatian, pertimbangan. Fungsi otak dalam proses berpikir sehingga melahirkan tindakan. c. Fungsi Bahasa 1. Dua daerah reseptif : d. Fungsi Emosi Mengenai perasaan kompleks pada suatu organism, missal menyenangkan atau tidak menyenangkan. Melibatkan perubahan aktivitas organ tubuh terutama organ visceral. Berada di bawah control system saraf otonom. Komposisi Emosi : Stimulus (real / khayalan), Perasaan (Afek), perubahan aktivitas otonom visceral. Anatomi otak untuk Emosi : (Menurut Papez, 1958) Sistem Limbik : batas antara diensefalondengan cerebrum Daerah utama Sistem Limbik : Amigdala, Septum, Hipokampus, Girus Singulatus, Talamus Anterior dan Hipotalamus. e. Fungsi Visuospatial Gangguan persepsi visual:gangguan persepsi visual: Hemispatial neglect (pengabaian ruang) Anosognosia Area Wernicke (area 22) untuk bahasa yang didengar Area Girus Angularis (area 39) untuk bahasa yang dilihat

2. Satu daerah yang bersifat ekspresif yaitu Area Broca (area 44)

Gangguan gerakan visual (integrasi visuo-motor):

Gangguan konstruksi (apraksia konstruksional Gangguan berpakaian (apraksia berpakaian)

3. FISIOLOGI SINAPS a. Struktur Sinaps Informasi yang dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls saraf yang melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron ke neuron berikutnya melalui penghubung antar neuron (interneuronal junctions) yang disebut sebagai sinaps. Fungsi sinaps ini menghubungkan tombol terminal pada ujung axon sebuah neuron dengan membran neuron yang lain. Membran pada tombol terminal dikenal sebagai membran presinaps, sedangkan membran pada neorron penerima dikenal sebagai membran postsinaps. Kedua membran tersebut dipisahkan oleh suatu celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya 200300 angstrom. Ujung presinaps mempunyai 2 struktur dalam yang berguna untuk penerus rangsang atau penghambat sinaps, yaitu kantong sinaps (synaptic vesicle) dan mitokondria. Sebagian besar ujung presinaps bersifat mudah dirangsang (excitatory) dan akan mensekresi suatu bahan yang merangsang neuron postsinaps, sedangkan yang lainnya bersifat mudah dihambat (inhibitory) dan akan mensekresi suatu bahan yang dapat menghambat neuron. Kantong sinaps mengandung bahan transmitter (neurotransmiter) yang bila dilepaskan ke dalam celah sinaps dapat merangsang atau menghambat neuron tergantung reseptor pada membran neuron. Mitokondria akan menyediakan ATP yang dibutuhkan untuk mensintesa bahan-bahan transmitter baru. b. Konduksi Aksonal Penjalaran impuls saraf terjadi di sepanjang axon. Jika axon terkena rangsangan pada pusatnya, axon itu akan mengeluarkan impuls ke salah satu arah, yaitu menuju badan sel atau menjauhi badan sel. Gerakan impuls saraf ini bersifat elektrokimiawi. Selaput tipis yang menghubungkan protoplasma sel daya tembusnya tidak sama terhadap berbagai jenis muatan ion listrik yang biasanya mengapung dalam protoplasma dan cairan sekeliling sel. Dalam keadaan istirahat, selaput sel mengeluarkan muatan ion sodium positif (Na+) dan memberi jalan masuk ion potassium (K+) serta klorida(Cl-). Akibatnya terdapat kekuatan listrik lemah, atau perbedaan voltase di seberang selaput. Di

bagian dalam sel saraf lebih negatif daripada di bagian luar. Keadaan demikian disebut potensi istirahat (resting potential). Jika axon terkena rangsangan, kekuatan elektrik di seberang selaput berkurang tepat pada waktu adanya rangsang. Jika pengurangan potensi itu cukup besar, daya tembus selaput sel mengalami perubahan sehingga ion sodium memasuki sel, proses ini disebut depolarisasi, dan sekarang bagian luar selaput sel menjadi lebih negatif dibanding dengan bagian luar sel. Fenomena ini disebut potensial aksi(action potential) sebagai lawan dari potensi istirahat. c. Transmisi Sinaptik Hubungan sinaps antar neuron merupakan hal yang sangat penting karena di sanalah sel saraf mengantar isyarat sebuah neuron dilepaskan atau dibakar, ketika stimulus menyentuhnya melalui banyak axon yang melampaui tahap gerbang tertentu. Aksi potensial pada neuron mengikuti asas semuanya atau tidak sama sekali (all or none). Terbakar atau tidaknya neuron itu tergantung pada potensi bertahap yang ada dalam dendrit dan badan sel. Potensi bertahap itu digerakan oleh rangsangan dari neuron di seberang sinaps, dan ukuran potensi itu berubah mengikuti jumlah dan jenis kegiatan yang masuk. Ketika jumlah potensi bertahap menjadi cukup besar, depolarisasi yang memadai dikeluarkan untuk menggerakan aksi potensial yang bersifat all or none, sehingga informasi dapat dihantarkan. Misalnya neuron yang menanggapi peregangan otot akan terbakar dalam ukuran yang sesuai dengan jumlah peregangan, makin panjang peregangan makin banyak neuron yang terbakar. 4. CAIRAN CEREBROSPINAL CSS mempunyai fungsi: a. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS berada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf. b. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai tulang tengkorak c. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk memindahkan produk seperti darah, bakteri,

d.

e.

materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke sisi lain melalui intraserebral. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.

Pembentukan, Aliran dan Absorpsi Cairan Serebrospinal Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivaskuler disekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak). Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/ hari), volume CSS total hanya sekitar 150 mL. Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif. Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: Natrium dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehingga menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan menarik ion-ion bermuatan negatif, terutama clorida ke dalam CSS. Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron sehingga meningkatkan tekanan somotik cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan osmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melalui membran khoroideus ke dalam CSS. Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit) terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dalam ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada dibagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga subarachnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula

spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah. CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus. Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimanasemua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui dindingnya.

TAMBAHAN: Komosio serebri (gegar otak) merupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana terjadi pingsan (kurang dari 10 menit). Gejala gejala lain mungkin termasuk noda-noda di depan mata dan linglung. Komosio serebri tidak meninggalkan gejala sisa atau tidak menyebabkan kerusakan struktur otak (Pahria, 1996: 48). Komosio serebri atau gegar otak adalah keadaan pingsan yang berlangsung tidak lebih dari 10 menit akibat trauma kepala, yang tidak disertai dengan kerusakan jaringan otak. Pasien mungkin mengeluh sakit kepala, vertigo, mungkin muntah, tampak pucat (Harsono, 2000: 310). Tanda dan gejala klinik: 1. Pingsan tidak lebih dari 10 menit 2. TTV yang tidak normal atau menurun

3. Setelah sadar mungkin terdapat gejala subyektif seperi nyeri kepala, pusing dan muntah 4. Terdapat amnesia retrograde (singkat) dan pada pemerisaan tidak terdapat kelainan neurologi lainnya

Sawar darah otak adalah suatu membran yang sangat resisten terhadap proses diffusi dan memisahkan cairan intersisial otak darah (Youmans, 1996). Pemeriksaan susunan saraf pusat dengan menggunakan mikroskop elektron memperlihatkan bahwa lumen kapiler darah dipisahkan dari ruang ekstra seluler oleh:

1. sel endotelial di dinding kapiler 2. membran basalis di luar sel endotel, dan 3. kaki-kaki astrosit yang menempel pada lapisan luar dari dinding kapiler Beberapa bagian otak tidak mempunyai sawar darah otak dan mempunyai struktur sel yang berbeda. Pada daerah tersebut protein dan molekul-molekul organik yang kecil dalam darah dapat masuk ke susunan saraf pusat. Pada keadaan normal terdapat dua sawar yang semipermeabel dan berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari substansi yang membahayakan (Snell, 1992). Fungsi sawar darah otak adalah melindungi otak dari berbagai variasi subtansi darah, terutama senyawa lokisik. Fungsi peting sawar darah otak adalah: 1. Fungsi Anatomi Secara anatomis sawar darah otak adalah melindungi otak dari bermacam-macam toksin eksogen yang berasal dari darah (Youmans, 1996). Fungsi ini dapat terjadi karena struktur sawar darah otak yang mempunyai tight junction antara sel endotel yang tidak permeabel terhadap molekul berukuran besar (FitzGerald, 1985). Fenetrasi yang terdpat pada kapiler organ lain tidak terdapat pada kapiler otak, begitu juga vesikel pinositik, yang penting bagi makromolekul pada kapiler jaringan lain. Jika integritas kapiler baik, perisit yang terletak pada dinding kapiler akan mengaktifkan fungsi sawar darah otak. Perisit adalah sel fagosit yang bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis antara darah dan otak (FitzGerald, 1985)

2. Fungsi biokimia Fungsi biokimia untuk transport selektif dari zat-zat, tersusun oleh enzim-enzim dalam sel endotel pembuluh darah kapiler otak. Plasma borne biogenic dapat dimetabolisme oleh monoamin oksidase sehingga dapat melindungi otak dari pemecahan epinefrin sistemik. Transport oleh asam amino secara signifikan dapat menyebabkan penetrasi prodrug levodopa pada sawar darah otak sehingga dopamin dapat dimetabolisme untuk pengobatan pasien parkinson 3. Fungsi regulasi Agar dapat mencapai otak, cairan ekstraseluler dari darah harus melewati/menembus epitel koroid atau endotel kapiler. Zat dapat segera masuk apabila molekul dapat larut dalam air (plasma) dan membran lipid. Molekul yang lain memerlukan protein pembawa agar dapat menembus sawar darah otak (FitzGerald, 1985)

DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta: EGC. Lauralee, Sherwood. (2011) Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC. Ganong, W. F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC Sylvia A Price, Lorraine M Wilson. 2003.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6 volume 2. Jakarta : EGC Halim, J, 1996, Atlas Praktikum Histologi, EGC Penerbit Buku Kedokteran Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore: dengan korelasifungsional. Edisi 11. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai