Anda di halaman 1dari 9

34M4 35M M464 '7&548 9=.

:3 $:3>4M$7

: BAMBANG RIYANTO : )001)01)001 : 9:.453 $:M%:&4;4<43 M46:M465'4 : $rof. 9r. ;oshua .abandar, M.4. 9r. <usd! 4. .irod , M.$d 9ra. 3!imas 4is!ah, M.$d

PROBLEM BASED LEARNING ( PBL) ATAU PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Pengertian Menurut http://www.edtech.vt.edu/edtech/id/models/powerpoint/pbl.pdf bahwa Problem based Learning dimulai tahun 1950 sebagai restrukturisasi pendidikan sekolah kesehatan, tidak seperti pembela aran tradisional !ang berpuncak pada masalah setelah pembela aran di awal !aitu berupa fakta, ketetampilan "skill#, $%& dimulai dengan masalah, pembela aran fakta dan keterampilan di dalam konteks !ang relevan. Menurut http://www.edtech.vt.edu/edtech/id/models/powerpoint/pbl.pdf bahwa prinsip $%& adalah: 1. 'ebutuhan siswa untuk men!elesaikan masalah autentik, masalah open(ended dengan ban!akn!a awaban !ang benar. ). masalah autentik berasal dari ilmuwan, doktor, insin!ur, ahli hukum, pendidik, administrator, dan konselor. *. penekanan pada pengetahuan awal siswa, +dimulai dengan apa !ang siswa ketahui,. -. .iswa secara aktif berpartisipasi dalam merencanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 5. hubungan interdisiplin sangat kuat /. siswa bermain peran secara autentik Menurut http://www.edtech.vt.edu/edtech/id/models/powerpoint/pbl.pdf bahwa langkah( langkah dasar untuk $%& adalah: 1. siswa dibagi dalam kelompok ). masalah n!ata dipresentasikan dan dikiskusikan *. siswa mengidentifikasi apa !ang diketahui, informasi apa !ang dibutuhkan, strategi apa atau langkah berikutn!a untuk diambil -. individu meneliti hal !ang berbeda dengan sumber !ang sama 5. sumber masalah dievaluasi dalam kelompok /. siklus berulang terus menerus sampai siswa merasakan bahwa masalah telah disampaikan dengan cukup dan semua masalah telah disampaikan. 0. kemungkinan tindakan, rekomendasi, solusi, atau hipotesis dibangun. 1. tutor kelompok atau teman seba!a. Menurut http://www.lrckesehatan.net/cdroms2htm/pbl/pbl.htm bahwa Problem Based Learning adalah .uatu proses pembela aran !ang diawali dari masalah(masalah

!ang ditemukan dalam suatu lingkungan peker aan. Problem Based Learning "$%&# adalah lingkungan bela ar !ang di dalamn!a menggunakan masalah untuk bela ar. ?aitu, sebelum pebela ar mempela ari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik !ang dihadapi secara n!ata maupun telaah kasus. Masalah dia ukan sedemikian rupa sehingga para pebela ar menemukan kebutuhan bela ar !ang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut. Menurut @ulharman ")000# bahwa: $erubahan paradigma pendidikan kedokteran dari pembela aran !ang berpusat pada teacher "Teacher centre learning# ke arah pembela aran !ang berpusat pada pela ar "student centre learning# dapat dilihat dari ban!akn!a Aakultas kedokteran di dunia maupun di 5ndonesia !ang menerapkan $%&. $enerapan $%& ini ada !ang mengaplikasikann!a dalam kontek kurikulum sehingga disebut kurikulum $%&. $%& uga ada !ang menerapkan sebagai sebuah metode pendidikan.Problem Based Learning adalah proses pembela aran !ang titik awal pembela aran berdasarkan masalah dalam kehidupan n!ata dan lalu dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempela ari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman !ang telah mereka pun!ai sebelumn!a "prior knowledge# sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 9iskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan $%&.$enerapan $%& di pendidikan kedokteran pertama kali di Mc Master 7niversit! Banada pada dekade 19/0 akhir. $%& berkembang dengan pesat hingga sampai uga di 5ndonesia. Sintaks Mode Pe!"e a#aran PBL$PBI Menurut ctl-smp-2006.ppt bahwa: Aase(Aase %ase I =rientasi siswa pada masalah %ase II Mengorganisasi siswa untuk bela ar %ase III $rilaku >uru C Men elaskan tu uan, logistik !ang dibutuhkan C Memotivasi siswa terlibat aktif pemecahan masalah !ang dipilih 9eodiknas "dalam akhmadsudra at.files.wordpress.com/)009/0-/1/2pengembangan(model(pembelajaran-

C Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas Membimbing pen!elidikan individu dan bela ar !ang berhub dengan kelompok Masalah tersebut %ase I& Mengembangkan dan men!a ikan hasil kar!a %ase & Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah C Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi !ang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan pen elasan dan pemecahan masalah C Membantu siswa dalam merencanakan dan men!iapkan kar!a !ang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman C Mengevaluasi hasil bela ar tentang materi !g tlh dipela ari

/meminta kelompok hasil ker a

presentasi

'ONTE(TUAL TEA'HING AN) LEARNING ('TL) ATAU PEMBELAJARAN BERBASIS *ONTE*STUAL Pengertian+ Menurut %andono ")001# bahwa: Contextual Teaching and Learning "B6&# merupakan proses pembela aran !ang holistik dan bertu uan membantu siswa untuk memahami makna materi a ar dengan mengaitkann!a terhadap konteks kehidupan mereka sehari(hari "konteks pribadi, sosial dan kultural#, sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan !ang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamann!a. B6& disebut pendekatan kontektual karena konsep bela ar !ang membantu guru mengaitkan antara materi !ang dia arkann!a dengan situasi dunia n!ata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan !ang dimilikin!a dengan penerapann!a dalam kehidupan mereka sebagai anggota mas!arakat. Menurut .uherman ")009# bahwa $embela aran 'ontekstual (contextual teaching and learning# adalah pembela aran !ang dimulai dengan mengambil "mensimulasikan, menceritakan# ke adian pada dunia n!ata, kehidupan sehari(hari, !ang dialami siswa kemudian diangkat kedalam konsep matematika !ang dibahas. *o!,onen+ Menurut 5mran ")009# bahwa Contextual Teaching Learning "B6&# atau $embela aran 'ontekstual terdiri dari 0 komponen, !aitu: 1# 'onstruktivisme )# 5nDuir! *# Euestioning -# &earning Bommunit! 5# Modeling /# 4uthentic 4ssesment 0# <eflection Menurut .uherman ")009# bahwa pembela ran kontekstual melibatkan tu uh komponen utama pembela aran, !aitu: 1. konstruktivisme "constructi ism# 'onstruktivisme merupakan landasan filosofis dari B6&, !aitu bahwa ilmu pengetuahn itu pada hakekatn!a dibangun tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, melalui proses !ang tidak selalu mulus "trial and error#. 5lmu pengetahuan bukanlah seprangk at fakta !ang siap diambil dan diingat, tapi harus dikonstruksi melalui pengalaman n!ata. 9alam konstruksivisme proses lebih utama daripada hasil ). bertan!a "!uestioning#, bertan!a adalah cerminan dlam kondisi berpikir. Melalui bertan!a endela ilmu pengetahuan men adi terbuka, karena dengan bertan!a bisa melakukan bimbingan, dorongan, evaluasi, atau. konfirmasi. 9i samping itu dengan bertan!a bisa mencairkan ketegangan, menambah pengetahuan, mendekatkan hati, menggali informasi, meningkatkan motivasi, dan memfokuskan perhatian. *. menemukan "in!uir"#

Menemukan adalah proses !ang penting dalam pembela aran agar retensin!a kuat dan munculn!a kepuasan tersendiri dalam benak siswa dibandingkan han!a melalui pewarisan. 9engan menemukan kemampuan berpikir mandiri "kognitif tingkat tinggi, kritis, kreatif, inovatif, dan improvisasi# akan terlatih !ang pada kondisi selan utn!a men adi terbiasa. 5nkuiri mempun!ai siklus observasi, bertan!a, menduga, kolekting, dan konklusi. -. mas!arakat bela ar "learning communit"# 'onsep mas!arakat bela ar men!arankan agar hasi bela ar diperoleh dari hasil ker asama dfengan orang lain, baik melalui perorangan maupun kelompok orang, dari dalam kelas, sekitar kelas, di luar kelas, di lingkungan sekolah, lingkungan rumah, ataupun di luar sana. 9alam pelaksanaan B6& guru disarankan untuk membentuk kelompok bela ar agar siswa membentuk mas!arakat bela ar untuk saling berbagi, membantu, mendorong, menghargai, atau membantu. 5. pemodelan "modelling# $emodelan akan lebih mengefektifkan pelaksanaan B6& untuk ditiru, diadaptasi, atau dimodifikasi. 9engan adan!a model untuk dicontoh biasan!a konsep akan lebih mudah dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. $emodelan dalam matematika, misaln!a mempela ari contoh pen!elesaian soal, penggunaan alat peraga, cara menemukan kata kunci dalam suatu bacaan, atau cara membuat skema konsep. $emodelan tidak selalu oleh guru, bisa uga oleh siswa atau media lainn!a. /. refleksi "re$lection# <efleksi adalah berpikir kembali tentang materi !ang baru dipela ari, merenungkan kembali aktivitas !ang telah dilakukan, atau mengevaluasi kembali bagaimana bela ar !ang telah dilakukan. <efleksi berguna untuk evaluasi diri, koreksi, perbaikan, atau peningkatan diri. Membuat rangkuman, meneliti dan memperbaiki kegagalan, mencari alternatif lain cara bela ar "learning ho% to learn#, dan membuat urnal pembela aran adalah contoh kegiatan refleksi. 0. asesmen otentik "authentic assesment# 4sesmen otentik adalah penilaian !ang dilakukan secara komprehensif berkenaan dengan seluruh aktivitas pembela aran, meliputi proses dan produk bela ar sehingga seluruh usaha siswa !ang telah dilakukann!a mendapat penghargaan. 8akekat penilaian !ang diwu udkan berupa nilai merupakan penilaian atas usaha siswa !ang berkenaan dengan pembela aran, bukan merupakan hukuman. $enilaian otentik semestin!a dilakukan dari berbagai aspek dan metode sehingga ob ektif. Misaln!a membuat catatan harian melalui observasi untuk menilai aktivitas dan motivasi, wawancara atau angket untuk menilai aspek afektif, porto folio untuk menilai seleruh hasil ker a siswa "artefak#, tes untuk menilai tingkat peguasaan siswa terhadap materi bahan a ar. Menurut ctl-smp-2006.ppt # bahwa: 9epdiknas "dalam akhmadsudra at.files.wordpress.com/)009/0-/1/2pengembangan(model(pembelajaran-

1. 'onstruktivisme: siswa membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. $embela aran harus dikemas men adi proses +mengkonstruksi, bukan menerima pengetahuan ). 5nDuir! "menemukan# $roses perpindahan dari pengamatan men adi pemahaman .iswa bela ar menggunakan keterampilan berpikir kritis *. Euestioning "bertan!a# 'egiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kamampuan berpikir siswa %agi siswa !ang merupakan bagian penting dalam pembela aran !ang berbasism inDuir! -. &earning communit! "mas!arakat bela ar# .ekelompok orang !ang terikat dalam kegiatan bela ar %eker asama dengan orang lain lebih baik daripada bela ar sendiri 6ukar pengalaman %erbagi ide 5. Medelling "pemodelan# $roses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, beker a dan bela ar Menger akan apa !ang guru inginkan agar siswa mneger akann!a /. 4uthentic 4ssesment "penilaian !ang sebenarn!a# Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa $enilaian produk "kiner a# 6ugas(tugas !ang relevan dan kontekstual 0. reflection "refleksi# Bara berpikir tentang apa !ang telah kita pela ari Mencatat apa !ang telah dipela ri Membuat urnal, kar!a seni, diskusi kelompok *arakteristik Pe!"e a#aran Ber"asis 'TL Menurut 9epdiknas "dalam

akhmadsudra at.files.wordpress.com/)009/0-/1/2pengembangan(model(pembelajaranctl-smp-2006.ppt# bahwa karakteristikn!a adalah: 'er asama .aling menun ang Men!enangkan 6idak membosankan %ela ar dengan bergairah $embela aran terintegrasi .iswa aktif &haring dengan teman .iswa kritis, guru kreatif

9inding kelas dan lorong(lorong penuh dengan hasil kar!a siswa, peta(peta, gambar, artikel, humor dan lain(lain &aporan kepada orang tua bukan han!a raport, tetapi hasil kar!a siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain(lain. Hakekat Be a#ar !ate!atika Menurut .uherman ")009# bahwa %ela ar Matematika adalah suatu proses "aktivitas# berpikir disertai aktivitas afektif dan fisik. PEMBELAJARAN )ENGAN PENEMUAN (IN-UIRY) Menurut .ofa ")001# bahwa $endekatan in!uir" adalah pendekatan menga ar dimana siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. .edangkan $endekatan disco er" merupakan pendekatan menga ar !ang memerlukan proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, men( elaskan, dan mengambil kesimpulan. $ada kegiatan disco er" guru han!a memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. $ada pendekatan in!uir", siswa menga ukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan guru. 'eterampilan mental !ang dituntut lebih tinggi dari discover! antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Menurut .ofa ")001# bahwa $endekatan in!uir" harus memenuhi empat kriteria ialah "1# ke elasan, ")# kesesuaian, "*# ketepatan dan "-# kerumitann!a. Menurut .ofa ")000# bahwa: .etelah guru mengundang siswa untuk menga ukan masalah !ang erat hubungann!a dengan pokok bahasan !ang akan dia arkan, siswa akan terlibat dalam kegiatan inDuir! dengan melalui 5 fase ialah: Aase 1 : .iswa menghadapi masalah !ang dianggap oleh siswa memberikan tantangan untuk diteliti. Aase ) : .iswa melakukan pengumpulan data untuk mengu i kondisi, sifat khusus dari ob ek teliti dan pengu ian terhadap situasi masalah !ang dihadapi. Aase * : siswa mengumpulkan data untuk memisahkan variabel !ang relevan, berhipotesis dan bereksperimen untuk mengu i hipotesis sehingga diperoleh hubungan sebab akibat. Aase - : merumuskan penemuan inDuir! hingga diperoleh pen elasan, pern!ataan, atau prinsip !ang lebih formal. Aase 5 : melakukan analisis terhadap proses inDuir!, strategi !ang dilakukan oleh guru maupun siswa. 4nalisis diperlukan untuk membantu siswa terarah pada mencari sebab akibat. .ecara sederhana, metode penemuan dapat diartikan sebagai cara pen!a ian pela aran !ang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru "7sman dan .etiawati, 199* :)5 dalam Turisina, 2006). Menurut M 4min "1991 dalam 6urisina, )00/# bahwa, ada beberapa pola metode dapat dipergunakan "1# Guaided penemuan pada pembela aran,
(penemuan

!ang !aitu
dengan

sebagai

berikut

Discovery-Inquiry

bimbingan);

dalam

menggunakan pola ini guna memberikan bimbingan !ang cukup, ")# Modified

'isco er"-(n!uir" (penemuan dengan fasilitas yang tersedia); dalam pola


ini

guru memberi masalah sekaligus alat dan bahan !ang diperlukan kemudian memberi semangat kepada siswa agar beker a mencari prosedur pemecahan masalah. "*# Invitation to Inquiry (Penemuan dengan langkah penelitian ilmiah#F $ola ini menga ak siswa seperti la!akn!a ilmuwan, "-# Inquiry Role )proach (penemuan dengan pendekatan pembagian tugas), (5)Free Inquiry "penemuan dengan pendekatan kebebasan siswa# pada pola penemuan ini, siswa dilibatkan untuk menentukan problem !ang akan d iselidiki
sekaligus menentukan sendiri cara pemecahan problem. "/# Dictoral Riddle (penemuan

dan

dengan guru

petun uk masalah Lesson pola ini menga ukan

gambar#F dengan pertan!aan

pada berkaitan

pola gambar, dengan

ini poster, gambar

motivasi transparasi, tersebut,

pemecahan kemudian "0#

menampilkan

Synectic men ari

(penemuan

dengan

membandingkan

sesuatu

untuk

persamaann!a#, "1# Value Clarification (penemuan berdasarkan nilai sikap); dapat ini berdasarkan pengamatan dalam penilian khusus siswa pada terhadap pola persamaan tersebut. $engamatan perlu penemuan bimbingan lain :

dan pola penemuan dengan petun uk gambar. 4da beberapa pers!aratan !ang diperhatikan siswa menggunakan metode penemuan, bela ar antara motivasi harus ditumbuhkan agar suasana men!enangkan,

adan!a kebebasan dalam berkar!a dan memecahkan masalah, guru terampil memilih permasalahan !ang problematis dan tidak ban!ak ikut campur dalam kegiatan siswa (!ud"ana, #$%0, dalam Turisina, 2006).
!elain itu menurut Tabrani (#$$2 dalam Turisina, 2006), bah&a syarat utama metode penemuan ada pada potensi yang dimiliki oleh sis&a itu sendiri. Potensi itu

meliputi

kemandirian

siswa

dalam

data,

keaktifan

dalam

memecahkan

masalah, keperca!aan pada diri sendiri. 'elebihan metode penemuan, yaitu' siswa dapat mengerti konsep dasar lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan, pengetahuan mudah ditransfer pada situasi proses bela ar !ang baru, mendorong siswa berpikir dan beker a atas inisatif sendiri, memberi kepuasan instrinsik, serta pembela aran lebih baik "4min, 1991 : 99(100 dalam Turisina,
2006).

Metode penemuan, menurut >ilstrap "dalam Turisina, 2006), memiliki beberapa


keunggulan dibandingkan dengan metode pembela"aran yang lain. (eberapa keunggulan dalam metode

penemuan adalah sebagai berikut : "1# metode ini kemungkinan !ang besar untuk memperbaiki dalam dan / atau memperluas siswa, persediaan ")# dan penguasaan sebagai ketrampilan proses kognitif $engetahuan

pengetahuan !ang melekat erat pada diri siswa, "*# metode penemuan dapat menimbulkan gairah pada diri siswa, karena siswa merasakan erih pa!ahn!a membuahkan hasil, "-# metode ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk ma u berkelan utan sesusai dengan kemampuann!a sendiri, "5# metode ini men!ebabkan siswa mengarahkan bela arn!a sendiri, sehingga lebih termotivasi untuk bela ar, "/# metode ini membantu siswa memperkuat konsep siswa dengan bertambahn!a rasa perca!a diri selama proses ker a penemuan, "0# metode ini terpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pendinamisator dari penemuan, dan "1# metode ini membantu perkembangan siswa menu u ke skeptisme "perasaan meragukan# !ang sehat untuk mencapai kebenaran akhir dan mutlak
)enurut Turisina (2006) bah&a selain memiliki kelebihan, metode penemuan "uga memiliki

kelemahan(kelemahan sistem domonstrasi adalah : "1# metode ini mempers!aratkan suatu persiapan kemampuan berpikir !ang dapat diperca!a, ")# metode ini kurang berhasil untuk menga ar kelas !ang umlahn!a besar, "*# harapan !ang ditimbulkan oleh metode ini, kurang bisa diterapkan oleh guru dan siswa !ang sudah terbiasa dengan perencanaan dan penga aran !ang tradisional, "-# menga ar dengan pengetahuan akan dipandang sebagai metode !ang telalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang memperhatikan
perolehan sikap (5) metode ini tidak memungkinkan sis&a

untuk berpikir kreatif, bila se ak awal konsep !ang akan ditemukan telah dipilih guru dan proses penemuann!a uga dibawah bimbingan guru. )A%TAR PUSTA*A 5mran, .!aiful. )009. *omponen Pembela+aran *ontekstual. "online# http://ipankreview.wordpress.com/)009/0*/)0/komponen(pembela aran( kontekstual(ctl/ "diakses )1 4pril )001#

.ofa. )001. Pendekatan 'isco er", (n!uir", dan &T& dalam Pembela+aran -isika. "online# http://pkab.wordpress.com/)001/0//)1/discover!(inDuir!(sts(fisika/ "diakses )1 4pril )009# .udra at, 4khmad. )000. Pembela+aran Berbasis *ontekstual .. "online# akhmadsudra at.files.wordpress.com/)009/0-/1/2pengembangan(model( pembelajaran-ctl-smp-2006.ppt (diakses 2/ )pril 200/# .uherman, :rman. )009. Pendekatan *ontekstual dalam Pembela+aran 0atematika. "online# http://educare.e(fkipunla.net/indeG).phpH optionIcom2contentJdo2pdfI1JidI*1 "diakses )1 4pril )009# 6urisina, Eorr!. )00/. %imbingan >uru Melalui Metode $enemuan dalam 7pa!a Meningkatkan $emahaman dan 4ntusiasme .iswa pada $ela aran .ains 'elas &ima .ekolah 9asar. "online# http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi(bin/librar!HeId( 00000(00(((0skripsi((00(1((0(10(0(((0(((0prompt(10(((-(((((((0(1l((11(en(50((( )0(about(((00(*(1(00(11(1(0utf@K(1( 00JaIdJdI84.8e0dd0f0*1bd0a/)9/5a0-dJshowrecordI1 "diakses )1 4pril )009# @ulharman. )000. Problem Based Learning (PBL#. "online# http://Kulharman09.wordpress.com/)000/00/15/problem(based(learning(pbl/ "diakses )1 4pril )009# LLLLL.)00-. Bahan Pembela+aran Problem Based Learning (Bela+ar Berdasar 0asalah. "online# http://www.lrckesehatan.net/cdroms2htm/pbl/pbl.htm "diakses )1 4pril )009#

LLLLL Problem-Based Learning (PBL#. "online# http://www.edtech.vt.edu/edtech/id/models/powerpoint/pbl.pdf. "diakses )1 4pril )009#

Anda mungkin juga menyukai