Anda di halaman 1dari 5

Dr Vangesti mengungkapkan bahwa ketika seseorang merasa tidak bahagia dengan hubungannya, mereka akan bereaksi dengan berbagai

cara. Misalnya, membahas topik konflik ini, marah, dan sering mengubah pembicaraan, atau malah menghindari konflik. Ketika salah satu pasangan melakukan kesalahan, dan pasangan lainnya mulai mengungkitnya berulangulang, kedua belah pihak berpotensi untuk tidak bahagia dalam hubungannya. Ketika berada dalam hubungan yang tidak memuaskan, mereka cenderung berpikir siapa yang lebih kuat dalam hubungan tersebut. Akibatnya mereka sering mengeluh dan "berebut kekuasaan tertinggi" dalam hubungan. Sebaliknya, orang yang bahagia dengan pasangannya tidak akan menghindari konflik. "Di antara pasangan bahagia, ketika salah satu pasangan melakukan kesalahan, marah, atau tidak setuju dengan yang dilakukan pasangannya, maka pasangan yang lain akan berpikir bagaimana memahami pasangannya dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik tersebut," tambahnya. Agar pertengkaran Anda dengan pasangan tidak berkembang menjadi "perang urat syaraf", sebaiknya Anda mengetahui apa saja yang sebaiknya dihindari saat bertengkar dengan si dia karena sikap Anda berdua bisa menentukan arah hubungan selanjutnya. - Jangan diam dan mengabaikan Biasanya jika pasangan tidak mau menerima pendapat yang kita ajukan, kita akan langsung ngambek dan mendiamkannya. "Ini kesalahan terbesar yang sering terjadi dan seharusnya dihindari," ujar Rachel A Sussman, psikoterapis. Menurutnya sikap mendiamkan justru membuat pasangan tidak bisa menyampaikan perasaannya. Jika Anda masih marah, katakan padanya bahwa emosi Anda tidak bisa pulih secepatnya dan minta waktu untuk membahasnya nanti. - Jangan mengungkit Saat marah dan emosi terkadang kita mengucapkan kata-kata yang sebenarnya tidak dimaksudkan demikian. Karena itu ada baiknya kita menahan diri. Di lain pihak kita juga tidak perlu mengambil hati ucapan pasangan ketika sedang bertengkar. Jika memang terasa mengganggu, ambilah jeda sampai keduanya sudah tenang untuk membicarakannya. - Sampaikan 'maaf' dengan penjelasan Laurie Puhn, mediator dan penulis buku Fight Less, Love More mengatakan kadang banyak pasangan yang hanya mengatakan 'maaf', saja. Padahal akan lebih baik mengatakan maaf karena... dan di masa yang akan datang, tidak akan terulang. - Sampaikan kondisinya Jika Anda dan pasangan ingin membahas topik yang sensitif, misalnya soal uang, carilah waktu ketika Anda berdua sedang dalam kondisi tenang. Bila seharian ini Anda sedang suntuk di kantor, lelah karena didera kemacetan, atau capek mengurus rumah, mintalah waktu padanya untuk tidak membahas hal-hal sensitif yang bisa berujung pada pertengkaran dulu. - Jadilah pendengar yang baik Begitu si dia mencoba memberi alasan pada satu topik yang sedang dibahas, cobalah terbuka dan mendengarkan. Mengabaikannya sama halnya dengan berteriak keras ke wajahnya. Jadilah pendengar yang baik dan berilah tanggapan secara jernih. Ini akan membuat perselisihan lebih mudah diselesaikan.

- Jangan terus memperkeruh suasana Anda tahu si dia bersalah, namun terus saja mengungkit salahnya hingga menyebut hal yang ia tidak ia sukai. Ini sama saja dengan menyiram bensin ke api. Jika memang ada kesalahan yang ia buat, fokuslah pada hal yang terjadi saat ini dan jangan menambah lagi permasalahan dengan mengungkit hal-hal yang sudah lewat. - Fokus untuk mencari solusinya Energi Anda akan habis percuma jika terus mengingat apa yang memicu pertengkaran. Misalnya dia lupa membawa uang tunai di restoran yang tidak menerima kartu kredit, Anda bisa ke mesin ATM terdekat dan masalah selesai. Jangan lagi kemudian mengungkit-ungkit kalau si dia adalah orang paling pelupa yang Anda kenal. Fokus pada solusi akan membuat semua jadi lebih baik dan mudah. - Jangan bilang 'saya tidak bermaksud demikian' Ini bisa membuat salah arti pada situasi tertentu. Mengatakan ini seperti menggunakan penghapus pada pulpen bertinta permanen yang tidak akan baik hasilnya. - Jangan menyalahkan diri sendiri Terus menerus menyalahkan diri sendiri atas pertengkaran yang terjadi bisa membuat kepercayaan diri menurun. Hubungan Anda berdua tidak akan menjadi lebih baik. Setiap orang berhak untuk membela dirinya dan menyampaikan alasan dari tiap tindakan yang dilakukan. - Jangan menyelesaikan pertengkaran dengan seks Jika si dia mengajak Anda bercinta karena menganggap seks bisa membuat hubungan Anda kembali baik, katakan dengan terbuka dan terus terang bahwa Anda tidak sedang dalam mood yang baik atau tidak menginginkannya. Memang hubungan seks setelah bertengkar terkadang lebih intim dan mesra, tapi itu terjadi jika Anda berdua sudah menemukan solusi dari masalah yang menjadi bahan keributan. ada 10 kalimat yang harus dihindari saat Anda sedang marah atau adu mulut dengan pasangan. Meredam kalimat-kalimat ini akan membantu menyelamatkan hubungan Anda.

1. Sumpah serapah Hindari mengucapkan kata-kata makian, atau kutukan saat bertengkar dengan si dia. Cobalah untuk membalik kondisi, Anda pasti tak mau ada orang yang memaki atau mengutuk Anda kan? Selain itu, Anda pasti akan marah jika ada orang lain memaki-maki orang yang Anda cintai ini kan? Nah, karena itu jangan lakukan hal yang sama padanya untuk alasan apapun.

2. Julukan yang kasar Sama seperti sumpah serapah, hindari memberinya nama julukan yang kasar. Misalnya, "si bego" dan si matre dan lain-lain. Ingatlah, Anda beradu mulut dengan orang ini karena Anda mencintainya dan akan selalu mencintainya. Tidak sepantasnya jika hanya karena satu-dua kesalahan yang dilakukannya Anda lantas memberinya label yang bernada merendahkan.

3. "Kamu selalu..." atau "Kamu tidak pernah..."

Sudah pulang kerja larut malam, rumah berantakan, si kecil belum makan, lalu si dia malah meminta Anda membuatkan teh manis dan mi rebus. Kesal pastinya. Tapi daripada marah, mengapa tak membicarakan masalah ini baik-baik dengannya? "Jangan langsung naik darah karena ia sering malas dan tidak pernah membantu Anda sama sekali di rumah. Kalau memang ia selalu bersikap buruk dan tidak pernah membantu, Anda seharusnya tidak berhubungan dengannya, dan saya yakin bukan itu inti permasalahannya," ungkap Patti.

4. Sedikit-sedikit minta putus "Saya tahu bahwa pertengkaran hebat dapat mengakibatkan putus cinta atau perceraian, dan itu wajar saja. Tapi Anda tidak boleh mengambil keputusan itu ketika bertengkar," tambahnya. Perpisahan, baik perceraian atau putus cinta, adalah langkah besar dalam suatu hubungan yang akan mengubah drastis hidup Anda dan pasangan. Anda harus tenang dan rasional ketika mengambil keputusan ini. Karena sekali Anda mengatakannya, Anda tak bisa mengembalikan kata-kata tersebut.

5. Anda benci teman-temannya Pertengkaran yang terjadi antara Anda dan pasangan adalah masalah pribadi Anda berdua. Ketika sumber masalah terletak pada kehidupan pribadi Anda, jangan mengambinghitamkan teman-temannya. Ini jelas bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan bagaimana Anda tidak menyukai teman-temannya. Perkataan Anda tentang mereka akan membuat kehidupan sosial Anda jauh lebih rumit.

6. Anda benci keluarganya Jangan sekalipun Anda mengungkapkan rasa tidak suka Anda pada keluarganya saat sedang bertengkar. Mungkin saja orangtuanya atau mertua Anda menjengkelkan, tapi saat sedang marah bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan kekesalan Anda. Persoalan keluarga adalah hal rumit dan sensitif, salah bicara satu kata saja tentang orang-orang yang dicintainya, bisa-bisa malah membuat ia tak lagi cinta pada Anda.

7. Membenarkan ucapan mantannya Tak salah kok jika Anda mengenal baik mantan pacarnya dan bertanya tentang sifat-sifatnya. Yang salah adalah ketika Anda membenarkan ucapan mantan kekasihnya tentang sifat buruknya. Sebaiknya, jangan memihak mantannya untuk hal-hal yang sensitif. Semua hal yang diucapkan dalam sebuah pertengkaran adalah hal sensitif. Ia dan mantannya putus karena sebuah alasan, dan Anda tentu tidak ingin segera berstatus "mantan" karena hal bodoh yang Anda katakan.

8. Mencibir passion dan mimpinya Ingatlah untuk fokus pada topik pertengkaran, dan tidak saling menyerang. Jika Anda bertengkar karena masalah keuangan, jangan mengungkit-ungkit karya fotografi atau lukisannya yang tidak bernilai seni, band-nya yang tidak punya depan, mimpinya untuk berbisnis Anda anggap sebagai hal bodoh, atau passion-nya yang lain. Fokuslah pada permasalahan yang sebenarnya, dan carilah solusinya untuk mengatasi hal ini.

9. Berharap tidak pernah bertemu dengannya Pertengkaran bisa menjadi semakin panas dan emosional, tapi tak perlu bereaksi berlebihan. Misalnya mengungkapkan bahwa Anda menyesal pernah mengenalnya, dan berharap tidak pernah bertemu dengannya. Kata-kata ini sangat menyakitkan bagi siapa pun yang mendengarnya. Ingatlah bahwa selama ini Anda memiliki waktu-waktu bahagia bersama. Dan jika Anda tak pernah bertemu dengannya, mungkinkah Anda bisa mengalami saat-saat bahagia tersebut? Mengatakan kepadanya bahwa hubungan Anda sia-sia malah membuatnya merasa jauh lebih sedih, kesal, dan memperburuk kondisi hubungan Anda.

10. Anda berharap dia mati Patti mengungkapkan bahwa kata-kata ini adalah kata yang paling buruk dan berlebihan dalam sebuah hubungan. "Tidak peduli betapa marahnya Anda padanya, saya tahu, Anda tidak berharap dia mati. Setelah Anda mengatakan sesuatu sekeji itu, wajar saja jika ia merespon dengan perkataan keji lainnya," jelasnya. Anda pasti tidak ingin ia mengatakan hal yang sama kejinya, apalagi jika hal itu terucap dari orang yang Anda pikir selama ini mencintai Anda. Ujung-ujungnya, kata-kata keji ini hanya akan membuat Anda berdua merasa tersakiti satu sama lain.

Saat bertengkar pilihlah kalimat bijak. Kata-kata bisa menjadi setajam pisau dalam menyakiti hati pasangan. Berikut beberapa trik dalam mengucapkan kalima penyejuk saat Anda dan pasangan dilanda pertikaian, disarikan dari buku The Happiness Project, yang ditulis Gretchen Rubin.

1. "Tolong pahami pendapatku." Semakin terjadi perbedaan pendapat, semakin sempit cara Anda berdua dalam berpikir. Cobalah untuk berempati. Lontarkan kalimat ini sebelum memulai percakapan, demi memastikan Anda dan dia tetap memedulikan pasangan masing-masing.

2. "Ini penting buat aku. Tolong dengarkan." Ketika bertengkar masing-masing kerap mengabaikan pendapat pasangannya. Ucapkan kalimat ini, untuk meminta perhatiannya, lalu tunggulah hingga beberapa detik sebelum menyampaikan poin-poin paling penting pada pasangan.

3. "Aku juga salah." Memang paling mudah menyalahkan pasangan sebagai pihak yang menciptakan masalah tersebut. Namun tak seorang pun senang bila disudutkan. Untuk itu, cobalah mengakui andil Anda dalam terjadinya suatu masalah, tak peduli betapa pun kecilnya.

4. "Ini bukan hanya masalah kamu, tetapi masalah kita berdua." Pernyataan ini bisa mengubah dinamika pertengkaran - yang awalnya hanya masalah Anda atau masalah dia- menjadi bagaimana Anda dan dia berusaha mengatasi masalah tersebut.

5. "Ya sudah, kita berpikir dululah." Terkadang hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah berhenti berbicara. Beri waktu bagi Anda berdua untuk berpisah, menenangkan diri dan saling berpikir. Bila mungkin, tunda satu atau dua hari untuk bertemu lagi. Dengan demikian Anda memberi kesempatan kepada amarah untuk mereda lebih dulu.

6. "Aku sayang sama kamu." Tak ada sesuatu pun yang sanggup meluluhkan hati seseorang yang tengah emosi, kecuali menyampaikan perasaan Anda yang paling dalam kepadanya. Anda akan segera menyadari, bahwa dirinya sangat berarti untuk Anda, dan Anda tak ingin kehilangan dia hanya karena memuaskan rasa kesal yang tak ada habisnya.

Anda mungkin juga menyukai