Anda di halaman 1dari 3

2013

Kerajinan Gerabah Pak Jumiran di Kasongan

Disusun Oleh: Umi Hanum 4401411082 Pendidikan Biologi UNNES

KERAJINAN GERABAH PAK JUMIRAN DI KASONGAN

I.

LATAR BELAKANG Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~ S 7.846567 - E 110.344468) sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal. Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang

tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an. Kerajinan gerabah yang sekarang ditekuni oleh bapak Jumiran memperoleh bahan baku dengan membeli langsung 1 truk dengan harga empat ratus ribu rupiah setiap truknya, bahan baku tersebut berupa tanah liat yang telah dicampur dengan pasir halus yang biasa disebut warga wedi, perbandingan tanah liat dengan pasir halis ini 4:1. Usaha yang digeluti Pak Jumiran ini sudah berjalan selama 4 tahun. Pak Jumiran memiliki pegawai sebanyak 4 orang yang bekerja dirumahnya, namun ada juga yang bekerja di rumah masing-masing sebanyak 5 orang. Penghasilan yang didapat tidak menentu setiap bulannya. Kendala yang didapat yaitu ketika musim penghujan tiba, gerabah yang sudah jadi menjadi susah untuk kering, biasanya untuk mengeringkan gerabah hanya membutuhkan waktu 4 hari, namun jika musim penghujan membutuhkan waktu 3 minggu. II. TARGET PASAR Target pasar yang dituju oleh Pak Jumiran yaitu beliau menjual ke pedagang-pedagang yang III. IV. V. KONSEP PEMASARAN PRODUKSI DAN PENETAPAN HARGA DISTRIBUSI DAN PROMOSI

Anda mungkin juga menyukai