Anda di halaman 1dari 4

Standar pengobatan di Indonesia berdasarkan program P2TB paru adalah: Kategori 1 Untuk penderita baru BTA (+ dan BTA

(! " rontgen (+ # diberikan dalam dua tahap# $aitu : Tahap I# diberikan %i&ampisin '()mg# *tambutol +() mg# I,- .)) mgdan pira/inamid 1()) mg0 1bat diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama0 Tahap II# diberikan %i&ampisin '() mg dan I,- 2)) mg0 1bat diberikan tiga kali seminggu ( intermiten selama ' bulan0

Kategori 2 Untuk penderita baru BTA (+ $ang sudah pernah minum obat selama lebih sebulan# termasuk penderita dengan BTA (+ $ang kambuh " gagal pengobatan $ang diberikan dalam 2 tahap# $aitu: Tahap I# diberikan streptomisin +() mg ( in3eksi # I,- .)) mg# %i&ampisin '() mg# Pira/inamid 1()) mg dan *tambutol +() mg0 1bat diberikan setiap hari# Streptomisin in3eksi han$a diberikan 2 bulan pertama dan obat lainn$a selama . bulan0 Tahap II# diberikan I,- 2)) mg# %i&ampisin '() mg dan etambutol 12() mg0 1bat diberikan . kali seminggu ( intermiten selama ( bulan0

Bentuk dan gangguan lesi medulla spinalis0 10 4ielopati trans5ersa dimana seluruh 3aras asenden dan desenden terkena0 Sehingga ter3adi gangguan motorik# sensorik dan 5egetati& $ang luas0 Pen$ebab $ang tersering adalah trauma# tumor# multiple sklerosis# dan pen$akit pembuluh darah00 20 6esi $ang mengenai bagian sentral medula spinalis0 7ontohn$a s$ringomieli# h$dromieli# tumor intramedular0 4edula spinalis dapat terganggu mulai dari sentral kemudian meluas ke struktur lain dari medula spinalis0 8ambaran khasn$a dalah suatu disosiasi sensibilitas0 9engan ber3alann$a pen$akit bagian anterior dapat terkena pada tingkat lesin$a dan mengakibatkan atro&i neurogenik sentral# parese dan are&leksia0 Perluasan ke lateral dapat men$ebabkan sindrome -orner:s ipsilateral# kiposkoliosis (bila mengenai nukleus motorik dari dorsomedian dan 5entromedian $ang mempersara&i otot para spinal # paralisa spastik di ba;ah lesi bila traktus kortikospinalis terkena0 Perluasan ke dorsal akan mengakibatkan putusn$a 3aras dorsalis (untuk sensasi posisi dan rasa getar ipsilateral dan dengan

terkenan$a 3uga daerah 5entrolateral akan men$ebabkan gangguan suhu dan n$eri pada medula spinalis di ba;ah lesi0 .0 6esi di kolumna posterolateral0 9apat ter3adi se<ara selekti& pada pen$akit Suba<ute <ombine degeneration pada de&isiensi =itamin B12 mielopati 5akuolar oleh sebab AI9S# ser5ikal spond$losis0 Ter3adi gangguan propriosepti& dan sensasi 5ibrarsi pada tungkai sebagai ataksia sensorik0 8anguan traktus kortikospinal bilateral akan mengakibatkan spasitisitas# hiperre&lesi# dan re&leks ekstensor bilateral0 Akan tetapi re&lek dapat negati& atau menurun bila disertai neuropati peri&er '0 6esi di kolumna posterior# sering ter3adi pada pen$akit Tabes dorsalis (neuros$phillis 0 Ter3adi gangguan sensasi 5ibrasi dan posisi dan penurunan rasa raba# 3uga mengakibatkan ambang sensasi mekanik# taktil# postural# halusinasi# arah gerak dan posisi# sehingga akan timbul staksia sensorik dan %omberg $ang positi&0 7ara ber3alan $ang ataksik0 Pasien mengeluh n$eri >lan<inating: terutama tungkai0 9apat ter3adi inkontinens urine# re&lek KP% dan AP% $ang negati&0 Terdapat 6hermitte:s sign $ang disebabkan peningkatan sensiti&itas mekanik pada kolumna dorsalis dimana &leksi leher akan mengakibatkan peningkatan se<ara spontan unit!unit sensoris $ang akti& dan ikut sertan$a serabut sara& $ang lain0 (0 6esi di kornu anterior0 Pen$akit $ang men$erang se<ara di&us kornu anterior misaln$a adalah spinal muskular atro&i (misaln$a in&antile spinal mus<ular atroph$ in motor neuron disease 0 Bila bagian kornu anterior terkena se<ara di&us ter3adi kelemahan se<ara di&us# atro&i# &asikulasi ter3adi pada otot batang tubuh dan ekstremitas0 Tonus otot menurun dan ketegangan otot dapat menurun atau hilang0 8angguan sensorik tidak ter3adi karena 3aras sensorik tidak terkena0 20 Kombinasi lesi di kornu anterior dan traktus piramidalis0 -al ini se<ara karakteristik ter3adi pada Am$otrophi< lateral s<lerosis0 Ter3adi gangguan se<ara di&us dari 64, (progressi5e mus<ular atroph$# parese# &asikulasi $ang bersamaan dengan ge3ala lesi U4, (parese# spastisitas# re&lek plantar ekstensor 0 Tidak ada gangguan sphin<ter urine dan rektal tidak ada0

?enis lesi pada medula spinalis I0-emilesi II06esi Trans5ersal III06esi 9isseminata I=06esi 9i&&usa -*4I6*SI (Sindroma Bro;n Seguerd

*tiologi: trauma ta3am# radang# tumor 8e3ala : ! Pada le5el lesi : @ -omolateral : gangguan motorik 64,# gangguan sensibilitas propiosepti& + eAterosepti&0 !Pada ba;ah lesi @ -omolateral : gangguan morotik U4, # gangguan sensibiltas propiosepti& !Kontralateral : 8angguan sensibilitas eAtero<epti& : karena $ang rusak daerah berla;anan0 6*SI T%A,S=*%SA6IS

*tiologi : in&eksi (m$elitis# spondilitis # trauma#tumor# 5askuler 8e3ala klinis : !4otorik : kelemahan sesuai dermatom !Sensorik : anestesi dari dermatom lesi ke ba;ah !1tonom : neurogenik bladder

6*SI 9ISS*4I,ATA *tiologi: in&eksi# degenerati&# tumor

8e3ala : sesuai &okal lesi# men$ebar tidak simetris 4otorik : paresis U4, tidak simetris Sensorik : anestesi tidak simetris 6*SI 9IBBUSA (mengenai lebih dari 1segmen medula spinalis

*tiologi: biasan$a 5irus atau toksin 8e3ala: seperti lesi trans5ersal tetapi lebih berat

Anda mungkin juga menyukai