Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS PASIEN AXIETAS

Disusun oleh : 1. Alaa Ulil H. 2. Alditra Fauzy K R 3. Bobby A 4. Diphda Satria R 5. Icha Zulizza P 6. M. Adibul Umam 7. Nur Anita S 8. Rido Muid R 9. Andika Retno A H2A009001 H2A009002 H2A009007 H2A009015 H2A009022 H2A009033 H2A009037 H2A009040 H2A00805

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013

RIWAYAT PSIKIATRI a. Identitas Pasien Nama Usia TTL Jenis Kelamin Agama Alamat Pekerjaan : Ny Tina : 36 tahun : februari 1969 : Perempuan : Islam : Jl. Pucanggading Mranggen Demak : Cleaning service

Pendidikan Tertinggi : SD Status Pernikahan No. Rekam Medis Tanggal MRS : Menikah : 029A/13 : 11 April 2013

b. Identitas Sumber Alloanamnesis (tidak ada/ pasien datang sendiri) Nama Alamat Jenis kelamin Pekerjaan :: : :

Hubungan dengan pasien :

ANAMNESIS Diperoleh dari autoanamnesis pada hari kamis, 11 April 2013.30 WIB jam 08 di ruang pemeriksaan psikiatri: A. Keluhan Utama Pasien sulit tidur

B. Perjalanan Penyakit Sekarang Satu tahun yang lalu; pasien mengeluh sulit tidur, perasaan tidak enak, tidak tenang, berdebar-debar, cemas dan gelisah. pasien juga merasa seperti akan trtabrak mobil saat di jalan raya dan akan jatuh bila berjalan. Aktivitas sehari-hari masih berjalan lancar dan pekerjaan berjalan baik. Kemudian pasien datang ke klinik 24 jam periksa ke dokter dan disarankan untuk periksa EKG dan cek laboratorium tetapi pasien tidak melakukan pemeriksaan penunjang tersebut.

8 bulan yang lalu; pasien merasa keluhan semakin bertambah. Mengeluh keringat dingin dan pekerjaan mulai kacau. Pasien periksa lagi ke dokter dan dilakukan pemeriksaan EKG dan laboratorium tetapi dari pemeriksaan tersebut tidak menunjukkan adanya kelainan. Kemudian oleh dokter disarankan untuk periksa ke psikiater, tetapi pasien tidak melakukan saran tersebut karena merasa tidak gila.

1 minggu yang lalu; pasien diberi surat peringatan pemecatan dari atasan karena pekerjaannya yang semakin kacau. Semenjak itu pasien semakin cemas dan sering merasa akan dimarahi atasan, takut saat melihat atasan lewat. Karena keluhan dirasa semakin mengganggu maka pasien datang ke dokter spesialis jiwa.

C. Riwayat Penyakit Dahulu 1. Psikiatri Pasien mengaku tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Hanya mengalami keluhan gejala sulit tidur dan cemas sejak satu tahun yang lalu. 2. Medis Umum a. Takikardi b. Riwayat Hipertensi disangkal c. Riwayat DM disangkal d. Riwayat asma disangkal e. Riwayat kejang disangkal f. Riwayat trauma kepala disangkal 3. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan, Alkohol dan NAPZA : Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat terlarang

D. Kurva Perjalanan GAF (Global Assesment of Function)

Riwayat Pramorbid: a. Riwayat prenatal dan perinatal: Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien merupakan anak yang diharapkan. b. Riwayat masa anak awal (0-3 tahun): Ibunya sudah meninggal sejak pasien berumur 2 bulan. Lalu pasien diasuh oleh bibinya. Riwayat sakit dan trauma kepala disangkal. Toilet training baik. c. Riwayat masa anak pertengahan (3-11 tahun): Pasien mulai masuk sekolah dasar pada usia 11 tahun. Di sekolahnya pasien sering diejek oleh teman-temannya. Namun, pasien tidak pernah menghiraukan ejekan teman-temannya dan tetap berhubungan baik dengan teman-teman sekolahnya. Di kalangan keluarganya, pasien merasa dikucilkan oleh keluarga kandungnya karena merasa paling jelek. Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 11 tahun. d. Riwayat masa anak akhir (masa pubertas sampai remaja): Pasien adalah pribadi yang periang, namun tidak pernah menceritakan masalah pribadinya. Pasien putus sekolah pada usia 12 tahun, dikarenakan tidak mempunyai biaya. Setelah putus sekolah, pasien kemudian bekerja pada orang Australia tetapi tidak lama. Lalu bekerja di toko sebagai penjaga toko. e. Riwayat masa dewasa: Riwayat pekerjaan: Pasien bekerja sebagai cleaning service dari usia 21 tahun sampai sekarang. Hubungan dengan teman kerja baik tetapi tidak pernah menceritakan masalahnya. Riwayat perkawinan dan persahabatan: Pasien menikah umur 25 tahun dengan laki-laki pilihannya sendiri. Pasien mempunyai 1 orang anak laki-laki berumur 4 tahun. Riwayat militer: Tidak mengalami masalah tentang militer. Riwayat pendidikan: Pasien mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SD. Pasien tidak pernah memiliki masalah serius dengan guru dan teman-temannya. Keagamaan: Pasien beragama islam dan merupakan orang yang taat beribadah. Sering mengikuti pengajian di sekitar tempat tinggalnya.

Aktvitas sosial: Hubungan pasien dengan tetangganya baik, tetapi pasien jarang bergaul dengan tetangga-tetangganya. Situasi hidup sekarang: Pasien hidup dengan suami dan anaknya. Hubungan pasien dengan suami dan anaknya cukup baik. Riwayat hukum: Tidak mengalami masalah tentang hukum. f. Riwayat psikososial: Dahulu pernah dikucilkan oleh keluarga kandungnya dan diejek oleh teman sekolahnya. g. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami seperti ini atau memiliki gangguan jiwa.

Tn A

Almh. Ny B

Tn C

Ny D

Tn E

Ibu Tinah

Tn Z

An TZ

h. Mimpi, khayalan, dan nilai hidup: Pasien mempunyai impian hidup yang tentram dan memiliki kehidupan yang lebih layak.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL a. Gambaran Umum Penampilan : cukup rapih Perilaku dan aktivitas psikomotor 1) Tingkah laku : normoaktif : (+) echopraxia : (-)

hipoaktif stupor gelisah agresif echolalia kleptomania 2) Sikap : apatik kooperatif negavitisme pasif infantil rigid

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

stereotipi ambivalensi gerakan kompulsif verbigerasi

: (-) : (-) : (-) : (-)

gerakan automatism : (-) perseverasi : (-)

: (-) : (+) : (-) : (-) : (-)

curiga berubah-ubah tegang pasif katalepsi

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

3) Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif 4) Kontak psikis : ada, wajar, dapat di pertahankan b. Mood dan Afek Mood: disforik euthyme hiperthyme hipothyme eksaltase Afek : sesuai tidak sesuai terbatas : (+) : (-) : (-) datar tumpul labil : (-) : (-) : (-) : (+) : (-) : (-) : (-) : (-) poikilothyme : (-) parathyme tension anxietas euphoria : (-) : (-) : (-) : (-) iritable : (-)

Kesesuaian : sesuai (appropriate) Ekspresi emosi yang lain : 1) Pengendalian : (+) cukup 2) Stabilitas : (+) stabil 3) Echt unecht : 4) Dalam / dangkal : (+) cukup 5) Arus emosi : (+) cukup 6) Empati : (+) dapat diraba dan dirasakan 7) Skala diferensiasi : cukup

c. Pembicaraan Kualitas : (+) circumstantial Kuantitas : (+) cukup Bicara spontan : (+) cukup Sulit mulai bicara / sulit ditarik : (+) sulit Kecepatan bicara / lambat bicara : (+) cukup

d. Gangguan persepsi Halusinasi visuil akustik olfaktorik gustatorik Ilusi visuil akustik olfaktorik e. Pikiran Bentuk pikir : (+) realistik Arus pikir : flight of idea asosiasi longgar inkoherensi jawaban irrelevan Isi pikir : waham kebesaran waham berdosa waham kejar waham curiga waham curiga waham cemburu waham somatis waham hipokandri : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) though of echo though of insertion : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) retardasi blocking lancar sirkumstansial : (-) : (-) : (-) : (+) : (-) : (-) : (-) gustatorik taktil : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) taktil haptik kinestetik autoskopi : (-) : (-) : (-) : (-)

though of withdrawal : (-) though of broadcasting: (-) though of control : (-)

delution of influence : (-) delution of passivity : (-) delution of perception : (-) over valued idea obsesif kompulsif : (-) : (-)

waham magic mistic : (-) fobia : (-)

gagasan bunuh diri atau membunuh : (-) f. Sensorium dan kognitif Kesiagaan dan tingkat kesadaran : jernih Orientasi : tempat (baik) , waktu (baik), personal (baik), sitiasional (baik) Daya ingat : jangka panjang (baik), jangka pendek (baik) Konsentrasi dan perhatian : kurang Kemampuan visuo spasial : Pikiran abstrak : baik Sumber informasi dan kecerdasan : baik Tes MMSE : tidak dilakukan

g. Pengendalian impuls h. Tilikan : baik i. Empati : dapat diraba rasakan j. Intelegensia : kurang k. Pertimbangan : l. Realibilitas

LAPORAN PSIKIATRI a. Pemeriksaan fisik umum : Tanggal : 11 April 2013 Status generalis : KU : baik Kesadaran : compos mentis GCS 15 Tekanan darah : 120/90 mmHg Nadi : 110x/menit Respiroty rate : 20x/menit Suhu : 370C Kulit : normal sama dengan daerah sekitar, ikterik (-) Kepala Mata Telinga : mesosefal : konjungtiva palpepbra pucat (-/-), ikterik (-/-) : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nyeri tekan Jam : 08.30 WIB

aurikula (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-),

MAE hiperemis (-/-), MAE terdapat massa (-/-), membrane timpani intake (+/+). Hidung : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nafas cuping

hidung (-), deformitas (-), septum deviasi (-), konka hiperemis (-), pembesaran konka (-), sekret (-). Tenggorok : hiperemis (-), kripte melebar (-), uvula hiperemis (-), uvula memanjang (-) Leher : kulit seperti warna sekitar, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-), otot bantu pernafasan (-) Jantung : Tidak dilakukan Paru : Tidak dilakukan Hati : Tidak dilakukan Limpa : Tidak dilakukan Limfe : Tidak dilakukan Ekstremitas : kelainan kulit (-), deformitas (-), lesi (-) BB : 55 Kg TB : 150 cm Status gizi : kesan gizi cukup

b. Status neurologis : tidak dilakukan c. Tes psikometrik : tidak dilakukan d. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan psikiatri / psikologis : tidak diusulkan Pemeriksaan elektromedik : tidak diusulkan Pemeriksaan laboratorium : T3 T4 Pemeriksaan lain : Tidak diusulkan

FORMULASI DIAGNOSTIK DIAGNOSIS : Axis : I. F.41.1 Gangguan cemas menyeluruh

II. Z. 03. 2 Tidak ada diagnosis aksis II III. Tidak ada (none)

IV. Tidak ada (none) V. GAF satu tahun terakhir = 90 81 GAF delapan bulan yang lalu = 80 71 GAF mutakhir = 60 51

TERAPI Farmakoterapi 1. Benzodiazepine : Golongan ini paling banyak digunakan. Kisaran dosis yng digunakan 2- 60 mg/oral/hari dalam dosis terbagi, kebanyakan kasus ansietas sudah dapat diatasi dengan dosis 6-40 mg/oral/hari. dimulai dengan dosis rendah dan setelah 3-4 hari dinaikkan menjadi dosis pengobatan penuh. Pada kasus ansietas akut dapat diberikan diazepam 10-20 mg IM atau IV. Pada pemberian diazepam IV lakukan secara perlahan-lahan; dianjurkan 1 cc/menit. Bila telah dicapai dosis pengobatan penuh, biasanya diazepam dengan dosis 0-15 mg/oral/hari, dosis ini dipertahankan 5-8 minggu; dan lalu diturunkan secara bertahap 10-15% per 7-10 hari. Bila gejala ansietas muncul kembali, berarti diperlukan jangka waktu penurunan yg lebih lama (misal 15-20 hari) 2. Non Benzodiazepine Derivat Gliserol : Meprobamat

Derivat barbiturat : Fenobarbital Antipsikotik (dosis kecil)

Psikoterapi

: Tx Wawancara 1. Suportif = dukungan 2. Analitik = membongkar kondisi jiwa & mencari permasalahan

PROGNOSIS : Dubia et bonam Genetik Onset Faktor pencetus Status marital Status ekonomi Kekambuhan : Tidak ada : Lama : Tidak ada

Kepribadian premorbid : Baik : Kawin : Kesan kurang : Tidak ada

Support lingkungan Gejala positif Gejala negatif Respon terapi

: Ada : Tidak ada : Tidak ada :-

KESIMPULAN: Pasien wanita, usia 36 tahun dengan status sudah menikah, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan susah tidur. Keluhan dirasakan sudah sejak satu tahun yang lalu. Pasien mengaku sudah berobat ke dokter dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan EKG, namun pasien menolak. Delapan bulan yang lalu, keluhan pasien bertambah. pasien merasa semakin cemas, berkeringat dingin, dan takikardi. Pasien memutuskan untuk periksa laboratorium, namun hasil yang didapatkan normal. Dokter menyarankan pasien untuk memeriksakan diri ke psikiater, namun pasien menolak. Satu minggu yang lalu, pasien mendapatkan surat peringatan pemecatan dikarenakan pekerjaannya menjadi kacau akibat kecemasannya. Pasien merasa semakin depresi dan memutuskan untuk berobat ke psikiater. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan hasil : Sikap : Kooperatif

Kontak psikis : Ada, wajar, dapat di pertahankan Afek Kesesuaian : Sesuai : Appropriate

Pengendalian : (+) cukup Stabilitas : (+) stabil Dalam / dangkal : (+) cukup Arus emosi : (+) cukup Empati : (+) dapat diraba rasakan Pembicaraan Kualitas : (+) circumstantial Kuantitas : (+) cukup Bicara spontan : (+) cukup Sulit mulai bicara / sulit ditarik : (+) sulit Kecepatan bicara / lambat bicara : (+) cukup

Bentuk pikir : Realistik Orientasi Daya ingat : Baik : Baik

Konsentrasi dan perhatian : Kurang Pikiran abstrak : Baik Sumber informasi dan kecerdasan : Baik Tilikan Empati Intelegensia : Baik : Dapat diraba rasakan : Kurang

PEMBAHASAN

ANXIETAS

Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. 1. Etiologi Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia. 2. Penyebab Gangguan Cemas a. Faktor Biologis Faktor biologis kecemasan akibat dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan dan terjadipelepasan katekholamine. Dilihat dari aspek psikoanalisis kecemasan dapat terjadiakibat impuls-impuls bawah sadar yang masuk ke alam sadar. Mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil dapat menimbulkan kecemasan yangmengambang, displacement dapat mengakibatkan reaksi fobia, undoing, reaksi formasi,dan dapat mengakibatkan gangguan obsesi kompulsif. Sedangkan ketidakberhasilan represi mengakibatkan gangguan panik. Dari pendekatan sosial, anxietas dapat disebabkan karena konflik, frustasi, krisis atau tekanan. b. Faktor Gangguan Fisik Gangguan fisik yang dapat menyebabkan ansietas adalah antara lain gangguan otak dan saraf (neurologis) seperti cedera kepala, infeksi otak, dan gangguan telinga dalam, gangguan jantung, seperti kelumpuhan jantung dan irama jantung yang abnormal (aritma), gangguan hormonal (Endrokrin) seperti kelenjar andrenal atau thyroid terlalu aktif, gangguan paru-paru (pernafasan) berupa asma, paru-paru obstruktif kronis atau COPD.

c.

Faktor Sosial Budaya Cara hidup orang di masyarakat juga sangat mempengaruhi pada timbulnya ansietas (Tarwoto & Wartonah, 2003; Agustarika, 2009). Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan mempunyai. falsafah hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar mengalami ansietas. Budaya seseorang juga dapat menjadi pemicu terjadinya ansietas. Hasil survey yang dilakukan oleh Mudjadid,dkk tahun 2006 di lima wilayah pada masyarakat DKI Jakarta didapatkan data bahwa tingginya angka ansietas disebabkan oleh perubahan gaya hidup serta kultur dan budaya yang mengikuti perkembangan kota (dalam Agustarika, 2009). Namun demikian, factor predisposisi di atas tidaklah cukup kuat menyebabkan sesorang mengalami ansietas apabila tidak disertai factor presipitasi (pencetus)

3. Gejala a. Gejala Psikologis - Ketegangan - Kekuatiran - Panik - Perasaan tak nyata - Takut mati - Takut gila - Takut kehilangan kontrol b. Gejala Klinis - Berkeringat - Gemetar - Jantung berdebar-debar - Pusing - Kepala terasa ringan - Ketegangan otot - Mual - Sulit bernafas - Diare - Gelisah - Gatal - Nyeri ulu hati

Pasien dengan anxietas kronik biasanya memiliki keluhan seperti: rasa sesak nafas, dada terasa sakit, kadang merasa harus menarik nafas dalam, dada terasatertekan, jantung berdebar, mual, vertigo, tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan;kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus, kaki merasa lemah, sehingga langkah kaki dirasakan berat kadang- kadang ada gagap

Bentuk Gangguan Cemas 1. Gangguan Fobik Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. Sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel : sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak wanita, dimulai semenjak kecil. a. Fobia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Fobia Spesifik Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang sedikit atau tidak menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik lebih umum dipusatkan di tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator, terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang, anjing, dan cedera yang melibatkan darah. Fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka ketakutan irasional terhadap suatu haltertentu. Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatiktertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadapketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. 2) Fobia Sosial Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika orangorang menjadi sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dengan fobia sosial memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan melakukan hal-hal yang akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berhari-hari atau bermingguminggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada kerumunan atau

tempat umum. Ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. Misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah. b. Terapi Konseling dan medikasi : dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri anti anxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Betabloker dapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap. 2. Gangguan Panik Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik spontan dan tidak diprediksikan. Serangan panik adalah suatu periode kecemasan atau ketakutan yangkuat dan relative singkat (biasanya < satu tahun), yang disertai oleh gejala somatiks tertentu seperti takipneu dan palpitasi. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik bervariasi dari beberapa serangan dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. a. Gejala Penyerta Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orangdengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental. b. Diagnosa Banding Penyakit kardiovaskuler: anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb. Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru. Penyakit neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb. Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan menopause, dsb. lntoksikasi obat, putus obat. Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat. c. Terapi Psikoterapi : ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan

pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut 3. Gangguan cemas menyeluruh Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. a. Gejala Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering ditunjukkan dengan gemetar gelisah serta nyeri kepala. Gejala lain yang mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejutkan. Gangguan seperti ini terjadi secara kronik dan mungkin bisa berlangsung seumur hidup. b. Terapi Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD adalah bisa diobati. terapi kognitifperilaku yang efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk mengidentifikasi, memahami, dan memodifikasi pemikiran yang salah dan pola perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan GAD belajar untuk mengendalikan kekhawatiran mereka. Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif, atau SSRI. SSRI mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti neurotransmiter lain, membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain.

Pedoman Diagnostik

Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untukbeberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaansituasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang). Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut: 1. Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb). 2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) 3. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.). Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) sertakeluhan-keluhan somatik berulang yang menojol. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara ( untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif( F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0),atau gangguan obsesif kompulsif (F42.-) Terapi Konseling dan medikasi : informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yangpaling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebihdari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi karenapemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangisecara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat. Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya kecemasan tidak jelas.

Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back. Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis. Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.

Anda mungkin juga menyukai