oleh
Pengantar
Teknologi Informasi (TI) telah terbukti dapat menjadi katalisator pertumbuhan sosial-ekonomi di berbagai negara di dunia Pengguna Internet masih terkonsentrasi di kota-kota besar, menimbulkan kesenjangan digital Biaya telekomunikasi (harga/performance) di Indonesia masih relatif mahal Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah belum adanya backbone nasional berkapasitas besar dan belum adanya dukungan jaringan internet internasional Tanpa dukungan infrastruktur TI secara nasional, dikhawatirkan Indonesia akan kehilangan peluang untuk mendapatkan pertumbuhan sosial ekonomi yang lebih baik.
Domestic Backbone
Wired :
Jaringan Akses
Optik (FTTH)
Wireless : Seluler (GSM, CDMA) FWA (CDMA) BWA Wimax-WiFi Broadcast Trunking
International Networks
Tier1
UUNet
Global Crossing
NTT Communications
C&W
Sprint
Global Internet
OCN KDDI STIX Reach ANC CNC
Tier2
Hutchison
Tier3
ISP G ISP
ISP A
ISP ISP B ISP
ISP F ISP
Penyelenggara Tier1: Sbg backbone utama dari global IP network Jangkauan global Backbone utama : tidak membeli koneksi ke penyelenggara lain.
US
Europe
AboveNet
Cogent
U.S
Hong Kong
Singapore
U.S
Hong Kong
Singapore
National Satellites :
(1) Indosat : Palapa C2 (2) Telkom : Telkom 1 and Telkom 2 HK
Langkah :
Incentive bagi yang berkomitmen membangun jaringan ke global tier-1 Memperhatikan efektifitas pembiayaan, kehandalan dan time to market dan minimasi kegagalan (failure) serta berdampak pricing yang jauh lebih murah.
National Backbone
Backbone di Indonesia
Microwave Transmission Telkom
Trans Sumatera Batam Babel Jawa Bali NTB NTT Kalimantan Sulawesi
Fiber Optic
Telkom
Jawa Sumatera Batam Sulsel Kalsel Bali
Satelit
Telkom
TELKOM-1; kapasitas 24 trspdr C-Band dan 12 trspdr extended C-Band. Palapa B4; kapasitas 24 trspdr C-Band TELKOM-2 (sudah diluncurkan th 2005) menggantikan Palapa B4, kapasitas 24 trspdr C Band TELKOM-3 (rencana peluncuran 2008), kapasitas 48 trspdr CBand
Indosat
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi
XL
Jawa Sumatera Batam Babel Bali NTB Sulawesi Kalimantan
Indosat
Comnet+
Jawa Bali
Domestic Backbone
PSN
Palapa C2, extended C-Band
U.S
Langkah :
Portfolio transmisi : satelit, terestrial, dan FO Singapore Mendorong Public Private Partnership (PPP) Incentive bagi yang berkomitmen membangun jaringan backbone secara berkecukupan. Mengoptimalkan jaringan eksisting sementara mendorong lintasan jaringan baru. Efisiensi dan revitalisasi sumber daya : penomoran, spektrum frekuensi, dsb. Pemanfaatan teknologi masa depan untuk mendapatkan optimasi penggunaan jaringan. Memperhatikan efektifitas pembiayaan, kehandalan dan time to market dan minimasi kegagalan (failure) serta berdampak pricing yang jauh lebih murah.
Pentingnya Backbone
Ketidakberadaan backbone nasional :
Harga layanan telekomunikasi menjadi mahal Ancaman terhadap integrasi dan perkembangan masyarakat Ancaman terhadap penurunan daya saing produk dan SDM Ancaman terhadap administrasi pemerintahan (tidak efektif dan efisien, serta tidak memenuhi Good Governance) Lingkungan pendidikan yang tidak berkembang atau lemah Opportunity lost
Penutup
Bahwa kebutuhan akan tersedianya atau adanya backbone nasional dan internasional untuk Indonesia adalah penting dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Mengingat penyediaan backbone ini memerlukan biaya yang besar dan memiliki dampak masa depan yang positif bagi bangsa dan negara, maka terwujudnya backbone dan pemanfaatannya memerlukan dukungan komitmen nasional melalui para pemimpin negara baik dari Pemerintah, Partai Politik, Parlemen dan Masyarakat luas. Sementara program-program perencanaan sedang berjalan, akan lebih baik secara terus menerus didorong melalui tulisantulisan, ulasan-ulasan melalui media massa elektronik dan nonelektronik termasuk sosialisasi melaui seminar, workshop. Sosialisasi untuk awareness juga perlu ditekankan kepada para CEO, COO, para pejabat pemerintah, parlemen dan partai politik akan pentingnya transformasi menuju masyarakat informasi.
TERIMA KASIH