Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Pemberian Jus Biji Pepaya (Carica papaya Linn) terhadap Penurunan Kadar Low Density Lipoproteins (LDL)

Plasma Tikus Sprague Dawly


Mutiah Nuraini1, Salmah Orbayinah2
1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak Biji pepaya (Carica papaya Linn) diketahui memiliki efek hipolipidemik dan kardioprotektif. Biji pepaya (Carica papaya Linn) mengandung flavonoid dan saponin. Flavonoid dapat menghambat oksidasi LDL. Sedangkan saponin diketahui dapat menurunkan aktivitas kolesterol serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus biji pepaya terhadap penurunan kadar LDL plasma tikus yang dibuat hiperlipidemia . Metode penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Sampel terdiri dari 25 ekor tikus Sprague Dawly jantan berumur 2 bulan, berat rata-rata 184,363,9 gram, dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif diberikan Lotyn (Lovastatin) 0.36 mg/200grBB/hari, kelompok kontrol negatif diberi aquades, kelompok kadar I diberi jus biji pepaya 100 mg/kgBB/hari, kelompok kadar II diberi jus biji pepaya 200 mg/kgBB/hari, dan kelompok kadar III diberi jus biji pepaya 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Kadar LDL obyek diukur dengan menggunakan reagen KIT LDL dengan metode LDL-Cholesterol with The CHOD-PA. Data penelitian ini dianalisis dengan uji Paired T-Test dilanjutkan dengan One Ways Annova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Low Density Lipoprotein (LDL) dapat turun secara signifikan (p<0,05) pada perlakuan dengan pemberian jus biji pepaya. Penurunan kadar LDL dengan pemberian jus biji pepaya kadar 400mg/kgBB/hari tidak berbeda signifikan (p>0,05) dengan pemberian Lovastatin. Disimpulkan bahwa pemberian jus biji pepaya secara signifikan dapat menurunkan kadar LDL plasma pada tikus hiperlipidemia.

Kata kunci

: LDL, Jus Biji Pepaya, Saponin, Flavonoid

The effect admnistration of Papaya Seed (Carica papaya Linn) Juice to Decrease Low Density Lipoprotein (LDL) Plasma Levels of Sprague Dawly Rat
Abstract Papaya (Carica papaya Linn) seeds is known to have hypolipidemic and cardioprotective effects. Seeds of papaya (Carica papaya Linn) contains flavonoids and saponins. Flavonoids inhibit oxidation of LDL. Saponin is known to reduce serum cholesterol. The purpose of this study is to find out the effect admnistration of Papaya Seed (Carica papaya Linn) Juice to decrease Low Density Lipoprotein level on hyperlipidemic rats. The method of this study is pretest-posttest control group design. Twenty five Sprague Dawly rats, male, 2 months age, 184,363,9 grams weight, divided into 5 groups. Negative control group given aquades, group I given 100 mg / kgBW/ day of papaya seeds juice, group II given 200 mg/kgBW/day papaya seed juice, and group III given 400 mg / kgBW /day papaya seed juice for 14 days. LDL level measured by LDL KIT reagent with LDL-Cholesterol with The CHODPA methods. Paired T-Test and One Ways Annova were used to analyzed this study. The result show that LDL can significantly (p<0,05) decrease after administration of Carica papaya seeds juice. The decrease of LDL plasma with 400mg/kgBW/days of Carica papaya seeds juice not significantly different (p>0,05) with given Lovastatin. This study showed that administration of Carica papaya seeds juice a significantly could be used to decrease LDL plasma level of hyperlipidemic Sprague Dawly Rat. Keyword: LDL, Papaya Seeds Juice, Flavonoid, Saponin

Latar Belakang Dislipidemia merupakan

tersebut telah diketahui berhubungan dengan dengan stimulasi mengubah growth timbulnya berbagai adhesi ekspresi factor aterosklerosis cara monosit sitokin seperti serta dan

kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah total, kenaikan Low kadar Density

pada

dinding

pembuluh darah 2. Pembentukan aterosklerosis merupakan plak dasar

kolesterol

Lipoproteins (LDL), trigliserida serta penurunan Lipoproteins aterogenesis, kadar High Density Dalam memiliki

patofisiologi dari penyakit jantung koroner. Aterosklerosis adalah suatu proses yang mendasari penyempitan pembuluh darah setempat oleh plak aterosklerosis3. merupakan terjadinya faktor Dislipidemia risiko utama dan

(HDL). semuanya

peran penting dan sangat berkaitan sehingga tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri.
1

Oleh

karena

itu

ketiganya sering disebut Triad Lipid . Diet menyebabkan lemak peningkatan tinggi kadar

aterosklerosis

sebagian besar bukti secara spesifik menunjukkan Komponen menyebabkan hiperkolesterolemia. utama peningkatan yang risiko

LDL. Studi pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa kondisi akan

PJK adalah kolesterol lipoprotein densitas-rendah (LDL). Sebaliknya peningkatan risiko PJK 4. Penyakit jantung koroner kadar lipoprotein

hiperkolesterolemia

menimbulkan aktivasi fokal pada endotel. LDL dapat menginfiltrasi dinding pembuluh darah masuk ke tunika intima dan mengalami

densitas tinggi (HDL) menurunkan

oksidasi dalam ruang subendotel. LDL yang teretensi dinding dan

(PJK) merupakan pembunuh nomor satu di banyak negara maju, bahkan di negara berkembang, seperti

menginfiltrasi

pembuluh

darah ini akan menginisiasi respons inflamasi. LDL yang teroksidasi

Indonesia, angka kejadian penyakit jantung koroner selama 5 tahun

terakhir

menduduki

peringkat

% pada pria dan 11,7 % pada wanita


6

pertama sebagai pembunuh nomor satu dan ke depan akan makin meningkat dengan adanya pola

. Penggunaan bahan alam

sebagai obat cenderung mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya

makan serba lemak dan instan serta kemudahan yang membuat manusia makin malas beraktifitas fisik 5. Hasil penelitian di

beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya 7. Oleh karena itu, peneliti mencoba memanfaatkan biji pepaya (Carica papaya L.) sebagai obat untuk penurun kadar LDL. Dari hasil penelitian Adeyene dan Olagunju didapatkan bahwa pemberian ekstrak biji C. papaya dapat menurunkan kadar LDL 8. Hal ini didukung oleh hasil analisis fitokimia ekstrak biji C.papaya yang menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, anthraquinones, anthocyanosides. saponin menurunkan Secara dan khusus untuk kolesterol

masyarakat saat ini menunjukkan adanya yang kecenderungan meningkat. prevalensi Berdasarkan

laporan WHO tahun 2002, diketahui sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol . Pada orang dewasa, tingkat kolesterol total 240 mg/dL atau lebih tinggi dianggap beresiko tinggi, sedangkan tingkat kolesterol total 200 - 239 mg/dL dianggap batas resiko tinggi. Prevalensi orang
5

Amerika yang berusia 20 tahun atau lebih yang mempunyai kadar kolesterol total 200 mg/dL adalah 51,1 % pada pria dan 49 % pada wanita. Sedangkan untuk kadar kolesterol 240 mg/dL adalah 16,8 % pada pria, 14,3 % pada wanita. Apabila dipakai batas kadar LDL kolesterol 130 mg/dL terdapat 42,7 % pada pria dan 32,4 % pada wanita. Apabila dipakai batas kadar HDL kolesterol 40 mg/dL terdapat 29,3

digunakan aktifitas

serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu. Biji pepaya

mempunyai efek hipolipidemia dan anti oksidan dalam darah. Dalam proses ini terjadi konversi kolesterol total menjadi asam empedu di dalam

hati yang menyebabkan terjadinya hipokolesterolemia. Olagunju flavonoid, Adeyene dan

kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III. Pengambilan darah ke-1

menyatakan alkaloid dan

bahwa tanin
8

mempunya efek hypolipidemik

Peneliti ingin mengetahui pengaruh pengaruh pemberian jus biji pepaya C. papaya terhadap penurunan kadar Low Density Lipoproteins (LDL) plasma tikus Sprague Dawly.

dilakukan 1 hari sebelum adaptasi pada 10 obyek masing-masing 2 obyek tiap kelompok. Kemudian seluruh hewan uji diinduksi dengan minyak babi 2 ml/hari selama 7 hari sehingga mengalami hiperlipidemia.

Bahan dan Cara Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni laboratorium dengan rancangan penelitian pretestposttest control group design.

Pada

hari

ke-8

dilakukan

pengambilan darah yang ke-2 untuk memastikan hiperlipidemia tikus atau sudah belum.

Kemudian masing- masing kelompok mendapat perlakuan selama 14 hari dengan Lovastatin 0.36 mg/200 g BB/hari untuk kelompok kontrol positif, tanpa perlakuan untuk

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kesehatan Muhammadiyah Kedokteran dan Ilmu

Universitas Yogyakarta dan

kelompok kontrol negatif, jus biji pepaya 100 mg/kgBB/hari untuk kelompok kadar I, jus biji pepaya 200 mg/kgBB/hari untuk kelompok Kadar II dan jus biji pepaya 400

Laboratorium Penelitian Pusat Antar Universitas Gadjah Mada. Obyek Penelitian ini adalah tikus putih Strain Sprague Dawly (SD), jantan, berumur 2 bulan dengan berat badan antara 150 - 200 gram. Penelitian ini terdiri atas 5 kelompok yang masing-masing (PAU) Universitas

mg/kgBB/hari untuk kelompok kadar III. Pada hari ke-24 setelah 14 hari perlakuan dengan pemberian jus biji pepaya dilakukan pengambilan darah yang ke-3.

terdiri dari 5 ekor tikus, yaitu

Pembuatan jus biji pepaya dilakukan dengan cara menghaluskan biji pepaya segar dengan blender kemudian di timbang sesuai dengan kadar yang diinginkan. Setelah itu, ditambahkan air hingga mencapai volume 1 ml, kemudian di

ependorf. Darah diambil serumnya. Pengambilan serum dilakukan

dengan cara darah disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit kemudian cairan bening bagian atas (serum) diambil dan

dipindahkan ke dalam tabung baru. Serum tersebut diperiksa kadar LDL menggunakan metode LDL-

homogenisasikan

menggunakan

homogenizer dengan kecepatan 6612 rpm selama 2 menit lalu disaring. Alat yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 25 buah kandang tikus, alas dan tutup

Cholesterol with The CHOD-PAP.

Hasil Penelitian Hasil rerata kadar LDL

kandang, tempat minum dan tempat pakan tikus, sonde, sarung tangan, timbangan analitik, mikrohematokrit, rak tabung reaksi, tabung reaksi, 25 buah ependrof, label, pipet, centrifuge, pencatat blender,

sebelum pemberian minyak babi pada kelompok kontrol positif,

kelompok kontrol negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini :

spektofotometer, waktu, vortex,

homogenizer, dan filter. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : jus biji pepaya berbagai dosis, pakan BR 2, minyak babi, air minum tikus (air putih), reagen KIT LDL dan aquades. Pengambilan sampel darah tikus dilakukan dengan memasukkan mikrohematokrit ke bagian medial dari mata (sinus orbitalis) tikus. Darah yang keluar ditampung dalam

Tabel 1. Hasil rerata kadar LDL kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III sebelum pemberian minyak babi. Kelompok Kontrol + Kontrol Kadar I Kadar II Kadar III Rata-rata
Kadar LDL (mg/dL)

Pengambilan 1 21,1100 2,9 19,0350 0,9 21,1050 0,9 21,4550 3,9 19,7250 2,9 20,4860 1,39

Tabel 2. Hasil rerata kadar LDL kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III pada sebelum dan sesudah pemberian jus biji pepaya.
Kadar LDL (mg/dL)

Sebelum diberi jus Kelompok biji pepaya (Pengambilan 2) Kontrol + Kontrol Kadar I Kadar II Kadar III 59,2320 3,8 59,0960 5,1 58,9540 3,3 60,3480 3,2 59,2340 4,7

Sesudah diberi jus biji pepaya (Pengambilan 3) 23,6120 2,1 64,0260 2,6 45,2760 2,6 36,1120 3,1 26,3880 2,1 35,62 - 4,93 13,67 24,23 32,84 60% -8% 23% 40% 55%
Selisih %

Uji normalitas terhadap data pengambilan darah ke-1, ke-2 dan ke-3 dengan uji Shapiro-Wilk bahwa data

hasil pengukuran didapatkan ratarata kadar LDL sebelum diberi minyak babi sebanyak 20,48 1,39 mg/dL.

diperoleh

hasil

berdistribusi normal (p>0,05). Dari

70 60 50 40 30 20 10 0 Kontrol + Kontrol Kadar I Kadar II Kadar III Pengambilan I Pengambilan II Pengambilan III

Gambar 1. Diagram Batang Perubahan Kadar LDL Hasil Paired T-test, diperoleh nilai signifikansi hal ini sebesar 0,000 sebelum dan sesudah pemberian aquades. Nilai signifikansi sesudah perlakuan pada Post Hoc Test

(p<0,05),

menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan antara kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian minyak babi. Pada gambar 1 terlihat bahwa pengukuran kadar LDL kelompok kontrol negatif yang dilakukan

Annova antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif maupun kelompok uji adalah 0,000 (p<0,05), ini berarti terdapat perbedaan yang nyata antara

kelompok kontrol negatif dengan kelompok lain, hal ini disebabkan kontrol negatif tidak memperoleh perlakuan apapun dibanding kontrol positif dan uji. Hal ini

setelah 14 hari perlakuan dengan jus biji pepaya, menunjukkan kenaikan kadar rata-rata LDL dari 59,0960 5,1 mg/dL menjadi 64,0260 2,6 mg/dL. Terdapat kenaikan sebesar 8%. Hasil Paired T-test

mengakibarkan kadar LDL kontrol negatif meningkat. Pada gambar 1 pada

menunjukkan nilai signifikansi 0,038 (p<0,05), adanya hal ini menunjukkan kadar LDL

kelompok kontrol positif didapatkan penurunan kadar rata-rata LDL dari

peningkatan

59,2320 23,6120

3,8

mg/dL

menjadi Terdapat

LDL kelompok kadar II sebesar 40 % dan kelompok kadar III sebesar 55%. Berdasarkan uji statistik

2,1mg/dL.

penurunan sebesar 60%. Berdasarkan uji statistik Paired T-test yang telah dilakukan didapatkan nilai p = 0,00 (p<0,05). bahwa signifikan sesudah Hal ada ini menunjukkan yang dan Lotyn signifikansi

Paired T-test yang telah dilakukan didapatkan nilai p=0,000 untuk

penurunan sebelum

kelompok kadar I; p=0,000 untuk kelompok kadar II; p=0,000 untuk kelompok kadar III. Hal ini

antara

pemberian

(Lovastatin). Nilai

menunjukkan

bahwa

terdapat

sesudah perlakuan pada Post Hoc Test Annova antara kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif adalah 0,000 (p<0,05), ini berarti perbedaan antara kelompok tersebut sesudah perlakuan benarbenar signifikan kadar dan LDL terdapat pada

peningkatan rerata kadar LDL yang bermakna sebelum dan sesudah

pemberian jus biji pepaya pada berbagai kadar. Hasil pengukuran kadar LDL yang dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA menunjukkan hasil p<0,05 yang berarti terdapat

penurunan

kelompok kontrol positif yang diberi Lovastatin. Pada kelompok kadar I,

perbedaan selisih kadar LDL yang bermakna pada lima kelompok. Hasil menunjukkan analisis Post Hock kontrol

kelompok kadar II dan kelompok kadar III didapatkan penurunan kadar rata-rata LDL masing-masing 58,9540 3,3 mg/dl dari

kelompok

negatif dengan kelompok kontrol positif p=0,000; kelompok kontrol negatif dengan kelompok kadar I p=0,000; kelompok kontrol negatif dengan kelompok kadar II p=0,000; kelompok kontrol negatif dengan kelompok kadar III p=0,000;

menjadi

45,2760 2,6 mg/dL; 60,3480 3,2 mg/dL menjadi 36,1120 3,1 mg/dl; 59,2340 4,7 mg/dL menjadi

26,3880 2,1mg/dL. Penurunan kadar LDL kelompok kadar I sebesar 23 %, sedangkan penurunan kadar

kelompok kontrol positif dengan kelompok kadar I p=0,000;

kelompok kontrol positif dengan kelompok kadar II p=0,00; kelompok kontrol positif dengan kelompok kadar III p=0,572. Berdasarkan hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa perbedaan selisih kadar LDL berbeda secara bermakna antar kelompok, kecuali antar kelompok kontrol

signifikan kadar

(p<0,05).

Peningkatan karena

LDL

tersebut

pemberian minyak babi. Minyak babi dapat

meningkatkan kadar LDL plasma darah hewan coba dikarenakan

minyak babi memiliki kandungan asam lemak jenuh yaitu sekitar 3843% dan kolesterol. Asam lemak (bersama glukosa dan asam amino) dimetabolisme menjadi asetil-KoA (merupakan kolesterol prekursor endogen). kolesterol sintesis Kolesterol eksogen

positif dengan kelompok kadar III. Pada kelompok kontrol positif

dengan kelompok kadar III tidak berbeda secara bermakna.

Pembahasan Penelitian ini menggunakan obyek tikus hiperkolesterolemia

endogen dan

(berasal dari makanan) tidak larut dalam darah, oleh sebab itu harus berikatan dengan protein membentuk kompleks lipid-protein (lipoprotein) agar dapat diangkut dalam aliran darah menuju jaringan yang membutuhkan 9. Pemberian minyak babi

dengan menggunakan minyak babi. Seperti yang telah diketahui minyak babi mengandung kadar kolesterol yang tinggi, sehingga pemberian minyak babi setiap hari dapat

menaikkan kadar LDL. Dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata

secara terus menerus selama 7 hari mengakibatkan meningkat kadar disertai kolesterol dengan

kadar LDL sebelum diberi minyak babi sebanyak 20,4860 1,39 mg/dL dan rata-rata kadar LDL setelah diberi minyak babi sebanyak 59,3728 1,95 mg/dL. Nilai rata-rata kadar LDL pengambilan pengambilan darah darah 1 2 dengan berbeda

peningkatan lipoprotein dalam darah. Peningkatan lipoprotein ini memicu peningkatan LDL yang

menyebabkan hewan coba dalam kondisi hiperlipidemia. Pada hasil penelitian ini, pemberian minyak

babi 2 ml/hari berhasil meningkatkan kadar LDL hewan coba. Maka dapat disimpulkan tersebut bahwa tikus putih

pemberian merupakan metilglutarat,

lovastatin. analog 3 suatu

Lovastatin hidroksi-3prekusor

sudah

dalam

keadaan sehingga

kolesterol. Lovastatin di dalam tubuh akan segera terhidrolisis,

hiperkolesterolemia,

tahapan percobaan selanjutnya dapat dilakukan. Setelah kondisi

menghasilkan suatu senyawa yang dapat menghambat kerja dari HMGCoA reduktase, yaitu sebuah enzim yang mengkatalisis perubahan HMGCoA menjadi mevalonat, yang

hiperlipidemia, dilakukan perlakuan pada obyek yang telah dibagi

menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok kadar I, kelompok kadar II dan kelompok kadar III. Pada kelompok kontrol

merupakan sebuah tahap penting dalam biosintesis kolesterol.

Hambatan enzim ini meningkatkan densitas reseptor LDL dalam sel hati sehingga terjadi penurunan LDL 11. Pada kelompok kadar I,

negatif hanya diberikan makanan biasa dan aquades tanpa pemberian lovastatin maupun jus biji pepaya. Pengukuran kadar LDL kelompok kontrol negatif menunjukkan

kelompok kadar II dan kelompok kadar III didapatkan penurunan kadar rata-rata LDL masing-masing

sebesar 23%; 40%; 55%. Penurunan kadar LDL disebabkan pemberian jus biji pepaya pada seluruh kelompok uji berdasarkan dosis yang telah ditentukan. Pemberian jus biji pepaya menyebabkan penurunan LDL. Hal ini disebabkan kandungan flavonoid

kenaikan kadar rata-rata LDL sebesar 8%. Pada kelompok kontrol negatif terdapat kenaikan kadar LDL karena pada kelompok ini tidak diberikan perlakuan yang dapat menurunkan kadar LDL sehingga tidak terjadi penurunan kadar LDL. Pada kelompok kontrol

dan saponin yang ada dalam biji Carica papaya L. Secara spesifik, saponin diketahui dapat menurunkan aktivitas kolesterol serum melalui

positif didapatkan penurunan kadar LDL sebelum dan sesudah

pemberian jus biji pepaya disebabkan

suatu aksi serupa resin, sehingga menurunkan sirkulasi enterohepatik dari asam empedu. Dalam prosesnya, konversi dari kolesterol menjadi asam empedu ini ditingkatkan di dalam hati sehingga menyebabkan hipokolesterolemia 8. Saponin dalam biji pepaya bekerja dengan cara mengikat asam empedu sehingga asam tersebut tetap berada di dalam usus dan proses resirkulasi ke hati (siklus enterohepatik) tidak terjadi. Akibatnya akan terjadi peningkatan penggunaan kolesterol di hati sebagai bahan baku pembuatan getah empedu sehingga cadangan kolesterol di hati menurun dengan demikian kadar LDL plasma menurun 8. Pada kelompok kadar I dan kelompok kadar II terdapat

sejalan dengan penelitian Adeyene dan Olagunju menunjukkan ekstrak biji Carica papaya L. yang diberikan 400mg/kg/hari memiliki kadar LDL yang paling rendah dibandingkan kadar 100mg/kgBB/hari
8

dan

200mg/kgBB/hari menunjukkan positif memiliki yang

. Uji statistik kontrol lovastatin yang tidak

kelompok diberi

perbedaan

signifikan atau dengan kata lain memberikan hasil yang sama dengan kelompok kadar III. Pemberian jus biji pepaya kadar III tidak yang

mempunyai

perbedan

signifikan dengan pemberian obat lovastatin. Literatur melaporkan serupa tentang pernah efek

hipoglikemik dan hipolipidemik dari flavonoid, alkaloid, dan tanin.

penurunan kadar LDL plasma. Kadar I dan kadar II jus biji pepaya sudah dapat menurunkan LDL, namun potensinya masih dibawah kontrol positif. Pada penelitian ini,

adanya fitokomponen-fitokomponen ini di dalam yang ekstrak tinggi dengan mampu

konsentrasi

menjelaskan tentang efek biologis yang diamati, terutama efek


8

pemberian jus biji pepaya pada kelompok kadar III lebih efektif dalam menurunkan kadar LDL jika dibandingan dengan kelompok kadar I dan kelompok kadar II. Hal ini

hipoglikemik dan hipolipidemik

Flavonoid mampu menurunkan kadar kolesterol darah, serta menghalangi adanya reaksi oksidasi kolesterol LDL dalam tubuh. Flavonoid

merupakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya, dikatakan juga bahwa flavonoid dapat menghalangi reaksi oksidasi LDL11. Kerusakan yang sel endotelium keadaan 2.

menurunkan plasma. Jus biji

kadar

LDL

pepaya

kadar

400mg/kgBB/hari kadar paling

merupakan dalam LDL

efektif kadar

menurunkan plasma.

disebabkan

hiperkolesterol ini yang memicu reaksi oksidasi dapat dihambat oleh preparat antioksidan seperti

Saran Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek pemberian jus biji pepaya bersamaan tinggi dengan kolesterol

flavonoid. Flavonoid dalam dosis yang kecil dapat melebarkan

pemberian

diet

pembuluh darah, juga menurunkan tingkat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein), kolesterol sehingga akumulasi pada

secara bersamaan. Perlu penelitain lebih lanjut mengenai efek jus biji pepaya terhadap kadar LDL plasma dengan manusia. menggunakan subyek

(aterosklerosis)

pembuluh darah berkurang, juga mencegah agregasi platelet darah sehingga mengurangi risiko

Ucapan Terima Kasih Fakultas Kesehatan Kedokteran dan Ilmu

terbentuknya gumpalan darah yang merupakan penyebab penyakit

Universitas

jantung koroner dan serangan stroke serta mengurangi inflamasi 12. Kesimpulan 1. Pemberian jus biji pepaya kadar 100 mg/kgBB/hari, dan 200 400

Muhammadiyah Yogyakarta.

Daftar Pustaka
1.

mg/kgBB/hari

mg/kgBB/hari selama 14 hari pada tikus hiperlipidemia dapat

Anwar, T.B.(2004). Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan; Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 1 Oktober 2010,dari http://library.usu.ac.id/downloa d/fk/gizi-bahri3.pdf.

2.

3.

4.

5.

6.

7. 8.

9.

Hansson, G.K. 2005. Mechanisms of disease: inflammation, atherosclerosis and coronary atherosclerosis artery disease. Review Article. New England Journals Medicine 2005; 352: 1685-95. Wijaya, A. (1998). Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler, Perspektif Baru. Forum Diagnosticum 2 (1): 28. Schoen, F.J. (2005). Blood Vessels. In: Robbins and Cotran. Pathologic Basis of Disease. 7th edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Oetoro, S. (2007). Makan Enak Jantung Sehat. Diakses 17 November 2010 dari http://medicastore.com/seminar/ 23/Seminar_RS_Jantung_Harap an_Kita_Makan_Enak_Jantung _Sehat.html American Heart Association. (2010). Hispanics/Latinos and Cardiovascular Diseases Statistics. American. Diakses tanggal 5 April 2010 dari http://www.americanheart.org/p resenter.jhtml?identifier=30009 34 Warisno. (2003). Budidaya Pepaya. Kanisius. Yogyakarta. Adeneye, A.A., Olaguniu, J.A. (2009). Preliminary hypoglycemic and hypolipidemic activies of the aqueous seed extract of Carica papaya Linn.in Wistar rats. Jurnal Biology and Medicine Volume 1(1): 1 -10. Ade, Lucia, E.W., Rika, Y. (2008). Khasiat Antihiperkolesterolemia

Seduhan Teh Herbal Garcinia X pada Tikus Putih Betina (Rattus norwegiens) Akibat Induksi Minyak Babi. Diakses tanggal 1 november 2010 dari http://digilib.ubaya.ac.id/skripsi /farmasi/F_2587_1040222/F_25 87_Bab%20IV.pdf 10. Nauli, T., dan Udin, L.Z. (2006). Model Fermentasi Lovastatin. Akta Kimindo Vol. 1 No. 2 April 2006: 99-104. Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Kimia Vii, di Surabaya 9 Agustus 2005. Diakses tanggal 24 Oktober 2010 dari http://www.analitik.chem.its.ac. id/attachments/-01_07%20Tigor%20Nauli.pdf 11. Nijveldt, R.J., Nood, E.V., Hoorn, D.E.C.V., Boelens, P.G., Norren, K.V., Leeuwen P.A.M. (2001). Flavonoids: a review of probable mechanisms of action and potential applications. American Journals Clinical Nutrition. USA. 74:418-25. 12. Suhatri, Helmi A., Hadira F.L.,
Irma. (2009). Efek Proteksi Ekstrak Daun Surian (Toona

sureni (Blume) Merr.) terhadap Gangguan Fungsi Sel Endotel Pembuluh darah Tikus. Diakses tanggal 27 oktober 2010 dari, http://repository.unand.ac.id/94 7/1/3._suhatri.doc.

Anda mungkin juga menyukai