Anda di halaman 1dari 38

Peraturan dan Perundang-undangan terkait dengan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Indonesia

SEMINAR KEPERAWATAN DI STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG 2013

1.
2.

3.
4.

5. 6.

Peraturan Pemerintah No. 10 Thn 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran Peraturan Pemerintah No. 32 Thn 1996 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang Rekam Medis Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 / Menkes / Per / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan UU No. 44 tahun 2009 tentang RS

Permenkes No: HK.02.02 / Menkes / 148 / I / 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktek perawat 8. KUHP Pasal 322, 112, 359 9. KUH Perdata Pasal 1365-1367 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1239/menkes/sk/xi/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1796/Menkes/Per/viii/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
7.

PP No. 10 tahun 1966


Pasal 1

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kesehatan pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran. Pasal 2 Pengetahuan tersebut harus dirahasiakan oleh tenaga kesehatan, kecuali ada peraturan lain yangsederajat atau lebih tinggi dari Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.

PP No. 10 tahun 1966


Pasal 3

Yang wajib menyimpan rahasia kedokteran adalah: a. Tenaga kesehatan b. Mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lain yang terikat dengan pengobatan dan perawatan c. Tenaga tata usaha di RS atau laboratorium

Psl 2 : 1. Tenaga kesehatan terdiri dari : a. Tenaga medis. b. Tenaga keperawatan. c. Tenaga kefarmasian. d. Tenaga kes masyarakat. e. Tenaga gizi. f. Tenaga keterapian fisik. g. Tenaga keteknisan medik.

2.
3.

4.
5.

Tenaga medis meliputi dokter & dokter gigi. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan. Tenaga kefarmasian meliputi : apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi : epidemiolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.

6.
7. 8.

Tenaga gizi meliputi : nutrisionis dan dietisien. Tenaga ketrampilan fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, & terapi wicara. Tenaga keteknisan medis meliputi : radiografer, radioterapis, teknisi gigi dll.

Informed Consent / Persetujuan Tindakan Permenkes 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 45 UU No.29 Th. 2004 tentang praktek kedokteran Pasal 56 UU 36/2009 tentang kesehatan Pasal 32 UU RS No. 44 Th. 2009 Pemberian ijin/persetujuan dari pasien yang diberikan secara bebas, sadar, rasional setelah pasien menerima informasi yang lengkap dan dimengerti dari tenaga kesehatan yang bersangkutan.

Expressed Consent : - lisan - tertulis Implied Consent (persetujuan yang diberikan secara tersirat) : - dalam keadaan normal (pengambilan spesimen darah) - dalam keadaan emergency (presumed consent: transplantasi organ)

Dasar Hukum: Pasal 4Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 UUPK 29/2004 Pasal 53 UU RS No. 44 Th. 2009 Macam-macam Rekam Medis : Rawat Jalan Rawat Inap RM Rawat Jalan : Ax pasien Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Dx/Dx banding Terapi Tanda tangan dokter

RM Rawat Inap : Sama dengan RM Rawat Jalan Informed consent Lembar konsultasi Lembar paramedis Lembar pemeriksaan penunjang Dx/dx banding Terapi Evaluasi Resume Tanda tangan dokter yang merawat

Pasal 23 (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan layanan kesehatan (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan layanan kesehatan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki (3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki ijin dari pemerintah (4) Selama memberikan pelayanan kesehatan, dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai materi

Pasal 27
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapat imbalan dan

perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.

Pasal 29

Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.

Pasal 32
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. (2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan / atau meminta uang muka

Pasal 56
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak

sebagian atau seluruhnya tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. (2) Hak menerima atau menolak tidak berlaku pada:
a. b. c. Penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke masyarakat yang lebih luas. Seseorang yang tidak sadarkan diri Gangguan mental berat

Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi

kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. (2) Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal:
a. b. c. d. e. Perintah undang-undang Perintah pengadilan Ijin yang bersangkutan Kepentingan masyarakat Kepentingan orang tersebut

Pasal 58
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi

terhadap tenaga kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. (2) Tuntutan ganti rugi tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tenaga penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan dalam keadaan darurat.

Pasal 1 Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun luar negeri sesuai dengan perundang-undangan. (b) Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (c) Surat Izin Praktek Perawat = SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek keperawatan secara perorangan dan / atau kelompok (d) Standar adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional
(a)

Surat Tanda Registrasi = STR adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai Peraturan Perundang-undangan f) Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau dan dapat diperoleh tanpa resep dokter g) Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter h) Organisasi Profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
e)

Pasal 2
(1) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas

pelayanan kesehatan. (2) Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek mandiri dan / atau praktek mandiri (3) Perawat yang menjalankan praktek mandiri berpendidikan min. D3 Keperawatan

Pasal 3
(1) Setiap perawat yang menjalankan praktek wajib

memiliki SIPP.

Pasal 4
(1) SIPP dikeluarkan oleh pemerintah daerah

kabupaten / kota. (2) SIPP berlaku selama STR masih berlaku.

Pasal 5 Untuk memperoleh SIPP, perawat harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten / kota dengan melampirkan: a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP c. Surat keterangan memiliki tempat praktek d. Pas foto berwarna terbaru 4x6 sebanyak 3 lembar e. Rekomendasi organisasi profesi (3) SIPP hanya diberikan pada satu tempat praktek
(1)

Pasal 6 Dalam menjalankan praktek mandiri, perawat wajib memasang papan nama praktek keperawatan. Pasal 7

SIPP dinyatakan tidak berlaku karena: a. Tempat praktek tidak sesuai dengan SIPP b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang c. Dicabut atas perintah pengadilan d. Dicabut atas rekomendasi organisasi profesi e. Yang bersangkutan meninggal dunia

Pasal 8 (2) Praktek keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. (3) Praktek keperawatan dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pelaksanaan asuhan keperawatan b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan dan pemberdayaan masyarakat c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer (4) Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan (5) Implementasi keperawatan meliputi penerapan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan (6) Tindakan keperawatan meliputi pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan (7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan dapat memberikan obat bebas dan / atau obat bebas terbatas

Pasal 9 Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 10 Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan. Bagi perawat yang menjalankan praktek di daerah yang tidak ada dokter yang bertugas, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan kompetensi, tingkat kedaruratan dan kemungkinan untuk dirujuk. Daerah yang tidak memiliki dokter adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Dalam hal daerah pada ayat (4) telah terdapat dokter, kewenangan perawat ayat (2) tidak berlaku

Pasal 11 Dalam melaksanakan praktek, perawat mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktek keperawatan sesuai standar b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi d. Menerima imbalan jasa profesi e. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya

(1)

Pasal 12 Dalam melaksanakan praktek, perawat wajib untuk:


a. b. c. d. e. f. g.

(2)

(3)

Perawat dalam menjalankan praktek senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau organisasi profesi. Perawat dalam menjalankan praktek wajib membantu program Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Menghormati hak pasien Melakukan rujukan Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan pelayanan yang dibutuhkan Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis Mematuhi standar

Pasal 14 Dalam rangka pelaksanaan pengawasan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan tindakan administratif kepada perawat yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktek. (2) Tindakan administratif dilakukan melalui:
(1)
a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pencabutan SIPP

Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan, atau mengabarkan atau menyampaikan surat, kabar dan keterangan tentang sesuatu hal kepada negara asing, sedang diketahuinya, bahwa surat, kabar atau keterangan itu harus dirahasiakan karena kepentingan negara, maka ia dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(1)

(2)

Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia, yang menurut jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara lamanya sembilan bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp 9000,Perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut

Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selamalamanya lima tahun.

Note: karena salahnya = kurang hati-hati, lalai, lupa, amat kurang perhatian

Pasal 1365
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain mewajibkan orang yang bersalah tersebut mengganti kerugiannya.

Pasal 1366
Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya tapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya

Pasal 1367 Seorang tidak saja bertanggung jawab terhadap kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya

(1) Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR. (2) Untuk memperoleh STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tenaga kesehatan harus memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi. (3) Ijazah dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.

(1) Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun. (2) Untuk pertama kali sertifikat kompetensi diberikan selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal kelahiran tenaga kesehatan yang bersangkutan. (3) Sertifikat kompetensi dipergunakan sebagai dasar untuk memperoleh STR.

(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. (2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai