Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan kesuksesan, manajeman waktu yang tepat sangat berperan.

Manajemen waktu sebenarnya lebih dititikberatkan kepada kemampuan diri sendiri dalam mengelola waktu, yakni kemampuan merencanakan, mendegelasikan, mengatur dan

mengontrol. Agar manajemen waktu bisa berjalan dengan baik. Banyak orang gagal karena tidak tepat dalam membagi waktu. Bahkan cenderung menyianyiakan atau membuang percuma waktu yang amat berharga. Orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik, kebanyakan beranggapan, bahwa satu hari bagai satu tahun. Lama! Tetapi, bagi insan yang mengisi waktu sebaik-baiknya, mungkin akan mendeklarasikan, bahwa satu hari bagai satu detik. Cepat sekali! Time is money. Ketika seseorang dapat memanajemen kebutuhan finansialnya dengan baik, maka semua kebutuhan akan terpenuhi. Sebaliknya, bila tidak diatur dengan baik, tidak menyusun skala prioritas dalam membelanjakan uang, maka ujung-ujungnya, akan terjadi pemborosan, dan tidak terpenuhinya semua kebeutuhan yang diinginkan. Begitu pula dengan waktu. Seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas dalam 24 jam, karena dapat memanajemen waktu dengan baik. Dan bila tidak ada pengaturan, atau adanya kesalahan dalam memanajemen waktu, maka seseorang akan merasa kekurangan waktu, sehingga menyebabkan tertundanya aktivitas yang harus segera diselesaikan saat itu juga. Penumpukan kegiatan akan terjadi, kegelisahan muncul, dan tumbuhlah sikap tergesa-gesa dalam menyelesaikan aktivitas, sehingga pencapaian hasilnya, kurang memuasakan. Bahkan, tidak jarang seseorang melakukan kegiatan, tanpa suatu target dalam pencapaiannya, karena hanya mengikuti setiap detik, menit, dan jam, dll., dengan kegiatan, tanpa perencanaan dan manajemen waktu. Karena itu, hendaknya seseorang mengejar, dan tidak dikejar-kejar waktu. Burnout Syndrome mengatakan, kecanduan kerja adalah gejala manajemen waktu yang buruk. Kalimat tersebut menindikasikan, bahwa beraktivitas terus menerus tanpa mengatur waktu, berdampak kurang baik dengan hasil yang dicapai, baik dari kegiatan itu sendiri, maunpun aktivitas lain. Sekali lagi, manajemen waktu itu, penting.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui konsep manajemen keperawatan 2. Mengetahui manajemen waktu dalam keperawatan

1.3 Manfaat Manfaat pembuatan makalah ini adalah : 1. Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan di bidang ilmu manajemen keperawatan. 2. Memahami konsep manajemen waktu 3. Memahami manajemen waktu dalam keperawatan

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini yaitu Cover, Kata pengantar, Daftar isi, Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis terdiri dari konsep manajemen waktu dan manajemen waktu dalam keperawatan. Bab III Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Serta Daftar Pustaka.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Manajemen Keperawatan 2.1.1 Pengertian Manajemen Frederick W.Taylor adalah salah seorang tokoh dari bidang ilmu manajemen. Pada awal tahun 1990-an, ia mengemukakan bahwa teori manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan yang utama adalah produksi yang efisien dan cepat. Motivasi pekarya dan manajemen dipengaruhi oleh kepuasan untuk bekerja sama dalam meningkatkan produksi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Fungsi-fungsi manajemen menurut Geurge R. Terry yaitu : a. Perencanaan ( Planning ) b. Pengorganisasian (Organizing); c. Penggerakan (Actuating); d. Pengawasan (Controlling). 2.1.2 Pengertian Waktu Waktu adalah salah satu sumber daya untuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. 2.1.3 Pengertian Manajemen Waktu Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu. Dari tinjauan secara komprehensif pekerjaan yang hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat diketahui prioritas hubungan antar aktifitas yang akan dikerjakan sendiri serta didelegasikan. Jebakan yang sering muncul disini adalah rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan sendiri dimana itu perasaan yang kurang tepat. Setelah pengorganisasian terjadi maka penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan pemberian motivasi kepada pemegang delegasi.

Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuian dari atasan maupun bawahan dengan cara berani mengatakan TIDAK. Akhirnya setelah selesai tuntas pekerjaan dilakukan pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana belum habis sedangkan pekerjaan telah tuntas seyogyanya dipergunakan untuk menambah kuantitas, merencanakan pekerjaan selanjutnya dan atau investasi waktu. Pendek kata, kualitas manajamen waktu berpedoman kepada empat indikator, yaitu : tetap merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawasan. Empat prinsip tersebut, applikabel dalam semua pekerjaan. Variasi terjadi dalam kerumitan dan kecepatan setiap tahap dilakukan. Perencaaan jangka panjang jelas lebih rumit dan relatif lama dari perencanaan jangka pendek, bahkan karena begitu pendeknya dimungkinkan perencanaan begitu singkat yang berlangsung dalam hitungan detik Commited to time. 2.1.4 Pengertian Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan adalah proses kerja melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia utuk memberikan asuhan keperwatan seefisien dan seefektif mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. 2.1.5 Pengertian Manajemen Waktu Dalam Keperawatan Manajemen waktu dalam keperawatan adalah bagaimanakah seorang perawat bisa menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan serta mengawasi sumber sumber yang ada baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien kepada individu, keluarga dan masyarakat. Waktu adalah salah satu prinsip yang paling dapat mempermudah orang membangun dan mengatur prioritas dalam kehidupan mereka, serta untuk menampilkan secara simbolis (Zerubavel 1981). Kemampuan untuk memprioritaskan merupakan prasyarat untuk kinerja kerja yang efektif dan merupakan strategi yang diharapkan. Asumsinya adalah bahwa prioritas dapat ditentukan, dan keputusan dibuat untuk apa yang paling penting, dan bahwa ini bisa diikuti dengan tepat tindakan keperawatan. Memprioritaskan menyediakan struktur untuk pemesanan temporal kerja.

2.2 Manajemen Waktu Dalam Keperawatan 2.2.1 Prinsip Dasar Manajemem Waktu a. Sediakan waktu untuk perencanaan dan menetapkan prioritas b. Selesaikan tugas berprioritas tinggi sesegera mungkin dan tuntaskan tugas sebelum c. memulai tugas yang lain.

d. Prioritaskan tugas yang tersisa berdasarkan informasi yang terkait.

2.2.2 Kategori Prioritas Waktu A. Jangan dikerjakan apabila : a) b) c) Masalah bisa hilang tanpa diatasi Sudah kadaluarsa Dapat dikerjakan oleh orang lain

B. Dikerjakan nanti apabila: a) Tidak disertai jatuh tempo b) Dapat ditunda c) Dapat diperlambat C. Dikerjakan sekarang, apabila: a) Kegiatan-kegiatan yang telah ditunda Kebutuhan staf Kebutuhan peralatan Rapat dan lain-lain b) Kebutuhan unit operasional harian

2.2.3 Hal-hal Penyita Waktu A. Eksternal : a) Telepon b) Sosialisasi c) Rapat-rapat d) Kurang informasi e) Komunikasi terbatas f) Kurang umpan balik g) Kurang adekuat penjelasan kebijakan/posedure h) Bawahan tidak kompeten i) Sistem penyimpanan informasi jelek j) Kertas kerja dan membaca B. Intenal : a) Sifat menunda b) Perencanaan kurang baik c) Gagal menetapkan tujuan dan sasaran d) Tidak mampu mendelegasikan e) Tidak mampu mengatakan tidak f) Terlalu banyak krisis g) Terburu-buru h) Ragu ragu atau tidak pasti i) Kebijakan pintu terbuka

2.2.4 Teknik- Teknik Mengelola Waktu a. Komitmen pribadi untuk perbaikan Brown (1980) menyebutkan komitmen pribadi pada penghematan waktu sebagai the sine qua non (maka periksalah diri anda sendiri) yang memiliki arti mereka yang peduli boleh terus membaca dan mereka yang menemukan ketidakinginan ini ada dan berusaha untuk merubah ketidakinginan menjadi keinginan baru kemudian

meneruskan membaca. b. Memutuskan apa yang tidak perlu dilakukan Menurut Nunlist syarat untuk sukses adalah menolak melakukan ha yang tidak penting. mereka harus belajar untuk melupakan hal yang tak perlu dan mengabaikan hal yang tak relevan. c. Belajar mengatakan tidak Seseorang selalu mempunyai prioritas hal yang penting yang harus dilakukan oleh orang lain. Di rumah sakit seseorang ini akan banyak ditemukan. Pemimpin harus menyaring hal yang penting dari hal yang tidak penting, atau tugas yang memberikan hasil tinggi dari tugas-tugas yang memberikan hasil rendah, dan mengataka n ya pada yang pertama dan mengatakan tidak kepada yang kedua tanpa merasa atau mungkin mengkomunikasikan rasa bersalah atau emosi yang merusak diri lainnya. d. Mencatat bagaimana waktu digunakan Lembar kerja analisa waktu (brown,1980) adalah satu cara untuk menemukan bagaimana waktu digunakan kemana perginya. Penimbulan kesadaran akan perilaku sendiri dengan membuat konkret yang abstrak. e. Merencanakan penggunaan waktu Membuat daftar tanggung jawab, memilih prioritas, dan menjadwalkan

penyelesaiannya. Membuat daftar harian, mingguan dan bulanan dari hal yang harus dilakukan, periksa kemajuan, ini merupakan penguatan bagi diri sendiri untuk pencapaian selanjutnya. Jangan biarkan gangguan sebentar memasuki daftar anda, tetapi berikan juga fleksibilitas, khususnya dalam daftar jangka panjang. f. Buat program blok waktu Salah satu cara terbaik untuk menyelesaikan proyek besar adalah memprogram blok-blok besar waktu untuk usaha tersebut. Jika tidak, tugas akan terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan banyak waktu akan terbuang untuk menemukan kembali dimana seseorang mengakhiri bagian yang terakhir dikerjakan g. Mengatur ruang kerja Aturlah lingkungan agar hidup menjadi lebih mudah. Aturlah ruang kantor agar cocok dengan kepribadian, mulai dari warna dinding sampai pengaturan perabotan atau tambahan tanaman sampai segala sesuatu yang dapat menyenangkan. Jaga kerapihan meja, hanya letakkan proyek yang sedang dalam fokus.

Adanya bahan-bahan lain pada meja dapat menjadi pengalih perhatian. Hilangkan kebutuhan untuk bangun dan berjalan keliling, waktu akan terbuang percuma untuk berjalan keluar masuk. h. Memo-itis Mackeinze (1972) melaporkan perkiraan bahwa biaya penggunaan kertas dalam menjalankan ekonomi Amerika Serikat berjumlah kira-kira setara dengan sepersepuluh output total tahunan dari jasa dan layanan. Dan memo (catatan kecil) adalah bagian dari tumpukan kertas. Memo adalah catatan untuk mengingatkan, untuk memperjelas, dan untuk memastikan. Catatan tersebut adalah komunikasi satu arah, hanya gunakan memo bila sangat perlu. Pada kebanyakan situasi, komunikasi lewat telepon akan lebih baik. Belajar untuk memilah memo yang diterima dengan sekilas menilai derajat kepentingan mereka. Jika memo tersebut berhasil melewati tes patut dibaca, maka bacalah dengan utuh. Bila tidak, buanglah segera kedalam keranjang sampah yang letaknya mudah dicapai. i. Menghambat gangguan Sopan santun umum memang selalu diperlukan tetapi mereka tidak boleh dikaburkan dengan kebutuhan untuk memperpanjang hubungan telepon atau kunjungan (mackenzie,1972). Tanpa melebih-lebihkan, satu menit gangguan paling sedikit akan melibatkan hal-hal berikut : 1) Berpikir tentang mengakhiri apa yang sedang anda lakukan 2) Pikiran anda dialihkan, mulanya untuk menampung kemarahan atas gangguan dan kemudian untuk memikirkan tentang apa yang ditanyakan oleh tamu 3) Waktu untuk berespons secara tepat, menutupi nyala kemarahan 4) Mendengarkan pertanyaan (yang hampir pasti akan ada) dan pernyataan umum 5) Berespons kembali sambil diam-diam bersumpah bahwa situasi ini tidak akan boleh terulang kembali 2.2.5 Cara MenetapkanBatas-Batas Dalam Manajemen Waktu A. KatakanTidak a) tugas tidak prioritas b) tingkat assertiveness c) tugas atasan dapat dinegosiasi B. Mengurangi pekerjaan yang tidak perlu a) pilih rapat yang penting saja b) pekerjaan tumpang tindih c) mengobrol di jalan,kafetaria C. D. Tetapkan tujuan realistic Delegasi tugas : a) delegasi bukan menghindari pekerjaan

b) pilih tingkat pendelegasian dengan supervise ketat dengan supervise minimal tanpa supervasi E. Hindari penundaan tugas

2.2.6 Faktor Penghambat Manajemen Waktu Efektif A. Prokrastinasi (menunda pekerjaan) a) Menulis laporan ( sulit ) >< membuka email (mudah) b) Deadline membuat prustasi dan mencegah penyelesaian tugas >< Deadline menolong menyusun rencana dan prioritas daftar yang akan dikerjakan. c) Bekerja baik didalam tekanan waktu >< banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. B. Perfeksionis a) Dapat mengarah ke prokrastinasi takut salah mengerjakan berulang-ulang b) Dapat dicegah dengan adanya standar kerja C. Tidak mampu memprioritaskan : a) Tidak bisa memboboti pekerjaan : Urgensi : segera-nanti berat-ringan pekerjaan b) Tidak bisa menyusun berbagai pekerjaan secara sistematis c) Dapat diminimalisir dengan cara menetapkan kategori pekerjaan : penting dan urgen tidak penting tapi urgen tidak penting dan tidak urgen penting tapi tidak urgen

2.2.7 Gaya Manajemen Waktu A. Monokronik a) b) c) d) e) f) Berorientasi waktu Eropa utara Satu pekerjaan untuk satu waktu Menentukan deadline Tidak suka interupsi Mengutamakan personal space

B. Polikronik a) b) Latar belakang budaya meditarian, Amerika latin, Afro Amerika, Arab Mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus

c) d) e) f) g) h)

Mudah didistraksi Toleransi terhadap interupsi Deadline merupakan tujuan, tapi tidak absolute Mudah mengubah rencana Mengutamakan hubungan daripada tugas Membina hubungan jangka panjang

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Kualitas manajamen waktu berpedoman kepada empat indikator, yaitu tetap

merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawasan. 3.2 SARAN Mari belajar untuk memanajemen waktu, mengelola, atau mengatur waktu, dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya. Menggali berjuta ilmu, menggapai setumpuk tujuan, meraih cita, dan kesuksesan, dengan belajar untuk mengejar, dan tidak dikejar waktu. Ingat, semua orang dibatasi oleh waktu.

10

Anda mungkin juga menyukai