Anda di halaman 1dari 177

PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 ini dapat tersusun.

Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan DIY, maka Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.

Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta Tahun 2012 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta (RL) serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil Kesehatan kali ini mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.

Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. WILAYAH 2.2. GEOMORPOLOGI LINGKUNGAN HIDUP 2.3 KEPENDUDUKAN 11 2.4 EKONOMI & SUMBER DAYA ALAM 2.5 SOSIAL & BUDAYA 2.6 PEMERINTAHAN & POLITIK 2.7 PRASARANA WILAYAH 2.8 STRUKTUR & POLA TATA RUANG BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. MORTALITAS 3.1.1. UMUR HARAPAN HIDUP 3.1.2 ANGKA KELAHIRAN 3.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU 3.1.4 ANGKA KEMATIAN BAYI 3.1.5 ANGKA KEMATIAN BALITA 3.2. MORBIDITAS 3.2.1 POLA PENYAKIT 3.2.1.1 POLA PENYAKIT MENULAR 3.2.1.2 POLA PENYAKIT TIDAK MENULAR 3.2.2 POLA PENYEBAB KEMATIAN 3.3. STATUS GIZI BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. VISI & MISI 4.2. PELAYANAN KESEHATAN DASAR & RUJUKAN 4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4.4. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 4.5. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN 4.6. PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN 5.1. TENAGA KESEHATAN 5.1.1. TENAGA MEDIS 5.1.2. TENAGA KEPERAWATAN 5.1.3. TENAGA KEFARMASIAN 5.1.4. TENAGA KESMAS 5.1.5. TENAGA GIZI 5.1.6. TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN KETEKNSIAN MEDIS 5.2. SARANA KESEHATAN 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI KESIMPULAN HALAMAN 3 4 6 8 8 9 13 15 20 21 23 26 26 26 27 28 29 31 32 32 34 43 46 47 50 50 51 52 55 59 60 63 63 64 67 70 72 74 76 78 80 84

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Hasil Sensus Penduduk Tabel 2. Indeks Pembangunan manusia di DIY Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tabel.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi DIY Tabel 5 Angka Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya di DIY Tahun 2011 Tabel 6 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesos Tabel 7 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tabel 8 Anggaran Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gambaran situasi dan keadaan kesehatan masyarakat di DIY dan diterbitkan setiap tahun. Maksud dan tujuan diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data dan informasi kesehatan serta data pendukung lainnya yang didiskripsikan dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu juga ingin disampaikan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah DIY pada tahun 2012. Profil ini disusun secara sistematis dengan mengikuti pedoman penyusunan profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sistematika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penyusunan profil dan sistematika penyajiannya.

Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum DIY, yang mencakup tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Pada bab ini juga mengulas faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti kependudukan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan. Bab III : Situasi Derajad Kesehatan Bab ini menguraikan tentang visi dan misi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Bab V Situasi Sumber Daya Manusia Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.

Bab VI Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2012.

Lampiran

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. WILAYAH Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara astronomis terletak pada 733-812 Lintang Selatan dan 11000-11050 Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia Istimewa Yogyakarta bagian (1.890.754 km2) (Sumber : RPJMD). Daerah

selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY meliputi : a. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo d. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa, yaitu: a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, 45 kelurahan); b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan dan 75 desa); c. Kabupaten Kulon Progo(luas 586,27 km2, 12 kecamatan dan 88 desa); d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, 144 desa); e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan dan 86 desa).

2.2.. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup Menurut altitude, DIY terbagi menjadi daerah dengan ketinggian < 100 m, 100-500 m dan 500 1.000 m (sebagian besar di Kabupaten Bantul), 1.000 2000 m diatas permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Secara fisiografi, DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah : (a) Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Wilayah ini

memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80 2.911 m. (b) Satuan Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini memiliki luas kurang lebih 1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 m. (c) Satuan Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 572 m (d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki luas 215,62 km2 dengan ketinggian 0 80 m. Kondisi fisiografi tersebut membawa sarana pengaruh terhadap persebaran serta

penduduk,

ketersediaan

prasarana,

sosial,

ekonomi,

ketimpangan kemajuan pembangunan. Daerah-daerah yang relatif datar, (dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah wilayah padat penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju dan berkembang namun juga banyak terjadi pencemaran lingkungan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar 0,00 mm 13,00 mm per hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara 21-350 C. Kelembaban udara berkisar antara 30 - 97 persen dan tekanan udara 1.005,3 mb 1.017,2 mb dengan arah angin antara 180 derajat 240 derajat dan kecepatan angin antara 0 knot sampai 29 knot Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat 512,3 mm dengan hari hujan per bulan sebanyak 25 kali, jauh lebih tinggi dibanding Tahun 2009. Kecepatan angin maksimum mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 sebesar 43 knot. Wilayah DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi:

(a) Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi; (b) Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo (bagian utara dan barat), lereng Pengunungan Selatan (Gunungkidul) dan bagian timur (Bantul); (c) Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul; (d) Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya kawasan karst; (e) Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul, khususnya pada elevasi kurang dari 30 m dpl; (f) Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar Samudra Indonesia di sebelah selatan DIY. (g) Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Pada tanggal 26 Oktober 2010 dan hari hari berikutnya, gunung Merapi menglami euopsi sangat hebat yang telah menyebabkan kerugian harta kekayaan masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertaniannya akibat lahan panas yang meluluhlantakkan semua yang dilaluinya. Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam menipis. Kawasan hutan dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang mencukupi sebagai standar lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumberdaya alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat karena semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurang

memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Untuk itu, kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan agar tidak terjadi krisis sumberdaya alam, khususnya krisis air, krisis pangan,

dan krisis energi. Laju kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumberdaya alam dan penurunan mutu lingkungan secara drastis tersebut menyebabkan perubahan tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan munculnya ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya keanekaragaman hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca.

2.3. Kependudukan Hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah peduduk DIY mencapai 3.457.497 jiwa. Jumlah penduduk DIY tahun 2012estimasi dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sesuai dengan Badan Pusat Satistik Istimewa Yogyakarta sebanyak 3.514.762 jiwa, sedangkan dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se DIY yang dimana data kependudukan diperoleh dari BPS tiap Kab/Kota, jumlah penduduk DIY sebesar 3.630.720.Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.735.514 jiwa sedangkan perempuan 1.777.557 jiwa.

Sumber : BPS Provinsi DIY Tahun 2011

Gambar 1. Priramida Penduduk Provinsi DIY Tahun 2011 (sumber: BPS)

Dalam periode 2000 2010, telah terjadi perubahan struktur dan komposisi pnduduk DIY. Hal ini terlihat dari Grafik Piramida Penduduk Tahun 2000 dan 2010. Pada tahun 2010 terjadi pengurusan pada usia 15 -24 tahun,

sebaliknya terjadi penggemukan pada kelompok usia diatasnya. Hal ini menunjukkan bahwaadanya peningkatan penduduk pada usia 25 tahun ke atas, yang mencakup angkatan kerja dan lanjut usia. Peningkatan angkatan kerja perlu diwaspadai terkait ketersediaan lapangan kerja yang terbatas diharapkan tidak terjadi surplus tenaga kerja yang dapat berdampak pada tingginya jumlah pengangguran. Sedangkan peningkatan penduduk usia lanjut menunjukkan semakin membaiknya kesehatan masyarakat. Pergeseran struktur penduduk menunjukkan adanya transisi demografi yang diantaranya dipengaruhi oleh perbaikan kesehatan masyarakat. Pergeseran juga merupakan indikasi tingginya umur harapan hidup penduduk. Usia harapan hidup (UHH) DIY merupakan yang tertinggi di Indonesia. UHH panjang merupakan representasi perbaikan dari banyak faktor, antara lain : kondisi ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, sosio-kultural masyarakat. UHH menjadi indikator keberhasilan pembangunan. Tabel 1

Sumber: Badan Pusat Statistik DIYTahun 2011{belum tersedia data terbaru)

Jumlah penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan. Namun hal ini tidak mencerminkan distribusi nyata antara kabupaten dan kota di DIY. Dua wilayah kabupaten di DIY masih dicirikan oleh dominasi penduduk perdesaan (Kulonprogo, Gunungkidul) dengan kesenjangan ciri urbanisasi dengan 3 wilayah lain cukup besar.

Pertumbuhan penduduk hasil sensus tahun 2010 sebesar 1,02 persen relatif lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman memiliki angka pertumbuhan diatas angka provinsi, masing-masing sebesar 1,55% dan 1,92%. Rerata kepadatan penduduk DIY pada tahun 2009 sekitar 1.078,08 jiwa per km2. Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.085 jiwa per km2 dengan kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (11.958 jiwa/km2) terendah di Kabupaten Gunungkidul (455 jiwa/km2). DIY merupakan provinsi terpadat ketiga setelah DKI Jakarta (14.469 jiwa/km2) dan Jawa Barat (1.217 jiwa/km2).Permasalahan ketimpangan kepadatan tersebut diperkuat dengan ketimpangan potensi sumber daya dimana Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di DIY yang memiliki kesuburan lahan kurang dan keterbatasan suplai air. 2.4. Ekonomi (a) Investasi, Industri, dan Perdagangan Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2010 secara komulatif mencapai Rp1,88 trilliun (72,59% dari target) yang dilaksanakan oleh 118 perusahaan dan menyerap 22.941 tenaga kerja Indonesia dan 13 orang tenaga kerja asing. Investasi domestik terus mengalami peningkatan baik investasi domestik maupun asing demikian pula untuk bidang perdagangan. Investasi pemerintah banyak yang diarahkan pada pelayanan publik sebaliknya untuk sektor swasta. Investasi sektor industri mengalami pertumbuhan baik untuk industri kecil, menengah dan besar (0,65%) dengan dominasi industri kerajinan serta industri tekstil dan kulit. Industri kreatif di bidang pariwisata, mempunyai potensi berupa desa wisata (60) yang tersebar di 4 Kabupaten yang diminati oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Selain itu terdapat industri kreatif di bidang kebudayaan yang meliputi 25 Production House, seni tari 341 kelompok, dan drama sebanyak 411 kelompok. Industri Pariwisata memiliki sumbangan paling besar terhadap PDRB melalui subsektor perdagangan, perhotelan, restoran, dan jasa-jasa lainnya. Jasa perhotelan adalah yang paling dominan. Ketersediaan aset

pariwisata yang memadai berupa wisata alam, wisata budaya, wisata pendidikan dan wisata minat khusus mudah dijangkau dan dilengkapi fasilitas hotel, penginapan, MCK umum, warung makan, restoran. Pada tahun 2010 tercatat rata rata pengeluaran per kapita penduduk DIY sebesar Rp.553.966,- sebulan, yang terdiri dari Rp.244.003,- untuk makanan dan Rp.309.963,- untuk konsumsi bukan makanan. Dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 19,13%. (b) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB meskipun pertumbuhannya relatif namun selama sepuluh tahun terakhir mencapai rerata 16,33% (terbesar ketiga setelah jasa dan perdagangan). Jumlah rumah tangga pertanian selama sepuluh tahun terakhir menurun 9,32% menjadi 47,17% dimana 80,29% diantaranya merupakan petani gurem. Komoditas tanaman pangan yang meningkat adalah padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas sayuran yang meningkat adalah kentang dan kacang merah, tomat dan buncis. Lahan sawah mengalami laju penurunan sebesar 0,27% per tahun, sedangkan lahan bukan sawah menyusut sebesar 1,62% per tahun. Luas perkebunan mengalami peningkatan sebesar 14,25%, terutama

pada kelapa, jambu mete dan tembakau. Produksi perkebunan juga mengalami peningkatan sebesar 3,78%, terutama komoditas kelapa, jambu mete, kakao dan tembakau. Produksi ikan konsumsi di DIY selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir meningkat rerata 9,9% pertahun. Produksi benih ikan dan udang selama sepuluh tahun terakhir meningkat 27,81%. Konsumsi ikan perkapita selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 5,71% pertahun. (c) Ketahanan Pangan Ketersediaan energi di DIY saat ini sebesar 3.085 kkal/kapita/hari (Nasional 2.500 kkal/kapita/hari). Keanekaragaman pangan menunjukkan skor 86,5% (standar 100%). Ketersediaan energi sebesar 2.200 kkal/kap/hari; ketersediaan protein 57 g/kap/hari; norma kecukupan gizi

berdasarkan

standar

PPH

>1.907,6/kkal/kap/hari,

konsumsi

energi

minimum 1500 kkal/kap/hari, dan konsumsi protein sebesar 62,4 g/kap/hari, dan kualitas konsumsi pangan mendekati skor PPH 85,7%. Angka konsumsi energi di DIY sudah melampaui standar, yaitu sebesar 1.835,93 kkal/kap/hari sedangkan angka konsumsi protein, masih belum memenuhi angka standar karena baru mencapai angka 51,04 g/kap/hari. Luas hutan mencapai 23,54% dari luas DIY (74.992,96 Ha) yang terdiri dari hutan negara dan hutan rakyat, hutan di DIY belum memenuhi fungsi ekologis ideal (minimal 30%). 2.5. Sosial dan Budaya (a) Sosial Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang ditunjukkan oleh besarnya jumlah pengangguran dan kelompok marginal seperti anak terlantar/ jalanan, tuna susila, pengemis, gelandangan, korban bencana alam, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya. Khusus untuk korban bencana mengalami penurunan signifikan

sehubungan dengan telah selesainya permasalahan paska gempa bumi. Fasilitas sosial yang dimiliki di DIY diantaranya adalah Panti Asuhan sebanyak 76 unit, Panti Wreda 6 unit dan Kelompok Bermain 12 unit serta Penitipan Anak 7 unit.Penyandang maalah sosial di DIY tercatat 131.437 penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial. Komitmen pertama dalam MDGs adalah penanggulangan kemiskinan dan kelaparan. Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang mendesak untuk segera ditanggulangi. Penduduk miskin secara makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan minimum seseorang untuk dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum tersebut mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Dari pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan tersebut diperoleh batas yang disebut sebagai garis kemiskinan. Garis tersebut merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Orang orang yang mempunyai

pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatagorikan sebagai penduduk

miskin. Sebaliknya, dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin. Indikator kemiskinan di DIY secara berturut turut sejak tahun 2006 sampai 2011 mengalami penurunan, tahun 2006 prosentase penduduk miskin di DIY sebesar 19,15%, tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar 16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83% sedangkan pada tahun 2011 data terakhir menunjukkan angka 16%.

Peta Kemiskinan di Provinsi DIY


Sumber: : Bappeda Provinsi DIY Tahun 2011

Gambar 2. Peta kemiskinan Provinsi DIY

Menurut Badan Pusat Statistik DIY tahun 2011 tercatat garis kemiskinan di DIY senilai Rp.249.629,- per kapita sebulan, atau meningkat 11,31 persen dibanding tahun 2010. Peta kemiskinan di DIY seperti dalam gambar diatas masih ditemui kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo. Hal ini juga dapat dilihat dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang meliputi pencapaian Angka Harapan hidup, Angka Melek Hurup, Angka rata rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Pada tabel dibawah ini yang menunjukkan bahwa meskipun DIY rangking 4 dalam capaian IPM namun ada Kabupaten yang masih pada peringkat 283 yaitu Kabupaten Gunung Kidul, data selengkapnya tentang IPM tahun 2011 sebagaiberikut :

Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY

(b) Pendidikan DIY mempunyai institusi pendidikan sebagai berikut, untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah Atas tercatat 5.178 unit dengan perincian di Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunung Kidul 1.409 dan Bantul 1.094 unit serta 845 unit di Kulon Progo. Jenjang perguruan tinggi pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 swasta. Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka melek huruf di DIY yang sebesar 90,84 % termasuk pada peringkat ke 23 dalam IPM secara Nasional. Tetapi rata rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi yaitu sebesar 9,07 tahun yang emerupakan peringkat ke 3 setelah Riau dan DKI. Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar 99,69 persen. APM tingkat SLTP pada tahun 2010 sebesar 94,02 persen, sedangkan untuk SLTA sebesar 73,06 persen (tahun sebelumnya 72,26 persen). Dibanding dengan tahun

sebelumnya angka-angka tersebut mengalami kenaikan walaupun relatif kecil. Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai 63,24%. Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 85,8 % sebagian besar berusia >45 tahun. Angka melek huruf pada penduduk pria dan wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%. Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun sebesar 100%, APS penduduk usia 1315 tahun sebesar 100% dan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar 79,89 %. APS tersebut telah melampaui SPM sebesar 95%, 95% dan 60,00%. Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun daya serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di provinsi DIY berkembang. Sejak tahun 2009 tercatat jumlah institusi

penyelenggara pendidikan mencapai 51 dengan perincian sebagai berikut : D3 keperawatan sebanyak 11, D3 Gizi 3, D3 Analis 2, D3 Lingkungan 2, D3 Kebidanan 7 dan D3 Farmasi 1. Sedangkan jenjang S1 adalah Fakultas Kedokteran 3, Fakultas Kedokteran Gigi 1, Farmasi 4, Kesehatan Masyarakat 4 Keperawatan 8 dan Gizi 1. Pola manajemen pendidikan dan pelatihan Daerah, tenaga namun kesehatan koordinasi

menyesuaikan

dengan

Pemerintah

peningkatan kualitas tenaga dengan lembaga pendidikan masih kurang. Peran swasta cenderung kurang terkendali dalam arti kegunaan dan mutu belum sesuai kebutuhan dan kemampuan penyerapan yang diakibatkan terbatasnya dana dalam rekruitmen dan pemeliharaan tenaga,

profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan dengan proses produksi (pendidikan, training). (c) Kebudayaan Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat DIY. Pada sisi lain muncul gelombang modernisme yang memunculkan gejala lunturnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai kesenian hidup dan berkembang. Seni pertunjukan, seperti seni tari dan teater dikelola oleh 2.924 kelompok yang tersebar di 78 kecamatan. Kesenian non pertunjukan, seperti seni rupa, seni kerajinan, cukup banyak dan tersebar, dikelola perorangan maupun kelompok dalam bentuk sanggar Budaya lokal Yogyakarta memberi tempat tinggi pada tradisi yang menekankan hirarkhi sosial kuat sehingga sulit menjalankan perubahan. (d) Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja Pemberdayaan perempuan, anak, remaja telah menunjukkan

peningkatan. Partisipasi remaja/pemuda dalam pembangunan semakin membaik. Taraf kesejahteraan sosial masyarakat cukup memadai sejalan berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan termasuk Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS), pecandu narkotik dan obat-obat terlarang. Permasalahan kesetaraan gender di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi masih belum optimal.Sejalan dengan itu upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan dengan peran serta penuh dari masyarakat juga menjadi tantangan dalam menjamin terlaksananya pemberian hak secara layak. (e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi (IPTEK) Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pertambangan dan penggalian di DIY hanya menyumbang sekitar 0,67% PDRB karena tidak adanya pertambangan migas atau non migas selain penggalian bahan galian golongan C. Hasil pengembangan Iptek tercermin melalui berbagai publikasi ilmiah yang mengindikasikan banyaknya kegiatan penelitian. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek relatif masih rendah disebabkan antara lain belum efektifnya intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan antara pengembang dan pemakai iptek, belum berkembangnya budaya iptek dan masih terbatasnya sumber daya iptek. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sangat pesat dengan indikator melek TI sebesar 20% dari jumlah penduduk dan terus

akan meningkat di masa yang akan datang. Pemanfaatan TI akan semakin berkembang baik untuk pihak swasta maupun pemerintah. Pengembangan TI akan banyak dilakukan oleh pendidikan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta. (f) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja yang tersedia dapat terserap di pasar kerja. Pada tahun 2010 tercatat 5,69 persen angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja, atau yang biasa disebut sebagai pengangguran terbuka (TPT). Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tercatat jumlah pencarikerja pada tahun 2010 sebanyak 129.793 orang, turun sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya (135.207 orang). Mereka terdiri dari 53,8% laki-laki dan 46,13% perempuan. Dari jumlah tersebut 40,09% berpendidikan SLTA, 13,89% DI-IV, sebanyak 42,44% DIV-S1 serta 0,19% S1-S2. Sedangkan SLTP sebanyak 2,32% dan SD sebesar 0,34%. Persentase lowongan pekerjaan yang tersedia sebesar 18,06%

sedangkan persentase penempatan sebesar 13,82% dari total pencari kerja yang ada di Provinsi DIY. Berdasarkan data tahun 2003 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) DIY yang merupakan persentase antara jumlah penduduk angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 78,75%, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (open unemployement) atau TPT yang merupakan persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja juga menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 5,90%. Struktur pencari kerja didominasi oleh kaum perempuan dan dasar pendidikan sebagian besar SLTA. Jumlah pengangguran terbuka pada penduduk dengan umur diatas 15 tahun sesuai tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut : pendidikan tertinggi dibawah SD 1.026 orang, SD 4.940, SLTP 10.708, SMTA

sebesar 42.038 orang dan tingkat Diploma sebesar 14.705 orang serta perguruan tinggi yang paling banyak yaitu sebesar 74.317 orang. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan bahwa untuk sektor pertanian dan sektor jasa relatif memberikan kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja. Demikian juga peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menciptakan lapangan kerja. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga kerja. Sebagai upaya melakukan pemerataan penyebaran penduduk antar wilayah di Indonesia, pemerintah melakukan transmigrasi penduduk. Jumlah transmigrans di DIY tahun 2010 tercatat sebanyak 250 KK atau 824 jiwa. Jumlah KK transmigrans terbanyak berasal dari Kabupaten Kulon Progo serta daerah penempatan terbanyak adalah Provinsi Sulawesi Selatan. (g) Agama
(1) Komposisi pemeluk agama di DIY tahun 2010 terdiri dari 92,03%

agama Islam, 4,94% agama Katholik, 2,7% agama Kristen, 0,17% agama Hindu dan 0,15% agama Budha.
(2) Kerukunan

antar

umat

beragama

berkembang

dengan

baik,

ditunjukkan oleh tidak berkembangnya konflik agama antar pemeluk agama.


(3) Jumlah jamaah haji DIY yang berangkat pada tahun 2010/1430 H

sebanyak 3.165 orang atau meningkat 2,86% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar berasal dari Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 38,8%, 27,90% dan 15,89%. 2.6. Pemerintahan dan Politik (a) Pemerintahan dan Politik

(1) Pemerintahan dan politik cukup stabil karena sebagian besar masih

memandang Kraton sebagai penguasa wilayah. Peran serta dan dialog birokrasi, organisasi sosial-politik, dan kemasyarakatan berjalan baik.
(2) Tuntutan Good governance dilaksanakan dengan pembenahan dan

pengembangan

aspek

kapasitas

pemerintahan

dan

perubahan

paradigma penyelenggaraan pemerintahan.


(3) Kondisi sosial politik cukup dinamis yang dipengaruhi hubungan

sinergis pihak-pihak terkait dan didorong oleh perubahan peran pemerintah dari pembina menjadi regulator, fasilitator dan pelayanan.
(4) Perubahan mendasar terjadi dengan pengembalian asas kesatuan

daerah, pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota atau antar pemerintahan daerah.
(5) Dalam konteks desentralisasi, pemerintah daerah telah menjalankan

otonomi seluas-luasnya. Tuntutan masyarakat terhadap

kuantititas

dan kualitas pelayanan publik akan terus semakin meningkat. (b) Hukum
(1) Ditetapkannya UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, maka proses pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan daerah, dapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang.
(2) Penegakan hukum dan perundang-undangan masih perlu ditingkatkan.

Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin tinggi dan bervariasi


(3) Pada era pasar bebas dan globalisasi, telah dilakukan kerjasama dan

fasilitasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. 2.7. Prasarana Wilayah (a) Transportasi
(1) Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 13% per tahun dan

kendaraan pribadi 28% per tahun yang didominasi oleh sepeda motor. Angkutan umum sebesar 20% dan kendaraan barang sebesar 15%.
(2) Volume lalu-lintas melebihi kapasitas jalan, penyalahgunaan ruas jalan

dan

tingginya

penggunaan

kendaraan

pribadi

menyebabkan

kemacetan lalu-lintas, terutama di jaringan jalan pusat kota. Dampak peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadai pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian. Kecelakaan lalu lintas peningkatan cukup besar.
(3) Telah dilakukan perubahan manajemen angkutan umum dengan

di DIY mengalami

konsep buy the service sebagai upaya memperbaiki pelayanan serta jalur kereta api ganda yang menghubungkan Stasiun Solo BalapanStasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Kutoarjo.
(4) Bandara internasional baru direncanakan telah beroperasi di wilayah

Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2019. Kegiatan operasional penerbangan akan meningkat sangat tinggi demikian pula dengan animo maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan. Keberadaan bandara akan lebih maju lagi dengan adanya

pengembangan jalur angkutan terintegrasi antara darat, laut, dan udara. (b) Sumber Daya Air
(1) Sumber daya air utama di DIY adalah Wilayah Sungai Progo-Opak-

Oyo yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Progo, Opak dan Serang. Sumberdaya air dimanfaatkan untuk irigasi, kebutuhan rumah tangga, industri, tenaga listrik dan penggelontoran kota.
(2) Kebutuhan air untuk rumah tangga dipenuhi melalui sistem air pipa

PDAM,

sumur

dan

hidran

umum.

Pemanfaatan

air

untuk

penggelontoran

dilakukan

dalam sistem penggelontoran sanitasi

perkotaan dengan air permukaan.


(3) Terjadi

penurunan

kuantitas

dan

kualitas

air

sebagai

akibat

terganggunya fungsi hidrologi tanah/alih fungsi

sebagai

dampak penggunaan

lahan dan pengelolaan tanah yang tidak

dikendalikan di daerah tangkapan air. Selain itu juga terjadi pemakaian air yang tidak efisien, terutama untuk keperluan irigasi dan kolam ikan.

(c) Keciptakaryaan
(1) Pembangunan

perumahan

permukiman

mengarah

ke

wilayah

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Perkembangan perumahan dan permukiman meningkatkan konversi lahan pertanian menjadi perumahan dan bangunan.
(2) Kebutuhan

air minum mengalami peningkatan sejalan dengan

peningkatan penduduk dan kegiatan masyarakat.


(3) Saat ini masih banyak limbah cair industri yang dibuang langsung ke

sistem air limbah terpusat atau ke lingkungan sekitar tanpa ada pengolahan. Cakupan pelayanan air limbah terpusat baru mencapai 4% (di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Total cakupan pelayanan limbah dan sanitasi berkisar 51.8%.
(4) Pelayanan

pengangkutan

sampah

masih

rendah.

Pelayanan

pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan akhir (TPA) baru mencapai sekitar 35% dari total produksi sampah.
(5) Cakupan sistem drainase mencapai sekitar 53.42%. Sistem ini

mengandalkan keberadaan sungai-sungai yang melintas sebagai drainase induk yang cenderung meningkatkan terjadinya pencemaran air sungai.
(6) Permasalahan pembangunan sampah dan drainase, antara lain

pencemaran

lingkungan dan jumlah sampah, terbatasnya lahan

tempat pembuangan akhir, tidak berfungsinya saluran drainase. 2.8. Struktur dan Pola Ruang (a) Wilayah di luar DIY yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan, antara lain: (a) Semarang Solo Cilacap; (b) Magelang-Klaten-Purworejo-SalatigaWonogiri-Sukoharjo; (c) Wilayah terpadu Joglosemar, Pawonsari

Bakulrejo, Gelangmanten. (b) Implikasi wilayah eksternal dalam penataan ruang wilayah adalah:
(1) Semakin meningkatnya kegiatan bersifat perkotaan dalam hal ini

aksesibilitas, kompatibilitas dan fleksibilitas;

(2) Stuktur tata ruang wilayah DIY secara internal dipengaruhi oleh kondisi

topografi dan geografis wilayah, yang meliputi kawasan tertentu nasional (lindung dan cagar budaya), kawasan cepat tumbuh, kawasan potensial untuk berkembang, kawasan yang kritis lingkungan Provinsi DIY. (c) Kawasan-kawasan di DIY yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perkembangan

pembangunan di DIY, antara lain:


(1) Kawasan Fungsional yang meliputi Hutan Lindung (Kabupaten Gunung

Kidul dan Kulon Progo), Hutan Konservasi (Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Cagar Alam/Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya);
(2) Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS Progo, DAS Opak-Oyo dan DAS

Serang);
(3) Kawasan tertentu nasional (Taman Nasional Gunungapi Merapi,

Kawasan Cagar Budaya: Keraton, candi-candi, Kawasan Rawan Bencana: jalur patahan Opak, wilayah Gunung Merapi, dan rawan tsunami, banjir dan air pasang di pesisir pantai Kulon Progo dan Bantul);
(4) Kawasan yang cepat tumbuh (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yang

meliputi Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan Bantul yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta);
(5) Kawasan yang potensial untuk berkembang (Kabupaten Bantul:

Sewon, Kasihan, Banguntapan, Sedayu, Srandakan, Imogiri

dan

Piyungan; Kabupaten Sleman: Godean, Gamping, Pakem, Depok; Kabupaten Kulonprogo: Wates, Temon, Pengasih, Sentolo, dan Nanggulan; Kabupaten Gunungkidul: Wonosari, Bunder, Rongkop, Sadeng);
(6) Kawasan

yang

kritis

lingkungan

(Kabupaten

Gunungkidul:

di

Purwosari, Panggang, Tepus, dan Rongkop; Kabupaten Bantul: di Worotelo, Wukirsari, Muntuk, Kabupaten Kokap). Jatimulyo, Sendangsari, dan Dlingo;

Kulonprogo: Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan

(d) Karakteristik tata ruang internal DIY ditandai tingginya kebutuhan ruang untuk kegiatan budidaya namun dilain pihak menghadapi keterbatasan daya dukung maupun daya tampung lingkungan. Wilayah DIY seluas 318.580 Ha, dengan 47,188% (150.332 Ha) merupakan kawasan lindung (belum termasuk rawan gempa).

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Situasi Derajat Kesehatn di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai ukuran derajad kesehatan suatu wilayah meliputi : (1) Umur Harapan Hidup, (2) Angka Kematian Ibu, (3) Angka Kematian Bayi, (4) Angka Kematian Balita, dan (5) Status Gizi Balita / bayi. Dalam mencapai Indikator Derajat Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai target yang diharapkan, hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan untuk DIY pada tahun 2008 yaitu penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden yang merupakan sebuah penghargaan atas prestasi sebagai provinsi dengan derajad kesehatan terbaik di Indonesia. Situasi derajat kesehatan terkini di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 3.1. MORTALITAS 3.1.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Umur Harapan Hidup, seperti indikator derajat kesehatan lainnya, UHH diperoleh melalui survai yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu setiap tahunnya, sehingga angka tesebut tidak setiap tahun tersedia, tetapi dalam menggambarkan indikator tersebut maka dapat diperoleh melalui laporan rutin yang diperoleh melalui fasilitas kesehatan dengan mekanisme tertentu

disampainan kepada Dinas Kesehatan, sehingga dapat diperoleh angka absolut atau indikator yang berbasis fasilitas (dilaporkan). Peningkatan umur harapan hidup di DIY merupakan yang terbaik di Indonesia bersama dengan DKI dan Bali, namun demikian bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara masih tetap lebih rendah (misal Singapura). Berikut gambaran perkembangan UHH sesuai hasil Sensus Penduduk dari tahun 1971 sampai dengan Sensus Penduduk Tahun 2010 di Provinsi DIY bersumber dari BPS.

Gambar 3 : Umur Harapan Hidup Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk

Jika dirunut sejak tahun 1971, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama 30 tahun dari tahun tersebut yang baru mencapai 45,5 tahun. Gambaran perkembangan tersebut memperlihatkan telah terjadinya transisi demografi di DIY yang sebenarnya telah dimulai pada masa 90-an yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2011 dari sumber data PBS DIY yang terakhir. Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat. Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia lanjut ini juga membawa konsekuensi meningkatnya penyakit-penyakit

degeneratif di DIY. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut dicirikan dengan adanya kebutuhan longterm care. Dengan demikian di DIY sudah saatnya untuk memulai pengembangan pelayanan jangka panjang tersebut. 3.1.2. Angka Kelahiran Beberapa metode perhitungan untuk menghitung angka kelahiran kasar di D.I.Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa pada tahun 1968 mengalami penurunan dari 35,2 menjadi

tahun 2009 sebesar 13,4. Berdasarkan parameter Hasil Proyeksi Penduduk SP2000 di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2000 2025 dari BPS 2006/2007, taksiran jumlah total anak yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita tersebut secara terus manerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat fertilitas menurut usia pada saat sekarang atau rata-rata jumlah anak yang dapat dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya dari tahun 2000 2025 tidak mengalami peningkatan yaitu 1,4 . Dapat diinterpretasikan bawa jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu selama hidupnya adalah 1,4.

Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011


Gambar 4. Perkiraan Angka Kelahiran Kasar Provinsi DIY

Jumlah kelahiran pada tahun 2011, jumlah kelahiran (hidup dan mati) adalah sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242. Dengan demikian, jumlah lahir hidup pada tahun 2011 sebanyak 44.839. Pada tahun 2012 jumlah kelahiran sebesar46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360 bayi. Jumlah kelahiran dan kematian yang dilaporkan meningkat dari tahun 2011. 3.1.3.Angka Kematian Ibu Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Secara Nasional angka kematian ibu di DIY juga tetap menempati salah satu yang terbaik.Meskipun demikian angka yang dicapai tersebut masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka 104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun

2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi fluktuasi dalam 3 5 tahun terakhir. Target MDGs di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah 102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat. Tabel 3. Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tahun 2010-2011

3.1.4.Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta dari tahun 2010 sesuai hasil

sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung oleh BPS Provinsi DIY adalah : laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. HasilSurvai Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget

MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah kematian bayi merupakan hal yang serius yang harus diupayakan penurunannya agar target MDGs dapat dicapai. Angka kematian bayi menurut SDKI 2012 seperti pada gambar berikut :

Gambar 5. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup

Hasil sensus penduduk sejak tahun 1971 sampai dengan sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikans angka kematian bayi dari 102 bayi per 1000 kelahiran hidup sampai 17 bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (sesuai hasil sensus penduduk). Sedangkan menurut proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun 2000 pada kurun waktu 20002005 (5 tahun) penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan untuk periode tahun 2005 -2010 penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 2,5% dan periode 2010 - 2015 adalah 1,7%. Periode tahun 2020 - 2025 diperkirakan tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat kecil (hardrock) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk dikendalikan diantaranya faktor genetik. Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian bayi di DIY juga mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum tahun 1990. Laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa

pada tahun 2011 terjadi sebanyak 419 bayi meninggal dengan berbagai sebab. Angka kematian bayi tahun 2011 masih tetap / sama dengan tahun sebelumnya yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tahun 2011 jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun sebelumnya yang mencapai 62 / 1000 kelahiran hidup (tahun 1980). Dengan pola penurunan tersebut maka diprediksikan pada tahun 2013 angka kematian bayi di DIY diharapkan akan mencapai 16 / 1000 kelahiran hidup.Pola penurunan dan kenaikan angka kematian bayi sensitif terhadap berbagai faktor lain. Seperti yang terlihat pada periode tahun 1997 sampai dengan 1999 dimana terjadi krisis multidimensi yang berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan angka kematian bayi di DIY. Secara Nasional, target MDGs untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999 (dari 25/1000 kelahiran hidup menjadi 16/1000 kelahiran hidup). 3.1.5. Angka Kematian Balita Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik. Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai 152 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun kemudian menjadi 54/1000 kelahiran hidup,tahun 2002 sudah mencapai 30 / 1000 kelahiran hidup dan data tahun 2010 telah mencapai angka 19/1000 kelahiran hidup.

Gambar6 : Angka Kematian Balita Propinsi DIY Tahun 1971 - 2010

(Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY) Pola penurunan sedikit mengalami pola yang berbeda pada kisaran tahun 1997 sampai dengan 2002 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya krisis multi dimensi di Indonesia. Laporan kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan jumlah kematian anak balita sebanyak 50 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kematian anak balita dilaporkan sebanyak 50 kasus. Dengan pola penurunan sejak tahun 1971 tersebut maka diprediksikan di tahun 2013 angka kematian balita akan mencapai 16/1000. Secara Nasional target MDGs untuk angka kematian balita pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Tetapi apabila dilihat dari hasil SDKI tahn 2012 di DIY angka kematian Balita mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup (terendah kedua secara Nasional, setelah Riau) dengan target MDGs pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang bebeda dapat dilihat pada hasil pelaporan bahwa jumlah kematian balita di DIY tahun 2012 sebesar 450 balita (sehingga angka kematian balita dilaporkan sebesar 9,8 per 1.000 kelahiran hidup). 3.2. MORBIDITAS 3.2.1. Pola penyakit Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu Penyakit di Puskesmas selin dari hasil pemantauan kunjungan pasien di Puskesmas. Hasil pemantauan melalui STP di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan pengamatan secara terus menerus terhadap penyakit yang berpotensi

menyebabkan terjadinya wabah. Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pneumonia), dan diare. Sementara untuk Balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi.

Hasil pengolahan untuk laporan Survailans Terpadu Penyakit di tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut :

Gambar 7 : Distribusi 10 besar penyakit pada Puskesmas di DIY Januari sampai dengan Desember 2012 Laporan STP Rumah Sakit rawat jalan juga dilakukan pengolahan dengan hasil yang tidak jauh berbeda dari laporan di tingkat Puskesmas yaitu pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 8. Pola Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit (Sistem Survailans Terpadu) Tahun 2012

Berdasarkan laporan SIRS tahun 2012 dapat diketahui bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit juga masih didominasi oleh penyakit infeksi saluran pernafasan dan diikuti oleh demam.Pola penyakit rawat jalan di puskesmas maupun rumah sakit tidak jauh berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dimana penyakit-penyakit infeksi masih merupakan sepuluh besar penyakit yang dominan di DIY.
45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Infeksi saluran napas bagian atas akut Lainnya Demam yang sebabnya tidak diketahui Dermatosis akibat kerja Faringitis akut Penyakit sistem napas lainnya Dispepsia Penyakit pulpa dan periapikal Penyakit telinga dan proseus mastoid Cedera YDT lainnya.YTT dan daerah badan mutipel Hipertensi esensial (primer)

Gambar 9. Pola Penyakit rawat Jalan di RS th 2012 (Laporan SIRS 2012)

Penyakit-penyakit infeksi diantaranya diare masih mendominasi sepuluh besar penyakit pada rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012.Menarik bahwa pada banyak kasus kunjungan, penyakit Hipertensi telah menjadi penyakit paling dominankedua bagi kelompok keluarga di DIY. Tidak seperti ISPA, besaran

persentase penyakit hipertensi menurut kabupaten kota cukup bervariasi. 3.2.1.1. Pola Penyakit Menular Penyakitpenyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria, masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum tereliminasinya berbagai penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik perilaku maupun lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti DBD sampai saat ini masih tetap menjadi ancaman.

a. DBD Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) pada tahun 2011 lebih rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011 menunjukkan bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5 (nasional <1) denganincident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8 /100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR yaitu sebesar 0,21. Tren CFR DBD di DIY dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar. 10. Peta kasus DBD Provinsi DIY Tahun 2012

Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 / 100.000 penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami penurunan menjadi 0,5 dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami penurunan namun kasus dan kematian akibat penyakit DBD masih masuk dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Tahun 2012 dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21.

Gambar. 11Gambaran CFR DBD DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY Tahun 2013)

Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari masih tingginya faktor risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas jentik yang masih di bawah 95% yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik Aedes aegypti. Angka bebas jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 91,81% sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan berdampak pada penurunan kasus DBD di DIY.

b. TBC Kualitas pengobatan TBC di DIY berdasarkan laporan program P2M, meskipun dari tahun ke tahun terus meningkat namun tetap masih rendah yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Sedangkan untuk angka prevalensi TB pada tahun 2012 sebesar 76,88 meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 69,65. Tren prevalensi TB di DIY berfluktuatif setiap tahunnya antara 50 sampai 76, seperti pada gambar dibawah ini.

Grafik 12Prevalensi TB di DIY (sumber Seksi P2)

Permasalahan lain adalah penemuan penderita yang masih rendah dimana pada tahun 2009 baru mencapai 52,6% (target 70%). Angka tersebut masih belum beranjak membaik dengan capaian di tahun 2010 yang baru mencapai 53,3%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 50,8 % dengan target yang tetap yaitu sebesar 70%. Kontribusi penemuan Suspek UPK TB di DIY pada tahun 2012 dengan jumlah 18.457 suspek adalah : Pukesmas sebanyak 10.305 (56%), Rumah Sakit sebanyak 4.466 (24%), dan BP4 sebanyak 3.686 (20%). Lokasi pengobatan TB baru untuk BTA positif (sebanyak 1.220 pasien) terbanyak di Puskesmas 55%, BP4 23% dan di Rumah Sakit sekitar 22%. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas masih merupakan pilihan masyarakat untuk mencari pengobatan.

Grafik 13 Tren Jumlah Penderita TB di DIY

Penderita TBC yang tidak sembuh atau penderita yang tidak memperoleh pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penular yang mengancam pencapaian derajad kesehatan mengingat penyakit TBC disamping bisa menimbulkan kematian yang tinggi juga menjadi prekursor berbagai penyakit dengan fatal lain seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi, dan lain sebagainya. Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran pernafasan, menjadi penyebab kematian terbesar dan memiliki

kecenderungan peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus kesakitan dan kematian penyakit saluran pernafasan tersebut dan

bertanggungjawab terhadap kecenderungan peningkatannya mengingat sifat penularan dan perilaku masyarakat

c. Malaria Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam lima tahun terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan indigenous malaria Kabupaten Kulonprogo. Total kasus (indigenous dan non indigenous) tahun 2012 terlaporkan sejumlah 241 kasus terbanyak berasal dari Kabupaten Kulonprogo.

Gambar 14. Peta Kasus Malaria DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY tahun 2013)

Angka API / AMI per 100 penduduk tahun 2011 di Provinsi DIY kurang dari 0.01. Hasil pengamatan program P2M memperlihatkan bahwa episentrum KLB malaria masih dijumpai di wilayah Kulonprogo. Sementara belum baiknya kondisi lingkungan dan peningkatan pemanasan global dikhawatirkan akan tetap memberikan peluang yang tinggi bagi perkembangan penyakit ini.Pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada kematian akibat penyakit malaria di DIY. d. HIV/AIDS DIY saat ini telah menempati urutan ke 17 provinsi dengan penderita penyakit HIV/AIDS terbesar. Penularan telah berubah dengan dominasi dari jarum suntik pengguna narkoba. Penderita HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok usia 20-26 tahun. Laporan program P2M tahun 2012 menunjukkan bahwa penemuan kasus HIV/AIDS dicapai 1.940 kasus. Dari kasus yang ditemukan sejumlah 831 kasus diantaranya telah memasuki fase AIDS sedangkan sisanya masih dalam fase HIV positif (1.110 kasus). Proporsi kasus berdasarkan jenis kelamin adalah : untuk kasus HIV (562 kasus laki-laki dan 399 kasus perempuan) dan untuk kasus AIDS (579 laki-laki dan 246 perempuan).Sementara itu pada tahun 2011 terdapat 41 kematian akibat AIDS yang meliputi 19 penderita laki-laki dan 22 penderita perempuan. Kondisi kasus AIDS hingga Desember tahun 2012 adalah : 1.685 hidup, 205 meninggal dan tanpa diketahui sebesar 51 kasus.

Gambar 15. Distribusi ODHA berdasar Faktor Resiko

Proporsi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di DIY berdasarkan pada Faktor Resiko yang menyebabkan HIV/AIDS didominasi oleh perilaku Heteroseksual sebanyak 51%, Tidak diketahui sebanyak 25%, IDUs 13% dan yang lainnya adalah Homoseksual, Biseksual, Perinatal dan Transfusi.

e. Filariasis dan Leptospirosis Kasus filariasis pada tahun 2011 ditemukan hanya ditemukan di Kabupaten Gunungkidul di DIY sebanyak 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan perempuan 5 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008, kasus leptospirosis pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar 92 kasus dengan jumlah kematian 6 kasus. Kasus Leptospirosis tahun 2012 terlaporkan 63 kasus dengan kematian 2 kasus. Kasus menurun tajam dari tahun 2011

sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus.

f. Kusta Penderita penyakit kusta di DIY jumlahnya kecil. Berdasarkan laporan Kabupaten / kota Tahun 2011 jumlah penderita penyakit kusta yang berhasil diidentifikasi mencapai 44 orang (4 PB dan 40 MB). Angka yang dilaporkan tersebut hampir sama dibandingkan laporan tahun 2009 yang mencapai jumlah 45 orang dan tahun 2010 sejumlah 31 orang. Sedangkan angka penemuan kasus baru penyakit kusta (NCDR) sebesar 1 per 100.000 penduduk. Salah satu yang menjadi catatan penting dikaitkan dengan penderita kusta adalah tingkat pencapaian pengobatan yang berhasil mencapai 100% di tahun 2011. Kasus Kusta mengalami penurunan, tahun 2012 dilaporkan hanya 36 kasus kusta dengan perincian 23 kasus PB dan 13 kasus MB. g. Pneumonia Balita Pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus pneumonia pada balita yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2.936 kasus Pneumonia Balita, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

h. Diare Penderita diare di puskesmas di kabupaten / kota setiap tahun jumlahnya cukup tinggi. Namun demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi keseluruhan dari penyakit diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak terdata oleh sarana pelayanan kesehatan (pengobatan sendiri atau

pengobatan di praktek swasta). Laporan profil kabupaten / kota menunjukkan bahwa selama kurun tahun 2011 jumlah penderita diare danmemeriksakan ke sarana pelayanan kesehatan mencapai64.857 dari perkiraan kasus sebanyak 150.362 penderita diare, sementara tahun 2012 mencapai 74.689 kasus dilaporkan menderita diare. g. Penyakit bisa dicegah dengan Imunisasi Program imunisasi telah dijalankan sejak lama di seluruh wilayah Indonesia dan telah mencapai hasil yang cukup baik.Provinsi DIY merupakan wilayah yang memiliki tingkat pencapaian kinerja dalam program imunisasi yang terbaik di Indonesia. Seluruh desa (100%) di tahun 2012 yang ada di DIY telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization) yaitu suatu indikasi yang menggambarkan bahwa desa tersebut penduduknya telah menjalankan imunisasi. Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat dari berbagai kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang relatif kecil dibandingkan dengan wilayah lain.

Gambar 18. Cakupan Imunisasi DIY Tahun 2012

Laporan kabupaten / kota memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan kasus penyakit campak 379 kasus (terbanyak di Kota Yogyakarta). Sementara kasus polio dan tetanus neonatorum pada tahun 2012 tidak ditemukan sedangkanuntuk kasus Postusis ditemukan 23 kasus di Kota Yogyakarta. Cakupan program Immunisasi di DIY secara umum sudah mencapai target yang dietapkan, seluruhnya sudah diatas 95% (seperti pada Gambar diatas). h. New Emerging Disease Hasil laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa di 5 kabupaten/kota telah terdeteksi unggas (>1 jenis) positif Avian Influenza. Potensi penyakit Avian Influenza masih terbuka lebar dengan masih buruknya pemahaman dan perilaku masyarakat untuk melakukan pencegahan.Beberapa penyakit baru lain seperti Influanza H1N1, SARS dan lain sebagainya akan tetap mengancam dengan semakin tingginya tingkat mobilitas penduduk antar wilayah dan belum baiknya pola perilaku sehat masyarakat. 3.2.1.2. Penyakit Tidak Menular Datapada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus) dan Diabetes Militus (7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes Mellitus, Kanker, Gangguan Jiwa. Sejak tahun 1997 data menunjukkan bahwa, pola kematian yang tercatat di rumah sakit rumah sakit di DIY telah mulai menunjukkan pergeseran. Jenis penyakit penyebab kematian terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular

menjadi kematian akibat penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukkan dominasi penyakit tersebut sebagai penyebab kematian di DIY. Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin bertambah. Keadaan ini mengakibatkan longterm care. Penyakit yang berhubungan dengan organ paru juga menjadi penyakit yang perlu diwaspadai di DIY. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit paru termasuk asma selalu masuk 10 penyebab langsung dan tidak langsung kesakitan dan kematian utama di Indonesia termasuk DIY. Hasil Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa propinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. bertambahnya kebutuhan akan

Kasus Hipertensi per Provinsi (Riskesdas 2007)


40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
37.4 37.2 37.0 36.6 35.8 34.0 33.9 33.6 32.4 31.6 31.5 31.5 31.3 31.2 31.2 30.3 30.2 29.9 29.8 29.4

31,7%
29.3 29.1 29.0 28.8 28.4 28.1 27.6 26.3 25.1 24.1 22.0 20.1

Suhu udara yang panas dan meningkatnya asap kendaraan bermotor di Yogyakarta mengakibatkan beberapa parameter pencemaran udara sudah memasuki taraf waspada. Hasil pantauan kualitas udara oleh Kantor

Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan beberapa kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara. Selain itu juga jumlah perokok di Yogyakarta pada hasil berbagai survey termasuk Susenas, telah mencapai lebih dari 30%.Hasil survey Dinas Kesehatan DIY tahun 2006

Jawa Timur Bangka Belitung Jawa Tengah Sulawesi Tengah DI Yogyakarta Riau Sulawesi Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Gorontalo Kalimantan Timur Sumatera Barat Sulawesi Utara Kepulauan Riau NAD Jambi Kalimantan Barat Jawa Barat Maluku Bali Sulawesi Selatan DKI Jakarta Maluku Utara Nusa Tenggara Timur Banten Sumatera Utara Bengkulu Lampung Papua Papua Barat

Gambar 19. Kasus Hipertensi di Indonesia (Sumber : Riskesdas 2007)

dan 2008 memperlihatkan bahwa antara 56% rumah tangga di DIY tidak bebas asap rokok. Sedngkan pada hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7%. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian dan

menunjukkan kecenderungan peningkatan. Kecelakaan lalu lintas di DIY mulai mengalami peningkatan yang cukup besar. Data dari Polda DIY menunjukkan jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut : kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman tertinggi yaitu sebanyak 1.548 kejadian, Bantul 1.420 kejadian, Yogyakarta 678 kejadian, Gunung Kidul sebanyak 453 kejadian dan Kulon Progo berjumlah 323 kejadian. Mencegah kematian dini akibat kecelakaan bagaimanapun tidak lagi hanya menjadi tugas Kepolisian tetapi menjadi tugas semua pihak seperti kesehatan. Meskipun sampai saat ini data mengenai tingkat risiko kematian yang ditimbulkan dari kecelakaan dari sektor kesehatan belum dimiliki, namun peran sistem rujukan dan penanganan pra rujukan diyakini akan memiliki peran besar menurunkan angka risiko kematian dini tersebut. Beberapa upaya di bidang

kesehatan telah dilakukan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat penanganan korban melalui Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota yang melibatkan instansi terkait seperti PMI, diantaranya adalah Yes 118 di Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain serta peningkatan kapasitas petugas medis melalui bernagai pelatihan kegawat daruratan. 3.2.2. Pola Kematian Akibat Penyakit Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh, akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Rumah Sakit di DIY melalui mekanisme SIRS dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di Rumah Sakit, meskipun belum seluruh Rumah Sakit menyampaikan laporannya. Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10 penyakit penyebab kematian tertinggi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di seluruh rumah sakit di DIY menunjukkan, penyakit-penyakit kardiovaskuler

seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal sebagai penyakit CVD (cardiovasculer disease) menempati urutan paling tinggi penyebab kematian. Tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di DIY (hospital based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat seiring semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit-penyakit CVD

sebagaimana laporan RS di DIY.

Gambar 20. Penyebab kematian di RS akibat penyakit tahun 2011 (Sumber : Laporan SIRS Dinkes DIY Tahun 2011, data terbaru belum tersedia)

Kematian akibat cedera intracranial (kecelakaan) yang selama ini kurang mendapat perhatian ternyata telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian bahkan menunjukkan kecenderungan peningkatan tajam dalam tiga tahun terakhir. Dalam enam tahun terakhir, peristiwa kecelakaan lalu lintas di provinsi DI Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Data Kepolisian menunjukkan, kasus kecelakaan di DIY, meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun sedikitnya 130 meninggal (12%) akibat kecelakaan lalu lintas di DIY. Laporan Kepolisian menunjukkan bahwa 88% kematian diakibatkan oleh cedera kepala. Faktor perilaku pengendara memang menjadi faktor dominan bagi tinggi rendahnya tingkat kematian akibat kecelakaan. Meskipun demikian disamping

faktor perilaku tersebut, dukungan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan pertolongan pertama / prarujukan, rujukan gawat darurat dan kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan sedikit banyak juga bisa ikut berperan untuk menurunkan kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu perbaikan sistem pelayanan termasuk pertolongan prarujukan dan rujukan diharapkan akan mampu menurunkan tingkat kematian. Penyakit infeksi saluran nafas merupakan satu dari dua penyakit infeksi yang masuk sebagai penyebab kematian terbanyak di Yogyakarta. Dalam catatan medis jenis penyebab terbanyak adalah Bronchitis dan Pneumonia, namun dengan melihat kondisi prevalensi dan penemuan kasus TBC di DIY pada khususnya, maka sangat dimungkinkan bahwa penyakit TBC ikut pula menjadi salah satu kontributor kematian penyakit tersebut. Pola kematian akibat gagal jantung masuk pada urutan keempat sebagai penyebab kematian di DIY seperti hasil pengolahan dari Laporan Rumah Sakit, gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan dan cakupan PHBS di masyarakat.

3.3. STATUS GIZI Status Gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012 adalah masih

tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah menurun dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun 2011 sebesar 0,68% (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%). Meskipun angka gizi kurang di DIY telah jauh melampaui target nasional (persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun 2015) namun penderita gizi buruk

masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008 sampai 2012 terdapat penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun demikian perlu dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah Kabupaten/kota dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah sesuai harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%.

Gambar 21. Situasi Status Gizi di DIY (Laporan Program Gizi)

Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi di kabupaten / kota tahun 2012, peta Balita BGM (Bawah Garis Merah) yaitu standar yang menggambarkan status gizi balita, memperlihatkan bahwa balita BGM/D di DIY belum mencapai target. Di kabupaten Bantul dan Gunungkidul masing masing 1,6% dan 2%, sedangkan 3 kab/kota yang lain <1,5%. Dari segi pelayanan, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan mencapai 100%, artinya seluruh balita yang mengalami gizi buruk (dengan indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.Sedangkan untuk situasi gizi ibu hamil, prevalensi Ibu hamil anemia masih pada kisaran 15 sampai 39% di 4 Kabupaten/Kota, kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah dibawah 15 %. Cakupan amemia ibu hamil yang semakin rendah diharapkan akan meningkatkan angka status gizi baik, karena dari ibu yang sehat dan bebas anemia selama kehamilan maka akan melahirkan bayi yang sehat dan dapat

melaksanakan program ASI eksklusif selama 6 bulan serta merawat balita dengan gizi yang baik dan seimbang. Berikut adalah peta prevalensi ibu hamil yang anemia di wilyah DIY pada tahun 2012.

Gambar 22. Situasi Prevalensi Bumil Anemi di DIY (Laporan Program Gizi)

ooOOoo

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1.VISI & MISI Pelaksanaan upaya kesehatan di provinsi DIY tidak terlepas dari Visi dan Misi provinsi DIY dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. VISI DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY sebagai berikut :

Dinas Kesehatan yang katalistik mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi, serta sebagai pusat pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan beretika
Dan misi sebagai berikut : 1. Mencegah meningkatnya risiko penyakit & masalah kesehatan 2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara merata, bermutu baik pemerintah maupun swasta 3. Meningkatnya pembiayaan kesehatan yg cukup untuk peningkatan status kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian kesehatan

Target dan pencapaian indikator pembangunan mengacu pada Visi indonesia Sehat 2010 dan standar pelayanan yang mengacu pada kepmenkes RI No. 281/menkes/SK/IX/2008 tentang standar Palayanan Minimal bidang Kesehatan yang dierbarui menjadi Kepmenkes 147 tahun 2003 dengan 18 indikator, Target MDGs serta berdasarkan Rencana Strategik Dinas Kesehatan DIY.

4.2. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan di wilayah DIY meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya serta Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya, berikut adalah peta sarana pelayanan kesehatan dasar di tiap Kabupaten/kota di DIY : Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di DIY Tahun 2012

Akses masyarakat Yogyakarta terhadap sarana pelayanan kesehatan telah cukup baik. Salah satunya diperlihatkan dari aksesibilitas jarak jangkauan. Hasil survey Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk DIY hanya berjarak 1-5 km terhadap puskesmas dan lebih dari 70% penduduk hanya berjarak 1-5 km terhadap rumah sakit dan dokter praktek swasta. Tidak ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km terhadap sarana pelayanan puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan, yang menunjukkan mudahnya akses jarak jangkauan penduduk terhadap sarana pelayanan. Aksesibilitas jarak jangkauan terhadap sarana pelayanan kesehatan cukup merata antar kabupaten kota. Penduduk DIY di setiap Kabupaten / Kota pada umumnya berada pada kisaran 1-5 km terhadap Puskesmas. Pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh Rumah Sakit, di DIY jumlah Rumah Sakit Umum dan Khusus adalah sebagai berikut :

Jumlah Rumah Sakit Umum

: 45 RS (RS Pemerintah 7, TNI/Polri 3 dan RS

Swasta sebanyak 35 RS). Jumlah Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 RS, Rumah Sakit Ibu & Anak sebanyak 8 RS dan jumlah Rumah Sakit Khusus lainnya sebanyak 10 RS. Sarana pendukung pelayanan kesehatan diantaranya adalah sarana kefarmasian pada tahun 2012 tercatat jumlah Apotik sebanyak 464 buah, jumlah toko obat 51 buah dan jumlah industri kecil obat tradisionil sebanyak 64 buah. Pelayanan kesehatan masyarakat terhadap masyarakat miskin di DIY juga mendapatkan prioritas, hal ini dapat dilihat dalam indikator cakupan pelayanan kesehatan masyatakat miskin tahun 2012 sebagai berikut : jmlah masyarakat miskin (hampi miskin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar 1.080.462 jiwa untuk pelayanan kesehatan dasar dan 163.753 jiwa untuk pelayanan kesehatan rujukan. Untuk pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas sebanyak 7.015 jiwa sedangkan di rumah sakit sebanyak 24.857 jiwa. 4.3. Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga yang selanjutnya akan meningkatkan status gizi masyarakat. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Salah satu kegiatan berbasis masyarakat yang melaksanakan pemantauan pertumbuhan terhadap balita adalah posyandu. Karena itu, peran serta masyarakat dengan mengikutsertakan balitanya untuk ditimbang di posyandu memberikan andil yang sangat besar terhadap pencapaian indikator ini. Pada tahun 2012, di DIY tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di Posyandu (D/S) rata rata sebesar 84% (meningkat dibanding tahun 2011 sekitar 70 79 %) di semua kab/kota. Dengan demikian terlihat bahwa masih ada masyarakat yang belum membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang (N/D), terlihat bahwa capaian di Kota Yogyakarta masih < 50%, Kabupaten Kulonprogo 50 59% sedangkan Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Sleman 60 69%.

Capaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi mencapai 100% sedangkan untuk balita mencapai 99,13% (meningkat dibandingkan tahun lalu 98,10%). Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi dan balita. Dari hasil tersebut terlihat telah mencapai tingkat cakupan yang cukup baik. Prevalensi Balita kurang energi protein (KEP) selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan, tahun 2012 menjadi 8,95 (turun dibanding tahun 2011 sebesar 10,28). Persentase balita KEP tertinggi di tahun 2012 di wilayah Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,75% sedangkan yang terendah di Kabupaten Sleman 7,54%.

Gambar 23. Prevalensi Balita KEP di DIY (Laporan Program Gizi)

Distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap pelaksanaan distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil belum menunjukkan hasil yang optimal. Laporan Kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan distribusi kapsul Fe1 mengalami kenaikan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 95,72% di tahun 2012. Sedangkan Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi 86,59% di tahun 2011dan tahun 2012 menjadi 89,55%. Diharapkan dengan meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil dapat mengurangi kasus anemia bumil.

Gambar 24. Persentase F3 Bumil di DIY (Laporan Program Gizi)

ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%, menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman sudah mencapai 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%, sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar 40 - 39%. Capaian ASI eksklusif tahun 2012 menunjukan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar 48%.

Gambar 25. Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi DIY (Laporan Program Gizi)

Upaya yang telah dilakukan di DIY dalam meningkatkan perbaikan gizi masyarakat mencakup pendidikan gizi bagi masyarakat berupa penyuluhan gizi

di Posyandu, pengembangan media KIE serta konseling menyusui dan MP-ASI, peningkatan surveilans gizi berupa pemantauan pertumbuhan balita,

pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan konsumsi garam beryodium, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian Vitamin A dosis tinggi dan tablet Fe+asam folat), pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang, serta pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang

mengalami kekurangan energi kronis. Upaya yang lain adalah peningkatan kapasitas petugas kesehatan berupa pelatihan tatalaksana gizi buruk, pelatihan penggunaan standar pertumbuhan balita, pelatihan konselor ASI bagi petugas kesehatan dan pelatihan motivator ASI, serta pemberdayaan masyarakat. 4.4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kualitas pelayanan kesehatan di DIY terutamanya untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak telah cukup baik, salah satunya tergambar dari

proporsipersalinanyangditangani oleh tenagakesehatan.

Cakupan persalinan

yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2011 di DIY berdasarkan laporan kabupaten/kota telah mencapai 99,73%, Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 97,69%. Tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 99,85%. Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibuhamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Capaian K1 dan K4 di Provinsi DIY pada tahun 2011 masing-masing sebesar 99,98 % dan 89,31% sedangkan tahun 2012 mecapai 100% dan 93,31%. Dengan cakupan K1 dan K4 yang sudah cukup tinggi tersebut, upaya peningkatan pelayanan kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY pada masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan antenatal yang lengkap dan sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan

dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, dan mencegah kejadian komplikasi. Meskipun demikian dari hasil capaian tersebut, terlihat masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 yang cukup jauh. Cakupan penanganan ibu hamil yang mengalami komplikasi (PKO) pada tahun 2011 di Provinsi DIY, berdasar data yang diperoleh dari kabupaten/kota yaitu sebesar 70,44% dan meningkat menjadi sebesar 78,75% pada tahun 2012. Namun, cakupan tersebut tidak bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat karena denominator yang digunakan adalah perkiraan jumlah bumil risiko tinggi, yaitu 20% dari jumlah bumil. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang dilakukan dengan kab/kota, disimpulkan bahwa semua kasus komplikasi yang terjadi pada ibu hamil sudah ditangani. Kunjungan nifas menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, mulai 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada tahun 2011, ibunifas yang telah memperoleh pelayanan minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KF3) mencapai 88,96%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 86,18% dan mencapai 92% pada tahun 2012. Dari hasil capaian tersebut, terlihat kesenjangan yang cukup jauh antara capaian persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) dengan kunjungan nifas lengkap (KF3). Dengan demikian terlihat bahwa masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas, walaupun sudah melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan. Diharapkan, kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diturunkan dan capaian K4 dan KF3 dapat lebih meningkat di masa yang akan datang sehingga dapat memberikan andil dalam penurunan AKI. Gambaran K1, K4, persalinan nakes dan KF3 dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 26. Cakupan Program Kesga Provinsi DIY (Laporan Program Kesga)

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal (usia 0 28 hari), adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan neonatal sesuai standar pada 6 48 jam pertama setelah lahir (KN-1) serta pelayanan neonatal minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KN-L). Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, cakupan KN-1 di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 98,99%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 96,7%. Sedangkan cakupan KN-L sebesar 88,26%, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar 91,3%.Cakupan KN1 tahun 2012 sebesar 99,33% sedangkan Kunjungan neonatus lanjutan mencapai 88,28% (mengalami kenaikan yang sangat tipis dibanding tahun lalu).

Gambar 27. Cakupan Kunjungan Neonatal

Sementara untuk kasus kematian neonatal, di DIY pada tahun 2012 terjadi 400 kasus, tahun 2011 terjadi sebanyak 311 kasus, meningkat dibanding tahun 2010 sebanyak 241 kasus, dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena

BBLR dan asfiksia. Tabel 5. Jumlah Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya DIY Tahun 2011
No Kabupate/Kota Kematian Neonatal 34 88 54 94 41 311 BBLR 13 34 17 45 9 118 Asfiksia 14 20 23 33 18 108 Faktor Penyebab Sepsis Kelainan Kongenital 2 5 2 15 4 4 0 7 2 5 36 10 Lainlain 0 17 6 9 7 39

1 Yogyakarta 2 Bantul 3 Kulonprogo 4 Gunungkidul 5 Sleman Provinsi DIY

Kesehatan remaja masuk dalam ranah kesehatan anak.Program kesehatan remaja dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa SD/MI dan SMP/SMU. Program ini belum mampu menjangkau seluruh target sasaran. Pada tahun 2012, jumlah siswa kelas 1 yang diperiksa melalui penjaringan kesehatan sebesar 98,88% mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 sebesar 98,53%. Dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak, perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan pada setiap sikus kehidupan manusia (continuum of care), yang meliputi masa reproduksi, masa hamil, neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, masa sekolah dan remaja. Intervensi kesehatan perlu dilakukan pada setiap tahapan kehidupan tersebut, dan hal tersebut tergambar pada peningkatan cakupan indikator kesehatan ibu dan anak, di antaranya K1, K4, Pn, KN-1, KN-L, penanganan komplikasi obstetri maupun neonatal, pelayanan kesehatan bayi dan balita, serta KB aktif, maupun pelayanan kesehatan terhadap anak usia sekolah dan remaja. Upaya yang lain adalah dengan meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan berbagai pelatihan untuk petugas kesehatan seperti pelatihan manajemen asfiksia, BBLR, dll, serta yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatan (dalam hal ini puskesmas) dengan meningkatkan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas yang mampu PONED, PKPR, PKRE, mampu tatalaksana KtPA, melaksanakan MTBS, SDIDTK, dan dapat memberikan pelayanan KB sesuai standar.

4.5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Pada tahun 2012 kondisi perumahan di wilayah DIY dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh kabupaten/kota menunjukkan bahwa dua Kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masih dibawah 59%, Kota Yogyakarta dan Bantul atara 59 sampai 68,99% dan di kabupaten Sleman sudah lebih dari 79%.

Gambar 28 Peta Cakupan Air Minum

Dari peta cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut Kabupaten/Kota di DIY masih rendah, cakupan kualitas air minum yang terendah ada di 3 Kabupaten, yang masih kurang dari 60%, yaitu di Kabupaten Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan Kota Yogyakarta telah mencapai lebih dari 95%. Masih perlu upaya untuk peningkatan cakupan kualitas sir minum yang memenuhi syarat kesehatan, terutama di tiga kabupaten yang masih rendah dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor, peningkatan penyuluhan dan pemeriksaan kualitas air serta peningkatan upaya penyehatan lingkungan lainnya. Prosentase penduduk yang menggunakan jamban terendah di Kabupaten Gunung Kidul, masih dibawah 69%, sedangkan Kabupaten/Kota yang lain sudah mencapai lebih dari 70%.Sehingga perlu adanya upaya penyehatan lingkungan yang komprehensif dengan meningkatkan kualitas kemitraan dan koordinasi dengan lintas sektor serta promosi PHBS yang lebih intensif terutama di Kabupaten Gunung Kidul.

Prosentase tempat-tempat umum (TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan menurut pemantauan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah cakupan antara 40 59,99% adalah di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, cakupan 60 79,99% adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, sedangkan di Kabupaten Sleman telah mencapai lebih dari 80%. Masih rendahnya cakupan tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan akan berdampak pada peingkatan kasus-kasus penyakit menular serta kejadian luar biasa keracunan makanan, Hepatitis serta penurunan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya. Sehingga upaya program penyehatan lingkungan dirasakan masih harus bekerja keras.

Gambar 29. Peta Tempat tempat Umum memenuhi syarat kesehatan 4.6. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat DIY Pada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status kesehatan dapat diraih, perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit dengan mengurang atau

menghilangkan faktor resiko penyakit, di antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang ada di berbagai tempat / tataran yaitu di tempat umum, di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga. PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam

gerakan

kesehatan

di

masyarakat.

Berdasarkan

evaluasi,

maka

pada

perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula masih menggunakan stratifikasi sehat I IV, maka secara nasional sudah ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan, penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. DIY telah menerapkan indikator tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBS rumah tangga mulai tahun 2010. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362 rumah tangga yang dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telah menerapkan PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendah dan masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok di dalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif sebesar 77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik sebesar 87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar 33,07% hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun sebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan. Cakupan PHBS tahun 2012 dapat dilihat pada gambar seperti berikut :

Gambar 30. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS di DIY Tahun 2012

Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok di DIY sebesar 31,6%, dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah. Hal tersebut terlihat pada grafik di bawah.

Dalam Rumah: Provinsi(3)


73.9 75.7 76.1 76.6 78.6 84.1 85.3

66.1

68.1

Jatim

Indonesia

Maluku

NTB

DI Yogya

Sumber: Riskesdas 2010


Gambar 31. Prosentase Merokok di dalam rumah menurut Provinsi

Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%, tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari hasil tersebut, tidak mengherankan jika persentase perokok pasif cukup tinggi karena perokok biasa merokok di dalam rumah.Sedangkan jika dilihat dari statusnya, perokok rumah tangga didominasi suami / kepala rumah tangga. Untuk mendukung peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya, diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi (posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan peran serta swasta, ormas, dan LSM. Pengembangan desa siaga yang dilakukan adalah meningkatkan desa siaga yang sudah terbentuk menjadi desa siaga aktif. Capaian desa siaga di DIY sudah mencapai 100 %, sedangkan desa siaga aktif mencapai 89,25%. Sedangkan capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari srata perkembangannya, posyandu pratama sebesar 4%, posyandu madya sebesar 21%, posyandu purnama sebesar 47% dan posyandu mandiri sebesar 28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian,

Kalteng

Bali

Kaltim

Malut

terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi.

Gambar 32. Tingkatan Posyandu di DIY

Upaya pemanfaatan promosi kesehatan dengan berbagai media telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota, diantaranya pengembangan pesan dan media rumah tangga ber-PHBS melalui media cetak dan audio visual dengan spot TV, pembuatan dan pemasangan branding sticker pada mobil, pembuatan media cetak, obrolan Angkring, penggandaan VCD dan pemasangan Baliho PHBS. Sedangkan untuk penguatan peran serta organisasi/kelompok masyarakat dalam PHBS diantaranya dilaksanakan melalui Forum Komunikasi penguatan peran PKK, Forkom SBH, Orientasi di sekolah bagi guru pembina UKS dan pertemuan penguatan mitra kerja Promkes.

BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN

5.1. Tenaga Kesehatan Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit pada umumnya sudah baik. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh D.I. Yogyakarta yang terdiri dari RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Grafik 33. Distribusi Tenaga Kesehatan di

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012


10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 9094 Medis Keperawatan Kesehatan Masyarakat 3213 2373 980 1318 399 189 Kefarmasian Gizi Keterapian Fisik Keteknisian Medis

Jenis Tenaga Kesehatan


Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

5.1.1Tenaga Medis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya tenaga dokter spesialis Tenaga medis merupakan salah satu unsur pelaksana pelayanan kesehatan yang utama di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, klinik, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun jumlah tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 34. Distribusi Tenaga Medis di

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

600 508 500 400 300 200 100 0 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi 370 272 133 131 87 45 10 128 155 77 30 33 164 138 398 398 Kota Yogyakarta Bantul Kulonprogo Gunungkidul Sleman Daerah DIY

94

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas Jumlah tenaga dokter umum yaitu sejumlah 1354 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter umum sebanyak 398 orang dan disusul dengan Kota Yogyakarta sebanyak 370 orang, sedangkan dokter umum paling sedikit terdapat di Dinas Kesehatan DIY dan UPT-nya dan Institusi Pendidikan Kesehatan ( yang selanjutnya disebut dengan Daerah DIY) sebanyak 81 orang. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 508 orang, disusul dengan Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 398 orang, sedangkan dokter spesialis paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul hanya sebanyak 10 orang.

Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang terbanyak terdapat di Daerah DIY dengan jumlah dokter gigi sebanyak 164 orang dan diikuti oleh Kota Yogyakarta sejumlah 155 orang, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Kulonprogo yaitu sejumlah 30 dan di Kabupaten Gunungkidul sejumlah 33 orang. Dari gambaran data perkembangan jumlah tenaga medis di

Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa persebaran tenaga medis masih belum merata terlihat masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sementara di kabupaten yang lain tenaga medis masih jauh lebih kecil jumlahnya. Prosentase tenaga medis yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 35. Proporsi Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi di

Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Wilayah Kerjanya Tahun 2012

Dokter Umum
6.43 27.33 Kota Yogyakarta Bantul 29.33 Kulonprogo Gunungkidul 6.94 20.09 9.82 Sleman Daerah DIY

Dokter Spesialis
10.14

Dokter Gigi

40.25 34.87

27.47

25.96

23.12 0.79 3.57 10.38 5.53 5.03

12.90

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk dokter spesialisgigi sebagian besar di instansi pemerintah yaitu puskesmas, sedangkan untuk dokter spesialis sebagian besar bekerja di rumah sakit. Hal ini sudah sesuai dengan peruntukkannya, bahwa tenaga dokter spesialis utamanya bekerja pada pelayanan kesehatan rujukan. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini :
Grafik 36. Distribusi Tenaga Medis Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012
1200 1000 800 600 400 200 62 38 0 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi 4 576 347 982

Puskemas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya 331 148126 2 171148 160 109 9 Institusi Diknakes Dinkes dan UPT

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas distribus itenaga dokter umum yang bekerja di masing masing jenis sarana pelayanan kesehatan tersebar secara merata yaitu di rumah sakit sebanyak 576 orang, di puskesmas sebanyak 347 orang, serta sarana kesehatan lainnya sejumlah 331 orang yang tersebar di Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Klinik, praktik dokter berkelompok, maupun praktik mandiri dan fasyankes lainnya. Sedangkan sebagian kecil yaitu sejumlah 38 orang tenaga dokter umum bekerja di Dinas Kesehatan serta UPTnya serta sebanyak 62 orang bekerja di Institusi pendidikan tenaga kesehatan. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah, rumah sakit TNI/Polri, maupun rumah sakit swasta, tersebar di 63 rumah sakit yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang yang bekerja secara merata di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

5.1. 2 Tenaga Keperawatan Tenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan tenaga perawat gigi, namun dalam profil ini hanya perawat saja yang sudah dilakukan pendataan. Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan perundang undangan. Adapun gambaran distribusi tenaga keperawatan sesuai dengan wilayah kerjanya di DIY pada tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 37. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Wilayah Kerja di DIY Tahun 2012
2500 2000 1500 1000 500 0 Perawat Bidan 459 2364 2198 Kulonprogo Bantul Gunungkidul 660 Sleman 532 347 235 427 309 443 364 149 Kota Yogyakarta Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga perawat yaitu sejumlah 6560 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah perawat sebanyak 2364 orang dan disusul dengan tenaga perawat di Kota Yogyakarta sebanyak 2198 orang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya rumah sakit sebagian besar berada di kedua wilayah tersebut. Sedangkan di kabupaten lainnya jumlah perawat yang ada hampir sama. Untuk tenaga bidan di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1927 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah bidan sebanyak

443 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 427 orang, sedangkan tenaga bidan paling sedikit berada di Daerah DIY sebanyak 149 orang yang bekerja di Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada di wilayah DIY. Dari gambaran data yang ada menunjukkan bahwa persebaran tenaga perawat masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga perawat, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Adapun untuk tenaga bidan sebarannya du masing masing wilayah terdistribusi secara merata. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga bidan bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah terutama puskesmas. Gambaran prosentase distribusi tenaga keperawatan yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 38. Persentase Tenaga Keperawatan Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012

Perawat
5.29 7.00 10.06 33.51 36.04 8.11
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

Bidan
7.73 12.20
Kulonprogo Bantul

18.89 22.99

22.16 16.04

Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, sedangkan untuk tenaga bidan sebagian besar bekerja di puskesmas. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini :

Grafik 39. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Perawat Bidan 838 487 287 87 899 624 229 140 35 4865 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes Dinkes dan UPT

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, yang jumlahnya mencapai 4865 orang atau mencapai 74,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. adapun untuk tenaga bidan sejumlah 899 orang bekerja di puskesmas, di rumah sakit sejumlah 624 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun dari pendidikan yang dimiliki oleh tenaga perawat yang berpendidikan Sarjana Strata Satu keatas baru mencapai 11,28 %, sedangkan sisanya atau mencapai 88,72% masih berpendidikan Diploma III kebawah. Sedangkan untuk tenaga bidan yang berpendidikan minimal Diploma III Kebidanan baru mencapai 81,53 % dan masih terdapat 18,47% tenaga bidan yang berpendidikan Diploma Satu. Hal ini memerlukan peran serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tenaga keperawatan terutama untuk tenaga kebidanan yang masih belum sesuai dengan persyaratan minimal berpendidikan DIII.

5.1.3Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Adapun gambaran distribusi tenaga kefarmasian di masing

masing wilayah di DIY dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :


Grafik 40. Grafik Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian 50 25 76 61 47 11 200 218 359 464 454 408 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga apoteker yaitu sejumlah 1316 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah apoteker sebanyak 464 orang dan disusul dengan tenaga Apoteker di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 359 orang, sedangkan tenaga apoteker paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 25 orang. Untuk tenaga teknis kefarmasian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1057 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga teknis kefarmasian sebanyak 454 orang, kemudian Kota Yogyakarta sebanyak 408 orang, sedangkan tenaga teknis kefarmasian paling sedikit bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga apoteker persebarannya masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga apoteker, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit dan apotek di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Begitupun dengan tenaga teknis kefarmasian juga tidak merata sesuai dengan banyaknya sarana rumah sakit dan apotek yang ada di wilayah masing masing. Gambaran prosentase

distribusi tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 41. Persentase Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012

Apoteker
10.59
Kulonprogo

Tenaga Teknis Kefarmasian


1.04 7.19 5.77 4.45

Kulonprogo Bantul Gunungkidul

46.19

42.37

5.30

Bantul

38.60
Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

76.06 98.31

42.95

Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Adapun sesuai dengan sarana kesehatan tempat tenaga kefarmasian bekerja ada ketimpangan terutama untuk di puskesmas, karena sebagian besar tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas masih merupakan tenaga teknis kefarmasian, padahal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa setiap pelaanan di fasilitas pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan oleh seorang apoteker. Gambaran distribusi tenaga kefarmasian sesuai dengan sarana kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan sebagaimana grafik dibawah ini :

Grafik 42. Distribusi Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Tempat Kerjanya di DIY
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 18 171 207 23 164 5 21 487 380 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes Dinkes dan UPT 897

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga apoteker sebagian besar bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu terutama di apotek yang jumlahnya mencapai 897 orang atau mencapai 68,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan dan Institusi Diknakes. Adapun untuk tenaga teknis kefarmasian sejumlah 487 orang bekerja di rumah sakit, di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sejumlah 380 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan puskesmas dan Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.

5.1.4Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan dan sanitarian.

Grafik berikut ini memperlihatkan sesuai

kepada kita gambaran distribusi tenaga kesehatan masyarakat

dengan wilayah kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.

Gambar 43. Distribusi Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Kesehatan Masyarakat Sanitarian 79 69 47 29 38 47 63 31 73 50 32 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY 422

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga kesehatan masyarakat yaitu sejumlah 684 orang, terbanyak berada di DIY (Dinas Kesehatan dan UPT serta institusi pendidikan tenaga kesehatan) dengan jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 422 orang, sedangkan tenaga kesehatan di kabupaten/kota lainnya jumlahnya hampir sama, dengan tenaga kesehatan masyarakat paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 29 orang. Untuk tenaga sanitarian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 296 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga sanitarian sebanyak 73 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 63 orang, sedangkan tenaga sanitarian paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 45 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga kesehatan masyarakat sebarannya sudah merata, namun demikian hal itu didominasi oleh tenaga kesehatan masyarakat dengan status tenaga pemerintah. Adapun distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :

Gambar 44. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012
400 350 300 250 200 150 100 50 0 Kesehatan Masyarakat Sanitarian 97 71 6 145 152 76 3 21 44 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes Dinkes dan UPT 365

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga kesehatan masyarakat sebagian besar bekerja pada institusi pendidikan tenaga kesehatan yang jumlahnya mencapai 365 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit, hanya mencapai 6 orang. Adapun untuk tenaga sanitarian sejumlah 152 orang bekerja di puskesmas, sedangkan lainnya secara merata bekerja di sarana kesehatan lainnya, baik di Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun institusi diknakes dan fasiltas pelayanan kesehatan lainnya.

5.1.5Tenaga Gizi Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tenaga gizi yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 399 orang dengan yang berpendidiikan DIII dan DI sejumlah 282 orang dan yang berpendidikan DIV dan S1 sejumlah 117 orang. Adapun distribusinya dapat kita gambarkan pada grafik berikut ini :

Gambar 45. Distribusi Tenaga Gizi Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
160 140 120 100 80 60 40 20 0 Gizi 43 70 62 48 34 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY 142

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga gizi yaitu sejumlah 399 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga gizi sebanyak 142 orang, di Kabupaten Bantul sebanyak 70 orang, dengan tenaga gizi paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 34 orang. Adapun distribusi tenaga gizi sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :
Gambar 46. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0

159

172 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes 36 4 Gizi 28 Dinkes dan UPT

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga gizi sebagian besar bekerja pada rumah sakit yang jumlahnya mencapai 172 orang, disusul di puskesmas berjumlah 159 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit.

5.1.6Tenaga Keterapian Fisik dan Tenaga Keteknisian Medis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996

menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis. Namun demikian, profil kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data tentang tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis yang ada, namun hanya 3 jenis tenaga kesehatan dalam kelompok ini, yaitu tenaga fisioterapis, tenaga analis kesehatan dan tenaga teknis elektromedis & radiografer. Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis di DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat kita gambarkan sebagai berikut : Gambar 47. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
300 250 200 150 100 50 0 Fisioterapis Teknik Elektromedik & Radiografer Analis Kesehatan 9 23 65 57 2 13 14 17 3 83 88 9 62 70 53 23 271 239 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah fisioterapis yaitu sejumlah 169 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga

fisioterapis sebanyak 65 orang dengan tenaga fisioterapis paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang. Adapun untuk tenaga teknik elektromedik dan radiografer dari sejumlah 214 orang yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta dengan jumlah 88 orang disusul di Kabupaten Sleman dengan jumlah 83 orang, adapun yang paling sedikit jumlah fisioterapis yang bekerja di wilayah Kabupaten Gunungkidul sebanyak 3 orang. Untuk tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sejumlah 718 orang dengan yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta yaitu sejumlah 271 orang, disusul Kabupaten Sleman dengan jumlah 239 orang serta di kabupaten/kota lainnya terdistribusi merata dengan tenaga analis kesehatan yang berjumlah paling sedikit bekerja di Daerah DIY sejumlah 23 orang. Apabila dikaitkan dengan tempat kerjanya, maka tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sebagian besar bekerja di sarana kesehatan utamanya di rumah sakit, sedangkan di tempat lain tidak terlalu banyak. Gambaran dari distribusi tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan sesuai dengan tempat kerjanya dapat digambarkan pada grafik berikut ini : Gambar 48. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis menurut Tempat Kerjanya di DIY Tahun 2012
400 350 300 250 200 150 100 50 0 Fisioterapis Teknik Elektromedik & Radiografer Analis Kesehatan 18 15 10 3 10 33 5 4 14 24 123 162 170 148 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes Dinkes dan UPT 362

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari seluruh tenaga fisioterapis yang ada sebagian besar bekerja di rumah sakit dengan jumlah 123

orang, disusul dengan yang bekerja di puskesmas sejumlah 18 orang dan disusul oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun untuk tenaga teknik elektromedi dan radiografer sejumlah 162 orang bekerja di rumah sakit dan sisanya tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Analis kesehatan yang paling banyak bekerja di rumah sakit dengan jumlah analis kesehatan sebanyak 362 orang, disusul yang bekerja di puskesmas sejumlah 170 orang. 5.2. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di DIY relatif cukup banyak baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah (Puskesmas) telah menjangkau keseluruhan Kecamatan yang ada di Kabupaten / kota bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu sebagai jaringan pelayannya, telah mampu menjangkau seluruh desa yang ada. Jumlah puskesmas terbanyak adalah di Kabupaten Gunungkidul dengan 30 puskesmas disusul oleh Kabupaten Bantul dan Sleman masing-masing 27 dan 25 puskesmas. Sementara untuk Kota Yogyakarta memiliki 18 puskesmas. Dari sejumlah total 121 puskesmas tersebut, sebanyak 42 diantaranya telah dikembangkan menjadi puskesmas rawat inap. Seluruh Puskesmas telah dilengkapi dengan jaringan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan memiliki jaringan kemitraan dengan Desa Siaga di seluruh wilayah. Perkembangan pelayanan kesehatan dasar di sektor swasta juga berkembang dengan pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan seperti dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, poliklinik, praktek bersama dan lain sebagainya.

Tabe 6. Jumlah Rumah Sakit dan Jenis Sarana Lainnya Tahun 2012

Sarana pelayanan kesehatan rujukan di DIY juga relatif telah memadai dengan berbagai jenis pelayannya. Rumah sakit pemerintah tersedia di kelima kabupaten / kota. Secara kumulatif Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta adalah dua wilayah yang memiliki jumlah sarana pelayanan kesehatan rujukan terbanyak dibandingkan dengan tiga wilayah lain. Perkembangan pelayanan rujuakan di sektor swasta sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Sarana pelayanan rujukan khusus juga telah berkembang diantaranya untuk jenis pelayanan kesehatan mata, jiwa, dan paru. Sarana pelayanan kesehatan pendukung seperti laboratorium kesehatan juga berkembang baik dengan semakin besarnya peran swasta. Dalam 3 tahun terakhir telah tumbuh berbagai sarana pelayanan pendukung laboratorium dan apotik. Pemerintah DIY sendiri telah memiliki sarana Balai Laboratorium Kesehatan (UPT) dan instalasi farmasi. Unit Pelayanan Teknis juga berkembang baik di tingkat provinsi dan Kabupaten / Kota. UPT laboratorium tersedia di setiap wilayah. Sementara untuk UPT jaminan kesehatan baru berkembang di tingkat provinsi, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. UPT balai paru merupakan unit pelayanan pemeriksaan paru yang dimiliki oleh Pemerintah DIY yang menjadi pusat rujukan untuk pemeriksaan paru dan di masa mendatang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi rumah sakit khusus. UPT Bapelkes (balai pelatihan kesehatan) dikelola oleh Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan dukungan dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan di Provinsi DIY.

Pelayanan pengobatan tradisional yang berbasis bukti juga telah mulai dikembangkan bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan kesehatan yang ada di DIY yang melahirkan gagasan untuk pengembangan

pembinaannya di tahun-tahun mendatang. 5.3. Pembiayaan Kesehatan

Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman di tingkat Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan untuk masyarakat miskin. Selain program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui program Askes, Jamsostek, Jamkesos dan Jamkesda. Program Jamkesmas di DIY per Desember 2012 telah diikuti oleh 942.129 jiwa, dengan perincian Kota Yogyakarta 68.456 jiwa, Bantul 222.987 jiwa, Kulon Progo 141.893 jiwa, Gunungkidul 340.635 jiwa dan Sleman 168.158 jiwa. Gambaran kepesertaan jaminan kesehatan di DIY secara keseluruhan sebagai berikut :

Gambar 50. Peserta Jaminan Kesehatan di DIY Tahun 2012

DIY mempunyai unit teknis sebagai pengelolaan Jaminan Kesehatan berupa unit pelayanan teknis dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas untuk pengelolaan program Jamkessos. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di unit pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang bekerjasama dengan Jamkessos adalah sebagai berikut :

Tabel 6 . Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkessos Tahun 2012

No

KAB./KOTA

PPK I PUSKESM AS DOKEL BPS 5 32 36 46 7 126 1 BP4 1

PPK II DAN III RS. PEMERINTAH 1 1 1 1 4 8 RS. SWASTA 12 13 5 1 9 40

1. 2. 3. 4. 5.

Kota Yogyakarta Bantul Kulonprogo Gunungkidul Sleman JUMLAH

18 27 21 30 25 121

3 9 2 7 2 23

Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012

Sesuai dengan pedoman pengelolaan jaminan kesehatan keluarga miskin DIY memlaksanakan program Jamkesmas, pada tahun 2011 pelayanan kesehatan bagi keluraga miskin di unit pelayanan kesehatan baik dokter keluarga, bidan swasta, puskesmas dan rumah sakit yang

bekerjasama dengan Jamkesmas adalah sebagai berikut : Tabel 7. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tahun 2011

No

KAB./KOTA

PPK 1 PUSKE SMAS

PPK II DAN III RS.PEME RINTAH RS. SWASTA 1 1 1 1 4 8 13 7 2 1 9 32

BPS 13 34 54 45 63 209

BP4 1

1. 2. 3. 4. 5.

Kota Yogyakarta Bantul Kulonprogo Gunungkidul Sleman JUMLAH

18 27 21 30 25 121

Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012

Pembiayaan Program Kesehatan di DIY bersumber pada Anggaran Pendapatan & Belanja Negara dan Daerah (APBN/APBD), serta sebagian kecil dari Bantuan Luar Negeri (BLN). Besaran anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebagai berikut Rp.664.354.423.833,-

Gambar 49. Persentase Anggaran Kesehatan DIY Tahun 2012 Proporsi anggaran kesehatan di DIY terbesar adalah anggaran yang bersumber pada APBD dari 5 Kabupaten/Kota (44,6%), APBN sebesar 38,9% sedangkan untuk Dana Luar negri sangat kecil hanya 0,6%. Total anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.874.088.182.650,dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.240.604,- (rincian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran). Anggaran APBD di Kabupaten/Kota untuk kesehatan secara keseluruhan sebesar Rp.543.001.581.419,- sedangkan prosentase anggaran APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota masih sekitar 8,86% (prosentase tertinggi di Kabupaten Bantul sebesar 13% dan terendah di Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,1%).

BAB V KESIMPULAN Pembangunan Kesehatan di wilayah DIY telah berjalan sesuai dengan pedoman dan kewenangan yang telah ditetapkan melalui dasar hukum yang berlaku. Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah melaksanakan program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana Strategik Dinas Kesehatan tahun 2009-2013. Capaian pembangunan kesehatan dapat dilihat melalui beberapa indikator Program Pelayanan Kesehatan, yaitu diantaranya sebagai berikut : A. Indikator keberhasilan dari aspek sumberdaya kesehatan : Total anggaran kesehatan di DIY tahun 2012 sebesar :

Rp.874.088.182.650,-, Anggaran kesehatan perkapita Rp.240.604,- dan rata-rata prosentase APBD kesehatan terhadap APBD Kab/Kota sebesar 8,86%. Jumlah Sarana Kesehatan Dasar di DIY : Puskesmas 121, Puskesmas dengan tempat tidur 42, Puskesmas Pembantu 318 dan Poskesdes 198 buah. Jumlah sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) mengalami peningkatan dari 63 RS pada tahun 2011 menjadi 65 RS pada tahun 2012. Jumlah tenaga medis : Jumlah dokter umum sebanyak 1.375 orang, jumlah dokter spesialis 1.214 dan dokter gigi 611 orang. B. Hasil indikator pencapaian (cakupan program), diantaranya : Status gizi balita di DIY pada tahun 2012 telah mencapai 0,59%. Jumlah kematian ibu pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 40 kasus dibanding pada tahun 2011 (56 kasus) dengan penyebab utama adalah perdarahan, eklamsi dan sepsis. Jumlah kematian bayi (0-12 hari) tahun 2012 sebesar 400 kasus. Jumlah kematian neonatus (0-28 hari) sebesar 281 kasus.

Cakupan K1 sebesar 100%, K4 sebesar 93,31% dan cakupan persalinan nakes 99,85%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita pada tahun 2012 adalah : cakupan yankes bayi sebesar 89,1% sedangkan yankes anak balita 82,59%. Gambaran penyakit TB Paru di DIY : prevalensi TB paru 76,88 per 100.000 penduduk, jumlah kasus TB tahun 2012 di DIY 2.858 kasus. Jumlah kasus HIV/AIDS di DIY sebanyak 1.941 kasus dengan perincian HIV 1.110 dan AIDS 831 kasus pada tahun 2012. Sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada pasien rawat jalan di Puskesmas sesuai laporan sistem survailans terpadu adalah : influensa, diare, hipertensi, DM, pneumonia, tiphus, diare berdarah, tersangka TB paru, campak dan TB BTA positif. Sedangkan di Rumah Sakit adalah : infeksi saluran nafas atas, demam, diare, dispepsia, hipertensi,

dermatosis, cedera, penyakit pulpa, faringitis dan gangguan mental. Prosentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2012 sebesar 75,79% sedangkan rumah sehat yang memenuhi syarat sebesar 69,05%.

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+ DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan) Angka Kesakitan AFP Rate (non polio) < 15 th Angka Insidens TB Paru Angka Prevalensi TB Paru Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru 3,186 438 3,630,720 3.5 1140.3 48.9 98.0 #DIV/0! Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4 Tabel 5

INDIKATOR

ANGKA/NILAI L+P

Satuan

No. Lampiran

1,797,439

1,833,281

#DIV/0! 44.5

#DIV/0! 58.2

48.6 %

B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 B.2 18 19 20 21 22 23

23,199 6.6 200 8.6 220 9.5

22,580 5.6 131 5.8 146 6.5 40 87.3

45,803 7.8 400 8.7 450 9.8

Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH

Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8

43 50 1 67.60 48.79

31 36 0 55.29 50.00

5.22 37.19 43.11 0.85 40.38 88.48

per 100.000 pend <15thn per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk % %

Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12

NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

INDIKATOR Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis

L 4.8643552 48 77 18 7 0.33 49.11 0 13 1 0.00 53.85 0.13 0.00 93.33 0 11 2 0 184 0 14 31.71 #DIV/0! 0.00 0.00 0

P 3.756506 32 45 4 4 0.14 47.58 2 7 0 11.11 33.33 0.07 100.00 83.33 0 12 2 0 195 0 6 23.46 #DIV/0! 0.06 0.00 0

ANGKA/NILAI L+P 15.73613039 151 162 581 16 0.27 56.11 2 20 1 0.00 45.45 0.10 300.00 90.48 0 #DIV/0! 23 4 25 0 #DIV/0! 379 0 0 20 27.54 #DIV/0! 0.07 0.00 0

Satuan % Kasus Kasus Kasus Jiwa % % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk % per 100.000 penduduk

No. Lampiran
Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25

B.3 Status Gizi 55 Bayi baru lahir ditimbang

98

98

98 %

Tabel 26

NO 56 57 58 59 C. C.1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

INDIKATOR Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

L 3.37 87.96 8.49 0.56

P 4.20 88.26 8.04 0.49

ANGKA/NILAI L+P 4.48 88.05 8.45 0.56 % % % %

Satuan

No. Lampiran
Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27

60.58 86.55 98.49

100 93.31 99.85 92.00 54.77 89.55 78.75 55.45 83.68 99.18 93.71

71.96 112.06 99.13 9.05 78.66 99.39 92.59 89.10 100.00 96.85 11.08 47.95 48.66 82.55 84.79 56 1 47.19

86.40 0.80 68.86

87.72 81.71 78.25

37.22 39.77 156.43 77.86 63 1 23.94

37.76 37.59 160.61 79.24 62 1 26.17

% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %

Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45

NO

INDIKATOR

86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas 99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS

L 99.38 50.90 37.72

P 99.15 46.10 51.25

ANGKA/NILAI L+P 98.80 % 48.53 % 36.36 24.52 100.00 1.55 48.74 94.83 49.26 72.39 % % % sekolah sekolah % %

Satuan

No. Lampiran
Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53

1.39

1.66

50.58 58.86 58.86

45.98 61.20 61.20

72.39 %

18.25 100.00 43.68 53.70 8.19 77.46 3.50 0.85 1.33

19.67 100.00 90.12 74.55 11.46 131.87 4.84 0.62 1.04

67.78 % 96.61 % 102.55 % 11.48 %

Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56

0.67 %
Tabel 57

1.68 % 183.94 24.03 3.15 1.67 4.21 0.30 6.89 % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari
Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60

NO

INDIKATOR

ANGKA/NILAI L+P

Satuan

No. Lampiran

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS C.4 111 112 113 114 115 116 117 118 D. D.1 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 D.2 132 133 134 135 Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif Jumlah Poskesdes Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum 814.00 41.11 546.00 28.04 448.00 21.55 808.00 40.91

69.05 91.81 79.92 88.90 89.22 87.19 75.79 77.04

% % % % % % % % %

Tabel 61

Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68

50.00 35.00 13.00 32.00 495.00 100.00 82.00 5,691.00 81.57 2.21 438.00 89.73 161.00 1,262.00 31.23 1,354.00 34.54

% % Posyandu % per 100 balita Desa % Poskesdes Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk

Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73

Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74

NO 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 D.3 146 147 148

INDIKATOR Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis Jumlah Fisioterapis Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita

L 166.00 356.00 1,740.00 481.00 111.00 243.00 164.00 343.00 61.00

P 431.00 1,571.00 48.25 4,820.00 1,892.00 288.00 441.00 132.00 602.00 108.00

ANGKA/NILAI L+P 597.00 Orang 1,927.00 Orang 6,560.00 2,373.00 399.00 684.00 296.00 945.00 169.00 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

Satuan

No. Lampiran
Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 78

#REF! Rp #REF! % #REF! Rp

Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 LUAS WILAYAH (km 2)
3

JUMLAH DESA
4

NO
1

KAB/KOTA
2

KELURAHAN
5

DESA+KEL.
6

JUMLAH PENDUDUK
7

JUMLAH RUMAH TANGGA


8

RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2


9 10

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

586.3 506.9 1,485.4 574.8 32.5 3,185.8

87 75 144 86 392

1 0

45 46

88 75 144 86 45 438

476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,592 3,632,882

142,560 268,175 194,153 305,543 129,439 1,039,870

3.34 3.47 3.49 3.67 3.30 3.49

812.92 1835.41 456.45 1949.23 13160.73 1,140

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain... (sebutkan)

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK 0-4
1 2 3 4

NO

KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK 5-14


5

LAKI-LAKI 15-44 45-64


6 7

>=65
8

JUMLAH 9

0-4
10

5-14
11

PEREMPUAN 15-44 45-64


12 13

>=65
14

JUMLAH 15

RASIO BEBAN TANG GUNGAN


16

RASIO JENIS KELAMIN


17

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

476,599 930,276 677,998 1,120,417 425,430 3,630,720

16,010 38,090 22,763 43,745 14,192 134,800

32,718 70,235 55,818 78,517 32,828 270,116

110,752 223,878 124,796 231,064 102,649 793,140

52,119 95,416 83,478 134,600 48,772 414,385

23,139 36,430 40,529 72,909 11,992 184,999

234,738 464,049 327,384 560,835 210,433 1,797,439

14,916 35,835 22,900 35,813 13,509 122,973

31,090 66,733 48,708 78,341 29,089 253,962

109,866 220,041 134,405 226,631 103,212 794,154

55,082 96,884 92,144 140,455 51,458 436,023

30,907 46,734 52,457 78,341 17,729 226,168

241,861 466,227 350,614 559,582 214,997 1,833,281

45.38 46.22 55.93 52.91 38.99 48.94

97.05 99.53 93.37 100.22 97.88 98.04

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - sumber lain... (sebutkan) Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:

3,630,720

TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
3

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)


1 2

PEREMPUAN
4

LAKI-LAKI+PEREMPUAN
5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+ JUMLAH

135,055 135,896 137,502 146,481 143,242 142,229 146,752 142,332 139,417 123,375 106,295 88,352 60,849 78,575 31,218 40,326 1,797,896

128,730 126,020 129,145 137,348 137,111 144,688 146,342 143,154 143,430 128,669 117,743 85,226 72,861 96,799 39,734 57,940 1,834,940

263,785 261,916 266,647 283,829 280,353 286,917 293,094 285,486 282,847 252,044 224,038 173,578 133,710 175,374 70,952 98,266 3,632,836

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain... (sebutkan)

TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF
6 7 8

NO
1

KECAMATAN JUMLAH
2 3

LAKI-LAKI MELEK HURUF


4

%
5

LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF


9 10 11

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 19,835

96.72 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 27,371

86.45 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 0 0 0

0 0 47,206 0 0 47,206

91.53 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan)

19,835

27,371

TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 LAKI-LAKI NO KECAMATAN
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLA H
3

PEREMPUAN
TIDAK/ AK/ UNIVER BELUM DIPLOM JUMLAH PERNAH SITAS A SEKOLAH
8 9 10 11

LAKI-LAKI + PEREMPUAN TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI


20

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI


4

SD/MI

SMP/ MTs
6

SMA/ SMK/ MA
7

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI


12

SD/MI

SMP/ MTs
14

TIDAK/ AK/ SMA/ UNIVER BELUM DIPLO JUMLAH PERNAH SMK/ MA SITAS MA SEKOLAH
15 16 17 18 19

SD/MI

SMP/ MTs
22

SMA/ SMK/ MA
23

AK/ DIPLO MA
24

UNIVERS ITAS
25

JUMLAH

13

21

26

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

476,599

16,010

32,718

110,752

52,119

23,139

234,738

14,916 -

31,090

109,866

55,082

30,907

241,861

45

97

468,948 -

507,689 0 0 0 0

125,876 0 34,993 0 0

87,800 0 38,200 0 0

141,659 0 33,945 0 0

293,980 0 20,038 0 0

23,184 0 1,646 0 0

234,835 0 2,423 0 0

1,415,023 131,245 -

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : sebutkan

476,599

16,010

32,718

110,752

52,119

23,139

234,738

946,075

31,090

109,866

55,082

30,907

241,861

45

97

468,948

507,689

160,869

126,000

175,604

314,018

24,830

237,258

1,546,268

TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KELAHIRAN NO KAB/KOTA HIDUP
1 2 3 4

LAKI-LAKI MATI
5

HIDUP + MATI
6

PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI


7 8 9

LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI


10 11 12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

2,947 6,780 4,261 6,892 2,319

0 58 43 25 9

0 6,838 4,304 6,917 2,319

2,731 6,639 4,113 6,805 2,292

0 45 36 16 14

0 6,684 4,149 6,821 2,292

5,702 13,419 8,374 13,697 4,611

27 103 79 41 110

5,729 13,522 8,453 13,738 4,662

JUMLAH (KAB/KOTA)

23,199

135 6.6

20,378

22,580

111 5.6

19,946

45,803

360 7.8

46,104

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO KAB/KOTA BAYI
1 2 3 4

LAKI - LAKI ANAK BALITA


5

PEREMPUAN BALITA
6

LAKI - LAKI + PEREMPUAN BAYI


10

BAYI
7

ANAK BALITA
8

BALITA
9

ANAK BALITA
11

BALITA
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0 72 62 42 24 12 3 3 2 84 65 45 26 44 33 27 27 4 4 2 5 48 37 29 32

69 116 95 69 51

15 16 7 5 7

84 132 102 74 58

JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

200 8.6

20 0.9

220 9.5

131 5.8

15 0.7

146 6.5

400 8.7

50 1.1

450 9.8

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN IBU NO
1

KAB/KOTA
2 3

JUMLAH LAHIR HIDUP < 20 Thn


4 5

KEMATIAN IBU HAMIL 20-34 Thn


6

KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH


8

KEMATIAN IBU NIFAS < 20 Thn


13

JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH


16

35 Thn
7

< 20 Thn
9

20-34 Thn
10

35 Thn
11

JUMLAH
12

20-34 Thn
14

35 Thn
15

< 20 Thn
17

20-34 Thn
18

35 Thn
19

JUMLAH
20

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

5,702 13,419 8,374 13,697 4,611

0 0 0 0 0

2 0 1 3 3

0 0 0 0 0

2 0 1 3 3

0 0 0 0 0

0 1 1 2 0

0 1 0 0 1

0 2 1 2 1

0 0 0 0 0

1 2 6 3 1

0 3 3 4 2

1 5 9 7 3

0 0 0 0 0

3 3 8 8 4

0 4 3 4 3

3 7 11 12 7

JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)

45,803

13

12

25

26

14

40 87.3

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
3 4

NO
1

KAB/KOTA
2

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)


5

AFP RATE (NON POLIO)


6

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

94,734 184,253 150,189 244,509 92,023

5 14 9 9 3

5.28 7.60 5.99 3.68 3.26

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan) Keterangan:

765,708

40

5.22

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS

Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB PARU NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

JUMLAH PENDUDUK P
5

KASUS BARU L
7

KASUS LAMA L+P


9

L+P
6

P
8

L
10

P
11

L+P
12

L
13

KASUS BARU + KASUS LAMA L+P P


14 15

PREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU L


19

L
16

P
17

L+P
18

P
20

L+P
21

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

234,738 463,977 327,841 560,836 210,433

241,861 466,299 350157 559,581 217,113

476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,546

62 245 164 157 153

48 150 127 153 92

110 395 291 310 245

4 11 82 11 14

4 10 63 7 9

8 21 145 18 23

66 256 246 168 167

52 160 190 160 101

118 416 436 328 268

28 55 75 30 79

21 34 54 29 47

25 45 64 29 63

3 0 0

9 0

3 0

12 16

JUMLAH (KAB/KOTA)

1,797,825

1,835,011

3,632,836

781 43.4

570 31.1

1,351 37.2

122

93

215

903

663

1,566

50

36

43

12 0.7

3 0.2

31 0.9

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK

KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK

Sumber: .. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:

TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TB PARU KLINIS L
7

NO

KAB/KOTA

JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU L P


5

BTA (+) L+P


9

L+P
6

P
8

L
10

P
11

L+P
12

ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) L P L+P


13 14 15

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

150 294

155 296

305 590 465

22

14

36 4,254

40 154 101 95 153

34 83 63 78 189

74 301 164 173 245

26.63 52.37 #DIV/0! 26.47 #DIV/0!

21.97 28.08 #DIV/0! 21.78 #DIV/0!

24.26 51.05 35.27 24.13 70.65

926 47 0

1,483 49 0

2,409 96 1,208

359 0

358 0

717 293

JUMLAH (KAB/KOTA)

803

808

2,370

995

1,546

8,003

543

447

957

67.60

55.29

40.38

Sumber: .. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2011 TB PARU NO
1

KAB/KOTA
2 3

BTA (+) DIOBATI L P L+P


JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
4 5 6 7

L
%
8

KESEMBUHAN P
JUMLAH
9

L+P
JUMLAH
11

L
%
12

PENGOBATAN LENGKAP P
%
14

L+P
%
18 17

%
10

JUMLAH
13

JUMLAH
15

%
16

JUMLAH

ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR) L P L+P


19 20 21

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

47 123 81 70 132 453

38 86 59 46 99 328

85 209 140 116 231 781

40

85.11 0.00 0.00

35

92.11 0.00 0.00

75 180 102 104 174 635

88.24 86.12 72.86 89.66 75.32 81.31

2.13 0.00 0.00

2.63 0.00 0.00

2 6 18 12 18 56

2.35 2.87 12.86 10.34 7.79 7.17

42.13 0.00 0.00 101.43 82.58 48.79

37.63 0.00 0.00 97.83 83.84 50.00

77.35 89.00 85.71 100.00 83.12 88.48

65 99 204

92.86 75.00 45.03

39 75 149

84.78 75.76 45.43

6 10 17

8.57 7.58 3.75

6 8 15

13.04 8.08 4.57

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: .. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
10 11 12 13 14 15

NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

JUMLAH BALITA P
5

L+P
6

JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P


7 8 9

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

25,376 68,045 2,513

3,247 1,419

3,068 1,351

2,538 6,805 230 6,316 2,770

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

565 1,157 0 393 821

22.3 17.0 0.0 6.2 29.6

32,474 14,192

30,681 13,509

63,155 27,701

227 0

7.0 0.0

166 0

5.4 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA)

46,666

44,190

186,790

4,667

4,419

18,658

227

4.9

166

3.8

2,936

15.7

Sumber: .. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS BARU NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

HIV P
5

AIDS L+P
6

L
7

P
8

L+P
9

INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA L P L+P


10 11 12

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS L


13

P
14

L+P
15

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

6 71

3 40

2 16

0 4

2 20 0 0

2 0

18 2 26 48

13 7 8 32

31 9 34 151

28 11 36 77

26 6 12 45

54 17 48 162 0 18 0 4

5 5

559 581

2 7

2 4

4 16

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: .. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DONOR DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA P L+P JUMLAH JUMLAH % % %
7 8 9 10 11

NO
1

UNIT TRANSFUSI DARAH


2

JUMLAH PENDONOR L
3

L JUMLAH
6

L JUMLAH
12

P
4

L+P
5

%
13

POSITIF HIV P JUMLAH %


14 15

L+P JUMLAH %
16 17

UTD PMI Kulon Progo PMI Kab. Bantul UTP PMI Wonosari PMI Kabupaten Sleman UTD PMI Kota Yogyakarta JUMLAH Sumber: .. (sebutkan)

6,759 2,557 3,928 26,401 39,645

721 581 401 2,907 4,610

3,561 7,480 3,138 4,329 29,308 47,816

0 6,643 2,557 847 26,401 36,448

#DIV/0! 98.28 100.00 21.56 100.00 91.94

0 836 581 96 2,907 4,420

#DIV/0! 115.95 100.00 23.94 100.00 95.88

3,561 7,479 3,138 943 29,308 44,429

100.00 99.99 100.00 21.78 100.00 92.92

16 48 7 49 120

#DIV/0! 0.72 0.00 0.83 0.19 0.33

2 6

#DIV/0! 0.48 0.00 0.00 0.07 0

8 52 4 7 51 122

0.22 0.70 0.13 0.74 0.17 0.27

TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DIARE NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

JUMLAH PENDUDUK P
5

JUMLAH PERKIRAAAN KASUS L+P


6

L
JUMLAH
10

DIARE DITANGANI P
%
11

L+P
JUMLAH
14

L
7

P
8

L+P
9

JUMLAH
12

%
13

%
15

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

234,738 463,977 327,841 560,836 210,433 1,797,825

241,861 466,299 350,157 559,581 217,113 1,835,011

476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,546 3,632,836

9,929 19,626 7,016 23,050 5,544 65,166

10,231 19,724 7,493 23,670 6,829 67,948

20,160 39,351 14,509 46,721 12,373 133,114

0 12,341 7,016 7,102 5,544 32,003

0 63 100 31 100 49.1

0 10,070 7,493 7,939 6,829 32,331

0 51 100 34 100 47.6

10,355 22,411 14,509 15,041 12,373 74,689

51 57 100 32 100 56.1

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: .. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KASUS BARU NO
1

KAB/KOTA
2 3

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering 0-14 TAHUN 15 TAHUN L P L+P L P L+P L
4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH P
11

L+P
12

0-14 TAHUN L P L+P


13 14 15

Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah 15 TAHUN L P L+P L


16 17 18 19

JUMLAH P
20

PB + MB L+P
21

L
22

P
23

L+P
24

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 0 0 0

0 1 1

0 1 1 0

0 0 0 0 0

0 1 1 0 0

0 1 1 0 0

0 0 0 0

0 1 11

2 1

0 1 11 0 1

2 0 3 0 2

2 1 14 0 3

0 1 11 0 1

2 1 4 0 2

2 2 15 0 3

14 0

JUMLAH (KAB/KOTA)

13

20

13

20

13 0.72

9 0.49

22 0.61

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
7 8 9 10 11 12

NO
1

KAB/KOTA
2 3

PENDERITA KUSTA L
4

L
JUMLAH
13

P
5

L+P
6

%
14

CACAT TINGKAT 2 P L+P JUMLAH JUMLAH % %


15 16 17 18

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

1 11 1 13

2 1 4 2 9

2 2 15 3 22

0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00

1 1

0.00 0.00 25.00 #DIV/0! 0.00 11.11

0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00 46.67

54.55 #DIV/0!

25.00 #DIV/0!

- #DIV/0! 3 100.00 45.45

1 7 53.85

2 3 33.33

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

10

TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KASUS TERCATAT MB L P L+P
7 8 9

NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

PB P
5

L+P
6

L
10

JUMLAH P
11

L+P
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 1 2

0 1 2 2 0 5

0 3 11 7 1 22

2 3

0 3 11 8 1 23 0.1

2 1 4 6 0 13 0.1

2 4 15 14 1 36 0.1

2 5 2 11

13 12 3 33

1 0

1 0 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KUSTA (PB) PENDERITA PB L 2011 JUMLAH L P L+P
4 5 6 7

NO
1

KAB/KOTA
2

RFT PB P
%
8

L+P
JUMLAH
11

JUMLAH
9

%
10

%
12

KUSTA (MB) PENDERITA MB L 2010 JUMLAH L P L+P


13 14 15 16

RFT MB P
%
17

L+P
%
19

JUMLAH
18

JUMLAH
20

%
21

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 1

0 1 3 0

0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 1

0 100 #DIV/0! #DIV/0!

0 1 0

0 100 0

1 2 9

1 2

1 1 9

100 50 100 #DIV/0!

0 #DIV/0!

1 1 14

100 50 93

15 0

83 #DIV/0!

0 #DIV/0! 11 #DIV/0! 12 300.0 3 15 0 6

0 #DIV/0! 3 19 100 90

0 3

0 1

0 4

0 #DIV/0! 0 0.0

0 #DIV/0! 1 100.0

3 21

3 14

100 93

0 #DIV/0! 5 83

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.

TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS L+P
10

NO

KAB/KOTA

DIFTERI JUMLAH KASUS L P


5

L+P
6

MENINGGAL
7

PERTUSIS L
8

TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS L


15

P
9

L
11

P
12

L+P
13

MENINGGAL
14

P
16

L+P
17

MENINGGAL
18

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

0 0 2

0 0

0 0 2 0

0 0 1

0 0

0 0

0 0 0 0

0 0

11

12

23

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

0 #DIV/0!

11

12

23

1 25

0 #DIV/0!

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P


5 6

POLIO
MENINGGAL 7

HEPATITIS B L+P
10

L
8

P
9

L
11

P
12

L+P
13

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 12

1 10

1 22 0 0

0 0 0 0

0 14

0 6

0 20 0 0

172

184

356

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

184

195

379

0 0.0

14

20

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

JUMLAH KASUS P
5

MENINGGAL L+P
6

CFR (%) L+P


9

L
7

P
8

L
10

P
11

L+P
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

35 164 49 120 202

15 113 29 116 157

50 277 78 236 359 1,000 27.5

0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 20.5 #DIV/0!

0.0 0.0 0.0 0.0 12.1 #DIV/0!

0 0

0 0

2 2

2 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 570 430 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 31.7 23.5

Sumber: .. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MALARIA PENDERITA TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH L L P L+P L P L+P
3 4 5 6 7 8 9 10

NO

KAB/KOTA

MENINGGAL
P
11

CFR
L+P
12

L
13

P
14

L+P
15

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

133 7

104 0

237 7 0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

0.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0

0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA)

140 0.0

104 0.1

244 0.1

0.0

0.0

0.0

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENDERITA FILARIASIS NO
1

KAB/KOTA L
2 3 4

KASUS BARU DITEMUKAN P


5

JUMLAH SELURUH KASUS L


7

L+P
6

P
8

L+P
9

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

0 0

0 0

0 0 0 0

0 0

1 1

1 1

0 0 0

1 1 0

1 1 0

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH LAHIR HIDUP L
1 2 3 4

NO

KAB/KOTA

L
JUMLAH 7

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P %


8 JUMLAH 9

L %
12 JUMLAH 13

BBLR P %
14 JUMLAH 15

L+P %
16 JUMLAH 17

P
5

L+P
6

%
10

JUMLAH 11

%
18

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

2,947 6,780 4,261 6,892 2,319

2,731 6,639 4,113 6,805 2,292

5,695 13,419 8,374 13,697 4,611

2,947 6,780 4,261 6,522 2,315

100.0 100.0 100.0 94.6 99.8

2,731 6,639 4,113 6,228 2,343

100.0 100.0 100.0 91.5 102.2

5,695 13,419 8,374 12,750 4,658

100.00 100.00 100.00 93.09 101.02 243 272 254

0.0 3.6 6.4 3.9 0.0 291 214 244 177

0.0 4.4 5.2 3.9 7.6

317 534 486 498 177

5.57 3.98 5.80 3.91 3.80

JUMLAH (KAB/KOTA)

23,199

22,580

45,796

22,825

98.4

22,054

97.7

44,896

98.03

769

3.4

926

4.2

2,012

4.48

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

BALITA DITIMBANG L P
5

GIZI LEBIH P
%
8

GIZI BAIK L+P L


%
12

GIZI KURANG L+P L


%
18

GIZI BURUK L+P L


%
24

P
%
14

P
%
20

P
%
26

L+P
%
28

L+P
6

JUMLAH
7

JUMLAH
9

%
10

JUMLAH
11

JUMLAH
13

JUMLAH
15

%
16

JUMLAH
17

JUMLAH
19

JUMLAH
21

%
22

JUMLAH
23

JUMLAH
25

JUMLAH
27

JUMLAH
29

%
30

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

10,965 25,008 0 30,592 7,403

11,000 24,389 0 30,234 7,165

21,965 49,397 35,305 60,826 14,568

177 859

1.61 3.43 #DIV/0!

155 724

1.41 2.97 #DIV/0!

357 1,583 620 1,880 700

1.63 3.20 1.76 3.09 4.81

9,840 21,601

89.74 86.38 #DIV/0!

9,412 21,206

85.56 86.95 #DIV/0!

19,252 42,807 30,999 54,482 12,769

87.65 86.66 87.80 89.57 87.65

1,128 2,441

10.29 9.76 #DIV/0!

1,051 2,351

9.55 9.64 #DIV/0!

2,179 4,792 3,254 4,188 973

9.92 9.70 9.22 6.89 6.68

91 107

0.83 0.43 #DIV/0!

86 108

0.78 0.44 #DIV/0!

177 215 242 276 103

0.81 0.44 0.69 0.45 0.71

1,032 418

3.37 5.65

848 306

2.80 4.27

27,248 6,375

89.07 86.11

27,234 6,394

90.08 89.24

2,162 548

7.07 7.40

2,026 425

6.70 5.93

150 63

0.49 0.85

126 40

0.42 0.56

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: . (sebutkan)

73,968

72,788

182,061

2,486

3.36

2,033

2.79

5,140

2.82

65,064

87.96

64,246

88.26

160,309

88.05

6,279

8.49

5,853

8.04

15,386

8.45

411

0.56

360

0.49

1,013

0.56

TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 IBU HAMIL NO
1

KAB/KOTA
2 3

JUMLAH
4

K1
5

%
6

K4
7

%
8

IBU BERSALIN DITOLONG JUMLAH NAKES


9 10

%
11

JUMLAH
12

IBU NIFAS MENDAPAT YANKES


13

%
14

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

6,364 14,834 9,530 14,654 5,102 50,484

6,364 14,834 9,530 14,654 5,102 50,484

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

5,932 13,614 8,771 14,055 4,734 47,106

93.21 91.78 92.04 95.91 92.79 93.31

5,688 13,448 8,414 13,738 4,660 45,948

5,678 13,432 8,390 13,722 4,658 45,880

99.82 99.88 99.71 99.88 99.96 99.85

5,687 13,446 8,408 13,736 4,660 45,937

5,650 12,439 7,531 12,354 4,287 42,261

99.35 92.51 89.57 89.94 92.00 92.00

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH IBU HAMIL
3 4 5

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1


JUMLAH

NO
1

KAB/KOTA
2

TT-2 %
6

TT-3 %
8

TT-4 %
10

TT-5 %
12

TT2+ %
14

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

JUMLAH
13

JUMLAH
15

%
16

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

708 14,834 9,530 14,654 5,102

0 237 500 4,144 1,735

1.6 5.2 28.3 34.0

0 436 328 3,286 1,024

2.9 3.4 22.4 20.1

338 2,759 2,263 2,659 472

47.7 18.6 23.7 18.1 9.3

11 2,588 1,522 2,071 163

1.6 17.4 16.0 14.1 3.2

4 1,837 855 1,837 99

0.6 12.4 9.0 12.5 1.9

353 7,620 4,968 9,853 1,758

49.9 51.4 52.1 67.2 34.5

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

44,828

6,616

14.8

5,074

11.3

8,491

18.9

6,355

14.2

4,632

10.3

24,552

54.8

TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH IBU HAMIL
3 4

NO
1

KAB/KOTA
2

FE1 (30 TABLET) JUMLAH


5

FE3 (90 TABLET) JUMLAH


7

%
6

%
8

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

6364 14834 9530 14654 5102 50484

6,282 14,394 8,954 14,654 4,039 48,323

98.71 97.03 93.96 100.00 79.17 95.72

5,846 13,275 8,852 13,508 3,728 45,209

91.86 89.49 92.89 92.18 73.07 89.55

Sumber: (sebutkan)

TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
BUMIL PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI L
11

NO
1

KAB/KOTA
2

JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI IBU HAMIL KOMPLIKASI % S


4 5 6 7

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI

JUMLAH LAHIR HIDUP L


8

L S
14

P %
15

L+P %
17

P
9

L+P
10

P
12

L+P
13

S
16

S
18

%
19

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

6,364 14,834 9,530 14,654 5,102 50,484

1,273 2,967 1,906 2,931 1,020 10,097

1346 2484 1890 1285 946 7951

105.75 83.73 99.16 43.84 92.71 78.75

2,947 6,780 4,261 6,892 2,319 #####

2,731 6,639 4,113 6,805 2,292 #####

5,695 13,419 8,374 13,697 4,611 45,796

442 1,017 639 1,034 348 3,480

410 996 617 1,021 344 3,387

854 2,013 1,256 2,055 692 6,869 786 550 461 311 2,108

0.0 77.3 86.1 44.6 89.4 60.6 708 447 426 297 1,878

0.0 71.1 72.5 41.7 86.4 55.4

957 1,494 997 887 608 4,943

112.03 74.22 79.37 43.17 87.91 71.96

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAYI BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P L+P % % % S S
8 9 10 11 12

NO

KAB/KOTA L

JUMLAH P
5

JUMLAH L
13

L+P
6

S
7

P
14

L+P
15

ANAK BALITA (1-4 TAHUN) MENDAPAT VIT A 2X L P % % S S


16 17 18 19

L+P S
20

%
21

IBU NIFAS MENDAPAT JUMLAH VIT A % S


22 23 24

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

5,696 3,448

2,825 3,367

2,871 6,815 5,308

5,696 3,401

100.0 98.7 #DIV/0!

2,825 3,347

100.0 99.4 #DIV/0!

2,871 6,748 5,308 13,838 9,110 37,875

100.0 99.0 100.0 97.8 195.6 112.1

11,779 26,208 28,398 66,385

11,269 25,847 25,487 62,603

23,048 52,055 35,848 53,885 17,252 182,088

11,779 25,484

100 97.237 #DIV/0!

11,269 25,652

100 99.246 #DIV/0!

23,048 51,136 35,848 53,288 17,188 180,508

100 98.235 100 98.892 99.629 99.132

5,687 13,446 8,408 13,736 4,660 45,937

5,627 13,306 7,774 12,354 3,988 43,049

98.945 98.959 92.46 89.939 85.579 93.713

7,273 2,315 18,732

6,874 2,343 15,409

14,147 4,658 33,799

7,115 16,212

97.8 0.0 86.5

6,723 12,895

97.8 0.0 83.7

28,119 65,382

99.018 #DIV/0! 98.489

25,169 62,090

98.752 #DIV/0! 99.181

Sumber: (sebutkan)

TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB AKTIF NO KAB/KOTA
IUD
1 2 3 4

MKJP
%
5

NON MKJP
%
9

MOP
6

%
7

MOW
8

IM PLAN
10

%
11

JUMLAH
12

%
13

SUNTIK
14

%
15

PIL
16

%
17

KON DOM 18

%
19

OBAT VAGINA
20

%
21

LAIN NYA
22

%
23

JUMLAH
24

%
25

MKJP + NON MKJP


26

% MKJP + NON MKJP


27

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

11,918 27,995 13,675 31,788 12,578 97,954

23.27 22.82 14.20 26.37 32.50 22.81

529 1,234 328 729 272 3,092

1.03 1.01 0.34 0.60 0.70 0.72

3,342 6,408 3,104 5,593 2,505 20,952

6.53 5.22 3.22 4.64 6.47 4.88

6,657 6,282 6,419 4,765 1,071 25,194

13.00 5.12 6.67 3.95 2.77 5.87

22,446 41,919 23,526 42,865 16,426 147,192

43.83 34.16 24.43 35.56 42.44 34.27

21,281 59,306 56,767 57,839 11,676 206,869

41.56 48.34 58.95 47.97 30.17 48.17

5,336 13,336 13,320 11,622 4,155 47,769

10.42 10.87 13.83 9.64 10.74 11.12

2,144 8,136 2,678 8,235 6,433 27,626

4.19 6.63 2.78 6.83 16.62 6.43

0 0 0 0 0 0

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0 0 0 0 14 14

0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00

28,761 80,778 72,765 77,696 22,278 282,278

56.17 65.84 75.57 64.45 57.56 65.73

51,207 122,697 96,291 120,561 38,704 429,470

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Sleman: data MOW dan MOP digabung Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB BARU NO KAB/KOTA
IUD
1 2 3 4

MKJP
%
5

NON MKJP
IMPLAN
10

MOP
6

%
7

MOW
8

%
9

%
11

JUMLAH
12

%
13

SUNTIK
14

%
15

PIL
16

%
17

KONDOM 18

%
19

OBAT VAGINA
20

%
21

LAIN NYA
22

%
23

JUMLAH
24

%
25

MKJP + NON MKJP


26

% MKJP + NON MKJP


27

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

793 4,565 1,500 3,671 1,226 11,755

14.7 26.8 17.5 22.5 58.1 23.8

78 106 33 136 6 359

1.45 0.62 0.39 0.83 0.28 0.73

163 514 105 813 22 1,617

3.03 3.02 1.23 4.97 1.04 3.27

871 1,064 1,299 1,165 50 4,449

16.15 6.25 15.18 7.13 2.37 9.00

1,905 6,249 2,937 5,785 1,304 18,180

35.34 36.72 34.32 35.39 61.83 36.79

2,499 7,642 4,580 8,120 616 23,457

46.36 44.91 53.52 49.67 29.21 47.46

605 1,550 786 941 120 4,002

11.23 9.11 9.19 5.76 5.69 8.10

381 1,575 254 1,502 50 3,762

7.07 9.26 2.97 9.19 2.37 7.61

0 0 0 0 0 0

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

0 0 0 0 19 19

0.0 0.0 0.0 0.0 0.9 0.0

3,485 10,767 5,620 10,563 805 31,240

64.66 63.28 65.68 64.61 38.17 63.21

5,390 17,016 8,557 16,348 2,109 49,420

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Sleman: data MOW dan MOP digabung Sumber: .. (sebutkan) Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB BARU JUMLAH
5

NO
1

KAB/KOTA
2 3

JUMLAH PUS
4

PESERTA KB AKTIF JUMLAH


7

%
6

%
8

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

66,631 156,289 121,635 153,703 47,692 545,950

5,390 17,016 8,557 16,348 2,109 49,420

8.09 10.89 7.03 10.64 4.42 9.05

51,207 122,697 96,291 120,561 38,704 429,460

76.85 78.51 79.16 78.44 81.15 78.66

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP L
1 2 3 4

NO

KAB/KOTA

L
JUMLAH 7

P
5

L +P
6

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) P L+P JUMLAH JUMLAH % %


8 9 10 11

%
12

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %


13 14 15 16 17 18

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

2,947 6,780 4,261 6,892 2,319

2,731 6,639 4,113 6,805 2,292

5,702 13,419 8,374 13,697 4,611 6,725 4,253 6,755 2,310 99.2 99.8 98.0 99.6 6,588 4,110 6,798 2,311 99.2 99.9 99.9 100.8

5,675 13,313 8,363 13,553 4,621

99.53 99.21 99.87 98.95 100.22 6,276 3,887 6,187 2,112 92.6 91.2 89.8 91.1 6,184 3,791 6,370 2,106 93.1 92.2 93.6 91.9

5,498 12,460 7,678 12,557 4,218

96.42 92.85 91.69 91.68 91.48

JUMLAH (KAB/KOTA)

23,199

22,580

45,803

20,043

86.4

19,807

87.7

45,525

99.39

18,462

0.8

18,451

81.7

42,411

92.59

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH BAYI L
1 2 4

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) L L+P


6

NO

KAB/KOTA

P %
8

L+P %
10

P
5

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

%
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

5,696 6,780 4,261 6,892 2,315

2,825 6,639 4,113 6,805 2,343

5,695 13,419 8,374 13,697 4,658 5,686 3,990 6,117 2,071

0.0 83.9 93.6 88.8 89.5 5,588 3,979 6,065 2,150

0.0 84.2 96.7 89.1 91.8

5,202 11,274 7,969 12,182 4,221

91.34 84.02 95.16 88.94 90.62

JUMLAH (KAB/KOTA)

25,944

22,725

45,843

17,864

68.9

17,782

78.2

40,848

89.10

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012

NO
1

KAB/KOTA
2

JUMLAH DESA/KEL
4

DESA/KEL UCI
5

% DESA/KEL UCI
6

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

88 75 144 86 45 438

88 75 144 86 45 438

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI DPT3+HB3 P %
14 JUMLAH 15

NO

KAB/KOTA L

JUMLAH BAYI L P
5

DPT1+HB1 P %
8 JUMLAH 9

L+P
JUMLAH 11

L %
12 JUMLAH 13

L+P
JUMLAH 17

L %
18 JUMLAH 19

CAMPAK P %
20 JUMLAH 21

DO RATE (%) L+P


JUMLAH 23

L+P
6

JUMLAH 7

%
10

%
16.0

%
22

%
24

L
25

P
26

L+P
27

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

6,273 6,874 2,343 #####

5,647 12,614 8,182 14,147 4,658 45,248 7,661 0 13,673 6,012 105.3 0.0 85.8 7,126 0 13,056 94.8 5,930 103.7 0.0 84.3 94.5

5,513 11,942 7,983 14,787 9,061 49,286

97.6 94.7 97.6 104.5 194.5 108.9 7,242 0 13,126 5,884 99.6 0.0 82.4 6,810 0 12,761 92.8 5,951 99.1 0.0 82.4 94.9

5,499 11,835 7,960 14,052 4,714 44,060

97.4 93.8 97.3 99.3 101.2 97.4 7,191 0 13,158 5,967 98.9 0.0 82.6 6,688 0 12,683 94.1 5,995 97.3 0.0 81.9 95.6

5,476 11,962 7,810 13,879 4,696 43,823

97.0 94.8 95.5 98.1 100.8 96.9 3.8 6.1 2.9 0.7 6.1 -1.1

0.7 -0.2 2.2 6.1 48.2 11.1

0 6,341 0 -

0 7,273 0 2,315 #####

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH BAYI L P
5

BCG P %
8

L+P %
10

L %
12

POLIO3 P %
14

L+P
JUMLAH
17

L+P
6

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

JUMLAH
13

JUMLAH
15

%
16

%
18

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0 6,341 0 7,273 2,315 15,929 6,273 0 6,874 2,343 15,490

5,647 12,614 8,182 14,147 4,658 45,248 7,995 2,250 16,349 6,104 96 #DIV/0! 110 97 103 7,619 2,215 15,699 5,865 93 #DIV/0! 111 95 101

5,566 11,969 8,028 15,614 4,465 45,642

99 95 98 110 96 101 5,928 93.4868 #DIV/0! 6,931 95.2977 2,248 97.1058 15,107 94.8396 5,908 94.1814 #DIV/0! 6,674 97.0905 2,181 93.0858 14,763 95.3066

5,487 97.1666 11,836 93.8322 7,976 97.4823 13,605 96.1688 4,429 95.0837 43,333 95.7678

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH BAYI L
1 2 3 4

NO

KAB/KOTA

P
5

L+P
6

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
7 8 9 10 11 12

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

2,102 7,273 2,315 11,690

1,976 6,874 2,343 11,193

4,043 4,078 5,840 14,147 3,910 32,018 3,019 4,351 1,332 41.5 0.0 37.2 2,968 4,226 63.4 1,258 43.2 0.0 37.8 63.7

2,346 2,590 2,617 5,987 1,813 15,353

58.0 63.5 44.8 42.3 46.4 48.0

Sumber: (sebutkan)

TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 ANAK 6-23 BULAN MENDAPAT MP-ASI L P L+P
7 8 9

NO
1

KAB/KOTA
2

PUSKESMAS
3

DARI KELUARGA MISKIN L P L+P


4 5 6

L
10

% P
11

L+P
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 30 25

296 1,641 165 0 2,102

296 1,721 135 0 2,152

207 592 3,362 300 683 5,144

296 375 165 0 836

296 378 135 0 809

207 592 753 300 651 2,503

100.00 22.85 100.00

100.00 21.96 100.00

100.00 100.00 22.40 100.00 95.31 48.66

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan)

39.77

37.59

TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH P
5

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI) L L+P


6

P %
8

L+P %
10

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

%
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

25,376 64,436 27,098 13,709 21,584 7,248 69,639 #DIV/0! 82.5 77.4 #DIV/0! 156.4 27,607 13,933 21,749 7,152 70,441 #DIV/0! 79.6 82.5 #DIV/0! 160.6

21,927 54,705 27,642 43,333 14,400 162,007

86.41 84.90 81.00 79.88 79.65 82.55

16,623 27,894

17,505 26,353

34,128 54,247 18,078

JUMLAH (KAB/KOTA)

44,517

43,858

196,265

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

BALITA YANG ADA P


5

L
JUMLAH
7

DITIMBANG P
%
8

L+P
JUMLAH
11

L
%
12

BB NAIK P
%
14

L+P
JUMLAH
17

L
%
18

BGM P
%
20

L+P
%
22

L+P
6

JUMLA H
9

%
10

JUMLA H
13

JUMLA H
15

%
16

JUMLA H
19

JUMLA H
21

JUMLA H
23

%
24

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0 33,577 0 32,474 0 66,051 32,793 0 30,681 0 63,474

27,664 66,370 43,460 63,155 20,300 220,949 25,940 0 51,425 25,485

#DIV/0! 75.9 #DIV/0! 79.9 #DIV/0! 77.9 25,026 25,274

#DIV/0! 77.1 #DIV/0! 81.6

21,608 50,759 34,643 50,966 29,359 187,335

78.1 76.5 79.7 80.7 144.6 84.8 16,830 15,405

#DIV/0! 60.4 #DIV/0! 64.9 15,791 0 31,047 15,256

#DIV/0! 60.4 #DIV/0! 63.1 #DIV/0! 61.7

11,439 30,661 22,221 32,621 7,251 104,193

52.9 60.4 64.1 64.0 24.7 55.6 277 0 632 355

#DIV/0! 1.4 #DIV/0! 1.1 #DIV/0! 1.2 263 0 727 464

#DIV/0! 1.8 #DIV/0! 1.1 #DIV/0! 1.4

180 819 698 540 213 2,450

0.8 1.6 2.0 1.1 0.7 1.3

0 #DIV/0! 50,300 79.2

0 #DIV/0! 32,235 62.7

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: . (sebutkan)

TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA GIZI BURUK NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH P
5

MENDAPAT PERAWATAN

L L+P
6

P %
8

L+P %
10

S
7

S
9

S
11

%
12

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

91 107 53 150 401

86 108 66 126 386

177 215 119 276 120 907 53 43 96

0.0 0.0 100.0 28.7 #DIV/0! 23.9 66 35 101

0.0 0.0 100.0 27.8 #DIV/0! 26.2

119 78 231 428

0.0 0.0 100.0 28.3 192.5 47.2

Sumber: (sebutkan)

TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
7 8 9 10 11

NO

KAB/KOTA L

JUMLAH P
5

L+P
6

%
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

3,216 6,564 4,722 8,010

2,851 6,061 4,309 7,179

6,067 12,625 9,031 15,189 7,323

3,216 6,478 4,668 8,010 98.7 98.9 100.0 #DIV/0! 22,372 99.4 99.4

2,851 6,009 4,188 7,179 99.1 97.2 100.0 #DIV/0! 20,227 99.2 99.2

6,067 12,487 8,856 15,189 7,031 49,630

100.0 98.9 98.1 100.0 96.0 98.8 98.8

JUMLAH (KAB/KOTA)

22,512

20,400

50,235

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: . (sebutkan)

TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MURID SD DAN SETINGKAT NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH P
5

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR L L+P


6

P %
8

L+P %
10

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

%
12

1 2 3 4 5

KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

9,100 6,564 4,722 8,010 22,506 50,902

8,130 6,061 4,309 7,179 23,906 49,585

17,230 12,625 9,031 15,189 46,412 100,487

6,755 6,478 4,668 8,010 25,911 50.9 98.7 98.9 100.0 -

5,481 6,009 4,188 7,179 22,857 46.1 99.1 97.2 100.0 -

12,236 12,487 8,856 15,189 48,768

71.0 98.91 98.06 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: . (sebutkan)

48.53

TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 USILA (60TAHUN+) NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH P
5

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L+P


6

L
7

%
8

P
9

%
10

L+P
11

%
12

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

23,980

31,315

55,295 162,321 131,510

3,890

16.22 #DIV/0! #DIV/0!

6,175

19.72 #DIV/0! #DIV/0!

10,065 49,893 42,953 22,936 40,325 166,172

18.20 30.74 32.66 30.27 125.73 36.36

38,281 13,706 75,967

37,485 18,366 87,166

75,766 32,072 456,964

7,864 16,900 28,654

20.54 123.30 37.72

15,072 23,425 44,672

40.21 127.55 51.25

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
4

NO
1

SARANA KESEHATAN
2

JUMLAH SARANA
3

%
5

1 RUMAH SAKIT UMUM

48

40

83.33

2 RUMAH SAKIT JIWA

50.00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA

19

10

52.63

4 PUSKESMAS PERAWATAN

59

52

88.14

5 SARANA YANKES.LAINNYA

292

JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan)

420

103

24.52

TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA
3 4

NO
1

JENIS KEJADIAN LUAR BIASA


2

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM L


5

JUMLAH PENDERITA L
8

ATTACK RATE (%) L


11

JUMLAH KEMATIAN L
14

CFR (%) L
17

P
6

L+P
7

P
9

L+P
10

P
12

L+P
13

P
15

L+P
16

P
18

L+P
19

1 DIARE

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: (sebutkan) TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0 JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
2

NO
1

YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA


3 4

L
5

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P


6 7

JUMLAH PENDERITA L
8

ATTACK RATE (%) L


11

JUMLAH KEMATIAN L
14

CFR (%) L
17

P
9

L+P
10

P
12

L+P
13

P
15

L+P
16

P
18

L+P
19

1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Chikungunya (Kota) Keracunan pangan Leptospirosis Campak Thypus DIARE (Sleman) Rubela (GK) DBD Diare Keracunan Makanan Diare Bantul Keracunan Makanan Rubella Campak Chikungunya

1 5 5 1 1 2 2 1 1 7 6 7 1 1 1

1 5 5 1 1 3 3 1 1 8 7 9 1 1 1

4,523 21,852 24,520 5,936 4,099 85,215 576 13 101 142

4,518 22,384 25,321 6,035 4,058 85,847 592 17 114 147

9,041 44,236 49,841 11,971 8,157 171,062 1,168 30 215 289 865 1,165 200 400 1,269

19 98 6 2 3 2 22 2 14 59 55 107 4 3

16 93 0 4 4 1 32 2 14 80 70 182 6 21

35 191 6 6 7 3 54 4 28 139 135 289 10 123 24

0.42 0.45 0.02 0.03 0.07 0.00 3.82 15.38 13.86 41.55

0.35 0.42 0.07 0.10 0.00 5.41 11.76 12.28 54.42

0.39 0.43 0.01 0.05 0.09 0.00 4.62 13.33 13.02 48.10 15.61 24.81 5.00 30.75 1.89

0 1 0 0 0 0 0 1 2 2 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0

1.69 -

#DIV/0! 1.25 2 2.00 -

16.67 1.44 1.48 0.69 -

TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0 0 0 JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
2

NO
1

YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA


3 4

L
5

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P


6 7

JUMLAH PENDERITA L
8

ATTACK RATE (%) L


11

JUMLAH KEMATIAN L
14

CFR (%) L
17

P
9

L+P
10

P
12

L+P
13

P
15

L+P
16

P
18

L+P
19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Parotitis Rubella Malaria Varicella Keracunan Makanan Suspect H5N1 HMFD Hepatitis A Scabies suspect difteri

1 3 2 2 5 2 4 1 2 1

1 3 2 2 8 2 4 6 2 1

120 407 14,804 1,076 1,355 105 577 35,040 531 4,765

11 63 71 88 376 2 38 1,047 74 1

9.17 15.48 0.48 8.18 27.75 1.90 6.59 2.99 13.94 0.02

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 50 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 50 0 0 0 0

Sumber: Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi

TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB JUMLAH DESA/KELURAHAN RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN
6

NO

KAB/KOTA

JUMLAH

DITANGANI <24 JAM

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: .. (sebutkan)

88 75 144 86 45 438

31 20 13 19 11 94

0.35 0.27 0.09 0.22 0.24 0.21

31 20 13 19 11 94

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP PENCABUTAN L P L+P L P L+P L P L+P
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

NO
1

KAB/KOTA
2

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/ KOTA)

0 0 0 0 0

1,740 1,588 394 6,181 2,818 12,721

3,579 2,455 501 12,365 5,022 23,922

7,619 4,043 895 18,546 7,840 38,943

1,650 1,715 294 2,676 2,826 9,161

2,896 2,219 384 4,418 4,466 14,383

6,156 3,934 678 7,094 7,292 25,154 0.9 1.3 2.3 1.0 1.4 1.1 1.3 2.8 23.9 1.7

1.2 1.0 1.3 2.6 1.1 1.5

Sumber: (sebutkan)

TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO KAB/KOTA
JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI MASSAL 4 5 % JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI 7

JUMLAH MURID SD/MI


%

MURID SD/MI DIPERIKSA L


12

PERLU PERAWATAN L+P


16

MENDAPAT PERAWATAN L
21

L
8 9

P
10

L+P
11

%
13

P
14

%
15

%
17

L
18

P
19

L+P
20

%
22

P
23

%
24

L+P
25

%
26

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/ KOTA)

267 369 238 534 178 1,586

220 280 95

82.4 75.9 39.9 0.0

262 361 169 534 178 1,504

98.1 97.8 71.0 100.0 100.0 94.8

12,321 24,631 7,467 8,010 13,622 66,051

10,199 22,439 15,283 7,280 12,788 67,989

22,520 47,070 22,750 15,290 26,410 134,040

4,073 11,199 3,579 8,010 6,548 33,409

33.1 45.5 47.9 100.0 48.1 50.6

3,853 10,369 3,435 7,280 6,322 31,259

17.1 46.2 22.5 100.0 49.4 46.0

9,152 21,568 7,014 15,290 13,010 66,034

40.6 45.8 30.8 100.0 49.3 49.3

1,544 6,130 1,827 4,129 2,384 16,014

1,889 6,086 1,907 5,300 2,553 17,735

4,006 12,216 3,734 9,429 4,937 34,322 4,191 1,960 2,108 1,167 9,426 68.4 107.3 51.1 49.0 58.9 4,602 1,945 3,099 1,208 10,854 75.6 102.0 58.5 47.3 61.2

4,394 8,793 3,905 5,207 2,546 24,845

109.7 72.0 104.6 55.2 51.6 72.4

178 773

100.0 48.7

Sumber: (sebutkan)

TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN NO KAB/KOTA
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
3 4

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA


5

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

3275

108

1782 8790 1005 14852

1159

SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: . (sebutkan)

1267

14852

1267

TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR NO
1

KAB/KOTA L
2 4

JUMLAH PENDUDUK P
5

ASKES L
7

JAMSOSTEK

ASKESKIN/JAMKESMAS

LAINNYA L
16

JUMLAH L+P
18

% L+P
21

L+P
6

P
8

L+P
9

L
10

P
11

L+P
12

L
13

P
14

L+P
15

P
17

L
19

P
20

L
22

P
23

L+P
24

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA

0 0 0 0 0

234,738 463,977 327,841 560,836 210,433 1,797,825

241,861 466,299 350,157 559,581 217,113 1,835,011

476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,546 3,632,836

0 43,188 21,474 65,184

0 49,021 23,844 76,079

37,416 92,209 45,318 141,263 68,140

0 8,601 515 514 0 9,630 0.5

0 8,474 607 435 0 9,516 0.5 19,146 0.5 17,075 1,122 949

0 108,394

0 114,593

141,893 222,987 340,635

289,431 251,099 83,000 430,089 54,520

0 160,183 21,989 145,932

0 172,088 24,451 164,438

468,740 583,370 470,075 740,459 199,518 34.5 6.7 26.0 36.9 7.0 29.4 62.7 69.3 66.1

80,234

87,924

168,158 76,858

JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE (KAB/KOTA)

129,846 148,944 384,346 7.2 8.1 10.6

188,628 202,517 950,531 10.5 11.0 26.2

0 0.0

0 0.0

1,108,139 30.5

328,104 360,977 2,462,162 18.3 19.7 67.8

18.3

19.7

67.8

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO KAB/KOTA L
1 2 3 4

JUMLAH YANG ADA L P


5

DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS P %
8

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P %
10

L %
12

P %
14

L+P %
16

L %
18

P %
20

L+P %
22

L+P
6

JUMLAH
7

JUMLAH
9

JUMLAH
11

JUMLAH
13

JUMLAH
15

JUMLAH
17

JUMLAH
19

JUMLAH
21

JUMLAH
23

%
24

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

0 0 0 0 0

141,893 222,987 340,635

#DIV/0! #DIV/0! 80,234 100.0 0.0 80,234 100.0

#DIV/0! #DIV/0! 87,924 100.0 #DIV/0! 87,924 100.0

141,893 222,987 340,635 168,158 144,184 1,017,857

100.0 100.0 100.0 100.0 80.1 96.6

#DIV/0! #DIV/0! 0.0 35,046 35,046 876150.0 43.7

#DIV/0! #DIV/0! 0.0 79,233 #DIV/0! 79,233 90.1

219,372 235,504 328,232 128,030 169,324 1,080,462

154.6 105.6 96.4 76.1 94.1 102.5 43,086 26,470 16,616 #DIV/0! #DIV/0! 33.0 0.0 53.7 65,548 39,923 25,625 #DIV/0! #DIV/0! 45.4 #DIV/0! 74.6 42,241 1,613 66,393 10,674 120,921 18.9 0.5 39.5 5.9 11.5

80,234 4 80,238

87,924 87,924

168,158 179,946 1,053,619

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO KAB/KOTA L
1 2 4

JUMLAH YANG ADA P


5

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P
6

L JUMLAH
7

%
8

P JUMLAH
9

%
10

L+P JUMLAH %
11 12

L JUMLAH
13

%
14

P JUMLAH
15

%
16

L+P JUMLAH %
17 18

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

80,234

87,924 -

141,893 222,987 340,635 168,158 179,946 1,053,619

#DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0

#DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! 0.0

1,249 958 2,339 1,110 1,359 7,015

0.9 0.4 0.7 0.7 0.8 0.7 6,568 3,674 2,894 #DIV/0! #DIV/0! 4.6 0.0 8.2 10,076 5,221 4,855 #DIV/0! #DIV/0! 5.9 #DIV/0! 11

7,749 8,895 1,027 17,671

0.0 3.5 0.0 5.3 0.6 1.7

80,234

87,924

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN NO
1

KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP JUMLAH L+P


8

SARANA PELAYANAN KESEHATAN L


2 3

RAWAT JALAN P
4

L+P
5

L
6

P
7

L
9

P
10

L+P
11

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I PUSKESMAS 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II RUMAH SAKIT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH III SARANA YANKES LAINNYA JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: (sebutkan)

103,580 76,869 334,399 248,197 763,045 42,926 131,462 46,001 408,876 629,265 0

156,311 84,605 622,134 409,036 1,272,086 47,760 182,240 47,644 867,795 1,145,439 0

0 1,392,310 1,797,439 77.5

0 2,417,525 1,833,281 131.9

582,499 871,323 734,794 956,533 657,233 3,802,382 218,426 313,702 93,645 775,977 1,276,671 2,678,421 5,777 0 0 191,849 0 197,626 6,678,429 3,630,720 183.9

1,179 340 957 0 2,476 3,494 12,866 9,189 34,868 60,417 0

1,733 642 1,344 1,961 5,680 3,428 18,479 15,771 45,285 82,963 0

0 62,893 1,797,439 3.5

0 88,643 1,833,281 4.8

4,324 540,389 3,449 2,301 1,961 552,424 27,331 31,345 24,960 154,848 80,153 318,637 42 0 0 1,221 0 1,263 872,324 3,630,720 24.0

1,235 1,263 7,302 3,711 13,511 0 1,696 797 7,040 9,533 0

1,177 1,516 8,965 2,278 13,936 0 1,950 1,197 3,989 7,136 0

4,501 3,019 16,267 6,667 30,454 0 3,646 1,994 0 11,029 16,669 0 0 0 0 0 0 47,123

0 23,044

0 21,072

TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NAMA RUMAH SAKITa
2

NO
1

JENIS RSb
3

JUMLAH PASIEN KELUAR + MATI) TEMPAT TIDUR L P


4 5 6

(HIDUP

PASIEN KELUAR MATI

PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT

GDR L
14

NDR L+P
16

L+P
7

L
8

P
9

L+P
10

L
11

P
12

L+P
13

P
15

L
17

P
18

L+P
19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum Umum RSU Bethesda RSKJ RSK Puri Nirmala Umum RSUD Jogja RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah THT RSK Sari Asih Anak RSK Empat Lima RSK Permata Bunda Ibu, anak Umum RSU Lempuyang RSK PKU M kotagede Ibu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Umum Umum RSU Hidayatullah RSU Ludira Husada Umum RSU DKT( RST Dr. Umum Mata RSK Dr. Yap RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti BhaktiningsihUmum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina Idaman Khusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Panembahan Senopati Umum Rajawali Citra Umum RSKIA Umi Khasanah RSK Ibu&anak RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata Husada Umum RSU Rachma Husada Umum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum

205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51 50 156 50

5,371 9,380 9,402 239 3,520 335 701 1,200 8,547 205 9,521 11,096 874 936

5,911 10,992 10,111 212 4,581 306 626 3,410 6,948 900 14,593 1,830 725 1,106

50

25 66 50 74 52 37 169 53 50 289 50

11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 21,143 2,198 673 2,602 1,541 234,285 249 3 32 364 14 169 1 51 284 14

132 217 302 83 6 16 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 418 4 83 648 28 14 22 29 7,390

371 265 1 93

251 256 1 83

1 2 2 1 1 4 10 11 8 6 35 17 1

622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 325 15 14 12 13 3,915

5,964 1,840 1,161 8,396 1,090

6,798 1,745 1,391 12,747 1,108

99 22 171 10

70 25 154 5

50 50 50

270 1,011 660

403 1,591 881

4 10 15

10 12 14

4 7 8

10 5 5

KABUPATEN/KOTA

4,464

81,719

88,915

691

555

1,087

928

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.2 0.2 2.8 4.3 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 1.0 2.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.1 3.7 2.2 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.8 1.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.6

1.2 1.1 1.5 1.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.5 #DIV/0! 0.1 3.0 0.8 #DIV/0! 7.2 22.8 #DIV/0! 2.5 0.2 2.3 0.8 #DIV/0! 2.8 #DIV/0! #DIV/0! 3.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8 4.5 #DIV/0! #DIV/0! 3.0 #DIV/0! 3.3 0.1 3.3 3.1 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.8 1.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2

4.0 2.8 0.4 2.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 #DIV/0! 0.1 1.3 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7 1.9 2.0 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 0.7 1.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.3

2.3 2.5 0.5 1.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.3 0.0 0.1 #DIV/0! 1.9 2.3 0.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0 1.8 1.2 0.5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.3 0.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0

3.1 2.7 0.4 2.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 0.0 0.0 0.1 #DIV/0! 0.3 1.8 0.4 #DIV/0! 5.2 1.2 #DIV/0! 1.0 0.2 1.1 0.3 #DIV/0! 1.7 #DIV/0! #DIV/0! 1.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.7 2.9 #DIV/0! #DIV/0! 0.4 #DIV/0! 1.3 1.8 1.5 0.7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.5 0.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7

Sumber: (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH TEMPAT TIDUR
4

JUMLAH PASIEN
PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) MATI 5 6 PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT 7

NO

NAMA RUMAH SAKITa


2

JENIS RSb
3

JUMLAH HARI PERAWATAN


8

BOR
9

LOS
10

TOI
11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum RSU Bethesda Umum RSK Puri Nirmala RSKJ RSUD Jogja Umum RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah RSK Sari Asih THT RSK Empat Lima Anak RSK Permata Bunda Ibu, anak RSU Lempuyang Wangi Umum RSK PKU M kotagede Ibu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Center Umum RSU Hidayatullah Umum RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti Bhaktiningsih Umum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina Idaman Khusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata Husada Umum RSU Rachma Husada Umum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum

205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51 0 50 156 0 50 0 0 50 0 0 25 66 0 50 74 52 37 169 53 50 169 53 50 0 0 50 50 50 0 0 0 0 4603

11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 12,762 3,585 2,552 673 2,602 1,541 233484

132 217 302 83 6 16 48 17 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 418 4 83 418 4 83 14 22 29 7284

622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 169 47 14 12 13 3828

52,392 10,640 7,656

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 84.9 55.0 42.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.2

0.0 6.6 0.0 6.6 0.0 8.2 0.0 32.4 0.0 9.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 14.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 13.75283 0.0 4.0 0.0 1.2 0.0 12.6 0.0 1.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 3.0 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 0.0 5.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 10.7 0.0 4.9 0.0 12.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.6 0.0 7.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 74.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 5.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.8 0.0 5.4 0.0 7.2 4.1 0.7 3.0 2.4 3.0 4.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 27.1 0.0 7.0 0.0 11.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.3 6.9

KABUPATEN/KOTA

70,688

Sumber: (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO
1

KAB/KOTA JUMLAH
2 4

JUMLAH DIPANTAU
5

% DIPANTAU
6

BER PHBS *
7

%
8

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber

109,623 268,175 192,172 305,543 129,853 1,005,366

78,896 157,716 106,099 20,371 41,632 404,714

72.0 58.8 55.2 6.7 32.1 40.3

21,268 67,267 25,288 6,614 13,388 133,825

27.0 42.7 23.8 32.5 32.2 33.1

TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH NO
1

KAB/KOTA
2 3

JUMLAH YANG ADA


4

JUMLAH YANG DIPERIKSA


5

% DIPERIKSA
6

JUMLAH YANG SEHAT


7

% RUMAH SEHAT
8

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ..

0 0 0 0 0

120,260 217,733 193,234 250,138 80,598 861,963

42,403 66,341 193,234 88,037 50,258 440,273

35.259 30.469 100.000 35.195 62.356 51.078

26,095 43,728 116,254 73,123 44,799 303,999

61.540 65.914 60.162 83.059 89.138 69.048

TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
3 4

NO
1

KAB/KOTA
2

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA JUMLAH


5

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK JUMLAH


7

%
6

%
8

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH ( KAB/KOTA) Sumber: ........................... (sebutkan)

0 0 0 0 0

120,260 217,733 193,234 250,869 80,598 862,694

31,271 41,104

26.00 18.88 -

27,510 35,777 #DIV/0! 114,947 5,225 183,459

87.97 87.04

120,959 6,501 199,835

48.22 8.07 23.16

95.03 80.37 91.81

TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
JUMLAH JUMLAH KELUARGA % KEMASAN KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA % BERSIHNYA H
4 5 6 7 8

JENIS SARANA AIR BERSIH LEDENG


JUMLAH
9

NO

KAB/KOTA

SPT
JUMLA H
11

SGL %
12

MATA AIR %
14

PAH
JUMLAH
17

LAINNYA %
18

JUMLAH
JUMLAH
21

%
10

JUMLAH
13

JUMLAH
15

%
16

JUMLA H
19

%
20

%
22

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

117,828 271,684 193,234 305,543 77,424 965,713

27,267 76,881 147,187 290,694 59,966 601,995

23.1 28.3 76.2 95.1 77.5 62.3

69

0.3 0.0

3,369 5,837 52,213 17,170 16,802 95,391

12.4 7.6 35.5 5.9 28.0 15.8

69

0.3 0.0

49,600 #DIV/0! 58,376 57,353 254,788 32,455 452,572 75.9 39.0 87.6 54.1 75.2

2,389 1,574 150 15,361 19,474

8.8 2.0 0.1 5.3 0.0 3.2

209 906 53,142 2,634 56,891

0.8 1.2 36.1 0.9 0.0 9.5

4,507 1,627

16.5 2.1 0.0 0.0

27,705 68,320 163,019 290,694 49,351 599,089

101.6 88.9 110.8 100.0 82.3 99.5

59

0.0 0.0

102 741 85 997

0.1 0.3 0.1 0.2

6 134

0.0 0.0

3 6,137

0.0 1.0

Sumber: (sebutkan)

TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA AIR KEMASAN SUMBER AIR JUMLAH % MINUMNYA
5 6 7

SUMBER AIR MINUM KELUARGA AIR ISI ULANG


JUMLAH 8 % 9

NO

KAB/KOTA

LEDING METERAN
JUMLAH 10 % 11

LEDING ECERAN
JUMLAH 12 % 13

POMPA
JUMLAH 14 % 15

SUMUR TERLINDUNG
JUMLAH 16 % 17

MATA AIR TERLINDUNG


JUMLAH 18 % 19

AIR HUJAN
JUMLAH 20 % 21

SUMUR TAK TERLINDUNG


JUMLAH 22 % 23

MATA AIR TAK TERLINDUNG


JUMLAH 24 % 25

AIR SUNGAI
JUMLAH 26 % 27

LAIN-LAIN
JUMLAH 28 % 29

KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG JUMLAH 30 % 31

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

39,881 76,881 193,234 287,435 75,632 673,063 -

20

0.1 0.0 0.7 0.0 0.0 0.2

76 71 15

0.2 0.1 0.0 0.0

3,589 5,837 53,028

9.0 7.6 27.4 0.0 -

0.0 0.0 0.0 0.0 -

70

0.2 0.0 0.1 6.0 0.0 2.6

49,859 58,376 45,882 254,904 31,347 440,368

125.0 75.9 23.7 88.7 41.4 65.4

2,933 1,574 150 15,361 20018

7.4 2.0 0.1 5.3 0.0 3.0

902 53,142

0.0 1.2 27.5 0.0 -

95

0.2 0.0 5.9 0.0 -

51

0.1 0.0 0.0 0.0

0.0 0.0 0.0 0.0

868 1,627

2.2 2.1 0.0 0.0

34,019 68,387 100,540 287,435 47,518 537,899

85.3 89.0 52.0 100.0 62.8 79.9

1,363

102 17,170 33 17,375

11,471

24 186

0.0 0.0

16,114 78,568

21.3 11.7

0.0 0.0

54,044

0.0 8.0

11,566

0.0 1.7

51

0.0 0.0

0.0 0.0

2,495

0.0 0.4

1,383

Sumber: (sebutkan)

TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JAMBAN NO KAB/KOTA JUMLAH KELUARGA
4

TEMPAT SAMPAH
SEHAT JUMLAH
9

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


SEHAT JUMLAH
15

KELUARGA DIPERIKSA JUMLAH %


6 5

KELUARGA MEMILIKI JUMLAH


7

KELUARGA DIPERIKSA %
10

KELUARGA MEMILIKI JUMLAH


13

KELUARGA DIPERIKSA %
16

KELUARGA MEMILIKI JUMLAH


19

SEHAT JUMLAH
21

%
8

JUMLAH
11

%
12

%
14

JUMLAH
17

%
18

%
20

%
22

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

117,828 271,684 193,234 305,543 77,424 965,713

32,616 76,881 136,681 229,600 56,935 532,713

27.7 28.3 70.7 75.1 73.5 55.2

30,389 67,400 175,336 229,600 53,792 556,517

93.2 87.7 128.3 100.0 94.5 104.5

26,422 53,798 136,681 229,600 48,240 494,741

86.9 79.8 78.0 100.0 89.7 88.9

32,616 76,881 141,237 225,905 56,761 533,400

27.7 28.3 73.1 73.9 73.3 55.2

30,146 64,608 171,927 225,905 54,005 546,591

92.4 84.0 121.7 100.0 95.1 102.5

28,358 43,526 141,237 225,905 48,617 487,643

94.1 67.4 82.1 100.0 90.0 89.2

32,616 75,138 141,237 182,297 56,735 488,023

27.7 27.7 73.1 59.7 73.3 50.5

28,857 61,081 166,719 182,297 53,728 492,682

88.5 81.3 118.0 100.0 94.7 101.0

23,075 39,347 136,516 182,297 48,320 429,555

80.0 64.4 81.9 100.0 89.9 87.2

Sumber: (sebutkan)

TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 HOTEL JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA % SEHAT JUMLAH SEHAT RESTORAN/R-MAKAN JUMLAH YG ADA JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA % SEHAT JUMLAH SEHAT PASAR JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA % SEHAT JUMLAH SEHAT TUPM LAINNYA JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA % SEHAT JUMLAH SEHAT JUMLAH TUPM JUMLAH DIPERIKSA % SEHAT
24

NO

KAB/KOTA

10

11

12

13

14

15

16

17

18

20

21

22

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)

5 20 9 423 240 697

4 17 9 112 219 361

4 16 9 110 213 352

100.00 94.12 100.00 98.21 97.26 97.51

338 724 454 938 230 2,684

236 460 454 630 211 1,991

183 394 294 522 193 1,586

77.54 85.65 64.76 82.86 91.47 79.66

59 47 33 63 36 238

52 46 33 54 35 220

26 22 7 36 35 126

50.00 47.83 21.21 66.67 100.00 57.27

2,228 2,172 572 52 2,036 7,060

959 1,365 572 45 1,690 4,631

621 940 262 28 1,528 3,379

64.75 68.86 45.80 62.22 90.41 72.96

2,528 2,963 1,068 1,476 2,542 10,577

1,071 1,888 1,068 841 2,155 7,023

JUMLAH SEHAT
23

714

66.67

1,372 72.669 572 53.558 696 82.759 1,969 91.369 5,323 75.79

Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLA H
1 2 3 4

NO

KAB/KOTA

INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM


JUMLA H
4

SARANA PENDIDIKAN
JUMLA H
7

SARANA IBADAH
JUMLA H
10

PERKANTORAN
JUMLA H
13

SARANA LAIN
JUMLA H
16

JUMLAH
%
18

DIBINA
5

%
6

DIBINA
5

%
6

DIBINA
8

%
9

DIBINA
11

%
12

DIBINA
14

%
15

DIBINA
17

JUMLAH DIBINA
19 20

%
21

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ..

0 0 0 0 0

161 249 32 316 117 875

125 195 32 299 107 758

77.6 78.3 100.0 94.6 91.5 86.6

24 21 15

22 12 15

91.7 57.1 100.0 #DIV/0!

550 598 746 794 549 3,237

453 482 612 752 518 2,817

82.4 80.6 82.0 94.7 94.4 87.0

1,700 2,112 1,447 2,030 531 7,820

832 1,611 991 1,666 461 5,561

48.9 76.3 68.5 82.1 86.8 71.1

158 157 18 376 162 871

93 118 18 320 141 690

58.9 75.2 100.0 85.1 87.0 79.2

345 423 33

206 219 32

59.7 51.8 97.0 #DIV/0!

2,037 3,560 2,291 3,516 1,507 12,911

1,234 2,637 1,700 3,037 1,338 9,946

60.6 74.1 74.2 86.4 88.8 77.0

60

49

#DIV/0! 81.7

174 975

137 594

78.7 60.9

TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 STOCK OBAT
4

NO
1

NAMA OBAT
2

SATUAN
3

PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN


5

TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)


6

PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN


7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Sumber:

Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak

Btl 60 ml Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 1000 Tablet Pot Kantong Kantong

77,995 1,609,992 546,605 464,698 168 15,180 165,304 125 1,113,830 5,460 662,102 51,748 138,074 109 40,103 2,773,400 4,000 8,413 3,271,465 40,844 534,533 197,746 2,360,935 14,412 232,325 1,969 188 65 540 7,483 12,991 9,091 7,623

34,057 786,821 765,604 501,140 25,410 10,486 228,255 7,719 1,362,912 4,666 390,729 35,673 133,564 76,208 13,399 2,529,084 83 2,258 1,565,883 20,729 681,204 89,494 96,147 6,905 135,271 258 20 18 86 7,068 5,487 3,308 3,405

2.29 2.05 0.71 0.93 0.01 1.45 0.72 0.02 0.82 1.17 1.69 1.45 1.03 0.00 2.99 1.10 48.00 3.73 2.09 1.97 0.78 2.21 24.56 2.09 1.72 7.65 9.37 #DIV/0! 3.61 6.28 1.06 2.37 2.75 2.24

12.72 11.37 3.97 5.15 0.04 8.04 4.02 0.09 4.54 6.50 9.41 8.06 5.74 0.01 16.63 6.09 266.68 20.70 11.61 10.95 4.36 12.28 136.42 11.59 9.54 42.48 52.08 #DIV/0! 20.05 34.89 5.88 13.15 15.27 12.44

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
1

FASILITAS KESEHATAN
2

KEMENKES
3

PEM.PROV
4

PEM.KAB/KOTA
5

TNI/POLRI
6

BUMN
7

SWASTA
8

JUMLAH
9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 13 32 18 78 0 0 0 0 0 16 1744 0 0 2 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40 1 18 14 0 0 0 0 39 110 12 1488 104 0 0 495 49 1 0 3

50 2 18 15 13 32 18 78 39 111 12 1,488 104 161 5,691 495 49 3 3

Sumber: ................ (sebutkan)

TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 LABORATORIUM KESEHATAN JUMLAH
1 2 3 4

NO

SARANA KESEHATAN

JUMLAH

4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR JUMLAH


6

%
5

%
7

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT JIWA 3 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 PUSKESMAS JUMLAH (KAB/KOTA)

50 1 9 18 78

50 1 9 18 78

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

41 0 0 0 41

82.00 0.00 0.00 0.00 52.56

Sumber: (sebutkan)

TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 POSYANDU PURNAMA JUMLAH %
8 9

NO
1

KAB/KOTA
2

PRATAMA JUMLAH %
4 5

MADYA JUMLAH %
6 7

MANDIRI JUMLAH %
10 11

JUMLAH JUMLAH %
12 13

POSYANDU AKTIF JUMLAH


14

%
15

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA

62 44 2 67 0

6.44 3.90 0.14 4.42 0.00 3.08

86 356 319 340 173 1274

8.94 31.59 21.79 22.43 27.81 22.39

410 475 847 660 257 2649

42.62 42.15 57.86 43.54 41.32 46.55

404 252 296 449 192 1593

42.00 22.36 20.22 29.62 30.87 27.99

962 1127 1464 1516 622 5691

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 2.21

814 1127 1143 1109 449 4642

84.62 100.00 78.07 73.15 72.19 81.57

JUMLAH (KAB/KOTA) 175 RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: . (sebutkan)

Jumlah Posyandu awal 5686 Ada tambahan jumlah Posyandu Sleman : 5 Posyandu

TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH DESA SIAGA AKTIF JUMLAH %
6 7

NO
1

KAB/KOTA
2 3

DESA/ KELURAHAN
4

DESA SIAGA JUMLAH %


5

POSKESDES
8

POSYANDU
9

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: . (sebutkan)

0 0 0 0 0

88 75 144 86 45 438

88 75 144 86 45 438

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

88 75 144 61 25 393

100.00 100.00 100.00 70.93 55.56 89.73

40 24 11 86

962 1,127 1,464 1,516 622

161

5,691

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DR SPESIALIS L
1 2 3
a

NO

UNIT KERJA

DOKTER UMUM L+P


5

JUMLAH L+P
8

DOKTER GIGI L+P


14

P
4

L
6

P
7

L
12

P
13

L
9

P
10

L+P
11

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan) Keterangan :
a

1 1 26 88 8 267 260 649 3 24 62 89 41.1 75 814

1 2 3 15 42 2 145 129 333 1 1 3 54 59 21.5 51 2 448

1 3 4 41 130 10 412 389 982 4 1 27 116 148 31.2 126 2 1,262

20 30 24 15 21 110 33 56 9 124 53 275 10 33 2 20 54 119 28.0 30 2 2 10 546

28 61 42 56 50 237 29 54 15 109 94 301 13 35 73 91 212 40.9 32 3 2 1 5 11 15 808

48 91 66 71 71 347 62 110 24 233 147 576 23 68 2 93 145 331 34.5 62 3 2 1 7 13 25 1,354

20 30 24 15 22 111 59 144 17 391 313 924 13 33 2 44 116 208 72.7 105 2 2 10 1,360

28 61 42 57 52 240 44 96 17 254 223 634 14 36 76 145 271 62.5 83 3 2 1 5 11 17 1,256

48 91 66 72 74 351 103 240 34 645 536 1,558 27 69 2 120 261 479 65.8 188 3 2 1 7 13 27 2,616

6 2 3 1 3 15 1 8 2 30 16 57 1 7 29 37 6.1 52 1 1 4 166

20 44 26 38 28 156 2 17 52 20 91 4 10 58 72 17.4 108 2 1 1 4 431

26 46 29 39 31 171 3 25 2 82 36 148 1 4 17 87 109 11.8 160 2 2 1 5 4 597

termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BIDAN NO
1

PERAWAT SARJANA KEPERAWATAN a L P L+P


6 7 8

UNIT KERJA
2

BIDAN
3

DIII BIDAN JUMLAH


4 5

L
9

PERAWAT b P
10

JUMLAH L+P
11

L
12

P
13

L+P
14

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan) Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III

36 100 34 52 12 234
7 10 8 41 32

123 175 209 94 64 665


54 77 19 197 179

98 1 3 3 3 9 19 1 3 3 1 356

526 10 49 31 56 64 210 139 4 10 5 4 23 8 1,571

159 275 243 146 76 899 61 87 27 238 211 624 11 52 34 59 73 229 48 140 4 13 5 4 26 9 1,927

1 5 17 1 24 5 7 48 23 83 2 43 2 47 59 1 1 3 217

5 2 10 1 1 19 11 18 164 67 260 45 8 53 179 2 4 6 6 523

6 7 27 1 2 43 16 25 212 90 343 2 88 10 100 238 2 5 7 9 740

46 50 98 50 17 261 75 151 47 421 403 1,097 5 1 50 54 25 135 7 3 2 5 18 1,523

84 135 126 127 62 534 201 275 133 1,337 1,479 3,425 20 7 49 74 102 252 38 3 7 1 11 37 4,297

130 185 224 177 79 795 276 426 180 1,758 1,882 4,522 25 8 99 128 127 387 45 6 7 3 16 55 5,820

47 55 115 50 18 285 80 158 47 469 426 1,180 5 1 52 97 27 182 92 66 3 3 6 21 1,740

89 137 136 128 63 553 212 293 133 1,501 1,546 3,685 20 7 49 119 110 305 248 217 3 9 5 17 43 4,820

136 192 251 178 81 838 292 451 180 1,970 1,972 4,865 25 8 101 216 137 487 170 283 6 9 8 23 64 6,560

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN NO UNIT KERJA APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a L
1 2 3

TENAGA GIZI JUMLAH L


9

D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER L


6

D-IV/SARJANA GIZI L+P


11

DI DAN D-III GIZI L


15

JUMLAH L+P
17

P
4

L+P
5

P
7

L+P
8

P
10

L
12

P
13

L+P
14

P
16

L
18

P
19

L+P
20

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan) a Keterangan : termasuk S2 dan S3

1 1 1 5 10 7 23 5 10 5 77 49 146 84 1 3 1 5 2 261

10 3 4 17 10 26 2 65 45 148 33 146 16 306 250 751 123 1 3 1 2 7 9 1,055

10 3 5 18 11 31 2 75 52 171 38 156 21 383 299 897 207 1 3 2 3 3 12 11 1,316 -

3 4 12 4 6 29 4 9 4 29 37 83 1

20 18 15 40 42 135 28 25 12 174 165 404 18 2 3

23 22 27 44 48 164 32 34 16 203 202 487 19 2 3 205 151 380 5 2 3 1 2 7 15 6 1,057 -

3 4 12 4 7 30 5 14 4 39 44 106 6 10 5 165 65 251 22 84

20 28 15 43 46 152 38 51 14 239 210 552 51 148 19 423 385 1,026 94 128 3 6

23 32 27 47 53 182 43 65 18 278 254 658 57 158 24 588 450 1,277 58 212 3 6 3 5 10 27 17 2,373 -

4 2 5 11

2 2 4 5 13 3 2

6 4 9 5 24 3 2 1 27 20 53 26 1 2 3 6 8 117 -

6 9 12 6 2 35 1 2 1 33 37 -

14 32 12 25 17 100 10 15 7 39 11 82 3 1 4

20 41 24 31 19 135 11 17 8 72 11 119 3 1 4 10 2 4 1 3 10 4 282 -

10 11 12 11 2 46 1 2 2 37 4 46 -

16 34 12 29 22 113 13 17 7 62 27 126 3 1 4

26 45 24 40 24 159 14 19 9 99 31 172

1 4 4 9

23 16 44 -

88 16 105 2 2 1 220

117 135 275 5 2 3 1 2 5 13 5 837

3 1 4 9 36 3 6 1 6 16 12 399

5 8 18 1 2 3 6 2 30 6 87 4 3 3 3 2 81 7 2 201 6 2 1 1 12 3 -

13 24 3 3 1 6

1 3 3 7 3 481

2 2 7 20 14 1,892

3 4 111

13 8 288

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KESMAS NO
1

UNIT KERJA
2

SARJANA KESMAS a L P L+P


3 4 5

L
6

D-III KESMAS b P L+P


7 8

JUMLAH L
9

P
10

L+P
11

L
12

TENAGA SANITASI P
13

L+P
14

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan) Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I

14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 3 24 2 2 113 13 10 5 1 3 32 24 240

25 14 6 2 5 52 3 13 19 6 41 4 4 252 22 12 7 15 56 32 437

39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 9 65 6 6 365 35 22 12 1 18 88 56 677

3 3 3

3 3 1 4

6 6 1 7

14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 6 27 2 2 4.0 113 13 10 5 1 3 32 24 243

25 14 6 2 5 52 3 13 19 9 44 4 4 5.2 252 22 12 7 15 56 33 441

39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 15 71 6 6 4.6 365 35 22 12 1 18 88 57 684

15 28 21 13 12 89 5 12 1 15 7 40 1 1 2 7.2 12 4 1 1 2 6 14 7 164

12 12 7 20 12 63 4 4 1 23 4 36 1 1 5.4 9 7 5 7 19 4 132

27 40 28 33 24 152 9 16 2 38 11 76 1 2 3 6.3 21 11 6 1 2 13 33 11 296

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO
1

UNIT KERJA
2

ANALIS LAB. L P L+P


3 4 5

TENAGA TEKNISI MEDIS TEM & P.RONTG P.ANESTESI L P L+P L P L+P


6 7 8 9 10 11

L
12

JUMLAH P L+P
13 14

FISIOTERAPIS L
15

P
16

L+P
17

1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: (sebutkan)

1 10 13 4 7 35 7 5 8 58 32 110 2 14 33 49 6 2 2 1 5 5 210

26 28 20 38 23 135 20 27 10 113 82 252 3 7 89 99 8 1 2 3 4 10 4 508

27 38 33 42 30 170 27 32 18 171 114 362 5 21 122 148 14 3 2 5 5 15 9 718

2 2 1 5 8 7 1 46 34 96 1 2 13 16 4 1 122 -

1 1 1 2 5 2 9 1 28 26 66 3 14 17 1

3 1 1 4 1 10 10 16 2 74 60 162 1 5 27 33 5 -

1 8 9 2 2

2 2 -

1 10 11 2 2 2 13

3 10 13 6 8 40 15 13 9 104 74 215 3 16 48 67 14.2 10 2 2 1 5 6 343

27 29 21 40 23 140 22 36 11 141 110 320 3 10 103 116 25.1 9 1 2 3 4 10 7 602

30 39 34 46 31 180 37 49 20 245 184 535 6 26 151 183 19.7 19 3 2 5 5 15 13 945

6 6 2 1 1 25 13 42 2 2 4 2.7 6 3 61

11 1 12 6 5 1 37 32 81 1 10 11 5.1 4 108

17 1 18 8 6 2 62 45 123 1 2 12 15 3.9 10 3 169

4 11

3 92

214

Dokter Spesialis NO Wilayah

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan Tenaga Teknis KefarmasianApoteker

Kefarmasian

Gizi

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Kulonprogo 2 Bantul 3 Gunungkidul 4 Sleman 5 Kota Yogyakarta 6 Daerah DIY Jumlah 45 131 10 440 508 128 1262 3.57 10.38 0.79 34.87 40.25 10.14 100.00 133 272 94 398 370 87 1354 9.82 20.09 6.94 29.39 27.33 6.43 100.00 30 77 33 138 155 164 597 5.03 12.90 5.53 23.12 25.96 27.47 100.00 208 480 137 976 1033 379 3213 6.47 14.94 4.26 30.38 32.15 11.80 100.00 459 660 532 2364 2198 347 6560 7.00 10.06 8.11 36.04 33.51 5.29 100.00 235 427 309 443 364 149 1927 12.20 22.16 16.04 22.99 18.89 7.73 100.00 694 1087 841 2807 2562 496 8487 8.18 12.81 9.91 33.07 30.19 5.84 100.00 76 61 47 454 408 11

Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 7.19 5.77 4.45 42.95 38.60 1.04 50 200 25 464 359 218 1316 10.59 42.37 5.30 98.31 76.06 46.19 278.81 126 261 72 918 767 229 2373 8.24 17.07 4.71 60.04 50.16 14.98 155.20 43 70 34 142 62 48 399 10.78 17.54 8.52 35.59 15.54 12.03 100.00

1057 100.00

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 79 69 29 38 47 422 684 11.45 10.00 4.20 5.51 6.81 61.16 99.13 47 63 31 73 50 32 296 15.88 21.28 10.47 24.66 16.89 10.81 100.00 126 132 60 111 97 454 980 12.78 13.39 6.09 11.26 9.84 46.04 99.39 9 23 2 65 57 13 169 5.33 13.61 1.18 38.46 33.73 7.69 100.00 62 70 53 239 271 23 718 8.64 9.75 7.38 33.29 37.74 3.20 100.00 14 17 3 83 88 9 214 6.54 7.94 1.40 38.79 41.12 4.21 100.00 0 1 0 0 12 0 13 0.00 7.69 0.00 0.00 92.31 0.00 100.00 76 88 56 322 371 32 945 8.04 9.31 5.93 34.07 39.26 3.39 100.00

Dokter Spesialis NO Wilayah

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan

Tenaga Teknis Kefarmasian Prosent 164 487 380 5 21 1057 15.52 46.07 35.95 0.47 1.99 100.00

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Puskesmas 2 Rumah Sakit 3 Fasyankes Lainnya 4 Institusi Diknakes 5 Dinkes Jumlah 4 982 148 126 2 1262 0.32 77.81 11.73 9.98 0.16 100.00 347 576 331 62 38 1354 25.63 42.54 24.45 4.58 2.81 100.00 171 148 109 160 9 597 28.64 24.79 18.26 26.80 1.51 100.00 522 1706 588 348 49 3213 16.25 53.10 18.30 10.83 1.53 100.00 838 4865 487 283 87 6560 12.77 74.16 7.42 4.31 1.33 100.00 899 624 229 140 35 1927 46.65 32.38 11.88 7.27 1.82 100.00 1737 5489 716 423 122 8487 20.47 64.68 8.44 4.98 1.44 100.00

Apoteker Jumlah 18 171 897 207 23 1316

Kefarmasian

Gizi

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat Anastesi

Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 1.37 12.99 68.16 15.73 1.75 100.00 182 658 1277 212 44 2373 7.67 27.73 53.81 8.93 1.85 100.00 159 172 4 36 28 399 39.85 43.11 1.00 9.02 7.02 100.00 97 71 6 365 145 684 14.06 10.29 0.87 52.90 21.01 99.13 152 76 3 21 44 296 51.35 25.68 1.01 7.09 14.86 100.00 249 147 9 386 189 980 25.25 14.91 0.91 39.15 19.17 99.39 18 123 15 10 3 169 10.65 72.78 8.88 5.92 1.78 100.00 170 362 148 14 24 718 23.68 50.42 20.61 1.95 3.34 100.00 10 162 33 5 4 214 4.67 75.70 15.42 2.34 1.87 100.00 0 11 2 0 0 13 0.00 84.62 15.38 0.00 0.00 100.00

Keteknisian Medis Jumlah 180 535 183 19 28 945 Prosent 19.05 56.61 19.37 2.01 2.96 100.00

Dokter Spesialis NO Wilayah

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan

Tenaga Teknis Kefarmasian

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Kulonprogo 2 Bantul 3 Gunungkidul 4 Sleman 5 Kota Yogyakarta 6 Daerah DIY Jumlah

aga Teknis Kefarmasian Prosent

Apoteker

Kefarmasian

Gizi

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiogr

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah

k Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent

Anda mungkin juga menyukai