Anda di halaman 1dari 49

SMALL MIRACLE OF NURSE

Kamis, 20 September 2012

LAPORAN KASUS CA MAME (KANKER PAYUDARA)


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Identitas keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun 1950 sampai 1989 angka insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap tahun, hingga 1980-an. Ketika angka tersebut melonjak hingga 4% selama tahun 1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker payudara meningkat hingga 21% diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker payudara tetap tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan perbaikan kecil untuk kelangsungan hidup. Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena insidennya yang terus meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak adanya penyembuhan. Penasehat dan aktivis telah menarik perhatian social dan politik dan telah menjadikannya sorotan nasional, aktivitas telah menuntut dan mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program kanker payudara nasional yang ditujukan untuk menentukan penyembuhan. Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Melihat hal diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Gangguan Sistem Reproduksi Ca Mammae. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system repsoduksi kanker mammae adalah agar penyusun dan pembaca dapat menggambarkan, mengerti, dan mendisksuikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system repsoduksi Ca Mammae di ruangan R2 Bedah RSUP H. Adam Malik Medan. 1.2.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari para penulis asuhan keperawatan Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae adalah : Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi : Ca Mammae. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae. Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae. Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae. Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatn yang telah diberikan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae. 1.3 Sistem Penulisan System penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yaitu : a. BAB I penulisan. b. BAB II c. BAB III d. BAB IV : : : Landasan teoritis Medis dan Keperawatan. Tinjauan kasus. Kesimpulan dan saran. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Landasan Teoritis Medis 2.1.1 Definisi Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel-sel : Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan, dan system

kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal: 39-40) Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk). Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvansi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, hal. 96).

2.1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu: 1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya. 2. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. 3. Masa reproduksi yang relative panjang Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun.. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun). Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak. 4. Kehamilan dan menyusui Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui. 5. Riwayat tumor payudara. 6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30 tahun. 7. Kontrasepsi oral. 8. Wanita gemuk (obesitas) Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula. 9. Preparat hormone estrogen Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun. 10. Factor genetic

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. 11. Alcohol. 12. Tidak pernah melahirkan anak. 13. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara. 14. Stres hebat (Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958) (Erik T, 2005, hal : 43-46)

2.1.3 Anatomi Fisiologi


Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.

Gambar : Anatomi Fisiologi Mammae

2.1.4 Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004). Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

2.1.5 Patofisiologi
Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali
Takut & koping tidak efektif

Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya Neoplasma ganar mengenai payudara Klien sering bertanya tentang penyakitnya Wajah cemas Klien sering melamun

Obstruksi sirkulasi kebutuhan jaringan Hipoksia pada sel kanker jaringan Nekrosis

Infiltrasi ke pemb. Limfe

Peningkatan Hipermetabolisme Penurunan massa

Bendungan pada limfe setempat Edema sekitar tumor otot dan BB

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ukuran pada permukaan payudara Peau dorange o Gangguan rasa nyaman : nyeri Pori-pori kulit membesar o Kulit menebal o Keras dengan batas yang tidak normal o Tidak dapat digerakkan o Perubahan warna kulit Kerusakkan lategritas kulit

2.1.6 Manifestasi Klinis

Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur,

Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil, Ada perlengketan dan lekukan pada kulit, Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara, Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik, Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, Rasa tidak enak dan tegang, Retraksi puting, Pembengkakan local, Konsistensi payudara yang keras dan padat, Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae.

Edema dengan peant dorange (keriput seperti kulit jeruk), Pengelupasan papilla mammae, Ditemukan lessi pada pemeriksaan mammografi, Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

2.1.7 Klasifikasi Kanker Payudara


o o o o o o o o o o Tumor primer (T) Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan To : Tidak terbukti adanya tumor primer Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor T1 : Tumor < 2 cm T1a : Tumor < 0,5 cm T1b : Tumor 0,5 1 cm T1c : Tumor 1 2 cm T2 : Tumor 2 5 cm T3 : Tumor diatas 5 cm

o T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit. T4a : Melekat pada dinding dada T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit T4c : T4a dan T4b T4d : Mastitis karsinomatosis o Nodus limfe regional (N) o Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan o N0 : Tidak teraba kelenjar axila o N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat. o N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya. o N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral o Metastase jauh (M) o Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan o M0 : Tidak ada metastase jauh o M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

2.1.8 Stadium Kanker Payudara


1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas. 2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN 3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN 4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh 5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular. 6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis. 2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. 3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista. 4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain. 5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus. 6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.

2.1.10
Pembedahan

Penatalaksanaan

1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) 2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor. 3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksial. Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial. Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna. Non Pembedahan 1. Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi penyinaran eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari seluruh ragio payudara pasca radiasi. Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang terjadi. 2. Kemotrapi Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan , methorexate (m), fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.

Efek samping : Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis, keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh. 3. Terapi hormone dan endokrin Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen. Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy. Preparat yang digunakan : Temoxifen Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +. Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi. Diethyustriibestrol Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan ekstrogen. Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual. Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen. Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan. Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan FSH. Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam). Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen. Efek samping : ruam, frasitus.

2.1.11

Komplikasi Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.

2.1.12

Tindakan Pencegahan Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:

1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama. 2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol. 3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. 4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya. 5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu

kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara. 6. Lakukan olahraga secara teratur. 7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi. 8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi. 9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.

2.2 Landasan Teoritis Keperawatan 2.2.1 Pengkajian Aktivitas Istirahat Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang mempengaruhi tidur, ansietas. Data objek turun. Makanan/Cairan Data subjek bahan pengawet. Data objek muntah. Integritas Ego Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating. menunda mencari pengobatan. : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual, : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB kebersihan diri/personal hygiene.

Data objek control. Neurosensori Data subjek Data objek Nyeri/Kenyamanan : : :

Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan

Pusing, sinkope. Kesadaran menurun. Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan

terjadi pada keganasan dini). lucu pada jaringan payudara. Payudara Keamanan Data subjek Data objek sekitar. Interaksi Sosial Data subjek Data objek Seksualitas Data subjek Data objek : Perubahan pada tingkat kepuasan. : Nuligravida lebih besar dari 30 tahun. Multigravida. PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Membantu pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis. 2. Mencegah komplikasi. 3. Membuat program rehabilitasi individual. 4. Memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. TUJUAN PEMULANGAN 1. Menerima situasi secara nyata. 2. Komplikasi dicegah/minimal. 3. Program latihan dilakukan. : : Kekuatan system pendukung. Rasa bersalah, menarik diri, marah. : ; Pemajanan kimia toksik, karsiogen. Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.

4. Proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis, dan program terapi dipahami.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


1. Diagnosa Keperawatan : Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan, dan prognosisnya. Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien : Penurunan stress emosional, ketakutan, dan ansietas. Klien dapat mengerti tentang penyakitnya. Intervensi/Implementasi Keperawatan 1) Mulai lakukan persiapan emosional pasien (dan pasangannya) secepat setelah ia diinformasikan tentang diagnosis tentative. 2) Kaji : Pengalaman pengetahuan payudara. Mekanisme koping saat krisis System pendukung Perasaan mengenal diagnosis. pribadi tentang klien dan 2) Factor-faktor mempengaruhi kemampuan diagnosis, pengobatan ini perilaku pasien tindak sangat dan dan Jika menghadapi lanjut. kanker 1) Hal ini memberdayakan pasien untuk koping. mengerahkan respons Rasional

pembedahan,

pasien mempunyai saudara atau teman dekat yang meninggal akibat kanker payudara, kemungkinan ia akan berespons secara berbeda dari pasien yang mempunyai teman yang selamat dari kanker payudara

3) Informasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru mengenai kanker payudara.

dan mempunyai kualitas hidup yang sangat baik. 3) Pilihan-pilihan yang meningkat dan perbaikan hasil baik secara statistic maupun secara kosmetik

4) Uraikan

pengalaman-pengalaman

sangat mengurangi ketakutan dan meningkatkan penerimaan rencana pengobatan.

yang akan dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.

5) Lengkapi pasien dengan sumbersumber yang tersedia untuk memfasilitasi penyembuhan.

4) Ketakutan menurun.

akan

ketidaktahuan

5) Informasi tentang prostetik baru, spesialis rekonstruksi, dan sumbersumber lainnya menguatkan bahwa perhatian yang besar telah diberikan pada metode pengobatan terbaru untuk kanker payudara. 2. Diagnosa Keperawatan : Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker. Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien : Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin. Intervensi/Implementasi Keperawatan 1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, durasi intensitas. 2) Evaluasi terapi : pembedahan, 1) Informasi untuk 2) Ketidaknyamanan adalah umum memberi data dasar mengevaluasi tentang luas pada dan Rasional

kebutuhan/keefektifan intervensi. radiasi, kemoterapi. 3) Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dan aktivitas hiburan). 4) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri. 4) Memungkinkan pasien untuk tergantung relaksasi

proseduryang digunakan. 3) Meningkatkan perhatian. membantu memfokuskan kembali

berpartisipasi 5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan obat bila perlu.

secara

aktif

dan

meningkatkan rasa control. 5) Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minim pada aksila.

3. Diagnosa Keperawatan : Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus pada permukaan payudara. Kriteria Hasil yang diharapkan : Ulkus tidak membesar. Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Intervensi/Implementasi Keperawatan 1) Anjurkan tersebut, tekanan. 2) Cuci kulit dengan segera memakai sabun dan air bila agen 3) Penggantian kerusakan balutan lebih atau perawatan kulit untuk menghindari lanjut/infeksi area bersih mempertahankan kenyamanan. 4) Mengganggu 4) Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka ; peningkatan edema nyeri. dimana kanker. dapat penyembuhan memperlambat antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi. 3) Ganti balutan/beri perawatan pada kulit yang terkena serta indikasi. menggunakan anjurkan untuk pakaian tidak 2) Mengencerkan obat menurunkan risiko iritasi kulit/luka bakar kimia. 1) Kulit sangat sensitive selama lembut dan longgar pada area memakai bra jika menimbulkan pengobatan dan setelahnya. Rasional

meningkatkan penyembuhan dan

karena perubahan disebabkan oleh

4. Diagnosa Keperawatan :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker. Hasil yang diharapkan : Diet yang disajikan habis. BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).

Intervensi/Implementasi Keperawatan 1) Pantau intake makanan setiap hari. 2) Timbang dan ukur BB, TB, dan ketebalan lipatan kulit trisep. Pastikan penurunan berat badan saat ini. Timbang BB setiap hari atau sesuai indikasi. 3) Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan intake cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering dengan porsi kecil dan sedang. 4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan. 5) Kontrol factor lingkungan, seperti bau busuk atau bising. 3) Kebutuhan

Rasional 1) Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi. 2) Membantu malnutrisi normal. jaringan metabolic dalam identifikasi protein-kalori,

khususnya bila BB kurang dari

ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting masukan adekuat. 4) Keefektifan penilaian diet sangat individual dalam menghilangkan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik. 5) Dapat mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan berbahaya penurunan yang menimbulkan nafsu dapat perasaan makan serta mengurangi stimulus dalam kalori mempertahankan dan protein

6) Anjurkan visualisasi

teknik bimbingan

relaksasi imajinasi,

meningkatkan ansietas. 6) Untuk ingin makan/membangkitkan selera

latihan sedang sebelum makan.

7) Beri antimetik pada jadwal regular sebelum/selama sesuai. 8) Evaluasi keefektifa antimetik. dan setelah pemberian agen antineoplasma dan

makan. 7) Mual muntah dan paling efek menurun samping yang

kemampuan psikologis

kemotrapi

menimbulkan stress. 8) Individu berespons secara berbedabeda Kolaborasi : 9) Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi jumlah limfosit, serum transfenin, dan albumin. 10) Beri obat sesuai indikasi. Fenotiazin, proklomperazin, antidopaminergik : metoklorpamid. Vitamin : A, D, E, B6 Antacid pada semua otot-otot, atau antimetik mungkin tiidak bekerja, memerlukan perubahan kombinasi terapi obat. 9) Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi mempengaruhi intervensi diet. 10) Antimetik bekerja stimulasi untuk pusat karena mempengaruhi - Mencegah dalam lemak. - Meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi resiko ulserasi mukosa. dan

muntah dan kemoresptur. kekurangan penurunan abserpsi vitamin larut

BAB III TINJAUAN KASUS I. BIODATA Nama Tempat/Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin Alamat Status Perkawinan Agama Suku Pendidikan Pekerjaan No. Register Ruangan/Kamar Golongan darah Diagnose Medis Tanggal Masuk RS Jam Tanggal Pengkajian B. Penanggung Jawab Nama Hubungan dengan klien Pekerjaan Alamat II. Keluhan Utama Pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri. : : : : Tn. A. Saleh Suami klien Wiraswasta Jl. Setia Budi No. 88 : : : : : : : : : : : : : : : : : Ny. R Binjai, 02 Februari 1968 42 Tahun Perempuan Jl. Setia Budi No. 88 Sudah Menikah Islam Jawa SMA Ibu Rumah Tangga 212 Rindu/B2 bedah O Ca Mammae 01/07/2010 10.15 WIB 02/07/2010 A. Identitas Klien

III. Resume Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC. IV. Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Factor Pencetus 2. Lamanya keluhan 3. Timbulnya Keluhan 4. Bagaimana dirasakan : : : : Benjolan di payudara kiri 7 hari Bertahap

Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau yang tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan. 5. Bagaimana dilihat : Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga mengalami ulkus yang meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit bergerak, badan tampak lemah, skala nyeri 5-6 (sedang). 6. Factor yang memperberat kiri). 7. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri : Istirahat. 8. Upaya yang dilakukan oleh orang lain : Membawa ke Rumah Sakit. 9. Diagnose Medik : Ca Mammae : Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah

V. Riwayat Kesehatan yang lalu 1. Penyakit yang pernah dialami

a. c.

Masa kanak-kanak Pernah dirawat/penyakit

: : : : : : :

Demam tinggi Tidak ada Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada Tidak ada Tidak ada : Lengkap

b. Riwayat kecelakaan d. Operasi 2. Riwayat alergi a. c. Tipe alergi Tindakan b. Reaksi 3. Imunisasi VI. Kebutuhan Dasar 1. Pola Nutrisi No a. b. Data Diet tipe Pola diet

Sebelum Sakit MB Diet yang disajikan habis 1 porsi

Sesudah Sakit MB TKTP Diet habis porsi Berkurang (anoreksia) Ada 3x1 yang disajikan

c. d. e. f. g. h. 2. Kebutuhan Cairan No a.

Kehilangan selera makan Mual Muntah Frekuensi makan Makanan yang disukai Jumlah makanan BB/TB dan

Tidak ada Tidak ada 3x1 Tidak ada

Tidak

ada

yang khusus 1400 kkal 65kg/170cm

yang khusus 1000 kkal 58kg/170cm

Data Jumlah minum

Sebelum Sakit 1500-

Sesudah Sakit 1000-

2500cc b. c. d. Pola minum Jenis minum Minuman yang disukai 3. Pola Eliminasi a. BAB No a. b. c. d. b. BAK No a. b. c. d. Data Frekuensi Warna Bau Jumlah Sebelum Sakit 6x1 hari Kuning jernih Khas 1500cc Data Frekuensi Waktu Warna Konsistensi Sebelum Sakit 2x1 Pagi/Malam Kuning kecoklatan Lunak 5-8 gelas Air putih Teh manis

2000cc 4-6 gelas Air putih Teh manis

Sesudah Sakit 2x1 Pagi/Malam Kuning kecoklatan Lunak

Sesudah Sakit 5x1 hari Kuning jernih Khas 1500cc

4. Pola Istirahat dan Tidur No a. Data Waktu siang Sebelum Sakit 14.00-16.00 WIB (2 jam) b. Waktu malam 22.00-05.30 WIB (7,5 jam) c. Lama tidur/hari 9,5 jam Sesudah Sakit 15.00-15.30 WIB ( jam) 24.00-05.00 WIB (5 jam) 5 jam

d. e.

Kesulitan tidur Cara mengatasi

Tidak ada Tidak ada

Suara berisik Ruangan harus tenang

5. Kebersihan dan Personal Hygiene No a. b. c. d. e. Data Pemeliharaan badan (mandi) Pemeliharaan gigi dan mulut Pemeliharaan kuku Pemeliharaan rambut Hambatan dalam melakukan personal hygiene Tidak ada Adanya luka dibalut oleh perban 6. Pola Kegiatan/Aktivitas N o a. b. Olahraga/jenis/freku ensi Kegiatan luang waktu Data Sebelu m Sakit Tidak ada Mengur us pekerja an rumah c. Jenis pekerjaan Ibu rumah Ibu rumah tangga Istirahat, makan, nonton TV Sesudah Sakit Tidak ada yang 1x2 hari 2x1 minggu 1x1 minggu 1x3 hari 2x1 hari 1x1 hari Sebelum Sakit 2x1 hari Sesudah Sakit 1x1 hari

tangga d. e. Jumlah jam kerja Kesulitan/keluhan dalam hal Tidak tentu Tidak ada Adanya pembengkak an payudara kiri memberatka n pasien beraktiivitas dengan sedikit bergerak. VII. Riwayat Keluarga di -

Keterangan : : : : Laki-laki Perempuan Pasien

Keterangan genogram : Yang tinggal 1 rumah VIII. a. c. Riwayat Lingkungan Kebersihan lingkungan rumah Polusi : : : Bersih Jauh dari bahaya Tidak ada polusi

b. Bahaya

IX.

Riwayat/Keadaan Psikososial Persepsi terhadap penyakit Konsep diri Emosi Adaptasi Hubungan antara keluarga Hubungan dengan orang lain Perhatian terhadap lawan bicara Kegemaran Bahasa yang digunakan Pola ibadah Keyakinan tentang kesehatan : : : : : : : : : : : Pasien yakin penyakitnya akan sembuh. Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya. Stabil Dapat beradaptasi pada lingkungan. Baik Baik Baik Tidak ada Bahasa Indonesia - Sebelum masuk RS : kadang-kadang - Sesudah masuk RS : semakin sering Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.

1. Psikologis

2. Social

3. Spiritual

X.

Pengkajian Fisik Tanda-tanda Vital : TD RR Pols TB BB Kepala : Bentuk Ukuran : 110/60 mmHg : 112x/i : 80x/i : 170 cm : 58 kg : Lonjong : Normal

Temp : 37oC

Posisi Kebersihan kulit kepala Mata/penglihatan : Bentuk Sclera Konjungtiva Pupil Posisi Ketajaman penglihatan mata dengan jarak 6 meter. Pemakaian alat bantu Hidung/penciuman : Bentuk Peradangan Perdarahan Polip/sumbatan Fungsi penciuman Telinga/pendengaran : Bentuk Peradangan Perdarahan Cairan Fungsi pendengaran Pemakaian alat bantu Mulut dan faring : Bibir Mukosa gigi Lidah Gigi Tonsil/faring Peradangan Perdarahan Kebersihan Bau Fungsi pengecapan pahit Kemampuan menelan Leher : Kelenjar getah bening

: Tegak : Kurang bersih : Simetris : Icterus : Anemis : Tidak ada kelainan : Simetris kanan kiri

Warna dan bentuk rambut : Hitam dan ikal

: Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat melihat dengan sebelah : Tidak ada : Simetris : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : dapat membedakan bau-bauan. : Normal : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Baik : Tidak ada : Normal : Normal : Kotor : Lengkap dan tidak ada karies : Tidak membesar : Tidak ada : Tidak ada : Kurang : Tidak ada bau khas : Dapat merasakan manis, asam, : Baik : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar tiroid Vena jugularis Kekakuan Thorax : Bentuk rongga Bunyi napas Irama pernapasan Bunyi jantung Nyeri dada Produksi sputum Abdomen : Bentuk Hepar Lien Ginjal Nyeri tekan Bising usus Neurologi : () Memori saat ini saat ini Memori masa lalu yang lain Perineum dan genetalia : Kebersihan Peradangan Haemoroid Perdarahan Alat genetalia Ekstremitas atas : Bentuk dan kekuatan Rentang gerak Reflek Ekstremitas bawah : Bentuk dan kekuatan Rentang gerak Reflek Eliminasi : Pola BAB lunak. Kesadaran Status orientasi

: Tidak membesar : Tidak ada peningkatan : Tidak ada : Simetris : Bronchial : Tidak teratur : Normal lup-lup : Nyeri pada dada sebelah kiri : Tidak ada : Baik : Tidak ada pembesaran : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada : Normal 12x/i : Compos Mentis : Waktu (), tempat (), orang : Pasien masih ingat memori : Pasien masih ingat memori : Bersih : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Bersih : Simetris dan lemah : Terbatas : Baik : Simetris dan lemah : Terbatas : Baik : 2 kali dengan konsistensi feses

Riwayat perdarahan Pola BAK kali BAK Jumlah urin Retensi urin Karakter urin Integument : Warna Integritas sebelah kiri Kelainan pada kulit payudara sebelah kiri.

: Tidak ada : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1 : 1500cc : Tidak mengalami retensi urin : Kuning jernih : Sawo matang : Jelek disekitar payudara : Mengalami ulkus disekitar

XI. Data Penunjang Lain 1. Pemeriksaan Laboratorium Hb : 9,1 gr/dl Albumin : 2,08 gr/dl 2. Pada foto thorax : bentuk normal/tidak tampak kelainan. 3. USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu. 4. Pemberian terapi : Antibiotic (amoxin) Anti ulsecaria/cimelidin Sulfas ferosus Vit C Vitamin : A, D, E, B6 Antacid Inj. RL 5/5 D5% 3x500mg 3x500mg 2x1 2x2 Anti analgetik (as. Mefenamat) 3x500mg

ANALISA DATA No. 1. DS Symptom : Pasien tidak mengatakan dan muntah. DO : Pasien tampak lemah. Diet yang disajikan 2. habis porsi BB sebelum sakit 65 kg BB setelah sakit 58 kg DS nyeri 3. bagian DO : : Pasien diseluruh payudara Payudara Kerusakan permukaan kulit/jaringan disekitar Kerusakan integritas kulit Ulkus pada permukaan payudara mengatakan merasa Nyeri Etiologi Penurunan massa otot dan penurunan BB Problem Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

nafsu makan, mual,

sebelah kiri. sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan 4. pecah.

Mengalami yang meluas Skala (sedang) DS : nyeri

ulkus 5-6

payudara kiri Takut dan koping tidak

Pasien

Ancaman perubahan pada status kesehatan

efektif

mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau sedap. DO : Tampak ulkus yang disekitar Integritas disekitar sebelah kiri. kulit payudara meluas payudara yang tidak

sebelah kiri jelek DS : Pasien takut dalam

mengatakan mengahadapi perubahan tubuhnya.

DO : Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH 1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak meringis kesakitan, payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah. Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang). 2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa otot dan penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah, pasien tampak lemah. Diet yang disajikan habis porsi, BB sebelum sakit 65 kg, BB setelah sakit 58 kg.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan disekitar payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integritas kulit disekitar payudara sebelah kiri jelek. 4. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya. Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : CA MAMMAE DIRUANG DI RUANG RINDU B2 (BEDAH) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Dx Medis : Ca Mammae Nama Klien Ruang N o Tg l Diagnos a Kepera watan 1. 01 Jul i 20 10 KH : Nyeri berkurang/ hilang. Dx I Rasa nyeri1) Tentuka Informasi teratasi. n riwayat nyeri lokasi, frekuens intensita s. memberi data : untuk mengevaluas i eefektifan intervensi. 09. 2) Evaluasi terapi han, radiasi, kemoter api. 3) Beri tindakan nan : Ketidaknya tentang luas adalah umum tergantung pada proseduryan g digunakan. an relaksasi 10. 00 pembeda manan 00 08. 30 dasar 08. Menentukan S : 00 riwayat nyeri : lokasi di sekitar payudara sebelah kiri, frekuensi setiap melakukan pergerakan, durasi intensitas selama pergerakan. si terapi : pembedahan perencanaan , radiasi tidak ada benjolan. Pasien mengata kan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. O: Pasien tampak meringis , payudara kiri tampak memben gkak : : Ny. R Rindu B2 (bedah) Tujuan Interven si Rasional Ja m Implementas i Evaluasi (SOAP)

i, durasi kebutuhan/k

Mengevalua kesakitan

masih dalam sebelah

kenyama Meningkatk

dasar gosokka n punggun g dan aktivitas hiburan).

dan memfokuska n perhatian. 11.

Memberi tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dengan

melebihi yang kanan dan lama kelamaa n pecah. Mengala mi ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang). A: Masalah belum teratasi. P: Intervens i dilanjutk an. Tentuka n riwayat nyeri :

(reposisi, membantu kembali 30

Memungkin 4) Dorong penggun aan keteram pilan en nyeri. kan untuk berpartisipas i secara aktif dan n kontrol. 5) Evaluasi Tujuannya penghila 2. 01 Jul i 20 10 KH : - Diet yang disajikan habis 1 porsi. - BB tidak menurun (meningkat sesuai TB). Kolabor asi : 6) Nilai aturan obat sesuai indikasi. Membantu mempercepa t mengurangi rasa nyeri. 09. 30 09. 15 Dx II Kebutuhan nutrisi terpenuhi. ngan nyeri. adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minim pada aksila. rasa 30 pasien 12. 00

aktifitas hiburan) : posisi semifowler, massasse punggung, mendengark an musik. 12. Mendorong penggunaan keterampila n manajemen nyeri : relaksasi (napas dalam). si penghilanga n nyeri : nyeri disekitar payudara sebelah kiri.

manajem meningkatka

Mengevalua lokasi, frekuensi , . Evaluasi terapi han, radiasi, : pembeda durasi intensitas

Mengidentif ikasi 1) Pantau masukan setiap hari. 2) Ukur BB dan ketebala n lipatan kulit trisep. kekuatan/def isiensi Membantu dalam identifikasi malnutrisi proteinkalori, khususnya bila kurang normal. 3) Dorong Kebutuhan pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong penggun aan supleme porsi sedang. jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangk an sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam nkan kalori protein dan 15 produk 10. 30 BB dari 10. 00 -

Menilai aturan obat sesuai indikasi : Antibiotic (amoxin 3x500mg) Analgetik (as. Mefenamat 3x500mg) Memantau masukan makanan setiap hari : 1000 kkal. Mengukur BB dan ketebalan lipatan kulit trisep : BB sebelum sakit 65kg, BB setelah 11. Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong

kemotera pi. Beri tindakan kenyama nan dasar (reposisi, gosokka n punggun g dan aktivitas hiburan). Dorong penggun aan keteramp ilan manajem en nyeri. Evaluasi penghila ngan nyeri. asi.

makanan nutrisi.

sakit 58kg. Kolabor

S: Pasien mengata kan tidak nafsu makan,

n dengan mempertaha kecil dan masukan

4) Nilai diet sebelum nya dan segera setelah an. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah

adekuat. Keefektifan penilaian diet dalam an mual sangat 12. 30 individual

penggunaan suplemen kecil dan sedang : diet MB dan konsumsi Vit C 2x2.

mual, dan O: Pasien tampak lemah. yang disajikan habis

dengan porsi muntah.

pengobat menghilangk pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombi nasi terbaik. mencegah mual 5) Kontrol factor lingkung an. muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabka n penurunan 3. Dx III Integritas kulit kembali normal. 01 Jul i 20 10 KH : - Ulkus tidak - Tidak 6) Dorong aan membesar. nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatka n ansietas. menimbulka penggun Untuk 01. 15 13. 00

telur 3 butir, - Diet

Menilai diet dan segera setelah sebelum pengobatan diet yang disajikan habis porsi, setelah peng obatan : diet yang disajikan habis porsi. Mengontrol factor lingkungan : ruangan bersih dan suasana tenang.

porsi, sebelum sakit 65 BB setelah sakit 58 kg. A: Masalah belum teratasi. P: Intervens i dilanjutk an. Pantau masukan makanan setiap hari. Ukur BB

sebelumnya - BB

makan. Dapat

pengobatan : kg dan

menimbulk an bau yang tidak sedap.

teknik relaksasi , latihan sedang sebelum makan.

perasaan

dan ketebala n lipatan kulit trisep. 09. 00 Mendorong Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong penggun aan supleme n dengan porsi kecil dan Meninjau sedang. pemeriksaan Nilai laboratorium diet sesuai indikasi jumlah Hb : 9,1 gr/dl dan albumin : 2,08 gr/dl. Memberi obat sesuai sebelum nya dan segera setelah pengobat an. Berikan cairan 1 jam 00

ingin makan/ membangkit kan makan. selera

Kolabor Membantu asi : 7) Tinjau aan ium sesuai indikasi Hb dan mengidentifi kasi angan nutrisi dan derajat

penggunaan teknik relaksasi, latihan sedang sebelum makan : menarik napas dalam sambil membayang kan sesuatu yang indah. 30

pemeriks ketidakseimb laborator biokimia/mal mempengaru hi intervensi 09. diet. bekerja 8) Beri obat sesuai indikasi. untuk mempengaru hi stimulasi pusat muntah dan 10. kemoresptur. - Mencegah kekurangan karena penurunan abserpsi 4. Dx IV vitamin larut dalam lemak.

albumin. - Antimetik

Takut hilang dan koping 01 Jul i 20 10 KH : - Klien dapat mengerti tentang penyakit. tidak efektif berkurang. 1) Anjurka n nakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut, anjurkan untuk tidak

Meminima 10. lkan iritasi 15 lambung dan mengurangi resiko ulserasi mukosa. sensitive selama pengobatan dan setelahnya.

indikasi : Fenotiazin, zin, antidopamin ergik metoklorpa mid. Vitamin Antacid.

sebelum atau 1 setelah makan. factor lingkung : an. penggun aan teknik relaksasi , latihan sedang : Kontrol

proklompera jam

menggu Kulit sangat

A, D, E, B6. Dorong

09. 00 Menganjurk an an obat n

sebelum makan. Beri antimetik pada pakaian regular selama area dan setelah pemberia antineopl asma dan jika sesuai. keefektif a

memakai bra jika Mengencerk menimb ulkan tekanan. 2) Cuci kulit dengan segera bila agen antineop Penggantian lastik tercecer pada kulit balutan atau perawatan kulit untuk menghindari menurunkan risiko iritasi 09. kulit/luka bakar kimia. 45

menggunaka jadwal lembut dan sebelum/ longgar pada tersebut, menganjurk an tidak memakai bra

untuk n agen

menimbulka Evaluasi n tekanan.

yang tidak gi. 3) Ganti balutan/ beri n

kerusakan lebih mempertaha nkan bersih meningkatka area 10.

antimetik . Kolabor bila kulit dengan asi. segera agen antineoplasti k pada yang 00 tercecer kulit tidak

terlindun lanjut/infeksi 15 Mencuci

perawata n pada penyembuha n dan kenyamanan. 11. u penyembuha n dapat memperlamb at 4) Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka. karena perubahan disebabkan oleh kanker. dimana kulit yang serta indikasi.

terlindungi : memakai sabun air. Mengganti balutan/ member perawatan pada serta indikasi : di seluruh bagian payudara sebelah kiri di ganti S: Pasien mengata kan Mengawasi semua daerah sisi ulkus balutannya. kulit yang terkena dan

terkena Menggangg

Hal kan untuk

ini pasien

memberdaya

mengerahka n respons koping.

untuk tanda mengelu atau infeksi arkan

luka 1) Mulai lakukan Pilihanpersiapa n emosion (dan pasanga nnya). pilihan yang meningkat dan hasil secara statistic maupun secara 2) Informa sikan pasien tentang riset terakhir dan modalita s an terbaru kosmetik sangat mengurangi ketakutan dan meningkatka n penerimaan rencana Ketakutan akan Mulai melakukan persiapan emosional baik peningkatan disekitar payudara sebelah kiri.

: bau yang tidak O: Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integrit as kulit disekitar payudara sebelah

edema nyeri sedap.

al pasien perbaikan

pasien (dan kiri suaminya) : jelek. segera setelah an A: ia Masalah

pengobat pengobatan.

diinformasik belum tentang teratasi. P: Intervens i dilanjutk an. diagnose tentative. Menginfor masikan pasien

mengena ketidaktahua i kanker n menurun. payudara .

tentang riset Anjurka 3) Uraikan pengala Informasi manpengala man tentang prostetik baru, terakhir dan n modalitas pengobatan terbaru mengenai menggun akan pakaian lembut

yang akan dialami pasien untuk mengaju kan pertanya an. 4) Lengka dengan sumbersumber yang tersedia untuk memfasi litasi penyemb uhan.

spesialis rekonstruksi, dan sumbersumber lainnya menguatkan bahwa perhatian yang telah pada metode pengobatan terbaru untuk kanker payudara. besar

kanker payudara kemoterapi, mastektomi.

dan : longgar pada area tersebut, anjurkan untuk

Menguraika n pengalaman yang dialami mengajukan pertanyaan.

tidak memakai menimbu tekanan. kulit dengan segera bila agen

pengalaman- bra jika akan lkan

pi pasien diberikan

pasien untuk Cuci

Melengkapi pasien dengan sumbertersedia untuk i n.

antineopl astik tercecer pada yang tidak gi. balutan/b eri perawata n kulit yang terkena pada

sumber yang kulit

memfasilitas terlindun penyembuha Ganti

serta indikasi. Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka.

S: Pasien mengata kan takut mengaha dapi perubaha n dalam tubuhnya . O: Pasien tampak gemetar, ketakuta n, A: Masalah belum teratasi. P: Intervens dan gelisah.

i dilanjutk an. Mulai lakukan persiapa n emosion al pasien (dan pasangan nya). Informas ikan pasien tentang riset terakhir dan modalita s pengobat an terbaru mengena i kanker payudara . Uraikan pengala manpengala man yang akan

dialami pasien untuk mengaju kan pertanya an. Lengkap i pasien dengan sumbersumber yang tersedia untuk memfasil itasi penyemb uhan.

CATATAN PERKEMBANGAN I No 1. Tgl 02 Juli 2010 Dx Dx I Jam Implementasi pasien S : Evaluasi (SOAP)

08.00 Mengajari

mengurangi nyeri dengan Pasien masih merasakan menarik napas dalam dan nyeri di bagian payudara mengeluarkan pelan napas sebelah kiri. dalam melalui mulut. 08.15 Menganjurkan O: pasien Klien cooperative dengan distraksi yang

untuk berimajinasi dengan teknik tidak memfokuskan pikiran diajarkan. dengan rasa nyeri. A:

08.30 Menjelaskan pada pasien Masalah belum teratasi. bahwa jika pasien masih P : mampu mentoleransi Intervensi dilanjutkan. nyerinya maka tidak perlu diberikan obat pada nyeri karena akan menimbulkan adikasi. 2. 02 Juli 2010 Dx II 09.00 Memantau makanan setiap S : hari. 09.30 Mengukur setiap hari. BB Pasien mengatakan tidak pasien nafsu makan. O:

09.45 Menjelaskan pada pasien Diet yang disajikan habis bahwa perlu makanan yang porsi. tinggi kalori, kaya nutrisi A : dengan adekuat. 10.00 Menganjurkan sering. 3. 02 Juli 2010 Dx III 11.00 Menganjurkan 11.30 Mengeringkan pasien S : Pasien mengatakan luka daerah mengeluarkan bau tidak makan porsi kecil tetapi masukan cairan Masalah belum teratasi. P: pasien Intervensi dilanjutkan.

mamakai pakaian longgar

sekitar luka.

sedap. yang makin

11.45 Menjelaskan kepada pasien O : bahwa daerah luka tidak Ulkus boleh digaruk. hari. membesar. Masalah belum teratasi. P: Intervensi dilanjutkan. 4. 02 Juli 2010 Dx IV 12.30 Menganjurkan Memberi Memberi pasien. kepada S : Pasien O: Pasien A: tampak gemetar, sering bertanya penjelasan tentang penyakitnya. 12.00 Mengganti balutan setiap A :

pasien agar selalu berdoa. tentang penyakitnya.

semangat/motivasi kepada ketakutan, dan gelisah. Mengatakan pada pasien Masalah belum teratasi. bahwa bukan ia saja yang P : mengalami tersebut, tetapi penyakit Intervensi dilanjutkan. masih

banyak wanita lain.

CATATAN PERKEMBANGAN II No 1. Tgl 03 Juli 2010 Dx Dx I Jam Implementasi S: pasien Pasien mengatakan nyeri yang asam berkurang. O: Pasien tidak meringis lagi. A: dialaminya posisi Evaluasi (SOAP)

08.00 Menilai skala nyeri. 08.30 Mengatur senyaman mungkin. 09.00 Memberikan mefemanat 500mg oral.

Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan. 2. 03 Juli 2010 Dx II 09.15 Menjelaskan kepada pasien dan nutrisi. 09.30 Menganjurkan memberi keluarga manfaat S : Pasien mengeluh kurang keluarga nafsu makan. makanan O :

tambahan dari luar, mis : Diet yang disajikan habis susu, daging yang sesuai porsi. indikasi. 09.45 Menganjurkan keluarga mulut. 10.00 Menganjurkan keluarga makanan selingan. 11.00 Observasi porsi makanan yang disajikan. 3. 03 Juli 2010 Dx III 11.30 Menganjurkan ada kancing depan. 11.45 Menganjurkan lembut. kepada Pasien mengatakan bau kepada memberikan A: kepada Masalah belum teratasi. supaya P :

memperhatikan kebersihan Intervensi dilanjutkan.

pasien memakai baju yang S : kepada tidak sedapnya berkurang. Ulkus tidak basah. A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

pasien memakai baju yang O :

4.

03 Juli 2010

Dx IV

12.00 Mengajak bicara pasien. 12.15 Memberi semangat bahwa S : pasien akan sembuh. Pasien bertanya tidak sering tentang

penyakitnya. O: Pasien A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan. tidak gemetar, ketakutan, dan gelisah lagi.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dan penyusun sehingga permasalahan-permasalahan dapat ditemukan. Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana mereka diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan dilakukan pasien. Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang baik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Pada pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah pasien Ca Mammae didasarkan atas rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Evaluasi pada pasien Ca Mammae sebagian masalah dapat teratasi.

4.2 Saran

untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ca Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan perkembangan dari klien dan melanjutkan tindakan keperawatan.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal yang terbuka antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim kesehatan lainnya, sehingga terjalin kerjasama dalam peningkatan mutu keperwatan.
Diposkan oleh VianD di 21.28 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Reaksi:

Tidak ada komentar: Poskan Komentar


Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Ada kesalahan di dalam gadget ini
Pengikut Mengenai Saya

VianD Nama sya NOfian Arfiandinata anak ke-3 dari 4 saudara, kulyah STIKES MATARAM angkatan 2007 jurusan S1 keperawatan Lihat profil lengkapku Ada kesalahan di dalam gadget ini
Entri Populer

ASUHAN DALAM PROSES KEPERAWATAN DENGAN MASALAH MOBILISASI DAN BODY ALIGMENT Konsep keseimbangan body alignment (postur tubuh) Body alignment merupakan susunan geometri dari bagian bagian tubuh yang ber... LAPORAN KASUS CA MAME (KANKER PAYUDARA)

Ada kesalahan di dalam gadget ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Identitas keseluruhan... LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek yang penting dalam keluarga adalah anggota keluarga. Keluarga merupakan... SOAP ANC ASUHAN KEBIDANAN PADA NY R DI PUSKESMAS TANJUNG KARANG TANGGAL 06 DESEMBER 2008 A. ANTENATAL CARE (ANC) 1. ... PENAPISAN IBU BERSALIN APABILA DIDAPATI SALAH SATU ATAU LEBIH PENYULIT SEPERTI BERIKUT DIBAWAH INI PASIEN HARUS DIRUJUK : NO PENYULIT YA ... ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK K DENGAN IBU RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK K DENGAN IBU RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN DI BTN KEKALIK MATARAM I. ID... PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK (ANAMNESA,PEMERIKSAAN FISIK, PENUNJANG, DIAGNOSA) PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK I. Anamnesa II. Pemeriksaan fisik ...

PENATALAKSANAAN PASIEN KOMA KETOASIDOSIS DIABETIK PENATALAKSANAAN PASIEN KOMA KETOASIDOSIS DIABETIK Kirimkan segera ke UGD untuk rawat intensif Terapi harus dimulai dengan segera... SATUAN ACARA PENYULUHAN STROKE SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. TOPIK PENYULUHAN : Gangguan Sistem Neurologis 2. POKOK BAHASAN ... I. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK LANDASAN TEORI I. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anak memiliki suatu ...
Cari Blog Ini Memuat...

Template Simple. Gambar template oleh ranplett. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai