Jur Ding
Jur Ding
SEVERE AND UNCONTROLLED ADULT ASTHMA IS ASSOCIATED WITH VITAMIN D INSUFFICIENCY AND DEFICIENCY
Stephanie Korn, Maisa Hubner, Matthias Jung, Maria Blettner and Rolland Buhl
Licensee Biomed Central Germany Received: 30 November 2012 Accepted: 19 February 2013 Published: 22 February 2013
Latar Belakang
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang paling umum di seluruh dunia. Pada kebanyakan pasien, kondisi asma dikontrol berdasakan guidelines yang diharapkan dapat mencapai terapi maintenance yang optimal. Pada kenyataannya, pasien dengan asma persisten berat memiliki risiko eksaserbasi berat yang meningkat serta asthma-related mortality.
Latar Belakang
Vitamin D memiliki peranan penting terhadap sistem imun tubuh yang berhubungan dengan pencegahan primer asma, menurunkan risiko kematian akibat asma dan modulasi keparahan eksaserbasi asma. Pada epitel saluran napas memiliki kadar tinggi enzim yang dapat mengubah 25-OH-vitamin D menjadi bentuk aktifnya 1,25-OH-vitamin D. Bentuk aktifnya ini yang memiliki respon menurukan inflamasi pada saluran napas. Rendahnya kadar vitamin D berhubungan dengan peningkatan respon TNF alpha dan sitokin yang berkaitan dengan respon inflamasi pada kondisi asma.
Data penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kadar 25(OH)D yang rendah pada pasien asma persisten ringan dan sedang berhubungan dengan asma kontrol yang buruk, penurunan fungsi paru, penurunan respon glukokortikoid, peningkatan frekuensi eksaserbasi dan meningkatkan frekuensi penggunaan steroid. Belum ada penelitian yang menganalisis tentang peranan kadar vitamin D dengan derajat keparahan asma dan kondisi asma terkontrol
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi insufisiensi dan defisiensi vitamin D pada pasien asma dewasa dan dikaitkan dengan derajat keparahan asma dan kondisi asma terkontrol dengan fokus penelitian pada pasien dengan asma berat berat dan tidak terkontrol
Metode
Parameter klinik dari asma dan konsentrasi serum 25-hydroxyvitamin D / 25(OH)D dievaluasi pada 280 pasien asma dewasa. Pasien asma dewasa adalah pasien yang telah didiagnosis asma oleh dokter sebelumnya, usia >= 18 tahun dan ras kaukasia. Sampel darah diambil pada pagi hari sekitar jam 8-10 pagi untuk mengetahui kadar 25(OH)D.
Klasifikasi kadar vitamin D: Sufisiensi (>= 30ng/ml) Insufisiensi (20-<30 ng/ml) Defisiensi (<20 ng/ml) Untuk menyederhanakannya, pasien dikelompokan menjadi sufisiensi ( >=30 ng/ml) dan insufiensi (0-<30 ng/ml)
Klasifikasi
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis
Derajat Asma
I. Intermiten
Gejala
Bulanan
Gejala Malam
- 2x sebulan
Faal Paru
- APE 80%
- VEP1 80% prediksi - APE 80% nilai terbaik - Variabiliti APE < 20%
APE > 80%
- > 2x sebulan
- VEP1 80% prediksi - APE 80% nilai terbaik - Variabiliti APE < 20 30 %
Klasifikasi
Derajat Asma
III. Persiten sedang
Gejala
Harian - Gejala setiap hari - Serangan mengganggu aktiviti dan tidur - Membutuhkan bronkodilator setiap hari
Gejala Malam
Faal Paru
APE 60 80 %
> 1x/seminggu
APE 60% - VEP1 60% nilai pred - APE 60% nilai terbaik - Variabiliti APE > 30%
Klasifikasi
Characteristic Daytime symptoms Limitation of activities Controlled None (twice or less/week) None Partly Controlled More than twice/week Any Uncontrolled Three or more features of partly controlled asthma
Nocturnal symptoms/awakening
Need for reliever /rescue treatment Lung function (FEV1)
None
None (twice or less/week) normal
Any
More than twice/week <80% predicted
Hasil
Konsentrasi 25(OH)D pada pasien asma dewasa rendah (25,6 ng/ml) serta terdapat kondisi defisiensi dan insufisiensi vitamin D (67%) Kadar 25(OH)D berhubungan dengan keparahan asma (intermiten: 31,1 ng/ml, mild: 27,3 ng/ml, moderate: 26,5 dan severe 24,0 ng/ml) dan keadaan asma terkontrol (controlled: 29,5 ng/ml, partly controlled: 25,9 ng/ml, uncontrolled: 24,2 ng/ml. Sekitar 75% pasien dengan asma berat dan tidak terkontrol memiliki kadar vitamin D <=30 ng/dl
Prevalensi insufisiensi dan defisiensi vitamin D secara signifikan terjadi pada pasien dengan asma berat dan tidak terkontrol Kondisi insufisiensi dan defisiensi vitamin D berhubungan dengan rendahnya nilai FEV1, meningkatnya jumlah eosinofil pada sputum dan BMI yang tinggi
Kesimpulan
Kadar 25(OH)D <30ng/ml ditemukan pada pasien asma dewasa dan lebih sering ditemukan pada pasien dewasa dengan asma berat dan tidak terkontrol. Hal ini mendukung hipotesis bahwa tingginya kadar vitamin D efektif dalam usaha pencegahan dan terapi pada asma
SUWUN NGGIH