1. Terapi Medis
Terapi medis untuk retinopati prematuritas (ROP) terdiri dari screening oftalmologis terhadap bayi-bayi yang memiliki faktor risiko. Saat ini, belum ada standar terapi medis yang baku untuk ROP. Penelitian terus dilakukan untuk memeriksa potensi penggunaan obat antineo askularisasi intra itreal, seperti be a!i"umab (# astin). Obat-obatan ini sudah pernah berhasil digunakan pada pasien dengan penyakit neo askularisasi bentuk yang lain, seperti retinopati diabetik. Terapi lainnya yang pernah di!oba dapat berupa mempertahankan le el insulinlike growth factor ($%&-') dan omega-3polyunsaturated fatty acids (P(&#s) dalam kadar normal pada retina yang sedang berkembang, seperti diusulkan oleh )hen and Smith. Meskipun terapi oksigen telah dinyatakan sebagai faktor penyebab utama ROP, banyak ahli per!aya bah*a memaksimalkan saturasi oksigen pada penderita ROP dapat merangsang regresi dari penyakit ini. +amun, sebuah studi multisenter yang dikenal sebagai STOP-ROP ( Supplemental Therapeutic Oxygen for Prethreshold Retinopathy Of Prematurity ), menemukan bah*a tidak ada perubahan yang signifikan yang ter,adi dengan mempertahankan saturasi oksigen diatas -./. +amun, saturasi oksigen yang lebih tinggi ,uga tidak memperparah penyakit itu sendiri.
2. Terapi 0edah a. Terapi bedah ablatif (Ablati e surgery) - 1ilakukan apabila terdapat tanda kega*atan - Terapi ablatif saat ini terdiri dari krioterapi atau terapi laser untuk
menghan!urkan area retina yang a askular - 0iasanya dilakukan pada usia gestasi 23-45 minggu - #pabila ROP terus memburuk, mungkin dibutuhkan lebih dari satu tindakan b. 6rioterapi 6rioterapi merupakan terapi utama ROP se,ak era '-35an. Prosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun topikal. 6arena tingkat stress prosedur yang !ukup tinggi, maka mungkin dibutuhkan bantuan entilator setelah prosedur ini selesai. 6omplikasi yang paling umum ter,adi adalah perdarahan intraokuler, hematom kon,un!ti a, laserasi kon,un!ti a, dan bradikardia. c. Terapi 0edah 7aser Saat ini, terapi laser lebih disukai daripada krioterapi karena dipertimbangkan lebih efektif untuk mengobati penyakit pada "ona ' dan ,uga menghasilkan reaksi inflamasi yang lebih ringan. &otokoagulasi dengan laser tampaknya menghasilkan outcome yang kurang-lebih sama dengan krioterapi dalam masa 3 tahun setelah terapi. Sebagai tambahan, dalam data-data mengenai keta,aman isus dan kelainan refraksi, terapi
laser tampaknya lebih menguntungkan dibandingkan krioterapi, dan ,uga telah dibuktikan bah*a terapi laser lebih mudah dilakukan dan lebih bisa ditoleransi oleh bayi. +amun, krioterapi masih merupakan terapi pilihan apabila penglihatan retina terbatas oleh opasitas medianya.
6omplikasi
6omplikasi ,angka pan,ang dari ROP antara lain adalah miopia, ambliopia, strabismus, nistagmus, katarak, ruptur retina, dan ablasio retina. 8ander een et al meneliti bah*a strabismus pada penyakit ini dapat membaik pada usia - bulan.9
Prognosis
Prognosis ROP ditentukan berdasarkan "ona penyakit dan stadiumnya. Pada pasien yang tidak mengalami perburukan dari stadium $ atau $$ memiliki prognosis yang baik dibandingkan pasien dengan penyakit pada "ona ' posterior atau stadium $$$, $8, dan 8.: