Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DI PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA TEGAL

Oleh : THENDY SEPTIAN NIM. A2D009045

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Semarang, 15 Maret 2013

Yth. Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Dengan hormat,

Berkaitan dengan penyusunan skripsi sebagai syarat mencapai gelar sarjana program strata satu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, maka saya:

Nama NIM Jurusan SKS Kumulatif IPK

: Thendy Septian : A2D009045 : S1 Ilmu Perpustakaan : 138 : 2.98

Mengusulkan judul skripsi EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DI PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA TEGAL. Atas perhatian dan kebijaksanaan Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Mengetahui,

Hormat saya,

Drs. Jumino, M.Lib NIP.196207031990011001

Thendy Septian NIM. A2D009045

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

1. Judul : Efektivitas layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal 2. Nama : Thendy Septian 3. NIM : A2D009045

4. Diserahkan kepada Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan bulan Maret 2013 ___________________________________________________________________________ 5. Aspek yang dinilai a. Objek dan subjek penelitian b. Latar belakang masalah c. Metode, teknik dan data d. Teknik penulisan Nilai A A A A B B B B C C C C D D D D

___________________________________________________________________________ 6. Rekomendasi pemeriksaan

7. Dosen pembimbing ___________________________________________________________________________ 8. Keterangan ___________________________________________________________________________

Semarang, 15 Maret 2013 Ka. Jurusan Ilmu Perpustakaan

Dra. Sri Ati, M. Si 195305021979012001

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka baik buku-buku ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai informasi. Perpustakaan saat ini, tidak lagi hanya menjadi tempat menyimpan dan mencari buku, tetapi lebih dari itu yaitu menjadi sumber/tempat mencari informasi. Berbagai informasi dapat ditemukan di perpustakaan., dari informasi yang bersifat ilmiah, informasi yang berkaitan dengan sejarah, hingga informasi yang bersifat populer. Tentunya pencarian informasi tersebut tergantung jenis perpustakaannya. Perpustakaan yang menyediakan informasi dan memberikan layanan kepada pemustaka dari seluruh lapisan masyarakat adalah perpustakaan umum. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 6, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosialekonomi. Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis, serta mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Salah satu perpustakaan umum adalah Perpustakaan Daerah Kota Tegal. Perpustakaan Daerah Kota Tegal memiliki layanan perpustakaan keliling, dimana layanan tersebut didukung oleh dua unit mobil untuk dapat menjangkau berbagai lokasi yang ada di Kota Tegal. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui seberapa efektif layanan perpustakaan keliling di perpustakaan daerah kota tegal. Alasan pemilihan layanan perpustakaan keliling sebagai objek penelitian

adalah karena Perpustakaan Daerah Kota Tegal memiliki layanan perpustakaan keliling yang cukup mutakhir dari segi sarana dan prasarananya, namun masih kurang menjangkau berbagai tempat dan lapisan masyarakat. Oleh karena itu, penulis coba melakukan penelitian mengenai Efektifitas Layanan Perpustakaan Keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah seberapa efektif layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal.

1.3.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan Daerah Kota Tegal.

1.4.Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal.

1.5.Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan wawasan tentang layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal. 2. Memperdalam pengetahuan tentang sistematika layanan perpustakaan keliling.

1.6.Batasan Istilah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka perlu ada penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan berikut ini:

Efektivitas

: suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai.

Perpustakaan keliling : bagian perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air), secara umum perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum (menetap) (Sulistyo-Basuki, 1991:48).

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1.

Perpustakaan Umum

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 6, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosialekonomi. Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis, serta mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

2.2.

Perpustakaan Keliling

Sedangkan perpustakaan keliling adalah bagian perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air), secara umum perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum (menetap) (Sulistyo-Basuki, 1991:48). Perpustakaan keliling ini mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan umum yang biasanya berada di pusat kota kabupaten atau kotamadya. Dengan adanya perpustakaan keliling ini memungkinkan penduduk yang tinggal jauh dari perpustakaan umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang diwujudkan dalam bentuk mobil unit sehingga dapat dipindah-pindahkan ketempat tertentu agar pemakaian perpustakaan ini menjadi luas. Dalam melaksanakan kegiatannya melayani masyarakat penggunanya perpustakaan keliling mneggunakan mobil yang berfungsi sebagai perpustakaan umum, sehingga dapat berpindah-pindah tempat untuk menjangkau pemakainya. Mobil perpustakaan keliling merupakan perpustakaan umum yang melaksanakan layanan kepada masyarakat secara berpindah-pindah sesuai ketentuan yang direncanakan dan ditentukan. Secara operasional perpustakaan mobil keliling memberikan layanan kepada kelompok masyarakat yang karena sesuatu hal, tidak dapat menjangkau perpustakaan umum. (Dewanto, 1987:4)

Tujuan perpustakaan keliling adalah mengusahakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat membaca dan memperoleh informasi (pengetahuan), sehingga dengan membaca dan mendapat informasi itu masyarakat akan menjadi masyarakat yang cerdas, mantap dan penuh kreasi. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987:4 dalam Kurnia Utami 1999) Sasaran pelayanan perpustakaan keliling pada intinya adalah mengupayakan adanya titik temu antar pemakai dengan sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan, yaitu bahan pustaka yang tersedia dapat memberi arti dan bantuan yang maksimal hingga dapat mengundang masyarakat maupun individu untuk memanfaatkannya. Pelayanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat demokratis (Mudjito, 1992:20). Hal ini disebabkan perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi, pendidikan, kepercayaan, maupun status-status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas memanfaatkan jasa perpustakaan keliling. Walaupun demikian, pada setiap kujungan perpustakaan keliling dapat mengkhususkan pada pemakai tertentu, misalnya anak prasekolah, anak sekolah, ibu rumah tangga atau kelompok tertentu (misalnya panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, lokalisasi, dan lain-lain), tergantung pada jadwal pos dan sistem layanan yang diberikan. (Mudjito, 1992:222) Kelebihan perpustakaan keliling dibandingkan dengan layanan ekstensi lain dari perpustakaan umum adalah: Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah-pindah. Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih informal. Menyediakan pergantian koleksi secara tetap. Memungkinkan pemakai menerima layanan profesional dari perpustakaan wilayahnya. Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu kelihatan berkeliling di masyarakat (The Australian Librarians Manual, 1982:592)

2.3.

Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling dalam menjalankan tugasnya dapat berfungsi sebagai berikut: Agen Perpustakaan Perpustakaan permanent sangat terbatas jumlahnya, sehingga masih banyak masyarakat yang belum menikmati pelayanan perpustakaan. Perpustakaan keliling merupakan salah satu cara untuk memperluas pelayanan perpustakaan. Maksudnya, perpustakaan keliling berfungsi sebagai agen atau wakil dari perpustakaan permanen dalam melayani kebutuhan membaca masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan permanen. Sebagai Alat Transportasi (delivery Van) Perpustakaan keliling dapat pula berfungsi sebagai alat transportasi buku-buku dari perpustakaan pusat ke perpustakaan cabang. Di sini perpustakaan keliling tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan itu kendaraan yang digunakan di rancang khusus sebagai sarana pengangkutan koleksi yang dilengkapi dengan kotak-kotak atau peti buku, dan tidak menyediakan fasilitas untuk pelayanan. Sebagai Alat Promosi Koleksi Perpustakaan (Exhibition Van) Fungsi lain dari perpustakaan keliling adalah untuk mempromosikan koleksi baru yang dimiliki perpustakaan pusat. Perpustakaan keliling ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat pembaca tentang koleksi (baru) tersebut. Diharapkan usaha ini dapat memancing minat masyarakat untuk mendatangi perpustakaan pusat.

Sedangkan menurut buku Panduan Penyelenggaraan perpustakaan keliling dalam Amriana (1999) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut : Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum dapat didirikan perpustakaan karena belum ada dana yang tersedia, Melayani masyarakat yang oleh karena situasi atau kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada dipanti asuhan atau rumah jompo dan lain-lain.

Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan. Memberikan pelayanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap didirikan. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi pelayanan perpustakaan menetap atau perpustakaan umum yang direncanakan untuk dibangun. Sebagai jembatan antara perpustakaan umum Daerah Tingkat II dengan cabangcabangnya. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila karena situasi tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut, misalnya penduduknya terlalu sedikit.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.

Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain penelitian kuantitatif.

Menurut Sulistyo Basuki (2006), penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada hal lebih nyata yang dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiable, berupa memahami yang teliti dengan melakukan pengukuran dalam bentuk, misalnya frekuensi dan intensitas variabel. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2010:68). 3.2. Populasi dan Sempel Untuk mendapatkan hasil penelitian, diperlukan populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti. (Sulistyo-Basuki, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh user yang memanfaatkan layanan perpustakaan keliling. Sedangkan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan obyek yang akan diteliti (Sulistyo-Basuki, 2006). Sedangkan menurut Arikunto (1997), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan penarikan sampel menggunakan prosentase antara 10%, 15%, 20%, dan 25% dari keseluruhan populasi. 3.3. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan data ordinal, menentukan posisi relatif dari objek atau individu menyangkut dengan ciri tertentu tanpa ada implikasi terhadap jarak antara masing masing posisi (Sulistyo-Basuki, 2006). Skala ini dikenal juga sebagai order peringkat atau rank order. Penulis menggunakan Skala Likert, yang berisi pertanyaan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seorang responden terhadap pertanyaan. Skala Likert termasuk jenis

skala karena adanya pembobotan saat menentukan skor, karena jawaban memiliki intensitas yang sama (Bambang, 2011:110-111). Berikut penjelasan Skala Likert yang akan digunakan dalam kuesioner: 1 (4 poin) 2 (3 poin) 3 (2 poin) 4 (1 poin) = Sangat efektif = Efektif = Tidak Efektif = Sangat Tidak Efektif

Untuk mendapatkan data guna kepentingan penelitian dan adanya hasil yang berkualitas, maka ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini, yaitu: a. Data primer, data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan oleh penulis kepada anggota perpustakaan yang diambil sempelnya. b. Data sekunder, data ini digunakan untuk menunjang data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara.

3.4.

Variabel Variabel penelitian adalah konsep yang mempunya lebih dari satu nilai, atau

mempunyai lebih dari satu nilai, kategori, keadaan atau kondisi. Menurut Suryana (1986: 9), variabel dapat dideskripsikan menjadi dua, yaitu variabel tergantung atau dependen dan variabel yang lain yang disebut dengan variabel bebas. Dalam penelitian ini penulis hanya memakai satu variabel, yaitu efektivitas layanan perpustakaan keliling. 3.5. Hipotesis Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Sulistyo-Basuki, 2006:52). Hipotesis dalam penelitian ini bahwa layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal adalah efektif. 3.6. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulan data yang nantinya akan diolah, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik kusioner dan wawancara.

Kegiatan pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih sebagai sampel penelitian. Responden yang penulis ambil adalah pemustaka atau users yang memanfaatkan layanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tegal. Kuesioner adalah pengumpulan data primer dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden untuk memberikan tanggapan sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. (Suliyanto, 2007 : 140). Sedangkan Menurut Sulistyo-Basuki (2006 : 156), koesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang diberikan. Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup di mana jawaban telah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban tersebut, artinya didalam kuesioner tertutup telah disajikan jawaban (SS, S, TS, dan STJ) sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Sebagai pendukung dalam pengumpulan data, penulis juga melakukan wawancara. Wawancara adalah metode tanya jawab dengan objek yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Menurut Suliyanto (2007 : 137), wawancara merupakan teknik pengambilan data di mana penulis langsung berdialog dengan narasumber atau informan untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Bentuk wawancara yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur.

3.7.

Teknik Pengolahan Data Sebelum melakukan analisis data, terdapat langkah-langkah pengolahan data.

Menurut Sudjawo (2009), pengolahan data dibagi menjadi tiga tahapan yaitu editing, coding, dan tabulasi. 1. Editing, mengadakan pemeriksaan atas data yang diperoleh untuk menghindari kekeliruan atau ketidaksesuaian sehingga dapat dilakukan perbaikan.

2. Coding, memberikan kode terhadap jawaban dari kuesioner untuk dikelompokkan dalam kategori yang sama. 3. Tabulasi, menyajikan data dalam bentuk table untuk selanjutnya dianalisa lebih lanjut. 3.8. Analisis Data Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data kuesioner. Untuk mengukur tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling Perpustakaan Daerah Kota Tegal, dilihat dari rata rata (mean) jawaban dari masing masing responden dengan menggunakan rumus prosentase analisa deskriptif kuantitatif sebagai berikut: = Keterangan: P = Prosentase f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden 100

Prosentase dari tiap kategori jawaban: 1. Jumlah reponden dengan kategori sangat tidak efektif Jumlah seluruh responden

2. Jumlah reponden dengan kategori tidak efektif Jumlah seluruh responden

3. Jumlah reponden dengan kategori efektif Jumlah seluruh responden

4. Jumlah reponden dengan kategori sangat efektif Jumlah seluruh responden

Daftar Pustaka Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: FIB-UI. Sulistyo-Basuki.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sudjawo, Basrowi. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandan Maju Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai