Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Materi Teori
Pre UTS 1. Pengenalan Silabus 2. Dasar Kimia Klinik 3. Urine Rutin 4. Urine Rutin ( Kimiawi)/ Kuis 5. Urine Rutin ( Kimiawi Atas Indikasi) 6. Urine Mikroskopis 7. Carik Celup/ kuis Pre UAS 8. Faeces Rutin 9. Faeces Indikasi 10. LCS/kuis 11. Transudat 12. Eksudat/ 13. Analisa sperma 14. Kuis/ pengayaan
Materi Praktikum
Pre UTS 1. Pengenalan alat 2. Urine Makroskopis 3. Urine Kimiawi 4. Urine Indikasi 5. Urine Mikroskopis 7. Carik Celup Pre UAS 1. Faeces rutin 2. Faeces INdikasi 3. LCS 4. Transudat 5. Eksudat 6. Sperma 7. Pengayaan
KIMIA KLINIK
Penelitian penyakit berdasarkan perubahan fisiologi dan susunan kimia Bahan pemeriksaan terdiri dari berbagai cairan tubuh( Urine, Faeces, LCS, dll) Fungsi mengetahui proses penyakit
SEJARAH
Berkembang sejalan dengan Ilmu Kedokteran, Biokimia dan Teknik Kimia Analisa Dasar llmu : Fisologi;Fatologi : Biokimia Fungsi mengetahui proses penyakit - abad 19 - HCl lambung - Glukosa Urine Tes Fehling - Empedu Reaksi asam nitrat - 1847 (Bence Jones) Analisa urine
PERKEMBANGAN
Fase 1: Tahun 1910 Bang, Folin dan Van Slyke kolori metri visual Fase II :Tahun 1927 20 analisa darah (Flame photo meter ( 1 ml darah) Fase III : 1950 Elektroforesis, kromatografi Fase IV Analisa automatis Fase VSistem komputer Fase VISelektivitas dan Frekwensi pemilihan tes
PEMERIKSAAN RUTIN
PEMERIKSAAN PENYARING Jenis pemeriksaan yang dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya Jenis pemeriksaan bisa berbeda sesuai degan kebutuhan suatu RS / Medis
EVALUASI HASIL
Positif Sejati (PS) Pasien mendapat diagnosis yang tepat dengan tes yang relevan bagi penyakitnya Negatif Sejati (NS) Orang tak sakit di diagnosis tepat sebagai orang sehat. Positif Palsu( PP) Orang tak sakit didiagnosis salah sebagai orang sakit. Negatif Palsu (NP)Orang sakit di diagosa salah sebagai orang sehat
NILAI RUJUKAN
Nilai rujukan (Batas normal) ditentukan dari konsep yang telah ada didasarkan dari metodologi dan lingkungan yang berbeda Suatu metode dikatakan tepat jika analisa berulang memberikan hasil yang sama ( hampir sama )
Ia tidak ada
METABOLISME UMUM
Tubuh terdiri dari berbagai komposisi yang dipengaruhi oleh berbagai macam zat. Tubuh terdiri dari berbagai macam cairan baik intra sel maupun extra sel Dalam cairan tersebut (mis: plasma,Urine dll) bisa diperloleh gambaran dari perubahan dinamik dari berbagai komponen
Urine
Urine merupakan cairan yang di ekskresikan oleh ginjal, komponen dan kadar zat zat yang terdapat dalam urine berbeda beda tergantung dari apa yang dimakan dan apa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
PEMERIKSAAN URINE
Memberikan gambaran tentang : - Saluran urogenital - Ginjal - Hati - Saluran empedu - Pancreas - Menafsirkan proses-proses metabolisme - Mengetahui kadar gula pada tiap waktu - (pada pasien DM) - dll
MACAM SAMPEL
Urin pagi Urine rutin / penyaring Urin SewaktuUrin Rutin & Hormon Urin puasaGlukosuria Urin Post Prandial Glukosuria Urin 24 jam Pem Kuantitatif mis Protein Timed specimen ( urin siang 12 jam dl)
WADAH SAMPEL
Terbuat dari gelas Bermulut lebar Mempunyai penutup Bersih Kering Etiket / Identitas pasien
Wadah
SAMPEL URINE
URINE PAGI & BARU Masalah yang hasus diperhatikan: - Bakteri - Kekeruhan - Warna - Ph - Urobilinogen - Keton - Bj - Konsentrasi fishberg - Kadar Glukosa
PENGAWET URINE
Simpan lemari es 4C botol tertutup Memakai pengawet - Toluen all round - Thymol Memberikan (+) palsu pada protein - Formaldehida Baik untuk pengawet sedimen ttp memberikan (+) palsu pada Reduksi - Asam sulfat pekat Baik untuk pengawet Kuantitatif Ca - Natrium karbonat Untuk mengawetkan Urobilnogen - Chloroform Menghambat bakteri - NaFPengawet Glukosa
CAIRAN URINE
Membedakan urine dengan cairan lain - Kadar Ureum > 1g/dl - Kadar Creatinin > 50 mg/dl
Cairan Ketuban / cairan kista kadar Ureum & kreatinin < dari Urine.
URINE RUTIN
A. Makroskopis - Volume - Warna - Kekeruhan - Berat Jenis - Keasaman - Bau
VOLUME
Untuk mengetahui gangguan faal ginjal ( poli uria atau oliguria Faktor yang mempengaruhi Diuresis: - Umur, BB,Jk,makanan/minuman susu ,iklim dan aktivitas . Jenis sampel : - Urine 24 jam (800 1600 ml) - urin 12 jam - Time specimen - Sewaktu
Indikasi
Poliuri : Diabetes; Nefritis kronis; Oedem penyembuhan febris Oliguri Nefritis akut; Diare berat; Demam Anuri Pada kolaps dengan tk < 70 mm Hg; Nefritis akut; Keracunan HgCl2
WARNA
Warna normal : Kuning muda/ tua Berasal dari Urochrom dan urobilin Kelainan dipengaruhi : - diuresis (banyaknya urin) - Ph ( Basa urin makin gelap) - Metabolisme urin - makanan/ obat - peyimpanan yang lama
KEKERUHAN
Urine normal bersifat jernih Penyebab kekeruhan - Penyimpanan sampel terlalu lama - Kristal - Bakteri - Lemak - Unsur sedimen lain Untuk pemeriksaan tertentu Sebaiknya disaring dulu atau di sentrifuge
Ph
Ph Urine normal 4,7 7,5 rata- rata 6,0 Fungsi - Untuk pemeriksaan Protein Ph harus asam - Untuk memprediksi unsur pada urine Urine alkaliUrea spliiting organisme Urine asam Koma diabetikum
BERAT JENIS
Fungsi - Diagnosis Glukosuria - Faal ginjal Alat : Urinometer / refraktometer Nilai normal urine 24 jam : 1016 1022 Urine sewaktu : 1003 1030 Bj tinggi : Glukosuria, diuresis sedikit,faal ginjal
PERHATIKAN
Suhu tera - Setiap kenaikan 3c ditambah 0,001 - Setiap penurunan 3 c dikurangi 0,001 Protein - Setiap kandungan 1% dikurangi 0,003 Glukosa - Setiap kandungan 1 % dikurangi 0,004 Bila jumlah urine sedikit tambahkan air sama banyak hasil X 2 pada 3 angka terakhir
FISHBERG
Percobaan konsentrasi menurut fiesberg Fungsi utuk mengetahui faal ginjal Urine denga Bj > 1020 Baik Urien dengan BJ < 1020 - Faal ginjal ada gangguan - Oedema / Dekompensasio jantung
BAU
Bau normal disebabkan asam asam organik yang mudah menguap Bau Amoniak pemecahan ureum oleh bakteri Bau buah (Fruty) terdapat ketonuri Bau jengkol / keracunan asam jengkol Proteinuri & Kristal asam jengkol
Mikroskopis
Tujuan untuk mengetahui unsur sedimen organik & an organik Bagian penting untuk tes tes fungsi ginjal Penemuan sel lekosit, eritrosit & Granulerr silinder merupakan indikasi Periksa dengan Obyektif 10x (LPK) dan 40x ( LPB)
UNSUR ORGANIK
Sel lekosit ( normal < 8/ lpb) - Peradangan dalam sistem urogenital * Sel Eritrosit ( normal 0 1) - Perdarahan, Trauma, Peradangan, dll Sel epitel bentuk bermacam macam Silinderterdapat pada nefritis akut Spermatozoa
UNSUR AN ORGANIK
An organik - Kristal asam urat, Ca oxalat - Tripel phospat, Ca Fosfat, Ca casbonat - Kristal sistin, tirosin - kristal dari obat / Sulponamida - dll
Jenis SEdimen
Silinder Hyalin Kristal
Jenis Sedimen
Sel Darah merah
PROTEIN URINE
Urine normal mengandung protein 40 120 mg / 24 jam ( tidak terdetekri dg tes sederhana) Pruteinuria berasal dari portein plasma Pre renal - Penyakit umum yg mempengaruhi ginjal - Peningkatan permebiltas glomerulus ( hipertensi esensial & eklamsia) - Anemia berat karena anoksia ginjal - Payah jantung - Kehamilan ( tekanan mekanispada vena ginjal Proteinuria < 2 gr / 24 jam
Renal
Renal - Penyakit ginjal primer - Syndrom nefrotik 10 20 gr protein/ 24 jam - kerusakan tubulus sekunder 5gr / 24 jam - Kegagalan reabsorps protein 2 gr / 24 jam Pasca renal - selalu berhubungan dengan sel sel - Infeksi berat traktus urinarus - hematuri - adanya batu - keganasan
Metode Bang
Keuntungan - Tidak terganggu oleh kekeruhan yang disebabkan oleh garam garam kalsium fosfat dll. - Ph ideal untuk pengendapan protein
REDUKSI
Tujuan untuk mengetahui adanya Glukosa dalam urine Glukosa merupakan monosakarida utama dari produk akhir pencernaan karbohidrat. Gula lainya adalah Fruktosa diet buah & sucrosa dan Galaktosa diet laktosa .
EKSKRESI GLUKOSA
> 99 % Glukosa di filtrasi oleh Glomelurus dan reabsorsi tubulus normal Tubulus proksimal mengembalikan glukosa ke sirkulasi darah Pada konsentrasi <10 mmol/L adalah
DIABETES MELITUS
Keadaan dimana kadar Glukosa darah meningkat Merupakan sindroma banyak gangguan - Defesiensi insulin - Gligenolisis hepatik - Glukoneogenesis dari protein Peningkatan kadar Glukosa > 30 mmol/L (> ambang ginjal) akan menyebabkan Glikosuria
KELAINAN
Pada kasus tertentu nilai ambang ginjal bisa berubah ( konsentrasi glukosa tinggi tidak menyebabkan Glikosuria) Ambang ginjal meningkat - Payah jantung - Deplesi Natrium - penderita Diabet kronis Ambang ginjal menurun - pada kehamilan
METODE PEMERIKSAAN
Metode Benedict Metode Fehling Metode tablet Clinites dll
Hasil Pengamatan
Warna
kadar Biru / hijau keruh gr/dl Hijau / Kuning Hijau gr/dl Kuning gr/dl Orange gr/dl
Penilaian
+ ++ ++ < 0,5 0,5 1 1 1,5 1,5 2,5
UROBILIN
Dalam urine segar tdak ada Urobilin Uroblin timbul setelah oxidasi dari urobilinogen Adanya Bilirubin akan mengganggu hasil Riboflavin ( Vit B2) mempengaruhi hasil
Metode Schlesinger
Prinsip ; Alat Bahn : Cara kerja: Interpeasi Hasil:
UROBILIOGEN
Bisa ditemukan pada keadaan normal Bila dismpan / pemgaruh cahaya Urobilioge berubah menjadiurobilin
Wallace Diamond
Prinsip : Alat Bahan: Cara Kerja: Interpreasi Hasil:
BILIRUBIN
Harus menggunakan urine baru < 4 jam Bisa dipengaruhi oleh sinar matahari menghasilka False (-)
Metode Harrison
Prinsip : Alat Bahan: Cara Kerja: Interpretasi Hasil:- /+ ?
BENDA KETON
Zat keton dalam urine Aceton, asam aceto acetat dan asam beta hidroxibutirat Bersifat mudah menguap Setelah menguap - Asam aseto acetat berubah menjadi Aceton - Asam betahidroxibutirat berubah menjadi Asam aseto acetat Aceton
Pertanyaan
Jelaskan perbedaan sensitifitas antara pemeriksaan metode Gerhard dan Rotera Bagaimana cara membedakan positi palsu pada pemerksaan Benda keton
DARAH SAMAR
Untuk mengetahui perdarahan yang brsifat samar Misalnya -perdarahan dilambung - Pedarahan blast dll Penyebab False positif - pemakaian tusuk gigi - memakan daging yang masih mentah - dll
Metode Benzidin
Prinsip : Alat Bahan: Cara kerja: Interpretasi Hasil: Bila -/+ ?
2. Metode Tsuchiya
Reagen Cara kerja Nilai normal
Protein kuantiatif
Metode Esbach - Persiapkan urine yang jernih dan asam - Masukan Urine pada tabung sampai garis U - Tambahkan reagen sampai tanda R - Kocok dengan di bolak balk - Biarkan 24 jam - Baca dengan gr / liter / 24 jam
Porfobilnogen
Metode Watson Schwart - 2 ml urine + 2ml regen Erlich - Tambah 4 ml Na Asetat jenuh (Ph 4 5) - Tambah 5 ml Kloroform , kocok dengan - kuat selama 1 menit, simpan -Hasil (+) pada bagian baeah terbentuk
CARIK CELUP
Carik celup
= Dip andread test strip = Reagen Strip Berupa secarik plastik kaku mempunyai 1 10 kertas isap yang masing masing mengandung reagen spesifik terhadap zat yang terdapat dalam urine
Harus diperhatikan
Sensitifitas & Spesifisitas tiap pemeriksaan Prosedur sesuai petunjuk
Parameter
Jenis parameter tergantung produk Bisa memilih sesuai kebutuhan Contoh : - Bj - Ph - Protein - Glukosa - DLL
Faeses
Definisi Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Jumlah normal produksi 100 200 gram / hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan patologis, Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x perminggu.
Tujuan
Pemeriksaan Rutin Untuk mengetahui kelainan lain yang memberatkan penderita dengan tidak mempunyai kelainan gastro Interntial. Penderita diare yang disebabkan oleh kuman, Disentri amoeba, Disentri basiler at kuman lain Penderita dengan gangguan gastro intestial bukan oleh kuman :kanker kolon;ulkus peptikum dll
9. Pada Kasus Oxyuris dapat digunakan metode schoth tape & object glass 10.Wadah yang baik terbuat dari kaca /bahan tidak dapat ditembus seperti plastic, kertas,dos karton berlapis paraffin dan bermulut lebar 11.Unsur -unsur patologik biasanya tidak dapat merata 12.Hasil pemeriksaan mikroskopi dinilai derajat kepositifannya dengan , tanda (negatif),(+),(++),(+++) saja
Jenis pemeriksaan
Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan Kimiawi
Pemeriksaan Makroskopis
-Warna -Bau -Konsistensi -Lendir -Darah -Cacing -Sisa makanan -dll
Pemeriksaan Mikroskopis
- Sel darah - telur cacing - Amoeba - serat otot -serat sayur dll
Pemeriksaan Kimiawi
Darah samar Urobilinogen dll
Darah Samar
Darah pada faeces tergantung kuantitasnya: - Berwana merah cerah darah belum berubah - Berwarna hitam , sudah berwarna Melena
Persiapan
3 hari sebelum analisa jangan makan daging
Otak
TRANSUDAT &
EKSUDAT
Transudat
Transudat merupakan peningkatan jumlah cairan yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan seperti tekanan osmosis koloid, statis dalam kapiler , tekanan hidrostatik, kerusakan endotel dll.
Eksudat
Eksudat merupakan peningkatan jumlah cairan yang disebabkan oleh salah satu proses peradangan Contoh : Infeksi TBC (Pleuritis), Hepatitis ( Cairan asites dll
SPERMA
Sperma adalah ejakulat atau cairan pekat yang berwarna putih keruh, kental dan berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar lain dan spermatozoa yang keluar dari zakar seorang pria. Dalam satu ejakulat, selain sperma, juga terdapat cairan (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dan kantung mani (vesika seminalis). Sperma yang dihasilkan oleh testis akan terdorong keluar begitu ada rangsangan.
FUNGSI SPERMA
1. Fungsi Seksual 2. Fungsi Kesuburan
KELENJAR SPERMA
kelenjar testis (tubuli seminiferi) kelenjar prostat vesika seminalis.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria dirancang untuk dapat menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sperma tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi, yaitu air mani .
Pembuatan Sperma?
Bagian yang paling menentukan saat pembuatan sperma adalah testis. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar, dan memiliki ekor keriting yang berguna mendorong sperma memasuki air mani . Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut acrosome yang mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis yang aman tersimpan dalam kantung zakar. Posisi ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar. Jadi, hindari hal-hal yang menyebabkan suhu disekitar kantung zakar menjadi tinggi karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma.
JUMLAH SPERMA
Normalnya, sekali keluar sebanyak 2 6 mililiter (ml). Dalam satu ejakulat, terkandung minimal 20 juta ekor spermatozoa per mililiter-nya. Kalau minimal 2 ml per ejakulat, berarti dibutuhkan minimal 40 juta ekor sperma agar terjadi pembuahan
GERAK SPERMA
Gerak sperma ada empat macam, yaitu gerak lurus cepat, gerak lurus lambat, gerak di tempat, dan tidak bergerak. Yang berguna untuk pembuahan adalah yang bergerak maju (gerak lurus cepat dan gerak lurus lambat). Jumlah sperma yang bergerak maju yang dibutuhkan untuk pembuahan minimal 50 persen dari keseluruhan sperma yang keluar,
Sperma juga harus memiliki bentuk normal, minimal 30 persen. Jika bentuk sperma tidak normal, ia tidak bisa masuk ke rahim wanita untuk melakukan pembuahan. Sperma yang bisa masuk ke dalam rahim wanita adalah yang bentuknya normal dan memiliki gerak bagus Sisanya, yang bentuknya tidak normal dan tidak punya gerak bagus, akan keluar lagi bersama semen. Biasanya setelah senggama, keluar cairan dari vagina. Yang keluar ini adalah sperma yang bentuknya tidak normal dan geraknya tidak bagus, serta semen. Semen memang dilarang masuk ke rahim wanita. Ia hanya menghantarkan, lalu keluar lagi setelah sperma masuk rahim
BENTUK SPERMA
Hormon Reproduksi
Hipotalamus dan kelenjar pituitary mengatur hormon-hormon reproduksi. Hormon-hormon tersebut terdiri dari :
Hipotalamus menghasilkan gonadotropin-releasing hormone (GnRH) GnRH merangsang kelenjar pituitary memproduksi FSH dan LH Estrogen, progesterone dan testosterone disekresi oleh ovarium
2. Sumbatan/Obstruksi saluran sperma Diakibatkan oleh terjadinya infeksi maupun bawaan dari lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Adanya penyumbatan ini dipastikan dengan operasi. Bila sumbaan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya dan dapat diketahui pula ada tidaknya produksi sperma di buah zakar. 3. Faktor lainnya adalah gangguan hormon, pengaruh obat, gangguan ereksi atau ejakulasi,radiasi, dan lain-lain. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab itu, beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi infertilitas. Tidak semua penyebab diketahui Diketahui penyebab, namun tidak tuntas penanggulangan.
3. Pencegahan infertilitas
Sesuai kelainan yang ditemukan, maka penyebab lain bisa diatasi dengan koreksi hormonal dan penghentian obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma. Bila di sebabkan karena infeksi, misalnya infeksi prostate, infeksi buah zakar, maupun infeksi saluran sperma haruslah ditangani secara serius. Hindari merokok karena beberapa zat yang terkandung dalam rokok berpengaruh terhadap jumlah dan kualitas sperma. Begitu juga dengan alkohol yang mengakibatkan rendahnya kadar hormon testosteron yang akan mengganggu pertumbuhan sperma.
vasektomi
Pada vasektomi yang terjadi adalah, saluran spermatozoa (duktus deferen) diikat sehingga sperma tidak bisa keluar, tapi semennya tetap keluar karena yang memproduksi kelenjar yang berbeda. Banyak orang awam yang divasektomi merasa tidak mengeluarkan cairan. Padahal, cairan atau semen tetap keluar, tapi spermanya tidak,
Hidup sehat, istirahat cukup dan minimalkan stress. Makan dengan makanan sehat dan pola makan teratur, istirahat cukup dan minimalkan stress akan membantu produksi dari hormon yang mempengaruhi perkembangan sperma dan produksi testosteron di testis. Alkohol dan obat bius. Alkohol berpengaruh buruk pada kualitas dan kuantitas sperma, mengurangi produksi testosteron dan mempunyai kontribusi pada disfungsi eksreksi. Penyalahgunaan obat bius akan mengurangi kerapatan dan kemampuan gerakan sperma serta menambah jumlah sperma yang abnormal. Selain itu menjadi penyebab disfungsi ekskresi dan hilangnya libido.
Hindari materi beracun. Hindari kontak dengan racun kimia dan hindari menghirup bau dari zat kimia seperti pestisida, herbisida, cat, pernis kayu, lem, dan logam berat.
Konsultasi dengan dokter resep obat yang diminum. Beberapa resep obat untuk pengobatan suatu penyakit mempunyai efek memperlambat produksi sperma.
Kemoterapi atau terapi radiasi dapat menyebabkan ketidaksuburan temporer atau permanen.
2. Hindari celana ketat dan air panas Usahakan testis berada pada suhu sejuk dibanding bagian tubuh lain. Memakai celana dalam atau celana panjang ketat akan mengakibatkan suhu di sekitar testis jadi panas. Usahakan tidak mengenakan celana dalam waktu tidur untuk menjaga suhu di bagian tubuh itu tetap sejuk.
3. Asupan makanan yang tepat Diyakini atau tidak, pola makan memengaruhi produksi sperma. Asupan makanan rendah lemak dan berprotein tinggi sangat dianjurkan. Pilih sayuran dan jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.
Banyak pria mengeluhkan spermanya sedikit dan encer. Semakin banyak ejakuasi, semakin berkurang kepadatan sperma. Bila Anda melakukan hubungan intim setiap hari, atau lebih buruk lagi masturbasi, akan berpengaruh pada jumlah dan kepadatan sperma. 5. Kurangi alkohol Alkohol dapat memengaruhi fungsi lever yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan memengaruhi produksi sperma. Hentikan minum alkohol bila Anda tidak ingin kehilangan produksi sperma. 6. Coba suplemen alami Obat-obatan buatan pabrikan mungkin bisa menghalangi produksi sperma. Sebaliknya, suplemen alami diyakini dapat meningkatkan produksi sperma. Asam amino L-carnitine, yang ditemukan dalam daging merah dan susu, dan L-arginine, yang terdapat dalam kacang-kacangan, telur, daging, dan wijen, berkhasiat meningkatkan mutu sperma
ISTILAH
Jumlah sperma normal normozoospermia (40-200juta/ml) Jumlah sperma kurang oligozoospermia (<40 juta/ml) Jumlah sperma berlebih polyzoospermia (>250 juta/ml) Tidak ada sperma Azospermia (0 juta/ml) Sperma yang geraknya normal necrozoospermia (>40% motil maju) Sperma yang gerak kurang asthenozoospermia (<40% motil maju) Sperma yang bentuknya kurang teratozoospermia (>40% abnormal) Jumlah, gerak, dan bentuknya kurang oligoasthenoteratozoospermia.
Analisa Sperma
MAKROSKOPIS 1. Volume 2. warna 3. Viskositas 4. Ph 5. Bau B. MIKROSKOPIS 1. Konsentrasi 2. Motilitas 3. Morfologi C.KIMIAWI
Warna
Putih keabuan normal Kuning Abstinensi Putih Infeksi / Banyak lekosit / Warna Anti biotika
Volume
Aspermia Hypospermia Normospermia Hyperspermia Rata rata : 0 ml : < 1 ml : 1 6 ml : > 6 ml : 2,5 5 ml
Hyposperma
Disebabkan : 1. Sampel tumpah 2. Patologis 3. Genetis 4. Vesicula seminalis tidak ada / tidak berfungsi. 5. Gangguan hormonal 6. Radang kelenjar
Hypersperma
1. Abstinensi terlalu lama 2. Kelenjar terlalu aktif
Viskositas / kekentalan
Alat 3 5 cm > 5 cm (kental) < 3cm(encer) koagulase :Viskometer : Normal :Kurang enzim : Kurang zat
Ph
Alat 7,2 7,8 >8/ basa < 7/ asam : Kertas Ph : Normal : Radang akut : Penyakit kronis
Bau
Normal Bau busuk Tidak bau khas : Bau Khas : Oksidasi sperma : Infeksi dll
Konsentrasi
Alat : Bilik hitung Polyzoospermia Normozoospermia Oligozoospermia Azoospermia & Mikroskop : > 250 juta /ml : 40 250 juta / ml : < 40 juta / ml : 0 / ml
Motilitas
Normal : > 40 % (jumlah total jumlah bergerak) Lemah Asthenozoospermia Mati Necrozoospermia
Morfologi
Mikroskop &Pewarnaan Giemsa Baca dari 200 sel sperma Normal : Jika abnormal 30 40 % Tidak normal : > 40 %( Teratozoospermia) Infertil : > 50%
Jenis Kelainan
Kepala > besar / < kecil Inti pecah Ekor tidak ada/pendek/ 2 ekor