Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH pH dan SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

KATALASE DARI EKSTRAK KECAMBAH BIJI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus)

Disusun oleh :
Muhamad Itqan Adiguna

(4411411030/2011)

Queen Kartika AM

(4411411022/2011)

Dyah Wulandhari

(4411411018/2011)

Erwin Firmansyah

(4411410019/2010)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2013

DAFTAR ISI
1

HALAMAN SAMPUL

........................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................

1.3 TUJUAN ...................................................................................................

1.4 MANFAAT PENELITIAN........................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................

3.1 WAKTU DAN TEMPAT ..........................................................................

3.2 ALAT DAN BAHAN.................................................................................

3.3 PROSEDUR KERJA..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
2

1.1 Latar Belakang


Hidup merupakan suatu reaski kimia, rekasi kimia ini selalu berlangsung di dalam tubuh
kita. Reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi
karena adanya suatu jenis protein yang dapat membantu proses kimia tersebut berlangsung
dengan cepat bahkan beerkali-kali lebih cepat jika jenis protein ini tidak ada. Jenis protein yang
dimaksud adalah enzim yaitu suatu biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi tanpa harus
mengubah produk dari reaksi tersebut.
Enzim dapat ditemukan pada setiap makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika manusia,
hewan dan tumbuhan di dalam tubuhnya tidak ada aktivitas enzim maka semua reaksi yang
terjadi tidak bisa berjalan dengan lancer. Setiap reaksi kimia melibatkan suatu pemutusan ikatan
atau pembentukan ikatan, misalnya pemutusan ikatan hidrogen peroksida yang merupakan hasil
sampingan dari metabolisme tubuh baik hewan ataupun tumbuhan yang dimana jika tidak terjadi
penguraian maka akan mengakibatkan kematian sel, dengan adanya enzim katalase maka ikatan
hidrogen peroksida ini dapat diurai menjadi suatu zat yang tidak berbahaya yaitu air dan oksigen.
Mempelajari suatu enzim diperlukan, dimana dalam ilmu biologi enzim memilki suatu pokok
pembahsan sendiri di dalam ilmu enzimologi. Dimana dijelaskan bagaimana itu enzim, sifat,
mekanisme kerjanya maupun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim tersebut.
Terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim maka pada mata kuliah
enzimologi dilakukan pengamatan mengenai faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu
pengaruh pH dan suhu. Karena ingin mengetahui bagaiman pH dan suhu dapat mempengaruhi
aktivitas enzim maka dilakukan pengamatan aktivitas enzim katalase pada kecambah kacang
hijua (Phaseolus radiatus) dimana dari pengamatan ini dapat diketahu pengaruhnya sehingga
dapat dibandingkan dengan teori yang ada mengenai fakto yang mempengaruhi kerja enzim.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim katalase?
B. Bagaimana pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim katalase?
1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim katalase.
B. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim katalase.
1.4 Manfaat Penelitian
3

Manfaat dari praktikum ini dapat memahami efek pH dan suhu terhadap aktivitas enzim
katalase dan dapat membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat
membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia. Dengan adanya katalisator ini,
reaksi dapat dipercepat kira-kira 1012 sampai 1020 kali jika dibandingkan dengan reaksi tanpa
katalisator. Tanpa enzim maka reaksi di dalam sel akan sangat lambat dan tidak terkendali
(Ristiati, 2000).
Enzim memiliki substrat yang spesifik, reaktan di mana enzim akan bekerja disebut
sebagai substrat enzim. Enzim berikatan dengan substranya (atau beberapa substratnya ketika
terdapat dua atau lebih rektan). Pada saat enzim dan substrat berkaitan, kerja katalitik enzim
tersebut akan mengubah substrat menjadi produk (atau beberapa produk) reaksi. Setiap enzim
dapat membedakan substratnya dari senyawa yang sangat dekat sekalipun hubungannya sehingga
setiap enzim mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Hanya daerah tertentu dari molekul enzim yang
sesungguhnya berikatan dengan substrat. Daerah ini disebut dengan tempat aktif, merupakan
kantong atau lekukan yang khas pada permukaan protein tersebut. Ketika substrat memasuki
tempat aktif, maka enzim akan terinduksi untuk mengubah bentuknya sedikit sehingga tempat
aktif akan lebih pas mengelilingi substrat itu. Kecocokan terinduksi ini akan membawa gugus
kimawi tempat aktif ke posisi yang meningkatkan kemampuannya untuk mengkatalisis reaksi
kimiawi (Campbell, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja ensim antara lain adalah konsentrasi ensim,
konsentrasi substrat, temperature, dan pH, dan zat penghambat (inhibitor). Pada umumnya makin
tinggi konsentrasi enzim makin cepat pula reaksi kimia yang dibutuhkannya. Sampai batas
tertentu makin banyak molekul subsrtat, makin cepat pula berlangsungnya reaksi ensimatik.tetapi
jika sudah mencapai titik jenuh, penambahan substrat tidak ada gunanya, sebab pada saat
tersebut tempat- tempat yang aktif pada molekul ensim telah terisi oleh melekul subsrtat yang
bersangkutan dan kecepatan reaksi suhu tertentu. Misalnya, enzim pepsi hanya dapat berfungsi
dalam medium asam (pH sekitar 2) sedangkan ensim-ensim pencrnaan dalam usus halus bekerja
dalam medium alkali (pH sekitar 8). Pada suhu yang rendah, enzim belum dapat bekerja,
4

sedangkan pada suhu di atas 45 C protein ensim (apoensim) mengalami denaturasi. Jadi suatu
ensim hanya dapat berfungsi secara efektif pada pH dan suhu yang optimum (Ristiati, 2000).
Diantara faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah pH larutan.
Katalase sangat aktif dan mudah diekstraksi. Hidrogen peroksida dikenal sebagai penghambat
bagi banyak enzim, oleh karena itu jaringan tumbuhan memiliki suatu enzim tertentu yang
mengkatalisis perombakannya yakni katalase. Reaksi perombakan hydrogen peroksida menjadi
air dan oksigen sebagai berikut: 2 H2O2 2H2O + O2 (Ismail, 2012).
Salah satu jenis enzim adalah enzim katalase. Katalase adalah enzim yang dapat
menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh
manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol
yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup.
Enzim ini diproduksi oleh sel di bagian badan mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini
adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi
kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan (Setianti, 2012).
Mekanisme dasar bagaimana enzim mengkatalisis reaksi kimia dimulai dengan
pengikatan substrat ke sisi aktif (active site) enzim. Sisi aktif merupakan daerah khusus pada
enzim dimana substrat dapat berkombinasi. Pengikatan substrat ke enzim menyebabkan
perubahan dalam distribusi elektron ikatan kimia substrat dan akhirnya meneyebabkan reaksi
mendorong ke pembentukan produk. Produk dilepas dari permukaan enzim dan enzim kemudian
memulai reaksi lagi (Ismail, 2008).
Peroksisom menggunakan oksigen (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2) untuk melakukan
reaksi oksidatif. Enzim-enzim dalam peroksisom ini menggunaka molekul oksigen untuk
melepaskan atom hidrogen dari substrat organik (R) tertentu dalam suatu reaksi oksidatif yang
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2).
RH2 + O2 R + H2O2
H2O2 dimanfaatkan oleh enzim katalase untuk mengoksidasi substrat lain (fenol,asam
format, formaldehida, dan alkohol). Reaksi oksidasi ini berperan untuk mendetoksifikasi
bermacam-macam molekul racun dalam darah.
H2O2 + RH2 R + 2H2O
Penumpukan H2O2 diubah oleh katalase menjadi O2 dalam reaksi sebagai berikut:
5

2H2O2 2H2O + O2
Salah satu fungsi penting dari reaksi oksidatif yang dilakukan di peroksisom adalah
pemecahan molekul-molekul asam lemak dalam proses yang disebut beta-oksidasi. Oksidasi
asam lemak diikuti pembentukan H2O2 yang berasal dari oksigen. H2O2 akan diuraikan oleh
katalase dengan cara diubah menjadi molekul H2O atau dioksidasi oleh senyawa organik lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin/ 11 November 2013
Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNNES
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mortar
b. Gelas kimia 1000 ml
c. Gelas ukur 10 ml
d. Tabung reaksi besar
e. Tabung reaksi kecil
f. Selang karet
g. Thermometer
2. Bahan
a. Kecambah kacang hijau umur 2 3 hari 100 gram.
b. Larutan penyanggah berbagai pH (5,4; 6,0; 7,2; 7,8; 8,4)
c. H2O2
d. Air
e. Es batu
f. Penangas air

3.3 Prosedur Kerja


6

A. Pengaruh pH
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.

Menggerus kecambah kacang hijau samapi halus dengan menggunakan mortar,


kemudian menambahkan air sebanyak 40 ml, kemudian memasukkan air hasil gerusan
sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi besar, setelah itu ke dalam tabung reaksi besar
diteteskan larutan penyangga (pH) .

3. Menutup tabung reaksi besar dengan sumbat karet yang telah dihubungkan dengan selang
karet.
4.

Mengisi gelas kimia 1000 ml dengan air kemudian tabung reaksi besar dimasukkan ke
dalamnya. Ujung selang karet dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 ml yang telah diisi air
kemudian gelas ukur dibalik.

5. Meneteskan larutan H2O2 kedalam tabung reaksi besar


6. Segera menutup kembali tabung reaksi dengan plastisin sebelum larutan H2O2 bereaksi
dengan ekstrak kecambah.
7. Memperhatikan dan menghitung jumlah gelembung gas yang dihasilkan.
B. Pengaruh suhu
1. Membuat ekstrak kecambah dengan cara menumbuk kecambah dalam lumpang porselen
hingga lumat dan tambahkan air secukupnya, kemudian tuangkan ekstrak hati tersebut
menggunakan pipet tetes ke dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 0,5mL ( tabung
1,2,3).
2. Merendam tabung 1 dengan air dingin 15C, tabung 2 dengan air panas 50C, dan tabung
3 dengan suhu kamar 29C.
3. Kemudian, menuangkan H2O2 sebanyak 0,5 mL pada masing-masing tabung tersebut dan
memperhatikan dan menghitung jumlah gelembung gas yang dihasilkan.

BAB IV
7

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengaruh pH
Nomer
1
2
3
4
5

Indicator
pH 5,8
pH 6
pH 7,2
pH7,8
pH 8,4

Gelembung
+
+++
+++++
++++
+++

Keterangan :
+++++ : Banyak
+++ : Cukup banyak
++
: Sedikit
+
: Sedikit sekali
: Tidak ada
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa enzim katalase bekerja
pada pH optimum yaitu 7,2 0. Hal ini karena sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada
kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
B. Pengaruh suhu
Nomer
1
2
3

Indicator
10oC
Suhu ruang 29oC
60oC

Gelembung
+++++
-

Pada penelitian tentang pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase dapat dilihat bahwa
enzim katalase bekerja optimum pada suhu ruang yaitu 290C. Enzim menjadi rusak bila suhunya
terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak
tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi
(panas). Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan
ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi
adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan
dengan substratnya.
8

Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel
makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat
racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme. Apabila H 2O2 tidak
diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu,
enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa
air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat
termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein.
Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya
terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap
senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan
menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk
inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal
karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.

Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat

2.

Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H 2O2 sebagai substrat atau
donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
H2O2 + enzim katalase 2 H2O + O2

A. Pengaruh temperature terhadap kerja enzim


Uji pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim dilakukan untuk mengetahui
kondisi optimum enzim dalam mendegradasi substrat. Setiap enzim memiliki aktivitas
maksimum pada temperatur tertentu, aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan
bertambahnya temperatur hingga temperatur optimum tercapai. Kenaikan temperatur di
atas temperatur optimum akan menyebabkan aktivitas enzim menurun (Baehaki, 2008).
Temperatur lingkungan yang meningkat di sekitar enzim akan menyebabkan putusnya
ikatan hidrogen, ikatan ion atau interaksi hidrofobik sehingga struktur tersier enzim
9

berubah, yang menyebabkan struktur lipatan enzim membuka pada bagian permukaan
sehingga sisi aktif enzim berubah mengakibatkan terjadi penurunan aktivitas enzim
(Whitaker, 1994).
Peningkatan energi molekul substrat akan meningkatkan laju reaksi enzim.
Kenaikan temperatur menyebabkan aktivitas enzim meningkat, karena temperatur yang
semakin tinggi akan meningkatkan

energi kinetik yang mempercepat gerak vibrasi,

translasi dan rotasi enzim dan substrat, sehingga menambah intensitas tumbukan antara
substrat dan enzim. Tumbukan yang sering terjadi akan mempermudah pembentukan
kompleks

enzim- substrat, sehingga produk yang terbentuk semakin banyak. Pada

temperatur optimum, tumbukan antara enzim dan substrat sangat efektif, sehingga
pembentukan kompleks enzim-substrat makin mudah dan produk yang terbentuk
meningkat. Peningkatan temperatur mengakibatkan enzim mengalami denaturasi dan
substrat mengalami perubahan konformasi sehingga sisi aktif substrat tidak dapat lagi
atau mengalami hambatan dalam memasuki sisi aktif enzim dan menyebabkan turunnya
aktivitas enzim (Kosim & Surya, 2010). Enzim memiliki suhu optimum yaitu sekitar 180230C atau maksimal 400C karena pada suhu 450C enzim akan terdenaturasi karena
merupakan salah satu bentuk protein. (Tranggono & Setiadji, 1989).
Pada suhu yang sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya
sangat banyak berkurang (Gaman & Sherrington, 1994).
B. Pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap kerja enzim
Seluruh enzim peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Enzim menjadi
nonaktif bila diperlakukan pada asam basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim dapat
bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit. Diluar pH optimum
tersebut, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan
cepat. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif
enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Selain itu,
perubahan pH dapat menyebabkan denaturasi enzim sehingga dapat menimbulkan
hilangnya fungsi katalitik enzim (Dick et al., 2000). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pH merupakan salah satu faktor yang memiliki potensi untuk mempengaruhi
aktivitas enzim, serta sangat erat kaitannya dengan fungsi aktif enzim, kelarutan substrat,
dan ikatan enzim-substrat. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino
10

kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan
substratnya.
Enzim memiliki konstanta disosiasi pada gugus asam ataupun gugus basa
terutama pada residu terminal karboksil dan asam aminonya. Namun dalam suatu reaksi
kimia, pH untuk suatu enzim tidak boleh terlalu asam maupun terlalu basa karena akan
menurunkan kecepatan reaksi dengan terjadinya denaturasi. Sebenarnya enzim juga
memiliki pH optimum tertentu, pada umumnya sekitar 4,58, dan pada kisaran pH
tersebut enzim mempunyai kestabilan yang tinggi (Williamson & Fieser, 1992).
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase adalah dimana enzim katalase bekerja
optimal pada suhu tertentu.
2. Suhu tinggi dapat mendenaturasi enzim karena enzim tersusun dari protein dan suhu
rendah dapat meninaktifkan enzim.
3. Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam keadaan suhu tubuh normal dan
keadaan pH netral
4. Enzim katalase akan rusak pada pH yang terlalu asam, terlalu basa, ataupun jika
dipanaskan pada suhu yang terlalu ekstrim.

DAFTAR PUSTAKA
Tranggono,B.S. (1989). Petunjuk Laboratorium Biokimia Pangan. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
11

Tranggono & Sutardi. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah Mada university
Press. Yogyakarta.
Gaman, P.M & K.B. Sherrington. (1994). Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Universitas Gadjah Mada press. Yogyakarta.
Williamson,K.L & L.F.Fieser. (1992). Organic Experiment 7th Edition. D C Health ang
Company. United States of America.
Wahyuli, Rezki. 2012. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Katalase. FMIPA UNM.
Makassar.
Ristianti, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD Loan No. 3979. Jakarta.
Ismail. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Makassar. Jurusan Biologi FMIPA UNM
Campbell. 2002. Biologi Jilid I Edisi V. Jakarta: Erlangga
Putri, widya N. 2009. Aktivitas spesifik katalase. FK UI. Jakarta
Yrk, I.H. , H. Demir, K. Ekici and A. Savran. 2005. Purification and Properties of Catalase
from Van Apple (Golden Delicious). Pakistan Journal of Nutrition 4 (1): 8-10, 2005

12

Anda mungkin juga menyukai