Kata perpustakaan untuk dunia sivitas akademika bukanlah hal yang asing. Karena keberadaan perpustakaan di lingkungan PT harus ada sebagai unsur penunjang PT dalam mewujudkan visinya. Namun demikian keberadaan perpustakaan belum termanfaatkan secara optimal. Apanya yang salah? Mengapa keberadaan perpustakaan (perpustakaan PT) tidaklah memiliki eksistensi seperti halnya perpustakaan di luar negeri (negara maju)? Kita sering mendengar dari dosen yang studi lanjut ke LN, bahwa mereka puas dan senang dengan adanya perpustakaan baik secara tangible (kelengkapan dan kebaruan koleksi) maupun intangible (kecepatan, ke
Diperlukan suatu upaya dan strategi agar keberadaan perpustakaan perguruan tinggi diakui oleh sivitas akademika. Layaknya perusahaan yang menawarkan suatu produk, perpustakaan perlu mengadopsi strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Saat ini konsumen/pengguna semakin pandai dalam menentukan alternatif pilihan terhadap suatu produk. Hal ini karena keterjangkauan akses informasi yang dimiliki oleh pengguna. Diantara produk-produk yang begitu banyak bermunculan/ditawarkan membuat calon konsumen/pengguna perlu mempertimbangkan added valuenya. Ada statement Kemajuan sebuah bangsa dapat dilihat dari seberapa hebatnya penyelenggaraan pendidikan yang ada dibangsa tersebut. Karena melalui pendidikanlah karakter sebuah bangsa akan dikenal oleh bangsa lain. Berbicara tentang penddikan di Indonesia, kita bahkan ketinggalan dengan malaysia yang dulu belajar dari Indonesia. Tapi berbicara tentang konsumsi Indonesia
Perguruan Tinggi swasta yang sangat kita kenal BINUS Menghasilkan Lulusan Bukan Sekadar Pintar, tapi Juga Inovatif. Dikatakan bahwa lebih dari 80% lulusan BINUS terserap di
dunia kerja. Hal ini didukung dengan dosen yang berkualitas dan peran perpustakaan dalam menyediakan akses layanan informasi. Perpustakaan PT sebagai jantung dari aktivitas proses
belajar mengajar, memiliki peran yang crusial dalam menciptakan lulusan yang memiliki advantage competency. Budaya mempengaruhi kualitas sebuah bangsa. Demikian halnya dengan budaya belajar. Pola belajar mandiri dan tidak segan meminta bimbingan kepada pustakawan, bahkan
berjam-jam didalam ruangan perpustakaan diluar jam belajar. Keberadaan sebuah perpustakaan mereka manfaatkan dengan baik, tanpa mengeluh akan kekurangan bahan bacaan, karena negara sudah memberikan yang terbaik bagi mereka yang ingin pintar.
Namun sebaliknya akrabkah anda dengan istilah mall? Apa saja produk yang ditawarkan di mall? Informasi tentang sesuatu yang menarik, yang awalnya berasal dari mulut ke mulut (word of mouth) apabila disampaikan dengan cara yang menarik, tentu saja akan membuat si penerima informasi terkesan dan berniat untuk melihat/mengunjungi sesuatu tersebut. Bisakah ketika seseorang menyampaikan informasi tentang keberadaan perpustakaan, akan mendapatkan respon yang sama dengan informasi yang disampaikan akan keberadaan sebuah mall?
Dari uraian di atas, apa yg membuat seseorang tertarik, yang pertama adalah melalui fisik (kemasan). Dalam hal ini fisik dari sebuah bagunan perpustakaan yang kurang representative (kurang nyaman, kurang lengkap: baik sarana, prasaranan, dan koleksi) masih menjadi masalah klasik di sebagian besar perpustakaan di Indonesia. Namun demikian, dengan keberadaan TIK telah mengubah paradigma perpustakaan, bahwa keberadaan perpustakaan yang utama bukanlah dilihat dari kemegahan gedung, namun ketermanfaatan koleksi atau informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Berkolaborasi dengan TI produk perpustakaan terkemas dalam sebuah wadah digital library. Di mana melalui keberadaan digital library, informasi bisa didapatkan secara cepat, tepat tanpa harus datang ke perpustakaan. B. Permasalahan Jutaan informasi ada di perpustakaan, namun sudahkah pencari informasi mengetahui keberadaan informasi yang dibutuhkannya? Apa yang harus dilakukan oleh perpustakaan agar informasi yang dimiliki dikenal oleh pengguna/calon pengguna? Perpustakan sebagai lembaga jasa-non profit oriented, harus bisa memberikan akses kepada semua segmen secara equal. Apa yang perpustakaan berikan adalah untuk membangun masyarakat yang cerdas, yaitu dengan membaca sebagai referensi yang akan menghasilkan suatu penciptaan secara tertulis, kemudian terpublish sebagi sebuah bentuk karya baru dan ketersediaan akses. Dengan terpublisnya dan diperbolehkannya akses terhadap karya tersebut, maka akan dibaca oleh pengguna lain dan seterusnya. Sehingga siklus penciptaan terhadap suatu karya ilmiah tidak akan berhenti. Analisis Promosi perpustakaan perlu dilakukan supaya seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Promosi merupakan salah satu komponen pemasaran, dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang ada, pelayanan apa saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu atau tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan akan mengenal kemudian tertarik untuk datang (mengakses perpustakaan maya) atau memanfaatkan, sehingga pengunjung (pengakses) bertambah, pemakaian bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan semakin tinggi. Seperti inilah harapan yang diinginkan perpustakaan. Promosi merupakan elemen penting dari bauran pemasaran. Konsep dasar bauran pemasaran dikenal dengan 4P, yang terdiri dari product, place, price, dan promotion. Tabel 1 berikut menjelaskan posisi promosi. Tabel 1 Marketing Mix dan Promotion Mix
Marketing Mix Promotion Mix
C.
Dari empat konsep tersebut, konsep promosi sering disamakan dengan publisitas, padahal publisitas merupakan bagian dari promosi. Konsep promosi saat ini dikenal dengan komunikasi pemasaran. Istilah promosi dipakai untuk menggambarkan komunikasi dengan pelanggan ataupun calon pelanggan. Komunikasi pemasaran dipakai untuk mempromosikan produknya.1 Peranan promosi pada era pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Adanya kebutuhan akan promosi saat ini diantaranya karena jarak produsen dan konsumen yang jauh. Dalam hal ini promosi berperan untuk menyebarkan informasi agar pengguna aktual maupun potensial mengetahui lebih banyak tentang produk yang bersangkutan. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, harus ada keseimbangan antara produk yang baik, sesuai dengan selera konsumen, dan didukung teknik promosi yang tepat. Selain itu promosi sebagai upaya perpustakaan untuk berkomunikasi dengan individu, kelompok, atau organisasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan mempengaruhi untuk memanfaatkan jasa dan informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. William J. Stanton mendefinisikan promosi sebagai berikut : Promotion is the element in an organizations marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and/or its products. 2 (Promosi adalah bagian dari sebuah bauran pemasaran suatu organisasi yang memberikan informasi, membujuk, dan mengingatkan pasar akan organisasi dan atau produknya.) Sedangkan menurut Tjiptono, tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.3 Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. Promosi terutama diarahkan pada calon pembeli yang sudah dikenal atau diketahui secara pribadi. Secara umum promosi dilakukan melalui beberapa elemen. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaiakn pesan adalah apa yang disebut bauran promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena pemasaran menggunakan berbagai jenis promosi secara terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Menurut PR. Smith terdapat 12 (dua belas) jenis alat promosi (komunikasi) yang biasa disebut dengan bauran promosi (bauran komunikasi) yaitu, Personal Selling, Advertising, Sales promotion, Direct marketing, Publicity/Public Relations, Sponsorship, Exhibitions, Packaging, Marchandising, Internet, Word of Mouth, and Corporate Identity.4 Dalam prakteknya alat-alat promosi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi terkadang digunakan bersamaan demi optimalisasi dan efisiensi biaya. Di dalam proses pemilihan alat-alat promosi yang digunakan, tergantung pada siapa yang akan dijangkau, apa yang akan ditawarkan, apa yang akan dikomunikasikan, dan bagaimana audien menanggapai pesan. Juga tergantung pada kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) internal organisasi disamping peluang (Opportunities) dan tantangan (Threats) eksternal organisasi. Sebenarnya secara sadar ataupun tidak pustakawan sudah banyak melakukan promosi, akan tetapi kegiatan tersebut tidak/belum
1. Terence A. Shimp. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga, 2000. hal. 4
2 William J. Stanton, Michael J. Etzel., and Bruce J. Walker . Fundamentals of Marketing. New York : McGrawHill, 1991. p. 410 3. Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset, 1995. hal. 200 4. PR. Smith. Marketing Communications: An Integrated Approach. London: Kogan Page, 1998. P. 7
terencana sehingga tidak/belum mencapai tujuan maupun sasaran perpustakaan. Promosi perpustakaan adalah upaya mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum. Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pengguna untuk bereaksi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Adapun tujuan promosi perpustakaan adalah : 5 1. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai 2. Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang membaca 3. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat. 4. Hasil dari promosi adalah tumbuhnya kesadaran sampai tindakan untuk memanfaatkannya. D. Kesimpulan Salah satu faktor penting terhadap keberhasilan pemasaran jasa perpustakaan adalah promosi. Sebagai dasar pemikiran untuk melakukan kegiatan promosi adalah komunikasi, karena dengan adanya komunikasi diharapkan terjadi interaksi antara perpustakaan (pustakawan) dengan pengguna (calon pengguna perpustakaan). Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila pesan yang diterima sama dengan pesan yang dikirim. Proses komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Promosi sebagai bentuk usaha komunikasi untuk menjembatani kesenjangan antara pustakawan dengan pengguna (calon pengguna) sebagai jalur utama menuju ke benak pengguna. Karena itu, pustakawan harus melintasi jalur tersebut untuk mengkomunikasikan produk yang dimilikinya ke pengguna atau calon pengguna. Diharapkan dengan melakukan promosi yang tepat, maka produk yang dimiliki oleh perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna perpustakaan.
Daftar Pustaka
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga, 2000. hal. 4 Stanton, William J., Michael J. Etzel., and Bruce J. Walker. Fundamentals of Marketing. New York : McGraw-Hill, 1991. hal. 410 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset, 1995. hal. 200 Smith, PR.Marketing Communications: An Integrated Approach. London: Kogan Page, 1998. P. 7
5. Budhi Santoso. Pemasaran dan Promosi Perpustakaan. 25 <http://kangbudhi.wordpress.com/2007/10/18/pemasaran-dan-promosi-perpustakaan/> September 2011