Anda di halaman 1dari 5

Masyarakat dengan Politik dan Hukum Sorotan masyarakat terhadap bidang politik selalu mengarah kepada kontroversi yang

ditimbulkan para elite-elite penguasa ataupun subjek yang haus kekuasaan dan mengandalkan kemenangan dalam permainan politiknya. Hal yang menjadikan politik sulit untuk diterjemahkan setiap persoalannya tidak hanya dari keahlian para pemain namun kurangnya pemahaman berlanjut menjadi enggannya masyarakat untuk ikut serta dalam mengamati perkembangan politik saat ini. Kurangnya peran masyarakat selain dalam dunia politik tercermin dari rendahnya minat masyarakat untuk memahami hukum di Negara, perkembangan social maupun budaya serta bagaimana peran masyarakat dalam keamanan Negara. Pandangan masyarakat terutamanya pada bidang politik, hokum serta keamanan sangat mempengaruhi pembangunan Negara dan bagaimana integritas masyarakat yang nantinya diharapkan menjadi tonggak terciptanya suatu perdamaian dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Kesalahan utama dinilai dari pelanggaran umum secara merata yang dilakukan tiaptiap penguasa ataupun pemerintahan dan tidak ada penindak lanjutan mengenai bagaimana penyelesaiannya. Pemerintah hanya terfokus pada kepentingan pribadi yang ternyata sama sekali tak memandang keberadaan masyarakat umum. Peran Hukum Berbagai studi tentang hubungan hukum dan pembangunan ekonomi menunjukkan

bahwa pembangunan ekonomi tidak akan berhasil tanpa pembaruan hukum. Dikatakan bahwa memperkuat institusi-institusi hukum adalah precondition for economic change, crucial to the viability of new political systems, and an agent of social change. pengadilan dan para sarjana hukum di pemerintahan serta professi hukum berperanan besar dalam tiap tahap pembangunan tersebut. Hukum, institusi hukum dan sarjana hukum, memainkan peranan yang penting untuk membawa perubahan kepada sistim norma-norma dan nilai-nilai baru dalam tiap tahap pembangunan. Sehingga para pemeran tersebut harus membangun sebuah dasar yang baik dan besar demi pencapaian tujuan Negara. Kestabilan polilik adalah prasyarat untuk membangun prasarana industri dan selanjutnya pertumbuhan indusiri adalah prasyarat untuk mengembangkan kesejahteraan sosial.1

Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah yang serupa, bagaimana menghindari disintegrasi bangsa, dalam waktu yang sama memulihkan ekonomi dari krisis yang berat, dan memperluas kesejahteraan sosial sampai mencapai masyarakat yang paling bawah. hal tersebut dikarenakan saat ini partai politik bukanlah institusi yang menjadi saluran buat aspirasi publik ke pemerintah, tetapi partai politik lebih menjadi alat buat elit-elit politik untuk mencapai kekuasaaan dan menguasai sumber daya alam yang ada. Saat ini masyarakat menilai kinerja pemerintahan di tiga bidang yang menjadi perhatian publik yaitu penegakan hukum, pengentasan dari kemiskinan dan pemberantasan korupsi sangat lemah. Yang kita temukan justru semua orang yang tidak mendukung partainya di tahun 2009, hari ini menjadi orang-orang yang tidak punya pilihan. Sebenarnya didalam sistem demokrasi itu partai punya tugas dua arah, pertama, dia menjadi corong untuk mensosialisasikan keputusankeputusan dari atas ke bawah, kemudian di sisi lain dia juga menjadi saluran aspirasi dari bawah untuk disampaikan kepada pemerintah maupun elit-elit. Saya kira itu fungsi sentral dari partai. Hari ini dua-dua fungsi ini tidak berjalan. Mereka betul-betul hanya dijadikan alat untuk mencapai kekuasaaan. Bagaimana kita mau memperkuat demokrasi, kalau orang yang punya hak politik tidak mau menggunakan haknya itu dengan sungguh-sungguh. Sebuah negara tak bisa hidup tanpa partai politik. Oleh karena itu, parpol harus membenahi diri dan programnya sehingga memunculkan kembali kepercayaan rakyat. Penguatan parpol ini sangat penting karena parpol adalah pilar demokrasi. Menurut saya, tidak ada sistem demokrasi yang betul-betul efektif jika tidak menggunakan parpol. Kompleksitas permasalahan negeri kita begitu besar dan hanya akan bisa diatasi secara politik melalui perwakilan, dan perwakilan itu parpol. Parpol harus membuat masyarakat tertarik lagi. Kalau parpol tidak dipercaya lagi, harus ditanyakan buat apa parpol didirikan.

Budaya Politik Sistem Politik merupakan Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam system tersebut (G. A.

Almond dan S. Verba). Menurut Almond dan Powel, orientasi individu terhadap sistem politik mencakup 3 aspek yaitu : 1. Orientasi kognitif, yaitu pengetahuan dan keyakinan tentang sistem politik. Misalnya: tingkat pengetahuan seseorang mengenai sistem politik, tokoh pemerintahan dan kebijakan yang mereka ambil, simbol-simbol kenegaraan, dll. 2. Orientasi afektif, yaitu aspek perasaan dan emosional seseorang individu terhadap system politik. 3. Orientasi evaluatif, yaitu penilaian seseorang terhadap sistem politik, menunjuk pada komitmen terhadap nilai-nilai dan pertimbanganpertimbangan politik terhadap kinerja system politik.

Indonesia menganut budaya politik yang bersifat parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di pihak lain. Sedangkan sikap ikatan primordialisme masih sangat mengakar dalam masyarakat Indonesia. Dan masih kuatnya paternalisme dalam budaya politik Indonesia.

Menurut M. Taopan, kesadaran politik (political awareness) merupakan proses bathin yang menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara. Dimana kesadaran politik dapat terwujud salah satunya melalui sosialisasi politik. Karena masyarakat harus mendukung pemerintah mengingat kompleks dan beratnya beban yang harus dipikul para penyelenggara negara. Suatu proses belajar dimana setiap individu memperoleh orientasi-orientasi berupa keyakinan, perasaan dan komponenkomponen nilai pemerintahan dan kehidupan politik. Dari sudut pandang masyarakat, sosialisasi politik adalah cara memelihara atau mengubah kebudayaan politik (Jack Plano). Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan politik tertentu (Almond dan Powell).

Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik Menurut Robert Le Vine ada 3 (tiga) mekanisma pengembangan budaya politik:

Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individuindividu lain. Sosialisasi pada masa kanak-kanak merupakan hal amat penting. Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal maupun nonformal. Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu. Menurut Gabriel Almond (1999), partisipasi politik diawali oleh adanya artikulasi kepentingan dimana seorang individu mampu mengontrol sumber daya politik seperti halnya seorang pemimpin partai politik atau seorang dictator militer. Peran mereka sebagai aggregator politik (penggalang/penyatu dukungan) akan sangat menentukan bagi bentuk partisipasi politik selanjutnya.

Rakyat pada Politik KEKECEWAAN rakyat sudah mulai terlihat, apalagi mereka mendengar janji-janji yang diucapkan oleh para pemegang kekuasaan sebelum mereka memangkunya. Rakyat merasa dibohongi dengan adanya janji-janji yang pernah diutarakannya. Rasa kecewa ini bisa dimaklumi, karena setelah memangku jabatan, mereka tidak bisa memenuhi janji yang pernah terucap sebelumnya karena berbagai alasan. Salah satu yang diharapkan muncul dari seorang pemimpin adalah mampu memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berbicara dan berani melaporkan keadaan yang sesungguhnya. Pemimpin harus bisa mendengar keluhan yang disampaikan dengan jujur dan tanpa rasa malu serta tidak akan mempermalukan rakyatnya sendiri. Bila rakyat sudah mulai mengeluh, sebagai pimpinan yang baik, mereka harus mampu mendiagnosa secara tepat dan bisa memberikan solusi terbaik untuk mengatasinya. Seperti yang digambarkan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya yang cukup terkenal berjudul The SPEED of Trust: The One Thing that Changes Everything atau Kecepatan Kepercayaan: Segalanya Bisa Merubah. Diungkapkan bahwa minimal adalah 5 gelombang Trust atau kepercayaan itu.

System yg salah

Tiak ada tindak lanmjutan Masyarakat menganggap hal tersebut buruk Masyarakat tidak peduli Negara mundur

Anda mungkin juga menyukai