Anda di halaman 1dari 746

Mengingat

DEPARTEMEN DAlAM NEGERI


REPUBlIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DAlAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan Pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu
ditetapkon Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengg'araan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara R"publik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lemboran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tilhun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indcnesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perercanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 2 -
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia nomor 4548);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pcmerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Peraturan Pemcrintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakila'n Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diuhah dengan
Peraturan Pemerir,tah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 7.004 tentang
Kedudukan Protokolcr dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran. Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4540);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
12. Peraturan Pemerintah Nomor '54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lemb2l'an Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Repub!ik Indonesia
Nomor 4574);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang. Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
14. Peraturan Pcmerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran P.epublik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4576);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran I\egara Republik
Indonesia Nomor 4577);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 3 -
:6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 20CS tentang Pengelo.can
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahuri
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4585);
18. Peraturan Pemerintah Nornor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
RelJublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
19. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon 1 Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor
88 Tahun 2003;
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
MEMUTUSKAN:
: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian
Pasall
Dalarn Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang meme.Jang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) menurut asas
otonolTJi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-Iuasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalarn Unc1ang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, danJatau walikota, dan perangkat
daerah unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Daerah otonom, selanjutnya disebut adalah kesatuan masyarakat hukum
yang rnernpunyai ,batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintatian dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 4 -
5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati da!am sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah Golam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya sega'a bentuk kekayaan yang berhu!;ungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
7. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah, termasuk Qanun yang berlaku
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi)
yang berlaku di Provinsi Papua.
8. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporari, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah duerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.
10. Satuan e ~ Perangkat Daerah yang selanjutnya disi1gkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggarall/pel1gguna barang.
11. Satuan e ~ Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
12. Organisasi adalah unsur perrerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala
daerah/wakil kr.pala daerah dan satuan k e ~ perangkat daerah.
13. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah
kabupaten atau walikota bagi daerah kota.
14. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
IS. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala satuan k e ~ pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan
kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pel1gelolaan APBD dan
bertindak sebagai bendahara umum daerah.
16. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
17. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksalakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipirnpinnya.
18. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
milik daerah
19. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
20. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi SKPD
21. Pejabat Penatdusahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 5 -
22. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan
dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
23. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpzn, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
24. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunJuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalarll rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
25. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perunda.ng-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggL'.ngjawaban berupa laporan keuangan.
26. Entitas akuntansi adalall unit pemerintahan pengguna anggaran.'pengguna barang
dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
27. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
28. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanoan untuk periode 5 (lima) tahun.
29. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1
(satu) tahun.
30. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim
yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipirr.pin oleh sekretaris
daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala
daerah dalam ~ n k penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat
perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
31. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, bclanja, dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
32. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya jisingkat PPAS adalah
rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
Rl<A-SKPD sebelurn disepakati dengan DPRD.
33. Prioritas dan Plafon Anggaran yang selanjutnya disingkat PPA adalah program
prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD
untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah
disepakati dengan DPRD.
34. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah
dokurnen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,
rencana belanja pDgram dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai
dasar pAnyusunan APBD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 6 -
35. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap keb:jakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
36. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.
37. Kinerja adalch keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaian dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
38. Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan
tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna
melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian
efisiensi alokasi dana.
39. Fungsi adalah perwujudan tugas dibidang tertentu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
40. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
41. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu
atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
42. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilal:sanakan oleh satlJ atau lebih unit
kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sUl1lber daya baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk perdlatan dan
teknologi, dilna, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa.
43. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu prolJram atau keluaran
yang diharapkan dari suatu kegiatan.
44. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendllkung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kebijakari.
45. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mence'minkan berfungsinya kelcaran
dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
46. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan
untuk membayar selurun pengeluaran daerah.
47. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank
yang ditetapkan.
48. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
49. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
50. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 7 -
51. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
52. slJrplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan
belanja daarah.
53. Defisit Anggaran Daerah Jdalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan
balanja daerah.
54. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
daniatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan rTIaupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
55. sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat siLPA adalah selisih
lebih realisesi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu peri ode
anggaran.
56. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
.daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
57. Piutang Daerilh adaiah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintilh daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perur,dang-undangan atau
akibat lainnya yang sah.
58. Utang Dilerah adaiah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah daerah
dan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan sebab
lainnya yang sah.
59. Dana Cadangan adillah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
rnemcrlukan dilna relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
60. Invcstasi adalah penggunaan aset untuk memperaleh manfaat ekonomis seperti
bungil, de,iden, rayalti, maTlfaat sosial dan/iltau manfaat lainnya sehingga dapat
meningkatkan kemampuall pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
61. Dokumen Pelaksanaan Anggaran sKPD yang selanjutnya disingkat DPA-sKPD
adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebaga! dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
62. Dokurnen Pelaksanaan Perubahan Anggaran sKPD yang selanjutnya disingkat
DPPA-sKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
pengguna anggaran.
63. Anggaran Kas ada!ah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang CUKUp guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
64. surat Panyediaan Dana yang selanjutnya disingkat sPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penerbitan SPP.
65. Surat Permintaan Pembayaran y;mg selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang diterbitkan oieh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
66. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat sPP-UP adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang
bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 8 -
67. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen
yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untuk permintaan pengganti uang
persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
68. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjut wa disingkat SPPTU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran unt"k rermintaan tambahan
uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan
tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
69. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalar dokumen yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pemtoayaran langsu.-,g kepada
pihak ketiga ~ t dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya
dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, oeruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
70. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
digunakanjditerbitkan oleh pengguna anggaranjkuasa 'pengguna anggaran untuk
penerbitan SP2D atas beban pengcluaran DPA-SKPD.
71. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-UP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaranjkuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban beban pengfeluaran DPA-SKPD yang
dipergunakan sebagai uang persccliaan untuk mendanai kegiatan.
72. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang seianjutnya disingkat SPM-
GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaranjbasJ pengguna
anggaran untur. penerbitan 51'20 atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan.
73. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanilltnya disingkat
SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaranjkuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeillaran DPA-SKPD,
karena kebutuhan dananya meleblhi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
74. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah
dokumen yi1I,g diterbitkan oleh pengguna anggaranjkuasa pengguna anggaran
untuk penerbitan SP2D atas beLJan pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga.
75. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokllmen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD
berdasarkan SPM.
76. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
77. Kerugian Daerah adalah kekurangan Clang, surat berharga, dan bar,1ng yang nyata
dan pasti jumlahnya sebagai <Ikibat perbuatan melawan hukum baik sengaja
maupun lalai.
78. Badan Layanan UmulTi Daerah yang selanjutnya disingkat SLUD adalah SKPDjunit
kerju pada :;KPD di lingkungan pemerintah daerah yang dilJcntul< untuk
memberikan pelayanan kepada masyarak2t berupa penyediaan barang danjatau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntlingan, dan dalam melakllkan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 9 -
Bagian Kedua
Ruang lingkup
Pasal2
Ruang Iingkup keuangan daerah meliputi:
a. hak daeruh untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan daerah;
d. pengeluaran daerah;
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
r. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Pasal3
Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi
kekuasaan pengelolaan daerah, azas umum dan APBD, penyusunan
rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang
belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi I<.euangan daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah,
kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.
Bagian Ketiga
Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal4
(1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggunJ jawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
(2) Secara tertib sebegaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan
daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-
bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Taat pada peraluran perundang-undangar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
(4) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil program
dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran
dengan hasil.
(5) Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian keluaran
yang rnaksimurn dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu.
(6) Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemerolehan masukan
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 10 -
(7) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan
yang memungkinl<an masyarakat untuk mengetahui dan mendaDatkan akses
informasi seluas-Iuasnya tentang keuangan daerah.
(8) Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perwujudan
kewajiban seseDrang untuk mempertanggul1gjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan. kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(9) Keadilan sebagaimana dimaksud paoa ayat (1) adalah keseimbangan distribusi
kewenangan dan pendanaannya dan!atau keseimbangan distribusi hak dan
kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyekt;f.
(10) Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau suatu sikap
yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
(11) Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa
keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
BAB II
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
PasalS
(1) Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
"
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran!pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan!atau bendahara pengeiuaral1;
e. menetapkun pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan utang dan
piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengclolaan barang milik
daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
(3) Kepala daerall selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;
b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan
c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran!pengguna barang.
(4) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang
memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 11 -
Bagian Kedua
Koordin.3tor Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal6
(1) e k r e t r i ~ daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud ddlam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya
dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan
daerah.
(2) Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas koordinasi di bidang:
a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
b. penyusunan dall pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;
c. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
d. penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas
keuangan daer'ah; dan
f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan AP8D.
(3) Setain mempunyai tugas koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekretaris daerah mempunyai tugas:
a. memimpin TAPD;
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;
d. memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPDjDPPA-SKPD; dan
e. me!aksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keual"gan daerah fainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
(4) Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugClS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) kepada kepala daerah.
Bagian Ketiga
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pasal7
(1) Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b
mempunyai tugas:
a. meOlyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBe;
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
d. meiaksanakan fungsi BUD;
e. menyusun lapcran keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 12 -
. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
f. menetapkan SPD;
g. menyiapkan pelal:sanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
i. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
barang milik daerah.
(3) PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di tingkungan satuan kerja pengelola
keuangan daerilh selaku kuasa BUD.
(4) PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah
melalui sekretaris daerah.
Pasal8
(1) Penunjukan kuasa BUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) ditetapl<an
dengan keputusan kepala daerah.
(2) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan SPD;
c. menerbitkan SP2D;
d. menyimpan seturuh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
e. memantcu pelaksanaan penerimaan dan pengeillaran APBD oleh bank
cJan/atall kellangan lainnya yang ditllnjllk;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
APBD;
g. menyimpan uang daerah;
h. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelolajmenatausahakan
investasi daerah;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran
atas beban rekening kas umum daerah;
j. melaksanakan pember ian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
I. melakukan penagihan piutang daerah.
(3) Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD.
Pasal9
PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan Si(PKD untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
b. melakukan pe'1gendalian pelaksanaan APBD;
c. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 13 -
d. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah
daerah;
e. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
f. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
g. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik daerah.
Bagian Keempat
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Pasal 10
Kepala SKPD seiaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana
dimaksud dalam Pas,,1 5 ayat (3) huruf c mempunyai tugas:
a. menyusun RKA-SKPD;
b. menyusun DPA-SKPD;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. me:akukan pengujian atas tagihan dan memerinlahkan pembayaran;
f. melaksanakan pemmgutan penerimaan hukan pajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
i. mengelola utang Jan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya;
k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
I. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
m. melaksilnakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah.
Bagian Kelima
Pejabat Kuasa Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
Pasal 11
(1) Pejabat pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.
(2) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana tersebut pada ayat (1)
berdasarkan pertirnbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang
yang dikelola, beban kerja, lakasi, kampetensi dan/atau rentang kendali dan
pertimbangan abjektif lainnya.
(3) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan aleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 14 -
(4) Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna
anggaran/pengguna barang.
Bagian Keenam
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD
Pasal12
(1) Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna
anggaranjkuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan
menunjuk pejabat pada unit kerja 5KPD selaku PPTK.
(2) Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi,
danjatau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
(3) PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pe!aksanaan
tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.
(4) PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaranjkuasa pengguna barang
sebagaimana tJimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksc:naan
tugasnya kepada kuasa pengguna anggaranjkuasa penggl1na barang.
(5) PPTK mempunyai tugas mencakup:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkemba'ngan pelaksanaan kegiatan; dan
c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelilksanaan
kegiatan.
(6) Dokumen angyaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c mencakup
dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait
dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan se>uai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Bagian Ketujuh
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
Pasal13
(1) Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala 5KPD
menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata uSilha keuangan pada 5KPD
sebagai PPK-5KPD.
(2) PPK-5KPD sebpgaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapJn 5PP-L5 pengadaan barang dan jasa yang disampaikan
oleh bendahara pengeluaran dan dlketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan 5PP-UP, 5PP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gajl dan
tunjangan PN5 serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi 5KPD; dan
,g. menyiapkan laporan keuangan 5KPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 15 -
(3) PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan
pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.
Bagian Kedelapan
Bendailara Penerimaan dan Bendallara Pengeluaran
Pasal 14
(1) Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pada SKPD.
(2) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah pejabat fungsionaf.
(3) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun
tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/
pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang
pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
(4) Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam melaksanakan
tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu.
(5) Bendahara pene,imaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
BAB III
AZAS UMUM DAN STRUKTUR APBD
Bagian Pertama
Azas Umum APBD
Pasal 15
(1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
(2) Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya
tujuan bcrnegara.
(3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stahilisasi.
(4) APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pasal 16
(1) Fungsi otcrisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
(2) Funqsi perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 aya: (3) mengandung
arti hahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegia',an pada tahun yang bersangkutan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 16 -
(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung
arti bahwa a1,;jgaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakall kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
(4) Fungsi alokasi sebagaimana dimaksud da!am Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.
(5) Fungsi distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
(6) Fungsi stabilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran pemerintah daerall menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
Pasal17
(1) Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
daerah.
(2) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (t) merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
(3) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahlJn anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pasal 18
(1) Pengeluaran daerah terdiri dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah.
(2) Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupukan perkiraan beban
pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adi! dan merata agar reJatif dapat
dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam
pemberian pelayanan umum.
(3) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud pada aya': (1) adalah
pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pasal 19
Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasa! 18 ayat (1) harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah yang cukup.
Pasal 20
(1) Pendapatan, belarlja dan pembiayaan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus
berdasarkap pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiuyaan daerah dianggarkan
secara brute dalam APBD.
Pasal21
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desernber.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 17 -
Bagian Kedua
Struktur APBD
Pasal22
(1) Struktur APSD merupakan satu kesatuan terdiri dari:
a. pendapatan daerah;
b. belanja daerah; dan
c. pembiayaan daerah.
(2) Struktur APSD sebagailT ana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan menurut
urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab
melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(3) Klasifikasi APSD menurut urusan pemerintahan dan organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a
meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
(2) Selanja daerah sebagnimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b meliputi
semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas
dana, rnerupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. -
(3) Pembiay,la'1 daerah sebagaimana dimaksud Pasal 22ayat (1) huruf c meliputi
semua trar.saksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan
surplus.
Pasal24
(1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek pendapatan.
(2) Selanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
(3) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf c dirinci
menurut Jrusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek pembiayaan.
Bagian Ketiga
Pendapatan Daerah
Pasal 2S
Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a
dikelompokan atas:
a. pendapatan asli daerah;
b. dana perimbangan; dan
c. lain-lain pendapatan daerah yang sah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 18 -
Pasal 26
(1) Kelompok asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri
atas:
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
(2) Jer.is pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-
undang tentang pajak daerah dan rctribusi daerah.
(3) Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dirinci menurllt obyek pendapatan yang mencakup:
a. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD;
b. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan millk pemerintah/BUMN;
dan
c. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
(4) Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, disediakan untuk mcngallggarkan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah. retribusi daerah, dan hasil pengelolaan
daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang
mencakup:
a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
b. jasa giro;
c. pendapatan bunga;
d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;
e. penerimaan komisi, potongan atauplln bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jase oleh daerah;
f. penerimaa,l keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
g. pendapatan denda atas keterlambatan pclaksanaan pekerjaan;
h. pendapatan denda pajak;
i. pendapatan denda retribusi;
j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
k. pendapatan dari pengembalian;
I. fasilitas sosial dan fasilitas umum;
m. penoapatan oarl pen}Jelenggaraan penoioiKan dan pe\atinan; dan
n. pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
Pasal 27
(1) Kelompok pendapatan dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang
terdiri atas:
a. dana bagi hasil;
b. dana alokasi umum; dan
c. dana alokasi khusus.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 19 -
(2) Jenis dana bagi hasil dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup:
a. bagi hasil pajak; dan
b. bagi hasil bukan pajak.
(3) Jenis d2na alokasi umum hanya terdiri atas objek pendapatan dana alokasi umum.
(4) Jenis dana illokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pasal 28
Kelampok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang
mencakup:
a. hi bah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/
organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga
luar negeri yang tidak mengikat;
b. dana darurat dari peme'intah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan
akibat bencana alam;
c. dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota;
d. dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang dtetapkan oleh pemerintah;
dan
e. bantuan keuangan dari provinsi atau dari pcrnerintah daerah lainnya.
Pasal 29
Hibah sebag<'limana dimaksud dalam Pasal 28 h l l r ~ a adalah penerimaan daerah yang
berasal dari pemerintah negara asing, bacJan/lembaga asing, badan/lembaga
internasional, pemerintah, badan/lembaga da!al1l negeri atau perorangan, baik dalam
bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/alau jasa, termasuk tenaga ahli dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kernbali.
Pasal 30
(1) Pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain
pendapat2n asli daerah yang sah yang ditransfer langsung ke kas daerah, dana
peri,nbang"n dan lain-lain pendapatan daeral1 yang sah dianggarkan pada SkPKD.
(2) Retribusi daerah, !;omisi, potongan, keuntungan selisih nilai tukar rupiah,
pendapatan dari penyelal'lggaraan pcndidikan dan pelatihan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan hasil pemanfaatan atau
pendayaljunaan kek"yaan daerah yano tidak dipisahkan yang dibawah
penguasaan pengguna anggaran/pengguna barang dianggarkan pada SKPD.
Bagian Keempat
Belanja Daerah
Pasal 31
(1) Bel3nja daerah sebagaimana dimaksud (Ialam Pasal 22 ayat (1) huruf b
dipergunakan dalam rangka mendanai pelilksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan provinsi atau kabupatcn/kota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihiln dan urusan yang penanganannya dclam bagian atau bidang
tertentlJ yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah ~ t u antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 20 -
(2) Belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
(3) Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diwujudkan melalui prestasi ~ r j dalam pencapaian standar pelayanan minimal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal32
(1) Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (1) terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.
(2) Klasifikasi belanja menurut urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjailn umum;
d. perumahall rakyat;
e. penataan ruang;
f. perencanaan pembangunan;
g. perhubungan;
h. Iingkungan hidup;
i. pertanahan;
j. kependudukan dan catatan sipil;
k. pemberdayaan perempuan;
I. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
m. sosial;
n. tenaga kerja;
o. koperasi dan usana k.eell dan menengah;
p. penanaman modal;
q. kebudayaan;
r. pemuda dan olah raga;
s. kesatuan bangsa dan pclitik dalam negeri;
t. pemerintahan umum;
u. kepegawaian;
v. pemberdilyaan masvarakat dan desa;
w. statistik;
x. arsip; dan
y. komunikasi dan informatika.
(3) Klasifikasi belanja menurut urusan pili han sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
{'. pertanian;
b. kehutancm;
c. energi dan sumber daya mineral;
d. pariwisata;
e. kelautan dan perikanan;
f. perdagangan;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 21 -
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi.
(4) Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut
urusan wajib dan urusan pilihan.
Pasal 33
Klasifikasi belani1 menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan
keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari:
a. pelayanar, umum;
b. ketertiban dan ketentraman;
c. ekonomi;
d. Iingkungan hidup;
e. perumahan dan fasilitas umum;
,
kesehalan;
,.
g. pariwisata dan budaya;
h. pendidikan; dan
i. perlindungan sosial.
Pasal34
Klasifikasi belanja menurut organ1sasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah.
Pasal35
Klasifikasi belanja menurut program can kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang nlenjadi kewenangan
daerah. .
Pasal36
(1) Belanja menurut kelompok belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(2) terdiri dari:
a. belanja tidak langsung; dan
b. belanja langsung.
(2) Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan belanja yang. dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
(3) Kelompok belanja langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung ~ n g n pelaksanaan
program dan kegiatan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 22 -
Paragraf 1
Belanja Tidak Langsung
Pasal37
Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf
a dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. belanja pegawai,
b. bunga;
c. subsidi;
d. hibah;
e. bantuan sosial;
f. belanja bagi hasil;
g. bantuan keuangan; dan
h. belanja tidak lerduga.
Pasal38
(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a merupakan
belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, s21ta pe.nghasilan lainnya
yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
(2) Uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta penghasilan dan
penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dianggarkan dalam belanja pegawai.
Pasal39
(1) Pemerintah daerah dapat memberikan tal.lbahan penghasilan kepada pegawai
negeri sipil berdasarkan peltimbangan yang obyektif dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
rangka peningkatan kesejahteri.-an pegawai berdasarkan beban kerja atau tcmpat
bertugas atau kondisi kerja atau kclangkaan profesi atau kerjn.
(3) Tambahan penghasilan berdJsarkan beban kerja setlagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipi! yang dibebani pCKNjaan untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui bel.,an kerja norma!.
(4) Tambahan penghasilan berdasark,lll tempat berll.:qa<: sP.t-.agiiimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil rnelaksan"karr tugasnya
berada di daerah memiliki tingkal kesulitan tinggi dan cjaerah terpene;l.
(5) Tambahan penghasilan berdasar kan kondisi ker]a dimaksud pada
ayat (2) diberikan kepada pegawar negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya
berada pada Iingkungan kerja lang memiliki resiko tinggi.
(6) Tambahan penghasilan be,d3sarkan kelangkaan profesi sebagaiMana dimaksud
pada ayat (2) diberikan kepada pegawai negeri sipil yang d?l,rn mengemban
tugas memiliki ketrampilan khusus dan langka.
(7) Tambahan berdasarkan prestasi kerja sebagaimalla dimaksud pada
ayat (2) diberikan kepada pegawili negeri sipil yang dalam tugasnya
dinilai mempunyai prestasi kerja.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 23 -
(8) Kriteria pemberian tambahan penghasilan ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
Pasal40
Belanja bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b digunakan untuk
menganggarkan pembaYC1ran bunga utang yang c1ihitung atas kewajiban pokok utang
(principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka plindek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
Pasal41
(1) Elelanja subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf c digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu
agar harga jual prodllksijjasa yang dihasilkan c1apat terjangl<au oleh masyarakat
banyak.
(2) Perusahaan/lembaga tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum
masya,akat.
(3) Perllsahaan/lembaga penerima belanja subsidi sebagaimana dilnaksud pada ayat
(1) h?rus terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriKsaan
pengelalaan dan tanygung jawab keuangan negara.
(4) Oalam rangkil pertanggungjawaban pelaksanaan APBO, penerima subsidi
sebagairnC1na dimaksud pada aynt (1) wajib menyampaikan laporan
penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah.
(5) Belanja subsidi dimaksud pacla ayat (1) dianggarkan sesuai dengan
keperillan perusahnall/lembaga penerima sllbsidi dalilm peraturan daerah tentang
APBO yang peraturan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam peraturan
kepala daerah.
Pasal42
(1) I:lelanja hibah sebagail11ana dimaksud dalam Pasal 37 huruf d digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam IJentuk uang, barang dan/atau jasa
kepada pemerintah atall pemerintah daerah lainnya, dan kelampok masyarakat/
perarangan yang seeara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
(2) Pemberian hibah dalam bentuk uang dapat dianggarkan apabila pemerintah
daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi
standar pelayanan minimum yang ditetapkan ddlam peraturan perundang-
undangan.
(3) Pemberian hibah dalam bentuk barang dapat c1ilakukan apabila barang tersebut
tidak mempunyai nilai ekonamis bagi pemerintal: daerah yang bersangkutan tetapi
bermanfaat bagi pemerintah atau pemerintah c1aerah lainnya dan/atau kelampak
masyarakilt/ perorangan.
(4) Pemberiar. hibah dalam bentuk jasa dapat dianggarkan apabila pemerintah daerah
telah memenuhi seillruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi standar
pe:ayanan minimum yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
(5) Pemberiiln hibah dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa dapat
diberikan kepada pernerintah daerah tertentu sepanjang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Pasal43
(1) Hibah I<epada pemerintah bertujuan untuk menllnjang peningkatan
penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 24 -
(2) Hibah kepada perusahan daerah bertujuan untuk menunjnng peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
(3) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya bertujuan untuk menunjang peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar umum.
(4) Hibah kepada badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompok
masyarakat/perorangan bertujuan untuk meningkatkan 'Jartisipasi dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Pasal44
(1) Belanja hibah scbagaimana dimaksud dalam Pasal 42 bersifat bantuan yang tidak
mengikat/tidak secara terus menerus dan haru" digunakan sesuai dengan
persyaratan yang diteta[Jkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.
(2) Belanja hibah kepada pemerintah dikelola sesuai dengan mekanisme APBN, serta
hibah kepada pemerintah daerah lainnya dan kepada perusahaan daerah,
badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompoK masyarakat/perorangan
dikelola dengan mekanisme APBD scsuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal45
(1) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tidak secara terus
menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran, seleklif dan memiliki kejelasan
peruntukan penggunaannya.
(3) Untuk memenuhi fungsi APBD scbagai instrumen keadi:an dan [Jemerataan dalam
upaya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masy2rakat, bantuan dalam
bentuk uang dapat dianggarkan apabila pemerintah daerah telah memenuhi
seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna terpenuhinya standar pelayanan
minimum yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
(4) Bantuan kepada partai politik diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dianggarkan dalam bantuan sosial.
Pasal46
Belanja bagi hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f digunakan untuk
menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada
kabupaten/kota atau pendapatan kabu[Jaten/kota kepada pemerintah desa atau
pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal47
(1) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf 9 digunakan
untuk bantuan keuangan yang bersifat umum atau khuslJs dari
provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan
kemampuan keuangan.
(2) Bantuan keuangan yang bersifut umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah
daerah/pemerintah desa penerima bantuan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 25 -
(3) Bar.tuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
peruntukan dan pengelolaannya diarahkanjditetapkan oleh pemerintah daerah
pemberi bantuan.
(4) Pemberi bantuan bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau anggaran
pendapatan dan be!anja desa penerima bantuan.
Pasal48
(1) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h merupakan
belanja IJntuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
seperti penanggulangan bencana alam dan benr.ana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-
tahun sebelumnya yang telah ditutup.
(2) Kegiatan yang bersifat tidak biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan
ketertibiln masyarakat di daerah.
(3) Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didllkung dengan bukti-
bukti yang sah.
Pasal49
(1) Belanja pegilwai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a dianggarkan pada
belanja organisasi berkenaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga sebagaimana
dimakslld dalam Pasal 37 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan
huruf h hanya dapat dianggarkan pada belanja SKPKD.
Paragraf 2
Belanja Langsung
Pasal 50
Kelampok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (1) hurllf b dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang dan jasa; dan
c. belanja modal.
Pasal 51
Belanja p ~ w i sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a untuk pengeluaran
honorariumjupah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Pasal52
(1) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf b digunakan
untuk pengeluaran pembelianjpengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang
dari 12 (du3belas) bulan danjatau pemakaian jasa dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 26 -
(2) Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mencakup belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor,
premi asuransi, perawatan kencjaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa
rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa
perlengkapan dan peralatan kantor, dan minuman, pakaian dinas dan
atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas,
perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.
PasalS3
(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud datam Pasal 50 huruf c digunakan unruk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau
pembangunan Jset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat iebih dari 12
(duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, dan aset tetap lainnya.
(2) Nilai pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dianggarkan dalam belanja modal hanya sebesar
harga beli/bangun aset.
(3) Belanja honorarium panitia pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan
untuk memperoleh setiap i\set yang dianggarkan pada belanja modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dianggarkan pada belanja pegawai dan/atau belanja
barang dan jasa.
PasalS4
Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta
belanja modal untuk melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah
dianggarkan pada belanja SKPD berkenaan.
Bagian Kelima
Surplus/(Defisit) APBD
PasalSS
Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran daerah
mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit APBD.
Pasal56
(1) Surplus APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terjadi apabila anggaran
pendapatan daerah diperKirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah.
(2) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok
utang, penyertaan mooal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada
pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan belanja
peningkatan jaminan sosial.
(3) Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat
yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya
melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 27 -
Pasal57
(1) Defis"t anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terjadi apabila anggaran
pendapatan daerah diperkirakan lebih kedl dari anggaran belanja daerah.
(2) Batas maksimal defisit APBD untuk setiap tahun anggaran berpedoman pada
penetapan batas maksimal defisit APBD oleh Menteri Keuangan.
(3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit
tersebut yang diantdranyr'l dapat bersumber dari sisa lebih perhitLfngan anggaran
tahun anggaran sebelumr.ya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
Pasal58
(1) Pemeriiltah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran
berkenaan.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (i), dapat
dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan.
Bagian Keenam
Pembiayaan Daerah
Pasal59
Pembiayaan daerah sebagairnana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf c terdiri dari
penerimaan perr.biayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pasal60
(1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 mencakup:
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnyr'l (SiLPA);
b, penca'rdn dana cadangan;
c. hasil penjualan kekayClan daerah yang dipisar,kan;
d. penerimaan pinjaman daerah;
e. penerilllaan kembali pemberian pinjaman; dan
f. penerimaan piutang daerah.
(2) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 mencakup:
a, pembentukan dana cadangan;
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
c. pembayaran pokok utang; dan
d. pemberian pinjaman daerah.
Pasal61
(1) Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan
pengeillaran pembiayaan.
(2) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 28 -
Paragraf 1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
Pasal62
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf a mencakup pelampauan penerimaan PAD,
pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauar. penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang sah, penerimaan perr,biayaan, peng"ematan
belanja, kewajiban Kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan,
dan sisa dana kegiatan lanjutan.
Paragraf 2
Dana Cadangan
Pasal63
(1) Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai
yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibetJankan dalam
satu tahun anggaran.
(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan peraturan daerah.
(3) Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup penetapan
tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai
dari dana cadangan, besaran dan rineian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber cadangan,
dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
(4) Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan cadangan sebagaimana
dirnaksud pada ayat (2) dibahas bersamaan dengan pembahasan rancangan
peraturan daerah tentang APBD.
(5) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan cadangan
sebagaimana uimaksud pada ayat (4) oleh kepala bersamaan
dengan penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
(6) Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman
daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(7) Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada rekening
tersendiri.
(8) Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana eadangan dan penempatan dalam
portofolio dieantumkan sebagai penambah dana eadangan berkenaan da!am daftar
dana eadangan pada lampiran rancangan peraturan daerah tentang APBD.
(9) Pembentukan dana eadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam
tahun anggaran yang berkenaan.
Pasal64
(1) Peneairan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf b
digunakan untuk menganggarkan peneairan dana cadangan dari rekening dana
cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Jumlah yang dianggarkan tersebut pada ayat (1) yaitu sesuai dengan jumlah yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan
berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 29 -
Pasal65
Penggunaan atas dana cadangan yang dicairkan dari rekekning dana cadangan ke
rekening kas umum daerah sebagaimana dimaksud dalam 64 ayat (1)
dianggarkan datam belanja langsung SKPD pengguna dana cadangan berkenaan,
kecuali diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Pasal66
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60 ayat (1) huruf c digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil penjualan
perusahaan milik daerah/BUMD dan penjualan aset milik pemerintah daerah yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah
daerah.
Paragraf 4
Penerimaan Pinjaman Daerah
Pasal 67
Penerimaan pinjaman daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf d
digunakan untuk menganggarka,n penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan
atas penerbitun obligasi daerah yang akan direalisasikan pc.da tahun anggaran
berkenaan.
f'aragl'af 5
Pemberian Pinjaman daerah dan
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Pasal 68
(1) Pemberiun pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf d
digunaka;l untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah
pusat dan/atau daerah lainnya.
(2) Penerimcan kembali pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (1) huruf e digunakan untuk menganggarkan posisi pe'lerimaan kembali
pinjJman yang diberikan. kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
lainnya.
Paragraf 6
Penerimaan Piutang Daerah
Pasal 69
Penerimaan piutany sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf f digunakan
untuk menganggarkan penerimaan yang berslJmber dari pelunasan piutang fihak
ketiga, seperti berupa penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah, pemerintah,
pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan
penerimaan piutang lainnya.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 30 -
Paragraf 7
Investasi Pemerintah Daerah
Pasal70
Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf b
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pasal7!
(1) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dilpat segera
diperjualbelikanjdicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas dan beresiko
rendah serta dimiliki selama kurang dari 12 (duabelas) bulan.
(2) Investasi jangka rendek sebagaimana dimaksud pada 'lyat (1) mencakup deposito
berjangka waktu 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (nuabelas) bulan yang ~ t
diperpanjang secara otomatis, pembelian surat utang negara (SUN), sertifikat
bank indonesia (SBI) dan surat perbendaharaan negara (SPN).
(3) Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari 12 (duabelas) bulan yang terdiri dari investasi permanen dan non
permanen.
(4) Investasi jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain surat
berharga yang dibeli pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan suatu
badan usaha, misalnya pembellan surat berharga untuk menambah kepemilikan
modal saham pada suatu badan usaha, surat berharga yang dibeli pemerintah
daerah untuk tujuan men.iaga hubungan balk dalam dan luar negeri, surat
berharga yang tldak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek.
(5) Investasi permanen sebagaimana dimaksud pada ~ t (3\ bertujuan untuk dimiliki
secara berkelanjutan tanpa ada nlat untuk dlperjualbe:ik?i1 atau tidak ditarik
kembali, seperti kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk
penggunausahaanjpemanfaatan aset daerah, penyertaan modal daerah pada
BUMO danjatau badan usaha lainnya dan investasi permanen lalnnya yang dimiliki
pemerintah daerah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
(6) Investasi non permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan atau ada niat untuk diperjualbelikan atau ditarik
kembali, seperti pembelian obligasi atau surat u t n ~ jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki sampal dengan tanggal jatuh tempo, dana yang
disisihkan pemerintah daerah dalam rangka pelayananjpernberdayaan masyarakat
seperti bantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok
masyarakat, pemberian fasilitas pendanaan kepada usaha mikro dan menengah.
(7) Investasi pemerintah daerah dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan
daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Oalam Negeri.
Pasal72
(1) Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf
b, dianggarkan dalam pengeluaran pemblayaan,
www.gi.co.id Global Intermedia
- 31 -
(2) DilJestasi pemerintah daerah dianggarkan dalam penerimaan pembiayaan pada
jenis hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
(3) Divestasi pemerintah daerah yang dialihkan untuk diinvestasikan kembali
dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan pada jenis penyertaan modal
(investasi) pemerintah oaerah.
(4) Penerimaan hasil atas investasi pemerintah daerah dianggarkan dalam kelompok
pendapatCln asli daerah pada jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkaro.
Pasal73
(1) Investasi daerah jangka pendek dalam bentuk deposito pada bank umum
dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan pada jenis penyertaan modal
(investasi) pernerintah daerah.
(2) Pendapattln bunga atas deposito sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dianggarkan daltlm kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Paragraf 8
Pembayaran Pokok Utang
Pasal74
Pembayaran pokok utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf c
digllnakan untllk menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang
dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.
Bagian Ketujuh
Kode Rekening Penganggaran
Pasal75
(1) Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang dicantumkan dalam APBD
menggunakan kode urusan pemerintahan daerah dan kode organisasi.
(2) Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang digunakan dalam
pengangga,an menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode
akun pembiayaan.
(3) Setiap program, kegiatan, k l o m ~ o k jenis, obyek serta rincian obyek yang
dicantumkan dalam APBD menggunakan kode program, kode kegiatan, kode
kelompok, kode jenis, kode obyek dan kode rincian obyek.
(4) Untuk tertib penganggaran kode sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) dihimpun menjadi satu kesatuan kode anggaran yang disebut kode
rekening.
Pasal 76
Urutan susunan kode rekening APBD dimulai dari kode urusan pemerintahan daerah,
kode organisasi, kode program, kode kegiatan, kode akun, kode kelompok, kode jenis,
kode obyek, dan kodc rincian obyek.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 32 -
Pa$a177
(1) Kode dan kiasifik3Si urusan pemerintahan daerah dan organisesi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.I peraturan
menteri ini.
(2) Kode akun pendapatan, kode akun belanja, 'dan kode akun pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (3) merupakill1 bagian susunan kode
akun keuangan daerah yang tercantum dalam Lampiran A.II peraturan menteri ini.
(3) Kode rekening pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) untuk
provinsi tercantum dalam Lampiran A.III peraturan menteri ini.
(4) Kode rekenin" pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) untuk
kabupaten/kota tercantum dalam Lampiran A.IV peraturan m ~ n t r ini.
(5) Kode dan klasifikasi fungsi tercantum dalam Lampiran A.V peraturan menteri ini.
(6) Kode dan klasifikasi belanja daerah menurut fungsi untuk keselarasan dan
keterpaduan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
tercantum dalam Lampiran A.VI peraturan menteri ini.
(7) Kode dan daftar program dan kegiatan menurut urusan pemerintahan daerah
tercantum dalam Lampiran A.VII peraturan menteri ini.
(8) Kode rekening belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
tercantum dalam Lampiran A.VIII peraturan menteri ini.
(9) Dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan pemerintah dengan pemerintah
daerah, daftar program dan kegiatan sebagaimana dirnaksud pada ayat (7) secara
berkal<J akan dis:mpurnakan sesuai dengan perkembangan kebutuha'n daerah.
(10) Kode rekening pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 24 ayat
(3) tercantum dalam Lampiran A.IX peraturan rnenteri inL
(11) Untuk memenuhi kebutuhan objektif dan karakteristik daerah serta keselarasan
penyusunan statistik keuangan negara, perubahan dan penambahan kode
rekening rincian objek belanja rapat diatur lebih lanjut dengan peratiJran kepala
daerah setelah dikonsultasikan dengan Menteri Dalarn Negeri.
BAB IV
PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
Bagian Pertarna
Azas Urnurn
Pasal78
(1) Penyelenggaraan urusan pernerintahan yang rnenjadi kewenanga'1 c1aerah didanai
dari dan at9s beban APBD.
(2) Penyelenggaraan urusan pernerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di
daerah didanai dari dan atas beban APBN.
(3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya dilimpahkan
kepada kabupaten/kota dan/atau desa, didanai dari dan atas beba,1 APBD provinsi.
(4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang penugasannya
dilimpahkan kepada desa, didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 33 -
Pasal79
(1) Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemcrintahan daerah baik dalam bentuk
uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus
dianggarkan daiam APBD.
(2) Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus memiliki dasar hukum
penganggaran.
Pasal80
Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk Illelaksanakan kewajiban pemerintahan
daerah sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
Pasal81
(1) Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan
penjabaran dari Rf'JMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk
jangka vlaktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.
(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rancangan kerangka ekonomi
danah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur
dan .,endanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah
daerah maupun ditempuh der,gan mendorong partisipasi masyarakat. .
(3) Kewajiban daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan
prestasi capaian standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perur.dalig-lindangan.
Pasal82
(1) RKPD dis1I5UIl untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pclaksanaan, dan pengawaSiln.
(2) Penyusunan RKPD diselesaikan paling lanlbat akhir bulan Mei sebelum tahun
anggara,l berkenaan.
(3) RKPD sebagarmana dimaksud pada ayat (l) ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
(4) Tata cara penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman
pada peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
'<ebijakan Umum APBD serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Paragraf 1
Kebijakan Umum APBD
Pasal83
(1) Kepala daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman
penyllsunan APBD yang ditctapkan Menter! Dalam Negeri setiap tahun.
www.gi.co.id Global Intermedia
-?A -
(2) Pedoman penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara
lain:
a. pokok-pokck kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah;
b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;
c. teknis penyusunan APBD; dan
d. hal-hal khusus lainnya.
Pasal84
(1) Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-
program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan
asumsi yang mendasarinya.
(2) Program-progran I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselaraskan dengan
prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.
(3) Asumsi yang mendasari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni
mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah.
rasaI 85
(1) Dalam menyusun rancangan KUA sebagaimana dimaksud Pasal 83 ayat (1), kepala
daerah dibantu oleh TAPD yang rlipimpin oleh sekretaris daerah.
<'
(2) Rancangan KUA yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Pasal86
(1) Rancangan KUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) disampaikan
kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun
anggaran berjalan untuk d i h ~ daiam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun
anggaran berikutnya.
(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diiakukan oleh T,\PD bersama
panitia anggaron DPRD.
(3) Rancangan KUA yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pad'.l ayat (2)
selanjutnya disepakati menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli
tahun anggaran berjalan.
(4) Format KUA tercantum dalam Lampiran A.X peraturan menteri ii'll.
Paragraf 2
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Pasal87
(1) Berdasarkan KUA yang teiah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (3), pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS.
(2) Rancangan PPAS sebag"imcna dimaksud pada ayat (1) disusun dengan tahapan
sebagai berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pili han;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 35 -
b. menentukan urutan program untuk masin-masing urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran sementaril untuk masing-masing program.
(3) Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun sebagaimana
dimaksud pilda ayat (1) kepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun anggaran berjalan.
(4) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh lAPD bersama
panitia anggaran DPRD.
(5) Rancangan PPAS yang telah dibahas sebagilimana dimaksud pada ayat (4)
selanjutnya disepakati. menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran
berjalan.
(6) Format PPAS tercantum dalam Lampiran A.XI peraturan menteri inL
Pasal88
(1) KUA serta PPA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat
(3) dan Pasal 87 ayat (5), masing-masing dituangkan ke dalcm nota kesepakatan
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan Df'RD.
(2) Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kepakatan KUA dan
PPA.
(3) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kepakatan
KUA dan PPA dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.
(4) format nota kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran A.XII peraturan menteri inL
Bagian Keempat
Penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran SKPD
Pasal89
(1) Berd3sarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1),
lAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.
(2) Rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a. PPA yang dialokasikan untuk setiap progrC'm SKPD berikut rencana
pcndapatan dan pembiayaan;
b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD
berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;
d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas
penyuslJnan anggarari dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan
e. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format
RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.
(3) Surat edaran kepala daerah peri hal pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun
anggaran berjalan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 36 -
Bagian Kelima
Rencana Kerjil dan Anggaran SKPD
Pasal90
(1) Berdasarkan penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dal<Jm Pasal
89 ayat (3), kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
(2) RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan
prestasi kerja.
Pasal91
(1) Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dilaksanakan dengan menyusun prakiraan
maju.
(2) Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi perkiraan kebutuhan
anggaran untuk program dan kegiatall yang direncanakan dalam tahun ill1CJgaran
berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.
(3) penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam- Pasal 90 ayat
(2) dilakukan dengan memadukan seluruh r.roses perencanaan dan penganggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPD untuk rncnghasilkan
dokumen rencana kerja dan anggaran.
(4) Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sebag<Jimana dimaksud
dalam Pasal 90 ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta
manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran
tersebut.
Pasal92
(1) Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan pendekatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dan terciptanya kesinambungan
RKA-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 2
(dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun
anggaran berjalan.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan menilai program dan
kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-tahun
sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang
direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun y<Jng dir!::ncanakan.
(3) Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk
pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya harus dianggarkan
pada tahun yang direncanakan.
Pasal93
(1) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja dimaksud dalam
Pasal 90 ayat (2) berdasarkan pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja,
analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
(2) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat adalah ukuran keberhasilan
yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.
(3) Capaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ukuran prestasi
kerja yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan dari seti<.p program dan kegiatan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 37 -
(4) Analisis standar belanja sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) merupakan
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
(5) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan harga
satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku disuatu daerah yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
(6) Standar pelayanan minimal sebagaimana dlillaksud pada ayat (1) merupakall tolok
ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah.
Pasal94
(1) RKA-SKPO sebagairllana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) memuat rencana
pendapatan, rencana bel2nja untuk masing-masing program dan kegiatan, serta
rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian
objek pendapatan, lJelanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun
berikutnya.
(2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga memuat informasi tentang
urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang akan
dicapai dari program dan kegiatan.
Pasal 95
(1) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan daerah, yang
dipungut/dikelola/ diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(2) Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud r;ada ayat (1) adalah
peraturan daerah, peraturan pemerintah atau undang-undang.
(3) Rencana belanja s e ~ i m n dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok bel2nja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing
diuraikan rT,f'nurut jeni;, obyek dan rincian obyek belanja.
(4) Rencana pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok penerimaan pembiayaan yallg dapat digunakan untuk menutup defisit
APBD dan pellgeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus
APBD yang masing-masing diuraikan mellurut jenis, obyek dan rincian obyek
pembiayaan.
(5) Urusan pemerintahan daerah sebagaimalla dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2)
memuilt bidang urusan pe nerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas
pokok dan fUllgsi organisasi.
(6) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) memuat nama
organisasi atau nama SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
(7) Prestasi kerja yang hendak dicapai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2)
terdiri dari illdikator, tolok ukur kinerja dan target kinerja.
(3) Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) memuat nama program
yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
(9) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) memuat nama kegiatan
yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
Pasal 96
(1) lndikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (7) meliputi masukan,
keluar'an dan hasi!.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 38 -
(2) Tolok ukur kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (7) merupakan
ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula ~ n g n
mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
dari setiap program dan kegiatan.
(3) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 95 ayat (7) merupakan hasil
yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
kegiatan.
Pasal97
(1) Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta
belanja modal dianggarkan dalam RKA-SKPD pada masing-masing SKPD.
(2) Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, bclanja bagi
hasil, belanja bantuan keuallgan, dan belanja tidak terduga hanya diallggarkan
dalam RKA-SI(PD pada SKPKD.
Pasal98
Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-
5KPD pada SKPKD.
Pasal99
(1) Bagan alir pengerjaan RKA-SKFD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1)
tercantum dalam Lampiran A.XIII peraturan menteri ini.
(2) Format RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) tercantum
dalam Lampiran A.XIV peraturan menteri ini.
Bagian Keenam
Penyiapan Raperda APBD
Pasall00
(1) RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas
lebih lanjut oleh TAPD.
(2) Pembahasan oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
menelaah ke,esuaian a;)tara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraar. maju yang
telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya,
serta capaign kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar
anal isis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta
sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.
(3) Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepala SKPD melakukan penyempurnaan.
Pasall01
(1) RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepala SKPD disampaikan kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang AP8D dan
rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
(2) Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilen<jkapi denlan lampiran yang terdiri dari:
a. ringkasan APBD;
b. ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 39 -
c. rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, pendapatan,
belanja dan pembiayaan;
d. rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
program dan kegiatan;
e. rekapitulasi be1anja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan
pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan
negara;
f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;
g. daftar piutang daeral<;
h. daftar penyertaan modal (investasi) daerah;
i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah;
j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain;
k. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumr,ya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini;
I. daftar dana cadangan daerah; dan
m. daftar pinjaman daerah.
(3) Format rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran A.XV peraturan menteri ini.
Pasall02
(1) Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimar,a
dimaksud dalam Pasal 101 ayat (1) dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari:
a. ringkasan penjabaran APBD;
b. penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah,
program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD wajib memuat
penjelasan sebagai berikut:
a. untuk pendapatan mencakup dasar hukum, target/volume yang
direncanakan, t.arif pungutan/harga;
b. untuk belanja :nencakup dasar hukum, satuan volume/tolok ukur, harga
satuan, lokasi kegiatan dan sumber pendanaan kegiatan;
c. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, surnber penerimaan
pembiayaan dan tUjuan pengeluaran pembiayaan.
(3) Format i"ancangan peraturan kepala daerah beserta lampiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran A.XVI peraturan menteri ini.
Pasall03
(1) Rancangan perotura.l daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah.
(2) Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat.
(3) Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bersifat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban
pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran
yang direncanakan.
(4) Penyebarluasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh
sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 40 -
BAB V
PENETAPAN APBD
Bagian Pertama
Penyampaian dan Pembahasan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Pasal 104
(1) Kepala daerah menyampaikiln rancangan peraturan daerah tentang AP8D beserta
lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober
tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk rnendapatkan
persetiJjuan bersama.
(2) Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala .daerah terhadap rancangan
peraturan daerah tentang AP8D dililkukar: paling lama 1 (satu) bulan sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
(3) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala
daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
AP8D.
(4) Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dlmaksL'd pada ayat (1)
disertai dengan nota keuangan.
(5) Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan tetap, maka
pejabat yang ditunJuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku
penjabat/pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku pimpiniln sementara
DPRD yang menandatangani persetujuan bersama.
(6) Format susunan nota keuangan scbagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum
dalam Lampiran A.XVII peraturan menteri ini.
Pasall05
(1) Penetapan agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang AP8D untuk
mendapatkan persetujuan bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat
(1) disesuaikan dengan tata tertib DPRD masing-masing daerah.
(2) Pembahasan rancangatl pcraturan daerah berpedoman pada KUA, serta PPA yang
telah disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD.
(3) Dalam hal DPRD memerlukan tambahan penjelasan terkait dengan pcmbahasan
program dan kegiatan tertentu, dapat meminta RKA-SKPD berkenaan kepada
kepala daerah.
(4) Format persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercanturr.
dalam Lampiran A.XVIII peraturan mcrlteri ini.
Pasal 106
(1) Apabila DPRD sampai batas waktu s e ~ i m n dimakslld dalam Pasal 104 ayat
(2) tidak menetapkan persetujuan bersama dengan kepala daerah terhadap
rancangan peraturan daerah tentang AP8D, kepa!a daerah' melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya
untuk membiayai keperluan setiap bulan.
(2) Pengeluaran setinggi-tingginya untuk keperluan setiap bulan sebagaimana
dimaksud pana ayat (1) diprioritaskan untuk belanja yang bersifat mengikat dan
belanja yang bersifat wajib.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 41 -
(3) Belanja yang bersifat mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
belanja yang dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh
pemerintah daerah dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap bulan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan, seperti belanja pegawai, belanja
barang dan jasa.
(4) Belanja yang bersifat wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan
pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan
kesehatan danjatau melaksanakan kewajiban kepada fihak ketiga.
Pasal 107
(1) Rencana pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pas<;ll 106 ayat (1) disusun
dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) jcpat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupatenjkota.
(3) Pengesahan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri bagi
provinsi dan keputusan gubernur bagi kabupatenjkota.
(4) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebaga/mana dimaksud pada
ayat (3) dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari :
a. ringkasan API3D;
b. ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi;
c. rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program,
kegiatan, kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan;
d. rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
program dan kegiatan; .
e. rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan
pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan
negara;
f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;
g. daftar piutang daerah;
h. daftar penyertaan modal (investasi) daerah;
i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah;
j. daftar perkiraan penambahc:n dan pengurangan aset lain-lain;
k. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini;
I. daftar. dana cadangan daerah; dan
rn. daftar pinjaman daerah.
(5) Format rancangan peraturan kepala daerah beserta lampiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran A.XIX peraturan menteri ini.
Pasal 108
(1) Penyampaian rancangan peraturan kepala daerah untuk memperoleh pengesahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (3) paling lama 15 (lima belas) hari
kerja terhitung sejakpPRD tidak menetapkan keputusan bersama dengan kepala
daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 42 -
(2) Apabila dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Menteri Dalam
Negerijgubernur tidak mengesahkan rancangan peraturan kepala daerah tentang
APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala daerah menetapkan
rancangan peraturan kepala daerah dimaksud menjadi peraturan kepala daerah.
Pasall09
Pelampuan batas tertinggi dari jumlah pengeluaran sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 106 ayat (1), hanya diperkenankan apabila ada kebijiikan pemerintah untuk
kenaikan gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil serta penyediaan dana pendamping
atas program dan kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah serta bagi l1asil pajak
daerah dan retribusi daerah yang ditetapkan dalam undang-undang.
Bagian Kedua
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
Pasalll0
(1) Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bp.rsama
DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum
ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih
dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.
(2) Penyampaian rancangan sebi3gaimana dimaksud pada ayat (1) disertCli dengan:
a. persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap
rancangan peraturan daerah tentang APBD;
b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD;
c. risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah
tentang APBD; dan
d. nota keuJngan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar
nota keuangan pada sidang DPRD.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk tercapainya
keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara
kepentingan publik dan kepentingan aparatur serta untuk meneliti sejauh mana
APBD provinsi tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan/atau peraturan daerah lainnya yang ditetapkan o!eh provinsi
bersangkutan.
(4) Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri Dalam Negeri dalJat mengundang pejabat pemerintah daerah provinsi
yang terkait.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam keputusan
Menteri Dalam Negeri dan disampaikan kepada gubernur paling lama 15 (lima
bel as) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.
(6) Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi atas rancangan peraturan
daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran
APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan rancangan dimaksud menjadi
peraturan daerah dan peraturan gubernur.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 43 -
(7) Dalam hal tJlenteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi rancangan
peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang
penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi.
(8) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernJr dar DPRD, dan gubernur
tetap menelapkan rancangan peraturan daerah tentang A?BD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan
peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan
peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun
sebelumnya.
(9) Pembatalan peraturan daerah dan peraturan gubernur serta pernyataan
berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
ditetapkan dengan peraturan Menteri Dalam Negeri.
Pasalll1
(1) Rancangan peraturiln daerah kabupatenjkota tentang APBD yang telah disetujui
bersam2 DPRD dan rancangan peraluran bupatijwalikota tentang penjabaran
APBD sebelum ditetapkan oleh bupatijwalikota paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepada gubernur untuk dievalt,asi.
(2) Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (2) peraturan menteri ini.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud Dada ayat (1) bertujuan untuk tercapainya
keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara
kepentingan puLJlik dan kepentingan aparJtur serta untuk meneliti sejauh mana
APBD kabupatenjkota tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
yang lebih tinggi danjatau peraturan daerah lainnya yang ditetapkan oleh
kabupatenjkota bersangkutan.
(4) Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi sebagai,nana dimaksud pada ayat (1),
gubeonur dapat mengundang pejabat pemerintah daerah kabupatenjkota yang
terkait.
(S) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud Dada ayat (1) dituangkan dalam keputusan
gubernur dan disampaikan kepada bupati/walikota paling lama 1S (lima bel as) hari
kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.
(6) Apabila gubernur menetapkan pernyataan hasil evaluasi atas rancangan peraturan
daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang
penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, bupatijwalikota menetapkan rancangan
dimaksud menjadi pera'uran daerah dan peraturan bupati/walikota. .
(7) Dalam hal gubernur menyatakan hasil evaliJasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD
tiaak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, bupati/w?iikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tJj'Jh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(8) Apabiia hasll evaluasi tidal< ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
bupatijwalikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD menjadi peraturan
daerall dan peraturan bupati/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah
dail peraturan dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu
AP3D tahul sebelumnya.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 44 -
(9) Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupatijwalikota dan pernyataan
berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
ditetapkan dengan peraturan gubernur.
Pasal112
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalari sebaga!rnana dimaksud dalarn
Pasal 110 ayat (8) dan Pasal 111 ayat (8), kepala daerah harus memberhentikan
pelaksanaan peraturan daerah dan selanjutnya DPRD bersama kepala daerah
mencabut peraturan daerah dimaksud.
(2) Pencabutan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayaL (1) dilakukan
dengan peraturan daerah tentang pencabutan peratural daerah tentang APBD.
(3) Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APBD tahun sebelumnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 110 ayat (8) dan Pasal 111 ayat (8) ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah.
Pasal113
Evaluasi rancangan peraturiln daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (3) dan
Pasal 111 ayat (3), berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Pasal114
(1) Penyempurnaan hasH evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (7)
dan Pasal 111 ayat (7) dilakL'kan kepala daerah bersama dengan panitia anggaran
DPRD.
(2) HasH penyempurnaan sebagaimana dimaksud patJa ayat (1) ditetapkan oleh
pimpinan DPRD.
(3) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar
penetapan peraturan daerah tentang APBD.
(4) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat final dan
dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya.
(5) Sidang paripurna berikutnya sebagairnana dimaksud pada ayat (4) yakni setelah
sidang paripurna pengambilan keputusan bersama terhadap rancangan peraturan
daerah tentang APBD.
(6) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan
kepada Menteri Dalam Negeri bagi APBD provinsi dan kepada gubernur bagi APBD
kabupatenjkota paling lama 3 (tiga) hari kerja settlah keputusan tersebut
ditetapkan.
("1) Dalam hal pimpinan DPRD berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pimpinan sementara DPRD yar.g
menandatangani keputusan pimpinan DPRD.
Pasal115
Guternur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancangan peraturan
~ r h kabupatenjkota tenta:lg APBD dan rancangan peraturan bupatijwalikota tentang
penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 45 -
Bagian Ketiga
Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabara'n APBD
Pasal116
(1) Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala
daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjCtbarun APBD.
(2) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
(3) Dalam hai kepala daerah berhalangan tetap, rnaka pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pE.njabatjpelaksana tugas kepala
daerah yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD.
(4) Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri bagi
provinsi dan gubernur bagi kabupatenjkota paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
ditetapkan.
(5) Format penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantulTi dalam Lampiran A.XX peraturan menteri inL
(6) Format penetapan rancangan peraturan kepata daerah tentang penjabaran APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.XXI peraturan
menteri inL
(7) Jadwal penyusunan APBD tercantum dalam Lampiran A.XXII peraturan menteri inL
BAB VI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD
BAGI DAERAH YANG BELUM MEMILIKI DPRD
Pasal117
(1) Untuk sinkronisasi dan keterpaduan sasaran program dan kegiatan dengan
kebijakal1 pemerintah dibidang keuangan negara dan menjaga kelangsungan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, serta pelayanan
masyarakat, kepala daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS.
(2) Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan kepada gubernur
bagi kabupatenjkota.
(3) KUA dan rancangan PPA yang telah dikonsultasikan dijadikan pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 peraturan menteri
inL
Pasal 118
Penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 ayat (3) berlaku
ketentuan Pasal 90, Pasa! 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97,
Pasal 98 dan Pasal 99.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 46 -
Pasal119
(1) RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh SKPD disampaikan kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan raneangan peraturan kepala daerah tentang APBD.
(2) Raneangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
(3) Format raneangan peraturan kepala daerah tentang APSD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku ketentuan dalam Pasal 107 ayat (4) dan ayat (5).
Pasal120
(1) Penyampaian raneangan peraturan kepala daerah untuk memperoleh pengesahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat (2) paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak KUA dan PPA dikonsultasikan dengan Menteri Dalam Negeri
bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
(2) Pengesahan i1tas raneangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuan dalam Pasal107 ayat (3).
Pasal121
Peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat
(2) dijadikan dasar penyusunan DPA-SKPD untuk pelaksanaan APBD.
BAB VII
PELAKSANAAN APBD
Bagian Pertama
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Pasal122
(1) Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah dikelola dalam APBD.
(2) Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau m n ~ r i r n pendapatan
daerah wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan berc1asarkan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran,
keeuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
(4) Penerimaan SKPD berupa uang atau eek harus disetor ke rekening kas umum
daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
(5) Jumlah belanja yang dianggarkan rJalam APBD merupakan batas tertinggi untuk
setiap pengeluaran belanja.
(6) Pengeluarlln tidak dapat dibebankan pada angyaran belanja jikil untuk
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak eukup lersedia dalam APBD.
(7) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan jika dalam
keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD
dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
(8) Kriteria keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 47 -
(9) Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran daerah untuk
tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.
(10) Pengeluaian belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif,
efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undan';lan.
Bagian Kedua
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
Paragraf 1
Penyiapa.l Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
Pasal 123
(1) PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang APBD
ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun
rancangan DPA-SKPD.
(2) Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merinci sasaran yang
hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan
yang diperkirakan.
(3) Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6
(enam) har: kerja setelah pemberitah.uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Format DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran B.I peraturan 'llenteri ini.
Pasal124
(1) TAPD melakukan verifibsi rancangan DPA-SKPD bersama-sama dengan kepala
SKPD paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak ditetapkannya peraturan kepala
daerah tenta/lg penjabaran APBD.
(2) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD
mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan persetujuan sekretaris daerah.
(3) DPA-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepad::l kepala SKPD, satuan kerja pengawasan daerah, dan Badan Pemeriksa
Keuangan paling lama 7 (tujUh) hari kerja sejak tanggal disahkan.
(4) DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna
barang.
Paragraf 2
Anggaran Kas
Pasal125
(1) Kepaia SKPD bcrdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun rancangan anggaran
kas SKPD.
(2) Rancangan anggaran kas SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada PPKD selaku BUD bersamaan dengan rancangan DPA-SKPD.
(3) ~ e m h s n rancangan anggaran kas SKPD dilaksanakan bersamaan dengan
pembahasan DPA-SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 48 -
Pasal 126
(1) PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintah daerah guna mengatl!r
ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai
dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah
disahkan.
(2) Anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat perkiraan arus kas
masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang
digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
(3) Mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
(4) Format anggaran kas pemerintah daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
B.n peraturan menteri inL
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
Pasal127
(1) :,emua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas ~ daer'lh.
(2) Setiap pendapatan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
Pasal128
(1) Setiap SKPD yang memungut pendapatan daerah wajib mengintensifkan
pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.
(2) SKPD dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan
daerah.
Pasal 129
Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
pendapatan bunga, j3sa giro atau pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana
anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas
kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.
Pasal 130
(1) Pengembalian atas kelebihan pC;ldapatan dilakukan dengan nlel1lbebankan pada
pendapatan yang bersanglo.utall ul1tuk pengel11balian pendapatan yang terjadi
dalam tahun yang sama.
(2) Untuk pengrmbalian kelebihan pendapatan yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnyo dibebankan pada belanja tidak terduga.
(3) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus jidukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
Pasal131
Semua pendapatan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai pendapatan
daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 49 -
Bagian Keempat
Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah
Pasal132
(1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
(2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapc.t pE',llgesJhan oleh
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
(3) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkall dan ditempatkan dalam
lembaran daerah.
(4) Pengetuaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk untuk
belanja yang bersifat mengikat deln belanja yang bersifat wajib yang ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah.
(5) Belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) berlaku ketentuan dalam Pasal 106 ayat (3) dan ayat (4).
Pasal133
(1) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keu<lngan sebagaimana
dimaksud dalam Pasai 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), dan Pasal
47 ayat (1) dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.
(2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan bertanggung
jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada kepata
daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
Pasal134
(1) Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD
untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau
bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-
tahun sebelumnya yang telah ditutup ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
keputusan dimaksud ditetapkan.
(2) Pengetuaran belanja untuk tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan kebutL.han yang diusulkan dari instansijlembaga berkenaan setelah
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang
tindin pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah didanai dari anggaran
pel'dapatan dan belanja negara.
(3) Pimpinan instansijlembaga penerima dana tanggap darurat bertanggungjawab
atas penggunaan dana t r ~ u t dan wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan kepada atasan langsung dan kepala daerah.
(4) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk
tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 50 -
Pasal135
Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya
ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai
bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal136
Untuk kelanearan pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara
pengeluaran.
Bagian Kelima
Pelaksanaan Anggi'lran Pembiayaan Daerah
Paragraf 1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Sebelumnya
Pasal 137
Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya merupakan penerimaan
pembiayaan yang digunakan untuk:
a. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih keeil daripada
realisasi belanja;
b. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsur g;
e. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan dkhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
Pasal138
(1) Beban belanja langsung pelaksanaan kegiatan lanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 137 huruf b didasarkan pada DPA-SKPD yang telah disahkan kembaii
oleh PPKD menjadi DPA Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) tahlJn anggaran berikutnya.
(2) Untuk mengesahkan kembali DPA-SKPD menjadi DPAL-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPD menyampaikan laporan akl1ir realisasi
pelaksanaan kegiatan fisik dan non-fisik maupun keuangan kepada PPKD paling
lambat pertengahan bulan Desember tahun anggaran berjalan.
(3) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL-SKPD setelah terlebih dahulu
dilakukan pengujian sebagai berikut:
a. sisa DPA-SKPD yang b"!lum diterbitkan SPD dan/atau belum diterbitkan SP2D
atas kegiatan yang bersangkutan;
b. sisa SPD yang belum diterbitkan SP2D; dan
c. SP2D yang belum diuangkall.
(4) DPAL-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dijadikan dasar pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian
pembayaran.
(5) Format DPAL-SKPD sebagaimana tereantum dalam Lampiran B.III reraturan
menteri ini.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 51 -
Paragraf 2
Dana Cadangan
Pasal139
(1) Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dana cadangan
pemerintah daerah yang dikelola oleh BUD.
(2) Dana cadangan tidal< c'apat digunakan untuk membiayai prograrR dan kegiatan
lain diluar yang telah ditetapkan d'llam peratllran daerah tentang pembentukan
dana cad'lngan.
(3) Program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan apabila dana cadangan telah
mencukuiJi 'Jntuk melaksanakan program dan kegiatan.
(4) Untuk pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dana cadangan dimaksud terlebih dahulu dipindahbukukan ke rekening kas umum
daerah.
(.5) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling tinggi sejumlah
pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pela:<sanaan kegiatan
dalam tahu" anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan
daerah t n ~ n g pembentukan dana cadangan.
(6) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pad? ayat (4) dilakukan dengan surat
perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUD atas persetujuan PPKD.
(7) Dalam hal program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
selesai di!aksanakan dan target kinerjanya telah tercapai, maka dana cadangan
yang rnasih tersisa pada r.ekening dana cadangan, dipindahbukukan ke rekening
kas umum daerah.
Pasal140
(1) Dalam hal dana cadangan yang ditempatkan paJa rekening dana cadangan belum
digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam
portofolio yang men'lberikan hasil tetap denga'1 risiko rendah.
(2) Penerimaan hasil bllnga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan dalam
portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menambah jumlah dana
cadangan.
(3) Portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. deposito;
b. sertifikat bank indonesia (5BI);
c. surat perbendaharaan negara (5PN);
d. surat utang negara (SUN); dan
e. sur'lt berharga lainnya yang dijamin pemerintah.
(4) Peniltausahailn pe!aksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana
cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan program/
kegiatan !ainnya.
Paragraf 3
Investasi
Pasal141
(1) Investasi awal dan penambahan investasi dicatat pada rekenin] penyertaan modal
(investasi) daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 52 -
(2) Pengurangan, penjualan, dan/atau pengalihan investasi dicatat pada rekening
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan (divestasi modal).
Paragraf 4
Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah
Pasal 142
(1) Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah dilakukall melalui rekening kas
umum daerah.
(2) Pemerintah daerah tidak dapat memberikan jaminan atas pinjaman pihak lain.
(3) Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh
dijadikan jaminan pinjaman daerah.
(4) Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan jaminan obligasi daerah.
Pasal 143
Kepala SKPKD melakukan penatausahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Pasal144
(1) Pemerintah daerah wajib melaporkan POSISI kumulatif pinjaman dar. kewajiban
pinji3man kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri setiap akhir
semester tahun anggaran berjalan.
(2) Posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri utas:
a. jumlah penerimaan pinjaman;
b. pembayaran pinjaman (pokok dan bunga); dan
c. sisa pinjaman.
Pasal145
(1) Pemerintah daerah wajib membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi
daerah yang telah jatuh tempo.
(2) Apabila anggaran yang tersedia dalam APBD/perubahan APBD tidak mencukupi
untuk pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah sebagairnana
dimaksud pada ayat (1), kepala daerah dapat melakukan pelampauan pembayaran
mendahului perubahan atau setelah perubahan APBD.
Pasa1146.
(1) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok utang dim/atau obligasi daerah
sebelum perubahan APBD dilaporkan kepada DPRD 'dalam pembahasan awal
perubahan APBD.
(2) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah setelah
perubahan 1IPBD dilaporkan kepoda DPRD dalam laporan realisasi anggaran.
Pasal147
(1) Kepala SKPKD melaksanakan pembayaran bunga dan cicilan pokok utang dan/atau
obligasi daerah yang jatuh tempo.
(2) Pembayaran bunga pinjaman dan/atau obligasi daerah dicatat p2da rekening
belanja bunga.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 53 -
(3)
(4)
Pembayaran denda pinjaman dan/atau obligasi daerah dicatat pada rekening
belanja bunga.
Pembayaran pokok pinjaman "dan/atau obligasi daerah dicatat pada rekening
cicilan pokok utang yang jatuh tempo.
Pasal148
(1) Pengelolaan obligasi daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
(2) Peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya mengatur mengenai:
a. penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan obligasi daerah termasuk
kebijakan pengendalian resiko;
b. perenc"naan dan penetapan portofolio pinjaman daerat.;
c. penerbitan obligasi daerah;
d. penjuaian obligasi daerah melalui lelang dan/atau tanpa lelang;
e. pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo;
f. pelunasan; dan
g. aktivitas lain dalam rangka pengembangan pasar perdana ke pasar sekunder
obiigasi daerah.
(3) Penyusunan peraturiln kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Paragraf 5
Piutang Daerah
Pasal 149
(1) Setiap piutang daerah diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu.
(2) PPK-SKPD melakukufl penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan
daerah yang me,lja:Ji tahggung jawab SKPD.
Pasal150
(1) Piutang atau tagihan daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya pada saat
jutuh tempo, dise!esaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang pajak daerah dan piutang retribusi
daerah merupakan prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal151
(1) Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat
diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang daerah yang cara
penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Piutang daerah dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara
mutlak atau bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
peraturan pewndang-undangan.
(3) Penghapusan piutang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh:
a. kepala daerah untuk jumlah sampai dengan RpS.OOO.OOO.OOO,OO (lima miliar
rupiah);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 54 -
b. kepala daerah dengan persetujuan DPRD untuk jumlah lebih dari
Rp5.000.000.000,OO (lima miliar rupiah).
Pasal152
(1) Kepala SKPKD melaksanakan penagihan dan menatausahakan piutang daerah.
(2) Untuk melaksanakan penagihan piutang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepala SKPKD menyiapkan bukti dan administrasi penagihan.
(3) Format surat penagihan piutang daerah, surat penagihan piutang daerah,
register surat penagihan piutang daerah, dan surat penag.han berulang
piutang daerah tercantum dalam Lampiran B.IV peratL,ran menteri ini.
(4) Jadwal pelaksanaan APBD tercantum dalam Lampiran B.V peraturan menteri ini.
Pasal153
(1) Kepala SKPKD setiap bulan melaporkan realisasi penerimaan piutang kepada
kepala daerah.
(2) Bukti pembayaran piutang SKPKD dari pihak ketiga harus dipisahkan dengan bukti
penerimaan kas atas pendapatan pada tahun anggaran berjalan.
BAB VIII
PERUBAHAN APBD
Bagian Pertama
Dasar Peruhahan APBD
Pasal 154
(1) Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran dntar unit
organisa,i, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat; dan
e. keadaan luar biasa.
(2) Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
Bagian Kedua
Kebijakan Umum serta
Priofitas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD
Pasal155
(1) Perubahan APBD disebabkan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf a dapat berupa terjadinya
pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi penda[)atan daerah, alokasi belanja
daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang semu!a ditetapkan dalam KUA.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 55 -
(2) Kepala daerah memformulasikan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya
perubahan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat. (1) huruf a ke
dalam rancangan kebijakan umum perubahan APBD serta PPAS perubahan APBD.
(3) Daiam rancangan kebijakar. umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disajik3n secara lengkap penjelasan
mengenai:
a. perbedaan asumsi dengan KUA yang ditetapkan sebelumnya;
b. program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam
perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD
tahun anggaran berjalan;
c. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam
perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan
d. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam
perubahan APBD apabila melampaui asumsi KUA.
(4) Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada DPRD paling lambat
minggu pertama bulan Agustus dalam tahun anggaran berjalan.
(5) Rancangan kebijakpn umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ay.]t (4), seteiah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perulJahan AP3D paling
lambat minggu kedua bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
(6) Dalam hal persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah tentang
perubahcJn APBD diperkirakan pada akhir bulan September tahun anggaran
berjalan, agar dihindari adanya penganggaran kegiat3n pembangunan fisik di
dalam rancangan per3turan daerah tentang perubahan APBD.
(7) Format rancangan kebijakan umum perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) tercant.um dalam Lampiran c.r peraturan menteri ini.
(8) Format rancangan PPAS perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tercantum dalam l.ampiran c.rr peraturan menteri ini.
Pasal 156
(1) Kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan ilPBD yang telah
disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (S), masing-masing
dituangkan ke dalam nota kesepukatan yang ditandatangani bersama antara
kepala daerah dengan pimpinan DPRD.
(2) Format nota kesepakatan sebagaimana i n ~ k s u pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran c.m peraturan menteri ini.
Pasal157
(1) Berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (1),
TAPD lTIenyiapkan rancangan surat edaran kepala daeran perihal pedoman
penyusunan RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria
DPA-SKPD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam perubahan APBD sebagai
acuan bagi kepala SKPD.
(2) Rancangan surat edaran kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. PPA perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru dan/atau kriteria
DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap SKPD berikut rencana pendapatan
dan pernbiayaan;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 56 -
b. sinkronisasi program dan kegiatan SKPD dengan program nasional dan antar
program SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan slandar
pelayanan minimal yang ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD yang telah diubah
kepada PPKD; .
d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas,transparansi dan akuntabilitas
penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan
e. dokumen sebagai larnpiran meliputi kebijakan umum perubahan APBD, PPA
perubahan APBD, kode rekening APBD, format RKA-SKPD dan/atau DPPA-
SKPD, standar analisa belanja dan standar harga.
(3) Pedoman penyusunan RKA-SKPD dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh kepala daerah paling
lambat minggu ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
Pasal 158
Tata cara penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalanl Pasal 157 ayat (1)
berlaku ketentuan dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95,
Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, dan Pasal 99.
Pasal159
(1) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dapat
berupa peningkatan atau pengurangan target kinerja program dan
kegiatan dari yang telah ditetapkan semula.
(2) Peningkatan atau pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan dalam format dokumen
pelaksanaan perubahan anggaran SKPD (DPPA-SKPD).
(3) Dalam format DPPA-SKPD dijelaskan capaian target kinerja, kelompok, jenis,
obyek, dan rincian obyek pendapatan, belanja serta pembiayaan baik sebelum
dilakukan perubahan maupun perubahan.
(4) Format DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran C.IV peraturan menteri ini.
Bagian Ketiga
Pergeseran Anggaran
Pasal160
(1) Pergeseran anggaran antar l'nit organisasi, antar ke;)iJtan, dan anta. jenis belanja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) l1uruf b serta pergeseran antar
obyek belanja dalam jenis belanja dan antar rincian obyek belanja diformUiasikan
dalam DPPA-SKPD.
(2) Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan dapat
dilakukan atas persetujuan PPKD.
(3) Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan dilakukan atas
persetujuan sekretaris daerah.
(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayal (2) dan ayat (3) dilakukan
dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
sebagai dasar pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalam rancangan
peraturan daerah lentang perubahan APBD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 57 -
(5) Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.
(6) Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan dan/atau
pengurangan akibat pergeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dijelaskan dalam kolum keterangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
perubahCln APBD.
(7) Tata cara pergeseran sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam
peraturan kepala daerah.
Bagian Keempat
Penggunaan Saldo Anggaran lebih Tahun Sebelumnya
Dalam Perubahan APBD
Pasal161
(1) Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih perhitungan tahun
anggaran sebelumnya.
(2) Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunal<an dalam tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
154 ayat (1) huruf c dapat berupa:
a. membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang melampaui
anggaran yang tersedia mendahului perubahan APBD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 145 ayat (2);
b. melunasi seluruh kewajiban bunga dan pokok utang;
c. mendanai kenaik3n gaji dan tunjangan PNS akibat adanya kebijakan
pemerintah;
d. mendanai kegiatan lanjutan sesuai dengan ketentuan Pasal 138;
e. mer.danai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus diselesaikan
sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran
berjalan; dan
f. mendanai kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan dari
yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD tahun anggaran berjalan yang
dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesilian pembayaran
dalam tahun anggaran berjalan.
(3) Penggunaan saldo anggaran tahun sebelumnya untuk pendanaan pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf f
diformulasikan teriebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
(4) Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d diformulasikan terlebih dahulu
dalam DPAL-SKPD. .
(5) Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e diformulasikan terlebih dahulu
dalam RKA-SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 58 -
Bagian Kelima
Pendanaan Keadaan Darurat
Pasal 162
(1) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf d
sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah dan tidak
dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi secara berulang;
c. berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; d3n
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan
yang disebabkan oleh keadaan darurat.
(2) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang
be:um tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan
perubahan APE'J.
(3) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan belanja tidak >erduga.
(4) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukan dengan cara:
a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target kinerja
program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berjalan; dan/atau
b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.
(5) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk belanja untuk
keperluan mendesak yang kriterianya ditetapkan dalam peroturan daerah tentang
APBD.
(6) Kriteria belanja untuk keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
mencakup:
a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dalam tahun anggaran berjalan; dan
b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
(7) Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam
tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
(8) Pendanaan keac'aan darurat untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diformulasikar. terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.
(9) Dalam hal keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan APBD,
pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, dan pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi
anggaran.
(10) Dasar untuk kegiatan-kegiatan sebagaimapa dimaksud pada ayat (9)
. diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan
.DPA-SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris daerah.
(11) Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (5) terlebih dahulu ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 59 -
Bagian Keenam
Pendanaan Keadaan Luar Biasa
Pasal 163
(1) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf e
merupakan keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan danjatau
pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan ~ i besar dari
50% (lima puluh persen).
(2) Persentase 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan selisih (gap) kenaikan atau penurunan antara pendapatan dan belanja
dalam APBD.
Pasal164
(1) Dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan dalam
APBD mengalami peningkatan lebih dari 50% (lima puluh persen) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1), dapat dilakukan penambahan kegiatan baru
danjatau penjadwalan ulangjpeningkatan capaian target kinerja program dan
kegiatan dalam tahun anggaran berjalan.
(2) Penambahan kegiatan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan
terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.
(3) Penjadwalan ulangjpeningkatan capaian target kinerja program dan Jtegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-
SKPD.
(4) RKA-SKPD dan DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan kedua APBD.
Pasal 165
(1) C'alam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan dalam
APBD mengalami penurunan lebih dari 50% (lima puluh persen) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1), maka dapat dilakukan penjadwalan
ulangjpengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam
tahun anggaran berjalan.
(2) Penjadwalan ulc:ngjpengurangan capaian target sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diforrnulasikan ke dalam DPPA-SKPD.
(3) DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan kedua APBD.
Bagian Ketujuh
Penyiapan Raperda Perubahan APBD
Pasal166
(1) RKA-SKPD yang rnemuat program dan kegiatan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan
kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.
(2) Pembahasan oleh TAPD uilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD
dan DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kebijakan umum
perubahan APBD serta PPA perubahan APBD, prakiraan maju yang direncanakan
atau yang telah disetujui dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian
kinerja, indikator kinerja, standar analisis belanja, standar satuan harga, dan
standar pelayanan minimal.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 60 -
(3) Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD dan DPPA-SKPD yang memuat program
dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD terdapat
ketidaksesuaian dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), SKPD
melakukan penyempurnaan.
Pasal 167
(1) RKA-SKPD yang memuat program dan kegiacan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disempurnakan oleh SKPD,
disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.
(2) RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah dibahas TAPD, dijadikan bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD oleh PPKD.
Bagiiln Kedelapan
Penetapan Perubahan APBD
Paragraf 1
Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dan
Rancangan Peraturan -Kepala Daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD
Pasal 168
Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan peraturen kepala daerah
tentang penjabaran perubahan APBD yang disusun oleh PPKD memuat pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang mengalami perubahan dan yang tidak rnengalami
perubahan.
Pasal 169
(1) Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD sebagaimuna dimaksud
dalam Pasal 168 terdiri dari rancangan peraturan dael ah tentang perubahan APBD
beserta lampirannya.
(2) Lampiran rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. ringkasan perubahan APBD;
b. ringkasan perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah darl
organisasi;
c. rincian perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
pendapatan, belanja dan pembfuyaan;
d. rekapitulasi perubahan menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program dan keglatan;
e. rekapitulasi perubahan belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan
urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan
keuangan negara;
f. daftar perubahan jumlah per golongan dan per jabatan;
g. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah terdiri dari:
1) laporan realisasi anggaran yang telah ditetapkan deng3n peraturan
daerah 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun perubahan anggaran yang
direncanakan;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 61 -
2) neraca yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah 1 (satu) tahun
terakhir sebelum tahun perubahan anggaran yang direncanakan;
3) laporan arus kas yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah 1
(satu) tahun terakhir sebelum tahun perubahan anggaran yang
direncanakan;
4) catatan atas laporan keuangan yang telah ditetapkan dengan peraturan
daerah 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun perubahan anggaran yang
direncanakan;
h. daftar kegiatan-kegiatan tahlln anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; dan
i. daftar pinjaman daerah.
(3) Format rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampiran
sebagaimana dimakslld pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran C.V peraturan
menteri inL
Pasal170
(1) Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD
sebagaim<.nil dimakslld dalam Pasal 169 ayat (2) terdiri dari rancangan peraturan
kepala daerail tentang penjabaran perubahan APBD beserta lampirannya.
(2) Lampiran rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari:
a. ringkasan penjabaran perubahan anggaran pendapatan daerah, belanja
ctaerah dan pembiayaan daerah; dan
b. penjabaran perubahan APBD menurut organisasi, program, kegiatan,
kelompok, jenis, obyek. rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
(3) Format rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD
beserta lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
C.VI peraturan menteri ini.
Pasal171
(1) Rancangan reraturan daerah tentang perubahan APBD yang telah disusun oleh
PPKD disampaikan kepada kepala daerah.
(2) Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebelum disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD
disosialisasikan kepada masyarakat.
(3) Sosialisasi rancangan peratlJran daerah tent"ng perubahan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bersifat memberikan informasi mengenai hak dan
kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan perubahan
APBD tahun anggaran yang direncanakan.
(4) Penyebarluasan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD
dilaksanakan oleh sekretariat daerah.
Paragraf 2
Penyampaian, Pembahasan dan Penetapan
Raperda Perubahan APBD
Pasall72
(1) Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD, heserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan
September tdhun anygaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 62 -
(2) Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan nota keuangan perubahan APBD.
(3) DPRD menetapkan agenda pembahasan rancangan peraturan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Pembahasan rancangan peraturan daerah berpedoman pada kebijakan umum
perubahan APBD serta PPA perubahan APBD yang telah disepakati antara kepala
daerah dan pimpinan DPRD.
(5) Pengambilan keputusan DPRD untuk menyetujui rancangan peraturan daerah
tentang perubahan APBD sebllgaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 3
(tiga) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.
(6) Format susunan nota keuangan perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tercantum dalam Lampiran C.VII peraturan menteri ini.
(7) Format persetujuan bersama rancangan peraturen daerah tentang perubahan
APBD dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran C.VIII
peraturan menteri ini.
(8) Jadwal perubahan APBD tercantum dalam Lampiran C.XIX peraturan menteri ini.
Paragraf 3
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD
Pasal173
(1) Tata cara evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD provinsi dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran perubahan
APBD provinsi menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur berlaku
ketentuan Pasal 110 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).
(2) Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi ranr:angan
peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan gubernur
tentang penjabaran perubahan APBD bertentangan dengan kepentingan umum
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD
melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya hasil evaluasi.
(3) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernlJr dan DPRD, dan gubernur
tetap menetCl[lkan rancangan peraturan daerah tentang perubahlln APBD dan
rancangan peraturan gubernur tentang renjabaran perubahan APBD menjadi
peraturan daerah dan peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan
peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan tidak
diperkenankan melakukan perubahan APBD dan tetap berlaku APBD tahun
anggaran berjalan.
(4) Pembatalan peraturan daer?h dan peraturan gubernur serta pernyataan
'berlakunya APBD tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.
Pasal174
(1) Tata cara evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD kabupatenjkota dan rancangan peraturan bupatijwalikota tentang
penjabaran perubahan APBD kabupatenjkota menjadi peraturan daerah dan
peraturan bupatijwalikota berlaku ketentuan Pasal 111 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4).
www.gi.co.id Global Intermedia
- 63 -
(2) Dalarn hal Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD
tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(3) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentarfg penjabaran
perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota,
gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota dimaksud,
sekaligus tidak diperkenankan mel::lkukan perub<.nan APBD dan teta;>
berlaku APBD tahun anggaran berjalan.
(4) Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan
berlakunya APBD tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dengan keputusan gubernur.
Pasal175
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 173 ayat (4) dan Pasal174 ayat (4), kepala daerah harus meniberhentikan
pelaksanann .peraturan daerah dan selanjutnya DPRD bersama kepala daerah
mencabut peraturan daerah dimaksud.
(2) Pencabutan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan peraturan daerah tentang pencabutan peraturan daerah tentang
perubahan APBD.
Pasal176
Gubernur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancangan peraturan
daerah kabupaten/kota tentang perubahan APeD dan rancangan peraturan
bupati/walikota perubahan Af'BD kepada Menteri Dalam Negeri.
Pasall77
Tata cara penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana rlimaksud dalam Pasal 173 ayat
(2) dan Pasal 174 ayat (2) berlaku ketentuan dalam Pasal 113.
Paragraf 4
Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD
Pasal178
(t) PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang perubahan
APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun
rancangan DPA-SKPD terhadap program dan kegiatan yang dianggarkan dalam
perubahan APBD.
(2) DPA-SKPD yang mengaiami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya harus
disalin kembali ke dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPPASKPD).
(3) Dalam DPI)A-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terhadap rincian obyek
pendapatan, belanja atau pembiayaan yang mengalami penambahan atau
pengurangan atau pergeseran harus disertai dengan penjelasan latar belakang
perbedaan jumlah anggaran baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah
dilakukan perubahan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 64 -
(4) DPPA-SKPD dapat dilaksanakan setelah dibahas TAPD, dan disahkan oleh PPKD
berdasarkan persetujuan sekretaris daerah.
BABIX
PENGELOLAAN KAS
Bagian Pertama
Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Pasal179
(1) BUD bertanggung jawab terhadap pengelolaan penerimaan dar. pengeluaran kas
daerah.
(2) Untuk mengelola kas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), '3UD membuka
rekening kas umum daerah pada bank yang sehat.
(3) Penunjukan bank yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD.
Pasal180
Untuk mendekatkan pelayanan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas kepada
SKPD atau masyarakat, BUD dapat membuka rekening penerimaan dan rekening
pengeluaran pada bank yang ditetapkan oleh kepala daerah.
Pasal181
(1) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 diglJilakan untuk
menampung penerimaan daerah setiap hari.
(2) Saldo rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap akhir hari
kerja wajib disetorkan selur'Jhnya ke rekening kas umum daerah.
Pasill182
(1) Rekening pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pa.;al 180 diisi dengan dana
yang bersumber dari rekening kas umum daerah.
(2) Jumlah dana yang disediakan pada rekening pengeluaran sebagaimana i m k s ~
pada ayat (1) disesuaikan dengan rencana pengeluaran yang telah ditetapkan
dalam APBD.
Bagian Kedua
Pengelolaan Kas Non Anggarail
Pasal 183
(1) Pengelolaan kas non anggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
yang t i ~ k mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan
pemerintah daerah.
(2) Penerimaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti:
a. potongan Taspen;
b. potongan Askes;
c. potongan PPh;
d. potongan PPN;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 65 -
e. penedmaan titipan uang muka;
f. penerimaan uang jaminan; dan
g. penerimaan lainnya yang sejenis.
(3) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti:
a. penyetoran Taspen;
b. penyetoran Askes;
c. penyetoran PPh;
d. penyetoran PPN;
e. pengembalian titipan uang muka;
f. pengembalian uang jaminan; dan
g. pengeluaran lainnya yang sejenis.
(4) Penerimaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperlakukan sebagai
penerimaan perhitungan fihak ketiga.
(5) Pengeillaran kas sebagaimana climaksuc1 pada ayat (3) dilakukan sebagai
pengeluaran perhitungan fihak ketiga.
(6) Informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) disajikan dalam laporan arus kas aktivitas non anggaran.
(7) Penyajian informasi sebagaimana climaksud pelda ayat (6) sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
(8) Tata cara pengelolaan kas non anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam peraturan kepala daerah.
BAB X
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Azas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah
Pasal184
(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/
pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau menguasai
wajib peniltilusilnililn sesuili
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pe!abat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan
dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran atas
pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran r.laterial dan akibat
yang timbul. dari penggunaan surat bukti dimaksud.
Bagian Kedua
Pelak!anaan Penatausahaan Keuangan Daerah
Pasal185
(1) Untuk pelaksanaan APBD, kepala daerah menetapkan:
a. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;
b. yang diberi wewenang menanc1atangani SPM;
c. pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ;
d. pejabal yang c1iberi wewenang menandatangani SP2D;
www.gi.co.id Global Intermedia
e. bendahara penerlmaan dan b.::"dahara pcngeillaran;
f. bendahara pengeluaran yan'; I11cngelola belanja bunga, belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantui," ';OSlill, belanja bagi has,l, belanja bantuan
keuangan, belanja tldak tcrdll'Jd, clan pengeluaran pembiayailn pada SKPKD;
g. bendahara penerlmaan pCIl1i!antu dan bendahara pengeluariln pembantu
SKPD; dan
h. pejabat laillnya dalam rangka pclaksanaan APBD.
(2) Penetapan pejabat yang ditllnjuk sebagai kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang sebagaimana dlmilksud pada ayat (l) huruf b dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan.
(3) Penetapan pejabat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h,
didelegasikan oleh kepala daerah kcpaoa kepala SKPD.
(4) Pejabat lainnya sebagaimana pada ayat (3) mcncakup:
a. PPK-SKPD yang diberi wewenang melaksanakan fungsi tata uSilha keuangan
pada SKPD;
b. PPTK yang diberi wewenang Il1claksanakan satu atau bebcrapa kegiatan dari
suatu program scsuai dengall bldang tugasnya;
c. pejabat yang diberi wcwcnilng menandatilngani surat bukti pemungutan
pendapatln daerah;
d. pejabat ya,lg dibcri wewenilnC) menandatangani bukti penerimaan kas dan
bukti penerimaan lainnya yang silh; dan'
e. pembantu bendahara pcncrll1laan dan/atau pembantu bendahara
pengeluaran.
(5) Penetapan pejabat sebagaimana dimakslld pada ayat (2) dan ayat (4)
dilaksanakan sebelum dimulainyc lilhun anggaran berkenaan.
Pasal 186
(1) Untuk mendukung kelancaran tugas perbendaharaan, bendahara pe'1erimaan dan
bendahara pengeluaran dapat dibanlu oleh pembilntu bendahara.
(2) Pembanlu bendahara penerlmadn sebagaima"a dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan fungsi sebagal kilSII' ,HilU pembual dokumen penerimdan
(3) Pembantu bendahara pengellla,an sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan fungsi sebagai kas,r, pembuat dokumclI pengeluaran uang atau
pengurusan gaji.
Bagian Ketiga
Penatausahaan Penerimaan
Pasal 187
(1) Penerimaan daerah dlsetor ke rekenll1() kas umum daerah pada bank pemerintah
yang dan dianggap sail sCldali kuasa BUD menerima notd kredit.
(2) Penerimaan daerah yilng disetol' kc lekenlng kas ll"lUm daerah sebagalmana
dimaksud pada ayat (1), dilakllkan dengan cara:
a. disetor langsung ke bank oleh p,liak kellga;
b. disetor melalui bank lain, baa"", i(,mbaga keuang"n dan/atau POS oleh
pihak ketiga; dan
c. disetor melalui bendahara PCIIt:1 oleh plhak ketiga.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 67 .
(3) Benda berharga seperti karcis retribusi sebaclai tanda bukti pembayaran oleh pihak
ketiga kepada bendahara penerimaan sebagilimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c diterbitkan dan disahkan olell PPKD.
Pasal 188
Dalam hal daerah yang karena kondisi geogrilfisnya sulit dijangkau dengan komunikasi
dan transportasi sehingga melebihi batas waklLi penyetoran sebateain;ana dimaksud
dalam Pi"sal 187 ayat (2) ditetapkan dalam pcraturan daerah.
Pasal189
(1) Bendahara penerimaan wajib menyclenggarakan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan dan oenyetoran atas penerimaal1 yang menjadi tanggung jawabnya.
(2) Penataus"haan at<.s penerimaan sebagilimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan:
il. buku kilS umum;
b. buku pembantu per rincian objek pen\:IImaar,; dan
c. buku rekapitulasi penerimaan harian
(3) Bendahara penerimaan dalam melakukan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menggunakan:
a. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
b. surat ketetapan retribusi (5KR);
c. surat tanda setoran (5T5);
d. surat tanda bukti pembayaran; dan
e. bukti penerimaar, lainnya yang sah.
Bendahara penerimaarr pada 5KPD walrb mempertanggungjawabkan secara
adrninistratif atas pengelolaan uang yang rncnjadi tanggung jawabnya dengan
menyarnpaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna
anggar3n/kuasa pengguna anggaran me!alui PPK-5KPD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
(5) Bendahara penerimaan pada 5KPD waJlb mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyarnpaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berrkulnya.
(6) Laporan pertanggungj3waban penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (5) dilampiri dengan:
a. buku kas umLlm;
b. buku pernbantll per rir\Cian objek penelll11aan;
c. buku rekapitLilasi penerrmaan harian; dan
d. bukti penerimaarr lainnya yang sah.
(7) PPKD selaku BUD rnelakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerirnaan pada 5KPD sebagaimana dimaksud
pada ay3t (5).
(8) Verlfikasi, evaluasi dan anillisis sebagairnana dirnaksud pada ayat (7) dilakukan
dalarn rangka rekonsiliasi penerimaan.
(9) Mekanisrne dan tatacara verifikasi, evaluasi dan anal isis sebagairnana dimaksud
pada ayat (8) diatur dalam peraturan kepald daerah.
(10) Forrnat buku kas urnum, buku pembantu per rincian objek penerirnaan dan buku
rekapitulasi penerirrraan harlan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran D.I peraturan rnenteri lI1i.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 68 -
(11) Format surat ketetapan pajak daerah, surat ketetapan retribusi, surat tanda
setoran, dan surilt tanda bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran D.lI peraturan menteri ini.
(12) Format laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tercantum dalam Lampiran D.III peraturan
menteri ini.
Pasal 190
(1) Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar atas pertimbangan kondisi geografis
wajib pajak dan/atau wajib retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya
langsung pada badan, lembaga keuangan atau kantor pos yang bertugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan, dapat ditunjuk
bendahara penerimaan pembantu.
(2) Bendahara penerimaan pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pener;maan dan penyetoran a>as penerimaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
(3) Penatausahaan atas penerimailn sebagaimana dimoks'jd pada ayat (2)
menggunakan:
a. buku kas umum; dan
b. buku kas penerimaan harian pembantu.
(4) Bendahara penerimaan pembantu dalam melakukan penatausahaun sebagaimana
dimaksud pactd ayat (3) menggunakan:
a. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
b. surat ketetapan retribusi (SKR);
c. surat tanda setoran (STS);
d. surat tanda bukti pembayaran; dan
e. bukti penerimaan lainnya yang sah.
:5) Bendahara penerimaan pembantu wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada bendahara penerimaan paling lamhat
tanggal 5 bulan beriklltnya.
(6) Bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) melakllkan verifikasi,
evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban penerimaan.
(7) Format buku kas penerimaan harian pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b tercantum dalam Lampiran D.IV peraturan menteri ini.
Pasal 191
(1) Kepala daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos
yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan.
(2) Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos sebagaimana dimilksud pada
ayat (1) menyetor seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima.
(3) Atas pertimban]an kondisi geografis yang sulit dijangkau dengan komunikasi dan
transportaii, dapat melebihi ketentuan batas waktu penyetoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
(4) Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempertanggungjawabkan seluruh uang kas yang diterimanya kepada
kepala daerah melalui BUD.
(5) Tata cara penyetoran dan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 69 -
Pasal192
(1) Bendahara penerimaan pembantu wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya
ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang
kas tersebut diterima.
(2) Bendahara penerimaan pembantu mempertanggungjawabkan bukti penerimaan
dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada bendahara
penerimaan.
Pasal193
Pengisian dokumen penatausahaan penerimaan dapat menggunakan aplikasi komputer
dan!atau alat elektronik lainnya.
Pasal 194
Dalam hal bendahara penerimaan berhalangan, maka:
a. apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-Iamanya 1 (satu) bulan, bendahara
penerimaan tersebut wajib surat kua5a kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan penyetoran dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas
tanggung jawab bendahara penerimaan yang bersangkutan dengan diketahui
kepala SKPD;
b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-Iamanya 3 _(tiga) bulan, harus
ditunjuk pejabat bendahara penerimaan dan diadakan berita acara serah terima;
c. apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga ) bulan juga dapat
rnelaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri
atau berhenti dari Jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
Pasal 195
Ringkasan prosedur penatausahaan bendahara pl'nerimaan tercantum dalam Lampiran
D.V pcraturan menteri ini.
Bagian Keempat
Penatausahaan Pengeluaran
Paragraf 1
Penyediaan Dana
Pasal 196
(1) Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas
menerbilkan SPD.
(2) SPD sebagaimana uimaksud pada ayat (l) disiapkan oleh kuasa BUD untuk
ditand2t2ngani oleh PPKD.
Pasal 197
(1) Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan bcrdasarkan SPD atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan SPD.
(2) Format SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran D.VI
peraturan menteri iri.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 70 -
Paragraf 2
Permintaan Pembayaran
Pasal 198
(1) Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1), bendahara pengeluaran
mengajukan SPP kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna melalui
PPK-SKPD.
(2) SPP sebagaimana dimaksud pad'! ayat (1) terdiri dari:
a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP);
b. SPP Ganti Uang
c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU); dan
d. SPP Langsung (SPP-LS).
(3) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c
dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sarnpai dengan jenis
belanja.
Pasal 199
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk mempelOleh persetujuan dari pengguna cH1ggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka pengisian uilng persediaan.
(2) Dokumen SPP-UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-UP;
b. ringkasan SPP-UP;
c. rincian SPP-UP;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani olell pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat pengaJuan SP2D
kepada kuasa BUD; dan
f. lampiran lain yang diperlukan.
Pasal200
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka ganti uang persediaan.
(2) Dokumen SPP-GU sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-GU;
b. ringkasan SPP-GU;
c. rincian SPP-GU;
d. surat,pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas
penggunaan dana SPP-UP/GU/TU sebelumnya;
e. salinan SPD;
f. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna ar.ggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada kuasa BUD; dan
lampiran lain yang diperlukan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 71 -
(3) Format surat pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d tercantum dalam Lampiran D.VIl
peraturan mellteri ini.
Pasal201
Ketentuan batas jumlah SPP-UP dan SPP-GU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199
dan Pasal 200 ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
Pasal202
(1) Penerbitan dan pcngajuan dokumen SPP-TU dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam ;-angka tambahan uang persediaan.
(2) Dokumen SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar
b. ringkasan SPP-TU;
c. rincian SPP-TU;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh penggu'la anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyalakan bahwa uang yang diminta tidak
diperg
l
makan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat
pengaJuan SP2D kepada kuasa BUD;
f. surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan
uang persediaan; dan
g. lampiran lainnya.
(3) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan
memper!latikan rinCian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
(4) Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka
sisa tambahan uang disetor ke rekening kas umum daerah.
(5) Format surat keterangan sebagaimana dimaksucl pada ayat (2) huruf f tercantum
dalam Lampiran D.VIII peraturan menteri ini.
Pasal203
(1) Pengajuan dokumen SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 199 ayat (1), Pasal 200 ayat (1) dan Pasal 202 ayat (1) digunakan dalam
rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus dipertanggungjawabkan.
(2) Format draft surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa pertgguna anggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 ayat (2) huruf e, Pasal ayat (2) huruf
f, dan Pasal 202 ayat (2) huruf e tercantum dalam Lampiran D.IX peraturan
menteri ;ni.
Pasal204
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan
serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh bendahara pengelu'lran guna memperoleh persetujuan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran mcialul PPK-SKPD.
(2) Dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri darl:
a. surat pengantar SPpLS;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 72 -
b. ringkasan SPP-LS;
c. rincian SPP-LS; dan
d. lampiran SPP-LS.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d mencaklJp:
a. pembaycoran gaji induk;
b. gaji susulan;
c. kekurangan gaji;
d. gaji terusan;
e. uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengon daftar gaji induk/gaji
susulan/ kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
f. SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK kenaikan pangkat;
i. SK jabatan;
j. kenaikan gaji berkala;
k. surat pernyataan pelantikan;
I. surat pernyutaan masih menduduki jabatan;
m. surat pernyataan melaksanakan tugas;
n. daftar keluarga (KP4);
o. fotokopi surat nikah;
p. fotokopi akte kelahiran;
q. surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
r. daftar potongan sewa rumah dinas;
s. surat ket"rangan masih sekolah/kuliah;
t. surat pindah;
u. surat kematian;
v. SSP PPh Pasal 21; dan
w. peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan
anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah.
(4) Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan tunjangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Pasal205
(1) PPTK menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa untuk
disampaikan kepada bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan permintaan
pemhayaran.
. (2) Dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang .dan jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari:
a. pengantar SPP-LS;
b. ringkasan SPP-LS;
c. rincian SPP-LS; dan
d. lampiran SPP-LS.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS. untuk pengadaan barang dan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) hurui d mencakup:
a. salinan SPD;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 73 -
b. salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib
pajak dan wajib pungut;
d. surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor
rekening bank pihak ketiga;
e. berita acara penyelesaian pekerjaan;
f. berita aCura serah terima barang dan jasa;
g. berita acara pembayaran;
h. kwitunsi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga da:1 PPTK
sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
i. surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
j. dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari penuusan pinjaman/hibah luar
negeri;
k. berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan
serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang
diperiksa;
I. surat angkutiln atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di
luar wilayah kerja;
m. surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK
apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;
n. foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;
o. potongan jamscstek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/surat
pemberitahuan jamsostek); dan
p. khlJSUS untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan
biaya personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan
dilampiri dengan bukti kehadiran dar; tenaga konsultan sesuai pentahapan
waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti
pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
(4) Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pengadaan barang dan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) digunakan sesuai dengan peruntukannya.
(5) Dalam hal kelengkaran dokumen yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tidak lengkap, benc'ahara pengeluaran mengembalikan dokumen SPP-LS
pengadaan barang dan jasa kepada PPTK untuk dilengkapi.
(6) Bendahara pengeluaran mengajukan SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada pengguna anggaran setelah ditandatangani oleh PPTK guna memperoleh
persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
Pasal206
(t) Permintaan pembayaran untuk suatu kegiatan dapat terdiri dari SPP-LS dan/atau
SPP-UP/GU/TU.
(2) SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat.(t) untuk pe,nbayaran langsung kepada
pihak ketiga berdasarkan kontrak dan/atau surat perintah kerja setelah
diperhitungkan kewajiban pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) SPP-LS belanja barang dan jasa untuk kebutuhan SKPD yang bukan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga dikelola oleh bendahara pengeluaran.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 74 -
(4) SPP-UP/GU/TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pembayaran
pengeluaran lainnya yang bukan untuk pihak ketiga.
Pasal 207
Format dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS sebagaimana d1maksud dalam
Pasal 199 ayat (1), Pasal200 ayat (1), Pasal 202 ayat (1), Pasal 204 ayat (1), P<'sal 205
ayat (1) tercantum dalam Lampiran D.X peraturan menteri ini.
Pasal208
Permintaan pembayaran belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, beianja bagi
hasil, bantuan keuangan, dan pembiayaan oleh bendahara peng "II laran SKPKD
dilakukan dengan menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepa,dJ PPKD meialul PPK-SKPKD.
..
Pasal209
(1) Dokumen yang digunakan oieh bendahara pengeluaran dalam menatausahakiln
pengeluaran permintaan pembayaran mencakup:
a. buku kas umum;
b. buku simpanan/bank;
c. buku pajak;
d. buku panjar;
e. buku rekapitulasi pengeluaran per rincian obyek; dan
f. register SPP-UP/GU/TU/LS.
(2) Dalam rangka pengendalian penerbitan permintaan pembayaran untuk setiap
kegiatan dibuatkan kartu kendali kegiatan.
(3) Buku-buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hllruf b, l1uruf c, huruf d, huruf
e, dan huruf f dapat dikerjakan oleh pembantu bendahara pengeluaran.
(4) Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam menatausahakan penerbitan SPP
mencakup register SPP-UP/GU/TU/LS.
(5) Kartu kendali kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran D.Xl peraturan menteri ini.
(6) Format buku I(as umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai
dengan Lampiran D.l peraturan menteri ini.
(7) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
dan huruf f, serta ayat (4) tercantum dalam Lampiran D.XII peraturan menteri ini.
Pasal 210
(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran meneliti kelengkapan dokumen
SPP-UP, SPp-GU, SPP-TU, dan SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.
(2) F'enelitian kelengkapan dokumen SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
(3) Dalam hal kelengkapan dokumen yang diajukan sebagaimana dimakslld pada ayat
(2) tidak lengkap, PPK-SKPD mengembalikan dokufTlen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU,
dan SPP-LS kepac'a bendahara pengeluaran untuk dilengkapi.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 75 -
Paragraf 3
Perintah Membayar
Pasal211
(1) Dalam hal dokumen SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 ayat (2)
dinyatakan lengkap dan e.ah, pengguna anggaran/kuasa peng9una anggaran
menerbitkan SPM.
(2) Dalam hal dokumen SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 ayat (2)
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran menolak menerbitkan SPM.
(3) Dalam hal pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran berhalangan, yang
bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani SPM.
Pasal212
(1) Penerbitan SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211 ayat (1) paling lama 2
(dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP.
(2) Penolakan penerbitan SPM sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 211 ayat (2) paling
lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP.
(3) Format s ~ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum d-alam Lampiran
D.XIII peraturan menteri ini.
(4) Format slJrat penolakan penerbitan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran D.XIV peraturan menteri ini.
Pasal213
SPM yang telah diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 212 ayat (1) diajukan
kepada kuasa BUD untuk penerbitan SP2D.
Pasal214
(1) Do:<umen-dokumen yang digunakan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran dalam menatausahakan pengeluaran perintah membaV;'Jr mencakup:
a. register SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS; dan
b. register surat renolakan penerbitan SPM.
(2) Penatausahaan pengeluaran perintah membayar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
(3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran D.XV
peraturan menteri ini.
Pasal215
Setelah tahun anggaran berakhir, oengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 76 -
Paragraf 4
Pencairan Dana
Pasal 216
(1) Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak
melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
(2) dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan
tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
(3) Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D mencakup:
a. surat p2rnyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
b. surat pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran periode
. sebelumnya;
c. ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah dan lengkap; dan
d. bukti atas penyetoran PPN/PPh.
(4) Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan
tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
(5) Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D mencakup:
a. surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran; dan
b. bukti-buKti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan
persyaratan yang ditetapkan dalam perundang-undangan.
(6) Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
lengkap, kuasa BUD menerbitkan SP2D.
(7)' Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak
lengkap dan/atau tidak sah dan/atau pengeluaran tersebut melampaui pagu
anggaran, kuasa BUD menolak menerbitkan SP2D.
(8) Dalam hal kuasa BUD berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat
yang diberi wewenang untuk menandatangani SP2D.
(9) Format SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam D.XVI
peraturan menteri ini.
Pasal 217
(1) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 ayat (6) paling lama 2
(dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM.
(2) Penolakan penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 ayat (7)
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM.
(3) Format surat penolakan pellerbitan SP2D sebagaimana dimaksu-:l pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran D.XVII peraturan menteri ini.
Pasal 218
(1) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan uang
persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan kepada pengguna
anggaran/kuasa penggguna anggaran.
(2) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan lIntuk keperludn pembayaran
langsung kepada pihak ketiga.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 77 -
Pasal 219
(1) Dokumen yang digunakan kuasa aUD dalam menatausahakan SP2D mencakup:
a. register'SP2D;
b. register surat penolakan penerbitan SP2D; dan
c. buku kas penerimaan dan pengeluaran.
(2) Format dokumen sebagaimana dimaksud pacla ayat (1) tercantum oalam Lampiran
D.XVIlI peraturan menteri ini.
Paragraf 5
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana
Pasal 220
(1) Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan
kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling Jambat tanggal 10 bulan berikutnya.
(2) Dokumen yang dalam menatausahakan pertanggungjawaban
pengeluaran mencakup:
a. register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);
b. register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);
c. surat penolakan laporan pertanggun9jawaban pengeluaran (SPJ);
d. register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ); dan
e. register penutupan kas.
(3) Format dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran
D.X1X peraturan menteri ini.
(4) Dalam rn?mpertanggungjawabkan pengeloJaan uang persediaan, dokumen laporan
pertanggungjawabJn yang disampaikan sebagalmana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. buku kas umum;
b. ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang
tercantum dalam r'ngkasan pengeltJaran per rincian obyek dimaksud;
c. bukli penyetoran PPN/PPh ke ka; negara; dan
d. register penutupan kas.
\5) Buku kas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a ditutup setiap bulan
dengan sepengetahuan dan persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran.
(6) Dalam hal laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
telah sesuai, pengguna anggaran menerbitkdn surat pengesahan laporan
pertanggungjawaban.
(7) Ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban
pengeluaran dan sanksi keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
(8) Untuk tertib laporan pertanggungJawaban pada akhir tahun anggaran,
pertanygungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling
lambat targgal 31 Desember.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 78 -
(9) Dokumen pendukung SPP-LS dapat diperscmakan dengan bukti
pertanggungjawaban atas pengeluaran pembayaran beban langsung kepada pihak
ketiga.
(10) Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
(11) Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeiuaran secara fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dilaksanakan setelah surat
pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh pcngguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran.
(12) Format laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (10) tercantum dalam Lampiran D.XX peraturan menteri ini.
Pasal221
Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, PPK-
SKPD berkewajiban:
a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan
bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan;
b. menguji keber,aran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang
tercantum dalam ringkasan per rincian obyek;
c. menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran J:'er rincian obyek; dan
d. menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitk3n periode
sebelumnya.
Pasal222
(1) Bendahara pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkan pel1:imbangan
tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja,
lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
(2) Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya.
(3) Ool<umen-dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran rembantu dalam
menatausahakan pengellJaran mencakup:
a. buku kas umum;
b. buku PPN/PPh; dan
c. buku panjar.
(4) Bendahara pengeluaran pembantu dalam melakukan penatausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menggunakan bukti pengeluaran yang sah.
(5) Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyampaikan !aporan
pertanggungjaw3ban pengeluaran kepada bendahara pengeluaran pilling lambi3t
tanggal 5 bulan berikutnya.
(6) Laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
mencakup:
a. buku kas umum;
b. buku pajak PPN/PPh; dan
c. bukti pengeluaran yang sah.
(7) Bendahara pengeluaran melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban pengeluilran sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
www.gi.co.id Global Intermedia
- 79 -
Pasal223
(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggarall melakukan pemeriksaan kas yang
dikelola oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(2) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran melakukan pemeriksaan kas
yang dikelola oleh bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu sekurang-kurangnya 1 ("satu) kali dalam 3 (tiga) bula"!.

(3) Pemeriksaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ay,t (2) dltuangkan
dalam berita acara pemeriksaan kas.
(4) 6erita acara pemeriksaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai
dengan register penutupan kas sesuai dengan Lampiran D.XXI peraturan menteri
inl.
Pasal 224
Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantLlan keuangan, belanja tidak terduga, dan pembiayaan
melakukan penatausahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal225
Pengisian dokumen penatausahaan bendahara pengeluaran da-Jat menggunakan
aplikasi komputer dan/atau alat elektronik lainnya.
Pasal226
Dalam hal bendahara pengeluaran berhalangan, maka:
a. apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-Iamanya 1 (satu) bulan, bendahara
pengeluaran tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan pembayaran dan tugas-tugas bendahara pengeluaran atas
tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bersangkut'>n dengan diketa;l'Ji
kepala SKPD;
b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-Iamanya 3 (tiga) bulan, harus
ditunjuk pejabat bendahara pengeluaran dan diadakan berita acara serah terima;
c. apabila bendahara pengeluaran sesudah 3 (tiga ) bulan belum juga dapat
melaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara pengeluaran dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
Pasal227
Ringkasan prcsedur penatausahaan bendahara pengeluaran tercantum dalam Lampiran
D.XXII peraturan menteri ini.
Bagian Kelima
Penatausahaan Pendanaan Tugas Pembantuan
Pasal228
(1) Gubernur kewenangan kepada bupati/walikota untuk menetapkan
pejabat kuasa penggul1a anggaran pada SKPD kabupaten/kota yang
menandatangani SPM/mertguji SPP, PPTK dan bendahara yang
melaksanakan tugas pembantuan di kabupaten/kota.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 80 -
(2) Bupati/walikota melimpahkan kewenangan kepada kepala desa untuk menetapkan
pejabat kuasa pengguna anggaran pada lingkungan pemerintah desa yang
menandatangani SPM/menguji SPP, PPTK dan bendahara pengeluaran yang
melaksanakan tugas pembantuan di pemerintah desa.
(3) Administrasi penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
dana tugas pembantuan provinsi di kabupaten/kota dilakukan secara terpisah dari
administrasi penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
kabupaten/kota.
(4) Adminlstrasi penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
dana tugas pembantuan kabupaten/kota d; pemerintah desa dilakukan secara
terpisah dari administrasi penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
Pasal 229
(1) PPTK pada SKPD kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai penanggungjawab
tugas pembantuan provinsi menyiapkan dokumen SPP-LS untuk disampaikan
kepada bendahara pengeluaran pada SKPD kabupaten/kota berkcllaan dalam
rangka pengajuan permintaan pembayaran.
(2) Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan SPP-LS
disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepada kepala SKPD berkenaan
setelah ditandatangani oleh PPTK tugas pembantuan.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
ketentuan dalam Pasal 205.
(4) Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPM-LS disertai
dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD provinsi.
(5) Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu
pada ketentuan dalam Pasal 214,
(6) Kuasa BUD provinsi meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS tugas pembantuan
yang diajukan oleh kepala SKPD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) untuk menerbitkan SP2D.
Pasal230
(1) PPTK pada Kantor pemerintah desa yang ditetapkan sebagai penanggungjawab
tugas pembantuan provinsi dan kabupaten/kota mcnyiapkan dokumen SPP-LS
untuk disampaikan kepada ~ n d h r pengeluaran/bendahara desa padil Kantor
pemerintah desa herkenaan dalanl rangka pengajuan permintaan pembayarall.
(2) Bendahara pengeluaran/bendahara desa sebagaiman3 dimaksud pada ilyat (1)
mengajukan SPP-LS diser1:ai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepilda kepala
desa berkenaan setelah ditandatangani oleh PPTK tugas pembantuan.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
ketentuan dalam Pasal 204.
(4) Kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPM-LS disertai
dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD provinsi atau
kabupaten!kota.
(5) Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu
pada ketentuan dalam Pasal 214,
(6) Kuasa BUD provinsi atau kabupaten/kota meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS
tugas pembantuan yang diajukan oleh kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) untuk menerbitkan SP2D.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 81 -
Pasal231
(1) f'edoman penat"us,haan pelaksanaan per.danaan tugas pembantuan provinsi di
kabupaten/kota dan desa ditetapkan dalam peraturan gubernur.
(2) Pedoman penatausahaan pelaksanaan pendenaan tugas pembantuan
kabupaten/kota di desa ditetapkan dalam peraturan bupati{walikota.
BAB XI
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Sistem Akuntansi
Pasal232
(1) Entitas pelaporan dan entitas akuntansi menyelenggarakan sistem akuntansi
pemerintahan daerah.
(2) Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah mengacu pada peraturan daerah
tentang pokok-pokok p ~ n g l o l n keuangan daerah.
(3) Sistem al(untansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi ser,lI1gkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
(4) Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didokumentasikan dalam bentuk
buku jurnal ':Jan buku besar, dan apabila diperlukan ditambah dengan buku besar
pembantu .
(5) Dalam rangka pertanggurogjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), entitas pelaporan menyusun laporan keuangan yang meliputi:
a. lapo,an realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan arus kas; dan
d. catatan atas laporan keuangan.
(6) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), entitas a'kuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
Pasal 233
(1) Sistern akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi:
a. prosedur akuntansi penerim,an kas;
b. prosedur akuntansi pengeluaran kas;
c. prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah; dan
d. prosedur akuntansi selain kas.
(2) Sistem akuntansi pernerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern sesuai dengan
peraturan pemerintah yang rnengatur tentang pengendalian internal dan
peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 82 -
Pasal234
(1) Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh PPKD.'
(2) Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
(3) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengkonrdinasikan pelaksanaan
sistem dan prosedur penatausahaan bendahara peilerimaan dan bendahara
pengeluaran.
Pasal 235
(1) Kode rekening untuk menyusun neraca terdiri dari kode akun aset, kode akun
r.ewajiban, dan kode akun ekuitas dana.
(2) Kode rekening untuk menyusun laporan realisasi anggaran terdiri dari kode akun
pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.
(3) Kode rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disusun dengan
memperhatikan kepentingan penyusunan laporan statistik keuangan
daerahjnegara.
(4) Kode rekening yang digunakan untuk menyusun neraca sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran E.I peraturan menteri ini.
(5) Kode rekening yang digunakan untuk menyusun laporan realisasi anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan Lampiran A.II, Lampiran
A.III, Lampiran A.IV, Lampiran A.VTI, Lampiran A.VIII, dan Lampiran A.IX
peraturan menteri ini.
Pasal236
(1) Semua transaksi danjatau kejadian keuangan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dicatat pada buku jurnal berdasarkan bukti
transaksi yang sah.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) djlakukan secara kronologis
sesuai dengan terjadinya transaksi danjatau kejadian keuangan.
Pasal 237
(1) Transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat dalam buku jurnal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 235 ayat (1) selanjutnya secara periodik
diposting ke dalam buku besar sesuai dengan rekening berkenaan.
(2) Buku besar sebagaimana dimaksud pada 'ayat (1) ditutup dan diringkas pada
setiap akhir periode sesuai dengan kebutuhan.
(3) Saldo akhir setiap periode dipindahkan menjadi saldo awal periode berikutnya.
Pasal 238
(1) Buku besar dapat dilengkapi dengan buku besar pembantu sebagai alat uji silang
dan kelengkapan informasi reKening tertentu.
(2) Buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi rincian akun
yang telah dicatat dalam buku besar.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 83 -
Bagian Kedua
Kebijakan Akuntansi
Pasal 239
(1) Kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi
pemerintah daerah dengan berpedoman pada standar akuntansi pernerintahan.
(2) Kebijakan akuntans: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar
pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan.
(3) Peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
a. definisi, pengakuan, pengukuran dan pelaporan setiap akun dalam laporan
keuangan;
b. prinsip-prinsip penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan.
(4) Dalam pengakuan dan pengukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
juga mencakup kebijakan mengenai harga perolehan dan kapitalisasi aset.
(5) Kebijakan harga perolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
pengakuan terhadap jumlah kas/setara kas yang dibayarkan terdiri dari belanja
modal, belanja administrasi pembelian/pembangunan, belanja pengiriman, pajak,
dan nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagai komponen harga
perolehan aset tetap.
(6) KebiJakan kapitalisasi aset sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
pergakuan terhadap jumlah kas/setara kas dan nilai wajar imbalan lainnya yang
dibayarkan sebagai penambah nilai aset tetap.
(7) Contoh format kebijakan akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran E.!! peraturan menteri ini.
(8) Ikhtisar kebijakan akuntansi yang diberlakukan pada setiap tahun anggaran
dimuat dalam catatan atas laporan keuangan tahun anggaran berkenaan.
Pasal240
(1) Pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah.
(2) Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang
disampaikan kepada PPKD untuk d i g u ~ g menjadi laporan keuangan pemerintah
daerah.
(3) Kepala BLUD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan BLUD yang
disampaikan kepada PPKD untuk digabung ke dalam laporan keuangan pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Kepala BLUD sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan BLUD yang
disampaikan kepada kepala daerah dan diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 84 -
Bagian Ketiga
Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD
Paragraf 1
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD
Pasal241
Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan ya'lg berkaitan
dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksan?a:l APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal242
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 mencakup:
a. surat tanda bukti pembayaran;
b. STS;
c. bukti transfer; dan
d. nota kredit bank.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan:
a. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah); dan/atau
b. SKR; dan/atau
c. bukti transaksi penerimaan kas lainnya.
Pasal243
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur qkuntansi
penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 terdiri dari:
a. buku jurnal penerimaan kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal penerimaan kas sebagaimana dimaksucJ pada ayat (1) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.IIJ peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum dalam
Lampiran E.IV peraturan menteri ini.
(4) Format buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ten.:antum dalam Lampiran E.V peraturan menteri ini.
Pasal244
Prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241
dilaksanakan oleh' PPK-SKPD.
Pasal245
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 242 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal penerimaan
kas dengan mencantumkan uraian rekening-Iawan asal penerimaan kas
berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 85 -
(2) Secara periodik jurnal atas transaksi penerimaan kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar pe'lyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal246
Ringkasan prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran
E.VI peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPD
Pasal 247
(1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Si<PD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-Iangsung; dan
b. sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-uang persediaan/ganti uang
persediaan/tambahan uang persediaan.
Pasal248
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosed\Jr akuntansi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pa:;al 247 ayat (1) mencakup:
a. SP2D; atau
b. nota debet bank; atau
c. bukti transaksi pengeluaran kas lainnya.
(2) Bukti transaksi sebagalmana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. SPM; dan/atau
b. SPD; dan/atau
c. kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa.
Pasal 249
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi
pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1) mencakup:
a. buku jurnal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.VII peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar dan buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hu,uf b dan huruf c sesuai dengan Lampiran E.IV dan Lampiran E.V peraturan
menteri ini.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 86 -
Pasal250
Prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
Pi1sal 251
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluar1m kas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 248 ayat (1) melakukan pellcatatan ke dalam buku jurnal pengeluaran
kas. dengan [Tlencantumkan uraian rekening-Iawan asal pengeluaran kas
berkenaan.
(2) Secara periodik jurnal atas transaksi pengeluaran kas diposting ke dalarr. buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal252
Ringkasan prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran
E.VIII peraturan menteri ini.
Paragraf 3
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPD
Pasal253
(1) Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.
(2) Pemeliharaan aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dikapita!isasi.
(3) Rehabilitasi yang bersifat sedcng dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah
satu kriteria menambah volume, menambah kapasitas, meningkatkan fungsi,
meningkatkan efisiensi dan/atau menambah masa manfaat.
(4) Perubahan klasifikasi aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap atau sebaliknya.
(5) Penyusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Pasal254
(1) Setiap aset tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam penger]aan dilakukan
penyusutan yang sistematis sesuai dengan masa manfaatnya.
(2) Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain:
a. metode garis lurus;
b. metode saldo menurun ganda; dan
c. metode unit produksi.
(3) Metode garis lurus sebagaimana dirnaksud pada ayat (2) huruf a merupakan
penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas dan
manfaat aset tetap yang sama setiap periode sepanjang umur ekonomis aset tetap
berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 87 -
(4) Metode saldo menurun ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
merupakan penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penuru:lan
kapasitas dan manfaat aset tetap yang lebih besar pada periode awal
pemanfaatan aset dibandingkan dengan periode akhir sepanjang umur ekonomis
aset tetap berkenaan.
(5) Metode unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e merupakan
penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas dan
manfaat aset tetap berdasarkan unit produksi yang dihasilkan etari aset tetap
berkenaan.
(6) Penetapan umur ekonomis aset tetap dimuat dalam kebijakan akuntansi
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal255
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 253 ayat (1) berupa bukti memorial dilampiri dengan:
a. berita aeara pene;irraan barang;
b. berita aeara serah terima tarang; dan
c. berita aeara penyelesaian pekerjaan.
Pasal256
(1) Buku yang digunakan untuk meneatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) meneakup:
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
tereantum dalam Lampiran E.IX peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar dan buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan Lampiran E.IV dan Lampiran E.V peraturan menteri ini.
Pasal257
Prosedur akunt'3l1si aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) dilaksanakan
oleh PPK-SKPD selta pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD.
Pasal258
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 255 membuat bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenci jenis/nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset
tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi dan/atau kejadian.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umum.
(4) Seeara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian aset tetap diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 88
Paragraf 4
Prosedur Akuntansi Selain Kas paC:a SKPD
Pasal 259
(1) Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ);
b. koreksi kesalahan pencatatan;
c. penerimaan/pengeluaran hibah setain kas;
d. pembelian secara kredit;
e. retur pembelian kredit;
f. pemindahtanganan atas aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi
kas; dan
g. penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa kO'1sekuensi kas.
(3) Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja
melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan.
(4) I<oreksi kesalahan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan krJreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah diposting
ke buku besar.
(5) Penerimaan/pengeluaran hibah selain kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c adalah penerimaan/pengeluaran sumber ekonomi non kas yang
merupakan pelaksanaan APBD yang mengandung konsekuensi ekonomi bagi
pemerintah daerah.
(6) Pembelian secara kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan
transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan
datang.
(7) Retur pembelian kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan
pengembalian aset tetap yang telah dibeli secara kredit.
(8) Pemindahtanganan atas aset tetap tonpa konsekuensi kas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f merupakan pemindahtanganan aset tetap pada pihak ketiga
karena suatu hill tanpa ada penggantian berupa kas.
(9) Penerimaan aset tetap tanpa konsekuensi kas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf 9 merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar
(ruits/aag) dengan pihak ketiga.
Pasal260
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1) berupa bukti memorial yang dilampiri dengan:
a. pengesahan rertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ);
b. berita acara penerimaan barang;
c. surat keputusan penghapusan barang;
d. surat pengiriman barang;
e. surat keputusan mutasi barang (antar SKPD);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 89 -
f. berita acara pemusnahan barang;
g. berita acara serah terima barang; dan
h. berita acara penilaian.
Pasal 261
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam rasal 259 ayat (1) mencakup:
a. buku jurnal lIlnum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal262
Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
Pasal263
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 260 membuat bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening,
uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
urr,um.
(4) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal264
Ringkasan prosedur akuntansi selain kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran E.X
peraturan menteri ini.
Paragraf 5
laporan Keuangan pada SKPD
Pasal265
(1) SKPD menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara
periodik yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran SKPD;
b. neraca SKPD; dan
c. catatan atas laporan keuangan SKPD.
(2) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang
mengatur tentang standar akuntansi pemerintahan.
(3) Format laporan realisasi anggaran SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a tercantum dalam Lampiran E.XI peraturan menteri ini.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 90 -
(4) Format neraca SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercanturn
dalam Lampiran E.XII peraturan menteri ini.
(5) Format catatan atas laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c tercantum dalam Lampiran E.XIII peraturan menteri ini.
Bagian Keempat .
Akuntansi Keuangan Dae"ah pada SKPKD
Paragraf 1
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPKD
Pasal266
Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses mula! dari
pencatatan, pengikhtisaran, sarT'pai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan penerimaan kas dalarr, rangka pertanggungjawaban pelaksanaan .A.PBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal 267
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266 mencakup:
a. bukti transfer;
b. nota kredit bank; dan
c. surat perintah pemindal1bukuan.
(2) Bukti transa!(si sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. surat tanda setoran (STS);
b. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
c. surat ketetapan retribusi (SKR);
d. laporan penerimaan kas dari bendahara penerimaan; dan
e. bukti transaksi penerimaan kas lainnya.
(3) Format laporan penerimaan kas sebagaimana dimilksud pada ayat (2) huruf d
tercantum dalam Lampiran E.XIV peraturan menteri ini.
Pasal268
Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 266 mencakup:
a. buku jurnal penerimaan kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
P3sal 269
Prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
Pasal 270
(1) Fungsi akuntansi berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 267 ayat (1) melakukan pencataLan ke dalam buku jurnal
penerimaan kas dengan mencantumkan uraian rekening-Iawan asal penerimaan
kas berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 91 -
(2) Secara periodik jurnal atas transaksi penerimaan kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal271
Ringkasan prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPKD tercantum dfllam Lampiran
E.XV peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPKD
Pasal272
Prosedur akuntansi pengeluJran kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan pengeluaran kas dalilm rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal273
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272 mencakup:
a. surat perintah pencairan dana (SP2D); atau
b. nota ~ e t bank.
(2) Bukti trans"ksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. surat penyediaan dana (SPD);
b. surat perintah membayar (SPM);
c. laperan pengeluaran kas dari bendahara pengeluaran; dan
d. kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa.
(3) Format laporan pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
tercantum dalam Lampiran E.XVI peraturan rnenteri ini.
Pasal 274
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi pengeluaran
kas sebagairnana dimaksud dalam Pasal 272 mencakup:
a. buku jurnal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal275
Prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272
merupakan fungsi akuntansi SKPKD.
Pasal276
(1) Fungsi akuntansi SKPKD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam
blJku jurnai pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal
pengeluaran kas berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 92 -
(2) Secara periodik jurnal atas transaksi pengeluaran kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal277
Ringka,an prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD tercantum dalam Lampiran
E.XVII peraturan mF.nteri ini.
Paragraf 3
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPKD
Pasal278
(1) Prosedur akuntansi aset pada SKPKD meliputi serangkaian proses pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan,
pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap
yang dikuasai/digunakan SKPKD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi aset pada SKPKD digunakan sebagai alat pengendali dalam
pengelolaan aset \'ang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.
Pasal279
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 278 berupa bukti memorial dilampiri dengan:
a. berita acara penerimaan barang;
b. surat keputusan penghapusan barang;
c. surat keputusan mutasi barang (antar SKPKD);
d. berita acara p ~ m u s n n barang;
e. berita acara serah terima barang;
f. berita acara penilaian; dan
g. berita acara penyelesaian pekerjaan,
Pasal280
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedu;
akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 mencakup:
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal 281 '
Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada SKPKD.
Pasal282
(1) Fungsi akuntansi SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 279 membuat bukti memorial.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 93 -
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai jenis/nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset
tetap, nllal aset tetap, tanggal transaksi dan/atau kejadian.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umurn.
(4) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian aset tetap diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Paragraf 4
Prosedur Akuntansi Selain Kas pada SKPKD
Pasal283
(1) Prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara
manual atau menggllnakan aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
mencakup:
a. koreksi kesalahan pembukuan;
b. penyesuaian terhadap akun tertentu dalam rangka menyusun laporan
keuangan pada akhir tahun;
c. reklasifikasi belanja modal menjadi aset tetap; dan
d. reklasifikasi akibat koreksi yang ditemukan dikemudian hari.
Pasal284
Bukti transaksi yang diqul1akan dalam prosedllr akuntansi selain kas sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal 283 ayat (1) berupa bukti memorial dilampiri dengan:
a. berita acara penerimaan barang;
b. sur'lt keputusan penghapusan barang;
c. surat keputusan mutasi barang (antar SKPKD);
d. berita acara pemusl1ahan barang;
C. berita acara serah terima barang;
f. berita acara penilaian; dan
g. berita acara penyele;aian pekerjaan.
Pasal285
Buku yang digunakan untuk mencatat trallsaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283 ayat (1) mencakup:
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal286
Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283 ayat (1)
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 94 -
Pasal287
(1) Fungsi akuntansi berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 284 membuqt bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening,
uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umum.
(4) Secara periodik jurna! atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal288
Ringkasan prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD tercantum dalano Lampiran
E.XVIII peraturan menteri ini.
Paragraf 5
Laporan Keuangan pada SKPKD
Pasal289
(1) Kepala SKPKD menyusun dan melaporkan laporan arus kas secara periodik kepada
kepala daerah.
(2) Laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan disiljikan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi
pemerintahan.
(3) Format laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran E.XIY. peraturan menteri ini.
[3AB XII
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
Bagian Pertama
Laporan Reali!'asi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pasal 290
(1) Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan
dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung
jawabnya.,
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan prognosis untuk 6
(enam) bulan berikutnya.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). disiapkan oleh PPK-SKPD dan
disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk ditetapkan sebagai
laporan realisasi semester pertama anggarar; pendapatan dan belanja SKPD serta
prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 95 -
(4) Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan realisasi semester pertama
anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan
berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada PPKD sebagai dasar
penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
(5) Format laperan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanja
SKPD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran E.XX peraturan menteri ini.
Pasal291
PPKD menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dengan cara
menggabungkan seluruh laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan
belanja SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 ayat (4) paling lambat minggu
kedua bulan Juli tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada sekretaris daerah
selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.
Pasal292
Laporan realisasi semester pertama APBD dan rrognosis untuk 6 (enam) bulan
berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 291 disampaikan kepada kepala daerah
paling lambat minggu ketiga bulan Juli tahun anggaran berkenaan untuk ditetapkan
sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan
berikutnya.
Pasal 293
(1) Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis 6 (enam) bulan
berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 292 disampaii<an kepada DPRD
paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berkenaan.
(2) Format laporan realisa"si semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam)
bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
E.XXI peraturan menteri ini.
Bagian Kedua
Laporan Tahunan
Pasal294
(1) PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran berkenaan dan
disampaikan kepada kepala SKPD untuk ditetapkan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Pasal 295
(1) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 294 ayat (1)
disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimakslJd pada ayat (1) disusun oleh pejabat
penggun3 anggaran sebagai has!1 pelaksanaan anggaran yang berada di SKPD
yang menjadi tangg!Jng jawabnya.
www.gi.co.id Global Intermedia
cara
dalam
tahun
- 96 -
(3) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
(4) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dilampiri dengan
surat pernyataan kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung
jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(5) Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam
Lampiran E.XXII peraturan menteri ini.
Pasal296
(1) PPKD meny-Jsun laporan keuangan pemerintah daerah dengan
menggabungka,l laporan-Iaporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud
Pasal 295 ayat (3) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya
anggaran berkenaan.
(2) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah selaku koordinator
pengelolaan keuangan daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan arus kas; dan
d. catatan atas laporan keuangan.
(4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dan disajikan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi
pemerintahan.
(5) Laporan keuangan pemerintilhan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan
BUMD/perusahaan daerah.
(6) Laporan ikhtisar realisasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun dari
ringkasan laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dan laporan
kinerja interim di lingkungan pemerintah daerah.
(7) Penyusunan laporan kinerja interim sebagaimana dirnaksud pilda ayat (6)
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mengenai
laporan kinerja interim di lingkungan pemerintah daeran.
(8) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampiri dengan surat pernyataan kepala daerah yang menyatakan pengelolaan
APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian i.ltern yang memadai, sesuai dergan peraturan perundang-
undangal'l.
(9) Format laporan realisas; anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.XXIII peraturan menteri ini.
(10) Format neraca seba:)airnana dimaksud pada ayat (3) huruf b tercantum dalam
Lampiran E.XXIV peraturan menteri ini.
(11) Format laparan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c sesuai
dengan Lampiran E.XIX peraturan menteri ini.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 97 -
(12) Format catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
d tercantum dalam Lampiran E.XXV peraturan menteri ini.
(13) Format surat pernyataan kepala daerah bahwa pengelolaan APBD yang menjadi
tanggung jawabnya telah diselenggarakar. berdasarkan sistem pengendalian intern
yang memadai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tercantum dalam Lampiran
E.XXVI peraturan menteri ini.
Pasal297
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296 ayat (2) disampaikan
oleh kepala daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk dilakukan
pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggilran berakhir.
(2) Kepala daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan pp.merintah daerah berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.
Bagian Ketiga
Penetapan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Pasal298
(1) Kepala daerah rnenyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun <lngguran berakhir.
(2) Rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat laporan keuangan yang meliputi
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan, serta dilampiri dengan laporan kinerja yang telah diperiksa BPK dan
ikhtisar laporan keuangan badan usaha milik daerahjperusahaan daerah.
(3) Format laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai
dengan Lampiriln E.XXIII peraturan menteri ini.
(4) Format neraca sebilgaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan Lampiran
. E.XXIV peraturan menteri ini.
(5) Format laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan
Lampiran E.XIX peraturan menteri ini.
(6) Format catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan Lampiran E.XXV peraturan menteri ini.
(7) Format dan isi laporan kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang laporan keuangan dan kinerja interim di Iingkungan pemerintah daerah.
(8) Format dan ikhtisar laporan keuangan BUMDjperusahaan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(9) Format rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD beserta lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran E.XXVII peraturan menteri ini.
Pasal 299
(1) Apabila sampai batas waktu 2 (dua) bulan setelah penyampaian laporan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 297 ayat (1), BPK belum menyampaikan hasil
pemeriksaan, kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 98 -
(2) Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri
dengan laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus ki'ls, catatan atas laporan
keuangan, dan laporan kinerja yang isinya sama dengan yang disampaikan
kepada BPK.
Pasal300
(1) Rancangan pp.raturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (1) d:rinci dalam rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilengkapi dengan lampiran terdiri dari:
a. ringkasan laporan realisasi anggaran; dan
b. penjabaran laporan realisasi anggaran;
(3) Format rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD beserta lampiran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran E.XXVIII peraturan menteri ini.
(4) Jadwal pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tercantum dalam Larnpiran E.XXIX
peraturan menteri ini.
Pasal301
(1) Agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (1) ditentukan
oleh DPRD.
(2) Persetujuan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD oleh DPRD paling lama 1 (satu) bulan
terhitung sejak rancangan peraturan daerah diterima.
Pasal302
(1) Laporan keuangan pemerintah daerah wajib dipublikasikan.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah laporan keuangan
yang telah diaudit oleh BPK dan telah diundangkan dalam lembaran daerah.
Bagian Keempat
Evaluasi Rancangar. Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Pasal303
(1) RancangaQ peraturan daerah provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan
oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada
Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Menteri
Dalam Negeri kepada Gubernur paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung
sejak diterimanya rancangJn dimaksud.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 99 -
(3) Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah
sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, gllbernur menetapkan rancangan daerah dan rancangan
peraturan gubernur menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur.
Pasal304
(l) Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelOiksanaan APBD
bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD wajib melakukan penyempurnaan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(2) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur
tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan' APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan
gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan peraturan
gubernur dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 305
(1) Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan ra'.cangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaillasi disampaikan oleh gubernur kepada bupati/walikota paling lama 15
(lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangar. peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/waliko:a
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan
kepentlngan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
bupati/waiikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan
peraturan bupati/walikota.
Pasal306
(1) Dalam hal gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tidak
sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, bupati/walikoca bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(2) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikot', dan DPRD, dan
tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi peraturan
daerah dan peraturan bupati/walikota, Gubernur membatalkan peraturan daerah
dan peraturan bupati/walikota dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 100 -
Pasal307
Gubernur menyampaikan hasil evaIi lasi rancangan peraturan daerah kabupaten/kota
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
bupati{walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
Menteri Dalam Negeri.
BAB XIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal308
Pemerintah melai<ukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan I(wangan daerah
kepada pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
Pasal309
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud da!am Pasal 308 meliputi pemberian pedoman,
bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan.
(2) Pemberian pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
perencanaan dan penyusunan APBD, pelaksanaan, r;enatausahaan dan akuntansi
keuangan daerah, pertanggungjawaban keuangan daerah, pemantauan dan
evaluasi, serta kelembagaan pengelolaan keuangan daerah.
(3) Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi sebagaimana dirnaksud pada a'/at
(1) mencakup perencancan dan penyusunan APBD, pelaksanaan, penatausaha<Jn
dan akuntansi keuangan daerah, serta pertanggungjawaban keuang<Jn dael'al1
yang dilaksanakan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik secara
menyeluruh kepada seluruh daerah maupun kepada daerah tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
(4) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara berkala bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, pimpinan dan
anggota DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah serta kepada
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.
Pasal310
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 309 ayat (1) untuk kabupaten/kota
dikoordinasikan oleh gubernur selaku wakil pemerintah.
Pasal311
(1) DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang
APBD.
(2) f'engawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan per:1eriksai1n tetapi
p n g w ~ n yang lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.
Pasal312
Pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 101 -
Bagian Kedua
Pengendalian Intern
Pasal313
(1) Dalam rangka melingkatkan kinerja transpnransi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di Iingkllngan pemerintahan daerah yang dipimpinnya.

(2) Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses yang
dirancang ul1tuk memberikan keyakinan yang m=madai mengenai pencapaian
tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya
peraturan perundang-undangan.
(3) Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. terciptanya Iingkungan pengendalian yang sehat;
b. terselenggaranya penilaian risiko;
c. terselenggarany3 aktivitas pengendalian;
d. terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e. lerselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.
(4) Penyelenggaraan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Ekstern
Pasal314
PemeriksClan pengelolaan dan pertanggungjalVaban keuangan daerah dilakukan oleh
BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV
KERUGIAN DAERAH
Pasal315
(1) Setiap kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, "ltau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaik3n kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, wajib mengganti
kerugian tersebut.
(3) Kepala SKPD dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui
bahwa dalam SKPD yang bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari
pihak manapun.
P'asa1316
(1) Kerugian daerah wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kE:rala SKPD kepada
kepala daerah dan diberitahukan kepada BPK paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah kerugian daerah'itu diketahui.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 102 -
(2) Segera setelah kerugian daerah tersebut diketahui, kepada bendahara, pegawai
negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang nyata-nyata melanggar
hukum atau mela\aikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315
segera dimintakan surat pernyataan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa
kerugian tersebut menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti kerugian
daerah dimaksud.
(3) Jika surat keterangan tanggung jawab mutlak tidak mungkin diperoleh atau tidak
dapat pengembalian kerugian daerah, kepala daerah segera
mengeluarkan surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara
kepada yang bersangkutan.
Pasal 317
(1) Dalam hal bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain
yang dikenai tuntutan ganti kerugian daerah berada dalam pengampuan,
melarikan diri, atau meninggal dunia, penuntutan dan penagihan terhadapnya
beralih kepada pengampufyang memperoleh hak/ahli waris, terbatas pada
kekayaan yang dikelola atau diperolehnya, yang berasal dari bendahara, pegawai
negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan.
(2) Tanggung jawab pengampufyang memperoleh hak/ahli waris untuk membayar
ganti kerugian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hapus
apabila dalarr. waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusan pengadilan yang menetapkan
pengampuan kepada bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau
pejabat lain yang bersangkutan, atau sejak bendahara, oegawai negeri bukan
bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan diketahui melarikan diri atau
meninggal dunia, pengampufyang memperoleh hak/ahli waris tidak diberi tahu
oleh pejabat yang berwenang mengenai adanya kerugian daerah.
Pasal318
(1) Ketentuan penyelesaian kerlJgian daerah sebagaimana diatur dalam peraturan
menteri ini berlaku pula untuk uang dan/atau barang bukan milik daerah, yang
berada dalam penguasaan bend"hara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau
pejabat lain yang digunakan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.
(2) Ketentuan penyelesaian kerugian daerah dalam peraturan menteri ini berlaku pula
untuk pengelola perusahaan daerah dan badan-badan lain yang
menyelenggarakan pengelolaan daerah, sepanjang tidak diatur dalam
peraturan perundang-undangan tersendiri.
Pasal319
(1) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah
ditetapkan untuk mengganti kerugian daerah dapat dikenai sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Putusan pidana atas kerugian daerah terhadap bendahara, pegawai negeri sipii
bukan bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari
tuntutan ganti rugi.
Pasal320
Kewajiban bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain untuk
membayar ganti rugi, menjadi kedaluwarsa jika dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu 8 (del.lpan) tahun sejak terjadinya
kerugian tidak dilakukan penuntutan ganti rugi terhadap yang bersangkutan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 103 -
Pasal321
(1) Pengenaan ganti kerugian daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK.
(2) Apabila dalam pemeriksaan kerugian daerah ditemukan unsur pidana, BPK
menindaklanjutinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 322
Pengenaan ganti kerugian daerah terhadap pegawai negeri sipil bull.an bendahara
ditetapkan oleh kepala daerah.
Pasal323
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara tuntutan ganti kerugian daerah diatur
dengan perall:ran daeral1 dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
BAB XV
PENGELOlAAN KEUANGAN
BAOAN LAYANAN UMUM OAERAH
Pasal 324
(1) Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD untuk :
a. menyediakan barang dan/atau jasa untu' layanan umum; dan
b. mengelQla dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau
pelayanan kepada masyarakat.
(2) Instansi yang menyediakan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, antara lain rumah sakit daerah, penyelenggara pendidikan,
penerbit lisensi dan dokumen, penyelenggara jasa penyiaran publik, penyedia jasa
penelitian dan pengujian, serta instansi layanan umum lainnya.
(3) Dana kl1usus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, C'otara lain instansi
yang rnelaksanakar, pengelolaan dana seperti dana bergulir usaha kecil menengah,
tabungan perumahall, dan instansi pengelola dana lainnya.
Pasal325
(1) BLUD dibentuk unt'Jk meningkatkan pelay<:man kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejah,eraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
(2) Kekayaan BLUD merupak"n kekayaan daerah yang ~ i k dipisahkan serta dikelola
dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLUD yang
bersangkutan.
Pasal 326
(1) Pembinaan keuangan BLIJD dilakukan oleh PPKD dan pembinaan teknis dilakukan
oleh kepala SKPD yang bertanggung jawab atas urusan pemerintahan yang
bersangkutan.
(2) Pembinaan keuangan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan dibidang
pengelolaan keuangan BLUD.
(3) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan dibidang
penyelenggaraan program dan kegiatan BLUD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 104 -
Pasal327
BLUD dapat memperoleh hi:>ah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain.
Pasal328
Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLUD
yang bersangkutan.
Pasal329
Pedoman teknis mengenai pengelolaan keuangan BLUD diatur lebih lanjut oleh Menteri
Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Menteri Keuangan.
aAB XVI
PENGATURAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal330
(1) Ketentuan tentang pokok-p:)kok pengelolaan keuangan daerah diatur dengan
peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala
daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentan;:) sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah.
(3) Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mencakup tata cara penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan dan
akuntansi, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
(4) Peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga memuat tata cara penunjukan
pejabat yang diberi wewenang BUD, kuasa BUD, pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran, bendahara penerimaan, dan bendahara pengeluaran
berhalangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216 ayat (8), Pasal 211 ayat (3),
Pasal 194, dan Pasal 226.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 331
Pada saat peraturan menteri ini ditetapkan, semua peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah sepanjang belum diganti dan
tidak bertentangan dengan peraturan menteri ini dinyatakan tetap berlaku.
Pasal332
Dengan ditetapkannya peraturan menteri ini:
a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Pasal 90 ayat (2), dan
Pasal 296 ayat (4), tentang bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran,
penyusurfan RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan berdasarkan prestasi
kerja, dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan standar
akuntansi pemerintahan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran
2006.
b. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 116 ayat (1)
tentang penyusunan rancangan PPAS dan penetapan APBD setelah dievaluasi
mulai dilaksanakan untuk penyusunan dan pelaksanaan APBD tahun anggaran
2007.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 105 -
c. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 233 ayat (2) tentang sistem
akuntansi pemerintahaq daerah yang mengacu pada standar akuntansi
pemerintahan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2007.
d. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) tentang penyusunan
RKA-SKPt;> denCJan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka
menengah d<Jerah dilaksanakan mula! tahun anggaran 2009.
e. Peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah ditetapkan
paling lambat 2 tahun sejak ditetapkan peraturan menteri ini.
Pasal333
Pada saat perat:.Jlan menteri ini ditetapkan, bagi pemerintah daerah yang belum
menetapkan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1), dokumen
perencanaan daerah lainnya dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan RKPD.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 334
(1) Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Departemen Dalam Negeri
melakukan fasilitasi pelaksanaan peraturan menteri ini.
(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup mengkoordinasikan,
menyempurnakan lampiran-Iampiran sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, melaksanakan 50sialisasi,' super"isi dan bimbingan teknis, serta
memberikan asistensi untuk kelancaran penerapan peraturan menteri ini.
Pasal335
Dengan ditetapkannya peraturan m n ~ r ini, Keputusan Menteri Dalam Negeri yang
mengatur tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah serta tata cara penyusunan anggaran pendapdtan dan belanja
daerah, pe!aksanaan tata usaha keuangan daerah dan belanja daerah, serta petunjuk
pelaksanaannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal336
Peraturan menteri in! mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2006
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN A
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOlAAN
KEUANGAN DAERAH
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH
www.gi.co.id Global Intermedia
DAFTAR LAMPIRAN A
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAr-1
1. Lampiran A.I
2. Lampiran A.II
3. Lampiran A.II!
4. Lampiran A.IV
5. Lampiran A. V
6. Lampiran A. VI
7. Lampiran AVII
Kode dan klasifikasi urusan pemerintahan daerah dan
organisasi
Susunan kode akun keuangan daerah
Kode rekening pendapatan provinsi
Kode rekening pendapatan kabupaten/kota
Kode dan klasifikasi fungsi
klasifikasi belanja daerah menurut fungsi untukKeselarasan
dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara
Kode dan daftar program dan kegiatan menurut urusan
pemerintahan daerah
-,8",._.:L",am=p:,-ira",n"-"A":.V",I",1I,-.__-"K",0"de=..:;re",k",e",n,,in,,,g"b=elae;n:'lj"-a.."d"a"er"'a';'h_-,-- _
g. Lampiran A.IX Kode rekening pembiayaan daerah
10. Lampiran A.X Format KUA
11. Lampiran A.XI Format PPAS
--.!.LLamp"-ir"an""A"'.X.;:I"'I;-__---';;F;o0'-'rm'-'a"'t"n,;o"t"ac;k"es"'e"'p'"a"'k"'at"'a.;:n-:K"U:;.A"d""a"'n'-'-P"PA-'S'-'-'A'-P"B=.D _
13. Lampiran A.XIIl Bagan alir pengerjaan RKA-SKPD
14. Lampi."ra"-n"A;C."'X"IV;-_---,_F"'o"'r"m"'a"'t.'-'R"'KA""-'-S"'K"P-'D'---_--,-__-;c-----;----;---,,----==-,----;-:-
15. Lampiran A.XV Format rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta
lampiran
A. Rancangan peraturan daerah tentang APBD
B. Ringkasan APBD
C. Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah
dan organisasi
D. Rindan APBD menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, pendapatan, belanja dan pemb"'iae.Jy"'a"'a"n-,----,__
E. Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi, program dan kegiatan
F. P.ekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan
keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi
dalam kerangka pengelolaan keuangan negara
G. Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan
H. Daftar piutang daerah
__________----'1. Daftar penyertaan modal (investasi) daerah
J. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
tetap daerah
K. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
lainnya
L. Daftar kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun
anggaran ini
1. Tahun Pertama
2. Tahun Kedua
M. Daftar dana cadangan daerah
16. Lampiran AXVI
17. Lampiran A.XVII
18. Lampiran A.XVlII
19. Lampiran A.XIX
N. Daftar pinjaman daerah
Format rancangan peraturan I:epala daerah tentang
penjabaran APBD
A. Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD
B. Ringkasan penjabaran APBD
c Penjabaran APBD
Format susunan nota keuangan RAPBD
Format persetujuan bersama RAPBD
Format'rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD
be.erta lampiran
A. Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD
B. Rngkasan APBD
C. Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah
dan organisasi
D. Rincian APBD
E. Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi, program dan kegiatan
www.gi.co.id Global Intermedia
20. Lampiran A.XX
21. Lampiran A.XXI
22. Lampiran A.XXII
F. Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan
keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi
dalam kerangka pengelolaan keuangan negara
G. Daftlr jumlah pegawai per golongan dan per jabatan
H. Daftar piutang daerah
1. Daftar penyertaan modal (investasi) daerah
J. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
tetap daerah
K. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset
lainnya
L. Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya
yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam
tahun anggaran ir;i
M. Daftar dana cadangan daerah
N. Daftar pinjaman daerah
Format penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
Format penetapan rancangan.., peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD .'
Jadwal tJenyusunan APBD
www.gi.co.id Global Intermedia
- I -
LAMPIRAN A.I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
KODE DAN KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI

KODE URU5AN PEMERINTAHAN DAERAH


1 URUSAN WAJIB
1 01 Pendidikan
1 01 01 Dinas Pendidikan
1 01 02 Kantor Perpustakaan Daerah
1 01 03 DsL................
1 02 Kesehatan
1 02 01 Dinas Kesehatan
1 02 02 Rumah Sakit Umum Daerah
1 02 03 Rumah Sakit Jiwa
1 02 04 Rumah Sakit Paru-paru
1 02 05 Rumah Sakit Ketergantungan Obat
1 02 06 Dst. .................
1 03 Pekerjaan Umum
1 03 01 Dinas Pekerjaan Umum
1 03 02 Dinas Bina Marga
1 03 03 Dinas Pengairan
1 03 04 Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
1 03 05 Dinas Cipta Karya
1 03 06 Dst. .................
1 04 Perumahan
1 04 01 Dinas Permukiman
1 04 02 Dinas Pemadam Kebakaran')
1 04 03 Dinas Pemakaman')
1 04 04 Dst. .................
1 05 Penataan Ruang
1 05 01 Dinas Tata Ruang')
1 05 02 Dst. .................
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 01 BAPPEDA
1 06 02 DsL...............
1 07 Perhubungan
1 07 01 Dinas Perhubungan
1 07 02 DsL...............
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 01 Dinas Lingkungan Hidup
1 08 02 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 2 -
KODE URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
I OB 03 Dinas Pertamanan
I OB 04 Dinas Kebersihan
I OB OS ~ t ...............
1 09
Pertanahan
I 09 01 Badan Pertanahan Daerah
I 09 02 Dst............ .....
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
I 10 01 Dinas Kependudukan dan (aatatan Sipil
I 10 02 Dst ...............
1 11 Pemberdayaan Perempuan
I II 01 Dinas Pemberdayaan Perempuan
I 11 02 Dst... ... . .. ........
--
1 12 Keluarga Bereneana dan Keluarga Sejahtera
e.-.!-
12 01 Badan Koordinasi Keluarga 8ereneana Daerah
._--
I- 12 02 Dst... ........ ......
1 13 Sosial
I 13 01 Dinas Scsial
I 13 02 Dst. .................
1 14 Tenaga Kerja
I 14 01 Dinas Tenaga Kerja
I 14 02 Dst .................
1 15 Koperasi dan U.aha Kecil Menengah
I IS 01 Dinas Koperasi dan Usaha Keeil Menengah
I IS 02 Dst... ...............
1 16 Penanaman Modal
I 16 01 Badan Penanaman Modal Daerah
I 16 02 Dst... ...............
1 17 Kebudayaan
I 17 01 Dinas Kebudayaan
I 17 02 Permuseuman
I 17 03 Dst... ...... ........
--
1 18 Pemuda dan Olah Raga
I IB 01 Dinas Pemuda dan O!ah Raga
I IB 02 Dst... ........
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
I 19 01 Dinas Kesbang Linmas
I 19 02 Dinas Ketentraman dan Ketertiban
I 19 03 Kantor Satuan Polisi Pamcng Praja
I 19 04 Dst. .................
1 20 Pemerintahan Umum
I 20 01 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
I 20 02 Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 3 -
KODE URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
1 20 03 Sekrctariat Daerah
1 20 04 Sekretariat DPRD
1 20 05 Badan Pengelola Keuangan Daerah
1 20 06 Badan Penelitian dan Pengembangan
1 20 07 Badan Pellgawasan [)aerah
1 20 08 Kantor Penghubung
,
20 09 Kecamatan .
1 21 10 Kelurahan
1 20 11 Dst. .................
1 21 Kepegawaian
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
1 21 02 Daerah
1 21 03 DsL...............
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 01 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
1 22 02 DsL...............
1 23 Statistik
1 23 01 Badan Statistik Daerah
1 23 02 Kantor Statistik Daerah
1 23 03 Dst. .................
.
1 24 Kearsipan
1 24 01 Kantor Arsip Daerah
1 24 02 DsL...............
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 01 Dinas Informasi dan Komunikasi
1 25 02 Kantor Pengolahan Data Elektronik
1 25 03 Dst.. ................
2 URUSAN PILIHAN
2 01 Pertanian
2 01 01 Dinas Pertanian
2 01 02 Dinas Perkebunan
2 01 03 Dinas Peternakan
2 al 04 Dinas Ketahanan P3ngan
2 01 05 Dst.. ...............
2 02 I Kehutanan
2 02 01 Dinas Kehutanan
2 02 02 Dst. .................
2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
2 03 01 Dinas Pertambangan
2 03 02 Dst. .................
2 04 Pariwisata
2 04 01 Dinas Pariwisata
2 04 02 t:ebun
2 04 03 DsL...............
www.gi.co.id Global Intermedia
- 4 -
KODE URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
2 OS Kelautan dan Perikanan
2 OS 01 Dinas Kelautan dan Perikanan
2 OS 02 Dst. .................
2 06 Perdagangan
2 06 01 Dinas Perdagangan
2 06 02 Dinas Pasar
2 06 03 Dst. .................
2 07 P-erindustrian
2 07 01 Dinas Perindustrian
2 07 02 Dst. ................. .
.
"
2 08 Transmigrasi
2 08 01 Dinas Transmigrasi
2 08 02 Dst. .................
Keterangan :
*) Untuk Kabupaten/Kota
MENTERI DALAM NEGERl,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 5 -
LAMPI RAN A.II : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NC'MOR : 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
SUSUNAN KODE AKUN KEUANGAN DAERAH
.
I KODE
URAIAN
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas Dana
4 Pendapatan
5 Belanja
6 Pembiayaan
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- () -
LAMPIRAN A. III : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
KODE REKENING PENDAPATAN PROVINSI
Kode
I
Uraian
Rekening
1 2
4 PENOAPATAN OAERAH
4 1 PENOAPATAN A5L1 OAERAH
4 1 1 Paiak Oaerah
4 1 1 01 Paiak Kendaraan Bermotor
4 1 1 01 01 A-I Sedan leen Station Wanon , Pribadi \
4 1 1 01 02 A-2 Sedan leeo. Station Waoon ( Umum )
4 1 1 01 03 B-1 Bus Micro Bus (Pribadi1
--
4 1 1 01 04 B-2 Bus Micro Bus' Umum ,
4 1 1 01 OS C-l Truck, Pick Up (Pribadi)
4 1 1 01 06 C-2 Truck, Pick up ( Umum )
4 1 1 01 07 D-1. Kendaraan khusus (Pribadi)
4 1 1 01 08 D-2. Kendaraan khusus (Umum)
4 1 1 01 09 E. Seoeda Motor
4 1 1 01 10 Dst. ...............................
4 1 1 02 Paiak Kendaraan di Air
4 1 1 02 01 Pa;ak Kendaraan di Air ...
4 1 1 02 01 Dst.. ..............................
4 1 1 03 Bea Balik ~ m Kendaraan Bermotor
4 1 1 03 01 A-I Sedan leeo. Station Waoon ( Pribadi )
4 1 1 03 02 A-2 Sedan Jeeo. Station Waoon ( Umum )
4 1 1 03 03 B-1 Bus Micro Bus (Pribadi1
4 1 1 03 04 B-2 Bus Micro Bus' Umum \
4 1 1 03 OS C-l Truck Pick Li';-'Pribadi\
4 1 1 03 06 C-2 Truck Pick up ( Umum l
4 1 1 03 07 D-1. Kendaraan khusuSlPribad;)
4 1 1 03 08 D-2. Kendaraan khusuSlUmurO\
4 1 1 03 09 E. SenPrla Motor
4 1 1 03 10 Dst. ...............................
--
4 1 1 04 Bea Balik Nama Kendaraan Oi Air
4 1 1 04 01 Bea Balik Nama Kendaraan Di Air ....
4 1 1 04 02 Dst. ...............................
4 1 1 OS Paiak Bahan Sakar Kendaraan Bermotor
4 1 1 OS 01 Premium
4 1 1 OS 02 Pertamax
-
4 1 1 OS 03 Pertamax Plus
4 1 1 OS 04 Solar
4 1 1 05 OS Gas
4 1 1 OS 06 ['st.... ...........................
4 1 1 06 Paiak Air Permukaan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 7 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 1 06 01 Paiak Air Permukaan .....
4 1 1 06 01 Dst. ...............................
4 2 Retribusi Daerah .
4 1 2 01 Retribusi Jasa Umum
4 1 2 01 01 Retribusi Pelavanan Kesehatan
4 1 2 01 02 Retribusi Penquiian Kendaraan bermotor
1 1 2 01 03 Retribusi Penqqantian Biava Cetak Peta
4 1 2 01 04 Pelayanan Tera/Tera Ulanq
4 1 2 01 05 Retribu:;i Pelayanan Pendidikan
4 1 2 01 06 Dst. ...............................
4 1 2 02 Retribusi Jasa Usaha
4 1 2
OJe-
01 Retribusi Pemakaian Kekavaan Daerah
4 1 2 02 02 Retribusi Tempat Pelelangan
4 1 2 02 03 Retribusi Temoat Penqinacan/Pesanaarahan/Villa
4 1 2 02 04 Retribusi Pelavanan Keoelabuhan
4 1 2 02 05 Retribusi Temoat Rekreasi dan Olah Raqa
4 1 2 02 06 Retribusi Penvebranqan di air
4 1 2 02 07 Retribusi Penqolahan Limbah <:air
4 1 2 02 08 Retribusi Peniualan Produksi Usaha Daerah
4 1 2 02 09 Dst. ...............................
4 1 2 03 Retribusi Perizinan tertentu
4 1 2 03 01 Retribusi Izin Travek
4 1 2 03 02 Dst. ...............................
4 1 3 Hasil Peneelolaan Kekavaan Daerah vane Dipisahkan
4 1 3
01 I
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD
4 1 3 01 01 Perusahaan Daerah .....
4 1 3 01 02 Dst. ...............................
4 1 3 02
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Pemerintah/ BUMN
4 1 3 02 01 BUMN .....
4 1 3 02 02 Dst. ...............................
4 1 3 03
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Patungan I
Milik Swam
4 1 3 OJ 01 Perusahaan ....
4 1 3 03 02 Dst. ...............................
4 1 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah vane Sah
4 1 4 01 Hasil Peniualan Aset Daerah Yane Tidak Dipisahkan
4 1 4 01 01 Pelepasan Hak Atas Tanah
4 1 4 01 02 Penjualan Peralatan/Perlenqkapan Kantor tidak terpakai
4 1 4 01 03 Penjualan Mesin/alat-alat berat tidak terpakai
4 1 4 01 04 Peniualan Rumah Jabatan/Rumah Dinas
4 1 4 01 05 Peniualan Kendaraan Dinas roda dlla
4 1 4 01 06 Peniualan Kendaraan Dinas roda emoat
4 1 4 01 07 Peniualan Drum Bekas
4 1 4 01 08 Peniualan Hasil Penebanqan Pohon
4 1 4 01 09 Peniualan Lamou Hias Bekas
www.gi.co.id Global Intermedia
- R-
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 4 01 10 Penjualan bahan-bahan Bekas Bangunan
4 1 4 01 11 Penjualan Perlenqkapan Lalu Lintas
4 1 4 01 12 Peniualan Obat-obatan dan hasil farmasi
4 1 4 01 13 Peniualan hasil oertanian
4 1 4 01 14 Penjualan hasil kehutanan
4 1 4 01 15 Penlualan hasil perkebunan
4 1 4 01 16 Penlualan hasil oeternakan
4 1 4 01 17 Peniualan hasil oerikanan
4 1 4 01 18 Peniualan hasil sitaan
4 1 4 01 19 Dst. ...............................
4 1 4 02 Jasa Giro
4 1 4 02 01 Jasa Giro Kas Daerah
-
4 1 4 02 02 Jasa Giro Pemegang Kas
4 1 4 02 03 Jasa Giro Dana Cadanqan
4 1 4 02 04 Dst. ...............................
4 1 4 03 Pendapatan Bunga
4 1 4 03 01 Rekeninq Deposito Pdda Bank ......
4 1 4 03 02 Dst... ................... .........
--
4 1 4 04 Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
4 1 4 04 01 Keruqian Uanq Daerah
4 l. 4 04 02 Keruqian Baranq Daerah
4 1 4 04 0:1 Dst... .................... ........
4 1 4 as Komisi Potonqan dan Keuntunqan Selisih Nilai Tukar Ruoiah
4 1 4 05 01 Penerimaan Komisi dari ......
4 1 4 as 02 Penerimaan Potonqan dari .....
4 1 4 as 03 Penerimaan Keuntunaan Selisih Nilai Tukar RUDiah dari .....
4 1 4 as 04 Dst. ...............................
4 1 4 06 Pendaoatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekeriaan
4 1 4 06 01 Bidana Pendidikan
4 1 4 06 02 Bidang Kesehatan
4 1 4 06 03 Bidanq Pekeriaan Umum
4 1 4 06 04 Bidana Perumahan Rakvat
4 1 4 06 05 Bidano Penataan Ruang
4 1 4 06 06 Bidanq Perencanaan Pembanqunan
'\ 1 4 06 07 Bidanq Perhubunqan
4 1 4 06 08 Bidan<; Lingkungan Hidup
4 1 4 06 09 Bidanq Pertanahan
4 1 4 06 10 DsL....................... ......
4 1 4 07 Pendaoatan Denda Paiak
4 1 4 07 01 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor
4 1 4 07 02 PendaDatan Denda Paiak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4 1 4 07 03 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Di Air
4 1 4 07 04 PendaDatan Denda Paiak Bea Balik Nama Kendaraan Di Air
4 1 4 07 as Pendapatan Denda Pajak Air Permukaan
4 1 4 07 06 Dst. ..................... .........
4 1 4 08 Pendaoatan Denda Retribusi
4 1 4 08 01 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum
4 1 4 08 02 PendaDatan Denda Retribusi Jasa Usaha
4 1 4 08 03 Pendapatan Denda Retribusi Perizinan tertentu
4 1 4 08 04 Dst. ....................... .......
www.gi.co.id Global Intermedia
- 9 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 4 09 Pendapatan Hasil Eksekusi atas laminan
4 1 4 09 01 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekeriaan
4 1 4 09 02 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pembongkaran Reklame
4 1 4 09 03 Eksekusi Jaminan atas KTP Musiman
4 1 4 09 04 Ost. ...............................
4 1 4 10 PendaDatan dari PenQembalian
4 1 4 10 01 Pendapatan dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21
4 1
4'
10 02 PendaDatan dari PenQembalian Kelebihan Pembavaran asuransi kesehatan
4 1 4 10 03 Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembavaran Gaji dan Tunjangan
4 1 4 10 04 Pendaoatan dari Penaembalian Kelebihan Pembavaran Perialanan Oinas
4 1 4 10 05 Pendapatan dari Pengembalian Uang Muka
4
'1
4 10 06 Ost. ...............................
4 1 4 11 Fasilitas 5asial dan Fasilitas Umum
4 1 4 11 01 Fasilitas $osial
4 1 4 11 02 Fasilitas Umum
4 1 4 11 03 Ost. ...............................
4 1 4 12 PendaDatan dari PenvelenQQaraan Pendidikan dan Pelatihan
4 1 4 12 01 Uang Pendaftaran/Ujian Masuk
4 1 4 12 02 Uang Sekolah/Pendidikan dan pelatihan
4 1 4 12 03 Uang Ujian kenaikan tingkatjkelas
4 1 4 I 12 04 Ost. ...............................
4 1 4 13 l'endaDatan dari AnQsuran/Cicilan Peniualan
4 1 4 13 01 Ar.gsuran/Cicilan Penjualan Rumah
4 1 4 13 02 Peniualan Kendaraan
4 1 4 13 03 Dst ...............................
4 2 DANA PERIMBANGAN
4 2 1 Dana BaQi Hasil Paiak/Baai Hasil Bukan Paiak
4 2 1 01 Bag; Hasil Pajak
4 2 1 01 01 B3gi Hasil dari Paiak Bumi dar. Bangunan
4 2 1 01 02 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Alas Tanah dan Bangunan
4 2 1 01 03
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak
orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
4 2 1 01 04 Ost. ...............................
4 2 1 02 Bani Hasil Bukan Paiak/5umber Dava Alam
4 2 1 02 01 Baai Hasil dari luran Hak Pengusahaan Hutan
4 2 1 02 02 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Oaya Hutan
4 2 1 02 03 Bagi Hasil dari Oana Reboisasi
4 2 1 02 04 Baai Hasil dan luran Tetao (Land-rent)
4 2 1 02 05 Baai Hasil dari luran Eksplorasi dan luran Eksploitasi (Rovalti)
4 2 1 02 06 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan
4 2 1 02 07 Baqi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan
4 2 1 02 08 Baoi Hasil dari Pertambanoan Minvak Bumi
4 2 1 02 09 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi
4 2 1 02 10 Baai t-'asil dari Pertambanoan Panas Bumi
4 2 1 02 11 Ost. ...............................
,
4 2 2 I Dana Alokasi Umum
4 2 2 101 Dana Alokasi Umum
www.gi.co.id Global Intermedia
- 10 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 2 2 01 01 Oana Alokasi Umum
4 2 3 Dana Alokasi Khusus
4 2 3 01 Dana alokasi khusus
4 2 3 01 01 Oana alokasi khusl's . ...... .......
4 2 3 01 02 Ost. ...............................
4 3 lAIN-lAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
4 3 1 Pendaoatan Hibah
--
4 3 1 01 Pendaoatan Hibah dari Pemerintah
4 3 1 01 01 Pemerintah
4 3 1 02 Pendaoatan Hibah dari Pemerintah Daerah lainva
4 3 1 02 01 Pemerintah Oaerah .....
4 3 1 02 02 Ost. ...............................
4 3 1 03
Pendapatan Hibah dari badan/lembaga/organisasi swasta dalam
I
neoeri
4 3 1 03 01 Badan/lembaqa lorganisa>i swasta ......
4 3 1 03 02 Ost.. ......... ......... .........
I
4 3 1 04 Pendaoatan Hibah dari kelompok
4 3 1 04 01 KelomDok masvarakat/Deroranaan
4 3 1 04 02 OsL..................
4 3 1 OS Pendaoatan Hibah dari Luar Neoeri
4 3 1 OS 01 Pendapatan Hibah dari Bilateral
4 3 1 OS 02 Pendapatan Hibah dari Multilateral
4 3 1 OS 03 Pendapatan Hibah dari Oonor lainnya
4 3 1 OS 04 Ost .....................
4 3 2 Dana Darurat
4 3 2 01 Penanaaulanaan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
I
4 3 2 01 01 KQrban/Kerusakan Akibat Beneana Alam ......
4 3 2 01 01 Ost. ..... o ...
4 3 3
Dana Bag; Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnva
4 3 3 01 Dana Baai Hasil Paiak dar; Provinsi
4 3 3 01 01 Oana Bani Hasil Paiak dari Provinsi .......
4 3 3 01 02 OsL..... .............. ........
4 3 3 02 Dana Bani Hasil Paiak dari Kabuoaten
4 3 3 02 01 Oana Baoi Hasil Paiak dari KabuDaten ... ...
4 3 3 02 02 Ost. .........................
4 3 3 03 Dana Baai Hasil Paiak dari Kota
4 3 3 03 01 Oana Bani Hasil Paiak dari Kota .. ....
4 3 3 03 02 Ost .................. ........
4 3 4 Dana Penvesuaian dan Otonomi Khusus
4 3 4 01 Dana Penvesuaian
4 3 4 01 01 Oana Penvesuaian .
www.gi.co.id Global Intermedia
- I I -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 3 4 01 02 Dst ...............................
4 3 4 02 Dana Otonomi Khusus
4 3 4 02 01 Dana Otonomi Khusus .......
4 3 4 02 02 Dst. ...............................
4 3 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
4 3 5 01 Bantuan Keuangan dari Provinsi
4 3 5 01 01 Bantuan Keuangan Dari Provinsi .......
4 3 5 01 02 Dst ...............................
4 3 5 02 Bantuan Keuangan dari Kabupaten
4 3 5 02 01 Bantuan Keuanqan Dari Kabupaten .......
4 3 5 02 02 Dst ...............................
4 3 5 03 Bantuan KeuanQan dari Kota
4 3 5 03 01 Bantuan Keuangan Dari Kota .......
4 3 5 03 02 Dst ...............................
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
r
www.gi.co.id Global Intermedia
- 12 -
LAMPIRAN A. IV : PERATURJ\N MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 20'06
KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 PENDAPATAN DAERAH
4 1 ~ e n p t n Asli Daerah
4 1 1 Hasil Pajak Daerah
1
)
4 1 1 01 Pajak Hotel
4 1 1 01 01 Hotel Bintang Lima Berlian
4 1 1 01 02 Hotel Bintang Lima
4 1 1 01 03 Hotel Bintang Empat
4 1 1 01 04 Hotel Bintanq Tiqa
r-i-
1 1 01 05 Hotel Bintang Dua
4 1 1 01 06 dotel Bintang Satu
4 1 1 01 07 Hotel Melati Tiga
4 1 1 01 08 Hotel Melati Dua
4 1 1 01 09 Hotel Melati Satu
4 1 1 01 10 Motel
4 1 1 01 11 Cottaqe
4 1 1 01 12 Losmen/Rumah Penginapan/ Pesanggrahan/Hostel/Rumah Kos
4 1 1 01 13 Wisma Pariwisata
4 1 1 01 14 Dst ...................................
4 1 1 02 Paiak Restoran
4 1 1 02 01 Restoran
I 4 1 1 02 02 Rumah Makan
4 1 1 02 03 Cafe
4 1 1 02 04 Kantin
4 1 1 02 05 Katering
4 1 1 02 06 Dst ...................................
4 1 1 03 Pajak Hiburan
4 1 1 03 01 Tontonan Film/Bioskop
4 1 1 03 02 Pagelaran Kesenian/ Musik/Tari/Busana
4 1 1 03 03 Kontes Kecantikan
4 1 1 03 04 Kontes Binaraqa
4 1 1 03 05 Pameran
4 1 1 03 06 Diskotik
4 1 1 03 07 Karaoke
4 1 1 03 08 Klub Malam
4 1 1 03 09 Sirkus/akrobat/sulap
4 1 1. 03 10 Permainan Bilvar
4 1 1 03 11 Permainan Golf
4 1 1 03 12 Permainan 80wlinq
4 1 1 03 13 Pacuan Kuda
4 1 1 03 14 BaiaD Kendaran Bermotor
4 1 1 03 15 Permainan Ketangkasan
4 1 1 03 16 Panti Pijat/Refleksi
4 1 1 03 17 Mandi Uap/spa
www.gi.co.id Global Intermedia
- 13 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 1 03 18 Pusat KebuQaran
4 1 1 03 19 PertandinQan OlahraQa
4 1 1 03 20 Dst ...................................
4 1 1 04 Paiak Reklame
4 1 1 04 01 Reklame Papan/Bill Board/videotron/ meQatron
4 1 1 04 02 Reklame Kain
4 1 1 04 03 Reklame Melekatjstiker
4 1 1 04 04 Re;dame Selebaran
4 1 1 04 OS Reklame Berialan
4 1 1 04 06 Reklame Udara
4 1 1 04 07 Reklame ApunQ
4 1 1 04 08 Reklame Suara
4 1 1 04 09 Re:dame Film/slide
4 1 1 04 10 Reklame PeraQaan
4 1 1 04 11 Dst ...................................
4 1 1 OS Puiak Peneranllan Jalan
4 1 1 OS 01 Pajak PeneranQan Jalan PLN
4 1 1 OS 02 Dst ..................................
4 1 1 06 Paiak Pengambilan Bahan Galian Golonllan C
4 1 1 06 01 Asbes
4 1 1 06 02 Batu Tulis
4 1 1 06 03 Batu setenQah permata
4 1 1 06 04 Batu kepur
4 1 1 06 OS Batu Aoung
4 1 1 06 06 Dst ...................................
4 1 1 07 Pajak Parkir
4 1 1 07 01 Pajak Parkir
-
4 1 1 07 02 Dst ...................................
4 1 1 08 Paiak Air Bawah Tanah
4 1 1 08 01 Paiak Air Bawah Tanah
4 1 1 08 02 Dst ...................................
4 1 1 09 Paiak Saranll Burunll Walet
4 1 1 19 01 Paiak SaranQ BurunQ Walet
4 1 1 09 02 Dst ...................................
4 1 1 10 Pajak Lingkungan
4 1 1 10 01 Pajak LinQkunQan
4 1 1 10 02 Dst ...................................
-
4 1 2 HasH Retribusi Daerah
1
)
4 1 2 01 Retribusi Jasa Umum
4 1 2 01 01 Retribusi Pelavanan Kesehatan
4 1 2 01 02 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
4 1
,
01 03 Retribusi PenQQantian Biava KTP dan Akte catatan Sipil L
4 1 2 01 04 Retr!busi Pelayanan Pemakarnan dan PenQabuan Mayat
4 1 2 01 OS Relribusi Pelayanan Parkir di tepi ialan umum
4 1 2 01 06 Retribusi Pe!ayanan Pasar
4 1
,
01 07 Retribusi Pengujian Kendaraan bermotor L
4 1 2 01 08 Retribusi Pemeriksailn Alat Pemadam Kebakaran
4 1 2 01 09 Retribusi PenQQantian Biava Cetak Peta
www.gi.co.id Global Intermedia
- 14 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 2 01 10 Retribusi Pelavanan Pendidikan
4 1 2 01 11 Dst .................... ........... , ..
-
4 1 2 02 Retribusi Jasa Usaha
4 1 2 02 01 Retribusi Pemakaian Kekavaan Daerah
4 1 2 02 02 Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan
4 1 2 02 03 Retribusi Tempat PelelanQan
4 1 2 02 04 Retribusi Terminal
4 1 2 02 05 Retribusi Tempat Khusus Parkir
4 1 2 02 06 Retribusi Tempat PenQinapan/PesanQQrahan/Vilia
4 1 2 02 07 Retribusi Penvediaan dan/atau Penvedotan Kakus
4 1 2 02 08 Retribusi Rumah Potono Hewan
4 1 2 02 09 Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
4 1 2 02 10 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
4 1 2 02 11 Retribusi PenvebranQan di air
4 1 2 02 12 Retribusi PenQoiahan Limbah Cair
4 1 2 02 13 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
4 1 2 02 14 Dst ..................... .............
--
4 1 2 03 Retribusi Perizinan tertentu
4 1 2 03 01 Retribusi Izin Mendirikan Banounan
4 1 2 03 02 Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
4 1 2 03 03 Retribusi Izin Ganouan/Keramaian
4 1 2 03 04 Retribusi Izin Trayek
4 1 2 03 05 Retribusi Izin Usaha Perikanan
4 1 2 03 06 Dst ...................................
4 1 3 Hasil Pengelolaan Kekavaan Daerah vanQ Dipisahkan
4 1 3 01
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD -
4 1 3 01 01 Perusahaan daerah .......
4 1 3 01 02 BUMD ......
--
4 1 3 01 03 Dst ...................................
4 1 3 02
Bagian Laba atas penyertaan modal pada I'erusahaan Milik
Pemerintah/BUMN
4 1 3 02 01 BUMN ........
4 1 3 02 02 Dst .................... ..............
4 1 3 03
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Milik
Swasta
4 1 3 03 01 Perusahaan .....
4 1 3 03 02 Dst ....................... ...........
4 1 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4 1 4 01 Hasil Peniualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
4 1 4 01 01 Pelepasan Hak Atas Tanah
4 1 4 01 02 Penjualan Peralatan/PerJenQkapan Kantor tidak terpakai
4 1 4 01 03 Peniualan Mesin/alat-alat berat tidak teroakai
4 1 4 01 04 Penjualan Ruman labatan/Rumah Dinas
4 1 4 01 05 Penjualan Kendaraan Dinas roda dua
4 1 4 01 06 Peniualan Kendaraan Dinas roda empat
4 1 4 01 07 Penjualan Drum Bekas
4 1 4 01 08 Penjualan Hasll Penebanoan Pohon

1 4 01 09 Peniualan Lampu Hias Bekas
1 4 01 10 Penjualan bahan-bahan Bekas BanQunan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 15 -
Kode
Uraian
Rekeninn
1 2
4 1 4 01 11 Peniualan Perlenakanan Lalu Lintas
4 1 4 01 12 Peniualan Dbat-obatan dan hasil farmasi
4 1 4 01 13 Peniualan hasil nertanian
4 1 4 01 14 Peniualan hasil kehutanan
4 1 4 01 15 Peniualan hasil nerkebunan
4 1 4 01- 16 Peniualan hasil oeternakan
4 1 4 01 17 Peniualan hasil oerikanan
4 1 4 01 18 Peniualan hasil sitilan
4 1 4 01 19 Dst ...................................
4 1 4 02 Penerimaan Jasa Giro
4 1 4 02 01 Jasa Giro Kas Daerah
4 1 4 0;> 02 lasa Giro Pemenann Kas
4 1 4 02 03 lasa Giro Dana cadanqan
4 1 4 02 04 Dst ........ ..........................
4 1 4 03 PendaDatan Bunaa DeDositD
4 1 4 03 01 Rekenina Decosito aada Bank ........
4 1 4 03 02 Dst ...................................
4 1 4 04 Tuntutan Ganti KerUDian Daerah
4 1 4 04 01 KerUO;an Uana
4 1 4 04 02 Kerunian Barann
4 1 4 04 03 Dst ...................................
4 1 4 05 Komisi, Poton"an dan Selisih Nilai Tukar Rupiah
4 1 4 05 01 Penerimaan Komisi dari penemoatan Kas daerah
4 1 4 OS 02 Penerimaan Potonaan dari .....
4 1 4 OS 03 Penerimaan Keuntunoan Selisih Nilai Tukar Ruoiah dari .....
4 1 4 05 04 Dst ...................................
4 1 4 06 Penda"atan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekeriaan
4 1 4 06 01 Bidano Pendidikan
4 1 4 06 02 Bidan" Kesehatan
4 1 4 05 03 Bidann Pekeriaan Umum
4 1 4 06 04 Bidanq Perumahan Rakvat
4 1 4 06 05 Bidanq Penatilan Ruanq
4 1 4 06 06 Bidana Perencanaan Pembanaunan
4 1 4 06 07 Bidanq Perhubunaan
4 1 4 06 08 Bidann Linnkunnan Hidun
4 1 4 06 09 Bidan,) Pertanahan
4 1 4 05 10 Dst ...................................
4 1 4 07 PendaDatan Denda Pa;ak
'
)
4 1 4 07 01 Peneaoatan Denda Paiak Hotel
4 1 4 07 02 Pendaoatan Denda Paiak Restoran
4 1 4 07 03 Pendaoatan Denda Paiak Hiburan
4 1 4 07 04 PendaDatan Denda Paiak Reklame
4 1 4 07 05 Pendaoatan Denda Paiak Peneranaan Jalan
4 1 4 07 06 PendaDatan penda Paiak Penaambilan Bahan Galian Galanqan C
4 1 4 07 07 Pendaoatiln Denda Paiak Parkir
4 1 4 07 06 Pendaoatan Denda Paiak Air Bawah Tanah
4 1 4 07 09 Pencaoatiln Denda Paiak Saranq Buruna Walet
4 1 4 07 10 Pend.oatar, Denda Paiak Linqkunqan
4 1 4 07 11 Dst ...................................
www.gi.co.id Global Intermedia
- 16 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
4 1 4 08 Pendapatan Denda Retribusi
'
)

1 4 08 01 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum


4 1 4 08 02 Denda Retribusi Jasa Usaha
4 1 4 08 03 Pendapatan Denda Retribusi Perizinan tertentu
4 1 4 08 04 Dst ...................................
4 1 4 09 Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan
4 1 4 09 01 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan
4 1 4 09 02 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pembonokaran Reklame
4 1 4 09 03 Hasil Eksekusi Jaminan atas KTP Musiman
4 1 4 09 04 Dst ...................................
4 1 4 10. Pendapatan dari Pengembalian
4 1 4 10 01 Pendapatan dari Pengembalian Pajak Penghasiian Pasal 21 __
4 1 4 10 02 Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran asuransi kesehatan
4 1 4 10 03 Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pemba:tilran Gaji dan TU!1janqan
4 1 4 10 04 Pendapatan dari Penqembalian Kelebihan pembayaran Perialanan Dinas
4 1 4 10 OS Pendapatan dari Penoembalian dari Uano Muka
4 1 4 10 06 Dst ..................................
4 1 4 11 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
4 1 4 11 01 Fasilitas Sosial
4 1 4 11 02 Fasilitas Umum
4 1 4 11 03 Dst ...................................
4 1 4 12 Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
4 1 4 12 01 Uanq Pendaftaran/Ujian Masuk
4 1 4 12 02 Uang Sekolah/pendidikan dan pelatihan
4 1 4 12 03 Uanq Uiian kenaikan
4 1 4 12 04 Dst ...................................
4 1 4 13 Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan
4 1 4 13 01 Anosuran/Cicilan Peniualan Rumah
4 1 4 13 02 Anosuran/Cicilan Peniualan Kendaraan
4 1 4 13 03 Dst .......................... ....... ,
4 2 Dana Perimbangan
4 2 1 Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
4 2 1 01 Bagi Hasil Pajak
--
4 2 1 01 01 Baoi Hasil dari Paiak Bumi dan Banounan
4 2 1 01 02 Baoi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
4 2 1 01 03
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak
orano Pribadi dalam neoeri dan PPh Pasal 21
4 2 1 01 04 Dst ..................................
--
4 2 1 02 Baoi Hasil BIlkan Paiak/Sumber Dava Alam
4 2 1 02 01 Baoi Hasil dari luran Hak Penousahaan Hutan
4 2 1 02 02 Baoi Hasil dari ?rovisi Sumber Dava Hutan
4 2 1 02 03 Baoi Hasil dari Dana Reboisasi
4 2 1 02 04 Baoi Hasil dari luran Tetao (Land-rent)
4 2 1 02 OS Baol Hasil dari luran Eksolorasi dan luran EksDloitasi (Rovaltil
4 2 1 02 06 Baoi Hasil dari Punoutan Pengusahaan Perikanan
4 2 1 02 07 Bao(Hasil dari Punoutan Hasil Perikanan
4 2 1 02 08 Baoi Hasil dari Pertambanoan Minvak Bumi
4 2 1 02 09 Baoi Hasil dari Pertambanoan Gas Bumi
4 2 1 02 10 Baoi Hasil dari Pertambanoan Panas Bumi
4 2 1 02 11 Dst ...............................
www.gi.co.id Global Intermedia
J 7 -
Kode
Uraian
Rekeninq
1 2
-
4 2 2 Dana Alokasi Umum
4 2 2 01 Dana Alokasi Umum
4 2 2 01 01 Dana Alokasi Umum
4 2 3. Dana Alokasi Khusus
4 2 3 01 Dana alokasi khusus
4 2 3 01 01 Dana alokasi khusus ................
4 2 3 01 02 Dst ...................................
4 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
4 3 I PendaDatan Hibah
4 3 I 01 Pendapatan Hibah dari Pemerintah
4 3 I 01 01 Pemerintah
4 3 I 02 Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah lainya
4 3 I 02 01 Pemerintah daerah ......
4 3 I 02 02 Dst ...................................
4 .1 I 03
Pendapatan Hibah dari badan/lembaga/organisasi swasta dalam
neceri
4 3 I 03 01 Badan/lembaga/organisasi swasta .....
4 3 I 03 02 Dst ...................................
4 3 I 04 Pendapatan Hibah dari kelompok masyarakatl peroranqan
4 3 I 04 01 Kelomook masvarakat{oeroranoan .....
4 3 I 04 02 Dst ...................................
4 3 I 05 Pendapatan Hibah dari Luar Negeri
4 3 I 05 01 PendaDatan Hibah dari Bilateral
4 3 I 05 02 PendaDatan Hibah dari Multilateral
4 3 I 05 03 Pendapatan Hibah dar; Donor lainnva
4 3 I 05 04 Dst ...................................
4 3 2
01-
Dana DarLlrat
4 3 2 Penanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
4 3 2 01 01 Korban/Kerusakan Akibat Beneana Alam .....
4 3 2 01 02 Dst ...................................
4 3 3
Dana Bagi HasH Pajak dari Proyinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya
4 3 3 Dana' Baqi HasH Paiak dari Provinsi 2)
4 3 3 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Proyinsi
4 3 3 01 01 Baqi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor
4 3 3 01 02 Bao; Hasil dan Paiak Kendaraan Diatas Air
4 3 .3 01 03 Bagi Hasil dan Bea 'Balik Nama Kendaraan Bermotor
4 3 3 01 04 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air
4 3 3 01 05 Baoi Hasil dari Paiak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4 3 3 01 06 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
4 3 3 01 07 Baoi Hasil dari Paiak Penoambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan
4 3 3 01 08 Dst ...................................
4 3 3 02 Dana Baqi Hasil Paiak dar; Proyinsi 3)
4 3 3 02 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi .......
www.gi.co.id Global Intermedia
- IR-
Kode
Uraian
1
Rekenina
1 2
4 3 3 02 02 Dst ................ ...... ...........
4 3 3 03 Dana Baaj HasH Pajak dari Kabupaten 3)
4 3 3 03 01 Dana Baai Hasil Paiak dari KabuDaten . .....
4 3 3 03 02 Dst ...................... ............
4 3 3 04 Dana Baa; HasH Pajak dari Kota 3)
4 3 3 04 01 Dana Bani Hasil Palak dar; Kata .......
4 3 3 04 02 Dst ........................ ..........
4 3 4 Dana PenvE"suaian dan Otonomi Khusus
4 3 4 01 Dana Penvesuaian
4 3 4 01 01 Dana Penvesuaian .
4 3 4 01 02 Dst ...................... ........ ...
4 3 4 02 Dana Otonomi Khusus
4 3 4 02 01 Dana Dtanami Khusus ......
4 3 4 02 01 Dst ..................... .............
4
-
5 Bantuan Keuanaan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lahmva
4 3 5 01 Bantuan Keuanaan dari Provinsi
4 3 5 01 01 Bantuan Keuanaan Dari Pravinsi .......
4 3 5 01 02 Dst .. ... ....... ..........
4 3 5 02 Bantuan Keuanaan dari Kabuoaten
4 3 5 02 01 Bantuan Keuanaan Dari Kabunaten .......
4 3 5 02 02 Dst _, ... " ..... ,......... ...........
4 3 5 03 Bantuan Keuanaan dari Kota
4 3 5 03 01 Bantuan Keuanaan Dari Kata .......
4 3 5 03 02 Dst .......... .............. .........
-
Keterangan :
1) Pendapatan tersebl't diberlakukan juga untuk Provinsi OK! Jakarta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2J Dari Provinsi yang bersangkutan
Dari Provinsi atau Kabupaten/Kota di luar wilayah Provinsi yang bersangkutan atau dar;
Kabupaten/Kota dalam Provinsi yang bersangkutan
MENTERI DALAM MEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 19 -
LAMPlRAN A. V : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
KODE DAN KLASIFIKASI FUNGSI
KODE FUNGSI
01. Pelayanan umum
02. Pertahanan *)
03. Ketertiban dan ketentraman
04. Ekonomi
05. Lingkungan hidup
06. Perumahan dan fasilitas umum
07. Kesehatan
08. Pariwisata dan budaya
09. Agal11a *)
10. Pendidikan
11. Per1indungan sosial
Keterangan :
*) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 20 -
LAMPIRAN A.VI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
KODE DAN KLASIFIKASI !3ELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI UNTUK
KESELARASAN DAN KETE:RPADUAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
KODE URAIAN
01 Pelayanan umum
01 1 06 Perencanaan Pembangunan
01 1 20 Pemerintahan Umum
01 1 21 Kepegawaian
01 1 23 Statistik
01 1 24 Kearsipan
01 1 25 Komunikasi dan Informatika
02 Pertahanan*)
03 Ketertiban dan ketentraman
03 1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
04 Ekonomi
04 1 07 Perhubungan
04 1 14 Tenaga Kerja
04 1 15 Koperasi dan Usaha Keeil Menengah
04 1 16 Penanaman Modal
04 1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
04 2 01 Pertanian
04 2 02 Kehutanan
04 2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
04 2 05 Kelautan dan Perikanan
04 2 06 Perdagangan
04 2 07 Perindustrian
04 2 08 Transmigrasi
05 Lingkungan hidup
05 1 05 Penataan Ruang
05 1 08 Lingkungan Hidup
05 1 09 Pertanahan
06 Perumahan dan fasilitas umum
06 1 03 Pekerjaan Umum
06 1 04 Perumahan Rakyat
07 Kesehatan
06 1 02 Kesehatan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 2\ -
KODE URAIAN
06 1 12 Keluarga Berencana
08 Pariwisata dan budaya
07 1 17 Kebudayaan
07 2 04 Pariwisata
09 Agama*)
-
10 Pendidikan
10 1 01 Pendidikall
10 1 18 Pemuda dan Olah Raga
11 Perlindungan sosial
11 1 10 Kependudukan dan catatan Sipil
11 1 11 Pemberdayaan Perempuan
11 1 12 Keluarga Sejahtera
11 1 13 Sosial
Keterangan :
*) Urusan pemeiintahan y"ng menjadi wewenang Pemerintah
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 22 -
LAMPIRAN A.VII PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL 15 Me; 2006
KODE DAN DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN
MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
PROGRAM DAN PADA SETIAP SKPD
x
" "
01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
---
x
" "
01 01 Penyediaan jasa surat menyurat
x
" "
01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya aIr dan hstrik
x
" "
01 03 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
x
" "
01 04 Penyediaan jasa jamlnan pemeliharaan kesehatan PNS
x
" "
01 05 Penyediaan jasa laminan barang mllik daerah
x
" "
01 06 Penyediaan jasa pemeHharaan dan keodaraan dlnas/operasional
01 07 Penyediaan jasa administr<:si keuangan
--
x
" "
x
" "
01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor
x
" "
01 09 Penyediaan jasa perbaikan peratatan kerja
x
" "
01 10 Penyediaan alat tulis kantor
--
x
" "
01 11 Penyediaan barang cetakan dan pcnggandaan
x
"
"
01 12 Penyediaan komponen instalasi !lstrik/penerangan bangunan kantor
x
"
"
01 13 Penyediaan peralatan da" perlengkapan kantor
x
" "
01 14 Penyediaan peralatan rumah tangga
x
" "
01 15 Penyediaan bahan bacaan diin peraturan ptrundang-undangan
x
" "
01 16 Penyediaan bahan Iogistik kantor
x
" "
01 17 Penyediaan makanan dan minuman
x
" "
01 18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultaSI ke luar daerah
x
" "
01 19 Ost....... ........
x
" "
02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
x
" "
02 01 Pembangunan rumah jabatan
x
" "
02 02 Pembangunan rumah dinas
x
" "
02 03 Pembangunan gedlXlg kantor
x
" "
02 04 Pengadaan mobil jabatan
x
" "
02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operaslonal
x
" "
02 06 Pengadaan periengkapan rumah ,abatan/dmas
x
" "
02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
x
" "
02 08 Pengadaan peralatan rumah jabatan/dmas
x
" "
02 09 Pengadaan peralatan gedung kantor
x
" "
02 10 Pengadaan mebeleur
x
" "
02 11 Pengadaan.
sid
-I
x
"
"
02 19 dst .
x
" "
02 20 Pemetiharaan rutin/berkala rumah Jilbatan
x
" "
02 2J Pemeliharaan rutin/berkala rumah dlnas
I
x
"
"
02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
x
"
"
02 23 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan
x
" "
02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendal'dtlJl ulnas/operaslonal

X
" "
02 25 Pemeliharaan rutin/berkala oerlen<jkapan rumah jabatan/dlnas
X
"
"
02 26 PelT'diharaan rutin/berkata perlengkapan gedung kantor
www.gi.co.id Global Intermedia
- 23 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
,
" "
02 27 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan tumah jabatanjcmas
f-
,
"
"
02 28 Pemellharaan rvtln/berkala peralatan ge<lung kantor
,
" "
02 29 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
,
"
"
02 30 Pemeliharaan rutin/ber1tala ....
sid
,
" "
02 39 dst ...
,
" "
02 'lO P.ehabilitaSl seclang/berat rumah jabatan
,
"
"
02
'1
Rehabilitasi sedang/berat rurnah dinas
,
"
"
02 .2 sedang/berat gedung !tantor
,
" "
02 <3 RehabJlitasi sedanq/berat mobil jabatan
,
"
"
02 .. Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinaS/operaSlonal
,
"
"
02
'5
Dst.. .........
,
" "
03 Progrom peningkatan disiplin aparatur
,
"
"
03 01 Pengadaan mesin/kartu absenSi
,
" "
03 02 Pengadaan pakaian dinas be:serta perlengkapannya
.,
"
"
OJ 03 Pengadaan pakaian kerja lapangao
,
"
"
OJ O. Pengadaan pak.aian KORPRI
,
" "
03 05 Pengadaan pakaian khusus harihari tertentu
,
" "
03 06 Ost.. ... ..........
,
" "
O'
p:rogram fasilitasi pindah Ipurna tugas PNS
,
" "
O'
01 Pemulangan pegawar yang pensiun

" "
0< 02 Pemulangan pegawai yang tewas dalam melaksanakan tugas
,
" "
04 03 Pemindahan tugas PNS
,
" "
0<
O'
OSL...
,
"
"
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
,
"
"
05 01 Pendidikan dan pelatihan fannal
,
" "
05 02 SOSiilllsaSI peraturan perundang-undangan
,
..
"
05 03 Bimbmgan teknis lmplementasi peraturan perundang-undangan
,
"
"
05 0< Ds! ........- ..._.
,
" "
06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
,
..
"
06 01 Penyuo;unan laporan capalan kmer)a dan Ikht'Silr reahsaSI klner)a SKPO
,
"
.. 06 02 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
_..
-
,
" "
06 03 Pcnyusunan pelaP')ran progOOSlS reahsaSl angardn
,
" "
06 0< Penyusunan pelaporan keuangan akhlr tahun
,
" "
06 05 OK.. ....
,
" "
09 Program dst ........
s.d
,
" "
I'
Program dst ..........
1 URUSAN WA]IB
1 01 xx Pendidikan
I 01 .. 15 Program Pendidikan Anak. Usia Oini
I 01
"
15 01 Pembangunan gedung sekolah
I 01
"
15 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penJaga sekolah
I 01
"
15 03 Penambahan ruang kelas sekolah
I 01
"
15 01 renambahan ruang guru sekolah
I 01
"
15 05 flembangunan rucong locker Slswa
www.gi.co.id Global Intermedia
. 24 .
.
=l
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
,
01
"
15 06 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01
"
15 07 Pembangunan sarana dan prasarana bermain

1 01
"
15 08 Pembangunan rutlng serba guna/aula
-l 1 01
"
15 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas pan:ir
1 01
"
15 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
]
1 01
"
15 11 Pembangunan ruang ibadah
I
1 01
"
15 12 Pembangunan perpustakaan sekolah
1 01
"
15 13 Pembangunan jaringan instalasi hstnk sekolah dan perlengkapannya
I
I
1 01
"
15 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
J
1 01
"
15 15 Pengadaan buku-buku dan alat tulls siswa
1 01
"
15 16 Pengadaan p<.Ikaian seragam sekolah
-I
1 01
"
15 17 Pengadaan pakaian olahraga
1 01
"
15 18 Pengadaan alat praktlk dan peraga siswa
1 01
"
15 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01
"
15 20 Pengadaan perlengkapan sekolah
1 01
"
15 21 Pengadaan alat rumah ta099a sekolah
1 01
"
15 22 Pengadaan sarana mobititas sekolah
1 01
"
15 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01
"
15
2'
Pemelihar, Ian rUtin/berkala rumah dina!> kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
---
I 01
"
15 25 Pemeliltaraan rUtin/berkala ruang kelas sekolah
1 01
"
15 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
1 01
"
15 27 Perneliharaan rutin/berkala ruang locker slswa
1 01
"
15 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan pras.lraoa olahraga
1 01
"
15 29 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana bermain
1 01
"
15 30 Pemeliharaan rutin/berkala ruang 5erba guna/aula
1 01
"
IS 31 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01
"
15 32 Pemeliharaan rutLn/berkala ruang unit kesehatan sekolah
I 01
"
15 33 Perneliharaan rutin/berkala ruallg Ibadah
1 01
"
15 3. Pemeliharaan rutln/terkala perpustakaan sekolah
1 01
"
15 35 Perneliharaan rutin/berkala jaringan InstalaSI hstrik sekolah dan perlengkapannya
1 01
"
15 36 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01
"
15 37 Pemeliharaan rutin/berkala alat praktik dan peraga siswa
1 01
"
15 J8 Pemelihar.1an rutin/berkala mebeluer sekolah
1 01
"
15 39 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
I
1 01 xx 15
'0
Pernellharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01
"
15
.,
Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
I
1 01
"
15
'2
Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah I
1 01
"
15
'3
RehabiHtasl sedang/berat rumah dlnas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01
"
15 .. Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
- -
1 01
"
15
'5
Rehabilitasl sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01
"
15 .6 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01
"
15
.,
Rehabititasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01
"
15 .8 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
I
1 01
"
15
'9
Rehabilitasi sedang/berat sarana bermaln
1 01
"
15 50 Rehabilitasl sedang/berat ruang serba guna/aula
01 15 51 Rehabititasi sedang/berat tarnafl, lapangan upacara dan fasilitas parlour
-1
1
"
1 01
"
15 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01
"
15 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
1 01 xx 15
5'
Rehabititasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01
"
15 55 Rehabilitasi sedang/berat jaringJn instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01
"
15 56 Rehabilitasi sedang/berat $itrana air bersih dan sanitary
1 01 xx 15 57 Pelatihan KompetenSl tenaga pendidik
1 01
"
15 59 Pengembangan Peodidikan Anak Usia Din;
www.gi.co.id Global Intermedia
25 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 01
"
15 59 Penyelenggaraan "endidikan Anak Us-a Dlnl
1 01
"
15 60 Pengembangan data dan informasi PencMikan Anak USIa O,ni
1 01 xx 15 61 Penyusunan kebijakan Pendidikan Ar.ak DiN
1 01 xx 62 Pengembangan kurikulum. bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
1 01
"
15 63 Penyeleoggaraan koordinasi dan kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini
1 01
"
15 6'1 Perencanaan dan penyusunan program Pendiclikan Anak Usia Dini
1 01
"
15 65 Publikasi dan sosialisasi Pendidikan ANk Usia Dir..
1 01
"
15 66 MonItoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 15 67 OSl ...............
1 01 xx 16 Progrilm Wajib Bel.jar Pendidikan Dasar 5embilan Tahun
1 01
"
16 01 gedung selu;jah
1 01 xx 16 02 Pembangunan rumah dinas kepala saolah. 9Uf1J, pen}<KJa
1 01 xx 16 03 Fenambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 16 04 Penambahan ruang 901 u sekolah
1 01 xx 16 05 Pembangunan lGborattA"ium dan ruang praktlkum sekolah
I 01
"
16 06 Pembangunan ruang locker siswa
I 01 xx 16 07 Pembangunan sarana d=tn prasarana olahraga
1 01
"
16 08 Pembangunan ruang svba guna/aula
1 01 xx 16 09 Pemuangunan Ulman, lapangan upacara dan fc:silitas par1tir
1 01
"
16 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
1 01
"
16 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01 .. 16 12 Pembangunan perpustakaan sekolah
1 01
"
16 13 Pembanyunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 16
"
Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
1 01
"
10 15 Penyadaan buku-buku dan alat tulis siswa
1 01
"
16 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah
1 01 .. 16 17 Fengadaan pakaian oIahraga
1 01 .. 16 18 Pengadaan a!at praktik .dan peraga siswa
1 01 xx 16 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 .. 16 20 Peogadaan per1engk3pan sekolah
1 01 xx 16 21 Pengadaan alat ru.-nah tangga sekolah
1 01 .. 16 22 Pengadaan sarana mobilitas sekolah
1 01 .. 16 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 16
,.
Pemeiiharaan rutil"l/berkala rumah dinas kepal3 sekolah. gur.... penjaga sekolah
1 01 .. 16 25 Pemellharaan rutin/bet"kala Nang kelas sekolah
1 01 .. 16 26 Pemeliharaan mtin/beritala Nang guru sekolah
1 01 .. 16 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
I 01 .. 16 28 Pemcliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahr3'ja
1 01 xx 16 29 PemE:liharaan rutin/berititla ruang serna guna/aula
1 01 xx 16 30 f'emeliharaan rutin/berkala taman, Iapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 16 31 Pemeliharaan rutin/berkala Nang unit kesehatan sek.olah
1 01 xx 16 32 Pemeliharaan rutln/berkala ruang ibadah
I 01 .. 16 33 !Jemeliharaan rutin/berkala perpustak.l3n sekolah
1 01 .. 16 3. Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapamya
1 01 xx 16 3S rutin/befkala sarana air bersih dan saOltary
1 01 .. 16 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat praktik dan peraga Slswa
1 01 xx 16 37 Pemeliharaan rutin/berkala roebeluer sekolah
1 01 xx 16 )8 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
I 01
"
16 39 Pemeiiharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
1 01 .. 16 .0 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 16
"
Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
1 01 xx 16
.,
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
www.gi.co.id Global Intermedia
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
-
1 01
"
16 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa ,
--
I 01
"
16 44 Rehabilitasl sedang/berat ruang kelas sekolah
1 01
"
16 45 Rehabifitasi sedang/berat ruang guru sekolah
1 01
"
16 46 Rehabilitasi sedang/berat labJratorium dan ruang praktikum sekolah
1 01
"
16 47 Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilltas sekolah
1 01
"
16 48 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa
1 01
"
16 49 Rehabiritasi sedang/berat sarana olahraga
1 01
"
16 50 Rehabifitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
1 01
"
16 51 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01
"
16 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
1 01
"
16 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
1 01
"
16 54 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01
"
16 55 Rehabilitasi sedang/berat ]aringan instalasl hstrik sekolah dan perlen']kapannya
1 01
"
16 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air berslh dan sanitary
-
1 01
"
16 57 Pelatihan Kompetensi tenaga pendid'k
1 01
"
16 58 Pelatihan Kompetensi siswa berprestasl
1 01
"
16 59 Pelatihan Penyusunan kurikulum
1 01
"
16 60 Pembinaan forum masyarakat peduli pend,dikan
1 01
"
16 61 Pembmaan SMP Terbuka
1 01
"
16 62 Penambahan rU<lng kefas bJru SMP/MTS/SMPlB
1 01
"
16 63
Penyediaan Bantuan Operasionar Sekolah (BOS) jenja"9 SD/MI/SDlB dan SMP/MTS serta pesantren Sdlafiyah dan
Satuan Pendidlkan Non-Jslam Setara SO ~ a l l 5MP
1 01
"
16 .. Penyedlaan Blaya OperaSlonal Madrasah
-
1 01
"
16 65 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SOLB dan SMP/MTS
1 01
"
16 66 Penyedlaan dana pengembangan sekolah iJntuk SD/MI dan SMP/MTS
1 01
"
16 67 Penyelenggaraan Paket A Setara SO
1 01
"
16 68 Penyelenggaraan Paket BSetara SMP
1 01
"
16 6.
Pembinaan kelembagaan dan menaJemen sekolah dengan penerapan Manajel":1en Berbasls Sekolah (MBS) dl Satuan
Pendidikan Dasar
1 01
"
16 70 Pembinaan minat, bakat, jan kreativltas Slswa
1 01
"
16 71 Pengembangan ComprehenSIVe Teaching And learning (CTl)
1 01
"
16 72
Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasl
1 01
"
16 73 Penyebarluasan dan sosiallsasl berbagal InfQfmasl pendidikan dasar
1 01
"
16 74 Penyediaan beaSlswa retrIeval untuk an<lk puluS sekolah
1 01
"
16 75 Penyediaan beaslswd tranSISI
1 01
"
16 76 Penyelenggaraan akreditasi sekolah d ~ r
1 01
"
16 77 Penyelenggaraan MulnGrade Teachmg dl caerah terpeneil
1 01
"
16 78 MonitOring, evaluas. ddn pelaporan
1 01
"
16 79 Ost .........
1 01
"
17 Program Pendidikan Menengah
1 01
"
17 01 Pembangunan gedung sekoldh
1 01
"
17 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penJaga sekolah
1 01
"
17 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01
"
17 04 Penambahan ruang guru sekolah
1 01
"
17 05 Pembangunan laboratoflum dan rU.=lng praktrkum sekolah (Iaboratorium bahasa, komplJter, IPA IPS dan lalnlain)
1 01
"
17 06 Pembangundn rUdng locker Slswa
I
1 01
"
17 07 Pembanguoan sarana dan prasaran,) olahraga
1 01
"
17 08 Pembangunan rUdng serba guna/aula
1 01
"
17 09 Pembangunan taman, lapangan upaCdrJ dan fasilitas parklr
1 01
"
17 10 Pembangullall ruang unit kesehatan selo:olah
1 01
"
17 II Pembangunan ruang loadah
1 01
"
17 12 Pembangunan perpustakaan sekolah
1 01
"
17 13 Pemba!'l9unan jaringan instalaSl hstrlk sekolah dan per1engkdpannya
www.gi.co.id Global Intermedia
- 27 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 01 xx 17
I'
Pembilngunan sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 15 Pengad3an buku-buku dan alat tulis siswa
1 01 xx 17 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah
1 01 xx 17 17 Pengadaan pakaian oIahraga
1 01 xx 17 18 Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 17 19 Pengadaan mebeluer sekolah
1 01 xx 17 20 Pengadaan sekolah
I 01 xx 17 21 Pengadaan atat rurnah tangga sek.oIah
1 01 xx 17 22 Pengadaan sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 17
2'
Pemehharaan rutinjberkala rumah dinas kepala sek.oIah, guru, penjaga sekolah
I 01 xx 17 25 Pemeliharaan rutinjber1<ala ruang kelas sekolah
I 01 xx 17 26 rutin/berkala Nang guru sekolah
I 01 xx 17 27 Pemefiharaan rutin/berkala Nang locker siswa
1 01 X< 17 28 Pemeliharaan rutin/berbla sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 17 29 Pemeliharaan rutin/berkala Nang serna guna/aula
1 01 xx 17 30 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 17 31 Pemeliharaan rutin,lberl<ala ruang unit kesehatan sekolah
1 01 xx 17 32 Pemeliharaan rutin/bmala ruang ibadah
1 01 xx 17 33 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
1 01 xx 17 34 Pemeliharaan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 17 35 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat praktik dan peraga siswa
1 01 xx 17 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
1 01 xx 17 38 Pemeliharaan rutin/berkata perlengkapan sekolah
1 01 xx 17 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
I
1 01 xx 17
'0
Pemeliharaan rutin,lberkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 .1 Rehabilitasi seclang/beiat bangunan sekolah
1 01 xx 17 <2 Rellabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
I 01 xx 17 .3 R.ehabilitasi sedang/berat asrama siswa
1 01 xx 17

Rehabiiitasi sedan1/berat ruang kelas sekolah


1 01 xx 17 45 Rehabilitasi sedang/berat nJang guru sekolah
1 01 xx 17
'6
Rehabilitasi sedangjberat laboratorium dan Nang praktikum sekolah
1 01 xx 17 47 Rehabilitasi sedang,fberat nJang locker siswa
1 01 xx 17 '18 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
1 01 xx 17
'9
Rehabilitasi sedang/berat nJang serba guna/aula
1 01 xx 17 50 Rehabilitasi sedang/berat titman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
I 01 xx 17 51 sedangfberat roang unit kesehatan sekolah
I 01 xx 17 52 Rehabilitasi roang ibadah
I 01 xx 17 53 sedany/berat perpustakaan sek.olah
11 01 xx 17 54 Rehabilitasi sedang/berat j,'lfingan instalasi fistrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 17 55 Rehabilitasi sedang!bcrat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 17 56 Rehabilitasi sedang/berat Sflrana mobilitas sekolah
1 01 xx 17 57 Pelatihan Kompetensi tenaga pendidik
tI 01 xx 17 58 Pelatihan penyusunan kurikulum
1 01 xx 17 59 Pembinaan forum masyarakat pedull pendidikan
1 01 xx 17 60 Pengembangan altematif layanan pendidikan menengah untuk daerahdaerah perdesaan, terpencil dan kepulauan
1 01 xx 17 61 Penyediaan Bantuan Operasiooal Manajemen Mutu (BOMM)
1 01 xx 17 62 Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu
1 01 xx 17 63 Penyelenggaraan Paket C setara SMU
1 01 xx 17
6'
kelerr:-bagaan dan menajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
1 al xx 17 65 Pengembangan metode belajar dan mengajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
1 01 xx 17 66 Peningkatan Kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri
www.gi.co.id Global Intermedia
- 28 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 01 xx 17 67 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah
1 01
"
17 68 Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah
1 01
"
17 69 Monitorir 9, evaluasi dan pelaporan
1 01
"
17 70 Osl........... ....
1 01
"
18 Program Pendidikan Non Formal
1 01
"
18 01 Pemberdayaan tenaga pendidik non formal
1 01 Xx 18 02 Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal
1 01 xx 18 03 Pembinaan pendidikan dan kelembagaan
1 01
"
18 04 Pengembangan pendidikan keak.saraan
1 01
"
18 OS Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
I 01
"
18 06 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal
1 01 xx 18 07 Pengembangan data dan informasi pendidikan non formal
1 01
"
18 08 Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
-l
1 01
"
18 09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal
I 01 xx 18 10 Pengembangan sertifikasi pendidikan non formal
I
01 18 Peren<;an"an dan penyusunan program pendidikan non formal
-
1
"
11
1 01
"
18 12 Publikasi dan sosialisasi pE".ndidikan non fOfmal
1 01 xx 18 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 01 xx 18 14 Ds! ..... ..........
1 01 xx 19 Program Pendidikan Luar Biasa
I 01 xx 19 01 Pembangunan gedung sekolah
I 01 xx 19 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19 03 Penambahan ruang kelas sekolah
1 01 xx 19 04 Penambahan ruang guru stkolah
1 01 xx 19 OS Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (Iaboratorium bahasa, komputer, IPA , IPS dan lain-lain)
1 01 xx 19 06 Pembangunan Nang locker siswa
1 01 xx 19 07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 01 xx 19 08 Pembangunan Nang serba guna/aula
1 01 xx 19 09 Pembangunan taman, 'apangan upacara dan fasilitas parlOr
I 01
"
19 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
t 01
"
19 11 Pembangunan ruang ibadah
1 01
"
19 12 Pembangunan perpustakaan sekolah
1 01 xx 19 13 Pembangunan jaringan listrik sekolah dan pet1engkapannya
1 01 xx 19 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 19 IS Pengiidaan buku-buku dan alat tulis
1 01 xx 19 16 pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya.serta pakaian olahraga
1 01 xx 19 17 Pengadaan a!at praktik dan peraga S1swa
I 01 xx 19 18 Pengadaan mebeJuer sekolah
1 01 xx 19 19 Pengadaan per1engkapan sekolah
1 01 xx 19 20 Pengadaan alat rumah tangga sekolah
1 01
"
19 21 Pengadaan sarana mobllitas sekolah
1 01 xx 19 22 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
1 01 xx 19 23 Pemeliharaan rutin/bert.ala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19
2'
Pemeliharaa 1rutin/berkala ruang kelas sekolah
1 01 xx 19 2S rutin/berkllia ruang guru sekolah
1 01 XX 19 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
1 01 xx 19 27 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana otahraga
I 01 xx 19 28 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
1 01 xx 19 29 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
1 01 xx 19 30 Pemeliharaan ru?n/berkala ruang unit sekolah
I 01 xx 19 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 29 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
I 01 xx 19 32 Pemeliharaan rutin/berlvtla perpustakaan sekolah
1 01 xx 19 33 P,!me!ihardan rutin/berkola jaringan lnstalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
I 01 xx 19 34 Pemerharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
I 01 xx 19 35 Pemeliharaan rutin{berkala bukubuku ajar
1 01 xx 19 36 rutin/berkala alat praktik dan peraga siswa
,
01 xx 19 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
I 01 xx 19 38 Perreliharaan rutin/berkala pertengkapan sekolah
: 01 xx 19 39 PemeJiharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
I 01 xx 19 40 Pameliharaan mtin/berkala sarana mobilitas sekolah
1 01 xx 19 41 Rehabilitasi sadangjberat blngunan sekolah
1 01 xx 19 42 Rehabili!:asi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
1 01 xx 19 43 Rehabilitasi sedang/bcrat asrama siswa
I 01 xx 19 44 Rehabilitasi sedang/berat Nang kelas sekolah
I 01 xx 19 45 Rehabilitasi sedang/berat Nang guru sekolah
I 01 xx 19 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan rtJang praktikum sekolah
,
01 xx 19 47 Rehabilit.asi ruang locker slswa
I 01 xx 19 48 RehabiHtasi sedar.g/berat sarana olahraga
I 01 xx 19 49 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
I 01 xx 19 50 Rehabilit.asi sedang/b2rat taman, lapangan upacara dan fasilitas parlOr
I 01 xx 19 51 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
I
0'
xx 19 52 Rehabilit.asi sedang/berat ruang ibadah
I 01 xx 19 53 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
1 01 xx 19 54 RehabiHtasi sedang/berat jaringan inst.alasi tistrik sekolah dan perlengkapannya
1 01 xx 19 55 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
1 01 xx 19 56 Pelatihan Kompetensi tenaga pendidik
I
1 01 xx 19 57 Pelatihan Penyusunan kurikuh..:m
I 01 xx 19 58 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan
I 01 xx 19 59 Monitoring, evalua$i dan peiaporan
I 01 xx 19 60 Osl....... .........
1 01 xx 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1 01 xx 20 01 Pelaksanaan sertifikasi pendidik
1 01 xx 20 02 PP.!aksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
I 01 xx 20 03 Peiatihan bagi perodMj.ik untuk memenuhi standar kompetensi
I 01 xx 20 04 Pe,mbinaan Kelompok Kerja Guru {KKG}
I 01 xx 20 05 Pembinaan lembaga Penjamin Mutu Pendidikan {lPMP}
1 01 xx 20 06 Pembil"'aan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Guru {PPPG}
1 01 xx 20 01 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
1 01 xx 20 08 ?engembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
1 01 xx 20 09 Pengembangan sisterr. pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan
I 01 xx 20 10 Pengembangan s:stem penghargaan dan perfindungan terhadap profesi pendidik
I 01 xx 20 11 Fengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi pendidik d<.:n tenaga kependidikan
I 01 xx 20 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 01 xx 20 13 Dst.. ..............
1 01 xx 21 Program Pengembangan Budaya Daca dan Pembinaan Perpust:akaan
1 01 xx 21 01 Pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar
I 01 xx 21 02 Pengembangan minat dan budaya baca
I
0'
xx 21
03 Supervisi, pembina"n dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpust.akaan sekolah dan
In.... masyarakat
I 01 xx 21 04 ?elaksanaan koordinasi pengembangan perpustakaan
--
I 01 xx 21 05 Penyediaan bantuan perpustakaan dan minat baca di daerah
I 01 xx 21 06 Penyelenggaraan koordinasi pengembangan budaya baca
I 01 xx 21 07 Perencanaan dan penyusunan progra:TI budaya baca
www.gi.co.id Global Intermedia
- 30 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 01 xx 21 08 Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca
1 17 xx 21 09 Penvediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah
I 01 xx 21 10 Monitoring, evatuasi dan pelajXlran
I 01 xx 21 11 Ost. ...............
I 01 xx 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
I 01 xx 22 01 Pelaksanaan evaluasi hasH kinerja bidan<; pendidikan
I 01 xx 22 02 Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan
I 01 xx 22 03
Pengendalian dan pengawasan penerapan azas efisiensi dan efektivitas penggunaan dana dekonsentrasi dan dana
pembantuan
I 01 xx 22
O'
SosialisasJ dan advokasi berbagai Peraturan Pemerintah di bidang per:didikan
I 01 xx 22 OS Pembinaan Dewan Pendidikan
1 01 xx 22 06 Pembinaan Komite Sekolah
1 01 xx 22 07 Penerapanan sistem dan informasi manaj'!men pendidikan
1 01 xx 22 08 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan takakar)'a, serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan
I 01 xx 22 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 01 xx 22 10 Ost ...............
1 01 xx n Program dst......... ,..
1 02 Kesehatan
1 02 xx IS Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
. 02 xx IS 01 Pengadaan Dbat dan Perbekalan Kesehatan
I 0, xx IS 02 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan
1 02 xx IS OJ Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin
1
02
xx IS 04 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
1
02
xx IS OS Peningkatan Mutu Penggunaan Dbat dan Perbekalan Kesehatan
1
02
xx IS 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I
02
xx IS 07 Dst..
1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1 02 xx 16 01 Pelayanan kE'Sf"hatan penduduk miskin di puskesmas jaringannya
I 02 xx 16 02 Pemeliharaan dan pemdihan kesehatan
I 02 xx 16 03 Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
I 02 xx 16
O'
Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah
I 02 xx 16 OS Perbaikan gizi masyarakat
1 02 xx 16 06 Revitalisasi sistem kesehatan
I 02 xx 16 07 Pelayanan kefarrnasian dan alat kesehatan
I 02 xx 16 08 Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
I 02 xx 16 09 Peningkatan kesehatan masyarakat
1 02 xx 16 11 Peningkatall pelayanan kp.sehatan bagi pengungsi korban bencana
I 02 xx 16 12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
I 02 xx 16 13 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
1
02
xx 16
"
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
I
02
xx 16 IS Monitoring, evaluasi dan pelaporan
-
:=;
I
02
xx 16 16 Ost.. ....
I 02 xx 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan
1 02 xx 17 01 Peningkatan pemberdayaan konsumenjmasyarakat di bidang obat dan makanan
1 02 xx 17 02 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
I 02 xx 17 03 Peningkatan kapasita:> laboratorium pengawasan obat dan makanan
1 02 xx 17 04 Peningkatan penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan makanan
1 02 xx 17 OS Monitoring, evaluasi dan pelaporan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 31 -
KODE PROGRAM DAN KEGJATAN
I 02
"
17 06 DR.
I 02
"
18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
I 02
"
18 01 Fasilitasi pengembangan dan penelitian teknologi proouksi tanaman obat
I 02
"
18 02 Pengembangan standarisasi tanaman oOOt bahan 313m indonesia
I 02
"
18 03 Penin.;,katan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri
I 02
"
18 04 Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu
I 02
"
18 OS Pcningkatan ker;asama antar lembaga penelitian dan IOdustri terkait
I 02
"
18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 02
"
18 07 Dst.................
I 02
"
19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
I 02
"
19 01 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
I 02
"
19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
I 02
"
19 02 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
I 02
"
19 03 Peningkatan pendidikan tenag3 penyuluh Io:esehatan
I 02
"
19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 02
"
19 OS
Ds'
................
1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
I 02
"
20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
I 02
"
20 02 Pemberian tarnbahan makanan dan vitamin
I 02
"
20 03
Penanggulangan .... urang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A dan Kekuranaan :rat Gizi Mikro lainnva
I 02
"
20 04 Pemberdayaan mas'p'arakat untuk pencapaian ke!uarga sadar gizi
I 02
"
20 OS Penanggulangan Gizi-Lebih
I 02
"
20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 02
"
20 07 Dst... .............
I 02
"
21 Program pengembangan Iingkungan sehat
I 02
"
21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
I 02
"
21 02 Penyuluhan mendptakan lingkungan sehat
I 02 xx 21 03 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
I 02
"
21 04 Monitoring, dan pelaporan
I 02 xx 21 OS Dst...
I 02
"
22 Program penceyahan dan penanggulangan penyakit menular
I 02
"
22 01 Penyem;:wotan/fOgging sarang nyamuk
I 02
"
22 02 pp.ngadaan alat fogg!ng dan bahan-bahan fogging
I 02
"
22 03 Pengadaan vaksin penyakit menular
I 02
"
22 04 Pelayanan vaksinasi bag: balrta dan anak sekolah
I 02
"
22 OS Pel3yanan pencegahan oan penanggulangan penyakit menular
I 02 xx 22 06 Pence..l<lhan penularan penyakit Endemik/Epidemik.
1 02
"
22 07 Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit
1 02 xx 22 08 P<;!ningkatan lmunisasi
I 02 xx 22 09 Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
1 02
"
22 10 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit
I 02 xx 22 11 Monitoring, eVilluasi dan pelaporan
I 02
"
22 12 Dst....... ........
I 02
"
23 Program standarisasi pelayanan kesehatan
1 02 xx 23 01 standar pelayanan kesehatan
I 02
"
23 02 Evaluas! dan pengembangan standilf pelayanan kesehatan
I 02
"
23 03 Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 32-
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
l
I 02 )0( 23 04 Penvusunan naskah akademis standar pelayanan
I 02
)0(
23 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan
I 02
)0(
23 06 Monitoring, evaluasi dan pe!aporan
I
I 02 )0( 23 07 Cst ................
I
I 02 )0( 24 Program pelayanan kesehatar penduduk miskin
I 02 )0( 24 01 Peiayanan operasi katarak
: 02 24 02 Pelayanan kesehatan THT
I
)0(
I
I 02
)0( 24 03 Pelayanan operasi bibir sumbing
I 02 xx 24 04 Pelayanan sunatan masal
I
I 02 )0( 24 05 Penanggulangan ISPA
I 02 )0( 24 06 Penanggulangan penyakit cadogan
I 02
)0( 24 07 Pe!ayanan kesehatan kutit dan kelamin
I 02 xx 24 08 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar
I 02 xx 24 09 Pelayanan kesehatan akibat lumpuh layu
I 02 )0( 24 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02 xx 24 11 Dst..
I 02 xx 25
Program pengadaan, peningl(iIItan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmasl puskesmas
I Dembantu dan iarinaannva
I 02 xx 25 01 Pembangunan puskesmas
I 02 xx 25 02 Pemban'Junan puskesmas pembantu
1 02 xx 25 03 Pengadaan puskesmas perairan
1 02 xx 25 04 Pengadaan puskesmas keliling
I 02 xx 25 05 Pembangunan posyandu
1 02 xx 25 07 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
1 02 xx 25 08 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
1 02 xx 25 09 Pengadaan sarana dan prasarana puskersmas perairan
1 02 xx 25 10 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas keliling
I 02 )0( 25 11 Pengadaan 5arana dan prasarana posyandu
1 02 xx 25 12 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
I
1 02 xx 25 13 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
I
1 02 xx 25 14 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas I
,
1 02 xx 25 15 Pemeliharaan rutin/ber1cala sarana dan prasarana puskesmas pembantu
]
1 02 xx 25 16 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasaral"ld puskersmas perairan
I
1 02 xx 25 17 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas keliling
I
I 02 xx 25 18 PemeJiharaan rutin,lber1cala sarana dalJ prasarana posyandu
1 02 xx 25 19 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
1 02 xx 2S 20 Peningkatan puskesmas pembantu men;adi puskesmas
1 02 xx 25 21 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembanru
I
1 0.2 xx 25 22 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan
I
1 02 xx 25 23 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I
I 02 xx 25 24 0St...... ....
1 02 xx 26
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakitjiwa/rumah sakit
DaruDilruJrumah sakit mata
1 02 xx 26 01 Pembangunan rumah sakit
1 02 xx 26 02 ruang poliklinik rumah saklt
1 02 xx 26 03 Pembangunan gudang obat/apotik
I 02 xx 26 04 Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (WIP, VIP, Kelas L II dan IIi)
1 02
x:( 26 05 Pengembangan ruang gawat darurat
1 02 xx 26 06 Pengernbangan ruang lCU, lCCU, N1CU
1 02 xx 26 07 Pengembangan ruang operasi
I
1 02 xx 26 08 Pengembangan ruang terapi
I
-
1 02 xx 26 09 Pengembangan ruang isolasi
I
www.gi.co.id Global Intermedia
- 33 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
I 02
"
26 10 Pcngembangan ruang bersalin
1 02
"
26 11 ruang inkubator
I 02
"
26 12 Pengembangan Nang bayi
I 02 xx 26 13 Pengembangan Nang rontgen
1 02 xx 26 14 Pengembangan ruang laboratorium rumah saki!
I 02
"
26 15 Pembangunan kamar jenazah
1 02 xx 26 16 Pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah saklt
1 02
"
26 17 Rehc:bilitasi bangunan rvrnah sakit
I 02 xx 26 18 alat-alat kesehatan rumah sakit
I 02
"
26 19 Pengadaan obat-obatan rumah salOl:
1 02
"
26 20 Pengadaan ambular.cejmobil jenazah
1 02
"
26 21 Pengadaan mebel!leur rumah sakit
1 02
"
26 22 Fengadaan per1engkaJK)n rumah tangga rumah sakit (dapur, Nang pasien, laundry, ruang tunggu dan lain-lain)
I 02
"
26 23 Pengadaan logistik rumah sakit
I 02
"
26 24 Pcngadaan pencet1kan administrasi dan surat menyurat Nmah sakit
1 02
"
26 25 Pengembangan tipe Nrnah
1 02
"
26 26 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 02
"
26 27 ............ ....
I 02
"
27
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakitjiwajrumah sakit paru-parul
rumah sakit mata
I 02
"
27 01 Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit
I 02 xx 27 02 Pemeliharaan rutin/berkala ruang poliklinik rumah sakit
,
02 xx 2i 03 Pemeliharaan rutin/berkala gudang obat/apotik
I 02 xx 27 04 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit (WIP, VIP, Kelas I, II dan II')
I 02 xx 27 05 Pemeliharaan rutin/berkala ruang gawat darurat
I 02 xx 27 C6 Pemeliharaan rutin/berkala. ruang leU, leeu, NICU
I 02 xx 27 07 Pcmeliharaan rutin/bcrkala ruang operasi
I U2 xx 27 08 Pemeliharaan rutin/berkala ruang terapi
I 02 xx 27 09 Pemeliharaan rutin/berkala :-uang isolasi
I 02 xx 27 10 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ber..alin
I 07 xx 27 11 Pemeliharaan rutin/berkata ruang inkubator
,
02 xx 27 12 Pemeliharaan rutin/berkala ruang bay;
II
02 xx 27 13 Pemeliharaan rutln/berkala ruang rontgen
: I
02 27 Peme:iharaan rutin/berkala ruang laboratorium rum;lh sakit
--
xx
,.

02 xx 27 15 Perneliharaan rutin/berkala karnar jenazah
02 xx 27 16 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi limbah fumah sakit
I I
02 xx 27 17 Pemeliharaan lvtin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
; 1 02 xx 27 18 Pemeliharaan rutin/berkala mobil ambulance/;enazah
1 02 xx 27 19 Femeliharaan rutin/berkala mebeuleur rumah saklt
I 02 xx 27 20 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah saklt
I 02 xx 27 21 Monitori!lg, evaluasi oan -
I 02 xx 27 22 Dst ..........
i ,
02 xx 28 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
,
I 02 xx 28 01 Kernitraan asuransi kesehatan masyarakat
I 02 xx 28 02 Kemitraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
I
I 02 xx 28 03 Kemitraan pengolahan limbah rumah sakit ,
I 1 02 xx 28 04 Kemi::raan alih teknologi kedokteran dan kesehatan
l
1 02 xx 28 05 Kemitraan peningkltan kualitas dokter dan paramedis
II 02 xx 28 06 Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasicn rujukan
i I 02 xx 28 07 Kemitraan penyobatan bagi pasten kurang mampu
I 02 xx 28 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 02 xx 28 US Ost...
www.gi.co.id Global Intermedia
- 34 -
(2) Pedoman penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara
lain:
a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah;
b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;
c. teknis penyusunan APBD; dan
d. hal-hal khusus lainnya.
Pasal84
(1) Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-
program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan
asumsi yang mend,]sarinya.
(2) Program-program seba9aimana dimaksud pada ayat (1) diselaraskan dengan
prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.
(3) Asumsi yang mendasari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni
mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pasal85
(1) Dalam menyusun rancangan KUA sebagaimana dimaksud Pasal 83 ayat (1), kepala
daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh sekretaris daerah.
(2) Rancangan KUA yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Pasal86
(1) Rancangan KUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) disampaikan
kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun
anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun
anggaran berikutnya.
(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD.
(3) Rancangan KUA yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
selanjutnya disepakati menjadi KUA paling !ambat minggu pertama bulan .lull
tahun anggaran berjalan.
(4) Format KUA tercantum dalam Lampiran A.X peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prioritas dan Plafon Al1ggaran Sementara
Pasal87
(1) Berdasarkan KUA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (3), pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS.
(2) Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan tahapan
sebagai berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pili han;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 35 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 03 >oX 17 Program pembar gunan turap/talud/bronjong
I 0) xx 17 01 Perencanaan turap/talud/bronjong
I 0] xx 17 02 Survei kemlringan Iereng turap/taloo/bronjOOg
: -'--1-"+=-HR=..:.::c==:.:..::::.::2..:::=-====2----------------j
I 03 xx 17 0) Pembangunan turap/talud/bronjong
r
c
', +
O
,:-J't-,""_t-.:'-,7+0-,''-t-.:,-.:,on=''-,0-",-,"g-,'-,e-,'-'-'u-,-,-,_d._,_'_pe_'_""'_._" -i
0) " 17 05 Ost .
0] ICX 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan i
em
__
b
-.:.-.:
,
-.:._"_ --------------------1
0] lOt 18 01 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
-I
1 03 10l 18 03 RehabllitaSl/pemetiharaan Jatan
.--+--+--+--+--+----'-'------'---------------------1
1 0] Itll 18 04 Rehabilitasi/pemeliharaan Jembatan
I 03 III 18 OS MOOltorir.g. evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 18 06 Dst. ..... _..
I 03 xx 19 Program rehabilitasjfpemeliharaan talud/bronjong
L_I+O.J_+"--I:-1_9+0_'-tP_"'_en<a __ __liha_'_"_"_'_._loo..:../b_'_OO..:'_OO9..:.. --I
i 1 0] III 19 02 PerelY.;.anaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
! I 0] xx 19 03 Monitonng, evaluasi dan pelaporan
j I 0] xx 19 Oq Dst.. .
,
[I 03 xx 20 Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan
, I
0] xx 20 01 Inspeksi kondlSI jo1lan
k_O_"_d_i'_'"i
e
_
m
_
b
_".'_" --I
..-"-----------------------------------1
l-II+-0_)+-'_'+-2_0+0_.+0_'_'_._.,,_"_"_"_"__._-,- --1
I I 03 xx 21 Program tanggap daiurat jalan dan jembatan
i_I+0_J+_"-t_1_,+-o_'+R_e_ha_b_"_,ta_'_',:-i'_"_"_d_'_I._m_k_ond_"_,_"'_ngg..::.:_.'-p_da_ru_ra_t
i _1+0_J+_'_,+1_'+0_2-+_R_.... _t'__lit_'_'..:'l'-...em_ba_t._"_d_.I_._m_kond __ --I
II_ --1
I U3 'I(X 21 04 OS! .
---t-++-Hi-----------------------!
t'1 0] xx 22 Program pembangunan sistem infonnasi/data base jalan dan jembatan
'11 OJ xx 22 01 Penyusunan sistem informasi/data base jalan
--
I 0) xx 22 02 flenyusunan sistem informasi/data base jembatan
I I 03 xx 22 03 Monitoring, evalua!>i dan pelaporan
I 03 xx 22 Oq OsL........ ....
--------------------------1
I
I
l-lt--:-+--+-:-:-+--+-----,------------------------I
03 xx 23 Pr.:>gram peningitatan sarilna dan prasarana kebinamargaan
I 1 03 X), 23 01 Pembangunan gedung latlhan keblnamargaan
1 03 xx 23 02 Pernba%unan 9edull9 workshop
I I 03 xx 23 03 Pembangunan labofatonum keblnamargaan
I 0] xx 23 04 Pengadaan alat-alat berat
I 03 xx 23 as Pengadaan peralatan dan per1engkapan bengkel alat-alat berat
! I OJ xx 23 06 PengiKIaan alatalat ukur dan bahan laboratorium keblOamargaan
I 1 03 xx 2] 07 Rehabtlitasi/pemeliharaan geduog balai latihan keblnamargaan
0] xx 23 11 Rehabilitasl/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat
'-+:+--t-::-+-:-t-:-'-':'-:-"'=-'-:..:..:...:..:c:...::..:..:...::..:..:...::.....:...:c---"-'-c..::..:c...-.::...e.=:.:-=.:.:c...::..::c.::.'---- --!
: 0] xx... 23 12 Rehabilttdsi/pemellharaan alar-alat ukur dan bahan laboratonum kebinanlargaan
I J 03 Xl( 23 08 Rehabilitasi/pemeliharaan gedung -1
! 1 03 xx 23 09 RehJbilitasi/pemeliharaan laboratorium kebinamargaan

I: 03 xx 23 10 Rehabi1itasijpemeliharaan alatalat berat


www.gi.co.id Global Intermedia
. .
-,
_I
-,
- ,
..;
-;
1
-<
i
_.1
!
...,
-- ,
--- --------
......
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
----------
._..
1 03
"
23 13 Monitoring, evaluasl dan pelaporan
--
I 03
"
23
,.
Ost .....
----------------
-'-"
1 03 xx
2'
Program Pengembangan C:an Pengelolaan )aringan Irigasi, RawOII dan )aringan
-_ ..
1 OJ xx
2'
01 Perencanaan pembangunan }aringan lngaSl
1 03 xx
2'
02 Perencanaan pembangunal"l Janngan aIr bersih/air minum
1 03 xx
2'
03 Perencanaan pembangunan reservOIr
1 03 xx 2'
O. Perencanaan pembangunan pinru arr
-- - ------
,
03
"
2. 05 Perencanaan normalis.asl saluran sungar
---_....
1 03 xx 2. 06 Pembangunan Jaungan our berSlh/arr mlnum
_.. _-
-- --
I 03
"
2'
07 Pembangunan rt'$rvoir
-- _..
---
J 03 xx
2'
08 Pembangunan pllnu air
--
,
03 xx
2'
09 Pelaksanaan normalisasl
--
I 03 xx
2'
,0 Rehabl'itasi/pemehharaan Janngan Ir,gasl
J 03 xx 2. 11 Rehabilitasl/pemehharaan Jarlngan air bers,hjarr minum
---
I 03 xx
2'
12 Rehabditasi/pemehharaan reservor'
--_.__.
J 03 xx
2'
13 Rehabilitasljpemehharaan llintu arr
_._.
1 03
"
2' l'
Rehabihtasr/pemellharaan normolh\J<'1 saturan sunga.
---
------_...._......... _-
-
1 03 xx 24 15 Optlmalrsasl fungsl )arrngan lrlgasl yarKJ telah dlbangun
-
---_._-
1 03 xx 24
'6
Pernberdayaan petani pemakal air
--
-------------
._----- ._------_.-
--
I 03 xx
2'
17 Monltonng, evaluasl dan pelapOran
----------_.. _.
--------
1 03
"
2'
18 Ost.
---
------_._-----
--
,
03 xx 25 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
J 03 xx 25 01 Pembangunan prasarana pengamlJilan dan saluran pembawa
-----
--------
J 03 xx 25 02 RehablhtaSI prasarana pengambilan dan saluran pembawa
---
J 03 xx 25 03 Pemf.;hharaan prasarana pengambrlan dan saluran pembawa
,
03 xx 25 04 Pembangunan sumursumur arr tanah
--
I 03 xx 25 05 Penlngkatan partisipaSI masyaraka: dalam pengelolaan air
---
I 03 xx 25 06 Penlngkatan distrrbUSI penye<liaan aIr bakll
----_..-.- ----------
--_._. __.__..
1 03
"
25 07 '-1onitoflng, evaluasl dan
- --- -
,-_._,-
,
03 xx 25 08 Ost
_. __.
---_.. _----------
-------------_.._.__ ..
1 03 xx 26 Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya
---_.
._._... _-_.._._---
._. __.__.._._--_. __..... -
1 03 xx 26
0'
Pembangunan embung, <Ian ballyurMn larnny_a__________________._____ ...
1 03 xx 26 02 Pemehharaan dan rehabllitas, t:mbung, Can bangunan penarnpung arr ____. _____ ____.__ .__.____._ .
1 03 xx 26 03 Rehabrlitasl kawasan kntlS daerah :angl..alJan sungar dan danau
- --------------
,
03 xx 26 O. Rehabilitasl k.awa!>an Irnaung daeroh tangk.apan sungar dan danau
-_._-_. -_.-
1 03 xx 26 05 Peningk.atan partlslpasi masyarakat ualam l>engelolaan sungar, danau, dan sumber daya air larnnya
-----
1 03 xx 26 06 PenlOgki\ti'1l konservasl 'IIr tallah
---
I 03 xx 26 07 Monitonng. evaluas dan pelaporan
----_.. _...
1 03 xx 26 08 Dst...
--
I 03 xx 27 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air limbah
- -_._------_.._.. _-------_._-- _._- -----_.. _-_.
-
,
03 xx 27 01 Penyedlaan prasarana mUlum bagl OlaSY<lrak.at ___. _____..
-
,
03 xx 27 02 Penyediaan prasarana del., Selrano ,ur lunboh
teknologl penc:jOl.1h.J11 alf !nlnum dall "l1r lrrniJ,Jh
----_.__ .._----_.._-- -
I OJ
"
27 03
----- -----_._...._------_...__.. _._-_..__.. _...
,
03 xx 27 O. Fasllitasi pemblnaan teknrk pengolah,lll air IrmUlth
--'- --- ---
. - ..
J OJ xx 27 05 FaSllrt-l pemblllaan teknik pengolahan air mlnum
------------------------------------ --
I 03 xx 27 06 Pengembangan sistem dlstribus' aw mtnurn
-
.- .. __.. _--------
1 03 xx 27 07 Rehabilitasijperneliharaan 53rana can prasarana arr mrnum
-
1 03 xx 27 08 Rehabllitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana aIr IImbah
1 03 xx 27 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
-- --
www.gi.co.id Global Intermedia
- ~ 7
~ i
I
-,
www.gi.co.id Global Intermedia
- JX -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 04
"
16 05 Peoerwan kebijakan dan strategi penvelenggaraan kawaS3n don IIngkuilgan hunian benmbang
1 04
"
16 06 Monitoring, evaluasl dan pelaporan
I
I 04
"
16 07 0St. .............
I 04
"
17 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
I 04
"
17 01 Fasilitasi pemberian kredit mikro untuk pembangunan dan perbaikan perumahan
I 04
"
17 02 Fasilita;Si pembangunan prasarana dan sarana dasa.- permukiman berbaSiS masyarakat
1 04
"
17 0] Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan
1 04
"
17 04 Peningkatan Slstem pemberian kredit rumah
1 0] xx 17 05 Soslalisasi dan fasilitasi jamlnan kepastl3n hukum dan perlindungan hukum
1 04 xx 17 06 Koordinasi pengawasan dan pengendaltan pelaksanaan peraturan perundang-undangan bldang perumahan
I 04 xx 17 07 Monitonng, evaluasi dan pelaporan
I 04 xx 17 08 Ost ..... ........
---_._--- -
1 04 xx 18 Progranl perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
1 04
"
18 01 Fasilitasi dan stimulasi rehabilitaSi rumah aklbat bentdna alam
I 04 xx 18 02 FasilitaSl dan stimulaSl rehabilitasl rumah aklbat bencana sosial
1 04
"
18 0] Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 04 xx 18 0< Ost. ..... .........
J
1 04
"
19 Program peningkatan kesiagadn dan pencegahan bahaya kebakaran
I
J 0< xx 19 01 Penyusuniln norma, standar, prosedur dan manual pencegahan bahayCl kebakaran
I 04 xx 19 02 Sosialisasi norma, standar, proiedur dan manual bahaya kebakaran
I
1 04 xx 19 0] Koordinasi perijinan pemal1faatan gedung
-j
I 0< xx 19 0< Pengawasan pelaksanaan kebiJakan pencegahan
I 04 xx 19 05 Kegiatan pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran
1 0< xx 19 06 Kegiatan rekruitmen tenil9a sukarela pertolongan bencana kebakaran.
--
I 04 xx 19 07 Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran
I 04 xx 19 08 Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
1 04
"
19 09 Pemeliharaan sarana dan prasarana pexeqahan bahaya kebakaran
I 04 xx 19 10 Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
1 04
"
19 11 Kegiatan pencegahan dan pengendal1an bahaya kebakaran
I 04 xx 19 12 Peningkatan pelayanan bahaya kebakaran
I 04 xx 19 I] Monitoring, evaluasi dan peJaporan
I 04 xx 19 1< 0St. ........ _.......
1 04 xx 20 Program pengelolaan areal pemakaman
1 04 xx 20 01 Penyusunan kebijakan. norma, standar, prose<!ur dan manual pengeJolaar. areal penlakaman
I 04 xx 20 02 Pengumpulan dan data base Jumlah JlWa yang meninggal
I 04 xx 20 0] KoordinaSl pengelolaan areal pemakaman
1 04 xx 20 0< Koordinasi penataan areal pemakaman
I 04 xx 20 05 Pemberian penjinan pemakaman
I 04 xx 20 06 Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman
I 04 xx 20 07 Pemeliharaa,l sarana dan prasarana pemakaman
I 04 xx xx 08 MoOltQ(ing dan evaluast
1 04 xx 20 09 Dst..
I 04 xx xx Program dst".. "
1 05 Penataan Ruang
I 05 xx 15 Program Perencanaan Tata Ruang
1 05 xx 15 01 Penyusunan kebijakan tentang penyuc;unan rencana tata rUilng
www.gi.co.id Global Intermedia
-.19 -
:
KOOE PROGRAM DAN KEGlATA,..
I 05 u 15 02 Penetapan kebljakan tentang ROTRK, RTRK, dan RTBl
I 05 u 15 03 Sosialisasl peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang
I 05 u 15 04 Penyusunan Rencana Tlla Ruang Wilayah
._-
--
I 05
"
15 05 Penyu5unan Rencana lletail Tata Ruang Kawasan
I 05 u 15 06 Penyusunan Ren<ana Teknis Ruang Kawasan
I 05
"
15 07 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan llngkungan
I 05
"
15 08 Penyusunan rancangan veraturan daerah tentang RTRW
1 05
"
15 09 ;;.. SllitaSl peningkatdn peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang
, I 05 u 15 10 Rapat .<.oordinaSl tenlang rencana tata ruang
1 05
"
"
11 RevlSi rencana tata ruang
1 05
"
15 12 Pelatlhan aparat dalam perencanaan tata ruang
--
I U5 u 15 13 Survey dan pemetaan
I 05 u
"
,.
Koordinasi dan fasilitasl penyusunan reneana tata ruang hntas kabupaten/kota
, I 05 u is 15 MonitOring, evaludsi dim pelaporan renCi'na tata ruang
I 05
"
15 16 Ost. . ... .........
I 05
"
16 Program Pemanfilatan Ruang
1 05
"
I. 01 Penyusunan kebi}akan penzman pemanfaatan ruang
1 05
"
16 02 Penyusunan norma, standar, dan kntena pemanfaatan ruang
I
J 05 . xx 16 03 Peny'usunan kebi)akan pengerv.lahan pemanfaatan ruang ,
1 05
"
16
U'
Fasilltasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang
I 05
"
16 0, Survey dan pemetaan
I 05
"
16 06 aparat dalam pemanfaatan ruang
1 05
"
16 07 Sm,lalisasi kebi,akan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan ruang
1 05
"
16 06 KoordlnaSl c!an fasilitasl penyusunan pemanfaatan ruang lint:1S kabupaten/kota
1 05
"
16 09 Monitoring, dan pelaporan pemanfaatan ruang
1 05
"
16 10 Dst........ .....
I 05
"
17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
I 05
"
17 01 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang

05
"
17 01 Penyusunan prosedur dan manual pengP.Odalian pemanfaatan ruang
05
"
17 03 fasilitasi peningkatiln peran sefta masyarakat dalam pengendJlian pemanfaatan ruang
I 05
"
17
O'
Pelahhan ap.:lrat dalam pengendalian pemanfaat,ln ruang
-- -
I 05
"
17 Pengawasan pemanraa:an ruang
I 05
"
17 06 I<oordtnasi dan faslhtaSl pengendahan pemanfaatan ruang hntas kabupaten/kota
-_.
I
"
17 01 pcn<JI'fx!allolll pcmanfaalall IUJl\tJ
----
I 05
"
17 OR MOnltorrng, evalu.3sj dan pelaporan
I 05
"
17 09 Dit
_.
I
I I
06 Perencanaan Pembangunan
I
._-
I 06
"
15 Program pengembangan data/informasi
I 06
"
15 01 Pengumpulan, updating, dan analiSlS data Informasl capaLan target kinerja program dan kegiatan
I 06
"
15 02 Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan
!
I 06
"
15 03 Penyusunan dan analisis data/informaSl perencanaan pembangunan kawasan rawan bencana
i 1 06
"
b
O'
anati50is data/informasi perencanaan pembangunan ekonomi
11
06
"
15 05 Penyusunan profile daerah
I I 06
"
15 06 uS! ..
I 06
"
16 Program kerji'lsama pembangunan
I 06
"
16 01 Koordinasi kerjasanla wilayah perbatasan
I 06
"
16 02 KexvdinaSI kerjasama pembangunan antar
.
-
I 06
"
16 03 fasllltasi kel'Jasama dengan dunia usaha/lembaga
www.gi.co.id Global Intermedia
- -
_I
,
. ,
I
I
,
1
..I
. ;
'j
--of
...
-.
.J
i
j
,
i
l
,
--I
I
--;
-;
,
- I
I
-i
I
I
. I
,
--i
_.
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
-_.-
1 06
"
16 O'
Koordin.asi O'jalam perne<:ahan masalah-mdsalah oaeral'l
._------ ._-_.
1 06
"
16 OS MonItoring, evaludSl dan pelaporan
1 06
"
16 06 Ost. .............
---_.. _-
--
I 06
"
17 Program Pengembangan Wilayah Pernatasan
1 06
"
17 01 KOOfdlNSI penyelesalan masalah perbatasan dn:ar daerah
._.... _. __.
1 '06
"
17 02 Sosialisas. kebl)akan dalam perbat.H.an"antar r)t.'gd',}
. ----_. -._---- ---.--
I 06
"
17 OJ 1 K,oordmasl penetapan rencana lala
.. ..- ---------------
_._--- - _._- -_.
1 06
"
17 04 perenc::anaan pengembJl'Mjo.lll Pt:'lJalasan
----------
1 06
"
17 OS f-10rlllOflrl9. evaludSl dan pe!aporan
-----
._._--
1 06
"
17 06 Osl. .......
--- ----
I 06
"
18 Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Slrategis dan Cepat Tumbuh
-
_._- _.
---_.- ------- ----- ---
I 06
"
18 01 SoSlahsasl kebl)akan oalaf':\ pengenlbanqan wllayah strategLs can tepdt lumhuh
-

1 06 xx 18 02 Koordinasi penetapan rencana tata ruan'! wllayah strate<Jis dan cepat tumbuh
---_._-----
1 06 xx 18 0] Penyusunan perencanaan pengen1bangal\ wllayah strategls dan cepat
._-------
1 06
"
18 O'
Monitoring, evaluaSI dan pelaporan
-
.. _. __....._--_._._--
1 06
"
18 0, Ost. ...
-
._-----
1 06
"
19 Program perencanaan pengembangan kotakota menengah dan besar
------_..__._-----
2 06
"
19 01 KoOrdinasi penyelesalan permasalahan penan9anan sampah perkotaan
._-----_.
2 06
"
19 02 Koordlnasi penyelesalan permasalahan \ransportdSI perkotaan
._._. -- -_._-_...
2 06
1(":
'9
0] Koordlnasi pen..mg9ulangan dan penyeles3lan bencana alam/S05lal
----.----_..
2 06
"
19
O'
Koordlnasi perencanaan penanganan DUsat-pusat pertumbuhan ekonoml
--_._--
2 06
"
19 OS KoordinaSI perencanaan penanganan pusat'pusat IOdustn
------_._.-
2 06
"
19 06 Koordinasl pereocanJan penanganan PUSdt'PUsat pendldlkan
--_.-
2 06
"
19 07 Koordinasl pereOCdMan penanganan pelumahttn
-- -
._. .. _.. - _.- -
2 06
"
19 08 KoordlnaSI perencanaan penantJJnan j>eIIMkIIJ"
-
----_....
-_._.... _- ._._.._-----
2 06
"
09 KoordlnaSI perencanaan air mrnum, dralllcl"e d,Jn sanrtaSI perkot.l ..l11
. _--. ---_.. _..
--- .
2 06 xx 19 10 Koordinasl penanggulangan I1mbah rUIT\,Jh tanlJfla dan lnoUS!fI perkotaan
_.
_._-----
1 06
"
19 II Monltonng, ddn pelaporan
-
1 06
"
19 12 Ost.
1 06
"
20 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
------
1 06 xx 20 01 Penlngkatan kemampuan teknlS dp.lrat verencdna
--
------_.
1 06
"
20 02 SossalJsaSi keblJakan perenCdnclan l)CO\wnguf\dll
-
1 06
"
20 0] Blmblngan teknlS tentang perenc.anaan aaerah
-
-------
1 06
"
20 04 Osl
----- -----
- --------
1 06
"
21 Program perencanaan pembangunan daerah
._----------
1 06
"
21 01 Pengembangan parttSlpaSi masyarakat dalam program dan lay.ln<>n puOllk
1 06
"
21 02 Penyusunan rancangan RPJPO
1 06
"
21 0] Penyelenggaraan musrenbang RPJPO
-
.. _._.
1 06
"
21
O'
Penetapan RPJPD
- ---
I 06
"
21 OS PenyusuMn ranCilngan RPJMO
--
I 06
"
21
0"
Penyelengg.1Iaan rnuvenbang RPJMO
1 06
"
21 07 Penetapan RPJMD
._-_._-----------
1 06
"
21 08 Penyusunan rancangan RKPO
._-------
I 06
"
21 09 Penyelenggaraan n1usrenbang RKPD
. .. --_.
1 06
"
21 10 Penetapan RKPD
-
-------_._-----
I 06
"
21 11 Koordmasl penyusunan Laporan
._... __..-
-
1 06
"
21 12 Koordinasl penyusunan Lapor,)n Pen:anggung Jawaban (LKP))
--
1 06
"
21 I] Monitoflng, pengendahan, dan r,elal>Qran pelaksallilan rencana pembal1gunilll cJaerah
----------- - _.. _. __.--- ... .._-
www.gi.co.id Global Intermedia
- -II -
---.----d
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
::ioili 21 I< DS!
--
....
1.2..i 06
"
11 Program perencanaan pembangunan ekonomi
I ! 06
"
22 01 masterplan pembangundn ekonoml (Iaerah
.--
I
106
"
22 02 Pl:?nyusunan IOchkator ekonoml daerah
,-
I ,
06
"
22 03 Penvusunan pengembangan ekonoml masy-lrakat

06 21
1
0Q Koordinasl perenanaan pembangunan bldang ekonoml I
" -
2'1 ias I Penyusunan tabel,nput output daerah , I 06
" ,-
I I
06
"
22: 06 Penyusunan masterplan penanggulangan keml!'klnan
,-
; I 06
"
22 07 Penyusunan indikator dan pemetaan daerah rawan pangan
I I
06
"
22 08 f<o1Ol1ltOflng, evaluaSl dan pelaporan
I 06
"
22 09 Ost.
I 06
"
23 Program perencanHn sosial dan budaya
I-
! I 06
"
23 01 KoordinaSl penyusunan masterplan pendidikan
-.,- -
I 06
"
23 'l2
Koordlnasl penyusunan masterplan kesehatan
...
r-
..
I 06
"
23 03 Kuoro,nasl pere-nunda" pembangunan bidang !oOslal dan budaya
1 06
"
23 04 MonitOring. evalUasl dan pelaporan
: I 06
"
23 05 I 0501 ..
/'"
,
r,
06
"
24 Program perenranaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1- :
06
"
24 01 Koordinasi penyusunan m<.lsterplan prasarana perhubungan daerah
06
"
24 02 KoordlnaSi penyusunan masterplar. pengendahan sumber daya alam dan lingkungc.n hidup
! I
061 xx 2-1 03 Monitoring, evaiuasl dan pelaporan

, I
06
"
24 04 Dst. .. ....
L._

c-- f--
I 06
"
25 Program perencanaan pembar.gunan daerah rawan beneana
i-
.
! I 06
"
25 01 KoordinaSI penyusunan profile daerah rawan ben(a"a
rI
06
"
25 02 l<;oordinasi pembangunan daerah rawan beneana
I 06
"
25 03 Monitoring, e"..aluaS! dan pelaporan
-
I 06
"
25 04 Ost..
1 07 Perhubungan
l
07
"
'5
Program PembangL.nan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
f-.
I 07
"
IS
0'
Perencdl13an pembangunan prasarana dan faS/btas perhubungan
I 07
"
IS 02 ?enyusunan "ebl}<lkan, norma, standelr dan prosedur bldang perhubungan
I 07
"
15 03 Koordlna!>l dalam pembangunan prasarana dan faS/htas perhubungan
I 07
"
15 04 !>OS! )hsaSl kebijakan dl bKlang perhubungan
1 07
"
IS OS Pembangunan sarana dan prasarana jembatan timbang
I 07
"
IS 06 Penmgkaran pengelolaan terminal angkutan sungal. danau dan penyeberangan
I 07
"
15 07 PEningkatan pengeK)laan terminal angkutan d'lrat
I 07
"
15 08 f'1()nltonng, evaluasl dan pelaporan
I 07
"
is 09 Dst
I 07
"
'6
Pr..>gram Rehabilihsi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas lLAJ
I 07
"
i6 01 Rehabilitasi/pemt:lihdraan sarana alat pengujlan kendaraan bermotor
1 07
"
16 02 Rehabilitasl/pemeliharan prasarana batai penguJlan kendaraan bermotor
1 07
"
16 OJ Rehabilltasi/per.leliharaan sarana dan jelllbatan timbang
I 07
"
16 04 terminal/pelabuhan
I 07
"
16 05 Ost.
.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 42 -
r----,-----------------------,
KODE PROGRAM OAN KEGIATAN
1 07 ltX 17 Program peningkatan pelavanan angkutan
1 07 xx 17 01 Kegtatan penyuluhan bagl para soprr/ruru mud. untuk penmgkatan keselarr.atan penumpang
-------
1 07 xx 17 02 Kegiatan peningkatan dlslphn masyarakat mer.gguoakan angkutan I
1 07 xx 17 03 Kaglatan temu wicara pengelola angkutiln umum guna menmgkatkan keselamatan pef.umPJII9.
1 07 lO( 17 04 Kegiatan Ujl kelayakan sarana transportasi gun" keselamatan penumpang
1 07 xx 17 as Kegiatan pengendallan dislphn pengoperasran angkutan umum dijalan raya. 1
1 07 xx 17 06 Kegiatan peociptaan kemanan dan kenvarnanan penumpang dihngkungan terminal.
1 07 xx 17 07 Kegiatan pengawasan perala!,," kearn.man dalam keadaan darurat dal'\ perlengkapan peltolor'l9an pertama
1 07 XlC 17 08 Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan umum
1 07 xx 17 09 Kegiatan penciptaan disiplin dan pemellharaan kebersihan dilingkungan terminal.
1 07 xx 17 10 Kegiatan penCIptaan pelaya,..an (epal, tepat, murah dan mudah I
1
,
1 07 xx 17 13 Fasilitasi perijman dl btdang perhubungan I
1 07 xx 17 1<1 Sosialisasi/penyuluhan keternban lalu hntas lMn angkutan
1 07 xx 17 17 Monltonng, evaluaSl dan pelaporan
I 07 xx 17 15 Kegiatan pemibhan dan pembenan penghargaan sOplrJjuru mudl/awak kendaraan angkutan umum teladail ==J'
1 07 xx 17 16 Koordindsi dalam penlOgkatan pelayanan angkutan _
1 07 xx 17 18 Dst .
1-,-I-
O
-
7
+-
xx
-l-,-a+--1-
p
-"-,,,-,,-m-p-.-m-'-b-.-n-g-u-n-.-n-.-.-'-.-n-.-d-.-n-p-'-.-sa-'-.-n-.-pe-m-u-b-u-n-<g-.-n------------------!
1-+-+--+--+--+-----'-------'------'-------'--------'---'----------------
1 07 xx 18 01 Pembangunan gedung termmal
I 07 xx 18 02 Pembangunan Halte bus, taxlgedung :ermmal
1 07 xx 18 03 Pembangunan jembatiln penyebranyan gedung terminal
1 07 xx 18 04 OsL .
07 xx 19 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
07 xx 19 01 Pengadaan rambu-rambu Iatu lintas
07 xx 19 02 Pengadaan marka JOlan
07 xx 19 03 Pengadaan pagor pengaman Jalan
07 xx 19 0<1 Ost... ..
U7 xx 20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
1 07 llll xx Program dst............
f----+---+--+-+---- -
1 08 lingkungan Hidup
1 07 xx 20 01 Pembangunan balal pengUJId(, kendaraan !>ernlOtor
H-=--+-=-+-=--=+=-+-====--=c::.::.c=:c:::.==--===----------------
1 07 xx 20 02 Pengadaan alat pengu).an kendaraan bermotor
1 07 xx 20 03 Pelaksanaan uji petlk kendaraan bermotor ---1
r-'+O.:.7+-"xx,+",20+0:..'+D.:.Sl",<::::..<== ==j
-----j
I
I 08 )IX 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
1 08 )IX 15 01 Penyusunan kebtJ<lkan mana,emen peoqekA.l3n sampah
'---------'-----------------
1 08 xx 1S 02 Penyediaan prasarana dan sarana _
1 08 J(X 15 03 Penyusunan kebt}akan ket}asama pelWI'_oioaan pefsampahan

I 08 xx IS 04 Penmgkatan operaSl dan pemellharaan praSdrana dan sarana persampilhan
I 08 xx 1S 05 Pengembangan teknologi pengolahan persampahan
1 08 xx IS 06 Bimbmgan tek.nts persampahan I
1 08 xx IS 07 Peningkatan kemampuan aporat pengelolaan persampahan I

1 08 xx 15 10 Sosiallsasi kebi)akan pengelolaan

www.gi.co.id Global Intermedia
- 43 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 08 xx 15 11 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengclolaan persampahan
1 08 xx 15 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 15 13 Dst .... ............
I 08 xx 16 Program Pengendallan Pencemaran dan Perusakan L1ngkungan Hidup
1 08 xx 16 01 Koordinasi penilaian Kota SehatjAdipura
1 08 xx 16 02 Koordinasi penilaian langit biru
I 08 xx 16 03 Pemantauiln Kualitas Ungkungan
1 08 xx 16 ()<I Pengawasan pelaksan3an kebijakan bidang lingkungan hidup
I U8 xx 16 05 Koordinasi peoertiban kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PEn)
I 08 xx 16 06 Pengelolaan 83 dan limbah 83
I 08 xx 16 07 dampalc:
1 08 xx 16 08 Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan
1 08 xx 16 09 Peningkatan peringkat k.Jnerja perusahaan (proper)
1 08 xx 16 10 Koordinasi pengelolaCln Prokasih/Superkasih
1 08 xx 16 11 rcngembangan produksi ramah lingkurlgan
1 Op xx 16 12 PenYlisunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakal1 lingkungan hidup
1 08 xx 16 13 Koordinasi penyusunan AMOAl
1 08 xx 16 14 Peningkatan peran serta masyarakat dalam peogendalian lingkungan hidup
I 08 xx 16 IS ?engkajian pengembangan sistem insentif dan disinsentif
1 08 xx 16 16 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
J 08 xx 16 17 D!:t. ...............
1 08 xx 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Oaya Alam
I 08 xx 17 01 Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air
I 08 xx 17 02 Pantai taut Lestari
I 08 xx 17 03 Pengemllangan d3n Pemantapan Kawasan KOrlSelvasi taut, Suaka Perikanan, dan Keanekaragaman Hayati Laut
1 08 xx 17
()<I Pengembangan Ekowisata dan Jasa Ungkungan
I 08 xx
"
05 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
1 08 xx 17 06 Pengendalian Kerusakan Hutan dan LaMn
1 08 xx 17 07 Peningkatan Konservasi Oaerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air
I 08 xx 17 08 Pengendalian dan pengawasan pemanfaatJn SOA
1 08 xx 17 09 Koordinasi pengeloiaan konservasi SOA
1 08 xx 17 10 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem
1 08 xx 17 II Pcngembangan dan Pengelolaan Kawasan World Heritage laut
1 08 xx 17 12 Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kawasan KonSCfVasi Laut Regional
1 08 xx 17 13 Koordinasi pengendalian Kebakaran Hutan
I OS xx 17
"
reningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SOA
1 08 xx 17 15 Koordinasi peningkatan pengelolaan kawasan konservasi
--
I 08 xx 17 16 ,.1onitonng, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 17 17 Ost ...........
1 08 xx 18 Program Rehabilitasl dan Pemulihan Cadangan Sumber Oaya Alam
1 OS xx 18 01 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, padang lamun, estuaria dan teJuk
I 08 xx 18 02 Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya atam dan lingkungan hidup
1 08 xx 18 03 Rehabilitasi hutan dan lahan
1 08 xx 18
()<I Pengembang::1iO kelelTibagaan rehabilitasi hutan dan lahan
1 08 xx 18 OS Penyusunan pedoman standar"CIan prosedur rehabilitaSl terumbu karang, mangrove, dan padang Iamun
1 08 xx 18 06 Sosialisasi pedoman standar dan prosedur rehabilitasi rerumbu karang, mangrove, dan padang lamun
I 08 xx 18 07 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
I 08 xx 18 08 Monitoring, dgn pelaporan
1 08 xx 18 09 Dit... ..........
-
www.gi.co.id Global Intermedia
- 44 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Cava Alam dan lingkungan Hidup
1 08 xx 19 01 Peningkatan edukasl dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan
1 08 xx 19 02 Pengembangan data dan informasi lingkungan
1 08 xx 19 03 Penyusunan data 5umberdaya alam dan neraca sumberdaya hutan (NSDH) nasional dan daerah
1 08 xx 19 O. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah
1 08 xx 19 05 Monitorilly, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 19 06 05t.......
-
1 08 xx 20 Program peningkatan pengendalian polusi
1 08 xx 20 01 Pengujian emisi kendaraan bermotor
1 08 xx 20 02 Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas mdustri
1 08 xx 20 03 Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
1 08 xx 20 O. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polus,
1 08 xx 20 05 Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
-
1 08 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 08 xx 20 07 Ost...
-
1 08 xx 21
Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan-kawasan konservasi laut dan
hutan
1 08 xx 21 01 Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan konservasi
1 08 xx 21 02 Pengembc.ngan konservasi taut dan hutan wisata
1 08 xx 21 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporar,
1 08 xx 21 O. Ost..
1 08 xx 22 Program pengendalian kebakaran hutan
1 08 xx 22 01 Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan
--
I 08 xx 22 02 Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan
1 08 xx 22 03 Koordinasi pengendalian kebakaran hutan
1 08 xx 22 O. Penyusunan norma, standar, pr.\)sedur dan manual pengendalian kebakaran hut.::n
1 08 xx 22 05 Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan
1 08 xx 22 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 08 xx 22 07 Dst ...............
-
1 08 xx 23 Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
1 08 xx 23 01 Pengelolaan dan rehabilitasi ekoslstem pesisir dan laut
--
I 08 xx 23 02 Pengembangan sistem manajemen pengelolaan pesisir laut
I 08 xx 23 03 Ost. . . .........
1 08 xx
2'
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
1 08 xx
2'
01 Penyusunan kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH
1 08 xx 2. 02 Sosialisasi kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH
1 08 xx
2'
03 Penyusunan dan analisis data/informasl pengelolaan RTH
1 08 xx
2'
0< Penyusunan program pengembahan RTH
1 08 xx
2'
05 Penataan RTH ,
1 08 xx
2'
06 Pemeliharaan RTH
1 08 xx 07 Pe"gembangan taman rekreasi
1 08 xx
2'
08 Pengawasan dan pengendalian RTH
1 08 xx
2'
09 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengetolaan RTH
1 08 xx 2< 10 Monitoring dan evaluasi
1 08 xx 2. 11 Ost ................
1 08 xx xx Program dst............
www.gi.co.id Global Intermedia
- 45 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 09 Pertanahan
I 09
"
IS Program pembangunan sistem pendaftaran tanah
I 09
"
IS 01 Penyusunan sistem pendaft..ran tanah
I 09
"
IS 02 Sosialisasi sistem pendaf'taran tanah
1 09
"
15 OJ Osl.................
1 09
"
16 Program penataan penguasaan, pemilikan, pen99unaan dan pemanfaatan tanah
1 09
"
16 01 Penatilan penguasaan. pemilikan, penggunaan dan ?ernanfaatan tanah
I 09
"
16 02 Penyuluhan hukum pertanahan
I 09
"
16 OJ Osl ...............
1 09
"
17 Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan
1 09
"
17 01 Fasilitasi penyeles"aian konflik-konflik pertanahan
I 09
'x
17 02 Ost................
I 09
"
18 Program pengemban!1an sistem informasl pertanahan
1 09
"
18 01 Penyusunan sistem informasi pertanahan yang handal
1 09
"
18 0, OsL...... .......
1 09
" "
Program dst............
1 10 KepenJudukan dan catatan Sipil
I 10
"
IS Program Penataan Administrasi Kependudukan
1 10
"
15 01 Pembangunan dim pengoperasian $IAK 5eC2Ir21 terpadu
1 10
"
15 02 Pelatihan tenaga pengelola SIAl(
1 10 xx IS OJ SistE:m Administrasi I(epeodudukan (membangun, updating dan pemelihc.raan)
1 10 KX 15 04 Pemhentukan dan Penataan Sistem t<oneksl (Inter Phase Tahap Awal) NIt<
1 10 KX 15 OS t<oordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan
I 10 KX IS 06 Pengolahan dalam penyusunan lapofan informasi kependudukan
I 10 KX IS 06 Penyediaan informas: yang dapat diakses masyardkar
,
10 KX IS 07 Peningkatan publik dalam btdang kepcndudukoln
-_.
I 10 xx 15 08 Pengembangan data base kependudukan
1 10
"
IS 09 Penyusunan kebijakan kependudukan
1 10 KX 15 10 Peningkatan kapa"Ita!; apar:at kependudukan dan catalan sipll
1
'0
KX 15 II SoSialisasi kebijakan kependudukan
.-
1 10 KX 15 12 kapasilas kelembagaan kependudukan
I 10 xx 15 13 Monitoring, evaluasi d3n pelaporan
I 10 xx 15 14 Ost. ................
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 KX 15 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
1 11 xx
'5 01 Perumusan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
1 11 KX 15 02 Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik
1 11 KX 15 OJ Pelaksanaan sosialisaSi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1 11
"
15 O'
Monitorrng, evalua!ol dd;' pelaporan
1 11 15 OS Ost. ..............
.
xx
1 11 xx 16 Program PenglJatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
1 11 xx 16 01 Advokasi dan fasihtilsi PUG bagi Perempuan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 46-
KOOE PROGRAM DAN KEGII.TAN
1 11 xx 16 02 Fasilitasi pengembangan pusat ve1ayanan terpadu pemberdayaan (P2TP2)
1 11 xx 16 03 Pemetaan p('tensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan da!am pemberdayaan perempuan dan anal<:
1 11 xx 16 04 Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender (KKG)
1 11 xx 16 05 Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan aoak
1 11 xx 16 06 Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan aoak
1 11 xx 16 07 Evatuasi pelaksanaan PUG
1 11 xx 16 08 Pengembangan Sistem lnformasi Gender dan Anak
1 11 xx 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 16 10 Dst ................
1 11 xx 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
1 11 xx 17 01 Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah
1 11 xx 17 02 Pelatihan bagi peJatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT
1 11 xx 17 03 Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan
1 11 xx 17 04 Soslalisasi dan advokasi kebijakan penghapusan buta aksara perempuan (PBAP)
1 11 xx 17 05 Sosialisasi dan kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan
1 11 xx 17 06 Sosialisasi sistem pencatatan dan pe!aporan KDRT
1 11 xx 17 07 Penyusunan prom perlindungan perem,)uan lansia dan cacat
1 11 xx 17 08 Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
--
I 11 xx 17 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 17 10 051... ... ..........
1 11 xx 18 Program peningkatan perall serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
1 11 xx 18 01 Kegiaton pembinaan organisasi perempuan
1 11 xx 18 02 Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender
1 11 xx 18 03 Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah langga dalam membar.gun keluarg< sejahtera.
1 11 xx 18 04 Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam meng210la usaha.
1 11 xx 18 05 Kegiatan pameran hasil karya perempuan dibidang pembangunan
1 11 xx 18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 11 xx 18 07 Dst....
1 11 xx 19 Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
1 11 xx 19 01 Workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan
1 11 xx 19 02 Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender
1 11 xx 19 03 Ost. .... ..........
1 1:! Keluarga dan Keluorga Sejahtera
1 12 xx 15 Program Kelua rga Serencana
1 12 xx 15 01 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin
1 12 xx 15 02 Pelayanan KIE
1 12 xx 15 03 Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu
1 12 xx 15 04 Promosi Pelayanan Khiba
1 12 xx 15 05 Pembinaan Keluarga Berencana
1 12 xx 15 06 Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling
1 12 xx 15 07 Ost ....... .......
1 12 xx 16 Program Kesehaun Reproduksi Remaja
1 12 xx 16 01 Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Re:maja (KRR)
1 12 xx 16 02 Memperkuat dukungan dall partisipasi masyarakat
1 12 xx 16 03 Ost.................
1 12 xx 17 Program pelayanan kontrasepsl
www.gi.co.id Global Intermedia
- 47 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 12
"
J7 01 Pelayanan konseling K8
1 12
"
17 02 Pelayanan pemasangan kontrasepsi K8
I 12
"
17 03 Pcngatlaan al3t kontrasepsi
I 12
"
17 0< PelaYi:lnan K8 medis operasi
I 12
"
17 OS 051.................
1 12
"
18 Program pemblnaan peran serta masyarakat dalam pelaya:lan KB/KR yang mandln
1 12 xx 18 01 pembentukan kelompok masyarakat peduli K8
1 12 xx 18 02 Cst................
I 12 xx 19 Program promosl kesehatan Ibu, bayl dan anak melalul kelompok kegiatan dimasyarakat
I 12 xx 19 01 kesehatan ibu, bay! dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat
1 12 xx 19 02 Dst. ...............
1 12
"
20 Vrogranl pengembangan pusat pelayanan infarmasl dan konseling KRR
1 12
"
20 01 Pendirian pusat infarmasi dan konseting KKR
1 12
"
20 02 fasilitasi forum pelayanan KKR bagl kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah
1 12
"
20 03 Ost.................
1 12
"
21 Program peningkatan penanggulangan narkoba, PHS termasuk thV/AIDS
1 12 xx 21
0'
Penyuluhan penanggulangan narkoba dan PMS di sekolah
I 12 xx 21 02 Ost.................
Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh I 12 xx 22
I 12 xx 22 01 Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
I 12 xx 22 02 051. ................
I 12
"
23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
I 12 xx 23 01 Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina di kecamatan
1 12 xx 2J 02 Ost.................
-
1 12 xx 2< Program pengembangan model operasional BK8-Posyandu-PADU
1 12
"
2< 01 Pengkajian penyembangan model operasional
1 12
"
2< 02 ................
1 13 Soslal
1 13 xx IS 01
Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kese ahteraan Sosial PMKS Lainnva
I 13 xx IS 02
Peningk<ltan Kem<.mpuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, KAT dan
PMK$ lainnva
I 13 xx IS 03 Pelatihan ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin
1 13 xx IS 0< Fasllitasl manajemE:n usaha bagi keluarga miskjn
1 13 xx IS OS Pengadaan saran) dan Pf'asarana pendukung usaha lJagi ketuarga miskin
1 13 xx IS 06 keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
1 13 xx IS 07 Ost.................
1 13 xx 16 Program Pelayanan dan Rehabllitasi Kesejahteraan Sosial
1 13 xx 16 01 Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia
1 13 xx 16 02 Pelayanan dan perlindungan Sosial, hukum bagi korban ekspl:>itasi, perdagangan perempuan dan anak
1 13 xx 16 03 Felak.sonaan KJE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan $aslal (PMKS)
1 13 xx 16 O'i
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak
nakal
1 13 xx 16 OS Pelayanan psikoso5ial bagi PMKS di traum3 centre termasuk bagi korban bencana
1 13 xx 16 06 Pembentukan pUSilt informasi penyandang cacat eran trauma center
www.gi.co.id Global Intermedia
4X
,
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
I
,
1 13 xx 16 07 Peningkatan kualitas pelavanan, sarana. dan pl"el5arelna rehabilitasi kesejahteraan sosiar bagi PMKS
,
1 13 xx 16 08 Penyusunan kebijakan pelayanan dan rehabditasl soslill bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
1 13 16 09
Koordinasi perumusan kebijakan dan Sinkromsasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan
j
IOC
I oenurunan kesen'anoan
1 13 xx 16 10 Penanganan masalahmasalah strategts yang menyangkut tanggap cepat darutat dan kejadlan IUClt biasa

I 13 IOC 16 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan


1 13 IOC 16 12 Osl ................
----j
I
1 13 xx 17 Program pembinaan aoak tertantar
i
1 13 xx 17 01 Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar
I
13 17 02 Pelatihan ketrampilan dan praktete. belaJar kefjel bag. aoak tenantar
i
1 IOC
I 13 xx 17 03 Penyusunan data dan analisis permasalahan l;nak terlantar
1 13 xx 17 04 Pengembangan bakat dan ketrampilan aoak terlantar
I 13 IOC 17 OS Peningkatan keterampilan tenag.1 pemblna,1n Cloak ter1antar
1 13 .. 17 06 Monitoring, evaluaSl dan pelaporan
1 13 xx 17 07 0St. ................
I 13 xx 18 Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
I 13 .. 18 01 Pendataan penyandang eaeat dan penyak1t kejlwaan
1 13 .. 18 02 Pembangunan sarana dan prasarana perawatan para penyandang eaeat dan taruma
1 13 xx 18 03 Pendidikan dan pelatihan bagi penyandallg ('"aeat dan eks trauma
1 13 .. 18 04 Pendayagunaan para penyandimg eaeat dan eks trauma
I 13 .. 18 OS Peningkatan keterampilan tenaga pelatlh dan pendidik
1 13 .. 18 06 Os, ........ .......
1 13 xx 19 Program pembinaan panti asuhan /panti jompo
1 13 xx 19 01 Pembangunan sarana dan prasarana panti asuhan/jompo
I 13 .. 19 02 Rehabilitasi sedang/berat bangunan panti asuhan/jompo
I
1 13 .. 19 03 Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan/jompo
I
1 13 xx 19 04 Pendidikan dan pelatihan bagi penghunl pantl asuhan/jompo
i
1 13 xx 19 OS Peningkatan keterampilan tenaga pelauh dan pendidlk
1 13 xx 19 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 13 xx 19 07 Dst.................
1 13 .. 20
Program pe.nbinaan eks peny<tndang penyakit sosial (eks nar.lpidana, PSK, dan penyakit
sosiallainnval
1 13 xx 20 01 Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi e\(s penyandang penyakit $OSlal
1 13 xx 20 02 Pembangunan pusat bimbmganlkonsehng bagi eks penyandang penyakit
1 13 xx 20 03 Pemantauan kemajuan perubahan Slkap mental eks penyandang penyalOt sosial
I 13 .. 20 04 Pemberdayaan eks p< nyant'lang penyaklt soslcll !
1 13 .. 20 OS Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 13 xx 20 06 05t......... .....
1 13 .. 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
I
1 13 xx 21 01 Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha
1 13 xx 21 02 Peningkatan jejaring kerjasama pelaku'pelaku usaha kesejahteraan $Osiai masyarakat
I 13 xx 21 03 Peningkatan kualitas SOM keSf'jahteraan sosial masyarakat
1 13 .. 21 04 Pengembangan model kelembagaan perllndungan $Osial
I 13 .. 21 OS Ost. .........
I
.
1
i
I 14 Tenaga Kerja
,
I
j
1 14 xx 15 Program Peningkatan Kualitas dan Prodult.tivitas Tenaga Kerja
1 14 .. IS 01 Penyusunan data base tenaga ke'1a dacrah.
1 14 xx IS 02 Pembangunan bala; latihan kerJa
,
- --
www.gi.co.id Global Intermedia
- 49 -
KOOE PROGRAM DAN KEGII\TAN
1 1<
"
15 03 Pengadaan peralatan pendidikan dan ketrampilan bag, pencari kerja
1
I'
"
15 04 Peningkatan tenaga kepelatihan dan instruktur BlK
1
I'
"
15 OS Pengadaan bahan dan materi pendklikan dan ketrampllan kerja
1 11
"
15 06 Pp.ndidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
1
I'
"
15 07 Perr.eliharaan rutin(berk"la sarana dan prasarana BLK
1
I'
"
15 08 Re:aaNlitasi sedang/berat safCtna dan prasarana BLK
1 I'
"
15 09 Monita."ing, evaluasi dan pelaporan
1
I'
"
IS 10 Dst .............
1
"
"
16 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1
"
"
16 01 Penyusunan intormasi bursa tenaga kerja
1
I'
xx 16 02 informasi bursa tenaga kerja
1
I'
"
16 03 Kerj.lsama pendldi".an dan petatihan
1
I'
xx 16
O'
Penyiapan tenaga kerja siap
1
I'
xx 16 OS Pengembangan kelembagaan proouktivitas dan pelatihan kewirausahaan
1
I'
xx 16 06 Pcmberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis
I I'
"
16 07 f'olonitoring, evaluasi dan petaporan
1
I'
xx 16 08 0s1 ................
1
I'
"
17 Program Perlindungan dan Pengembangan lembaga Ketenagakerjaan
1
I'
xx 17
0'
Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja
I 14 xx 17 02 Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselislhan hubungan industrial
1
I'
xx 17 03 Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlmdungan hubm dan jaminan sosial ketenagakerjaan
1 14 xx 17 04 Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
1 14 xx 17 OS Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
1 14 xx 17 06 Penyusunan kebijakan standansasi lembaga penyalur tenaga kerja
1 I'
xx 17 07 Pemantauan kinerja lembaga penyalur tenaga kerJa
1
I'
xx 17 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1
I'
xx 17 09 Dst..... ...........
1
"
xx 18 Program dst............
1 15 Koperasi dan Usaha Ke<:il Menengah
1 15 xx IS Program penciptaan iklim usaha Usaha Kedl Menengah yang konduksif
1 15 xx IS 01 kebijakan tentang Usaha Kedl Menengah
1 15 xx 15 02 Sosialisasi kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah
1 IS xx 15 03 Fasilitasi kemudahan formalisasi badan usaha Usaha Ke<:il Menengah
I IS xx IS 04 Pendirian unit penanganan peogaduan
I 15 xx 15 OS Pengk;tjian dampak regulasi/kebijakan nasional
I IS
"
IS 06 Perencanaan. koordinasi. dan pengembanan Usaha Ke(ll Menengah
1 IS xx IS 07 Pengembangan janngan infrastruktur Usaha Keel! Menengah
1 IS xx 15 08 Fasilitasi pengembangan Usaha Kedl Menengah
1 15 xx IS 09 Fasil:tasi perm3S2lahan proses produksi Usaha Kecil Menengah
I IS xx 15 10 Pembenan fasilitaSi pengamanan kawasan Usaha Keell Menengah
-
1 IS
"
15 11 Mon!todng, evaluasi dan pelaporan
1 IS
"
15 12 Ost. ........
1 IS xx 16 Program Ptmgembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1 15 xx 16 01 Fasilitasi inkubator teknolQ(}i dan bisnls
1 15 xx 16 02 Memfasiltasi peningkatan kemitraan investasi Usaha Keeil Menengah dengan perusahaan asing
1 IS XX 16 03 Memfasiltasi peninQkatan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kedl Menengah
1 IS xx 16
O'
Peningkatan kerjasama di bidang HAKI
www.gi.co.id Global Intermedia
- 50-
KODE PROGRAM DAN KEGJATAN
1 15 xx 16 05 Fasilitasi pengembangan sarana promosi has;! produksi
1 15 xx 16 06 Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
1 15 xx 16 07 Pelatihan manajemen pengelolaan KoperasijKUD
1 15 xx 16 08 Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kedl Menengah
1 15 xx 16 09
Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah industri dalam menjaga kOllestarian kawasan Usaha Mikro Kecil
Menen"ah .
1 15 xx 16 10 Monitoring, evaluasi dan pelalXlran
1 15 xx 16 11 Dst..... ...... ....
1 15 xx 17 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kedl Menengah
1 15 xx 17 01 Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan
1 15 xx 17 02 Pengembangan klaster bisnis
1 13 xx 17 03 Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Kedl Menengah dan koperasi
1 15 xx 17 O. Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kedl Menengah
1 15 xx 17 05 Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Keeil Menengah
1 15 xx 17 06 Pengembangan sarana pemasaran prOduk Usaha Mikro Keeil Menengah
1 15 xx 17 07 Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga
1 15 xx 17 08 Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, indusbi kedl dan ;ndust"J; menengah
1 15 xx 17 09 Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikrn Keeil Menengah
1 15 xx 17 10 Pengembangan kebijakan dan program peningkatan ekonomi lokal
1 15 xx 17 11 Monitoring, dan pelaporan
1 15 xx 17 12 Dst.....
1 15 xx
18
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
1 15 xx
18
01 Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan prQ9ram pembangunan koperasi
1 15 xx
18
02 Peningkatan sarana dan prasana pendidikan dan pelatihan perkoperasian
1 15 xx
18
03 Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian
1 15 xx
18
O. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian
1 15 xx
18
05 Pembinaan, pengawasan, dan penghargaan koperasi berprestasi
1 15 xx
18
06 Peningkata, dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasL
1 IS xx
18
07 Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi
1 15 xx
18
08 Rintisan penerapan teknologi sedemana/manajemen modern pada jenis usaha koperasi
1 15 xx
18
09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 IS xx
18
10 Dst .........
.
1 15 xx 19 Program dst............
1 16 Penanaman Modal Daerah
1 16 xx 15 Program Penlngkalan Promosi dan Kerjasama Investasl
1 16 xx 15 01 Penlngkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dan Usaha Keeil Menengah
1 16 xx 15 02 Pengembangan potensi unggulan daerah
1 16 xx 15 03 Fasilitasi dan koordinasi pereepatan pembangunan kawasan produksi daerilh tertinggal (P2KPlH)
1 16 xx 15 0\ Koordinasi .lOtar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/?MA
1 16 xx 15 05 Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanam....'1 modal
1 16 xx 15 06 Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunta usahil
1 16 xx 15 07 Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman MOdal Dilerah
1 16 xx 15 08 Peningkatan kegiat3n pemantaucln, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
1 16 xx 15 09 Peningkatkan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan Investasi
1 16 xx 15 10 Penyelenggaraan pameran investasi
1 16 xx 15 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 16 xx 15 12 Ost.. ......... ...
1 16 xx 16 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
www.gi.co.id Global Intermedia
- 51 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 16 >X 16 01 Penyusunan kebij.akan investasi bagi pembangunan fa..ilitas infrastruktur
1 16 >X 16 02 Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi
1 16 >X 16 03 Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) pengembangan penanaman modal
1 16 >X 16 04 Pengembangan System Informasi Penanaman Modal
'. 16 >X 16 05 Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah
1 16 >X 16 06 PenyederhaMan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman /llOIlal
--
I 16 >X 16 07 Kajian kebijakan penanalTlC!n modal
1 16 >X 16 OS Pemberian insentif investasl di wilayah tertin99al
1 16 >X 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 16 >X 16 10 Ost...
I 16 >X 17 rrogram penyiapan potensl sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
1 16 >X 17 01 Kajian patensi sumberdaya yang terkait dengan investasi
1 16 >X 17 02 Dst....... .........
1 17 Kebudayaan
1 17 xx 15 Program Pengemba.,gan Nilai Budaya
1 17 xx 15 01 ?elestarian dan aktualisasi adat budaya daerah
1 17 x- IS
0'
Penatagunaan naskah kuno nusantara
I 17 x- IS 03 PenY'Jsunan kebijakan tentang budaya Iokal daerah
I 17 xx 15 04 f'emantauan dan e\'aluasi pelaksanaan program pcngcmbangan nilai bUdaya
1 17 xx 15 05 Pemberian dukunytm, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya
1 17 xx 15 06 Dst........ ........
1 17 xx 16 Program Penge.olaan Kekayaan Budaya
I 17 xx 16 01 Fasilitasi partisipasi masyar:lkat dalam pengelolaan kekayaan budaya
1 17 x- 16 02 Pelestarian fisik dan kandun9an bahan pustaka termasuk naskah kuno
1 17 xx 16 03 Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
1 17 xx 16 04 Sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
1 17 xx 16 05 Pengelolaan dan pengembangan pele5tarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air
I 17 x- 16 06 Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
1 17 xx 16 07 Pengembangan nilai dan geografi sejarah
1 17 xx 16 08 Perekaman dan digitalisasi bahan pustaka
1 17 xx 16 09 kebijakan sejarah dan purbakala
I 17 x- 16
'0
Pengawasan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengelolaan kekayaan budaya
1 17 xx 16 11 PenduKungan pengelolaan museum dan taman budaya di daerah
1 17 xx 16 12 Pengelo1aan karya cetak dan karya rekam
I 17
"
16 13 Pengembangan dati:lbase sistem informasi sejarah purbakala
I 17 xx 16 14 Ost ................
1 17 xx 17 Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1 17 xx 17 01 Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
1 17 xx 17 02 Penyusunan sistem infor-nasi database bidang kebudayaan
I 17 xx 17 03 Ptnyelenggaraan dialog kebudayaan
1 17 xx 17 04 Fasilita si perkembangan ker<1gaman budaya daerah
1 17 xx 17 Fasilitasi penyelenggaraan.festival budaya daerah
1 17 xx 17 06 Seminar dalam rangka revitaHsasi dan reaktualisasi budaya lokal
1 17 xx 17 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan keanekaragaman budaya
1 17 xx 17 08 Ost................
1 17 xx 18 Pro')ram pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
I 17 >X 18 01 Fasilitasi pe:ngemban9an kerr itraan dengan LSM dan perusahaan swasta
www.gi.co.id Global Intermedia
- 52 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
I 17 xx 18 02 Fasilitasi pembentukan kemitraan usaha profesi antar daerah
I 17 xx 18 03 Membangun kemitraan pengelolaan antar daerah
I 17 xx 18 04 Monitoring, evaluasi dan
I 17 xx 18 OS Ost.........
,
.......
1 18 Pemuda dan Olah Raga
1 18 xx 15 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
I 18 xx 15 01 Pendataan potensi kepemudaan
I 18 xx 15 02 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda
I 18 xx 15 03 Penelitian dan pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan
I 18 xx 15 04 Pengembangan sistem infonnasi mana;emen kcpemudaan bert>asis EYOUTH
I 18 xx 15 05 Penlngkatan kelmanan dan ketaqwaan kepemudaan
I 18 xx 15 06 Penyusunan pedoman komunikasi, informasi, edukasi, dan advokasi tentang kepemimpinan pemuda
I 18 xx 15 07 Penyusunan rancangan pola kemitraan aotar pemuda dengan masyarakat
I 18 xx 15 08 Perluasan penyusunan rencana aksi daerah bidang kepemudaan
I 18 xx 15 09 Perumusan kewirausahaan bagi pemuda
I 18 xx 15 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 18 xx 15 n Ost.... ............
I
1 18 xx 16 Program peningkatan peran serta kepemudaan
I 18 xx 16 01 Pembinaan organisasi kepemudaan
--
I 18 xx 16 02 Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan
I 18 xx 16 03 Fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan
I 18 xx 16 04 Fasilitasi pekan temu wicara organisasi pemuda
I 18 xx 16 05 Penyuluhan pencegahan peng9unaan narkoba dikalangan generasi muda
I 18 xx 16 06 Lomba kreasi dan karya tutis i1miah dikalangan pemuda
I
I 18 xx 16 07 Pembinaan pemuda pelopor keamanan lingku('lgan
I 18 xx 16 08 Pameran prestasi hasil karya pemuda
I
I 18 xx 16 09 Monitorir,g, evaluasi dan pelaporan
I
I 18 xx 16 10 Ost.................
I I 18 xx 17 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
I 18 xx 17 01 Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda
I
I 18 xx 17 02 Pelatihan ketrampilan bagi pemuda
I 18 xx 17 03 Ost. ...............
I 18 xx 18 Progril'm upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
1 18 xx 18 01 Pemberian penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi pemuda
1 18 xx 18 02 Osl ................
I
I 18 xx 19 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga
I 18 xx 19 01 Peningkatan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan
I 18 xx 19 02 Pengembangan sistem sertilikasi dan standardisasi profesi
I 18 xx 19 03 Pengembangan perencanaan olah raga terpadu
1 18 xx 19 04 Pemantauan dan evatuasi pelaksanaan pengcmbangan olahraga
1 18 xx 19 05 Pembinaan manajemen organisasi olahraga
1 18 xx 19 06 Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan olahraga
I 18 xx 19 07 Penyusunan pola kemilraan pemerintah dan masyarakdl dalam pemban,unan dan pengemban9an industri Olahr09l
I 18 xx 19 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 18 xx 19 09 Cst.................
I
I 18 xx 20 Program Pemblnaa" dan Pemasyarakatan Olah Raga
www.gi.co.id Global Intermedia
- 53 -
KODE PROGIUM DAN KEGIATAN
1 18 xx 20 01 Pelal-.sal'klar. identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga
1 18 xx 20 02 Pelaksanaan identifikasi dan pengembangan olahraga unggulan daerah
1 18 xx 20 03 Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat
1 18 xx 20
0'
Pemllinaan cabang oli:lhraga prestasi di tingkat daerah
1 18 xx 20 OS Peningkatan kesegaran jasmani dan rekrE".<lsi
1 18 xx 20 06 Penyele:lggaraan kompetisi olahraga
1 18 xx 20 07 Pemassalan olah raga bagi petajar, mahasiswa, dan masyaraLat
1 18 xx 20 08 Pemberian penghargaan bagi iosan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi
1 18 xx 20 09 Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi oIahraga
1 18 xx 20 10 Pengembangan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat'
1 18 xx 20 11 Pengembangan olahraga rekreasi
1 18 xx 20 12 Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga
1 18 xx 20 13 Peningkatan jumlah dan kuatitas serta kcmpetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga
1 18
"
20 14 Pemblnaan olahraga yang berkembang.di masyarakat
1 18
"
20 IS Pt>llingkatan rnanajcmen organisasi olahraga tingkat perkumpulan dan tingkat dael ah
1 18 xx 20 IS Penlngkatan pcran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembin.Jan olah raga
1 18
"
20 16 Kerjasama peningkatan otahragawan berbakat dan berprestasi dengan tembaga/instansi lainnya
1 18
"
20 17 Dst ...............
1 18
"
21 rrogram Peningk3tan Sarana dan Prasarana Olah Raga
1 18
"
21 01
Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan
Drasarana olahraaa
1 18
"
21 02 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olah raga
1 18
"
21 03 Pemantauan dan e....aluasi pembangunan sarana dan prasarana olahraga
1 18 xx 21 04
1 18
"
21 OS PengelTlbangan dan pemanfaatan iptek dalam pengembangan sarana dan prasarana olagraga
1 18
"
21 06 Peningkatan peran dunia usaha dalam ptngembangan sarana prasarana olahraga
1 18
"
21 07 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olah raga
1 18
"
21 08 OsL... ..........
1 18
"
22 Program dst............
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Oalam Negeri
1 19
"
IS Program keamanan dan kenyamanan lingkungan
1 19
"
IS 01 Pcnviapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
1 19
"
15 02 Pembangunan pos jaga/ronda
1 19
"
IS 03 Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan
1 19
"
15 04 Pengendalian kebisingan, dan gangguan dari kegiatan masyarakat
1 19
"
IS OS Pengendalian keamanan lingkungan
1 19
"
IS 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 19 xx IS 07 Dst.. ....
1 19
"
IG Program pemeliharaan kantrantibmas dan penceg.. han tindak kriminal
; 19
"
16 01 Pengawasan pengendaHan dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja
1 19
"
16 02 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan l<;ejahatan
1 19
"
16 03 Kcrjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja dengan TNI/POlRl dan kejaksaan
1 19
"
16
0'
Pcningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa di daerah
1 19 xx 16 OS e....aluasi dan pelaporan
1 19 xx 16 06 Osl .................
1 19
"
17 Program pengembangan wawasan kebangsaan
1 19
"
1.7
01 Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama
1 19
"
17 Peningkatan rasa sclidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat
www.gi.co.id Global Intermedia
- 54 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 19
"
17 03 Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilainilai luhur budaya bangsa
1 19 xx 17 0< Osl.... ............
I 19
"
18 Program kemltraan pengembangan wawasan kebangsaaan
I 19
"
18 01
Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum keagamaan lainnya dalam upaya peningkatan wawasan
kebanasaaan
I 19
"
18 02 Seminar, talk show, diskusi peningkatan wawasan kebangsaaan
1 19
"
18 03 Pentas seni dan budaya, festival, lomba cipta dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaaan
I 19 xx 18 0< Osl........... .....
I 19 xx 19 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga keterUban dan keamanan
I 19 xx 19 01 Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat
I 19 xx 19 02 Ost...............
I 19 xx 20 Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
I 19
"
20 01 Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan narkoba
I 19 xx 20 02 Penyuluhan pencegahan ber1<embangnya praktek prostitusi
I 19 xx 20 03 Penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu
1 19 xx 20 O. Penyuluhan pencegahan dan pcnertiban "ksi premanis'Tle
I 19 xx 20 05 Penyuluhan pencegahan dan penertiban tindak penyelundupan
I 19 xx 20 06 Penyuluhan pencegahan praktek perjudian
I 19 xx 20 07 Penyuluhan pencegahan eksploitasi anak bawah umur
I 19 xx 20 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 19 xx 20 09 OsLo ..... ......
I 19
"
21 Program pendidikan politik masyarakat
I 19 xx 21 01 Penyuluhan '<epada masyarakat
I 19 xx 21 02 Fasilitasl penyetesaian partai polltik
1 19 xx 21 03 Koordinasi forum-forum paUtik
I 19 xx 21 04 Penyusunan data base partal potitik
I 19 xx 21 05 Monitoring, evatuasi dan pelaporan
I 19 xx 21 06 Ost ................
I
I 19 xx 22 Program pencegahan dinl dan penanggulangan korban bencana alam
I 19 xx 22 01 Pemant:auan dan penyebartuasan lnformasi potensi bencana alam
I 19 xx 22 02 Pengadaan tempat penampLl.gan sementara dan evakuasi penduduk dari an:aman/korban bencana alam
I 19 xx 22 03 Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban benc.ana alam
I 19 xx 22 04 Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementa,a
I 19 xx 22 05 Cst...... ..........
1 20 Pemerintahan Umum
I 20 xx IS Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
1 20 xx 15 01 Pembahasan rancangan peraturan daerah
I 20 xx 15 02 Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakatjtokoh agama
I 20 xx IS 03 Rapat-rapat alat kelengkapan dewan
I 20
"
IS 04 paripuma
I 20 xx 15 05 Kegiatan R\3es
1 20 xx 15 06 Kunjungan kerja pimplnan dan anggota OPRO dalam daerah
I 20 xx IS 07 Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRO
I 20 xx IS 08 Sosialisasi peraturan perundang-undangan
1 20 xx 15 09 Os!.................
1 20 xx 16 Program peningkatan pelayanan kepala daerah/wakil kepala
www.gi.co.id Global Intermedia
- 55 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 20 xx 16 01 Dialog/audiensi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan/anggota organisasi sosial dan kemasyarakatan.
1 20 xx 16 02 Penerimaan kunjungan kerja pejabat negarajdepartemen/lembaga pemerintah non departemen/luar negeri
1 20 xx 16 03 Rapat koordinasi unsur MUSPJDA
1 20 xx 16 04 Rapat koordinasi pejabat pemerintahan daerah
1 20 xx 16 05 Kunjungan kerjajinspeksi kepala daerah Iwakil kepala daerah
1 20 xx 16 06 Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya
1 20 xx 16 07 Osl.................
1 20 xx 17 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
1 20 xx 17 01 Penyusunan anali$."\ standar be/ania
1 20 xx 17 02 Penyusunan standar satuan harga
1 20 xx 17 03 'Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
1 20 xx 17 04 Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah
1 20 xx 17 05 Penyusunan rancangiln peraturan daerah lentang pajak daerah dan retribusi
1 20 xx 17 06 Penyusunan rancaogan peraturan daerah tentang APBD
1 20 xx 12 07 Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang PenJabaran APSD
1 20
,.
17 08 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APSD
1 20 xx 17 09 Pcnyusunan rancongan peraturan KDH tentang Penjabaran Perubahan APSD
1 20 xx 17 10 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APSD.
1 20 xx 17 11 Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban petaksanaan APSD,
1 20 xx 17 12 Penyusunan sistem informasi keuangan daerah
f--
1 20 xx 12 13 Penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
1 20 xx 17 14 Sosialisasi paket tentang pengelolaan keuangan daerah
1 20 xx 17 15 Bimbingan teknis implenentasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah
1 20 xx 17 16 Penlngkatan manajeme1 aset/barang daerah
1 20 xx 17 17 Peningkatan manajemen in....estasi daerah
1 20 xx 17 18 aset/barang daerah
1 20 xx 17 19 Intensifikasl dan sumber-sumber pendapatan daerah
1 20 xx 17 20 Oso... ............
1 20 xx 18 Program pembinaan dan fasilitasl pengelolaan keuangan kiitbupaten/kota
1 20 xx 18 01 Evaluasl rancangan peraturan daerah tentang APSD kabupaten/kota
1 20 xx 18 02 E....aluasi rancangan peraturJ!' KDH tentang Penjabaran APSD kabupaten!kota
1 20 xx 1C 03 E....aluasl rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten!kota
J 20 xx 18 04 PenV'ls,JRan standar eva!uasi rancangan peraturan daerah tentang APSD kabupaten!kota
1 20 xx 18 05 Asislensl penyusunan rancangan regulasi pengelolaan keLJangan daerah kabupaten/kota
1 20 xx 18 06 OSL. ..............
1 20 xx 19 Program pembinaan dan rasilitasJ pengelolaan keuangan desa
1 20 xx 19 01 Evaluasl rancangan PP.raturan desa tentang APS Desa
1 20 xx 19 02 Evaluasi rancangan peraturan desa tentang pendapatan desa
1 20 xx 19 03 Penyusunan pedoman pengelolaan keuangan desa
1 20 xx 19 04 Ost...............
1 20 xx 20 Program peningkatan slstem pengawasan internal dan pengendallan pelaksanaan kebljakan KDH
1 20 xx 20 01 Pelak$anaan pengawasan internal secara berkata
1 20 xx 20 02 Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah
1 20 xx 20 03 Pengendatian manajemen peliksanaan kebijakan KDH
1 20 xx 20 04 Penanganan kasus pada wilayah pemerintahan dibawahnya
1 20 xx 20 05 Irwentarisasi temuan pengawasan
1 20 xx 20 06 TIndak lanjut hasH temuan pengawasan
1 20 xx 20 07 Kfiordinasi pengawasan yang lebih komprehensif
1 20 xx 20 08 E....aluasi berkala tcmuan hasil
www.gi.co.id Global Intermedia
- 56 -
KODE PROGRAM DAN
1 20 xx 20 09 Dst. ................
I
--
I 20 xx 21 Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
1 20 Xx 21 01 Pelatihan pengembang-." tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
1 20 xx 21 02 Pelatihan teknis pengawasan dan penilaian akuntabilitas kinerja
1 20 xx '21 03 Dst. ................
1 20 xx 22 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
1 20 xx 22 01 Penyusunan naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
1 20 xx 22 02 Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
1 20 xx 22 03 Dst.................
1 20 xx 23 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
1 20 xx 23 01 Penyusunan sistem inrormasi terhadap layanan publik
1 20 xx 23 02 Dst................
1 20 xx 24 Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
1 20 xx 24 01 Pembentukan unit khusus penanganan pengaduan masyarakat
1 20 xx 24 02 Dst.................
1 20 xx 25 Program "eningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
1 20 xx 25 01 Fasititasi/pembentukan kerjasama aMtar daerah dalam penyediaan pelayanall pubtik
1 20 xx 25 02 Fasilitasi/pembentukan perkuatan kerjasama antar daerah pada bidang ekonomi
1 20 xx 25 03 Fasilitasi/pembentukan kerjasama antar daerah di bidang hukum
1 20 xx 25 04 Fasilitasi/pembentukan kerjasama antar daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana publik
1 20 xx 25 05 Dst................ _
1 20 xx 26 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
1 20 xx 26 01 Koordinasi kerjasama permasalahan peraturan perundang-undangan
1 20 xx 26 02 Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan
1 20 xx 26 03 Legislasi rancangan peraruran perunclang-undangan
-
1 20 xx 26 04 Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan
1 20 xx 26 05 Publikasi peraturan perundang-undangan
1 20 xx 26 06
Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan yang bar!), lebih tinggi dan
keserasian anta" oeraturan oerundanu-undanoan daerah
1 20 xx 26 07 Ost. .... ,...... ....
1 20 xx 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru
1 20 xx 27 01 Fasilitasi penyiapan data dan informasi pendukung proses pemekaran daerah
1 20 xx 27 01 Fasilitasi percepatan penyerahan P3D dan daerah induk ke daerah pemekaran
1 20 xx 27 03 FasHitasi percepatan penyelesaian tapal batas wilayah administrasi antar daerah
1 20 xx 27 04 Fasilitasi pemantapan SOTK pemerintah daerah otonom baru
1 20 xx 27 05 Dst.................
1 20 xx 28 Program dst............
1 21 Kepegawaian
1 21 xx 15 Program Pendidikan Kedinasan
1 21 xx 15 01 Pendldikan dan pelatihan teknis
1 21 xx 15 02 Pendidikan penjenjangan struktural
1 21 xx 15 03 Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan
1 21 xx 15 04 Pembuatan buku juknis/jukJak
1 21 xx 15 05 Pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 57 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 21 xx IS 06 Peningkatan keterampilan dan profesionalisme
1 21 xx IS 07 Cst.................
I 21 xx 16 Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
1 21 xx 16 01 dan pelatihan prajabatan bagi calon PNS Daerah
1 21 xx 16 02 Pendidikan dan pelatihan struktural bag; PNS Daerah
1 21 xx 16 03 Pendidilt.an dan teknis tugas dan fungsi bagi PN$ Oaerah
1 21 xx 16 04 Pendidik3n dan pe!atihan fungsional bagi PNS Daerah
1 21 xx 16 OS Dst.......... ......
1 21 xx 17 Program pembinaan dan pengembangan aparatur
1 21 xx 17 01 Penyusunan rencana pembinaan karir PNS
1 21 xx 17 02 Selcksi penerimaan calon PN5
1 21 xx 17 03 Penempatan PNS
1 21 xx 17 04 Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PN$
1 21 xx 17 OS Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepagawaian daerah
1 21 xx 17 06 Penyusunan instrumen analisis jabatan PN5
1 21 xx 17 07 Seleksi dan penetapan PNS untuk tugas belajar
1 21 xx 17 08 Pemberian pengha'"9aan bagi PN$ yang berprestaSl
1 21 xx 17 09 Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS
1 21 xx 17 10 Kajian sistem dan kualitas materi diktat PNS
I 21 xx 17 11 Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas
! 21 xx 17 12 Pemberfan bantuan penyelenggaran penerimaan Praja IPDN
1 21 xx 17 13 Penyelenggaraan diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan
1 21 xx 17
1
14
Pengembangan d!klat (Analisis Kebutuhan Oikiat, Penyusunan Silabi, Penyusunan Modul, Penyusukan Pedoman
Oiktat)
1 21 xx 17 15 '-1onitorlng, evaluasi dan pelaporan
1 21 xx 17 16 Koorclir.asi penye!enggaraan diklat
1 21 xx 17 17 Osl ...............
I 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 xx IS Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
1 22 xx IS 01 Pemberdayaan ler'lbaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan
1 22 xx 15 02 Fenyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat
1 22 xx 15 03 Penyelenggaraan Oiseminasi Informasi bagl Masyarakat Desa
1 22 xx 15 04 Osl ....... ........
1 22 xx 16 Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
1 22 xx 16 01 Pelatihan ketrampilan usaha budidaya tanaman
1 22 xx 16 02 Pelatihan ketrampilan manajemen badan usaha milik desa
I 22 >X 16 03 Pelatihan ketrampilan usah I indusbi kerajinan
1 22 xx 15 04 Pelatihan ketrampllan usaha pertanian dan petemakan
1 21 xx 16 05 Fasilitasi permoclalan bagi usaha mikro kedl dan menengah di perdesaan
1 22 xx 16 06 Fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan
1 22 xx 16 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 22 xx 16 08 Osl.................
1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasl masyarakat dalam membangun desa
1 22 xx 17 01 Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan ciesa
I 22 xx 17 02 Pelaksanaan musyawarah pembangunan desa
1 22 xx 17 03 Pemberian stimulan pembangunan desa
1 22 xx 17 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
I 22 xx 17 OS Osl.................
www.gi.co.id Global Intermedia
- 58 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 22 xx 18 Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
1 22 xx 18 01 Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pembangunan kawasan perdesaan
1 22 Xx 18 02 Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pengelolaan keuangan desa
1 22 Xx 18 03 Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang manajemen pemerintahan desa
1 22 Xx 18 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 22 Xx 18 OS Ost................
1 22 xx 19 Prograln peningkatan peran perempuan di perdesaan
1 22 xx 19 01 Pelatihan di perdesaan dalam bidang usaha ekonomi produktif
1 22 xx 19 02 Dst. ................
1 22 xx 19 Program dst............
1 23 Statistlk
1 23 xx 15 Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
1 23 xx 15 01 Penyusunan dan pengumpulan c.ata dan statistik daerah
1 23 xx 15 02 Pengolahan, updating dan analisis data dan statistik daerah
1 23 xx 15 03 Penyusunan dan pengumpulan data PORB
1 23 xx 15 04 updating dan analisis data PDRB
1 23 xx 15 OS Dsl.... ... ........
1 24 Kearsipan
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem Il1dministrasi kearsipan
1 24 xx 15 01 Pembangunan data base informasi kearsipan
1 24 xx 15 02 Pengumpulan data
1 24 xx 15 03 Pengkbsifikasian data
1 24 xx 15 04 Penyusunan sistem katalog data
1 24 xx 15 OS Pengadaan sarana penyimpanan
1 24 xx 15 06 Kaiian sistem administrasi kearsipan
1 24 xx 15 07 Pemeliharaan peralatan jaringan informasi kearsipan
1 24 xx 15 08 Dst. ................
1 24 xx 16 Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip dael ah
1 24 xx 16 01 Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip
1 24 xx 16 02 Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah
1 24 xx 16 03 Penduplikatan dokumenfarsip daerah dalam bentuk informatika
1 24 xx 16 04 Pembangunan sistem keamanan penyimpanan data
1 24 xx 16 OS Ost. ................
1 24 xx 17 Program pemeliharaan rutln/berkala sarana dan prasarana kearslpan
1 24 xx 17 01 Pemeliharaan rutin/berkala sarana pengolahan dan penyimpanan arsip
1 24 xx 17 02 Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah
1 24 xx 17 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kondisi situasi data
1 24 xx 17 04 Ost... .............
1 24 xx 18 Program peningkatan kualitas pelayanan Infonnasi
1 24 xx 18 01 Penyusunan dan penerbitan naskah sumber arsip
1 24 xx 18 02 Penyediaan sarana layanan informasi arsip
1 24 xx 18 03 Sosialisasl/penyuluhan ke;usipan dilingkungan instansi pemerintah/swasta
1 24 xx 18 04 Dst. ................
www.gi.co.id Global Intermedia
- 59 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 xx 15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
I 25 xx IS 01 Fasllitasi penyempumaan peraturan perundangan penyiaran dan KMIP
f--
I 25 xx 15 01 Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi
1 25 xx 15 02 Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunlkasi dan informasi
I 25 x, IS 03 PeneHtian dan pengemllangan i1mu pengetahuan dan teknologi
I 25 xx 15 O. Pengadaan alat 5udio dan komunikasi
I 25 xx IS 05 Pengkajian dan pengembangan slstem informasi
1 25 xx IS 06 ?erencanaan dan pengembangan kebijakan komunikaSI dan informasi
1 25 xx IS 07 OSL.. ...........
I 25 xx 16 Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
1 25 xx 16 01 Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
1 25 xx 16 02 Ost. ................
I
1 25 xx 17 Program fasilitasi Penlngkatan SOM bidang komunikasl dan inform3si
1 25 xx 17 01 Pela-ih.ln SCM dalam bidang komunikasi dan informasi
1 25 xx 17 02 Ost..........
I 25 xx 16 Program kerjasama Informasl dengan mas media
I 25 xx IS 01 Penyebarluasan informasi pembangunan daerah
1 25 xx 16 02 Penyebarluasan inform3si penyelenggaraan pemerintahCln daerah
1 25 xx 16 03 Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat
I 25 xx 16 O. OsL....... ......
I 25 xx 19 Program dst.............
2 Urusan Pilihan
2 01 Pertanian
2 01 xx IS Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2 01 xx IS 01 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2 01 xx 15 02 Penyuluhan dan pcndampingan r>etani dan pelaku agribisnis
2 01 xx IS 03 Pcningkatan kemampuan lembaga
2 01 xx IS O. sistem insentif dan disinsentif bagi petani/kelompok tani
2 01 xx 15 05 Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur
2 01 xx IS 06 Os!... ..............
2 01 xx 16 Program PeningkaUin Ketahanan Pangan (pertanlan/perkebunan)
2 01 xx 16 01 daerah rawan pangan
2 01 xx 16 02 Penyusunan data base potensi produksi pangan
2 01
"
16 03 Analisis dan penyusunan poIa konsumsi dan suplai pangan
2 01 xx 16 O. Analisis rasio jumlah penduduk terhada!l jumlah kebutuhan pangan
2 01 xx 16 05 lopenn berkala kondisi ketahanan pangan daerah
2 01 xx 16 06 Kajian rantai pasokan dan pemasaran pangan
2 01 xx 16 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan
2 01 xx 16 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
2 01 xx 16 09 Pemailfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
2 01 xx 16 10 ?emantauan dan analisis akses pangan masyarakat
2 01 xx 16 11 Pemantauan dan analisis harga pangan pokok
2 01 xx 16 12 Penanganan pasca panen dan pengolahan ha:;i1 pertanian
www.gi.co.id Global Intermedia
- 60 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 01 xx 16 13 Pengembangan cadangan pangan daerah
2 01 xx 16 14 Pengembangan desa mandiri pangan
2 01 xx 16 15 Pengembangan intensitikasi tanaman padi, palawija
2 01 xx 16 16 Pengemt-angan diversifikasi tanaman
2 01 xx 16 17 Pengembangan pertanian pada lahan kering
2 01 xx 16 18 Pengembangan lumbung pangan desa
2 01 xx 16 19 Pengembangan model distribusi pangan yang efisien
2 01 xx 16 20 Pengembangan perbenihan/perbibitan
2 01 xx 16 21 Pengembangan sistem informasi pasar
2 01 xx 16 22 Peningkatan mutu dan keamanan pangan
2 01 xx 16 23 Koordinasi kebijakan perberasan
2 01 xx 16 24 Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan
2 01 xx 16 25 Penelitian dan pengembangan sum':>erdaya pertanian
2 01 xx 16 26 Penelitian dan pengembangan teknologi bioteknologi
2 01 xx 16 27 Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya
2 01 xx 16 28 Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen
2 01 xx 16 29 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian
2 01 xx 16 30 Penyuluhar, sJmber pangan atternatif
2 01 xx 16 31 Monitoring, evatuasi dun pelaporan
2 01 xx 16 32 Dst.. ........
2 01 xx 17 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx 17 01 Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx .\7 02 Fasilitasi Kerjasama regional/nasional!internas;onal penyediaan hasil produksi pertanian/perkeblJnan komplementer.
2 01 xx 17 03 Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan
2 01 xx 17 04 Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx 17 05 Pemelihuaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan
2 01 xx 17 06 Pemeliharaan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasH produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx 17 07 Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah.
2 01 xx 17 08 Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari tengkulak dan sistem iion
2 01 xx 17 09 Pembangunan pusat'pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkeb'Jnan masyarakat yang ilkan dipasarkan
2 01 xx 17 10 Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat
2 01 xx 17 II Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat
2 01 xx 17 12 Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akar. dipasarkan
2 01 xx 17 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 01 xx 17 14 Dst.................
2 01 xx 18 Program peningkatan penerapan teknol09i pertanian/perkebunan
2 01 xx 18 01 Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
2 01 xx 18 02 Pengadaan sarana dan prasarana tekpologi pertanian/perkebunan tepat guna
2 01 xx 18 03 Pemelihartlan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
2 01 xx 18 04 Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanianherkebunan tepat guna
2 01 xx 18 05 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
2 01 xx 18 06 Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam
2 01 xx 18 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 01 xx 18 08 Oslo ...............
I
2 01 xx 19 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx 19 01 Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan
2 01 xx 19 02 Penyediaan sarana p r o u k ~ pertanian/perkebunan
2 01 xx 19 03 Pengembangan bibit unggul pe:tanian/perkebunan
2 01 xx 19 04 5ertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan
2 01 xx 19 05 Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian
I
www.gi.co.id Global Intermedia
- 61 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 01 xx 19 06 Monitoring, evatuasi dan peiaporan
2 01
"
19 07 Dst... ............
2 01 xx 20 Program pemben:layailn penyuluh pertanian/per1r;ebunan lapangan
2 01
"
20 01 Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/per1(ebunan
2 01
"
20 02 Per:ingkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/peti;ebunan
2 Q1
"
20 03 PEnyuluhan d.?:n pendampingan bagi pertanian/per1c.ebunan
2 01
"
20 04 Ost.................
2 01
"
21 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit temak
2 01
"
21 01 Pendataan nlasalah petemakan
2 01
"
21 02 Pemeliharaan kcsehatan dan pencegahan penyakit menular temak
.-
2 01
"
21 03 Pemusnahan temak yang terjangkit penyakit endemik
2 01
"
21 04 Pengawasan temak antar daerah
2 01
"
21 OS Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 01
"
21 06 CSt. ................
2 01
"
22 Prugram penillgkatan produksl hasll petemakan
2 01
"
22 Cl Pembangunan sarana dim prasarana pembibitan temak
,
01
"
22 02 Pembibitan dan perawatan temak
2 01
"
22 03 Pendistribusi,tn bibit ternak kepada masy:,rakat
2 01
"
22
O'
Penyul:Jhan pengl::loraan bibit ternak yang didistribuSlkan kepada masyarakat
2 01
"
22 OS Penelitian dan pellgolahan gizi dan pakan ternak
2 01
"
22 06 Pembelian dan pendistriblJsian vaksin dan pakan ternak
2 01
"
22 07 Penyuluhan kuaJitas gizi dan pakan temak
2 01
"
22 08 Pengembangan <lgribisnis pertenakan
2 01
"
22 09 MonitOf'ing, evaluasi dan pelapOl'an
2 01
"
22 10 OsL......... .....
2 01
"
23 Program peningk.1tan pemasaran hasil produksi petemakan
2 01
"
23 01 f'enelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi petemakan
2 01
"
23 02 Fasilitasi KerjaSdma regionaVnasional/intemasional penyediaan hasil produksi petemakan komplementer.
r-!-
01
"
23 03 Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil petemakan
2 01
"
23 04 Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi alaS hasil procluksl petemakan
2 01
"
23 03 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil petemakan
,
01
"
23 O. Pemeliharaan n.:tiil/oerkala pusat'pusat etalase,fekseblsi/promosi .Jtas hasil produksi petemakan
2 01
"
23 OS Promosi atas hasil prO'1uksi petemakan U09gulan daerah.
2 01
"
23 06 PenylAuhan produksi petemakan
2 01
"
23 07 Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi haSlI petemakan masyarakat
2 01
"
23 08 Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksl petemakan masyarakat
2 01
"
23 09 Penyuluhan distribusi atas hasil produksi peternaka nmasyarakat
2 01 xx 23 10 r etwufuhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi petemakan yang akan dipasatkan
2 01
"
23 11 Monitoring, evaluaSl dan pelaporan
2 01
"
23 12 Ost. ................
,
01
"
24 Program peningkatan penerapan teknologi petemakan
2 01
"
2'
01 Pcnelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna
2 01
"
02 Perg<.daan sarana dan prasarana teknclogi petemakan tepat guna
2 01
"
2'
03 Pe Tleliharaan rutin/ber1<.ala sarana dan prasarana teknologi petemakan tepat guna
2 01
"
2. 04 Kegiatan penyuluhan penerdpan teknologi peternakan tepat guna
2 01
"
2< OS Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi petemakall tepat guna
2 01
"
2'
06 Monitoring, evaluasi dan pelapOl'an
www.gi.co.id Global Intermedia
- 62-
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 01 xx
2'
07 Osl.................
2 01 xx 25 Program dst............
2 02 Ke;hutanan
2 02 xx 15 Program Pemanfaatan Potensl Sumber Cava Hula"
2 02 xx 15 01 Pembentukan kesatuan pengelolaan hub" produksi
j 2 02 xx IS 02 Pengembangan hutan tanaman
2 02 xx IS 03 Pengembangan hasil hotan non-kayu
-
2 02 xx IS
O'
Perencanaan dan pengembangan hutan kemasyarakatan
2 02 xx IS OS Optimalisasi PNBP
2 02 xx 15 06 Pengelolaan dan peman(aatan hutan
2 02 xx IS 07 Pengemb.lOgan industri dan pemasaran hasil hulan
2 02 xx IS 08 Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hota"
2 02 xx 15 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 02 xx 15 10 Osl................
2 02 xx 16 Program rehabilitasi hub" dan laha"
2 02 xx 16 01 Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hulan
2 02 xx 16 02 Pembuatan bibitJbenih tanaman kehutanan
2 02 xx 16 03 Penanaman vohon pada kawascln hutan industri dan hulan wisata
2 02 xx 16
O'
Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata
2 02 xx 16 OS Pembinaan, pengendaUan dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan
2 02 xx 16 06 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan
I
2 02 xx 16 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 02 xx 16 08 OsL...... .......
2 02 xx 17 Periindunoan dan konservul sumber daya hutan
2 02 xx 17 01 Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan clan lahan
2 02 xx 17 02 SOsialisasi pencegahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan
2 02 xx 17 03 Bimbingan teknis pengendalian kebakaran hutan dan Iahan
2 02 xx 17 04 Penanggulangan kebakaran hutan clan lahan
2 02 xx 17 OS Penyuluhan kesaclaran masyarakat mengenai c1ampak perusakan hulan
2 02 xx 17 06 Osl.................
,
2 02 xx 18 Program pemanfaatan kawasan hutan industri
2 02 xx 18 01 Pertanian tanaman palawija, padi gogorancah
2 02 xx 18 02 Ost ................
2 02 xx 19 Program pemblnaan dan penertiban industri hasil hutan
2 02 xx 19 01 Penyusunan peraturan daerah mengenai pengek>laan industri hasil hutar.
2 02 xx 19 02 Sosialisc si peraturan daerah mengenai pengetolaan industri hasil hutan
2 02 xx 19 03 Pengawasan dan penertiban pelaksana"n peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
2 02 xx 19
O'
Per1uasan akses layanan informasi pemasaran hasil hutan
2 02 xx 19 OS Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 02 xx 19 06 Osl... ..............
2 02 xx 20 Program perencanaan dan pengembangan hubo
2 02 xx 20 01 Pengembangan hutan masyarakat adat
2 02 xx 20 02 Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat
1
2 02 xx 20 03 Dst... .............
!
www.gi.co.id Global Intermedia
- 63 -
KoeE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 02 xx 21 Program dst............
1 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
2 03 xx 15 Program pembinaan dan pengt1lwasan bidang pertambangan
2 03 xx 15 01 Penyusunan regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian C
2 03 xx 15 02 Sosialisasi regulasi meogenai kegiatan penambangan bahan galian C
2 03 xx 15 03 Monitoring dan pengendatian kegiatan penambangan bahan galian C
2 03 xx 15 04 Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi dibidang p<!rtambangan
2 03 xx 15 05 Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penambangan galian C
1 03 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 03 xx 15 07 Dst o'
2 03 xx 16 Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak llngkungan
2 03 xx 16 01 Pengawasan penertiban kegiatm pertambangan rakyat
1 03 xx 16 01 Monitoring, evaluasi dan peJaporan dampak kerusakan linykungan akibat kegiatan pertarnbangan rakyat
2 03 xx 16 03 Penyebar"an Peta Oaerah Rawan Bencana A1am GeoIogi
2 03 xx 16 04 Dst................
2 03 xx 17 Program dan pengembangan bidang ketenagalistrlkan
2 03 xx 17 01 Koordinasi pengembangan ketenaga
2 03 xx 17 02 ...... ........
1 03 xx 18 Program dst............
1 04 Partwi...ata
2 0< xx Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2 04 xx 15 01 Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata
2 04 xx 15 02 Peningkatan pemanfaatan teknologi infoonasi dalam pemasaran pariwisata
1 04 xx 15 03 Pengembangan jaringan kerja sama prornosi pariwisata
2 04 xx 15 04 KoordiMSi dengansektor pendukung pariwisata
2 04 xx 15 05 Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
2 04 x- l' 06 !"emantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata
1 04 xx 15 07 Pengembangan $t.atistik Kepariwisataan
2 04 xx 15 08 Pelatihan pemandu wisata terpadu
2 G4 xx 15 09 Os! ................
2 04 xx 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
2
0'
xx 16 OJ Pengcmbangan obJek pariwisata unggulan
2 04 xx 16 02 Peningkatan dan perasarana pariwisata
2 04 xx 16 03 Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
2 04 xx 16 04 Pelaksanaan koordiNsi pembangunan objek pariwlSiIta dengan lembaga/dunia usaha
2 04 xx 16 05 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinJsi pemasaran pariwisata
2 04 xx 16 06 Pengembangan daer;;h tujuan wisata
2 04 xx 16 07 sosialisasi, dan peoerapan serta pengawasan standardisasi
2 04 xx 16 OB Ost. ................
2 04 xx 17 Program Pengembangan Kemitraan
1 04 xx 17 01 Pengembangan dan penguatan informasi dan database
1 04 xx 17 02 Pengembangan dan penguatan litbang, kebudayaan dan pariwisata
2 04 x- 17 03 Pengembar\9an 501'" dj bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya
1 04 xx 17 04 Fasilitasi forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya
1 04 xx 17 05 Pelaksanaan koordina.$i pembangunan kemitraan pariwisata
www.gi.co.id Global Intermedia
- 64 .
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 0'1
"
17 06 Pemantaua.ll1an evaluasi pelaksarldan program peningkatan kemitraan
2 0'1
"
17 07 Pengembangan sumblr daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
2 0'1
"
17 08 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemltraan PJriwisata
2 0'1
"
17 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 0'1
"
17 10 Cst ................
2 0'1 xx 18 Program dst. ...........
2 OS Kelautan dan Perikanan
2 05
"
15 Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
2 05
"
15 01 Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir
2 05
"
15 02 Osl.................
2 05
"
16 Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian 5umberdaya kelautan
2 05
"
16 01 Pembentukan kelompok masyarakat 5wakarsa pengamanan sumberdaya kelautan
2 05
"
16 02 Osl............. ...
2 05
"
17 Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
--
2 05
"
17 01 Penyuluhan hukum dalam pencJayagunaan sumberdaya laut
2 05
"
17 02 Dsl...... ..........
2 05
"
18 Program peningkatan mitigasi beneana alam laut dan prakiraan ikiim laut
2 05
"
18 01 Kajian mitigasi beneana alam laut dan prakiraan iklim laut
2 05
"
18 J2 Os, ........ ......
I
2 05
"
19 Program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepadOl masyarakat
2 05
"
19 01 Penyuluhan budaya kelautan
2 OS
"
19 02 Osl ................
2 OS
"
20 Program pengemhangan budid"ya perikanan
2 05
"
20 01 Pengembangan bibit ikan u ~ u l
2 05
"
20 02 Pendampingan pada kelompok tan; pembudidaya ikan
2 05
"
20 03 Pembinaan dan pengembargan perikanan
2 05
"
20 0'1 Cst................
2 05
"
21 Program pengembangan perikanan tangkap
2 05
"
21 01 Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap
2 05
"
21 02 Pembangunan tempat pelelangan ikan
2 05
"
21 03 Pemeliharaan rutin/berkala tempat pelelangan ikan
--
2 OS
"
21 0'1 Rehabilitasi sedang/berat t m p ~ t peleangan ikan
2 OS
"
21 05 Pengembangan lembaga usaha r,.erdagangan perikanan tangkap
2 05
"
21 06 Cst................
I
2 OS
"
22 Program pengembangan slstem penyuluhan perikanan
I
2 05
"
22 01 Kajian slstem penyuluhan perikanan
I
2 05
"
22 02 Cst .. ............. I
I 2 OS
"
23 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksl petikanan
2 05
"
23 01 Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran procluksi perikanan
2 05
"
23 02 O5t. ................
2 05
"
24 Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
2 05
"
24 01 Kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
www.gi.co.id Global Intermedia
- 65 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 OS
,.
2. 02 Osl ................
I
-
2 OS
,.
25 Program dst............
2 06 Perdagangan
2 06
,.
15 Program Pet1indllnSjiln Konsumen dan Pengamanan perdagangan
2 06 xx 15 01 Koordinasi peningkatan hubungan kerja dengan lembaga perlindungan konsumen
2 06
,.
15 02 Fasilitasi penyelesaian permasalahan--permasalahan perl9aduan kons'Jmen
2 06
,.
15 03 Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa
2 06
,.
15 04 Operasicnalisasi dan pengembangan UPT kemeuologian daerah
2 06
,.
15 05 Osl ................
2 06
,.
16 P,"ogram Peningkatan Kerjasama Perdagangan Intemaslonal
2 06
,.
16 01 Penyiap<ln data base kuota setiap jenis barang dan jasa
2 06
,.
16 02 Penyebarluasan informasi data base kuota setiap jenis barang dan jasa
2 06
,.
16 03 Pel"yusunan tim dooIerah dal;sm pen..ndingan perdagangan internasional
2 06
,.
16 04 Fasilita:;i penyelesaian sengketa dagang
2 06
,.
16 OS koordinasi peogelolaan isuisu perdagangan internasional
2 06
,.
16 06 OSl ................
2 06
,.
17 rrogram Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2 06
,.
17 01 Koordinasi dan sin!o:ronisasi kebijakan pengembangan Industri
2 06 xx 17 02 Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negen
2 06 xx 17 03 Sosialisasi kebijakan pen}ederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan impot'"
2 06 xx 17
O'
Pengembangan data base informasi potensi ungguran
2 06 xx 17 OS Kerjasama standardisasi mutu produk baik nasional, bilateral, regional dan intemasionar
2 06 xx 17 06 Kerjasama dengan Iembaga intemasklnal dalam rangka pengembangan produk
2 06 xx 17 07 Koordil'lasi penyelesaian masalah produksi dan distribusi sektor industri
2 06 xx 17 08 Membangun jejaring dengan eksportir
2 06 xx 17 09 koordinasi progr3rn pengembangan ekspor dengan instansi ter1tait /asosiasi /pengusaha
2 06 xx 17 10 Pcngembangan kluster produk ckspor
c-
f-.
2 06 xx 17 11 Penlr:gkatan kapasitas lab penguji mutu ekspor clan impor
2 06 xx 17 12 Pembangunan promosi perdarangan internasional
2 06 xx 17 13 D5t.................
2 06 xx 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
2 06 xx 18 01 Penyempumaan peraflgkat peraturan, kebijakan dan pelaksanaan operasional
2 06
,.
18 02 FasiliUlsi perijinan pengembangan usaha
2 06 xx 18 03 Penqembangan pasar dan distribusi barang/produk
2 06 xx 18
O'
Pengembangan keiembagaan kerjasama kemitraan
2 06 xx 18 OS Pengembangan pasar lelang daerah
2 06 xx 18 06 Penillgkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
2 06
"
18 07 Sosialisasi Ptningkatan penggunaan produk dalam negeri
2 06 xx 18 08 Dst. ....... ........
2 06
,.
19 pembinaan pedagang kaki lima dan asongan.
2 06 xx 19 01 Keg'atan pembinaan organisas;i pedagang kakilima dan asongan
2 06
,.
19 02 Kegiatan penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kakilima dan asongan.
2 06
,.
19 03 Kegiatan penataan tempat berusaha bagi pedagang kakilima dan asongan.
2 06 xx 19 04 Kegiatan fasilit!si modal usaha bagi pedagang kakilima dan asor'9an.
2 06 xx 19 OS Kegiatan pengawasan mutu dagangan pedagang kakillma dan asongan.
2 06 xx 19 06 Kegiatan pembangunan gudang penyimpanan barang pedagang kakilima dan asongan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 66 -
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 06 xx 19 07 Ost ...............
2 06 xx 20 Program dst............
2 07 PerinduSbian
--
2 07 xx IS Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.
2 07 xx IS 01 Koordinasl modal ventura bagi industri berbasis teknologi
---j
2 07 xx IS 02 Pelayanan pengembangan modal ventura dan inkubator
2 07 xx IS 03 Pengembangan infrastruktur kelembagaan standarisasi
2 07 xx IS
0_
Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standardisasi, pengujian dan kualitas
2 07 xx IS OS Pengembangan sistem inovasi teknologi inJustri
2 07 xx IS 06 Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi
2 07 xx IS 07 Dst...... .........
I 2 07 xx 16 Program Pengembangan Industri Kedl dan Menengah
2 07
"
16 01 Fasilitasi bagi industri kedl dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya
2 07 xx 16 02 Pembinaan industri kedl dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
2 07 xx 16 03 Penyusullan kebijakan inrtusbi terl<.ait dan industri penunjang industri kedl dan menengah
2 07
"
16 04 Pemberian kemudahan izin usaha industri ked1 dan menengah
2 07
"
16 OS Pemberian fasilitas kemudahan akses perbankan bagi industri kedl dal' me"engilh
I
2 07
"
16 06 Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kedl dan rnenengah dengan swasta
2 07
"
16 07 Dst..
I
I
2 07
"
17 Program peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
2 07
"
17 01 Pembinaan kemampuan t ~ k n o l o industri
I
2 07
"
17 02 PengemJangan dan pelayanan teknologi industri
2 07
"
17 03 Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur
2 07
"
17 04 Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur
2 07
"
17 OS Osl .............
2 07
"
18 Program Penataan Struktur Industri
2 07 xx 18 01 Kebijakan keterkaitan indusrtri hulu-hilir I
2 07
"
18 02 Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri
:
2 07
"
18 03 Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga ke hi1ir
I
2 07
"
18
0_
Osl. ...............
~
2 07 xx 19 Program pengembangan sentra-sentra indusbi potensial
2 07
"
19 01 Pembangunan akses tranportasi sentra-sentra industri potensial
2 07
"
19 02 Penyediaan sarana informasi yang dapat .:liakses masyarakat
I
2 07 19 03 Dst..
---1
"
I
2 07
"
20 Program dst............
2 08 Tl"ansmigl"asi
2 08
"
IS Pl1>gl"am Pengembangan Wilayah Transmigl"asi
2 08 xx IS 01 Penguatan SOM pemerintah daerah dan masyarakat transmigrasi di kawasan transmigrasi di perbatasan
2 08
"
IS 02
Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan
transmir;r asi
2 08
"
IS 03 Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan ekonomi di kawasan transmigrasi
2 08
"
IS 04 Penyediaan lembaga Keuangan Oaerah yang Membantu Modal Usaha di Kawasan Transmigrasi
2 08
"
IS OS Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan 5erta Penempatan Transmigrasi Untuk Memenuhi KebutlJhan SOM
2 08
"
IS 06 Ost.... ...........
www.gi.co.id Global Intermedia
- 67 -
KOOE PROGRAM DAN KEGIATAN
2 08 xx 16 Program Transmiyrasi lokal
2 08 xx 16 01 Penyuluhan transrnigrasi lokal
2 08 xx 16

transmigrasi lokal
2 08 xx 16 03 DsL..............
l- OS xx 17 Program Transmigrasi regional
2 08 xx 17 OJ f'er:yuluhan transmigrasi regional
I 2 08 xx 17 02 Pelatihan transmigrasi regional
2 08 xx J7 03 Dst... ..............
2 08 XX 18 Program dst............
MENTERI DALAM NEGERI,
*id
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 68 -
LAMPIRAN A.VIII PERATURAN MENTER! DALAM NEGERI
NDMDR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
KODE REKENING BELANJA DAERAH
Kode
--
Rekeninq
Uraian
1 2
5 BELANJA DAERAH
5 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
5 1 1 BELANJA PEGAWAI
5 1 1 01 Gaii dan
5 1 1 01 01 Gaii Pokok Reoresentasi
l
)
5 1 1 01 02 Tunianaan Keluaraa
5 1 1 01 03 Tunianaan Jabatan I)
5 1 1 01 04 Tunianaan Funasional
5 1 1 01 05 Tunianaan Funasional Umum
5 1 1 01 06 Tunianaan Beras I)
5 1 1 01 07 Tunianoan PPhlTunianaan Khusus
5 1 1 01 08 Pembulatan Gaji
5 1 1 01 09 luran Asuransi Kesehatan
5 1 1 01 10 Uanq Paket 2)
5 1 1 01 11 Tunianqan Panitia Musvawarah 2)
5 1 1 01 12 Tunianqan Komisi 2)
5 1 1 01 :3 Tunianaan Panitia Anaaa,an I)
J
5 1 1 01 14 Tunianaan Badan Kehormatan I)
5 1 1 01 15 Tunianaan Alat Kelenakaoan Lainnva 2)
5 1 1 01 16 Tunianaan Perumahan I)
5 1 1 01 17 Uana Duka Wafat/Tewas I)
5 1 1 01 18 Uana Jasa Penaabdian 2)
5 1 1 02 Tambahan Penohasilan PNS
5 1 1 02 01 Tambahan Penghasilan herdasarkan beban kerja
5 1 1 02 02 Tambahan Penqhasilan berdasarkan tempat bertugas
5 1 1 02 03 Tambahan Penqhasilan berdasarkan kondisi keria
5 1 1 02 04 Tambahan Penahasilan berdasarkan kelanak'an orofesi
5 1 1 02 05 Tambahan Penghasilan berdasarkan prestasi ke'ja
5 1 1 03
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan an990ta DPRO serta
KDH/WKDH
5 1 1 03 01 Belania Penunianq Doerasional Pimoinan DPRD
5 1 1 03 02 Belania Penunianq komunikasi intensif Pimoinan dar. Anqoota DPRD
5 1 1 03 03 Belania Penunianq Doerasional KDH/WKDH
5 1 1 04 Biaya Pemunoutan Pajak Daerah
5 1 1 04 01 Biava oemunautan PBB
5 1 1 04. 02 Biava oemunqutan Paiak Daerah
5 1 2 BELANJA BUNGA
5 1 2 01 Bunoa Utanq Piniaman
5 1 2 01 01 Bunaa Utana Piniaman keoada Pemerintah
5 1 2 01 02 Bunaa Utana Piniaman keoada Pemerintah Daerah lalnnva
5 1 2 01 03 Bunaa Utana Piniaman keoada Lembaga Keuangan Bank
www.gi.co.id Global Intermedia
- 69 -
Kode
Uraian
Rekenin
n
1 2
5 1 2 01 04 Bunaa Utana Piniaman keaada Lembaaa Keuanaan Bukan Bank
5 1 2 01 05 051.. .....................................
5 1 2 02 Bunea Utane Oblieasi
5 1 2 02 01 Bunaa Utana Obliaasi .........
5 1 2 02 02 0S1. ......................................
5 1 3 BELANJA SUBSIDI
5 1 3 01 Belania Subsidi keDada Perusahaan/Lembaea
5 1 3 01 01 Belania Subsidi kenada Perusahaan ....
5 1 3 01 02 Belanja Subsidi kepada Lembaga ....
5 1 3 01 03 051... ....................................
5 1 4 BELANJA HIBAH
5 1 4 01 Belania Hibah kenada Pemerintah Pusat
5 1 4 01 01 Pemerintah Pusat
S 1 4 02 Belania Hibah kenada Pemerintah Daerah lainnva
3
)
S 1 4 02 01 Pemerintah Oaerah .....
S 1 4 02 02 051.. .....................................
S 1 4 03 Belania Hibah keDada Pemerintahan Desa
5 1 4 03 01 Pemerintahan Oesa .....
S 1 4 03 02 051. ......................................
S 1 4 04 Belania Hibah keDada Perusahaan Daerah/BUMD/BUMN 4)
5 1 4 04 OJ Perusahaan Oaerah/BUMO/BUMN ....
5 1 4 04 02 051.. .....................................
5 1 4 05 Belania Hibah keDada Badan/LembaDa/OrDanisasi Swasta
5 1 4 05 01 Badan/lembaaa/oraanisasi swasta .....
S 1 4 05 02 051. ......................................
S 1 4 06 Belania Hibah kepada Kelompok Masyarakat/PerDI'anQan
S 1 4 06 01 Kelomook masyarakatloeroranaan ........
5 1 4 06 02 051. ......................................
5 1 5 BELANJA BANTUAN SOSIAL
5 1 5 01 Belania Bantuan Sosial Oraanisasi Kemasvarakatan
S 1 5 01 01 Belania Bantuan Sosial Oroanisasi Kemasvarakatan ....
5 1 5 01 02 051.. .....................................
"
S 1 5 02 Belania Bantuan Partai Politik
5 1 5 02 01 Belani'a Bantuan Partai Politik
5 1 5 02 02 051. ......................................
S 1 6
BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN
PEMERINTAHAN DESA
5 1 6 01 Belania Baai Hasil Paiak Daerah Kenada Pravinsi
5 1 6 01 01 Belania Bani Hasil Paiak Oaerah Kenada Proyinsi ...
5 1 6 01 02 051. ......................................
www.gi.co.id Global Intermedia
70
.- ..
Kode
Uraian
Rekenino
-
-
1 2
5 1 6 02 Belania Baoi Hasil Paiak Daerah KeDana KabuDaten/Kota
5 1 6 02 01 Belania Baoi Hasil Paiak Oaerah KeDada KabuDate,1/Kota ."
5 1 6 02 02 Ost."".""".,.".,." ... "." ... ,...
5 1 6 03 Belania Baoi Hasif Paiak Daerah KeDada Pemerintahan Oesa
5 1 6 03 01 Belania Baa; Hasil Pajak Oaerah KeDada Pemerintahan Oesa .
5 1 6 03 02 Ost.",.,,,,.,,,,.,.,,., ........ ........
5 1 6 04 Belania Bag; Hasif Retribusi Daerah Kepada Kabupaten/Kota
5 1 6 04 01 Belania Baei Hasil Retribusi Oaerah Kepada KabuFaten/Kota .
"
5 1 6 04 02
OsL.,.".,.,.".,."".""",.""",
5 1 6 OS Belania Baoi Hasif Retribusi Daerah KeDada Femerintah3n Desa
5 1 6 OS 01 Belania Baoi Hasil Retribusi Oaerah Kepada Pemerintahan Oeso " ..
5 1 6 OS 02
Ost.".".""".""""."", ... ",,,.,
-
5 1 7
BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA
PROVINSIIKABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA
=l
5 1 7 01 Belania Bantuan Keuangan kepada Provinsi
5 1 7 01 01 Belania Bantuan KeuElngan Kepadi3 Provinsi ......
5 1 7 01 02
Ost.".""".""."""".",,,,,,,,,,,.
e2-
1 7 02 eelanja Bantuan Keuangan kepada kabup3ten/Kota
5 1 7 02 01 Belanja 3antuan e l l ~ a n kepada Kabupaten/Kota ......
-
5 1 7 02 02 Ost... "."".,.",."".""",,,., ... ,.
.-
--
S 1 7 03 Belania Bantuan Keuangan kepada Desa
S 1 7 03 01 Belania Bantuan Keuanaan keoada Oesa .. ""
S 1 7 03 02
OsL.",.".,.""""
...... ...........
--
S 1 7 04
Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Daerah/i'emerintahan
Desa lainnva
S 1 7 04 01 Belania Bontuan Keuanoan keoada Previnsi .. ,
5 1 7 04 OL Belania Bantuan Keuanoan keoada Kabuoaten/Kot3 '"
5 1 7 04 03 Belania Bantuan Keuanoan keoada Pemerintahan Oesa ...
S 1 7 04 04 Ost."""",,,,,,.,,,,,,.,,,,,, .. ,,,,.
S 1 8 BELANJA TIDAK TERDUGA
5 1 8 01 Belania Tid"k TerdlJea
5 1 8 01 01 Belania Tidak Terduea
=J
5 2 BELANJA LANGSUNG
5 2 1 BELANJA PEGAWAI
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 01 Henerarium Panitia Pelaksana Keqiatan
S 2 1 01 02 Henerarium Tim Penoadaan Barano dan Jasa
--
S 2 1 01 03
Ost."".""".""""."",,,.,.,.,.,.,
5 2 1 02 Honorarium Non PNS
--
'5 2 1 02 01 Henerarium Tenaoa Ahli/lnstruktur/Narasumber
5 2 1 02 02 Honorarium Peoawa; Honorer/tidak tetap
S 2 1 02 03 Dst.".""",,,,,,,,,,,.,,,. ............
www.gi.co.id Global Intermedia
- 71 -
Kode
I
Rekenina
Uraian
1 2
5 2 1 03 Ua
11
9 Lembur
e-1.
1 03 01 UanQ Lembur PN5
f-5
2 1 03 02 Uanq Lembur Nan PN5
5 2 1
04-
r--
Belanja Beasiswa PendidikanPN5
.-
5 2 1 04 01 Belania beasiswa tuaas belaiar 03
5 2 1 04 02 Belania beasiswa tuqas belajar 51_.
5 2 1 04 03 Belanja beasiswa tugas belajar 52
.-
-
.-
5 2 1 0
4
04 Belania beaoiswa tuaas belaiar 53
5 2 1 05 Bela"ia k:Jrsus, oelatihan, sosialisasi dan bimbinaan teknis PNS
5 2 1 as 01 Belania kursus-kursus singkal/ I'!<!tihan
--
5 2 1 as 02 Belania sasialisasi
5 2 1 05 03 Belanja bimbingan teknis
-
5 2 1 as 04 Ost ............................. .......
--5
2 2 BELANJA BARANG DAN JASA
-
5 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis
-
5 2 2 01 01 Belania alat tulis kantar
5 2 2 01 02 Belan,a dokumen/administrasi tender
5 2 2 01 03 alat listrik dan elektranik ( lamau oiiar, battery kering)
5 2 2 01 04 Belanja perangka, materai dan benda pas lainnya
5 2
?
01 as I Belanja oeralatan kebersihan dan bahan pembersih
5 2 2
01
Belacjc Flahan Bakar Minyak/Gas
5 2 2 01 i 07 Belan tabuna oemadal11 kebakaran
5 2 2 01 08 Belania oengisian tabung gas
5 2 2 01 09 Ost ... .. ...............................
5 2 2 02 lJela"ja Bahan/Material
._-
5 2 2

...2.!...
__Bela'.'.!? bahen baku bangunan __
5 2 2 02 02 Beli1llja baha<1/bibit tanaman
5 L 2 02 03 Belanja bibit ternak
-,-.
--
2 2 02

Belanja bahan abat-abatan
...2-
2 L 02 as Belanja bahan kimia
5 2 2 02 06 Ost. ......................................
5 2 2 03 Belania Jasa Kantor
5 2 2 03 01 Belania telepon
5 2 2 03 02 Belanja air
Belania listrik
-
5 2 2 03 03
5 2 2 03 0', Belania iasa oenaumuman lelang/ pemenanu lelJng
5 2 2 03 04 Belania surat kabar/maialah
5 2
,
03 as Belania kawat/faksimili/internet L
5 2 L 03 06 Belania paket!oenqiriman
5 2 2 03 07 Belania Strtifikasi
5 2 2 03 08 Belania J"sa Transaksi Keuanqan
5 2 2 03
09 I
Belania iasa administrasi pemungutan Pajak Penerangan Jalan Umum
5 2 2 03 10 Belania iasa administrasi oemunautan Paiak Bahan Bakar Kendaraan Bermatar
5 2 2 03 11 Ost. ................................._....
I
5 2 2 04 Belanja Premi Asuransi
5 2 2 04 01 Belania Premi Asuransi Kesehatan 2)
5 2 2 04 02 Belanja Premi Asuransi Baranq Milik Oaerah
5 2 2 04

Ost. ......................................
5 2 2 05 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
www.gi.co.id Global Intermedia
- 72 -
Kode
Uraian
I Rekenino
1 2
5 2 2 as 01 Belania Jasa Service
5 2 2 as 02 Belania Penqqantian Suku Cadann
5 2 2 as 03 Belania Bahan Bakar dan oelumas
5 2 2 as 04 Belania Jasa KIR
5 2 2 as as Belania Surat Tanda Namar Kendaraan
5 2 2 as 06 Belania perpanianqan Surat Iiin Menqemudi
=1
5 2 2 as 07 Dst. ......................................
5 2 2 06 Belania Cetak dan Penooandaan
5 2 2 06 01 Belanja cetak
I
5 2 2 06 02 Belania Penggandaan
5 2 2 06 03 Dst. ............................. ........
5 2 2 07 Belania Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
5 2 2 07 01 Belania sewa rumah jabatan/rumah dinas
5 2 2 07 02 Belania sewa qedunq/ kantor/tempat
5 2 2 07 03 Belania sewa ruanq raoat/oertemuan
5 2 2 07 04 Belania sewa tempat parkir/uanq tambat/hanqqar sarana mobilitas
5 2 2 07 as Dst. ......................................
5 2 2 08 Belanja Sewa Sarana Mobilitas
5 2 2 08 01 Belania sewa Sarana Mobilitas Darat
5 2 2 08 02 Belania sewa Sarana Mobilitas Air
5 2 2 08 03 Belanja s'wa Sarana Mobilitas Udara
5 2 2 08 04 Dst. .........................
5 2 2 09 Belanja Sewa Alat Berat
5 2 2 09 01 Belanja sewa Eskavator
5 2 2 09 02 Belania sewa Buldoser
5 2 2 09 03 Dst. ............................. ........
5 2 2 10 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
5 2 2 10 01 Belania sewa meia kursi
5 2 2 10 02 Belania sewa komputer dan printer
5 2 2 10 03 Belania sewa provektor
5 2 2 10 04 Belania sewa qenerator
5 2 2 10 as Belania sewa tenda
5 2 2 10 06 Belania sewa oakalan adat/tradisional
5 2 2 10 07 Dst. ......................................
5 2 2 11 Belania Makanan dan Minuman
5 2 2 11 01 Belanja makanan dan minuman harian pegawai
5 2 2 11 02 Belania makanan dan minuman raoat
5 2 2 11 03 Belania makanan dan minuman tamu
5 2 2 11 04 Dst... .. ...................... ..........
5 2 2 12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnva
5 2 2 12 01 Belania oakaian Dinas KDH dan WKDH
5 2 2 12 02 Belanja Pakaian Sipil Harian (PSH)
.Ji
2 2 12 03 Belanja Pakaian Sipil Lenqkap (PSL)
S 2 2 12 04 Belania Pakaian Dinas Harian (PDH)
S 2 2 12 as Belanja Pakaian Dinas Upacara (PDU)
5 2 2 12 06 Dst. ......................................
S 2 2 13 Belania Pakaian Keria
5 2 2 13 01 Belania pakaian kerja lapangan
5 2 2 13 02 Dst. .................. .......... ........
www.gi.co.id Global Intermedia
- 73 -
"ode
Uraian
Rekenino
1 :l
5 2 2 14 Belania Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
5 2 2 14 01 Belania oakaian KORPRI
5 2 2 14 02 Belania oakaian adat daerah
5 2 2 14 03 Belania aakalan batik tradisianal
5 2 2 14 04 Belania nakaian alahrana
5 2 2 14 05 Dst. ......................................
5 2 2 15 Belania Perialanan Dinas
5 2 2 15 01 Belania aerialanan dinas dalam daerah
5 2 2 15 02 Belania aerialanan dinas luar daerab
5 2 2 16 Belania Perialanan Pindah Tucas
5 2 2 16 01 Belania aerialanan aindah tuaas dalam daerah
5 2 2 16 02 Belania aerialanan aindah tuaas luar daerah
5 2 2 17 Belanja Pemulangdn Pegawai
5 2 2 17 01 Belania pemulangan pegawai yang pensiun dalam daere h
5 2 2 17 02 Belania nemulal1aan-rlPaawai vana-nensiun luar daerah
5 2 2 17 03 Belania aemulanaan aeaawai vana tewas dalam melaksanakan tuaas
5 2 2 17 04 Dst. ......................................
5 2 3 BELANJA MODAL
5 2 3 01 Belania Modal Penoadaan Tanah
5 2 3 01 01 Belania madal ""noadaan tanah kantar
5 2 3 01 02 Belania modal oenaadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit
5 2 3 01 03 Belania modal oenoadaan tanah sarana kesehatan ouskesmas
5 2 3 01 04 Belania modal aenaadaan tanah sarana kesehatan ooliklinik
5 2 3 01 05 Belania modal oenaadaan tanah sarana Dendidikan taman kanak-kanak
5 2 3 01 06 Belania modal oenoadaan tanah sarana aendidikan sekolah dasar
5 2 3 01 07
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan menengah umum dan
keiuruan
5 2 3 01 08
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan menengah lanjutan dan
keiuruan
'--
1-.
Bela.!ia modal Denoadaan tanah sarana Dendidikan luar biasa/khusus 5 2 3 01 09
5 2 3 01 10 Belania modal nenaadaan tanah sarana nendidikan nelatihan dan kursus
5 2 3 01 11 Belania modal Denaadaan tanah sarana sosial Danti asuhan
5 2 3 01 12 Belania modal aenaadaan tanah sarana sosial cacti iomao
5 2 3 01 13 Belania modal aenaadaan tanah sarana umum terminal
5 2 3 01 14 Belania modal oenaadaan tanah sarana umum dermaaa
5 2 3 01 15 Belania modal aenaadaan tanah sarana umum laDanaan terbana aerintis
5 2 3 01 16 Belania modal nena-adaan tanah sarana umUTT, rumah potong hewan
--
5 2 3 01 17 Belania modal Denaadaan tanah sarana umum temD"t Delelanaan ikan
:i
:j
01
Bo;l.<mig mQdal. Qo;nqadaan tanah sarana umum pasar
5 2 3 01 19
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum tempat pembuangan akhir
samDah
5 2 3 01 20 Belania modal nennadaan tanah sarana umum taman
5 2 3 01 21 Belania modal Denaadaan tanah sarana umum Dusat hiburan rakvat
5 2 3 01 22 Belania modal nenaadaan tanah sarana umum ibadah
5 2 3 01 23 [lelania modal nennadaan tanah sarana stadion olahraaa
5 2 3 01 24 Belania modal oenaadaan tanah Derumahan
5 2 3 01 25 Belanja modal pengadaan tanah pertanian
5 2 3 01 26 Belania modal Denaadaan tanah Derkebunan
5 2 3 01 27 Belania modal oenaadaan lanah aerikanan
5 2 3 01 28 Bela,ia modal nennadaan tanah neternakan
5 2 3 01 29 Belania modal oenaadaan tanah Derkamnunnan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 74 -
Kode
Uraian
I Rekenina
1 2
5 2 3 01 30
Belanja modal pengadaan tanah pergudangan/tempat penimb"nan material
bahan baku

5 2 3 01 31
Ost._. __ ._________ .__ ._ .......
...........
5 2 3 02 l1elania Modal Pengadaan Alat-alat Berat
5 2 3 02 01 Belanja modal penqadaan traktor
5 2 3 02 02 Belania modal penqadaan buldozer
5 2 3 02 03 Belania modal Denqadaan stoom wals
5 2 3 02 04 Belania modal Denqadaan eskavator
5 2 3 02 05 Belania modal Denaadaan dump truk
5 2 3 02 06 Belanja modal penqadaan crane
5 2 3 02 07 Belania modal penqadaan kendaraan penyapu jalall
5 2 3 02 08 Belanja modal penqadaan mesin penqolah semen
5 2 3 02 09 Belanja modal pengadaan mesin pengolah air hersih (reservoir osmosis)
5 2 3 02 10
Ost.. __ ._ ... __ ....... __ ........ __ ....
....
5 2 3 03 Belanja Modal Penaadaan Alat-alat Anakutan Darat Bermotor
5 2 3 03 01 Belania modal Denqadaan alat-alat anakutan 03rat bermotor sedan
5 2 3 03 02 Belania modal Denaadaan alat-alat anokutan d"rat bermotor jeep
5 2 3 03 03 Belania modal penqadaan alat-alat angkutan darat bermotor staticn waaon
5 2 3 03 04 Belania modal penaadaan alat-alat anakutan darat bermotor bus
5 2 3 03 05 Belania modal Denqadaan alat-alat anakutan darat bermotor micro bus
5 2 3 03 06 Belania modal Denqadaan alat-alat anqkutan darat bermotor truck
5 2 3 03 07
Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotur tangki (air,
minvak tinia)
5 2 3 03 08 Belania modal Denoadaan alat-alat angkutan darat bermotor boks
5 2 3 03 09 Belania modal pengadaan alat-alat anqkutan darat bermotor Dick UD
5 2 3 03 10 Belania modal penqadaan alat-alat anakutan darat bermotor amhulans
5 2 3 03 11
Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor pemaoam
kebakaran
5 2 3 03 12 Belanja modal per,qadaan alat-alat anakutan darat bermotor seDeda motor
5 2 3 03 13 Belania modal Denqadaan alat-alat anakutan darat bermotor lift/elevator
5 2 3 03 14 Belania modal Denaadaan alat-alat anakutan darat bermotor tanaaa berialan
5 2 3 03 15
Ost.._.. ___ ._____ ._____ .. ___ ... ________ .. _
5 2 3 04 Belanja Modal P,ngadaan Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor
5 2 3 04 01 Belanja modal penqadaan aerobak
5 2 3 04 02 Belania modal penqadaan pedati/delman/dokar/bendi/cidomo/andonq
5 2 3 04 03 Belania modal pengadaan becak
5 2 3 04 04 Belania modal Denqadaan seDeda
5 2 3 04 05 Belania modal Denqadaan karavan
5 2 3 04 06
Ost. .. ___ .__ .... _. __ .___ .. _._. ____ .__ .__ ._
5 2 3 05 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Bermotor
5 2 3 05 01 Belanja modal penaadaan kapal motor
5 2 3 05 02 Belania modal penqadaan kaDJI feri
5 2 3 05 03 Belania modal Denqadaan sDeed boat
5 2 3 05 04 Belania modal Denaadaan motor boat/motor temDei
5 2 3 05 05 Belania modal Dengadaan hydro foil
5 2 3 05 06 Belania modal oenaadaan iet foil
5 2 3 05 07 Belanja modal pengadaan kapal tuq boat
5 2 3 05 08 Belanja modal penaadaan kapal tanker
5 2 3 05
Og Belanja modal penaadaan kapal karao
5 2 3 05 10
Ost. ________________ .__ .. ____ ... __ .__ .__ ..
5 2 3 06 Belania Modal Penaadaan Alat-alat Angkutan di Air Tidak Bermotor
www.gi.co.id Global Intermedia
- 75 -
Kode
Uraian
Rekeninq
1 2
5 2 3 06 01 Belania modal penqadaan Derahu lavar
5 2 3 06 02 Belania modal penqadaan Derahu samDan
5 2 3 06 03 Belania modal penoadaan Derahu tonqkanq
5 2 3 06 04 Belania modal oenoadaan oerahu karet
5 2 3 06 05 Belania modal pengadaan perahu rakit
5 2 3 06 06 Belan;a modal Denqadaan Derahu sekod
5 2 3 06 07 Dst. .....................................
5 2 3 07 Elelanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Udara
5 2 3 07 01 Belania modal penqadaan Desawat karqo
5 2 3 07 02 nelania modal penqadaan Desawat DenUmDanq
5 2 3 07 03 Belanja modal pengadaan pesawat helikopter
5 2 3 07 04 Belania moual pengadaan pesawat pemadam kebakaran
5 2 3 07 05 Belania modal Denqadaan Desawat CaDunq
5 2 3 07 06 Belania modal Denoadaan Desawat terbanq amDibi
5 2 3 07 07 Belanja modal pengadaan pesawat terbang lavang
5 2 3 07 OB Dst. ......................................
5 2 3 03 Belania Modal Penoadaan Alat-alat Benokel
5 2 3 OB 01 Belanja medal pengadaan mesin las
5 2 3 08 02 Belanja modal penqadaan mesin bubut
5 2 3 08 03 Belania modal Denqadaan mesin donqkrak
5 2 3 08 04 Belania modal Denoadaan mesin kompresor
5 2 3 08 05 Ost. ......................................
5 2 3 09
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Pengolahan Pertanian dan
Peternakan
5 2 3 09 01 Belania modal Denoadaan Denooilino hasil pertanian
5 2 3 09 02 Belanja modal pengadaan alat pengering gabah
5 2 3 09 03 Belania modal penqadaan mesin baiak
5 2 3 09 04 Belania modal Denqadaan alat Denetas
5 2 3 09 05 Ost. ......................................
5 2 3 10 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor
5 2 3 10 01 Belania modal penqadaan mesin tik
5 2 3 10 02 Belania modal Denoadaan mesin hituno
5 2 3 10 03 Belanja modal pengadaan mesin stensil
5 2 3 10 04 Belanja modal penqadaan mesin fotocopv
5 2 3 10 05 Belania modal Denqadaan mesin cetak
5 2 3 10 06 Belanja modal pengadaan mesin jllid
5 2 3 10 07 Belania modal pengadaan mesin potonq kertas
5 2 3 10 OB Belania modal Denqadaan mesin Denqhancur kertas
5 2 3 10 09 Belania modal Denoadaan DaDan tulis eiektronik
5 2 3 10 10 Belanja modal penqadaan papan visual elektronik
5 2 3 10 11 Belania modal Denqadaan tabunq Demadam kebakaran
5 2 3 10 12 OsL.....................................
5 2 3 11 Belanja Modal Pengadaan PeriengkaDan Kantor
5 2 3 11 01 Belania modal Denqadaan meia qambar
5 2 3 11 02 Belania modal Denqadaan almari
5 2 3 11 03 Belania modal Denoadaan brankas

2 3 11 04 Belania modal oenoadaan filling kabinet
5 2 3 11 05 Belan;a modal pengadaan white board
c-2-
2 3 11 06 Belanja modal penqadaan penunluk waktu
5 2 3 11 07 Ost. ......................................
5 2 3 I 12 Belanja Modal Pengadaan KomDuter
www.gi.co.id Global Intermedia
Kode
Uraian
.---1
RekeniM
--
1 2
5 2 3 12 01 modal oenoadaan komouter
5 2 3 12 02 Belania modal oenoadaan komouter/PC
5 2 3 12 03 Belania modal oenoadaan komouter note book
5 2 3 12 04 Belanja modal pengadaan printer
5 2 3
12 .
05 Belanja modal pengadaan scaner
5 2 3 12 06 Belanja modal pengadaan monitor/display
5 2 3 12 07 Belania modal oenqadaan CPU
5 2 3 12 08 Belania modal oenqadaan UPS/stabilizer
5 2 3 12 09
Belanja modal pengadaan kelengkapan komputer (flash disk, mouse, keyboard,
hardisk soeaker)
5 2 3 12 10 Belanja modal penqadaan peralatan jaringan komputer
-i
S 2 3 12 11
OsL..... __ .. __ .__ ... __ .. __ .__ ..... ____ ..
I
S 2 3 13 Belania Modal Pengadaan
S 2 3 13 01 Belania modal pengadaan meja kerja
5 2 3 13 02 Belanja modal pengadaan meja rapat
5 2 3 13 03 Belanja modal oenqadaan meia makan
5 2 3 13 04 Belania modal oenqadaan kursi keria
5 2 3 13 05 Belania modal oenoadaan kursi raoat
5 2 3 13 06 Belania modal oenoadaan kursi makan
5 2 3 13 07 Belanja modal penqadaan tempat tidur
5 2 3 13 08 Belanja modal pengadaan sofa
5 2 3 13 09 Belanja modal penqadaan rak buku/tv/kembanq
5 2 3 13 10
Ost.. __ .__ .__ .__ .__ .__ ....... __ .. __ .......
5 2 3 14 Belania Modal Penaadaan Peralatan Daour
5 2 3 14 01 Belanja modal pengadaan tabung gas
5 2 3 14 02 Belanja modal oenqadaan komoor qas
5 2 3 14 03 Belania modal oenoadaan lemari makan
5 2 3 14 04 Belania modal oengadaan dispenser
5 2 3 14 05 Belanja modal pengadaan kulkas
5 2 3 14 06 Belanja modal penqadaan rak pirinq
5 2 3 14 07 Belanja modal oenqadaan oirinq/qelas/manqkok/canqkir/sendok/qarou/oisau
5 2 3 14 08
OsL....... __ .__ .__ ...
I
5 2 3 15 Belania Modal Pengadaan Penghias Rua'ngan Rumah Tangga
5 2 3 15 01 Belania modal oenqadaan lamou hias
5 2 3 15 02 Belania modal oenoadaan iam dindino/meia
5 2 3 15 03
Ost. ........... __ .__ .... .................
5 2 3 16 8elanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio
5 2 3 16 01 Belanja modal pengadaan kamera
5 2 3 16 02 Belanja modal penqadaan handycam
5 2 3 16 03 Belania modal oenoadaan oroyektor
5 2 3 16 04 Ost. ............ __ .__ ....... __ ........ __ ..
--
5 2 3 17 Belania Modal Penaadaan Alat-alat Komunikasi
--
5 2 3 17 01 Belanja modal pengadaan telepon
5 2 3 17 02 Belania modal pengadaan faximili
5 2 3 17. 03 Belania modal oenqadaan radio SSB
5 2 3 17 04 Belania modal oenoadaan radio HF/FM (Handy Talkie)
-
5 2 3 17 05 8elania modal oenoadaan radio VHF
5 2 3 17 06 Belanja modal pengadaan radio UHF
5 2 3 17 07 Belanja modal penqadaan alat sandi
5 2 3 17 08
OsL..... __ .... __ ... __ .. ____ ... __ ... __ .
5 2 3 18 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur
www.gi.co.id Global Intermedia
- 77 -
Kode
Uraian
Rekenina
1 2
5 2 3 18 01 Belania modal oenoadaan timbanoan
5 2 3 18 02 Belanja modal pengadaan teodolite
5 2 3 18 03 Belanja modal pengadaan alat uii emisi
5 2 3 18 04 Belanja modal pengadaan alat GPS
5 2 3 18 OS Belania modal pengadaan kompas/peralatan navigasi
5 2 3 18 06 Belania modal pengadaan beiana ukur
5 2 3 18 06 Belania modal penQadaan barometer
5 2 3 18 07 Belania modal penQadaan seismoqraph
5 2 3 18 08 Belania modal penQadaan ultrasonoqraph
5 2 3 18 09 OsL....................................
5 2 3 19 Belan;a Modal Penaadaan Alat-alat Kedokteran
5 2 3 19 01 Belania modal pengadaan alatalat kedokteran umum
5 2 3 19 02 Belania modal penoadaan alatalat kedokteran oioi
5 2 3 19 03 Belania modal penoadaan alat-alat kedokteran THT
5 2 3 I 19 04 Belania modal penoadaan alatalat kedokteran mata
5 2 3 19 05 Belania modal penQadaan alat-alat kedokteran bedah
5 2 3 \9 06 Belania modal oenoadaan alat-a,at kedokteran anak
5 2 3 19 07
Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran kebidanan dan penyakit
kandunoan
5 2 3
I 19
08 Belania modal oenoadaan alat-alat kedokteran kulit dan kelamin
5 2 3 19 09 Belania modal oenoadaan alat-alat kedokteran kardiologi
5 2 3 19 10 Belania modal oenoadaan alat-alat kedokteran neurologi
5 2 3 19 11 Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran ortho Jedi
5 2 3 19 12 Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran hewan
5 2 3 19 13 .Belania modal penQadaan alat-alat farmasi
5 2 3 19 14 Belania modal penQadaan alat-alat penyakit dalam/internis
5 2 3 19 15 Osl. ......................................
5 2 3 20 Belania Modal Penaadaan Alat-alat laboratorium
5 2 3 20 01 Belania modal oenoadaan alat-alat laboratorium biologi
5 2 3 20 02 Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium fisika/geologi/geodesi
5 2 3 20 03 Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium kimia
5 2 3 20 04 Belanja modal penoadaan alat-alat laboratorium pertanian
5 2 3 20 05 Belania modal penQadaan alat-alat laboratorium peternakan
5 2 3 20 06 Belenia modal oenQadaan alat-alat laboratorium perkebunan
5 2 3 20 07 Belania modal penQadaan alat-alat laboratorium oerikanan
5 2 3 20 OB Belania modal oenoadaan alat-alat laboratorium bahasa
5 2 3 20 09 Belania modal oenoadaan alat-alat oeraoa / oraktik seko'ah
5 2 3 20 10 Ost. ......................................
5 2 3 2: Belania Modal Penaadaan Konstruksi Jalan
5 2 3 21 01 Belania modal oenoadaan konstruksi ialan
5 2 3 21 02 Belania modal oenoadaan konstruksi ialan flv over
5 2 3 21 03 Belania modal oenoaoaan konst'uksi ialan under oass
5 2 3 21 04 Ost. .....................................
5 2 3 22 Belania.Modal Penaadaan Konstruksi Jembatan
5 2 3 22 01 Belania modal oenQadaan konstruksi iembatan oantuno
5 2 3 22 02 Belania modal oenoadaan konstruksi iembatan ocnton
5 2 3 22 03 Belan;a modal oenoadaan konstruksi iembatan oenvebranoan orang
5 2 3 22 04 Belanja modal pengadaan konstruksi jembatan penyebrancjan diatas air
5 L 3 22 OS Ost.. .....................................
5 2 3 23 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air
5 2 3 23 01 8elanja modal pengadaan konstruksi bendungan
5 2 3 23 02 Belania modal pengadaan konstruksi waduk
www.gi.co.id Global Intermedia
- 7X-
Kode
Uraian
Rekeninll
1 2
5 2 3 23 03 Belania modal oengadaan konstruksi kanal permukaan
5 2 3 23 04 Belania modal oenoad'aan konstruksi kanal bawah tanah
5 2 3 23 05 Belania modal oenoadaan konstruksi iarinoan irioasi
5 2 3 23 06 Belania modal oenqadaan konstruksi iarinoan air bersih/air minum
5 2 3 23 07 Belanja modal pengadaan konstruksi reservoir
5 2 3 23 08 Belania modal oenoadaan konstruksi ointu air
5 2 3 23 09 Ost. ......................................
5 2 3 24 Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota
5 2 3 24 01 Belania modal oenoadaan lamou hias ialan
5 2 3 24 02 Belanja modal pengadaan lampu hias taman
5 2 3 24 03 Belania modal oenqadaan lampu peneranq hutan kota
5 2 3 24 04 Ost. ......................................
5 2 3 25 Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
5 2 3 25 01 Belania modal oenoadaan instalasi listrik
5 2 3 25 02 Belania modal oenoadaan instalasi teleoon
5 2 3 25 03 Ost. .....................................
5 2 3 26 Belania Modal Penoadaan Banounan
5 2 3 26 01 Belania modal uenoadaan konstruksijoembelian gedur.g kantcr
5 2 3 26 02 Belania modal penqadaan konstruksijpembelian rumah iabatan
5 2 3 26 03 Belania modal penqadaan konstruksijoembelian rumah dinas
5 2 3 26 04 Belania modal penqadaan konstruksijpembelian qedunq qudanq
5 2 3 26 05 Belania modal oenqadaan konstruksijpembelian banqunan berseiarah
5 2 3 26 06 Belania modal penqadaan konstruksijoembelian banqunan rnonumen
5 2 3 26 07 Belania modal penqadaan konstruksi tUqU perinqatan
5 2 3 26 08 Ost. ......................................
5 2 3 27 Belania Modal Penoadaan Buku/Keoustakaan .
5 2 3 27 01 Belania modal oenoadaan buku matema:ika
5 2 3 27 02 Belania modal oenoadaan buku fisika
5 2 3 27 03 Belania modal oenoadaan buku kimia
5 2 3 27 04 Belanja modal pengadaan buku biologi
5 2 3 27 05 Belania modal oenoadaan buku bioorafi
5 2 3 27 06 Belanja modal oengadaan buku geoqrafi
5 2 3 27 07 Belania modal oenoadaan buku astronomi
5 2 3 27 08 Belania modal oenoadaan buku arkeolooi
5 2 3 27 09 Belania modal pengadaan buku bahasa dan sastra
5 2 3 27 10 Belania modal oenoadaan buku keagamaan
5 2 3 27 11 Belania modal oenoadaan buku seiarah
5 2 3 27 12 Belania modal oenoadaan buku seni dan budava
5 2 3 27 13 Belanja modal penoadaan buku ilmu oenoetahuan umurr.
5 2 3 27 14 Belania modal penqadaan buku ilmu oenqetahuan sosial
5 2 3 27 15 Belania modal pengadaan buku ilmu politik dan ketatanegaraan
5 2 3 27 16 Belania modal pengadaan buku ilmu pengetahuan dan teknolooi
5 2 3 27 17 Belanja modal pengadaan buku ensiklopedia
5 2 3 27 18 Belania modal oengadaan buku kamus bahasa
5 2 3 27 19 Belania modal oenoadaan buku ekonomi dan keuangan
5 2 3 27 20 Belania modal oenoadaan buku industri dan perdagangan
5 2 3 27 21 Belania modal Denoadaan buku oeraturan oerundano-undanoan
5 2 3 27 22 Belania modal oenoadaan buku naskah
5 2 3 27 23 Belania modal oenoadaan terbitan berkala (iurnal Comoact Oisk)
5 2 3 27 24 Belania modal oenoadaan mikrofilm
5 2 3 27 25 Belania modal oenoadaan oeta/atlas/olobe
5 2 3 27 26 Ost. ......................................
www.gi.co.id Global Intermedia
- 79 -
Kode
Uraian
Rekenino
1 2
5 2 3 28 Belania Modal Penaadaan Barana bercorak Kesenian, Kebudavaan
5 2 3 28 01 Belania modal oenoadaan lukisan/foto
5 2 3 28 02 Belania modalnennadaan patunn
5 2 3 28 03 Belania modal oenaadaan ukiran
5 2 3 ' 28 04 Belania modal oenaadaan oahatan
5 2 3 28 05 Belania'modal nenoadaan batu alam
5 2 3 28 06 Belania modal nennadaan maket/miniatur/diorama
5 2 3 28 07 Ost ......................................
5 2 3 29 Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman
5 2 3 29 01 Belania modal oenoadaan hewan kebun binatano
5 2 3 29 02 Belanja modal nPnnadaan ternak
5 2 3 29 03 Belania modal oenoadaan tanaman
5 2 3 29 04 051. ......................................
5 2 3 30 Belania Modal Penoadaan AlaI-alaI Perseniataan/Keamanan
5 2 3 30 01 Belarlia modal-oenoadaan serliata ani
5 2 3 30 02 Belania modal nPnnadaan radar
5 2 3 30 03 Belania modal oenoadaan mobil water canon
5 2 3 30 04 Belania modal oenoadaan borool
5 2 3 30 OS Belania modal oenaadaan sanakur/baYonet
5 2 3 30 06 Belania modal oenoadaan oerisai{tameno
5 2 3 30 07 Belania modal oenaadaan detektor looam
5 2 3 30 08 8elanja modal pengadaan romoi anti oeluru
5 2 3 30 09 6elania modal oenaadaan oentunaan
5 2 3 30 10 Belania modal oenoadaan helm
5 2 3 30 11 Belania modal oenaadaan alarm/sirene
5 2 3 30 12 Belania modal oenoadaan sentolon/senter
5 2 3 30 13 051. ......................................
Keterangan ;
l) Oigllnakan untuk Belanja Pimpinan dan Anggota OPRO, Kepala Oaerah dan Wakil Kepala Daerah
serta PNS
2) Hanya untuk Belanja Pimpinan dan Ang90ta OPRO
Ji Belanja hibah kepada provinsi, kabupaten/kota, pemerintahan desa di luar wilayah provinsi atau
kepada proYinsi/kabupaten/kota di wilayah proYinsi pembtri hibah
4) Belanja hibah provinsi, kabupaten/kota kepada perusahaan daerah/BUMO milik proYinsi,
kabupaten/kota yang bersangkutan atau milik pravinsi, kabupaten/kota lainnya dan kepada BUMN
0) Belanja bagi hasil pajak pravinsi kepada provinsi{kabupaten/kota diluar wilayah proYinsi atau bagi
hasil pajak kabupaten/kota kepada provinsi{kabupaten/kota dalam wilayah provinsi yang
bersangkutan
*) Coret yang tidak perlu
MENTER! DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- xo -
LAMPIRAN A. IX PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
KODE REKENING PEMBIAYAAN DAERAH
Kode
Uraian
Rekening
1 2
6 PEMBIAYAAN DAERAH
6 1 Penerimaan Pembiayaan Daerah
--
6 1 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnva
6 1 1 01 PelamDauan Denerimaan PAD
6 1 1 01 01 Paiak Daerah
6 1 1 01 02 Retribusi Daerah
6 1 1 01 03 Hasil Penqelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
...3
1 1 01 04 Lain-Lain PAD yanq sah
6 1 1 02 Pelampauan penerimaan Dana Perimbanqan
6 1 1 02 01 Baqi Hasil Pajak
6 1 1 02 02 Baqi Hasil Bukan Pajak/Sumber Dava Alam
6 1 1 02 03 OsL..........
6 1 1 03 Pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
6 1 1 03 01 Ost. ............
--
6 1 1 04 Sisa PenQhematan Belania atau akibat lainnva
6 1 1 04 01 Belania PeQawai dari Belania Tidak lanqsunq
6 1 1 04 02 Belania Peqawai dari Belania lanqsunq
-
6 1 1 04 03 Belanja Baranq dan Jasa
6 1 1 04 04 Belanja Modal
6 1 1 04 05 Belanja Bunqa
6 1 1 04 06 Belanja Subsidi
6 1 1 04 07 Belanja Hibah
6 1 1 04 08 Belanja Bantuan Sosial
6 1 1 04 09 Belania Belanja Bagi Hasil
6 1 1 04 10 Belania Bantuan Keuanqan
6 1 1 04 11 Belania Tidak Terduqa
6 1 1 05
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun
belum terselesaikan
6 1 1 OS 01 Uanq iaminan . ....
6 1 1 05 02 Potonqan Taspen
6 1 1 05 03 Potonqan Beras
6 1 1 05 04 Askes
6 1 1 OS 05 OsL..........

6 1 1 06 Kegiatan lanjutan
6 1 1 06 01 Keqiatan laniutan ......
6 1 1 06 02 OsL..........
1
6 1 2 Pencairan Dana Cadangan
6 1 2 01 Pencairan Dana Cadangan
6 1 2 01 01 Pencairan Oana Cadanqan nomor ......
www.gi.co.id Global Intermedia
- 81 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
6 1 2 01 02 Ost... ..........
6 1 3 Hasil Peniualan Kekavaan Daerah vanq Dipisahkan
6 1 3 01 Ha.il oeniualan oerusahaan milik daerah/BUMD
6 1 3 01 01 BUMO ....
6 1 3 01 01 Ost... ..........
6 1 3 02
Hasil penjualan aset milik pemerintah daerah yang
dikeriasamakan denqan pihak ketiqa
6 1 3 02 01 ................................
6 1 3 02 02 Ost... ..........
6 1 4 Penerimaan Piniaman Oaerah
6 1 4 01 Penerimaan Piniaman Daerah dari Pemerintah
6 1 4 01 01 Penerusan pinjaman.....
6 1 4 01 02 Ost... .........
6 1 4 02 Penerimaan Piniaman Daerah dari pemerintah daerah lain
6 1 4 02 01 Pemerintah daerah .....
6 1 4 02 02 Os!.. ...........
6 1 4 03 Penerimaan Piniaman Oaerah dari lembaqa keuanqan bank
6 1 4 03 01 Bank .....
6 1 4 03 02 Ost... ..........
6 1 4 04
Pcnerimaan Pinjaman Dae.ah dari lembaga keuangan bukan
ballk
6 1 4 04 01 lernbaqa keuangan bukan bank ......
6 1 4 04 02 Os!.. ...........
6 1 4 05 Penerimaan hasil penerbitan Obligasi daerah
6 1 4 05 01 Obliqasi atas nama ....
6 1 4 05 02 Obliqasi nomor ....
6 1 4 05 03 Ost... ..........
6 1 5 Penerimaan Kembali Pemberian Piniaman
6 1 5 01 Pellerimaan Kembali Penerimaan Piniaman
6 1 5 01 01 Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman ....
6 1 5 01 02 Ds!.. ...........

1 6 Penerimaan Piutano Daerah
6 1 6 01 Penerimaan oiutanq daerah dari oendaoatan daerah
6 1 6 01 01 Pellerimaan piutanq daerah dari pendapatan pajak daerah
6 1 6 01 I 02 Penerimaan oiutano daerah dari pendapatan retribusi daerah
6 1 6 01 03 Penerimaan piutanq daerah dari lain-lain pendapatan vanq sah
6 1 6 02 Penerimaan oiutanq daerah dari pemerintah
6 1 6 02 01 Penerirnaan piutanq daerah dari pemerintah
6 1 6 03 Penerimaan piutang daerah dari pemerintah daerah lain
6 1 6 03 01 Pemerintah daerah ................
6 1 6 03 02 Dst. ............
www.gi.co.id Global Intermedia
- 82 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
6 1 6 04 Penerimaan Diutana daerah dari lembaga keuangan bank
6 1 6 04 01 Bank ....................
6 1 6 04 02 051... ..........
6 1 6 05 Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bukan ~ ~
6 1 6 05 01 Lembaaa keuangan bukan bank .........................
6 1 6 05 02 051... ..........
6 2 Penaeluaran Pembiayaan Oaerah
6 2 1 Pembentukan Oana Cadangan
6 2 1 01 Pembentukan Dana Cadangan
6 2 1 01 01 Pembentukan Oana Cadanaan nomor ......
--
6 2 1 01 02 051... ..........
6 2 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Oaerah
6 2 2 01 Badan usaha miJik pemerintah U M ~
6 2 2 01 01 BUMN .......
6 2 2 01 02 051... .........
6 2 2 02 Badan usaha milik daerah (BUMO)
--
6 2 2 02 01 BUMO ..........
6 2 2 02 02 051... ..........
6 2 2 03 Badan usaha milik swasta
6 2 2 03 01 Badan ..............
6 2 2 03 02 OsL..........
6 2 3 Pembavaran Pokok Utana
6 2 3 01 Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada Pemerintah
6 2 3 01 01 Penerusan oiniaman..
6 2 3 01 02 Ost.. ..........
6 2 3 02
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada
Demerintah daerah lain
6 2 3 02 01 Pemerintah dae,.ah .
6 2 3 02 01 OsL..........
-
6 2 3 03
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada lembaga
keuanaan bank
6 2 3 03 01 Bank .....
6 2 3 03 02 OsL..........
6 2 3 04
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada lembaga
keuangan bukan bank
6 2 3 04 01 Lembaaa keuanaan bukan bank. ....
6 2 3 04 02 OsL..........
6 2 3 05
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
Pemerintah
6 2 3 05 01 Penerusan oiniaman.....
--
6 2 3 05 02 051... ..........
www.gi.co.id Global Intermedia
- 83 -
Kode
Uraian
Rekening
1 2
6 2 3 06
Pembayar"n Pokok Utang sebelurY, Jatuh Tempo kepada
pemerintah daerah lain
6 2 3 06 01 Pemerintah daerah ......
6 2 3 06 02 Dst.............
6 2 3
1
07
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bank
6 2 3 07 01 Bank .....
6 2 3 07 02 Dst.. ...........
6 2 3 08
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bukan bank
6 2 3 08 01 Lembaqa keuanqan bukan bank ......
6 2 3 08 02 Dst.. ...........
6 2 3 09 Pelunasan oblioasi daerah pada saat iatuh tempo
6 2 3 09 01 Obliqasi atas nama ...... ....
6 2 3 09 02 Obliqasi nemer ............
6 2 3 09 03 Dst.. ...........
6 2 3 10 Pembelian kembali obliqasi daerah sebelum iatlJh tempo
6 2 3 io 01 Obligasi atas nama ............
6 2 3 10 02 Obliqasi nemer ............
6 2 3 10 03 Dst.. ...........
6 2 4 Pemberian Piniaman Daerah
6 2 4 01 Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah
6 2 4 01 01 Pemerintah
6 2 4 02 Pemberian Pinjaman Daerah kepada pemerintah daerah lain
6 2 4 02 01 Pemerintah daerah ......
6 2 4 02 02 Dst.. ...........
6 3 Sisa lebih Pembiayaan Anqqaran Tahun Berkenaan
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 84 -
LAMPlRAN A.X PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
FORMAT KUA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .)....
KEBIJAKAN UMUM APBD
TAHUN ANGGARAN ....
I. PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1. Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun
sebelumnya, tahun berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun
anggaran yang akan datang;
1.2. Uraian ringkas identifikasi permasalahahan/hambatan dan tantangan
utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan
tahun yang akan datang.)
II. GAMBARAN UMUM RKPD
Memuat gambaran umum prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan
dalam RKPD untuk menyelesaikan permasalahahan/hambatan dan tantangan
utama serta menjawab tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung upaya mewujudkan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJMD.
Target Pencapaian Kinerja yang Terukur Dari Setiap Urusan
Pemerintahan Daerah
BIDANG URUSAN
SASARAN PAGU
KOOE PROGRAM! TARGET (%) ORGANISASI INDlKATIF
PEMERINTAHAN OAERAH
KEGIATAN (Juta Rn)
1 URUSAN WAJIB
1 01 Pendidikan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 02 Kesehatan
Program ......
Kegiatan ......
ds! ...
1 03 Pekerjaan Umum
www.gi.co.id Global Intermedia
- 85 -
BIDANG URUSAN
SASARAN PAGU
KOOE PROGRAM! TARGET (Ufo) ORGANISA51 INOIKATIF
PEMERINTAHAN OAERAH
KEGIATAN (Juta Rol
Program
Kegicotan ......
dst ...
1 O. Perumahan Rakyat
Program .....
Kegiatan .
1 05 Penostaan Ruang
Program
Kegiatan ......
dst ...
1 06 Perencanaan Pembangunan
Program
Kegiatan ......
dst .. ,
1 07 Perhubungan
Program .....
Kegiatan .
dst.
1 08 Lingkungan Hidup
Program ......
Kegiatan ......
dS! .
1 09 Pertanahan
ProgrClm ......
Keg;atln ."...
dst ...
1 10 Kependudukan dan catatan Sipil
Program ......
Kegiatan ......
dst.
1 11 Pemberdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
--
dst ...
1 12
Keluarg3 8ereneana dan Keluarga
5eiahtera
Program ......
Kegiat3n ....
dst ...
1 13 Scsial
Program ......
Kegiatan ......
dst.
1 i. Tenaga Kerja
Program ......
Kegi.ltan ......
dst ...
www.gi.co.id Global Intermedia
- 86-
BIOANG URUSAN
SASARAN PAGU
KODE
PEMERINTAHAN DAERAH
PROGRAMI TARGET(Ofo) ORGANISASI
I N I ~ ~
KEGlATAN -.Quta R
1 15 Koperasl dan Usaha Keeil Menengah
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 16 Penanaman Modal
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 17 Kebudayaan
Program ......
Kegiatan .....
dst ...
1 18 Pemuda dan Olah Raga
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik Oalam
Neaeri
I
Program ......
Kegiatan ......
dst _..
1 20 Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 21 Kepegawaian
Program ......
Kegiatan ......
dst ,"
1 22
Pemberdayaan Masyarakat dan
De..
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 23 Statisitik
Program ......
Kegiatan . ...
dst ...
1 24 Kearsipan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 25 Komunikasi dan Infonnatika
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
www.gi.co.id Global Intermedia
- 87 -
BIOANG URUSAN
SASARAN PAGU
KODE PROGRAMI TARGET(Ofo) ORGANISASI

PEMERINTAHAN DAERAH
KEGIATAN 'Juta R
2 URUSAN PIUHAN
2 01 Pertanian
Program ......
Kegiaran ......
dst ...
2 02 Kehutanan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 03 dan Sumberdfllya Mineral
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 04 Pariwisata
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 05 Ketautan dan Perikanan
-
Prcgram ......
Kegiatan ......
dst ...
2 06 Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 07 Perindustrian
ProgrC!m ......
Kegiatan ......
dst ...
-
2 08 Transmigrasi
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
JUMLAH
.-
III. KERANGKA Er<ONOMI MAKRO DAN IMPLlKASINYA TERHADAP
SUMBER PENDANAAN
(Pada Bab II, diuraikan dan dijelaskan tentang asumsi, k.:mdisi yang telah
dan diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar
Kebijakan Umum APBD.
Contoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian sasaran pada
tahun yang akan datang adalah: (1) laju inflasi, (2) pertumbuhan ekonomi
regional (3) tingkat pengangguran reCjional, dan (4) lain-lain asumsi yang
relevan dengan kondisi daerah setempat.
Dalam rangka implementasi asumsi dan kondisi yang menjadi dasar
pencapaian sasaran, Kebijakan Umum APBD harus mampu menjelaskan
kebijakan penganggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah. Perlu dicermati
www.gi.co.id Global Intermedia
- KK -
dalam uaraian dan penjelasan tersebut, bahwa kondisi yang berbeda akan
menghasilkan target/sasaran yang berbeda.
Selain daripada itu, dalam Bab ini juga diuraikan dan dijelaskan mengenai
perkiraan penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluaran pada tahun yang
datang, baik penerimaan yang besumber dari pendapatan asH daerah, dana
perimbang<'n (DAU, Dana Bagi Hasil dan DAK) maupun penerimaan yang
berasal dari pinjaman maupun hibah.)
Proyeksi
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
JUMLAH
DERTAMBAHI
r.RKURANGl
NO URAIAN
Proyeksi
TA (n-l)
TA' (nl
Rp %
1.
PNOAPATAN OARAH
1.1 Pendapatan asli daerah
1.1.1
Pajak Oaerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
~
Lain-lain Pendapatan AsH Daerah yang sah
1.2
Dana perimbangan
1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajakl Bagi Hasil Bukoln Pajak
1.2.2
Dana Alokasi Umum
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
1.3 lain-lain pendapatan daerah yang sah
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Oarurat
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah
Daerah Iainnva
-
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan daM Provinsi atau Pemerintah
Oaerah Iainnva
Jumlah Pendapatan
2.
.ELANJA OAERAH
2.1
Belanja Tidak Langsung
2.1.1
Belanja pegawai
2.1.2
Betanja bunga
2.1.3
Belanja subsidi
2.1.4
Belanja hi bah
2.1.5 Belanja bantuan sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupat.en/Kota
dan Pemerintahan Desa
--
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabuoaten/Kota Dan Pemerintahan De..
2.1.8
Belanja Tidak Terduga
2.2
Belanja Langsung
2.2.1 Belanja peqawai
2.2.2 Belanja barang dan jasa
2.2.3
Belanja modal
lumlah 8elanja
www.gi.co.id Global Intermedia
- 89 -
JUMLAH
BERTAMBAHI
'BERKURANGl
NO URAlAN

TA (n-1)
TA n
Rp %
Surplus/(Defisit}
3. .' PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1 Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnyil (SiLPA)
3.1.2
Pencairan dand cadangan
3.1.3
HasH penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4
Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5
Penerimaan kembali pernberian pinjaman
3.1.6
Penerimaan piutang daerah
'umlah penerimaan pembiayaan
3.2
PengeJuaran pembiayaan
3.:U
Pembentukan dana cadangan
3.2.2
Penyertaan modal (lnvestasi) daerah
3.2.3
Pembayaran pokok utang
3.2.4
Pemberia'l pinjaman daerah
Juml.,h pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan nelo
3.3 Sisa lebih anggaran tahun
berkenaan 51LPA
IV. PENUTUP
Demikian rancangan kebijakan umum APBD ini disusun untuk dibahas dan
disepakati sebagai dasar penyusunan dan pembahasan prioritas dan plafon
anggaran sementara.
.. , tanggal ..
GUBERNURjBUPATIjWALIKOTA *).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
'J coret yang tidak perlu
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 90 -
LAMPlRAN A.XI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
----
FORMAT PPAS
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) .....
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
TAHUN ANGGARAN .....
1. PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1. Uraian kondisi(prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan datang;
1.2. Uraian ringkas identifikasi permasalahahan/hambatan dan tantangan utama yang
dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan tahun yang akan datang.)
II. KEBIJAKAN UMU"" APBD TAHUN ANGGARAN ....
Memuat gambaran ringkas tentang target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap
urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah
sebagai dasar penentuan prioritas program dan plafon anggaran menurut bidang
pemerintahan.
III. PROYEKSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap implikasi
kemampuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan pendapatan
daerah, faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya peningkatan
belanja daerafl dan kebijakan pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah tahun
anggaran .....
Penjelasan tersebut diatas secara ringkas digambarkan dalam Ringkasan Proyeksi APBD
Tahun Anggaran .....
Ringkasan Proyeksi APBD Tahun Anggaran .....
JUMLAH
BERTAMBAHI
NO URAIAN
(BERKURANG)
TA (n-1)
Proveksi
Rp %
TA (n)
1. PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan asH daerah
1.1.1 Paiak Daerah
1.1.2 Retribusi Daerah
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
sah
.
1.2 Dana perimbanqan
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak! Bagi Hasil Bukan
Paiak
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.3
Lain-lain pendapatan daerah yang
www.gi.co.id Global Intermedia
- 91 -
JUMLAH
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
NO URAIAN
TA (n-l)
Proyeksi
Rp %
TA (n)
sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah lainnva
1.3.4 Dana Penvesuaian dan Olonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnva
Jumlah PendaDatan
2. BELANJA DAERAH
2.1 Belania Tidak Lanasuna
2.1.1 Belania oeaawa;
2.1.2 Belania bunaa
2.1.3 Belanja subsidi
2.1.4 Belania hibah
2.1.5 Belania bantuan sosial
2.1.6 Belanja Bag; Hasil Kepada
Pravinsi/Kabupaten/Kata dan
Pemerintahan Desa
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan
Pemerintahan Desa
2.1.B Belania Tidak Terduoa
2.2 Belanja Lan'lsun'l
2.2.1 Belania peaawai
2.2.2 Belania baranc dan iasa
2.2.3 Belania modal
Jumlah Belania
-
SlJrplusf(Defisitl
3. PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan Dembiavaan
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Ancaaran sebelumnva (SiLPA)
3.1.2 Pencairan dana cadanaan
3.1.3 Hasi! penjualan kekayadn Daerah yang
dioisahkan .
3.1.4 Penerimaan oiniaman daerah
3.1.5 Penerimaan kembali oemberian oiniaman
3.1.6 Penerimaan oiutano daerah
Jumlah Dencrimaan Dembiavaan
3.2 Penaeluaran Dembiavaan
3.2.1 Pembentukan dana (adanaan
3.2.2 Penyertaan modal (Investasi1 daerah
3.2.3 Pembavaran pokok utang
3.2.4 Pemberian pinidman caerah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 92 -
JUMLAH
BERTAMBAHI
I
(DERKURANG)
NO URAIAN
TA (n-l)
Proyeksi
Rp %
TA (n)
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiavaan neto
3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran
tahun berkenaan (SILPA)'
IV. PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
Menguraikan tentang prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakup
capaian sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif untuk
mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu memJapatkan perhatian SKPD dalam
menjabarkan program lebih lanjut ke dalam masing-masing kegiatan.
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
PRIORITAS PROGRAM
SASARAN
JUMLAH PLAFON I
NO. PROGRAMI ORGANISASI
DAN KEGIATAN
KEGIATAN
ANGGARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
V. PLAFON ANGGARAN MENURUT ORGANISASI
PLAFON ANGGARAN
KOOE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
TIDAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
1 URUSAN WAlIB
1 01 Pendidikan
1 01 01 Oinas Pendidikan
1 01 02 Kantor Perpustakaan Daerah
1 01 03 cst. ........ .......
1 02 Kesehatan
1 02 01 Dinas Kesehatan
1 02 02 Rumah Sakit Umum Daerah
1 02 03 Rumah sakit Jiwa
1 02 04 Rumah Sakit r u ~ p r u
1 02 05 Rumah Sakit Ketergantungan Obat
www.gi.co.id Global Intermedia
- 93 -
PLAFDN ANGGARAN
KDDE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
I
JUMLAH
DAN DRGANlSASl
TIOAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
I 02 06 OsLo .............
-
1 03 Pekerjaan UmlJm
1 03 01 Dmas Pekerjaan Umum
I 03 02 Dinas Bina Marga
1 03 03 Dinas Pengairan
1 03 04 Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
1 03 05 Dinas Cipta Karya
I 03 06 Dst.. ....... ......
1 04 Perumahan
1 04 01 Dinas Permukiman
1 04 02 Dinas Pernadam Kebakaran)
1 04 03 Dinas Pemakaman*)
I 04 04 Dst............ .....
1 OS Penataan Ruang
1 05 01 Dinas lata Ruang-)
1 05 02 OsLo ............. -
..
1 06 Pel'enca"aa" Pembangunan
1 06 01 BAPPEOA
\ 06 02 Cst............
1 07 Perhubungan
1 07 01 Dinas PerhubUngan
1 07 02 Dst ....... .........
1 08 Ungkungan Hidup
I OB 01 Dinas Lingkungan Hidup
I OB 02
Badan Pengendaljan Dampak Ungkl!ngan
Daerah
I OB 03 Dinas Pertamanan
1 OB 04 Dinas Kebersihan
1 OB 05 Ost. ....... .......
1 09 Pertanahan
-
1 09 01 Badan Pertanahan Daerah
1 09 02 Dst. .................
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1
. 10
01 Oinas Kependudukan dan Capil
1 10 02 Ost... ..............
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 01 Oinas Pemberdayaan Perempuan
1 11 02 Dst .......... ......
1 12
Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
1 12 01 BKKBD
1 12 02 Ost ...... ..........
www.gi.co.id Global Intermedia
- 94 -
PU.FON ANGGARAN
.<ODE
URUSAfIJ rEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
["AN ORGANISASI
TIDAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
1 13 Sosial
1 13 01 Dinas Sosial
1 13 02 ost ........ .......
--
1
1"
Tenaga Kerja
1 14 01 Dinas Tenaga Kerja
1 I. 02 ost............
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
1 15 01 Oinas Koperasi dan UKM
1 15 02 Dst..
1 16 Penanaman Modal
1 16 01 Badan Penanaman Modal Daerah
--
I 16 02 ost .................
1 17 Kebudayaan
1 17 01 Oinas Kebudayaan
1 17 02 Permuseuman
1 17 03 ost... ......
-
1 18 Pemuda dan Olah Raga
I 18 01 Dinas Pemuda dan Olah Raga
I 18 02 ost.. ...............
1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Neaeri
I 19 01 Dinas Kesbang Unmas
1 19 02 Dinas Ketenb'aman dan Ketertiban
1 19 03 Kantor Satuan Polisi Pamong Praia
I 19 O. Ost ........... ....
1 20 Pemerintahan Umum
1 20 01 OPRO
I 20 02 KDH & WKDH
I 20 03 Sekretariat Daerah
1 20 O. Sekretariat OPRD
1 20 05 Badem Pengelola Keuangan Oaerah
1 20 06 Badan Penelitian dan Pengembangan
1 20 07 Badan Pengawasan Oaerah
1 20 08 Kantor Penghubung
1 20 09 Kec.amatan
1 20 10 Kelurahan
1 20 11 Ost.. .....

1 21 Kepegawalan
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
1 21 02 Badan Kepegawaian Oaerah
I 21 03 OsL...... .......
I
www.gi.co.id Global Intermedia
- 95 -
PLAFON ANGGARAN
KODE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
nOAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
1 22 pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 01 Badan Pemberday3an Masyarakat Desa
1 22 02 OsL... .....
1 23 Statistik
1 23 01 fkIdan Statistik Daerah
1 23 02 Kantor Stiltistik Daerilh
1 23 03 Dst..
1 2. Kearsipan
1
2'
01 Kantor Arsip Daerah
1 2. 02 Dst ..... .......
1 25 Komunikasi dan Informatika
-
1 25 01 Dinas Jnformasi dan
1 25 02 Kantor Pengolahan Data Elektlonik
1 25 03 Dst.
2 URUSAN PIUHAN
2 01 Pertanian
2 01 01 Dinas Pertanian
2 01 02 Dinas Perkebunan
2 01 03 Dinas Peternakan
2 01 O. Dinas Ketahanan Pangan
2 01 05 OsL.. ........
2 02 Kehutanan
2 02 01 Dina5 Kehutanan
2 02 02 DsL
2 03 Energi dan SumbenJaya Mineral
2 03 01 Dinas Pertambangan
2 03 02 Dst...
2 O. Pariwisata
2 O. 01 DinClS Pariwisata
2 O. 02 Kebun
2 O. 03 Dst. ................
2 05 dan Perikanan
2 05 01 Dinas Kelautan dan Perikanan
2 05 02 Dst ......... .......
2 06 Perdagangan
2 06 01 Dinas Perdagangan
2 06 02 Dinas Pasar
2 06 03 Dst. ...............
2 07 Perbdustrian
2 07 01 Dinas Perindustrian
www.gi.co.id Global Intermedia
- 96 -
PLAFON ANGGARAN
KODE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
TIDAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
2 07 02 Dst..................
2 08 Transmlgrasl
2 08 01 Dinas Transmigrasi
2 08 02 Dst.. ................
Jumlah
VI. PENUTUP
Demikian rancangan PPAS ini disusun untuk dibahas d",n disepakati sebagai dasar
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Arlggaran .
....... , tanggal .........
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
*) caret yang tidak perlu
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 97 -
LAMPIRAN A. XII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
FORMAT NOTA KESEPAKATAN
A. KUA
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
DENGAN
DEWAN PERWAKIlAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
NOMOR
TANGGAL
TENTANG
KEBIlAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BElANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .....
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
Gubernur/Bupati/Walikota .) .
bertindak selaku dan atas nama pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota *) ..
2. a. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota .) .
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *) ..
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *) .
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perv'akilan Rakyat Daerah
(DPR[)) Provir,sifKabupaten/Kota*) .
Dengan ini mel1yatakan bahwa dalam rangka penyusunan APBD diperlukan Kebijakan Umum
APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya
dijadikan sebagai dasar penyu5unan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD Tahun
Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap target pencapaian kinerja yang terukur dari
setiap urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah
yang direncanakan akan dicapai dalam tahun anggaran sebagai berikut :
www.gi.co.id Global Intermedia
- 98 -
I. PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1. Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan datang;
1.2. Uraian ringkas identifikasi permasalahahanjhambatan dan tantangan utama yang
dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan tahun yang akan datang.)
II. GAMBARAN UMUM RKPD
Memuat gambaran umum prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD
untuk menyelesaikan permasalahahanjhambatan dan tantangan utama serta menjawab
tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta mendukung upaya mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD.
Target Pencapaian Kinerja yang Terukur Dari Setiap Urusan
Pemerintahan Daerah
BIDANG URUSAN
$ASARAN PAGU
KOOE PROGRAMI TARGET(Ofo) ORGANISASI INDIKATIF
PEMERINTAHAN DAERAH
KEGIATAN fJuta RDl
1 URUSAN WAlIB
1 01 Pendidikan
Program ......
Kegiatan ... ..
dst ...
1 02 Kesehatan
Program ......
Kegiatan . ....
dst ...
1 03 Pekerjaan Umum
Program ......
Kegiatan ..
dst ...
1 04 Perumahan Rakyat
Program ....
Kegiatan .....
1 OS Penataan Ruang
Program ......
Kegiatan ......
dst o.
1 06 Perencanaan Pembangunan
Program " ....
Kegiatan ... ..
dst ...
1 07 Perhubungan
Program ......
Kegiatan ....
dst ..
www.gi.co.id Global Intermedia
- 99 -
BIDANG URUSAN
SASARAN PAGU
KOOE PROGRAMI TARGET(%) ORGANISASI
~ O ~ ~
PEMERINTAHAN DAERAH
KEGIATAN Juta R
1 08 Ungkungan Hidup
Program ......
Kegiatan ......
dst ,..
1 09 Pert.anahan
Program ......
Kegiatan .....
dst ...
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
Progl7tm ......
Kegiatan ......
dst ...
1 11 Pemherdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 12
Keluafg3 Bere-nea";, dan Keluarga
Seiahtera
Program ......
l<egi3tan ......
dst ...
1 13 $asial
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 14 Tenoga Kf!rja
Program ......
Keqiatan ......
dst ...
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 16 Penanaman Modal
Program ......
Kegiat3n ......
dst ...
1 17 Kebudayaan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 L8 Pemuda dan Olah Raga
?rogrtlm ......
Kegic:tan ......
dst ...
1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik;, Dalam
Neaeei
www.gi.co.id Global Intermedia
- 100-
BIDANG URUSAN
SASARAN PAGU
KODE PROGRAM! TARGET(%) ORGANlSASJ INDIKATIF
PEMERlNTAHAN DAERAH
KEGlATAN I)uta Rn\
Program ......
Kegiat.ln ......
dst ...
1 20 Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 21 Kepegawalan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1 22
Pembetdayaan Masyarakat dan
Doso
Program ......
I---
Kegiatan ......
--
dst ...
1 23 Statisitik
Program .. ...
Kegiatan ......
dst ...
1 2. Kearsipan
Program ....
Kegiatan .. ...
dst ...
1 25 Komunikasi dan Informatika
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 URUSAN PIUHAN
2 01 pettanian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 02 KehutJinan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
--
Program ......
Kegiatevl ......

dst ...
2 D. Pariwlsata
Program ......
Kegiatan ......

dst ...
2 05 Kelaut3n dan Perikanan
-;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 101 -
81DANG URUSAN
SASARAN PAGU
KODE PROGRAM! TARGET(OJo) ORGANlSASI INDIKATIF
PEMfRlNTAHAN DAERAH
KEGlATAN I)uta Rn'
Pro:Jram ......
Kegiatan ......
ds! ...
2 06 Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ._.
2 07 Perindustrian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2 08 Trar.smigrasi
Prcgram ......
Kegiatan _.....
dst ...
JUMLAH
III. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN IMPLlKASINYA TERHADAP SUMBER
PENDANAAN
(Pada 6ab Ill, diuraikan dan dijelaskan tentang asumsi, kondisi yang telah terjadi dan
diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD.
COlltoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian sasaran pada tahun yang akan
datang adalah: (1) laju inflasi, (2) pertumbuhan ekonomi regional (3) tingkat
pengangguran regional, dan (4) lain-lain asumsi yang relevan dengan kondisi daerah
setempat.
Dalam rangka implementasi asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian sasaran,
Kebijakan Umum I.PBD harus mampu menjelaskan kebijakan penganggaran sesuai
dengan kebijakan pemerin\ah. Perlu dicermati dalam uaraian dan penjelasan tersebut,
bahwa kondisi yang berbeda akan menghasilkan yang berbeda.
Selain daripada itu, dalam Bab ini juga diuraikan dan dijelaskan mengenai perkiraan
penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluarar, pada tahun yang datang, baik
penerimaan yang besumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan (DAU, Dana
Bagi Hasil dan OAK) maupun penerimaan yang berasal dari pinjaman maupun hibah.)
Proyeksi
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
JUMLAH
BERTAMBAHI
(8ERKURANGI
NO URAIAN
PROYEKSI
TA (n-1;
TAt.'
Rp '10
.1. PENDAPATAN o.-ERAH
-
1.1 Pendapatan asH daera:'
0/
....
1.1.1 Pa'ak Daerah
i:1.2 Retribusi Oaerah
1.1.3 Hasil Pengelotaan Kekavaal'l Oaerah yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli r:.aerah yang sah
1.2 Dana perimbangan
1.2.1 Dana Bagi HasH Pajak! BaQi Hasil Bukan Pajak
1.2.2 Dana AJokasi Umum
1.2.3 Dana AJokasi Khusus
www.gi.co.id Global Intermedia
- 102 -
JUMLAH
BERTAMBAHI
(8ERKURANGI
NO URAIAN
PROYEKSI
TA (n-l)
TA Inl
Rp %
1.3 Lainlaln pendapatan daerah yang sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnva
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5
Bantuan Keuangan dan Provinsi atau Pemenntah
Oaerah lainnva
Jumlah Pendapatan
2. E L r ~ J OAERAH
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja pegawai
2.1.2 Belania bUnQ3
2.1.3 Belanja subsidi
2.1.4 Belanja hibah
2.1.5 Belan;a bantuan sosial
2.1.6
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
ProvinsiJKabuoatenJKota Dan Pemerintahan Desa
2.1.8 8elanja Tidak Terduga
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 6elanja pegawai
2.2.2 8elanja barang dan jasa
2.2.3 Belanja modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3. PEMBlAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa Lebih Perhitui'l9an AnggJran Tahul) AAggaran
sebelumnya (SiLPA)
3.1.2 Pencairan dana cadanQan
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman
3.1.6 Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2 Pengeluaran pemblayaan
:;.2.1 Pembentukan dana cadangan
3.2.2 Penyer..aan modal (lnvestasi) daerah
3.2.3 Pembayaran pokok utang
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neta
3.3
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
berttenaan {SILP';"
www.gi.co.id Global Intermedia
- 103 -
IV. PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan
dan pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD Tahun n g ~ r n
,..... " tanggal, .......
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA "')
selaku,
PIHAK PERTAMA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
selaku,
PIHAKKEDUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
www.gi.co.id Global Intermedia
- 104 -
8. PPAS
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)...........
DENGAN .
DEWAN PERWAKIlAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
NOMOR
TANGGAL
TENTANG
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN .....
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
Gubernur/Bupati/Walikota *) .
bertindak selaku dan atas nama pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota *) : .
2. a. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
. , .
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota .) ..
Wakil Ketua DPRD *) .
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *) .
sebagai Pimpinan Dewan bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota .) ..
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan APBD diperlukan prioritas dan plafon
anggaran yang disepakati bersama antaro DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk dijadikan
sebagai dasar penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap pagu dan prioritas APBD untuk mencapai
sasaran program tahun 2006 sebagai berikut :
1. PENDAHULUAN
(Pada Ball I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1. Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya,
tahun berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan
datang;
www.gi.co.id Global Intermedia
- 105 -
1.2. Uraian ringkas identifikasi permasalahahan/hambatan dan tantangan utama
yang dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan tahun yang akan
datang.)
II. KUA TAHUN ANGGARAN ....
Memuat gambaran ringkas tentang target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap
urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah
sebagai dasar penentuan prioritas program dan plafon anggaran menurut bidang
pemerintahan.
III. PROYEKSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap implikasi
kemarnpuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan
pendapatan daerah, faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya
pen'ingkatan bela"ja daerah dan kebijakan p2merintah daerah di bidang pembiayaan
daerah tahun anggaran .....
Penjelasan tersebut diatas secara ringkas digambarkan dalam Proyeksi APBD
Tahun Anggaran .....
Ringkasan Proyeksi APBD Tahun Anggaran .....
JUMLAH
BERTAMBAHI
(BERKURANG)
NO URAIAN
TA (n-l)
PROYEKSI
Rp %
TA (n)
1-
PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan asH daerah
1.1.1 Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3 Hasii Pengelolaan Kekayaan Oaerah yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsH Oaerah y;:mQ sah
1.2 Dana perimbangan
1.2.1
Dana Sarli HasH Pajak! Bagi Hasil Bukan Pajak
i.2.2 Dana AlokJsi Umum
r2:!3
Dana Alokasi Khusus
1.3 pendapiltan daerah yang sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3,3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah
Oaerah ldinnya
1.3.4 Dana Pt:nyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3,5 Bantuan Keuangan dan Provinsi ltau Pemerintah
Dacrah lainnva
Jumlah Pendapatan
2.
BEIAI'OA DAERAH
2.1 Belania Tldak Lan sun
2.1.1 Belanja pegawai
2.1.2 Belania bunga
2.1.3
8elanja subsidi
2.1.4 Belanja hibah
2.1.5 Belanja bantuan
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pernerintahan Desa
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
PrQvinsi/Kabuoaten/Kota Dan Pemerintah<ln Desa
2.1.8 Tidak Terdu9a
www.gi.co.id Global Intermedia
- 106 -
JUMIAH
BER1AMBAHI
(BERKURANG)
NO URAIAN
r-:=
TA ( -1) PROYEKSI
Rp %
n l'A (n)
--
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Belania peqawai
2.2.2 Belanja barang dan jasa
2.2.3 Belanja modal
Jumlah Belanja
SUI'" ~ Oefisit
3.
PEMBlAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan pembiayaan
3.1.1 Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnva (SilPA)"
3.1.2 Pencairan dana cadangan
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan Oaerah yang dipisahkan
3.104 Penerimaan pinjaman daerah
U.S Penerimaan kembali pemberian pinjaman
3.1.6 Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2 Pengeluaran pembiayaan
3.2.1 Pembentukan dana cadangan
3.2.2 Penyertatl" modal (Investasi) daerah
3.2.3 PembaVi.lran ookok utano
3.204 Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
berkenaa,; (SllPA)
IV. PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
Menguraikan tentang prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakup
capaian sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif untuk
mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian SKPD dalam
menjabarkan program lebih lanjut ke dalam masing-masing kegiatan.
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
PRIORITAS PROGRAM
SASARAN
JUMLAH PLAFON
NO.
DAN KEGIATAN
PROGRAM! ORGANISASI
ANGGARAN
KEGIATAN
l.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
www.gi.co.id Global Intermedia
- 107 -
V. PLAFON ANGGARAN tJlENURUT ORGANISASI
PLAFON ANGGARAN
KODE
URUSAN PEMERINTAHAN OAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
TIOJ.K
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
1 URUSAN WAllS
1 01 Pendidikan
1 01 01 Oinas Pendidikan
1 01 02 Kantor Perpustakaan Oaerah
1 01 03 Cst. ........
1 02 Kesehati'ln
1 02 01 Dinas Kesehatan
1 02 02 RUf1lah Sakit Umum Daerah
1 02 OJ Rumah Sakit Jiwa
1 02
O'
Rumah Sakit Paru-paru
1 02 05 Rumah Sakit Ketergantungan Obat
1 02 06 Ost. .............
1 03 Pekerjaan Umum
1 OJ 01 Dinas Pekerjaan UmL.:rn
1 OJ 02 Dinas Bina Marga
1 OJ OJ Oinas Pengairan
1 OJ J. i n ~ s Pengawasan Bang_unan dan lata Kota
1 OJ 05 Dinas Cipta Karya
1 OJ 06 DsL- ......
1
0_
Perumahan
1 O. 01 Dinas Permukiman
1 O. 02 Dinas Pemadam Kebakaran)
1 04 OJ Dinas Pemakaman*)
1 04
O'
Ost ..............
1 05 Penataan RU3n9
1 05 01 Dinas Tata Ruang*)
j 0, 02 OsL.... ........
.-
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 01 BArPEDA
1 06 02 Cst. ..
1 07 Perhubungan
1 07 01 Dinas Perhubungan
1 07 02 Ost .......... ......
1 08 Ungkungan Hidup
1 OB 01 Dinas Ungkungan Hidup
1 OB 02
'Barlan Pengendalian Dampak Lingkungan
~ r h
1 08 OJ Dinas Pertamanan
1 08
O'
Dinas Kebersihan
1 08 05 Dst.. ..
1 O. Pertanahan
1 09 01 &dan Pertanahan Daerah
1 09 02 Ost ..........
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10 01 Dinas Kependudukiln dan Capil
1 10 02 Dst ...........
www.gi.co.id Global Intermedia
- 108 -
PLAFON ANGGARAN
KOOE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
TlOAK
BELANJA
LANGSUNG
Ll\NGSUNG
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 01 Dinas Pemberdayaan Perempuan
1 11 02 Ost ..........
1 12
Keluarga Berencana dan Keluarga
.
Seiahtera
1 12 01 BKKBD
1 12 02 Ost .............
1 13 Sosial
1 13 01 Dinas Sosial
1 13 02 Ost ..........
1 14 Tenaga Kerja
1 14 01 Dinas Tenaga Kerja
1 14 02 Dst. ................
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
1 15 01 Dinas Koperasi dan UKM
1 15 02 Dst ........... .....
1 16 Penanaman Modal
1 16 01 Badan Penanaman Modal Daerah
1 16 02 Dst ..... ...........
1 17 Kebudayaan
1 17 01 Dinas Kebudayaan
1 17 02 Permuseuman
1 17 03 Cst. ....... ... ....
1 18 Pemuda Lan Olah Raga
1 18 01 Dinas Pemuda dan Olah Raga
1 18 02 Cst.. ......... ....
1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
~ r l
1 19 01 Dinas Kesbang Unmas
1 19 02 Dinas Ketenb'aman dan Ketertiban
,
1 19 03 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
1 19 04 Dst..................
1 20 Pemerintahan Umum
1 20 01 OPRD
1 20 02 KDH & WKDH
1 20 03 . Sekretariat Daerah
1 20 04 Sekretariat DPRD
1 20 05 Badan Pengelola Keuangan Daerah
1 20 06 Badan Penelitian dan Pengembangan
1 20 07 Badan Pengawasan Daerah
1 20 08 Kantor Penghubung
-
1 20 09 Kecamatan
-
1 20 10 Kelurahan
1 20 11 Dst.: ......... .....
1 21 Kepegawaian
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
1 21 02 Badan Kepegawaian Daerah
1 21 03 Dst.. ...... .......
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 01 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
www.gi.co.id Global Intermedia
- 109 -
PLAFON ANGGARAN
KODE
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BELANJA
JUMLAH
DAN ORGANISASI
TIDAK
SELANJA
UNGSUNG
LANGSUNG
I 22 02 Dst. .................
1 23 Statistik
I 23 01 Badan Statistik Daerah
1 23 02 KantOf Statistik Daerah
1 23 03 Ost.................
1 24 Kursipan
1
2'
01 Kantor Arsip Oaerah
1
2'
02 Ost...............
1 25 Komunibsi dan Informatika
1 25 01 DiMS Infonr.asi dan Komunikasi
I 25 02 Kantor Pengolahan Data ~ k t r o n k
1 25 03 Ost. .... ..........
2 URUSAN PIUHAN
2 01 Pertanian
2 01 01 Dina5 Pertanian
2 01 02 Dinas Perkebunan
2 01 03 Dinas Peternakan
2 01
0'
Dinas Ir.etahanan Pangan
2 01 05 Dst. .................
2 02 Kehutanan
2 02 01 Dinas Kehutanan
2 02 02 Ost..................
2 03 Eneryi dan Sumberdaya Mineral
2 03 01 Dinas Pertambangan
2 03 02 Ost. .................
2 04 Pariwisata
2 04 01 Dinas Pariwi:-.ata
2 04 02 Kebun Binatal'lg
2
0'
03 OsL.... ..........
2 05 Kelautan dan Perikanan
2 05 01 Dinas Kelautan dan Perikanan
2 05 02 Ost.................
2 06 Perdagangan
2 06 01 Dinas Perdagangan
2 06 01 Dinas Pasar
2 06 03 Dst...: ..............
2 07 Perindustrian
2 07 01 Dinas Perindustrian
2 07 02 [)st. ...............
2 08 Transmigrasi
2 08 01 Dina:. Transmigrasi
2 08 02 Dst. .................
Jumlah
www.gi.co.id Global Intermedia
110-
VI. PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijactikan sebagai dasar penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Angqaran ......
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
selaku,
PIHAK PERTAMA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
'j coret yang tidak perlu
PIMPINAN
DEWAN PERWA1<ILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
selaku,
PIHAK KEDUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
KETUA
(tanda tangan)
{llama leno.!@Q1
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(noma lengkap)
WAKIL KETUA
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- I I I -
LAMPIRAN A.XIII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPD
RKA
SKPD 1
RKA
SKPD 2.1
RKA
RKA RKA
SKPD 2.2.1
SKPD 2.2 SKPD
RKA
SKPD 3.1
RKA
SKPD 3.2
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 112 -
LAMPIRAN A.XIV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT RKA-SKPD
LOGO
DAERAH
ProvinsifKabupatenfKota ..> .
RENCANA KERJA ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(RKA - SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
Pengguna Anggaran
a. Nama
b. NIP
c. Jabatan
: x.xx
: x.xx.xx
Kode Nama Formulir
RKA - SKPD
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA - SKPD 1 Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA - SKPD 2.1
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja
Perangkat Daerah
RKA - SKPD 2.2
Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut
Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daer;;lh
RKA - SKPD 2.2.1
Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per
Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
RKA - SKPD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
.) caret yang tidak perlu
www.gi.co.id Global Intermedia
- 113 -
A. FORMULIR RKA-SKPD
Halaman ........
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
RKA - SKPD
Tahun Anggaran ......
Urusan Pemerintahan : x. xx. . .....................
Organisasi : x. xx. xx. ......................
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Satuan Kerja Per;angkat: Daerah
Kode
Uraian
Jumlah
Rekening (Rp)
1 2 3
Surplusj (Defisit)
-
Pembiavaan neta
........ ,tanggal... ........
:<epala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 114 -
Cara Pengisian Formulir RKA - SKPD
Formulir RKA - SKPD merupakan formulir ringkasan anggaran satuan kerja perangkat Daerah
yang sumbel' datanya berasal dari peringkasan jumlah pendapatan menurut kelompok dan jenis
yang dBsi dalam formulir RKA - SKPD 1, jumlah belanja tidak langsung menurul kelompok dan
jenis belanja yang dii,i dalam formulir RKA - SKPD 2.1, dan penggabungan dari seluruh jumlah
kelompok dan jenis belanja langsung yang diisi dalam setiap formulir RKA - SKPD 2.2.1.
Khusus formulir RKA - SKPD Satuan Kerja Pengelola Keuangiln Daerah setelah baris surplus dan
defisit anggaran diuraikan kembali penerimaan dan pengeluaran pembiayaan sebagaimana
tercantum dalam formulir RKA - SKPD 3.1 dan formulir RKA - SKPD 3.2.
1. Provinsi/kabupatenjkota diisi dengan nama provinsi/kabupatenjkota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomoI' kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomoI' kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1, diisi dengan nomoI' kode rekening pendapatanjnomor kode rekening
belanjajnomor kode rekening pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari kode rekenig akun
pendapatanjbelanjajpembiayaan, diikuti dengari masing-masing kode rekening kelompok
pendapatanjbelanjajpembiayaan dan diakhiri dengan kode rekening jenis
pendapatanjbelanjajpembiayaan.
6. Kolom 2, diisi dengan uraian pendapatanjbelanjajpembiayaan.
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan, selanjutnya diikuti
dengan uraian kelompok dan setiap uraian kelompok diikuti dengan uraian jenis
pendapatan yang dipungut atau diterima oleh satuall kerja perangkat daerah
sebagaimana dianggarkan ~ l m formulir RKA - SKPD 1.
b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja, selanjutnya uraian
belanja dikelompokkan ke dalam belanja Tidak Langsung dan belanja Langsung.
Dalam kelompok belanja Tidak Langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan
yang tercantum dalam formulir RKA - SKPD 2.1.
Dalam kelompok belanja Langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir RKA - SKPD 2.2.1.
c. Untuk pembiayaan diawaii dengan pencantuman uraian pembiayaan, selanjutnya
uraian pembiayaan dikelompokkan ke dalam penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis penerimaan sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir RKA - SKPD 3.1.
Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis pengeluaran sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir RKA - SKPD 3.2.
7. Kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan, menurut jenis
belanja. Jumlah dimaksud merupakan penjumlahan dari jumlah y ~ g tercantum dari
formulir RKA - SKPD 1, formulir RKA - SKPD 2.1, seluruh formulir RKA - SKPD 2.2.1.
8. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih besar dari jumlah
anggaran Iielanja.
9. Defisit diisi apabila jumlah anygaran pendapalan diperkirakan lebih keeil dari jumlah
anggaran belanja, dan ditulis dalam landa kurung.
10. Khusus formulir RKA - SKPD sekretariat daerah atau satuan kerja pengelola keuangan
daerah. sebagaimana diterangkan di atas, pada kolom 3 diisi dengan jumlah menurul
kelompok, menurut jen;s penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
Selanjutnya pada kolom 2 diisi dengan uraian pembiayaan neto untuk menerangkan selisih
www.gi.co.id Global Intermedia
- 115 -
antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan yang
tercanturn dalam kolom 3.
Pencantuman mengenai ringkasan pembiayaan pada formulir RKA - SKPD pada prinsipnya
sama dengan yang diuraikan dalam formulir RKA - SKPD 3.1 dan formulir RKA - SKPD 3.2
11. Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA - SKPD, dengan
mencantumkan nama jabatan Kepala SKPD.
12. Formulir RKA - SKPD ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
13. Formulir RKA - SKPD dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
14. Apabila formulir RKA - SK?D lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan satuan kerja perangkat daerah serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun,
nama jabatan, tandatangan Kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 116-
B. FORMULIR RKA-SKPD 1
Halaman .........
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
ProvinsijKabupaten/Kota .......
RKA - SKPD 1
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan x. xx. .....................
Organisasi x. xx. xx. .....................
Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rincian Penqhitunqan
Jumlah
Uraian
Tariff
Rekening volume satuan
Harga
(Rp)
1 2 3 4 5 6 =(3 x 5)
x x x xx xx
x x x xx xx
x X X xx xx
X X X XX XX
I
X X X XX XX
X X X XX xx
X X X XX XX
X X X XX XX
X X X XX XX
Jumlah
........ ,tanggal. ..........
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
Tanqqal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan :
1.
2.
Dst
Tim Anggaran Pemerintah Daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
Dst
www.gi.co.id Global Intermedia
- 117 -
CarOl Pengisian Formulir RKA - SKPD 1
Formulir RKA - SKPD 1 sebagai formulir untuk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan
satuan kerja perangkat daerah dalam tahun anggaran yang direncar.akan. Oleh karena itu
nomor kode rekening dan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan
yang dicantumkan dalam formulir RKA - SKPD 1 disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang
akan dipungut atau penerimaan tertentu dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah sebagaimanana ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pengisian formulir RKA - SKPD 1 supaya mempedomani ketentuan Pasal 25 peraturan ini. Untuk
memenuhi azas tranparansi dan prinsip anggaran berdasarkan rencana p ~ n p t n yang
dianggarkan, pengisian rincian penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan satuan
ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun,. kelompok, jenis, objek, rincian
objek pendapatan satuan kerja perangkat daerah.
6. Kololr. 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian .obyek
Pendapatan.
7. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek pendapatan yang
direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor, jumlah liter bahan bakar kendaraan
bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung restoran, jumlah kepala
keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah kendaraan yang memanfaatkan lahan
parkir, jumlah bibit perika'1an/pertanian/peternakan/ kehutanan/perkebunan, jumlah
limbah yang diuji, jumlah kios/los/kakilima, jumlah pemakaian/penggunaan sarana
olahraga/gedung/gudang/lahan milik pemda, jumlah unit barang bekas milik pemerintah
daerah yang dijual, jumlah uang yang ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk
tabungan atau giro, jumlah modal yang disertakan atau diinvestaslkan.
8. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya.
9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif pajak/retribusi atau harga/nilai satuan lainnya
dapat berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase bagian laba, atau harga atas
penjualan barang milik daerah yang tidak dipisahkan.
10. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan menurut kelompok,
jenis, objek, rincian objek pendapatan. Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang
dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
11. Formulir RKA - SKPD 1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA-SKPD.
12. Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA-SKPD 1, dengan
mencantumkan nama jabatan Kepala SKPD.
13. Formulir RKA - SKPD 1 ditandatangani oleh Kepala SKPD denqan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
14. Keterangan diisi dengan langgal pembahasan formulir RKA-SKPD 1 oleh tim anggaran
pemerintail daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim anggaran
pemerintah daerah untuk rhendapatkan perhalian Kepala SKPD dicantumkan dalam baris
catatan hasil pembahasan.
15. Seluruh anggota tim anggaran pemeintah daerah menandatangani formulir RKA-SKPD 1
yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
16. Formulir RK'" - SKPD 1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
17. Apabila formulir RKA - SKPD 1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulal. dari rincian anggaran pendapatan satuan kerja perangkat
daerah serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun, nama jabatan, tandatangan Kepala
SKPD ditempatkan pada halanlan terakhir dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
C. FORMULIR RKA-SKPD 2.1
- 118 -
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
RKA
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
SKPD 2.1
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan x. xx. ......................
Orqanisasi x. xx. Xx. ........... , ..........
Rincian Anggaran Belanja Tidak langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Tahun n
Tahun
Rekening
Uraian
Harga Jumlah
n+1
volume satuan
satuan (Rp)
1 2 3 4 ;; 6=(3xS) 7
x X x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
;(
x x xx xx
-
x x x xx xx
x x x xx xx
x
;(
x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah
........ ,tanggal... ........
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keteranqan :
Tanqqal Pembahasan
.
.
Catatan Hasil Pembahasan :
l.
2.
Dst
Tim Anggaran Pemerintah Daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
www.gi.co.id Global Intermedia
- 119 -
Cara Pengisian Formulir RKA - SKPD 2.1
Formulir RKA - SKPD 2.1 merupakan formulir untuk menyusull rencana kebutuhan belanja tidak
langsung satuan kerja perangkat daerah dalam tahun anggaran yang direncanakan. Pengisian
jenis belanja Tidak Langsung supaya mempedomani ketentuan Pasal 37 peraturan ini. Untuk
memenuhi azas tranparansi dan prinsip anggaran berdasarkan prestasi kerja, pengisian rincian
penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan satuan ukuran yang tidak terukur, seperti
paket, pm, up, 11Impsum.
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok, jenis, objek, rincian
objek belanja Tidak Langsung .
6. Kolom 2 (uraian) uraian diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
belanja Tidak Langsung.
7. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah orang/pegawai.
8. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya. .
9. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku
bunga, nilai kurs.
10. Kolom 6 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan
jumlah harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah
rincian obyek belanja. Set!ap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja
selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada
masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
11. Kolom 7 (jumlah tahun n+1) diiisi dengan perkiraan jumlah menurut jenis belanja untuk 1
tahun berikutnya.
12. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja Tidak
Langsung yang tercantum dalam kolom 7.
13. Formulir RKA - SKPD 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
14. Apabila Formulir RKA - SKPD 2.1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rincian belanja Tidak Langsung satuan kerja perangkat
daerah dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
15. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA - SKPD 2.1.
16. Formulir RKA - SKPD 2.1 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang bersangkutan.
17. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA - SKPD 2.1 oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah. Apabila terdapat catatan c1ari hasil pembahasan oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam baris
catatan hasil pembahasan.
18. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir RKA - SKPD
2.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan .
19. Apabila formulir RKA - SKPD 2.1 lebih dari satu halaman m.::lka tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPD, ser(a keterangan, t n ~ l
pembahasan, catatan hasil pembahasan, noma, NIP, Jabatan dan tanda tangan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir .
Se!anjutnya setiap lembar RKA - SKPD 2.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota
Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
20. Formulir RKA - SKPD 2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
D. FORMULIR RKA-SKPD 2.2.1
- 120 -
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
ProvinsifKabupaten/Kota
RKA - SKPD 2.2.1
.....
Tahun Anqqaran ......
Urusan Pemerintahan : x. xx. ........... ..........
Organisasi : x. xx, xx. .. ......... .........
Program : x. xx. xx. xx. ...... ...... ........
Kegiatan : x. xx. xx. xx. xx. ..... ................
Lokasi kegiatan : ......................
Jumlah Tahun n-l : Rp .................. (...... ............... ................................................ )
Jumlah Tahun n : Rp .................. (.................................................................................)
Jumlah Tahun n+1 Rp .................. (............................................:....................................)
Indikator &. Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
..
capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
,-' . .'. .... 1',
':1
....,.
':, ,;!/

,
;. ",
Kelompok Sasaran Kegiatan : ...............
Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rincian Penghitungan
Jumlah
Rekening
Uraian
Harga
(Rp)
volume satuan
satuan
1 2 3 4 5 x 5)
-
X x X xx xx
X x X xx xx
X x X xx xx
X x X xx xx
Jumlah
..... .. ,tanggal ...........
Kepala SKPO
tangan)
f,'\tJma leng,,1gjQ}
NIP.
--
._..'------_..
Keteranqan :
Tanggal Pembahasan :
-
ratatan HasH Pembahasan :
1.
2.
Ost
Tim AnoQaran Pemerintah Oaerah:
No Nama NIP Jabatan
-
Tandatanqan
1
-
2
Dst
www.gi.co.id Global Intermedia
- 12 I -
Cara Pengis;an Formulir RKA - SKPD 2.2.1
Formulir RKA - SKPD 2.2.1 digunakan untuk merencanakan belanja Langsung dari setiap kegiatan yang
diprogramkan. Dengan demikian apabila dalam 1 (satu) program terdapat 1 (satu) atau lebih kegiatan
maka setiap kegiatan dituangkan dalam formulir RKA - SKPD 2.2.1 masing-masing. Pengisian jenis belanja
Langsung supaya mempedomani ketentuan Pasal 50 peraturan menteri ini. Untuk memenuhi azas
tranparansi dan prinsip ang9aran berdasarkan prestasi kerja, pengisian rincian penghitungan tidak
diperkenankan mencantumkan Xltuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Provinsi/kabupatenjkota diisi dengan nama provinsijkabupatenjkota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah.
5. Baris kolom program diisi dengan nomor kode program dan nama program dari kegiatan yang
berkenaall. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja perangkat daerah
untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk memperoleh alokasi anggaran.
6. Baris kolom kegiatan diisi dengan nomor kode kegiatan dan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan merupakan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan
untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.
7. Baris kolom lokasi kegiatan dilsi dengan nama lokasi atau tempat dari setlap kegiatan yang akan
dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama desajkelurahan, kecamatan.
8. Baris kolom Jumlah Tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan untuk 1
(satu) tahun sebelumnya.
9. Baris kolom Jumlah Tahu'n n diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan pada tahun
yang direnc.makan.
10. Baris kolom Jurnlah Tahun n+1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan untuk
tahun berikutnya.
11. Indikator dan tolok ukur kinerja belanja langsung:
Contoh 1.
Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
Kegiatan Pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan kualitas dan produktivitas hasil
jahitan ibu-ibu rumah tangga
Tolok ukur untuk capaian program: ibu-ibu rumah tangga yang bergerak di bidang usaha jahit
menjahit
Target kinerja untuk capaian program: 5000 orang
Tolok uk"r untuk masukan: jumlah dana yang dibutuhkan
Target kinerja untuk masukan: Rp100 juta
Tolok lIkur untuk keluaran: terlatihnya ibu-ibu rumah tangga mendayagunakan peralatan
menjahit secara optimal
Target killerja untuk keluaran: 500 orang
Tolok ukur untuk hasil: meningkatnya kemampuap menjahit ibu-ibu rumah tangga yang dilatih.
Target kinerja untuk hasil: 450 orang dari 5000 orang (9% dari target capaian program)
Contoh 2.
Program : Program Wajib e l ~ j r Pendidikan Dasar Sembi Ian Tahun
Kegiatan : Pembangunan gedung sekolah SMP
Tolok ukur untuk capaian program: kualitas pendidikan bagi seluruh anak usia pendidikan SMP
Target kinerja untuk capaian program: 1000 anak didik usia SMP
Tolak ukur untuk masukan: jumlah dana yang dibutuhkan
Target kinerja dari tolok ukur masuk"n: Rp5 miliar
Tolok ukur untuk keillaran: tersedianya ruang belajar bagi peserta didik 3MP
Target kinerja dari tolok ukur keluaran: 5 gedung SMP
Tolok ukur untuk hasil: tersedianya ruang belajar yang dapat menampung peserta didik SMP
Target kinerja dari tolok ukur hasil: 5 gedung untuk 600 peserta didik atau 60% dari target
capaian program
www.gi.co.id Global Intermedia
- 122 -
12. Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan terhadap karakteristik kelompok sasaran
seperti status ekonomi dan gender.
Contoh 1: ibu-ibu rumah tangga yang f1)empunyai lJotensi menjahit yang perlu dikembangkan
namun disisi lain kemampuan ekonomi terbatas.
Contoh 2: peserta didik usia SMP yang belum tertampung di sekolah SMP
13. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok, jenis, objek, rincian objek
belanja Langsung . .
14. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja
Langsung.
15. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang.
16. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang direncananakan seperti
unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
17. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku bunga,
nilai kurs.
18. Kolom 6 Uumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan harga satuan. Setiap
jumlah uraian I incian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja. Setiap jumlah
rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijlimlahkan menjadi obyek belanja
berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi
jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja merupakan jumlah keiompok belanja
Langsung yang dituangkan dalam formulir RKA - SKPD 2.2.
19. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja Langsung yang
tercantum dalam kolom 7.
20. Formulir RKA - SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
21. Apabila Formulir RKA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari r:ncian belanja Langsung program perkegiatan satuan kerja
perangkat daerah dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
22. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA - SKPD 2.2.1.
23. Formulir RKA - SKPD 2.2.1 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang bersangkutan.
24. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA - SKPD 2.2.1 oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah. Apabila terdapat catatan dari hasH pembahasan oleh tim anggaran pemerintah
daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam baris catatan hasil
pembahasan.
25. Seluruh anggota tim anggaran pemeintah daerah menandatangani formulir RKA - SKPD 2.2.1 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
26. Apabila formulir RKA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman maka tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, kolom tanda tangan dan nama lengkap Kepala SKPD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasil pembahaJan, nama, NIP, Jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir.
Selanjutnya setiap lembar RKA - SKPD 2.2.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.
27. Formulir RKA - SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD dan RKA -
SKPD 2.2.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 123 -
E. FORMULIR RKA-SKPD 2.2
Halaman .....
. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
RKA - SKPD 2.2
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan : x. xx. .......................
Organisasi : x. xx. xx. ........................
Rekapitulasi Anggaran Belanja La'lgsung Berdasarkan Program dan Kegiatan
Kode Jumlah
Uraian
Lokasi Target Kinerja
Tahun n
Kegiatan (Kuantitatif)
Tahun
Program Kegiatan
Belanja Barang
Modal Jumlah
n+1
Peaawai & Jasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9=6+7+8 10
xx Program ..
xx Kegiatan ....
xx Kegiatan ....
xx dst ....
xx Program ....
xx Kegiatan ....
xx Kegiatan ... :
xx dst ....
xx Program ...
xx Kegiatan ....
-
xx Kegiatan ....
-
xx dst ....
xx dst ....
Jumlah
........ ,tanggal ...........
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 124,
Cara Pengisian Formulir RKA - SKPD 2.2
Formulir RKA - SKPD 2.2 merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan
satuan kerja perangkat daerah yang dikutip dari setiap formu'ir RKA - SKPD 2.2.1 (Rincian
Anggaran Belanja Langsung menurut Pmgram dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat
Daerah).
1. Provinsijkabupaten/kota diisi dengan nama provinsijkabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengar, tahun anggaran yang di(encanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor kode program.
6. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi uengan nomor kode kegiatan.
7. Untuk nomor kQde program dan kegiatan tersebut pada angka 5 dan 6 tersebut di atas
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
8. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang :oelanjutnya diikuti dengan
penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung terlaksananya program dimaksud.
6. Kolom 4 (Iokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat setiap kegiatan
dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan atau
kecamatan.
7, Kolom 5 (Target kinerja Kuantitatif) diisi dengan target capaian program dari masing-
masing prograrn dan target kinerja dari masing-masing kegiatan.
8. Kolom 6 (Jumlah Tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah belanja pegawai per
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun ,ang direncanakan. Jumlah
belanja pegawai per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja
pegawai per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah
belanja pegawai setiap kegiatan merupakan jumlah belanja pegawai untuk mendukung
pelaksanaan masing-masing kegiatan.
9. Kolom 7 (Jumlah Tahun n barang & jasa ) diisi dengan jumlah belanja barang dan jasa
per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan.
Jumlah belanja barang dan jasa per program merupakan penjumlahan dari seluruh
jumlah belanja barang dan jasa per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah belanja barang dan jasa setiap kegiatan merupakan jumlah
belanja barang dan jasa untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
10. Kolom 8 (Jumlah Tahun n modal) diisi dengan jumlah belanja modal per program dan
kegiatan yang akan dilak5anakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja modal
per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja modal per kegiatan
yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja modal setiap
kegiatan merupakan jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan masing-masing
kegiatan.
11. Kolom 9 (Jumlah Tahun n) diisi dengan jumlah menurut program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan
dari seluruh jumlah kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk
jumlah setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja untuk
mendukung pel<Jksanaan masing-masing kegiatan.
12. Kolom 10 Uumlah Tahun n+1) diisi dengan jumlah menurut program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan 1 tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan. Kolom ini dilsi
apabila program dan kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu tahun. Dalam hal
program dan kegiatan tersebut dalam tahun yang direncanakan merupakan tahun terakhir
maka kolom 10 tidak perlu diisi.
13. Baris jumlah pada kolom 6,7,8,9 dan kolom 10 diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah program yang tercantum dalam kolom 6,7,8,9 dan kolom 10.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 125 -
14. Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA SKPD 2.2,
dengan mencantumkan nartJa jabatan Kepala SKPD.
15. Formulir RKA - SKPD 2.2 c1itandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
,
16. Formulir RKA - SKPD 2.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
17. Apabila formulir RKA - SKDD 2.2 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rekapitulasi anggaran belanja Langsung berdasarkan
program dan kegiatan serta pengisian nama 'ibukota, bulan, tahun, nama jabatan,
tandatangan Kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 126-
F. FORMULIR RKA-SKPD 3.1
Halaman.....
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
ProvinsifKabupatenfKota
RKA - SKPD 3.1
.......
Tahun Anqqaran ......
Urusan Pemerintahan : x. xx. ......... .. . ..... ..
Organisasi : x. xx. xx. ..... -. . ............ ,
Rindan Penerimaan Pembiayaan
Kode
Uraian
Jumlah
Rekeninq
(Rp)
1 2 3
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
X X X xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
-
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Penerimaan
........ ,tanggal. ..........
Kepala SKPKD
(tanda tangan)
(nama lengkao)
NIP.
Keteranqan
Tanqqal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
Ost
Tim Ang, aran Pemerintah Daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
www.gi.co.id Global Intermedia
- 127 -
Cara Pengisian Formulir RKA - SKPD 3.1
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya, pengerjaan dilakukan oleh
satuan kerja pengelola keuangan daerah.
1. Provinsifkabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomCir kode rekening
akun/kelornpok/jenis/objek/rincian objek penerimaan pembiayaan.
6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
penerimaan pembiayaan.
7. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam jenis penerimaan pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek penerimaan merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
obyek penerimaan pembiayaan bersangkutan.
8. Jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis penerimaan
pembiayaan.
9. Formulir RKA - SKPD 3.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
10. Apabila Formulir RKA - SKPD 3.1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rincian penerimaan pembiayaan dan setiap halaman
diberi nomor urut halaman.
11. Tangqal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA - SKPD 3.1
12. Formulir RKA - SKPD 3.1 ditandatangani oleh kepala SKPKD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang lJersangkutan.
13. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA - SKPD 3.1 oleh tim anggaran
pemerintah daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim anggaran
pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam kolom
catatan hasil
14. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir RKA - SKPD
3.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
15. Apabila formulir RKA - SKPD 3.1 lebih dari satu halaman maka tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPKD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasil pembahasan, nama, NIP, Jabatan dan tanda tangan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir.
Selanjutnya setiap lembar RKA - SKPD 3.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota
Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
16. Formulir RKA - SKPD 3.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 128.-
G. FORMULIR RKA-SKPD 3.2
Haiaman .. .......
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
Formulir
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RKA - SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
1-
3.2
Tahun Anaaaran .. ...
Urusan Pemerintahan : x. xx. ......... . ........ ..
Organisasi : x. xx. xx. ....... ...........
Rincian Pengeluaran Pembiayaan
Kode
Uraian
Jumlah
Rekening (Rp)
x x x xx xx
"
x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
r-
x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Penqeluaran
........ ,tanggal. . ........
Kepala SKPKO
(tanda tangan)
(nama leng!sQQJ.
rHP. _.__.
Keteranaan :
-
Tanaaal Pernbahasan
Catatan Hasil Pembahasan :
1.
2.
Ost
Tim Angl aran Pemerintah Daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
www.gi.co.id Global Intermedia
- 129 -
Cara Pengisian Formulir RKA - SKPD 3.2
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya, pengerjaan dHakukan oleh satuan
kerja pengelola keuangan daerah.
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah <.Jan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening akun,
kelompok/jenis/objek/rincian objek pengeluaran pemliayaan .
6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
pengeluaran pembiayaan.
7. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam jenis pengeluaran pembiayaan .bersangkutan. Jumlah obyek pengeluaran merupakan
penjumlahan dari s ~ u r u rincian obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam obyek
pengeluaran- pembiayaan bersangkutan.
B. Jumlah pengeluaran merupakan hasH dari penjumlahan seluruh jenis pengeluaran pembiayaan.
9. Formulir RI<A - SKPD 3.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
10. ApabHa Formulir RKA - SKPD 3.2 lebih dari satu halaman, maka pada halaman-halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rincian pengeluaran pembiayaan dan setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
11. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA - SKPD 3.2
12. Formulir RKA - SKPD 3.2 ditandatangani oleh kepala SKPKD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang bersangku\an.
13. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA - SKPD 3.2 oleh tim anggaran
pemerintah daerah. IIpabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim anggaran
pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam kolom
cat"tan hasil pembahasan.
14. Seiuruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir RKA - SKPD 3.2
yang teiah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan .
15. Apabila formulir RKA - SKPD 3.2 lebih dari satu halaman maka tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPKD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasH pembahasan, nama, NIP, Jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir .
Selanjutnya setiap lembar RKA - SKPD 3.2 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.
16. Formulir RKA - SKPD 3.2 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD.
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 130 -
LAMPIRAN A. XV PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Me; 2006
FORMAT
RANCANGAN PERATURAN OAERAH TENTANG APBO
BESERTA LAMPlRAN
A. RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
NOMOR TAHUN ..
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *).....,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa untuk melaksanakan kE:tentuan Pasal 181 ayat (1)
Und,mg-Undang Nemer 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nemer 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nemer 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nemer 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, Kepala daerah
mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran
PendalJatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mempereieh
persetujuan bersama;
b. bahwa Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diajukan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan perwujudan
dari Rencanil Kerja Pemerintah ;)aerah Tahun .... yang
dijabarkan kedalam kebijakan umum ,l\PBD serta prieritas dan
plafen anggaran yang telaI') disepakati bersama antara
pemerintah daerah dengan DPRD pada tanggal .. ...... bulan
...... tahun ...... ;
c. bahwa tJerdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Previnsi/Kabupaten/Keta Tahun Anggaran
............... ,
1. Undang-Undang Nemer Tahun tentang
Pembentukan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indenesia Tahun Nemer , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indenesia Nomer );
www.gi.co.id Global Intermedia
- 131 -
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-lJndang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
6. Undarg-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
11. Undang-Undang NomoI" 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran. Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
www.gi.co.id Global Intermedia
- 132 -
Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4548);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 118, Tambahan Lembaran e g ~ Republik Indonesia
Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 119/ Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan Penvakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 94/ Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4540);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4502);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4574);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Np.gara Republik
Indonesia Nomor 4575);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 133 -
21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepLlblik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentC'ng Pedoman
Penyusunan dan penerapan Standar Pelay.'lnan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri NomoI" ... ~ u n ... tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Nomor
........... Tahun ...... tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH ..
dan
'J
GUBERNUR/,BUPATI/WAlIKOTA .
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........ (nama
daerah) TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
Pasall
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan Daerah:
Surplus/(Defisit)
Rp ..
Rp .
------(-)
Rp .
www.gi.co.id Global Intermedia
a. Penerimaan
- 134-
Rp .
b. Pengeluaran Rp (_)
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun Berkenaan:
Rp .
------(-)
Rp .
Pasal2
(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam P<Jsal 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp .
b. Dana perimbangan sejumlah Rp .
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp .
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp .
b. Retribusi daerah sejumlah Rp .
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp .
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sejumlah Rp .
(3) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
jenis pendapatan:
a. Dana bagi hasil sejumlah Rp .
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp : .
c. Dana alokasi khusus sejumlah Rp .
(4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dim3ksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sej'Jmlah Rp .
b. Dana darurat sejumlah Rp ..
c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah Rp ..
d. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus sejumlah Rp ..
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
sejumlah Rp ..
Pasal3
(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp ..
b. Belanja Langsung sejumlah Rp .
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis belanja:
a. Belanja pegilwai sejumlah Rp ..
b. Belanja bunga sejumlah Rp ..
c. Belanja subsidi sejumlah Rp ..
d. Belanja hibah sejumlah Rp ..
e. Belanja bantuan sosial sejumlah Rp .
f. Belanja bagi hasil sejumlah Rp .
g. Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp ..
h. Belanja tidak terduga sejumlah Rp ..
(3) Belanja Lang,;ung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp .
www.gi.co.id Global Intermedia
- 115 -
b. Belanja belanja barang dan jasa sejumlah Rp .
c. Belanja modal sejumlah Rp .
Pasal4
(1) Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Penerimaan sejumlah Rp .
b. Pengeluaran sejumlah Rp .
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pembiayaan :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun .A.nggaran sebelumnya (SiLPA)
sejumlah Rp .
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp .
c. Hasil penjualan kek<lyaan Daerah yang dipisahkan sejumlah Rp .
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp .
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman sejumlah Rp .
f. Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp ..
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pembiayaan:
a. pernbentukan dana cadangan sejumlah Rp ..
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp ..
c. Pembayaran pokok utang sejumlah Rp ..
d. Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp ..
Pasal 5
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, terdiri dari:
1. Lampiran I Ringkasan APBD;
2. Lampiran II Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan
Organisasi;
3. Lampiran III Rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi,
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan;
4. Lampiran IV Rekapitulasi Belanja menurut Urusan Pemerintahan Daerah,
Organisasi, Progr.am dan Kegiatan;
5. Lampiran V Rekapitulasi Belanja Daerah Untuk Keselarasan dan Ke,erpaduan
Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi dalam Kerangka
Pengelolaan Keuangan Negara;
6. Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan;
7. Lampiran VII Daftar piutang daerah;
8. Lampiran VIll Daftar penyertaan modal (investasi) daerah;
9. Lampiran IX Daftar Perkiraan Penambahan dan Pengurangan Aset Tetap
Daerah;
10. Lampiran X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lainnya;
11. Lampiran Xl Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang
belum diselesaikan dan dianggarkan kefTIbali dalam tahun
anggaran ini;
www.gi.co.id Global Intermedia
12. Lampiran XII Daftar dana cadangan daerah ;dan
13. Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Pasal6
Gubernur/Bupati/WaIiKota menetapkan Peraturan tentang Penjabaran -Anggaran.
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai landasan orerasional pelaksanaan APBD.
Pasal7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di ..
pada tanggal .
.)
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
.0) Perda ini dinyatakan sah
pada tanggal ..
Diundangkan di ..
pada tanggal ..
SEKRETARIS DAERAH .... (Nama Provinsi/Kabupaten/Kota),
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP .
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA T H U I ~ NOMOR .
Keterangan :
OJ coret yang tidak perlu
"'J
Dalam hal rancangan Peraturun Daerah tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati atau
Walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui
bersama.
www.gi.co.id Global Intermedia
B. RINGKASAN APBD
- 137 -
LAMPIRAN]
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....
RINGKASAN APBD
TAHUN ANGGARAN ..
PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAl
Nomor
Uraian Jumlah
Urut
1 2 3
1. PENDAPATAN OAERAH
1.1 Pendapatan asli daerah
1.1.1 Paiak Daerah
1.1.2 Retribusi Daerah
1.1.3 Hasil Penoelolaan Kekayaan Daerah yano dioisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendaoatan AsH Daerah yano sah
1.2 Dana Derimbanaan
1.2.1 Dana Baoi Hasil Paiak/ Baoi Hasil Bukan Paiak
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khl.sUS
1.3 Lain-lain pendapatan rlaerah yang sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3 Dana Baoi Hasil Paiak dari Prayinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Dtonomi Khusus
1.3.5 Bamuan Keuanoan dari Prayinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah Pendaoatan
2. BELANJA DAERAH
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja peqawai
2.1.2 Belanja bunga
2.1.3 Belanja subsidi
2.1.'1 Belanja hibah
2.1.5 Belania bantuan sasial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada ProYinsijKabupaten/Kata dan Pemerintahan
Des3
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prayinsi/Kabupaten/Kota Dan
Pemerintahan Desa
2.1.8 8elania Tidak Terduoa
2.2 Belania Langsunq
2.2.1 Beldnia oeoawai
22.2 8elania barano dan jasa
2.2.3 Belanja modal
Jumlah Belania
Surolus/IDefisitl
www.gi.co.id Global Intermedia
- 138.-
Nomor
Uraian JlImlah
Urut
1 2 3
3. PEMBIAYAAN OAERAH
3.1 Penerimaan pembiayaan
3.1.1 Sisa Lebih Perhitunoan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnva (SiLPA)
3.1.2 Pencairan dana cadangan
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah
3,1.5 Penerimaan kembali pemberian ninjaman
3.1.6 Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2 Penqeluaran pembiayaan
3.2.1 Pembentukan (ana cadangan
j
3.2.2 Penyertaan modal (In\,estasi) pemerintah daerah
3.2.3 Pembayaran pokok utano
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah
--
-
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SIlPA)
Keterangan :
*) caret yang tidak perlu
.........,tanggal. .
Gubernur/Bupati/Walikota*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- -
C. RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
LAMPIRAN II PERATURAN DAEUH
NDMQR
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN .
Bebllnia
Pendapatan Urusan Daerah Kode Tidak Jumlah
Lanosuno langsung Belanta
f_---;-,--+----.----;,,---------+----::3--f-'=";.C"''''-+--=.--+--'''''',='''''--i

WAne

I 01 01 Dinas Pendldikan
I 01 02 Kantor Perpustakaan OaerJh
.!- _.Q!_+O"'J'--+"'os"'t."'''''' .. .....;_,''.;.''C- +- +- + + -1
__.
7--1''''==:..:=.:1'''--------+-----+---1-------+----1
-'-+--=t-"''---+'''''-''''-'-'----------I----+-----l----+----.J


0'

,
02
0'
Oinas
,
02 02 R:umah Sdkit Umum Daerah
,
02 OJ Rumah Saklt Jiwa
l 02 Il4 Rumah Sakit Paru-paru
I 02 OS Rumah Sakn KetP,fgantung.m Obat
'--
02 06 Ost .... " .
I ,
03 PekerjiUn Umum
!-'
OJ
0'
DlnilJS Pekef)clan Umum
,
OJ 02 DiMS elna t-1arga
r-;-.
OJ OJ Oinas Pengalran . l


04 Din.as P':flga.....a!.<ln BangunJll dan Tata Kota
OJ OS Oinas (Ipta Karya

,
OJ 06 D>t , ....
-
f- .-----+-----+----+---+-------1
1_' O.
'1 04 0 I Dir\cl!. Pt..,.muklln.ln
-1----- +----+------
r .. .. --' ....-_-__ -.--1f--_--..
;; .. ..
----- -- -_.--1----+----1------1
,.---. ---=---------- - -------+-----j---.---if_-.----
I 06 Perenc.nun ------+-----+------1--------1
01 BAPPEOA ------!-------+------I--------1
06 02 Dst ..
1 07 .-,-- .---.. ---+-----l-----+-----l
f I 07 01 Dlnas perhuEu"og"'"",,n . __._. 1-- -+ -1- -1
..0'_+0"'.+,,,0=.2-+="'=-'--,--,-.'-.- __----+_---+_---+----+----_1

r I 08 01 Dina., lIngkungan tl"''''"U'''P'--,---,---,--_._::--,--__-!-_. _jf_-----1'------1--------1
I 08 02 Badan Pengendalian DOlmpak Oaerah
I 08 OJ Dtnas P('I'tdmalldn ===---+-------+-----+-----+------1
I 08 04 Dina..
LI 08 as Ost .....
www.gi.co.id Global Intermedia
- 140-
Belania
-,
Kode Urusan Pemerintahan Daerah Pendapatan TIdak
Jumlah ]
LanQsunq
Langsung
Belanli1
1 2 3

5 6
I
I

1 09 Pertanahan
1 09 01 Badan Pertanahan Daerah
1 09 02 Dst ................ I
I
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
-i 1 10 01 Dinas Kependudukan dan Caatatan Siptt
1 10 02 Ost... I
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 01 Dinas Pemberdayaan Perempuan
,
,
1 11 02 Dst... I
1 12 Keluarga 6ereneana dan Keluarga 5ejahtera
1 12 01 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah
1 12 02 Dst ..........
1 13 Soslal
1 13 01 Dinas Sosial
1 13 02 Dst... .
1
,.
Tenaga Kerja
1
"
01 Dinas TenaQa Kerja
1
"
02 Ost...
-
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
1 15 01 Dinas Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
1 15 02 Dst ..
l
1 I. Penanaman Modal
1 I. 01 Badan Penanaman Modal Daerah
1 I. 02 Dst. ..
1 17
1 17 01 Dinas Kebuday."lan I
1 17 02 Permuseuman
1 17 03 Ost. ...........
1 18 Pemuda dan Olah Raga
1 18 01 Dioas Pemuda dan 01ah Raga
1 18 02 Dst .....
-
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Oalam Negeri
1 19 01 Dinas Kesbang Unmas
1 19 02 Dinas Ketentraman dan Ketertiban
1 19 03 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
1 19 04 Ost ...............
1 20 Pemerintahan Umum
1 20 01 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
1 20 02 Kepala Daerah & Wakil Kepala Oaerah
1 10 03 Sekretariat Oaerah
=j
1 20
O'
Sekretariat OPRD
1 20 OS Badan Pengelola Keuangan Oaerah
1 20 06 Badan Penelitian dan Pengembangan
1 20 07 Badan Pengawasan Oaerah
1 10 08 Kantor Penghubung
1 20 09 Kecamatan
1 20 10 Kelurahan
1 20 11 OsL.. ......
1 21 Kepegawaian
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
1 21 02 Badan Kepegawaian Daerah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 141 -
1
Belania
I
Kode Urusan Pemerintahan Daerah Pendapatan Tidak
Langsung
Jumlah
I
lanosuna Bel.nla
1 2 3


6
I 21 03 Os! .. .....
1 22 Pembc.rdayun ....kat d.n Des.
1 22 01 Bada!l Pemberdayaan Masyarakat Desa
I 22 02 Dst............ ....
1 23 Stilltistik
,
I 23 01 Badan Stabstik Oae:rah
1 23 02 KantOf StatJstik Daerah

1 23 03 Cst .. .........
I
1
2'

I 1. 01 Kantor ArSlp Daerah
i
1 24 02 Cst. .. ........
j
1 2. Komunikasi dan Informatika
1 25 01 D1nas lnformasi dan Kornunikasi
I 25 02 Kantor PenQoIahan Data E.lektronlk
I 25 03 Ost ..............
2 URU5AN 'JUHAN
:
,
2 01 PetUnia"
j
2 01 01 Dinas
-
I 01 02 Dinas Perlcebunan
I
1 01 03 Dinas Peternakan
I
I 01 04 Oinas Ketahanan Pangan
I 01 05 Ost. ..... ..
I
I
2 02 Kehutanan
I
2 02
0'
Kehutanan
:2 02 02 Cst.. ....
:
2 03 Energi dan Sumberdava Mineral
.
I 03 01 DIMS Pertambangan
2 03 02 Os! ...
-
- 1--
2 O. Pariwisata
--
I 04 01 DIOdS PJnwlsata
I 04 02 Kebun Billatang
2 04 03 Ost... . .....
I
2 OS Kelautan dan Perikanan
I
I 05 01 Dlnas Kelttut.ln dan Perikanan
2 05 02 DsL. ........
,
-
, 2 06 Perdagangan
1_ I
06 01 Dinas PerC:aganyan
I 06 02 Omas Pasar
,
I 06 03 Dst.... .....
,
2 07 Perindustrian
2 01
0'
DINS Penndustriar.
,
01 02 Ost. ............... .
2 08 Trilnsmigrasi
I 08 01 Dinas Trallsmtgrasi
I 08 02 0St.,......... ....
Jumlah
r
I
SUR.PlUS/(DEFlSn)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 142 -
PEMBIAYAAN
J(04M URIAn Pemerintahan Daer.h SJLPATAI
PENERIMAAN HNGElUARAN
PEMaIAYAAN
NETTO
1 2 J 4 5z:3-4 6
20 Pem.mtahan Umum
"
D3 5ekretariat Daerah/ t! P K 0
.........,tanggal. .
Gubernur/Bupati/Walikota*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 14_\ .
D_ RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN
PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
DAERAH, ORGANISASI,
LAMPJRAN In PlllAlUUN DAtUH
NOMQR
lANGGAl
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..
R1NCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN ......
If-----
--j---_._-'
,
,
I

,
-i
,
--t-
-
I
,
------1
1
JUMUH DASAR HUKUM
------,---3=---t----.,-.----j

---'--r- .----------
URUSAH PEMERIHTAHAH
ORGANISASI
,u ':!....
! -
-
--
, ,-;-
I
+--4--i-
- t--'
r- 1-

f- I. xx All llX J,)(
".-
IllI )0( -..: "}- :lI.IU

IOl )IX 10l T s : :
LlI.llll
lCX I ) I .
uu
" "
" r _.-
";=r
IUt
"
"
- ..
l,U
" " "
5
-
www.gi.co.id Global Intermedia
- 144
KOOE REKENING URAIAN )UMLAH DASAR HUKUM
.,-
1 2 J 4
-==1==..
-
X.xx xx xx Program ....
._--_.
X.xx xx xx xx Kegiatan .....
I
I X.xx xx xx xx 5 2 1 Belanja pegawai
_..
I
.._-_.._-
X.xx xx xx xx 5 2 2 Belanja barang dan jasa
-_..
I
x.xx xx xx xx 5 2
) Belanja modal
----- ----
..
X.xx xx xx xx Keglatan .....
X.xx xx xx xx 5 2 1 BelanJa pegawal
x.xx xx xx xx 5 2 2 Belanja barang dan j<lsa.
dst .. ....
. -
"----'-
__A __ )umlah Belanja ,
--t-_.
-.
1
....
Surplus! (Defisit)
-
_..--
I
i
_..
I I
X.xx XX 00 00 6 PEMBIAYAAN DAERAH
.. _-
--
-.--_..
) .xx xx 00 00 6 01 Penerimaan
--
----_.... __.
x.xx xx 00 00 6 01 1 Tahun Angg<lfdn _
--
x.xx xx 00 00 6 01 2 dana __
x.xx xx 00 00 6 01 3 Hasd penjualan y<lll<j d,plsahkan j
X.xx xx 00 00 6 01 '1 ________
x.xx xx 00 00 6 01 5 Penerlmaan kembal, pinjaman =+:
.
-
x.xx xx 00 00 6 01 6 Penerlmaan plutarlCj ..____..
._----
1 penerimaan t---===--=-
x,xx xx 00 00 6 02
-_-
x.xx xx 00 00 6 02
1 I """"""ok," ""' ,,,,,"g.,,
X.xx xx 00 00 6 02
2 -t"Penyerl.aan modal (lnve;tdsl) 'pcmerlfltah daerah-----t------. ----
X.xx xx 00 00 6 02
3 Ip=,.,,,," __. _____,
X.xx xx 00 00 6 02 .. PemlJenan pll1jaman .. _ . --t--
._--
__..==-+.____
- . I
-
Pembiayaao oeto I
Keterangan :
*) caret yang tidak perlu
......... ,tanggal. .
GubernurjBupatijWalikata"').....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
E.
- 145 -
REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN
ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMERINTAHAN DAERAH,
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....
REKAPITULASI BELANJA M[NURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI
PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN ..
Jenis Belan'a
Kode
Uraian Urusan, Organisasi,
Barang Jumlah
Program dan Kegiatan Pegawai
dan Jasa
Modal
1 2 3

5 6 = 3+4+5
1 URUSAN WAll8
1 01 Pendidikan
,
01 01 Dinas Pendidi!<.an
1 01
0'
>X Program .,_, ..
1 01 01 >X >X Kegiatan '"
1 01 02 Kantor Perpustokaan Daerah
1 01 02 >X Program ..
I 01 02
"
>X .,
I
I 01 03 Ost. ..............
1 02 Kesehatan
I 02 01 Dinas Kesehatan
I 02 01 >X Program.
1 02 01 >X >X Kegi,n3n .....
1 02 02 Rumah sakit Umum Daerah
I 02 02 >X Program.
I 02 02 >X >X Kegiatan ..
,
1 02 03 Rumah Sakit )lwa
1 02 03 >X Program ,.,
1 02 03 >X
"
KP.giatan " ..
,
02 04 _Rumah Paru' paru
1 02 04 >X Program ...
I 02 04 >X
"
Kegiatan .....
,
02 05 Rumah Sakit Keterganrungan
1 02 OS >X Program ...
1 02 OS >X
"
Kegiatan ....
I 02 06 OsL.....
1 03 Pekerjaan Urnum
1 03 01 Dinas Pekerlaan Umum
1 03 01 >X P'ogram.
1 03 01 >X >X Kegiatan ..
I 03 02 Oinas Bin,) Marga
www.gi.co.id Global Intermedia
- I 41> -
,.-------...,----------- -------
Jenis Bel,,,a,,-n,+-a"-- _
Barang
Pegawai dan Jasa Modal
Kode
1
OJ 02 xx
OJ 02 xx xx
1 OJ OJ
1 OJ OJ xx
- 1 OJ OJ xx xx
OJ lH
OJ lH xx
OJ lH xx X<
Uraian Urusan, Organisasi,
Program dan Kegiatan
2
Program ..
J 4 5
Jumlah
r-::-- -- -
-r-

1 07 01
,
,
I 07 01
-;;i--r-
._-

1 07 01
1 07 02
01
T I
tIt Og
01
I

--
Ill( ; i
i 1106 i 01
xx I ltx I
! I !
.L-l-
Dlnas __---1 -
. .-
f----+-4--!--I-+----------------- ---- ----+--,-(-.-+------1
--j
xx --
.-.-- -+ -j--1-------
I 04 01 lOt ..:..:..:.:-_-------- -_+---+-- t-..---- _. _
04 02 _
+ ::::::J=::::::: ':::::C--==
, ----t--
-----t.--.------t... --.__.- -------.._J
------.------ -------,----.--.- - -- - -------I
04 -- ------.--. ---t- ._-_.- 1---------1
f-'---+,--04__+ -. --t -_-- ----J
04 lH __
I! I
1 05 p t R ---. ----------r-----r-- --(----==1 .. 1
f-''-1c-'--'--I_+_I__ ..__. ... __.-_+__
1 OS _01 .. ... -.--..----j--.----t-----.-
f
-.. -- __.I
"'+'':1'' I'i ..,.., ------+----- ----1-------+----- :
1 05 01 " __u -.- -.-._.---i-._-._-+-._.._-..--t-.- ._. __..--_.. - i
1-- - ---.- - - - --- i
1 02 J- . __ . . --i---- __ ----I ! '
I ' , I t= '
-,-=:-r-I--t I On. ----. -... -.------.-.j.---. _n' --_........ ---- --;-.----
__ i -_ .. __ .. . - t--- - --..-_ ;
---i---j---"--+'- -+-'---1
.... -,. --..l- __ .. _ _.. .
. i
;-.. .- -. r ._. -- - ;
-.-: ._-=:-
Os< .------ - --j---- - +-- -+.----.,
------.--.. - -----t- - - - -.- + --- -=r:=----:

www.gi.co.id Global Intermedia
- 147 -
Jenis Belanoa
Kode
Uraian Urusan, Organis3si,
Barang Jumlah
Program dan Kegiatan Pegawai
dan )asa
Modal
1 2 3 4 5 6 =3+4+5
I 08 02
Badon Penyendalian Oampak llOgkungan
O'....h
I 08 02
"
Program ......
I 08 02
"
xx ~ i t n .....
I 08 03 Dinas Pertamanan
I 08 03
"
Program ......
I 08 03
" "
Kegiatan .....
I 08 04 Dinas Kebersihan
0
I 08 04
"
Program ......
I 08 04
" "
Kegiatan _....
I 08 05 Dst.......... ......
1 09 Pertanahan
I 09 01 Badan Pertanahan Daerah
I 09 01
"
Program ......
I 09 01
" "
Kegiatan .....
I 09 02 OSL.. ..........
1 10 KependuJukan dan Catatan Sipil
1 10 01
f--o-
0-
~ ~ s Kepenr1udukan dan Caatatan Sipil
1 10 01
"
Program ... o _
I 10 01
"
"
Kegiatan .....
1 10 02 Ost ............ ,'
1 11 Pemberdayaan Perempuan
I 11 01 Olnas Pemberdayaan Perempuan

11 01
"
Prognm ......
I 11 01
" "
Kegiatan" ..
I 11 02 Osl ................
1 12
Keluarga Sereneana dan Keluarga
se"ahtera
I 12 01 Badan KoordioaSI Keluarga Bereocana l'aerah
I 12 01
"
Program
I 12 01
" "
Kegtatan .....
I 12 02 Os. ................
1 13 Sosial
1 1J 01 DinasSowl

1J 01
"
Program ......
1 .3 01 ..
"
Kegiatan ....
\
I 13 02 OsL......... ......
1
,.
Tenaga Kerja
1 14 01 Dinas Tenaga Kerja
1 14 01
"
Program ......
I 14 01 ..
"
Kegiatar, .....
I 14 02 Ds! .................
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
I 15 01 Oinas Koperasi dan Usaha Keell Menengah
www.gi.co.id Global Intermedia
- 14K-
Jenis Belan"a
-1
,
Kode
Uraian Urusan, Organisasi,
Barang Jumlah
I
Program dan Kegiatan Pegawai
dan Jasa
Mod.1
I
1 2 3 4 5
6 = 3+4+5 -j
1 15 01 xx Program
1 15 01 xx
"
Kegiatan .....
I
I
I 15 02 Ost .................
,
1 16 Penanaman Modal
!
e---!---
16 01 Bacan Penanaman Modal Daerah I
1 16 01 xx PrCJgram .....
J
1 16 01 xx xx Kegiatan. ...
I 16 02 Ost. ................
1 17 Kebudayaan
1 17 01 Oinas Kebudayaan
1 17 01 xx Program .....
1 17 01 xx xx Kegiatan .....
.-
-
.-_1
1 17 02 Permuseuman
===J
1 17 02 xx Program
1 17 02 xx xx Kegiatan .....
I 17 03 Cst.. I
I
1 18 Pemuda dan Olah Raga
1
1 18 01 Dinas Pemuda dan Olah Raga
I 18 01 xx Program.
I
1 18 01 xx xx Kegiatan "'0-
J
I
I 18 02 pst.. l
I
1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
I
NeQeri
1 19 01 Oinas Kesbang Linmas
1 19 01
"
Program.
I 19 01 xx xx Kegiatan .....
'.
1 19 02 ' Dinas Ketentraman dan Ketertlban
1 19 02 xx Program.
1 19 02 xx xx Kegiatan .....
1 19 03 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
1 19 03
"
Program.
I 19 03 xx xx Kegiatan .....
1 19 O. Ost..
1 20 Pemerintahan Umum
-
I 20 03 Sekretariat Daerah
I 20 03 xx Program.
I 20 03 xx xx Kegiatan .
I
1 20 04 Sekretariat DPRD
I 20
O'
xx Program .. ...
1 20
O'
xx xx Keglat.an.
1 20 05 Badan Pengelola Keuangan Daerah
1 20 05 xx Program .....
I 20 OS xx xx Kegiatan .....
www.gi.co.id Global Intermedia
. 149
T
T Jenis Belan-a
Uraian Urusan, Organisasi,
!
Kode
IPegawai
Barang Jumlah
Program dan Kegiatan
dan Jasa
Modal
1 2 3 4 5 6 = 3+4+5
1 20 06 Badan Penehtian dan Pengembangan
I 20 06 X> Program .....
1 20 06 X> X> Kegiatan .....
1 20 07 Badan Pengawasan Daerah
1 20 07 X> Program "., ..
I 20
01 I X> X> Kegiatan .....
1 20 08 Kantor Penghubung
1 20 08 xx Program. ...
1 20 08 xx

Kegiatan ..
I 20 09 Kecamatar.
1 20 09 xx Program _.....
1 20 09 xx u Keglalan.

20 10 Kelurahan
1 20 10 xx Program ....
1 20 10 xx <X Kegiatan ...
1 20 II Ost. .. .. ..........
-
1 21 Kepegawaian
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
1 21 01 <X Program.
1 21 01 xx xx Kegiatan ....
1 21 02 Badan Kepcgawdlan Daerah
1 21 02 xx Program.
1 21 02 X> xx Kegiatan.
1 21 OJ OS! ...
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 01
.1-_
Badan Mdsyarakat DeSd
I 22 01 xx Program
-
1 22 01 xx X> Keglatan
I
-
-- !
I 22 02

----1
... I
.. _.
._-
--r-
1 23 Statistik
----j
-
-
>-!-
23 01 Badan Statistik Daerah
1 23 01
'"
Program '"
-
1 23 01 xx xx Kegiatan.
- -- -
-
1 23 03 Dst. ...
.
1
2'
1--- -
--
I 2. 01 Kantor ArSlp Oaerah
.
-
I
2'
01 xx Program
1 2. 01 xx xx Kegiati\n ..
1-___
--_.
--I
.- . -
I 2. 02 Dst.
...---
_I--- .. __.....
1 25 dan [n(ormatika
--
_._.
I-!--
25 01 Ulnas Inforlilasl dan Komuntkast
.
I 25 01 <X Program.
I 25 01 I
Kegiatan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 150-
Jenis Belan'a
Kode
Uraian Urusan, Organisasi,
Bal'ang Jumlah
Program dan Kegiatan Peqawai
dan Jasa
Modal
1 2 3 4 5 6 = 3+4+5
1 25 02 Kantor Pengolahan Data Elektronik
1 25 02 xx IJrogram ..
1 25 02 xx xx Kegiatan .....
1 25 03 Ost ........... .....
2 URUSAN PJLlliAN
2 01 Pertanian
2 01 01 Oinas Pertanian
2 01 01 xx Program ...
2 01 01 xx xx Kegiatan.
--
2 01 02 Dinas Perkebunan
2 01 02 xx Program ....
2 01 02 xx xx Kegiatan .....
--
2 01 03 Dinas Peternakan
2 01 03 xx Program ......
2 01 03 xx xx Kegiatan.
2 01 04 Dinas Ketahanan Pangan
2 01 04 xx Program.
2 01 04 xx xx Kegiatan .....
2 01 05 Ost.... .......
2 02 Kehutanan
2 02 01 Dinas Kehutanan
2 02 01 xx Program ....
2 02 01 xx xx Kegiatan .....
2 02 02 Dst...
2 03 E"ergi dan Sumberdaya Mineral
2 03 01 Oinas Pertambangan
2 03 01 xx Program ......
2 03 01 xx xx Kegiatan .....
2 03 02 OsL... ............
2 04 Pariwisata
2 O. 01 Dinas Pariwisat<:t
2 O. 01 xx Program ......
2 O. 01 xx xx Kegiatan.
2 O. 02 Kebun Binatang
2 O. 02 xx Program.
2 O. 02 xx xx Kegiatan .....
2 O. 03 OsL.........
2 05 Kelautan darl Perikanan
2 05 01 Dinas Kelautan dan Perikanan
2 05 01 xx Program.
2 05 01 xx xx Kegiatan .....
www.gi.co.id Global Intermedia
- 151 -
) Untuk Kabupaten/Kata
.. ) caret yang tidak perlu
Jenis Belan"a
Kode
Uraian Urusan, Organisasi,
Barang Jumlah
Program dan Kegiatan Pegawal
dan Jasa
Modal
1 2 3 4 5 6 = 3+4+5
2 OS 02 Dst.. ................
2 06 Perdagangan
2 06 01 Dinas Perdagangan
2 06 01 xx Program ......
2 06 01 Kegiatan .....

xx xx
2 06 02 Dinas PaS<Jr
2 06 02 xx Program ......
2 06 02 xx xx Kegiatan .....
2 06 03 Dst................
2 07 Perindustrian
2 07 OJ Dinas Perindustrian
2 07 01 xx Program ......
2 07 01 xx xx Kegiatan .....
.
2 07 02 Dst.. ...............
2 08 Transmigrasi
2 08 OJ Dinas Transmigrasi
2 08 OJ xx Program ......
2 08 01 xx xx Kegiatan .....
2 08 02 Dst.................
Jumlah
.
......... , tanggal.. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- l:i 2 -
F. REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN KETERPADUAN
URUSAN lOMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM KERANGKA
PENGELOlAAN KEUANGAN NEGARA
LAMPI RAN V PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAl
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA. .....
REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN .
JENIS BELANJA
KODE
URAIAN
BARANG
JUMLAH
PEGAWAI
DAN JASA
MODAL
1 2 .3 4 5 6=3+4+5
01 Pelayanan umum
-+- 01 1 06 Perencanaan Pembangunan
01 1 20 Pemerintahan Umum
01 1 21 Kepegawaian
--1----
01 1 23 Statistik
+-
01 1 24 Kearsipan
--------
---_.. -----
1--------
01 1 25 Komunikasi dan Informatil<.a
02 Pertahanan
I
--
03 Ketertiban dan keamanan
03 1 19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Neaeri
,
04 Ekonomi
-
-
04 1 07 Perhubungan
---
04 1 14 Tenaga Kerja dan Transmigrasi
--
04 1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
Penanaman Modal
,
04 1 16 I
-.",,,... M...co"' ~ ~ = = r : : : : : --:L - I
--
04 1 22
04 2 01 Pertanian
' -+ I
04 2 02 Kehutanan
-- -;---- - - ---r------
, .
- --
------T-=----1=-- =F--=
04 2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
--- -
04 2 as Kelautan dan Perikanan
---
-.--t--- -. -- ---
04 2 06 Perdagangan
---,-
04 2 07 Perindustrian
04 2 08 Transmigrasi
----
---_.
----
OS Lingkungan hidup I
as 1 as Penataan Ruang
-t==----r-
OB Lingkungan Hidup as 1
-r- -+-----
as 1 09 Pertanahan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 153 -
lENIS BELANlA
KODE
URAIAN
BARANG
lUMLAH
PEGAWAI
DAN lAS/,
MODAL
-
1 2 3 4 S 6=3+4+S
,
----
06 Perumahan dan fasilitas umum
06 1 03 Pekeljaan Umum
06 1 04 Perumahan
--
07 Kesehatan
-
07 1 02 Kesehatan
07 1 12 Keluarga Berencana
-
08 Pariwisata dan budaya
08 1 17 Kebudayaan
08 2 04 Pariwisata
09 Agama
10 Pendidikan
--
10 1 01 Pendidikan
10 1 18 Pemuda dan Olah Raga
-
11 Perlindungan sosial
11 1 10 Kependudukan cian Cdtatan Sipil
11 1 11 Pemberdayaan Perempuan
10 1 12 Keluarga Sejahtera
10 1 13 Sosial
-
i
, coret yang tidzk perlu
......... , tanggal .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 154 -
G. DAFrAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
TAHUN ANGGARAN
caret yang tldak perlu
ESElON
,
NON ESELON
GOLONGAN/RUANG JUMLAH
I II III IV V
TENMiA
STAF
FUNGSIONAL
Golongan IV/e
Golongan IV/d
Golongan IV/e
-
Golongan IV/b
Golongan IV/a
JUMLAH GOLONGAN IV
Golongan IIIld
Golongan IIl/e
Golongan III/b
Golongan III/a
JUMLAH GOLONGAN III
Golongan Hid
Golongan 1I1e
Golongan 1I/b
Golongan Ilia
-
JUMLAH GOLONGAN II
Golongan lid
Golongan lie
Golongan lib
Golongan I/a
JUMLAH GOLONGAN I
TOTAL
*)
......... , tanggal. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTAj .....
(tanda tangan)
\:1ama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
H. DAFTAR PILJTANG DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA* ) .
DAFTAR PIUTANG DAERAH
TAHUN ANGGARAN.......
LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAl
J
[ - Tahun pengakuan I
I
No.
j
Uraian rincian
Jumlah piutang
piutang
I p;utang I
sampai dengan
I
tahun n-2
1 I 2 I 3 4
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
5
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
6
Perkiraan
saldo
akhir tahun
tahun n-1
7 = 4+5-6
I I +- I I
i-' I I I
~
1 = _ _ ==+==------j I I
I ! .-.- ----4 I j --1
_- 1 I ,---------
I Jumlah ---------..-----r--- ---t. ~
I . ,
! I
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
.........,tanggal. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
,.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 156,-
CARA PENGISIAN:
Judul Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis piutang daerah dan/atau nama debitur.
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis piutang daerah dan/atau nama debitur yang belum
memenuhi kewajiban ke;Jada pemerintah daerah (belum tertagih) mulai dari
sampai dengan tahun anggaran yang direncanakan. Jenis piutang dirnaksud dapat
diuraikan secara berturut-turut berdasarkan objek pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.
Kolom 3 Diisi dengan tahun pengal<uan terjadinya piutang: daerah terhadap setiap jenis
piutang/debitur.
Kolom 4 Diisi dengan jumlah kumulatif dari sejak terjadinya piutang daerah sampai dengan
2 (dua) tahun terakhir belum dapat ditagih dari pihak yang bersangkutan, seperti
pajak daerah, retribusi daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan jumlah piutang yang akan bertambah sampai dengan 1
(satu) tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan. Kolom ini selain untuk
memperkirakan penambahan baik terhadap jenis piutang dan/atau debitur yang
lama maupun untuk mencatat adanya jumlah piutang yang baru dalam tahun
anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan perkiraan pengurangan atas jumlah piutang bE;rkenaan yang akan
diterima Kas Daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan.
Kolom 7 Diisi dengan perkiraan Saldo Piutang Daerah dari setiap jenis/debitur yang belum
tertagih sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan.
Jumlah Diisi dengan jumlah seluruh piutang daerah sampai dengan 2 (rlua) tahun terakhir
belum dapat ditagih, perkiraan seluruh jumlah piutang daE;rah yang akan
bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas jumlah piutang daerah yang
akan diterima Kas Daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran
yang dire lcanakan dan perkiraan jumlah Saldo Piutang Daerah yang belum
tertagih sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
I. DAFTAR PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH
.
DAFTAR PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH
TAHUN A:IGGARAN.......
LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH
NOMOR

Dasar hukum Bentuk Jumlah Jum!ah modal Jumlah modal Hasil
Jumlah Inodal Jumlah Sisa
Tahun Nama penyertaan penyertaan penyertaan yang telah yang telah Sisa modal yang penyertaan
(investasi) Modal
Penyertaan yang aka" (Investasi) yang
No. Penyer1aan Badan/Lembaga modal modal modal disertakan
modal tahun ini
disertakan belum modal
diterima disertakan
Modal I Pihak Ketiga (investasi) (investasi) (investasi) sampai tahun sampai denga" disertakan (investasi)
kembali t2!hun sampai dengan
daerah daerah daerah anggara" lalu tahun ini daerah tahun ini
ini tahun ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7+8 11 12
I.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst
JUMLAH
.....
V1
'-J
Keterangan :
*) caret yang tidak perlu
.........,tanggal. .
GUBERNUR/BUf'ATI/WAUKOTA*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 15X -
CARA PENGISIAN:
Judul Oiisi dengan nama provinsi/kabupaten/ ota dan tahun anggaran
Kolom 1 OIiSI dengan nomor urut penyertaan modal (Investasi) daerah
Kolom 2 Oiisi dengan tahun pada saat dilaksanakannya/dllakukan penandatanganan perjanjlan penyertaan modal
(mvestasi) daerah
Kolom 3 Oiisi dengan seluruh nama lembaga/badan usaha atau perusahaan pihak ketlga tempat disertakannya
modal pemerintah daerah. Nama lembaga/badan usaha atau perusahaan pihak ketlga dimaksud secara
berturut-turut dlcantumkan mulai dan saat pertama kali penyertaan modal (investi3si) daerah sampai
dengan yang dianggarkan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 4 Oiisi dengan peraturan daerah (nomor, tahun, tentang) ya'ng menjadi dasar hukurn penyertaan modal
(investasi) daerah
Kolom 5 Oiisi dengan bentuk penyertaan modal (investasi) daerah dapat berupa saham, deposito berjangka atau
dalam bentuk penyertaan lainnya.
Kolom 6 Oilsi dengan jumlah modal yang harus dlsertakan sesuai dengan perjanjian penyertaan modal daerah
Kolom 7 Oiisi dengan jumlah modal yang telah disertakan sampai dengan tahun anggaran lalu apabila untuk
pemenuhan modal dilakukan secara bertahap
Kolom 8 Oiisi dengan jumlah modal yang akan disertakan dan dianggarkan dalam pengeluaran pemblayaan APBO
tahun berkenaan
Kolom 9 Oiisi dengan jumlah modal yang telah disertakan sampai dengan tahun yang dlrencanakan dengan cara
menjumlahkan kulom 7 dan kolom 8.
Kolom 10 Oiisl dengan Slsa jumlClh modal yang belum disertakan atas penyertaan modal (investasl) daerah
berkenaan dengan mengurangkan kolorn 6 dengan kolom 9.
Kolom 11 Oiisi dengan jumlah hasll/deviden/baglan laba/bunga dan hasil penyertaan modal dalam tahun anggaran
yang direncanakan.
Kolom 12 Oiisi dengan jumlah pengembahan modal atau rencana penarikan investasi untuk dljual dan/atau
dialihkan ke tempat lain (apabila ada)
Kolom 13 Oiisl dengan jumlah slsa modal (mvestasl) daerah yang disertakan sampai dengan tahun anggaran
berkenaan dengan mengurangkan kolm 9 dengan kolom 12.
Jumlah. Oilsi dengan seluruh jumlah modal yang harus dlsertakan sesuai oengan perjanj1an penyertaan modal
daerah, jumlah seluruh modal (investasl) daerah yang telah disertakall sampal den9an tahull allggaran
lalu, jumlah seluruh modal (investasl) daerah yang akan dlsertakan dan dlanggilrkan di3lam penyeluaran
pembiayaan ~ P O yang direncanakan, )umlah seluruh sisa modal (investasl) daerah yang belum
disertakan sampai dengan tahun anggaran yang dlrencanakan, jumlah seluruh hasil/devlden/bagian
laba/bunga dari hasH penyertaan modal (investasi) daerah yang akan ditenma kas daerah dalam tahun
anggaran yang direncanakan dan jumlah seluruh pengembalian modal atau rencana penarikan Investasl
untuk dijual dan/atau dialihkan ke tempat lam dalam tahun anggaran yang direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 159 -
J. DAFTAR PERKHtAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP DAERAH
LAMPJRAN IX PERATURAN DAERAH
NOMOR
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN .ASET TETAIt DAERAH
TAHUN ANGGARAN.......
) caret yang tidak perlu
--
(Dalam rupiah)
Saldo Perkiraan Perkiraan
Perkiraan
No.
Jenis aset tetap
pada akhir penambahan
saldo
ctaerah
pengurangan
pada akhir
tahun n-2 tahun n-1 tahun n-1
tahun n-1
1--.
1 2 3 4 5 6 = 3+4-5
~ l
2
3
4
~ s t
--------
Jumlah l-...
I
......... ,tanggal. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTAoJ
(tanda tangan)
(nama lengkap)
CARA PENGISIAN:
Judul Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis aset tetap daerah,
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis asset daerah,
Kolom 3 Diisi dengon saldo asset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun sebelum tahun anggaran
yang direnr.anakan.
Kolom 4 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang dlrencar,akan.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yang direncanakan,
Kolom 6 Diisi dengan lJerkiraan saldo aset tetap daerah pada akhir tahun pada 1 (satu) tahun sebelum
tatlUn anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan kolom 3 dan kolom 4 untuk
selanjutnya dikurangi kolom 5,
Jumlah Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun terakhir,
perkiraan seluruh jumlah aset tetap daerah yang akan bertambah sampJi dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas
jumlah aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan dan perkiraan jumlah saldo aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 160-
K. DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET LAIN-LAIN
LAMPIRAN X PERATURAN DAEP.AH
NOMOR
TANGGAL
-----
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*).........
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET LAIN-LAIN
TAHUN ANGGARAN .
) coret yang tldak perlu
(Oalam rupiah)
Saldo Perkiraan Perkiraan
Perkiraan
saldo
No. Jenis Aset Lainnya pada akhir penambahal J pengurangan
pada k ~ r
tahun n-2 tahun n-1 tahun n-1
I
tahun n-1
1 2 3 4 5 6 = 3+4-5
1.
2.
3.
4.
clst
Jumlah
.
. ,tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA'....
(tanda tangan)
(nama lengki:lp)
CARA PENGISIAN:
Judul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Jumlah
Diisi nama provinsifkabupaten/kota dan tahun anggaran.
Diisi dengan nomor urut jenis aset lainnya daerah.
Diisi dengan seluruh jenis aset daerah.
Diisi dengan Saldo pada akhir tahun n-2
Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan bertambah sampai dengan 1 (Si'ltu) tahun
sebelum t3hun anggaran yang direncanakan.
Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Diisi dengan perkiraan saldo aset lainnya daerah pada akhir tahun pada 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan kolom 3 dan kolom
4 untuk selanjutnya dikurangi kolom 5.
Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset lainnya daerah 5ampai dengan 2 (dua) tahun
terakhir, perkiraan seluruh jumlah aset lainnya daerah yang akan bertambah sampci
dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perkiraan seluruh
pengurangan atas jumlah aset lainnya daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun
anggaran yang direncanakan dan perkiraan jumlah saldo aset lainnya daerah sampai
dengan 1 (satu) tahun sebelurTI tahun anggaran yang direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
L.. DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAlKAN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TA.HUN ANGGARAN
INI
1. TAHUN PERTAMA
LAMPIRAN Xl
.
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA YANG BElUM DISElESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBAlI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN n
PERATURAN DAFRAH
NOMOR
TANGGAL
Anggaran
TAHUN n-I
Na I. ..... I lu'uOk..;....
I
APBD
TAn-I
PERUBAHAN
APBD
TAn-I
Jumlah Realisasi s.d
akhirTA n-I
Jumlah sisa anggaran yang dianggarkan
dalam tahun ini
(Rp)
TAn
APBD I PERUBAHAN APBD
1 I 2
-
1.
-
.c.
-
3.
-
4.
-
S.
-
dst
3
Jumlah
4 5 6 7 I 8
......
0\
......
*) caret yang tidak perlu ...... I tanggal .....,.....
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA') ...
(tanda tangan)
( nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
2. TAHUN KEDUA
LAMPIRAN XI
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA* } .
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN SEBElUMNYA YANG BElUM DOSElESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBAlI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN n
PERAl\JRAN DAERAH
NOMOR
TANGGAL
~
I
Jumlah Tahun Awal , . I '"mi "y....".ny ~
No, '
P Jumlah Reahsasl Jumlah Anggaran Jumlah Realisasi dianggarkan dalam tahun ini
on,.n"".n ..~ sampai dengan (Rp)
I
(R ) sampal denqan akhlr TAHUN n-1
Kode Kegiatan Judul I<egiatan p .--:-:-- TA n-2 akhir TA n-1 TAn
I APBD N U ~ PERUBAHAN; (Rp) APBD INDUK' PERUBAHAN
(Rp)
I
TA n-2 APBD i TA n-1 APBD
INDUK PERUBAHAN
I
..
TA n-2 TA n-1
-
u'-=j 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L
.'
-
2.
=1
3. I
dst. _l-.____._
Jl.mlah
L I
'---'-,-_.-
caret yang tidak perlu
""",., .. ,tanggaL" ........
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA)... ,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
.,..
0\
N
www.gi.co.id Global Intermedia
M. DAFfAR DANA CADANGAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*} .
DAFTAR DANA CADANGAN
TAHUN ANGGARAN.......
LAMPlRAN XII PERAlURAN OAERAH
NOMOR
TANGGAL
Dasar hukum
Jumlah dana
Transfer dari Transfer ke kas Saldo akhir
Sisa dana yang
No.
Tujuan pembentukan
pembentukan
cadangan yang SaldoAwal
kas daerah daerah (Rp)
belum
dana cadangan
dana cadangan
direncanakan (Rp)
(Rp) (Rp)
dicadangkan
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
-
4
dst
Jumlah
caret yang tidak perlu
......, tanggal .....,.....
GUBERNUR/BUPATI/Io'IAUKOTA) .. ".
(tanda tangan)
(nama leno1(ap)
......
en
w
www.gi.co.id Global Intermedia
- 164.-
CARA PENGISIAN:
Judul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Diisi dengan nama ProvinsifKabupatenjKota dan Tahun Anggaran
Diisi dengan nomor urut Dana Cadangan yang direncanakan
Diisi dengan tujuan pembentukan dana cCldangan atau seluruh nama kegiatan atau proyek-proyek
pembangunan sarana dan prasarana pemerintah daerah/pelayanan masyarakat yang
pendanaanya direncanakan bersumber dari dana cadangan mulai sejak sampai dengan terakhir
kali pemerintah daerah melaksanakan dana cadangan.
Diisi dengan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadc:ngan dilengkapi dengan nomor
dan tahun. .
Diisi dengan besarnya dana cadangan yang harus dipenlJhijdisisihkan dari Kas Daerah sesuai
dengan peraturan daerah.
Diisi dengan jumlah saldo awal dane. cadangan atas kegiatan t..erkenaan yang tersedia pada
rekening dana cadangan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Diisi dengan jumlah yang akan ditransfer dari rekening Kas' Daerah ke rekening dana cadangan
yang berkenaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Diisi dengan jumlah yang digunakan dalam tahun anggaran yan,;) direncanakan atau ditransfer
dari rekening dana cadangan ke rekening Kas Daerah.
Diisi dengan jumlah posisi sc:ldo akhir dana cadangan pada akhir tahun anggaran yang
direncanakan.
Diisi dengan sisa jumlah dana cadangan yang belum dicadangkan untuk setiap kegiatan yang
pendanaannya bersumber dari dana cadangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
N. DAFTAR PINJAMAN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .
DAFTAR PINJAMAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN
LAMPIRAN XIII PERATURAN DAERAtl
NOMOR
TANGGAL
Jumlah pembayaran Jumlah
tahun ini sisa pembayaran
Tangggall Tahun Jumlah Persentase
(Rp)
,,"
(Rp)
Dasar Hukum Jangka waktu Tujuan
Sumber pinjalTlan
Pinjamanl
Perjanjian Pinjamanl Nilai
pinjaman
bunga
penggunaan
No daerah Pinjamanl Nominal Obligasi pinjaman Poko!: Pokok
Obligasi
Obligasi (Rp)
(tahun)
010
pinjaman
Pinjaman Bunga Pinjaman Bunga
Daerah Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
dst
Jumlah
coret yang tidak perlu
...........,tanggal. ..
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA>.....
(tanda tangan)
(nama lengkap)

0'>
LT1
www.gi.co.id Global Intermedia
- 166 -
CARA PENGISIAN:
Judul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9 &.10
Kolom 11 &. 12
Jumlah
Diisi dengan nama provinsifkabupatenjkota dan tahun anggaran
Diisi dengan nomor urut pinjaman daerah
Diisi dengan nama lembagajinstansi yang memberi pinjaman mula: sejak pemerintah
daerah melakukan pinjaman sampai dengan tahun terakhir melakukan pinjaman.
Diisi dengan dasar hukum pinjamanjobligasi.
Diisi dellgan nomor, tanggal dan tahun perjanjian pinjaman
Diisi dengan jumlahjbesarnya pinjaman daerah sebagaimana disebut dalam surat
perjanjian pinjaman.
Diisi dengan jangka waktu pinjaman.
Diisi dengan persentase bunga yang dikenakan atas pokok pinjaman
Diisi dengan tujuan penggunaan dana pinjaman
Diisi dengan jumlah besaran cicilan pokok, bunga dan denda pinjaman yang akan
dibayar dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Diisi dengan jumlah sisa pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman yang
direncanakan masih hal us dibayar sampai dengan akhir jangka w ~ u pinjaman.
Diisi dengan jumlah cicilan pokok, bunga dan denda pinjaman yang akan dibayar
dalam tahun anggaran yang direncanakan dan' jumiah seluruh sisa pembayaran
cicilan pokok dan bunga pinjaman yang direncanakan masih harus dibayar sampai
dengan akhir jangka waktu pinjaman.
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 167 -
LAMPlRAN A.lNI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH BESERTA LAMPIRAN
A. RANCANGAN PERATURAN KEPALA OAERAH
RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*).......
NOMOR : TAHUN ..
TENTANG
PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN ......
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) .........
Menimbang
Mengingat
bahwa memenuhi ketentuan Pasal 6 Peraturan Oaerah Nomor...... Tahun
...... tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Oaerah Tahun Anggaran
.......... , perlu ditetapkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Oaerah Tahun Anggaran
..... sebagai landasan operasional pelaksanaan APBO Tahun Anggaran .. ;
1. Undang-undang Nomor Tahun tentang Pembentukan
Oaerah .. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
......... Nomor , Tambahan Lembaran Negara Nomor ....... );
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan n d a n g n d a r ~ Nomor 12 Tahun
1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomflr 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Oaerah dan
Retribusi Oaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3685) sebagaimana telah d;ubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tat-un 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4048);
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yqng Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
7. UndanCl-Undang Nomer 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 168'-
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 20J4 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Nemor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tamballan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistE:m Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pernerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor :; Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4548);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomer 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyeler.ggaran Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesii'l Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran
'Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005
tentang Peruba"an Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tdhun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4540);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tE:ntang Standar
Akuntansi Pemerintahdn (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 NomoI' 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4503);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 169 -
19. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tilhun 2005 Nomor
136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembarar, Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 .tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4576);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 T<ihun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara e p u l i ~ Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45e5);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Per aturan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun ... tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Nomor ..
Tahun ...... tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA TENTANG
PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
Pasall
Rp ..
Rp .
Rp ..
Rp .
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran .... terdiri atas :
1. Pendapatan :
a. Pendapatan Asli Daerah
b. Dana Perimbangan
c. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Jumlah Pendapatan
www.gi.co.id Global Intermedia
2. Belanja:
a. Belanja Tidak Langsung
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Bunga
3) Belanja Subsidi
4) Belanja Hibah
5) Belanja Bantuan Sosial
6) Belanja Bagi Hasil
7) Belanja Bantuan Keuangan
8) Belanja Tidak Terduga
b. Belanja Langsung
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang dan Jasa
3) Belanja Modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Detisit)
3. Pembiayaan :
a. Penerimaan
b. Pengeluaran
J 70-
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
Rp ..
Rp .
Rp .
Rp ..
Rp ..
Rp ..
Rp .
Rp ..
Rp ..
Rp .
Rp .
Jumlah Pembiayaan Neto
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
Rp ..
Rp ..
Pasal2
Ringkasan Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
Pasal3
Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut dalam Lampiran II
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
Pasal4
Lampiran sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 dan Pasal 3 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.......
PasalS
Pelaksanaan penjabaran APBD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal6
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota....... ini mula! berlaku pada tanggal ditetapkan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 171 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota ini dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di .
pada tanggal .
0)
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .......
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota0) .
Nomor Tanggal ..
SEKRETARIS DAERAH,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP ..
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTAO) ..... .TAHUN ...... NOMOR .........
0) coret yang tidak perlu
www.gi.co.id Global Intermedia
- 172 -
B. RINGKASAN PENJABARAN APBD
LAMPI RAN I PERAT\lRAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ....
NQMQR
TANGGAl
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .....
RINGKASAN PENlABARAN APBD
TAHUN ANGGARAN ..
Nomor
Uraian lumlah
I
Urut
1 2 3
1. PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapalan asli daerah
--
1.1.1 Paiak daerah
1.1.2 Retribusi daerah
1.1.3 Hasil oenaelalaan kekavaan daerah yana dipisahkan
I 1.1.4 Lain-lain oendaoatan asli daerah 'lana sah
1.2 Dana Derimbanaan
1.2.1 Dana Baai HasH Paiakf Baai Hasil Bukan Paiak
1.2.2 Dana Alakasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.3 Lain-lain Dendaoatan daerah 'lana sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3 Dana Baai HasH Paiak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnva
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Gtanami Khusus
1.3.5 Bantuan Keuanaan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
!
I
Jumlah Pendapatan
:
I
2. BELANJA DAERAH
I
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belania peaawai
2.1.2 Belan;a bunaa
2.1.3 Belania subsidi
2.1.4 Belania hibah
2.1.5 Belania bantuan sasial
2.1.6 Belanja Bagi HasH lepada PravinsifKabupatenfKata dan Pemerintahan
Desa I
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada PravinsifKabupatenfKata dan
Pemerintahan Desa
2.1.8 Belania Tidak Terduaa
,
2.2 Belania Lanasuna
,
2.2.1 Belania peqawai
2.2.2 Belania barana dan iasa
2.2.3 Belania madal
I
-
,
Jumlah Belania :
SurolusflDefisitl
www.gi.co.id Global Intermedia
- 17, -
I Namar
Uraian Jumlah
LUrut
,
1 2 3
i
i 3. PEMBIAYAAN DAERAH
I
3.1 Penerimaan pembiavaan
3.1.1 Sisa Lebih Perhitunaan Anaaaran Tahun Anaaaran sebelumnya (SiLPA)
3.1.2 Pencairan dana cadanaan
[3.U Hasil Pcniualan kekavaan daerah vana diaisahkan .
I 3.104 Penerimaan pinjaman daerah
I J.l.S Penenmaan kembali pemberian piniaman
IJ.l.6
Penerimaan piutang daerah
I----
I
Jumlah penerimaan pembiavaan
3.2 Penaeluaran aembiavaan
3.2.1 Pembentukan dana cadanaan
3.2.2 Penyertaan madal (Investasi) daerah
3.2.3 Pembavaran pakak utang
f3.2A
Pemberianj:!iniaman daerah
t
Jumlah pengeluaran pembiayaan
,
I
Pembiavaan netta
\...--
i 3.3 Sisa lebih pembiavaan anqqaran tahun berkenaan (SILPA)
I-
t
.) Caret yang tidak perlu
........ ,tanggal. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
C. PENJABARAN APBD
Urusan Pemerintahan
Organisasi
: x.xx
: X.XX XX
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA* )...
PENJABARAN APBD
TAHUN ANGGARAN .....
LAMPIRAN II PERAl\IRAN GUBERNUR/BUPATJ/WAUKOTA ..
NOMOR
TANGGAL
KODE REKENING URAIAN
JUMLAH
PENJELASAN
(Rp)
1 2 3 4
., ) ., ., .

-
,
I
*) caret yang tidak perlu
........ ,tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lerigkap)
"
'""
www.gi.co.id Global Intermedia
- 175 -
Cara Pengisian Lampiran III Peraturan Kepala Daerah, format penjabaran APBD:
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
S. Pengisian kolom 1 (kode rekening) sebagai berikut :
a. Untuk Penganggaran Pendapatan Daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan kolom kedua diisi
dengan nomor kode organisasi. Kolom ketiga dan keempat diisi dengan angka 00. Kolom
kelima diisi dengan nomor 4 untuk kode akun anggaran pendapatan daerah. Kolom
keenam diisi dengan nomor kode untuk kelompok pendapatan daerah, kolom ketujuh diisi
dengan nomor kode untuk jenis pendapatan, kolom kedelapan diisi dengan nomor kode
untuk objek pendapatan, dan kolom kesembilan/terakhir diisi dengan nomor kode untuk
rincian objek pendapatan.
b. Untuk Penganggaran Eelanja Daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan kolom kedua diisi
dengan nomor kode organisasi.
Untuk pengisian kolom-I;olom selanjutnya sebagai berikut:
1) Tidak Langsung :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga dan keempat masing-masing diisi dengan
angka 00.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomor kode akun
belanja, kode kelompok belanja tidak langsung, kode jenis belanja tidak langsung,
kode objek belanja tidak langsung, dan kode rincian objek belanja tidak langsung
yang berkenaan.
2) Langsung :
Setelah kode kolom ketiga diisi dengan nomor kode program, kolom
keernpat diisi dengan nomor kode kegiatan.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomor kode akun
belanja, kode kelompok belanja langsung, kode jenis belanja langsung, kode objek
belanja langsung, dan kode rincian objek belanja langsung yang berkenaan untuk
belanja dari setiap kegiatan.
c. Untuk penganggaran pembiayaan daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan kolom kedua diisi
dengan nomor kode organisasi.
Untuk pengisian kolom selanjutnya sebagai beriklt:
1) Penerimaan pembiayaan daerah :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga ':Ian keempat masing-masing diisi dengan
angka 00.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomor kode akun
pembiayaan, kode kelompok penerimaan pembiayaan, kode jenis penerimaan
pembiayaan, kode objek penerimaan pembiayaan, dan kode rincian objek
penerimaan pembiayaan yang berkenaan.
2) Pengeluaran pembjayaan daerah :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga dan keempat masi.lg-masing diisi dengan
angka 00.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomor kode akun
pembiayaan, kode kelompok pengeluaran pembiayaan, kode jenis pengeluaran
pemhiayaan, kode objek pengeluaran pembiayaan, dan kode rincian objek
pengeluaran pembiayaan yang berkenaan.
6. Pengisian Kolom 2 (uraian) sebagai berikut :
a. Penganggaran Pendapatan Daerah :
1) Uraian pendapatan daerah dicantumkan pada urutan pertama.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 176 -
2) Setelah mencantumkan uraian pendapatan daerah, selanjutnya dicantumkan uraian
kelom[Jok pendapatan daerah yang akan dipungut/diterima seperti pendapatan asli
daerah/dana perimbangan atau lain-lain pendapatan daerah yang sah.
3) Untuk setiap kelompok pendapatan daerah diuraikan jenis-jenis pendapatan
berkenaan. Jenis-jenis pendapatan daerah yang termasuk dalam kelompok
pendapatan asli daerah seperti hasil pajak daerah/hasil retribusi daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah.
Sedangkan dana bagi hasil, DAU, DAK merupakan jenis pendapatan daerah yeng
termasuk dalam kelompok pendapatan daerah yang bersumber dari penerimaan
dana perimbangan. Demikian halnya dengan penguraian kelompok, dan jenis dari
pendapatan daerah yang lain.
4) Setelah setiap jenis pendapatan daerah selanjutnya diuraikan nama
obyek pendapatan daerah yang berkenaan, misalnya pajak kendaraan bermotor,
pajak kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor yang merupakan
obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis hasil pajak daerah. Retribusi
Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Perizinan tertentlJ merupakan obyek
pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis retribusi daerah, dan seterusnya.
S) Untuk setiap obyek pendapatan daerah yang dicantumkan selanjutnya diuraikan
rincian obyek pendapatan daerah yang berkenaan, seperti A-l Sedan, Jeep, Station
Wagon ( Pribadi), A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum ), B-1 Bus, Micro Bus
(Pribadi) yang merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam
obyek pajak kendaraan bermotor. Retribusi Pelayanan K<esehatan, Retribusi
Pengujian Kendaraan bermotor, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, Retribusi
Pelayanan Tera/Tera Ulang merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang
termasuk dalam obyek Retribusi Jasa Umum dan seterusnya.
6) Pencantuman kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek dalam uraian rincian
penjabaran APBD disesuaikan dengan kewenangan untuk memungut atau menerima
pendapatan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan
kerja perangkat daerall sebagaimana ditetapkan dalam k2tentuan perundang-
undangan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk efektivitas penilaian pencapaian
prestasi kerja dibidang pengelolaan pendapata:l daerah, tidak diperkenankan
mencantumkan rincian obyek pendapatan daerah yang pemungutan atau
penerimaannya bukan menjadi kewenangan satuan kerja perangkat daerah yang
bersangkutan.
b. Penganggaran Belanja Daerah :
Uraian pertama yang harus dicantumkan untuk menjabarkan belanja yakni uraian belanja
daerah. Selanjutnya untuk menguraikan lebih lanjut belanja kedalam kelompok belanja,
yang pertama kali dicantumkan adalah belanja tidak langsung, kemudian diikuti dengan
masing-masing jenis belanja tidak langsung, obyek belanja tidak langsung dan rincian
obyek belanja tidak langsung berkenaan. Setelah menguraikan belanja tidak langsung,
langkah selanjutnya adalah menguraikan belanja langsung mulai dari jenis belanja
langsung, dengan masing-masing obyek belanja langsung dan rincian obyek belanja
langsung berkenaan
Penjabaran lebih lanjut dari masing-masing kelompok belanja agar memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Penganggaran belanja tidak langsung :
a) Setelah mencantumkan uraian belanja tidak langsung, selanjutnya diuraikan
jenis-jenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja tidak langsung
dimaksud. Jenis-jenis belanja tidak langsung seperti belanja pegawai, belanja
bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil
kepada provinsi/kilbupaten/kota dan pemerintahan desa, belanja bantuan
keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa dan belanja
tidak terduga.
b) Pencantuman setiap jenis belanja harus diikuti dengan menguraikan obyek
belanja berkenaan, misalnya untuk belanja pegawai, uraian obyek t>elanja yang
termasuk dalam jenis belanja pegawai tersebut seperti gaji dan tunjangan,
tambahan penghasilan PNS, biaya pemungutan pajak daerah. Bunga utang
pinjaman dan bunga utang obligasi merupakan obyek dari jenis belanja bunga
dan seterusnya.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 177 -
c) Setelah mellcantumkan obyek belanja tidak langsung yang diperlukan,
selanjutnya diikuti dengan menguraikan rincian obyek belanja yang termasuk ,
dalam obyek belanja berkenaan. Gaji Pokok PNS/Uang Representasi,
Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan F'Jngsional, Tunjangan
Fungsional Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan "Ph/Tunjangan Khusus,
Pembulatan Gaji, luran Asuransi Kesehatan, Uang Paket, Tunjangan Panitia
Musyawarah, Tunjangan Komisi, Tunjangan Panitia Anggaran, Tunjangan
Badan Kehormatan, Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya, Tunjangan
Perumahan merupakan rincian obyek dari obyek belanja gaji dan tunjangan.
Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja, Tambahan Penghasilan
berdasarkan tempat bertugas, Tambahan Penghasilan oerdasarkan kondisi
kerja, Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi, Tambahan
Penghasilan berdasarkan prestasi kerja adalah merupakan rincian obyek dari
obyek Tambahan Penghasilan PNS, dan seterusnya.
2) Penganggaran belanja langsung
a) Untuk penganggaran belanja langsung, terlebih dahulu dimulai dengan
mencantumkan uraian belanja langsung, yang kemudian diikuti dengan nama
program yang akan didanai melalui belanja langsung.
b) Setelah mencantumkan nama program, selanjutnya dicantumkan nama
kegiatan yang termasuk dalam bagian program berkenaan.
c) Setiap mencantumkan uraian nama kegiatan langkah selanjutnya diikuti dengan
mencantumkan jenis-jenis belanja langsung, dan masing-masing obyek belanja
langsung serta rincian obyek belanja langsung yang dibutuhkan ul1tuk
mendanai kegiatan berkenaan.
d) Jenis-jenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja langsung dapat
berupa belanja pegawai, belanja barang dan jasa, atau belanja modal.
e) Obyek I;elanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja pegawai seperti
honorarium PNS, honorarium Non PNS, uang lembur. Obyek belanja langsung
yang termasuk dalam jenis belanja bardng dan jasa seperti belanja bahan pakai
habis, t>elanja bahan/material, belanja jasa kantor, belanja premi asuransi,
belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja jasa pendidikan dan pelatihan
PNS, Belanja Cetak dan Penggandaan dan seterusnya. Belanja Modal
Pengadaan Tanah, belanja modal pengadaan alat-alat berat, belanja modal
pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor, belanja modal pengadaan alat-
alat angkutan darat tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat
angkutan di air bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan di air
tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan udara, belanja
modal pengadaan alat-alat bengkel, belanja modal pengadaan alat-alat
pengolahan pertanian dan peternakan, belanja modal pengadaan peralatan
kantor, belanja modal pengadaan perlengkapan kantor, belanja modal
pengadaan komputer dan seterusnya merupakan obyek belanja langsung yang
termasuk dalam jenis belanja modal.
f) Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek belanja
langsung Honorarium PNS misalnya honorarium panitia/tim. Belanja alat tulis
kantor, Belanja alat Iistrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering), Belanja
perangko, materai dan benda pos lainnya, Belanja peralatan kebersihan dan
bahan pembersih, Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas, Belanja pengisian tabung
pemadarn kebakaran, Belanja pengisian tabung gas dan seterusnya merupakan
rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam obyek belanja Belanja
Bahan a k ~ i Habis. Belanja modal pengadaan tanah kantor, Belanja modal
pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit, Belanja modal pengadaan
tanah sarana kesehatan puskesmas, Belanja modal pengadaan tanah sarana
kesehatan poliktinik, Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan taman
k a n a k k a n a ~ dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja langsung yang
termasuk dalam obyek Belanja Modal Pengadaan Tanah, dan seterusnya.
c. Penganggilran Pembiayaan Daerah :
1) Penerimaan pembiayaan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 17M.-
a) Uraian pertama yang dicantumkan untuk menguraikan lebih lanjut penerimaan
pembiayaan daerah yakni uraian penerimaan pembiayaan.
b) Selanjutnya diuraikan jenis-jenis penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
kelompok penerimaan pembiayaan berkenaan, seperti sisa lebih perhitungan
i',1ggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, iJenerimaan pinJaman daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah
merupakan jenis penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam kelompok
penerimaan pembiayaan.
c) Untuk masing-masing jenis penerimaan pcmbiayaan yang dicantumkan
selanjutnya diuraikan obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
jenis penerimaan pembiayaan berkenaan, seperti pelampauan penerimaan
PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan
lain-lain pendapatan daerah yang sah, sisa 'penghematan belanja atau akibat
lainnya yang merupakan obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
jenis sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu. Penerimaan Pinjaman Daerah
dari Pemerintah, Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah daerah lain,
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bank, Penerimaan
Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bukan bank, Penerimaan hasil
peroerbitan Obligasi daerah merupakan obyek penerimaan pembiayaan yang
termasuk dalam jenis Penerimaan Pinjaman Daerah, dan seterusnya.
d) Setelah mencantumkan setiap uraian obyek penerimaan pembiayaan,
selanjutnya dicantumkan uraian rincian obyek penerimaan pcmbiayaan yang
termasuk dalam obyek pencrimaan pembiayaan berkenaan, seperti
pelampauan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah merupakan rincian
obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam obyek pelampauan
penerimaan PAD.
2) Pengeluaran pembiayaan
a) Uraian pertama yang dicantumkan untuk menguraikan lebih lanjut penerimaan
pembiayaan daerah yakni uraian pengeluaran pembiayaan.
b) Selanjutnya diuraikan jenis-jenis pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam kelompok pengeluaran pembiayaan berkenaan, seperti pembentukan
dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran
pokok utang, pemberian pinjaman daerah yang merupakan jenis pengeluaran
pembiayaan yang termasuk dalam kelompok pengeluaran pembiayaan.
c) Untuk masing-masing jenis pengeluaran pembiayaan yang dicantumkan
selanjutnya diuraikan obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam
jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan, seperti pembayaran pokok utang
yang jatuh tempo kepada pemerintah, pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo kepada pemerintah daerah lain, pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo kepada lembaga keuangan bank, pembayaran pokok utang yang jatuh
tempo kepada lembaga keuangan bukan bank yang merupakan obyek
pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam jenis pembayaran pokok utang.
d) Setelah mencantumkan setiap' uraian obyek pengeiuaran pembiayaan,
selanjutnya dicantumkan uraian rincian obyek pengeluaran pembiayaan yang
termasuk dalam obyek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
7. Pengisian kolom 3 (jumlah) sebagai berikut :
a. Pendapatan Daerah:
1) Pengisian jumlah pendapatan daerah secara horizontal sesuai dengan jumlah yang
direncanakan menurut kelompok, jenis, objek, dan rincian objek pendapatan daerah
yang dicantumkan dalam kolom uraian.
2) Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah jenis pendapatan daerah berkenaan.
3) Jumlah menurut jenis pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh jumlah obyek pendapatan daerah berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- I 79 -
4) JurrJlah menurut obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan.
5) Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah rincian obyek
pendapatan daerah berkenaan.
6) Jumlah seluruh pendapatan daerah sama dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
kelompok pendapatan daerah yang dianggarkan.
b. Belanja Daerah :
1) Belanja tidak langsung
a) Jumlah belanja tidak langsung merupakan penjumlahan dpri seluruh jumlah
jenis belanja tidak langsung yang tercantum dalam kolom uraian.
b) Jumlah jenis belanja tidak langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah obyek bel3nja pada jenis belanja tidak langsung berkenaan.
c) Jumlah obyek belanja tidak langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah rincian obyek belanja p2da obyek belanja tidak langsung berkenaan.
d) Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung diisi dengan jumlah
rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan.
2) Belanja Langsung
a) Jumlah belanja langsung merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah program
belanja langsung yang tercantum dalam kolom uraian.
b) Jumlah menurut program diisi dengan pen.iumlahan dari seluruh jumlah belanja
kegiatan yang termasuk dalam program berkenaan.
c) Jumlah menurut kegiatan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh
jenis belanja langsung yang dalam kegiatan berkenaan.
d) Jumlah jenis belanja langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
obyek belanja .... pada jenis belanja langsung yang termasuk dalam kegiatan
berkenaan.
e) Jumlah obyek belanja langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
rincian obyek belanja. pada obyek belanja langsung yang termasuk dalam
kegiatan berkenaan.
f) Jumlah menurut rincian obyek diisi dengan jumlah al1ggaran rincian obyek
belanja langsung kegiatan berkenaan.
c. Pembiayaan daerah :
1) Penerimaan Pembiayaan
a) Jumlah penerimaan pembiayaan merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah
jenis penerimaan pembiayaan daerah yang tercantum dalam kolom uraian.
b) Jumlah jenis penerimaan pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah obyek penerimaan pembiayaan pada jenis penerimaan pembiayaan
berkenaan.
c) obyek penerimaan pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah rincian obyek penerimaan pembiayaan pada obyek penerimaan
pembiayaan berkenaan.
d) Jumlah menurut rincian obyek penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah
rincian obyek penerimaan pembiayaan berkenaan.
2) Pengeluaran Pernbiayaan
a) Jumlah pengeluaran pembiayaan merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah
jenis pengeluaran pembiayaan daerah yang tercantum dalam kolom uraian.
b) Jumlah jenis pengeluaran pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah obyek pengel'Jaran pemblayaan pada jenis pengeluaran pembiayaan
berkenaan.
c) Jumlah obyek pengeluaran pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah rincian obyek pengeluaran pembiayaan pada obyek pengeluaran
pembiayaan berkenaan.
d) Jumlah menurut rincian obyek pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah
rincian obyek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- I XO-.
3) Pembiayaan neto
Jumlah pembiayaan neto diisi dengan jumiah selisih antara jumlah penerimaan
pembiayaan dikurangi dengan jumlah pengelual an pembiayaan
8. Pengisian kolom 4 (penjelasan) sebagai berikut ;
Kolom penjelasan wajib diisi untuk memenuhi prinsip transparansi dan aKuntabilitas keuangan
daerah/APBD. Dalam kolom ini harus disajikan data dan informasi yang lengkap guna
memudahkan berbagai pihak memperoleh penjelasan mengenai dasar penganggaran
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam tahun anggarpn berkenaan.
a. Untuk penjelasan penganggaran pendapatan daerah diisi dengan;
1) Dasar hukum penganggaran untuk setiap obyek pungutan/penE:rimaan dapat berupa
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, atau Peraturan Daerah
yang disertai dengan nomor, tahun dan tentang. .
2) Dasar penentuan jumlah pendapatan/penerimaan yang dianggarkan pada kolom
jumlah, seperti kwantitas unit, orang, rumah tangga, frekwensi
pemakaian/penggunaan, waktu, luas, bobot, k p ~ l keluarga, atau volume dan
ukuran lainnya yang digunakan yang disertai den\:ian besarnya tarif pungutan atau
harga/nilai satuan lainnya.
b. Untuk penjelasan belanja daerah sebagai berikut:
1) Belanja tidak lan':Jsung sebagai berikut:
Setiap jumlah rincian obyek belanja tidak langsung yang dianggarkan dalam kolom
jumlah supaya diberi penjelasan mengenai;
a) Dasar hukum penganggaran belanja tidak langsung
b) Sasaran peruntukan penyediaan belanja tidak langsung, dengan cara
menguraikan jumlah rincian obyek belanja tidak langsung seperti jumlah orang,
kwantitas waktu/jam/hari/bulan/tahun, atau satuan ukuran lainnya yang
digunakan disertai dengan besarnya harga satuan sebagai tolok ukur
pengeluaran belanja tidak langsung seperti tarif dan harga.
Contoh 1
Uang representasi sejumlah Rp1,499.400.000,00
Dalam kolom penjelasan diuraikan lebih lanjut sebagai terikut :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005, disediakan untuk :
1. Ketua = 1 org x 12 bin x Rp3.000.000,00 = Rp36.000.000,00
2. Wakil Ketua = 3 org x 12 bin x (80%xRp 3.000,000,00) = Rp86.400.000,00
3. Anggota = 51 org x 12 bin x (75% x Rp 3.000.000,00) =
Rr1.377. 000. 000,00
2) Untuk penjelasan belanja langsung sebagai berikut ;
a) Untuk setiap kegiatan yang dicantumkan pada kolom uraian, harus disertai
dengan penjelasan ;
(1) Lokasi kegiatan, diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa
nama desa/kelurahan, kecamatan.
(2) sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK,
lain-lain hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan yang sah
berkenaan, daea cadangan dan pinjaman daerah) untuk mendanai
pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
(3) keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan yang dianggarkan dan
manfaat yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Untuk setiap jumlah rincian obyek belanja dari setiap kegiatan yang dicantumkan
dalam kolom jumlah, pada kolom penjelasan supaya disertai dengan keterangan
selengkapnya mengenai sasaran penggunaan dari rincian obyek belanja langsung
berkenaan.
c. Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan harus
disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti :
www.gi.co.id Global Intermedia
- IHI -
(1) Dasar hukum (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah yang dilengkapi dengan penjelasan nomor, tahun dan tentang,
perjanjian/berita acara atau dokumen lain yang dijadikan dasar penganggaran dari
setiap rincian obyek penerimaan pembiayaan daerah;
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SEe
www.gi.co.id Global Intermedia
- I -
LAMPIRAN A.XVII PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT SUSUNAN NOTA KEUANGAN
SUSUNAN NOTA KEUANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Sab I. Pendahuluan
1.1. Umum;
1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan Nota Keuangan;
1.3. Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan;
1.4. Sistematika Penulisan Nota Keuangan;
Sab II. Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah
2.1. Kondisi Umum Pendapatan Daerah;
2.2. Permasalahan Utama Pendapatan Daerah;
2.3. Estimasi Pendapatan Daerah;
2.4. Kebijakan Umum Pendapatan DJerah;
Sab III. Kondisi dan Kebijakan Anggaran Selanja Daerah
3.1. Kondisi Umum Selanja Daerah;
3.2. Permasalahan Utama Selanja Daerah;
3.3. Kebijakan Umum Selanja Daerah;
3.4. Prioritas dan Plafon Anggaran Selanja Daerah;
Sab IV. Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pembiayaan
4.1. Kondisi Umum Pembiayaan;
4.2. Permasalahan Utama Pembiayaan;
4.3. Kebijakan Umum Pembiayaan;
Sab V. Program dan Kegiatan
Memuat penjelasan ruang lingkup target dan sasaran program dan kegiatan
APSD menurut penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
Sab VI. Penutup
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RlJF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 1X.1 -
LAMPlRAN A.XVlll PERATURAN MENTER! DALAM NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT PERSETUJUAN BERSAMA
BERITA ACARA
Nomor: .
PERSETUJUAN BERSAMA KEPALA DAERAH DAN D:'RD
PROVINSI/KABUPATENjKOTA *) .
TENTANG
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD
TAHUN ANGGARAN .
Pada hari tanggal bulan tahun , kami yang bertandatangan di
bawah ini:
1. (na.lla lengkap)
2. (nama lengkap)
3. (nama lengkap)
4. (nama lengkap)
menyatakan bahwa:
GubernurjBupati/Walikota'), dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah e r ~ h Provinsij
KabupatenjKota) .
yang beralamat di .
selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
Ketua DPRD Provinsi/Kabupatenj
Kota) .
Wakil Ketua DPRD Provinsi/
Kabupaten/I<ota) .
Wakil Ketua OPRD Provinsi/
Kabupaten/Kota) ..
dalam hal ini bertindak untuk dan
alas nama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
.) selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA telah membahas dan menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran.... yang telah diajukan oleh PIHAK PERTAMA.
dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir
Berita Acara ini.
2. PldAK PERTAMA dapat menerima dengan baik penyesuaian dan perubahan RAPBD
Tahun Anggaran ......... sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara
ini.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 1X4 -
3. Selanjutnya PIHAK PERTAMA akan menyelesaikan perubahan dan koreksi atas RAPBD
Tahun Anggaran selaras dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana
tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara ini selambat-Iambatnya sebelum 3
(tiga) hari kerja setelah tanggal ditandatangani Berita Acara ini.
4. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur*) untuk
mendapat pengesahan selambat-Iambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah ditandatangani
Berita Acara ini.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam
rangkap 2 (dua) untuk dapat dipergunakan sebagairnana mestinya.
................ , .
GUBERNUR/ BUPATI/ WALIKOTA
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTAOj .
(Landa tangan)
(nama lengkap)
'J caret yang tidak perlu
KETUA DPRD
0)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .......
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA DPRD
0)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
(tilnda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTAoJ .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
r",ENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- I H5 -
LAMPIRAN XIX PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAL 15 Mei 2006
FORMAT RACANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH BESERTA LAMPIRAN
A. RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH
RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) ...
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .
NOMOR TAHUN .
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA') .....,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa Pasal 187 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Per,etapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintanan Daerah menjadi Undang-Undang, menyatakan apabila
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sampai batas waktu yang
ditetapkan tidak mengambil keputusan bersama dengan kepala
daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), kepala daerah
melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD
tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan
yang disusun dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang
APBD;
b. bahwa berhubung sampai n g ~ n tanggal 30 November Tahun ....
DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota') ..... belum memberi persetujuan
terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah
dibahas/diajukan'), maka uncuk memperoleh persetujuan Menteri
Dalam Negeri/Gubernur).... guna melaksanakan pengeluaran
setinggi-tingginya sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Rancangan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota') ....
tentang APBD Tahun Anggaran .....
1. Undang-Undang 'Nomor Tahun tentang Pembentukan
Daerah (Lembaran Negara Repub'ik Indonesia Tahun
......... Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor );
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
www.gi.co.id Global Intermedia
- I R6.-
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4048);
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun. 1997 tentang Bea- Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan. (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Nf'gara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaron Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomer 4389);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomer 104, Tambahan Lembaran Negara Repllblik Indonesia
Nomor 4421);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara e ~ u l i k Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Unjang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomer 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Unddng'Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4548);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomer 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahur 2001 Nomer 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia NomJr 4090);
www.gi.co.id Global Intermedia
- ) X7 -
14. Peraturan Pemerintah NomoI' 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 NomoI' 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4138);
IS. Perat.uran Pemerintah Nomer 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomer
119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NomoI' 4139);
16. Peraturan Pemerintah NomoI' 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 NomoI' 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4'116) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah NomoI' 37 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah NomoI' 24 Tahun 2004
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomer 4540);
17. Peraturan Pemerintah NomoI' 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 NomoI' 48, Tambaha', Lembaran Negar3
Republik Indonesia NomoI' 4502);
18. Perilturan Pemerintah NomoI' 24 Tahun 2005 tentang standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 NomoI' 49, Tambahan Lembaran Negara Repubiik
Indonesia NomoI' 4503);
19. Peraturan Pemerintah NomoI' 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 NomoI'
136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NomoI' 4574);
20. Peraturan Pemerintah Nomer 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
NomoI' 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NomoI'
4575);
21. Peraturan Pemerintah NomoI' 56 Tahun 2005 tentang 5istem
Infermasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indor,esia
Tahun 2005 NomoI' 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia NomoI' 4576);
22. Peraturan Pemerintah NomoI' 57 Tahun 2005 tentang Hibah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 NomoI' 139,
Tallibilhan Lembaran Negara Republik Indonesia NomoI' 4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomer 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomer 140, Tambahall Lembaran Negara Republik Indonesia
NomoI' 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomer 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan penerapan standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 NomoI' 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia NomoI' 4585);
25. Peraturan Pemerintah NomoI' 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 NomoI' 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia NomoI' 4614);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri NomoI' ... Tahun ... tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
www.gi.co.id Global Intermedia
- IXX -
27. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Nomor
........... Tahun ...... tentang Pokok-pokok Pengelolaar, Keuangan
Daerah.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) .
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN .
Pasall
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran sebagai berikut:
1. Pendapatan Caerah
2. Belanja Daerah
Surplus/(Defisit)
Rp .
Rp .
(-)
Rp .
3. Pembiayaan Daerah:
a. Penerimaan Rp .
Pengeluaran b. Rp........................... (_)
Pembiayaan Netto Rp ..
_______1_)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun Berkenaan: Rp ..
Pasal2
(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp .
b. Dana perimbangan sejumlah Rp ..
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp ..
b. Retribl'si daerah sejumlah Rp ..
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp ..
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang silh sejumlah Rp .
(3) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Dana bagi hasil sejumlah Rp ..
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp ..
c. Dana alokasi khusus sejumlah Rp..
(4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud [Jada ayat (1) huruf c
terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sejumlah Rp ..
b. Dana Darurat sejumlah Rp...
c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah Rp ..
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sejumlah Rp ..
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya sejumlah
Rp ..
www.gi.co.id Global Intermedia
1. Lampiran I
2. Lampiran II
3. Lampiran III
4. Lampiran IV
S. Lampiran V
- I H9 -
Pasal3
(1) Belanja Daera:, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp .
b. Belanja Langsung sejumlah Rp .
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp .
b. Belanja tu"ga sejumlah Rp..
c. Belanja sejumlah Rp .
d. Belanja hibah sejumlah Rp .
e. Belanja bantuan sosial sejumlah Rp
f. Belanja bagi hasil sejumlah Rp .
g. Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp
h. Belanja tidak terduga sejumlah Rp .
(3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp .
b. Belanja belanja barang dan jasa sejumlah Rp..
c. Belanja modal sejumlah Rp .
Pasal4
(1) Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Penerimaan sejumlah Rp....
b. Pengeluaran sejumlah Rp..
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pembiayaan
a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya sejumlah Rp.....
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp .
c.Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp....
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman sejumlah Rp...
f. Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp..
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pembiayaan:
a. pembentukan dana cadangan seju'Tllah Rp
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerall sejumlah Rp .
c. pembayaran pokok utang sejumlah Rp.....
d. Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp
Pasal 5
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, tercantllm dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidck terpisahkan dari
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini, terdiri dari:
Ringkasan APBD;
Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan
Organisasi;
Penjabaran APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi,
Pendapatan, Belanja Program dan Kegiatan serta Pembiayaan yang
dirinci menurut kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek;
Rekapitulasi Belanja menurut Urusan Pemerintahcll Daerah,
Program dan Kegiatan;
Rekapitulasi Belanja Daerah Untllk Keselarasan dan Keterpaduan
Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi Dalam Kerangka Pengelolaan
Keuangan Negara;
www.gi.co.id Global Intermedia
6. Lampiran VI
7. Lampiran VII
8. Lampiran VIII
9. Lampiran IX
10. Lampiran X
11. Lampiran XI
12. Lampiran XII
13. Lampiran XIII
- .190 -
Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan;
Daftar piutang daerah;
Daftar penyertaan modal (investasi) daerah;
Daftar Perkiraan Penambahan dan Pengurangan Aset Tetap Daerah;
Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lainnya;
Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini;
Daftar dana cadangan daerah ;deJn
Daftar Pinjaman Daerah Dan Obligasi Daerah.
Pasal6
Pelaksanaan APBD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut dalam
dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal7
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota'"') ini mulai berlaku patla tanggal diundangkan.
Agar setiap orang memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur/BupatijWalikota*) ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di .
pada tanggal .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA) .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Diundangkan di ..
pada tanggal ..
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .
(tandatangan)
(nama lengkap)
NIP ..
BERITA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN NOIVIOR .
'j caret yang tidak perlu
www.gi.co.id Global Intermedia
B. RINGKASAN APBD
- I II I -
LAMPI RAN I PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WAllKOTA ...
NOMQR
TANGGAl
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .....
RINGKASAN APBD
TAHUN ANGGARAN .
I
Nomor I
Uraian Jumlah
Urut
1 2 3
-
1. PENDAPATAN DAERAH
.._--_.
1.1 PendaDatan asli daerah
.
1.1.1 Pajak daerah
1.1.2 Retribusi daerah
1.1.3 HasH '. kekayaan daerah yang c!p..!?ahkan
1.1,4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang _____
------
-- . b
t.2 Dana perlm angan
1.2.1 Dana BaQi Hasil Pajak/ Bagi HasH Bukan Paiak
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.3 l!'in-Iain pendapatan daerah yang sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3 Dana Bagi Hasil dari Provinsi can Peme""tah Daerah lainnva
1.3,4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lai:1nya
---_._-
f---------..--. ------------ -
.-jum'lah PendaDatan
2. BELANJA DAERAH
I
2.1 Belanja Tidak langsung
2.1.1 Belania Peqawai
2.1.2 Belania Bunga
2.1.3 Bel<:'!ia 5ubsidi
2.1.4 Belanja Hibah
2.1.5 Belania Bantuan Sosial
2.1.6 Belanja Bag! HasH Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
2.1.7 Beianja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan
Pemerintahan Desa
2.1.8 Belania Tidak TerduQa
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Belenia pegawai
2.2.2 Belania barang dan jasa
2.2.3 l3elania modal
-
F
Jumlah Belanja
L
www.gi.co.id Global Intermedia
Il):! -
Nomor
Uraian Jumlah
Urut
1 2 3
Surplus/(Defisit)
3. PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaar ~ e m i v n
3.1.1 SiLPA Tahun Anqqaran sebelumnva
3.1.2 Pencairan dana cadangan
3.1.3 Hasil peniualan kekayaan Daerah yang dipisahkar.
3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5 Penerimaan kembali oemberian oiniaman
3.1.6 Penerimaan oiutanq daerah
._._..
-
JumJah penerimaan pembiavaan
3.2 Pengeluaran pembiayaan
3.2.1 Pembentukan dana cadangan
3.2.2 Penvertaan modal (Investasi) daerah
3.2.3 Pembavaran pokok utang _..
-------
3.2.4 Pemberian piniaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
.-
Pembiayaan neto
j
3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA)
.) Coret yang tidak perlu
..........., tanggal... ........
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- I 'J.1 "
C. RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
LAMPIRAN II PEkATURAN GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA
NOMQR
TANGGAl
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA-) .
RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN .
I
I
Belanja
I
Kode Urusan F'emcrintahan Daerah Pendapatan
Tidak

lanasuna
Langsl,ng
Belan a
1 2 3 4 5 6
I URUSAN WAJIB
I
01
Pendidikan
1 01 01 Dinas Pdldidikan
1 01 02 Kantor Perpustakaan Daerah
1 01 03 0St... .... ....... ..
1
02
Kesehatan
1 02 01 Dinas kesehatan
1 02 02 Rumah Saklt Umum Daerah
,
02 03 Rurnah Sakit Jiwa
I 02 04 Rumah Saklt Paru'paru
1 02 05 Rumah Saklt Ketergantungan Obat
1 02 Of Ost...
"
I
03 Pek_<.:rjaan .Umum

.
I 03 01 DU1JS Peker'j<1clO Umurn
_._-

03 02 Dloas Blna Marga
1 03 03 Dina!. Peng.uran
1 03 04 Dmas Peogawasan Bangunan dan TiIta Kota
"
I
1 03 05 Dmas Clpla Karya
1 03 06 Ost.
.,
I 04 Perumahan
1 04 01 Dlnas Permuklman
I
I 04 02 Oinas Pemadam Kebal<aran
1 10 03 Dlnas Pemakaman
. ,
1
O'
04 Dst... . ...
..
,
1 05
Penataan Ruang
...
I 05 01 Dinas Tala Ruang
I 05 02 Dst. ...........
r:.::.
f,1
06
Perencanaan Pembangunan
.-
_.
. 1 06 01 BAPPEDA
1 06 02 Dst. ......
f--

________.________
.+-
I
..
-
I 07 01 DlIlas Perhubungan
--
--'-.
07 02
Os'
........
-
1
08
lingkungan Hidup
I 08 01 Dina!. Ungkungan Hidup
I 08 02 Bada:1 Pengendallan Darr.pak llngkungan Daerah
1 08 03 Dina!. Pertamanan
1 08 04 Oinas KeberSlhan
----"
I 08 05 Ost.
,- .
I 09
Pertanahan
1 09 01 Badan Pertanahan Daerah
1 09 02 Dst..
www.gi.co.id Global Intermedia
-
Belanja I
Kode Urusan Pemerintahan Daerah Pendapatan
Tidak Jumlah
LanQsunQ
Langsung

1 2 3

5
--
1
,.
Kependudukan dan catatan Sipil
1
I'
01 Dinas Kependudukan dan Capil
1 10 02 Cst..................
1 11 Pemberdayaan Perempuan
I 11 01 Oinas Pemberdayaan Perempu.1"
=J
1 11 02 Cst...............
,
,
-
,
1 12 KeluargOil &erencana dan Keluarga 5ejahtera I
I 12 01 BKKBO
I
--1-
:j
1 J2 02 Dst..............
I
I
1 13 Sosial I
=i
1 13 01 Dlnas Sosial
I
,
1 IJ 01 Osl ...
-j
I
I t -
I
,
I
-
1
,.
Tenaga Kerja
-- --
- ----,
I 14 01 Dinas Tenaga Kerj3
-
-
I 1 14 02 CSt. .............
I
1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
--
I
I IS 01 Dinas Koperasr dan UKM
I
._......-
--1
I IS 01 Dst.. ......
- -.
-
----
-j
1
,.
Penanaman Modal
+
-
-
I I. 01 Badan Pellanaman Modal Daerah
_.-
..----.J
1 I. 02 Dst.

._,
----
1------- -:
1 17 Kebudayaan
I 17 01 Dinas Kebudayaan
-!
... -
---,
I 17 01 Permuseuman
,
--
---1
f--"--
17 OJ Ds< ......
--
.-
I
._...
--t
1 18 Pemuda dan Olah Raga
I
-1
,
.. ,
I IS 01 Dinas Pemuda dan Olah Raga I
...-
._.
I IS 01 Ost. ...
-1
..
,
- ----,
1
,.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
..j
I
I'
01 Dmas Kesbang Unmas
,
I
l'
02 Dinas Kelenlraman dan Ketertlban
1
l'
OJ KantOf Satuan Polis. Pamong Praia
I
l'
04 Ost.... .... I
,
1 20 Pemerintahan Urn"," I
I 20 01 DPRD
---'
I 20 01 KDH & WKDH
I 20 OJ Sekretanat Oaerah
1 10 04 Sekretanat DPRD
"
1 10 OS Badan Pengelola Keuangan Daerat'l
--'-
10 06 8cldan Penehtlan dan Pengembangan
I
...
I 20 07 Badan Pengawasan Daerah
I 10 OS Kantor Penghubung
I
-l - _.-
,..-----
I 10
O'
Kecamatan
-_.

I 10 10 Kelurahan
l 1 10 11 Ost. ........ ..
.
I
1 21 Kepegawaian I
1 21 01 Badan Pendidikan dan Pelatihan
-
I 11 02 8cldan Kepegawaian Daerah
--
I 11 OJ Dst... ............
..-
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
I 21 01 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
._-- -.
1 11 02 Dst.. ......
._,,--
I --_._-,
www.gi.co.id Global Intermedia
- IlJ:'\-
- -- -
Kode Urusan pfmerintahan Oaerah
1 2
1 23 Statistik
1 23 01 Badan StalJstik Daerdh
1 23 02 Kantur Statisllk Daerah
1 23 03 Os!. _... ,.
1 24 Kearsipan
I 24 01 Kantor Arsip Daerah
1 24 02 Os!. . ..... .-
Belanja
Pendapatan
25
l. 1 25
1 25
1 25
0;1 Kantor Pengolahan Data Elektronlk
03 OSl
.----------.------- ---- -, - -----------jl--------t--------t--------j
_-U-SA-N-. - . _-------jf------f-------+------1
2 01 Pertanian ====i-
2 01 01 Olnas Pertanian I
.
2 01 03 Pett'rnakan
2 01 04 Dinas Ketahanan Pangan
.-f--I-'-....::..:.--=---'---''---'----''-=-----------+------+-----;-----+-------;
2 01 05 OSI .
2 02 Kehutanan
-
2 02 01
- - -------
-"
2 02 02 Ds! ...
2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral
2 03 01 Dinas Pertambangan
2 03 02 Os!. .................
" 04 Pariwisata ..
-
2 04 0] Oinas Panwlsata
2 04 02 Keblln timatang
2 04 03 DSL... . ' .....
2 05 Kelautan dan Perikanan
2 05 01 Dinas Kelautan Clan renkanan
2 OS 02 Ds!.
I
. - ..
--
2 06 Perdagangan
2 06 01 Dinas I'croagilngan
- -- . .-
2 06 02 Dmas Pasar
----
2 06 03 Ost.. ..
- --
2 07 Perindustrian
2 07 01 Dina:; PerinClustnall
1 07 0;1 Os!.
.. _..- .
-- ---
. .. -"- "-- - .. _----_..-_.. -
2 08 Transmigrasi
2 08 01 Olnas Transmlgras;
2 08 02 O:;t .....
Jumlah
SURPLUS! (DEFJSIT)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 196-
coret yang t1dak perlu
PEMBIAYAAN
Kode Urusan Pemerlntahan Daerah SILPATAB
PENERIMAAN PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
NETTO
1 2 3 4 5=3-4 6
1 20
Pemerlntahan Umum
1 20 03 Sekretariat Daerahl B PK D
.)
........, tanggal.. .
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA'.....
(tanda tangan)
~ n lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
D. RINCIAN APBD
Urusan Pemerintahan
Organisasi
: x.xx
: X.XX XX
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)...
RINCIAN APBD
TAHUN ANGGARAN .....
LAMPIRAN III : PERATURAN GUBERNUR/BUp:.n/WAUKOTA
HOMOR
TANGGAl
KODE REKENING URAIAN
JUMLAH
PENJELASAN
(Rp)
1 2 3 4
1 2 J 5 7

.) caret yang tidak perlu


........, tanggal. ..
GUBERNUR/BUPAll/WAUKOTAoJ
(tanda tangan)
(nama lengkap)
""
-.J
www.gi.co.id Global Intermedia
- 19X -
cara Pengisian Lampiran III Peraturan Kepala Daerah, format penjabarao1 PBD:
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomoI' kode urusan pemerin'ahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsl
4. Organisasi diisi dmgan nomoI' kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
S. Pengisian kolom 1 (kode rekening) sebagai berikut :
a. Untuk Penganggaran Pendapatan Daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomor Kode urusan pemerintahan dan kolorn kedua diisi
dengan nomoI' kode organisasi. Kolom ketiga dan keempat diisi dengan angka 00.
Kolom kelima diisi dengan nomoI' 4 untuk kode akun anggaran pendapatan daerah.
Kolom keenam diisi dengan nomoI' kode untuk kelompok pendapatan daerah, kolom
ketujuh diisi dengan nomoI' kode unluk jenis pendapatan, kolom kedelapan diisi
dengan nomoI' kode untuk objek pendapatan, dan kolom kesembilan/terakhir diisi
dengan nomoI' kode untuk rincian objek pendapatan.
b. Untuk Penganggaran Belanja Daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomoI' kode urusan pemerintahan dan kolom kedua diisi
dengan nomoI' kode organisasi.
Untuk pengisian kolom-kolom selanjutnya sebagai berikut:
1) Belanja Tidak Langsung :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga dan keempat masing-masing diisi
dengan angka DO.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomoI' kode akun
belanja, kode kelompok belanja tidak langsung, kode jenis belanja tidak
langsung, kode objek belanja tidak langsung, dan kode rincian objek belanja
tidak langsung yang berkenaan.
2) Belanja Langsung :
Setelilli kode organisasi, kolom ketiga diisi dengan nomor kode program, kolom
keempat diisi dengan nomoI' kode kegiatan.
Kolom selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nomoI' kode akun
belanja, kode kelompok belanJa langsung, kode jenis belanja langsung, kode
objek belanja langsung, dan kode rincian objek belanja langsung yang
berkenaan untuk belanja dari setiap kegiatan.
c. Untuk penganggaran pembiayaan daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomoI' kode urusan pemerintahan dan kolom kedua diisi
dengan nomoI' kode organisasi.
Untuk pengisian kolom selanjutnya sebagai berikut:
1) Penerimaan pembiayaan daerah :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga dan keempat masing-masing diisi
dengan angka 00.
KololT. selanjutnya secara berturut-turut diisi sesuai dengan nOr[lor kode akun
pembia'/aan, kode kelompok penerimaan pembiayaan, kode jenis penerimaan
pembiayaan, kode objek penerimaan' pembiayaan, dan kode rincian objek
penerimaan pembiayaan yang berkenaan.
2) Pe,ngeluaran pembiayaan daerah :
Setelah kode organisasi, kolom ketiga dan keempat masing-masing diisi
dengan angka 00.
Kolom selanjutnya secaro berturut-turut diisi sesuai dengan nomoI' kode akun
pembiayaan, kode kelompok pengeluaran pembiayaan, kode jenis
pengeluaran pembiayC'an, kode objek pengeluaran pembiayaan, dan kode
rincian objek pengeluaran pembiayaan yang berkenaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 199 -
6. Pengisian Kolom 2 (uraian) sebagai berikut :
a. Penganggaran Pendapalan Oaerah :
1) Uraian pendapatall daerah dicantumkan pada urutan pertama.
2) Setelah mencantumkan uraian pendapatan daerah, seianjutnya dicantumkan
uraian kelompok daerah yang akan dipungut/diterima seperti
pendapatan asli d3erah/dana perimbangan atau lain-lain pendapatan daerah
yang sah.
3) Untuk setiap kelompok pendapatan daerah diuraikan jenis-jenis pendapatan
berkenaan. Jenis-jenis pendapatan daerah yang termasuk dalam kelompok
pendapatan asli daerah seperti hasil pajak daerah/hasil retribusi daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah. Sedangkan dana bagi hasil, OAU, OAK merupakan jenis pendapatan
daerah yeng termasuk dalam kelompok pendapatan daerah yang bersumber
dari penerimaan dana perimbangan. Oemikian halnya dengan penguraian
kelompok, dan jenis pendapatan daerah yang lain.
4) Setelah setiap jenis pendapatan daerah dicantumkan, selanjutnya diuraikan
nama obyek pendapatan daerah yang berkenaan, misalnya pajak kendaraan
bermotor, pajak kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor
yang merupakan obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis hasil
pajak daerah. Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Perizinan
tertentu merupakan obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis
retribusi daerah, dan seterusnya.
5) Untuk setiap obyek pendapatan daerah yang dicantumkan selanjutnya
diuraikan rincian obyek pendapatan daerah yang berkenaan, seperti A-l
Sedan, Jeep, Station Wagon (Pribadi), A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon
(Umum), B-1 Bus, Micro Bus (Pribadi) yang merupakan rincian obyek
pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek pajak kendaraan bermotor.
Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pengujian Kendaraan bermotor,
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek
Retribusi Jasa Umum dan seterusnya.
6) Pencantuman ke!ompok, jenis, obyek dan rincian obyek dalam uraian rincian
penjabaran APBO disesuaik]n dengan kewenangan untuk memungut atau
menerima pendapatan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
ma-sing satuan kerja perangkat daerah sebagaimana d:tetapkan dalam
ketentuan perundang-undangan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk
efekti'Jitas penilaian pencapaian prestasi kerja dibidang pengelolaan
pendapatan daerah, tidak diperkenankan mencantumkan rincian obyek
pendapatan daerah yang pemungutan atau penerimaannya bukan menjadi
kewenangan satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
b. Belanja Oaerah :
Uraian pertama yang harus dicantumkan untuk menjabarkan belanja yakni uraian
belanja daerah. Selanjutnya untuk menguraikan lebih lanjut belanja kedalam
kelompok belanja, yang pertama kali dicantumkan adalah belanja tidak langsung,
kemudian diikuti dengan masing-masing Jenis belanja tidak langsung, obyek belanja
tidak langsung dan rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan. Setelah
mengllraikan belanja tidak langsung, langkah selanjutnya adalah menguraikan
belanja langsung mulai dari jenis belanja langsung, dengan masing-masing obyek
belanja langsung dan rincian obyek belanja langsung berkenaan
Penjabaran lebih lanjut dari masing-masing kelompok belanja agar memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1) Penganggaran belanja tidak langsung :
il) Setelah mencantumkan uraian belanja tidak langsung, selanjutnya
diuraikan jenis-jenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja tidak
langsung dimaksud. Jenis-jenis belanja tidak langsung seperti belanja
pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hi bah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 200-
pemerintahan desa, belanja bantuan keuangan kepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa dan belanja tidak
terduga.
b) Pencantuman setiap jenis belanja harus diikuti dengan menguraikan
obyek belanja berkenaan, misalny3 untuk belanja pegawai, uraian obyek
belanja yang termasuk dalam jenis belanja pegawai tersebut seperti gaji
dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, biC:yJ pemungutan pajak
daerah. Bunga utang pinjaman 'dan bunga utang obligasi merupakan
obyek dari jenis belanja bunga dan seterusnya.
c) Setelah mencantumkan obyek belanja tidak langsung yang diperlukan,
selanjutnya diikuti dengan menguraikan rincian obyek belanja yang
termasuk dalam obyek belanja berkenaan. Gaji Pokok PNS/Uang
Representasi, Tunjangan Keluarga, \ Tunjangan Jabatan, Tunjangan
Fungsional, Tunjangan Fungsional Umum, Tunjangar, Beras, Tunjangan
PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, luran Asuransi Kesehatan,
Uang Paket, Tunjangan Panitia Musyawarah, Tunjangan Komisi,
Tunjangan Panitia Anggaran, Tunjangan Badan Kehormatan, Tunjangan
Alat Kelengkapan Lainnya, Tunjangall Perumahan merupakan rincian
obyek dari obyek belanja gaji dan tunjangan. Tambahan Pengllasilan
berdasarkan beban kerja, Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat
bertugas, Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja, Tambahan
Penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi, Tambahan Penghasilan
bercJasarkan prestasi kerja adalah merupakan rincian obyek dari obyek
Tambahan Penghasilan PNS, dan
2) Penganggaran belanja langsung
a) Untuk penganggaran belanja langsung, terlebih dahulu dimulai dengan
mencantumkan uraian belanja langsung, yang kemudian diikuti dengan
nama program yang akan didanai melalui belanja langsung.
b) Setelah mencantumkan nama program, selanjutnya dicantumkan nama
kegiatan yang termasuk dalam bagian program berkenaan.
c) Setiap mencantumkan uraian nama kegiatan langkah selanjlltnya diikuti
dengan mencantumkan jenis-jenis belanja langsung, dan masing-masing
obyek belanja langsung serta rincian C'byek belanja langsung yang
dibutuhkan untuk mendanai kegiatan berkellaan.
d) Jenis-jenis belanja yang termasuk dalarn kelompok belanja langsung
dapat berupa belanja pegawai, belanja barang dan jasa, atau belanja
modal.
e) Obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis be:ianja pegawai
seperti honorarium PNS, honorarium Non PNS, uang ler,lbur. Obyek
belanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja barang dan
seperti belanja bahan pakai habis, belanja bahan/material, belanja jasa
kantor, belanja premi asuransi, belanja perawatan kendaraan bermotor,
belanja jasa pendidikan dan pelatihan PNS, Belanja Cetak dan
Penggandaan dan seterusnya. Selanja Modal Pengadaan Tanah, belanja
modal pengadaan alat-alat berat, belanja modal pengadaan alat-alat
angkutan darat bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan
darat tidak bermotor, belanja modal pengadaan aiat-alat angkutan di air
bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan di air tidak
bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan udara, belanja
modal pengadaan alat-alat bengkel, belanja modal pengadaan alat-alat
pengolahan pertanian dan peternakan, belanja modal pengadaan
peralatan kantor, belanja modal pengada111l perlengkapan kantor, belanja
modal pengadaan komputer dan seterusnya merupakan obyek belanja
langsung yang termasuk dalam jenis belanja modal.
f) Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek
belanja langsung Honorarium PNS misalnya honorarium panitia/tim.
Belanja alat tulis kantor, Belanja alat Iistrik dan elektronik (Iampu pijar,
www.gi.co.id Global Intermedia
- 201 -
battery kering), Belanja perangko, materai dan benda pas lainnya,
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih, Belanja Bahan Bakar
MinyakjGas, Belanja pengisian tabung pemadam kebakaran, Belanja
pengisian tabung gas dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja
langsung yang termasuk dalam obyek belanja Belanja Bahan Pakai Habis.
Belanja modal pengadaan tanah kantor, Belanja modal pengadaan tanah
sarana kesehatan rumah sakit, Belanja modal pengadaan tanah sarana
kesehatan puskesmas, Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan
poliklinik, Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan taman
kanak-kanak dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja langsung
yang termasuk dalam obyek Belanja Modal Pengadaan Tanah, dan
seterusnya.
c. Penganggaran Pembiayaan Daerah :
1) Penerimaan pembiayaan
a) Uraian pertama yang dicantumkan untuk menguraikan lebih lanjut
penerima\.ln pembrayaan daerah yakni uraian penerimaan pembiayaan.
b) Selanjutnya diuraikan jenis-jenis penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam kelompok penerimaan pembiayaan berkenaan, seperti sisa lebih
perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana
cadangan. hasn penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daera\ penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan
piutang daerah merupakan jenis penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam kelompok penerimaan pembiayaan.
c) Untuk masing-masing jenis penerimaan pembjayaan yang dicantumkan
selanjutnya diuraikan obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam jenis penerimaan pemiJiayaan berkenaan, seperti pelampauan
penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan,
pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, sisa
penghematan belanja atau akibat lainnya yang merupakan obyek
penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam jenis sisa lebih
perhitung3n anggaran tahun lalu. Penerimaan Pinjaman Daerah dari
Pemerintah, Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah daerah lain,
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bank, Penerimaan
Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bukan bank, Penerimaan hasil
penerbitan Obligasi daerah merupakan obyek penerimaan pembiayaan
yang t ~ r m s u dalam jenis Penerimaan Pinjaman Daerah, dan
seterusnya.
d) Setelah mencantumkan setiap uraian obyek penerimaan pembjayaan,
selanjutnya dicantumkan uraian rincian obyek penerimaan pembiayaan
yang termasuk dalam obyek penerimaan pembiayaan berkenaan, seperti
pelampauan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah
merupakan rincian obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
obyek pelampauan penerimaan PAD.
2) Pengeluaran pembiayaan
a) Uraian pertama yang dicantumkan untuk menguraikan lebih lanjut
penerimaan pembiayaan daerah yakni uraian pengeluaran pembfayaan.
b) Selanjutnya diuraikan jenis-jenis pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam keiompok pengeluaran pembiayaan berkenaan, seperti
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah
daerah, pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman daerah yang
merupakan jenis pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam
kelompok pengeluaran pembiayaan.
c) Untuk masing-masing jenis pengeluaran pembiayaan yang dicantumkan
selanjutnya diuraikan obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan, seperti pembayaran
pokok utang yang jatuh tempo kepada pemerintah, pembayaran pokok
www.gi.co.id Global Intermedia
- :!02 .
utang yang jatuh tempo kepada pemerintah daerah lain, pembayaran
pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan bank,
pembayaran pokok. utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan
bukan bank yang merupakan obyek pengeluaran pembiayaan yang
termilsuk dalam jenis pembayaran pokok utang.
d) Setelah mencantumkan setiap uraian obyek pengeluaran pembiayaan,
selanjutnya dicantumkan uraian rindan obyek pengelu<!ran pembiayaan
yang termasuk dalam obyek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
7. Pengisian kolom 3 Uumlah) sebagai l>erikut:
a. Pendapatan Oaerah:
1) Pengisian jumlah pendapatan daerah secara horizontal sesuai dengan jumlah
yang direncanakan menurut kelompok, jenis, objek, dan rincian objek
rendapatan daerah yang dicantumkan dalam kolom uraian.
2) Jumlah menurut kelompok pendap.::ltan daerah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah jenis pendap.::ltan daerah berl;enaan.
3) Jumlah menufut jems pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh Jumlah obyek pendap<ltan daerah berkenaan.
4) Jumlah menurut obyek pendapatan daerah diisi dengan jumrah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlan riocian obyek pendapatan daerah berkenaan.
5) Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah rincian
obyek pendapatan daerah berkenaan.
6) Jumlah seluruh pendapatan daerah sarna dengan penjumlahan dari se!uruh
jumlah kelompok peooapatan daerah yang dianggarkan.
b. Belanja Oaerah :
1) Belanja tidak langsung ,
;) Jumlah belanja tidak langsung merupakan penjumiahan dari seluruh
jumlah ;enis belanja tidak langsung yang tercantum dalam kolom uraian.
b) Jumlah jenis belanja tidak langsung diisi dengan penjumlahan dari
seluruh jumlah obyek belanja pada jenis belanja Udale. langsung
berkenaan.
c) Jumlah obyek !>elanja tidale. langsung diisi dengan penjumlahan dari
seluruh jumlah rincian obyele. belanja pada obyek belanja tidak langsung
berkenaan.
d) Jumlah menurut rinClan obyek belanja tidak langsung diisi dengan jumlah
rincian obye't belanja tidak langsung b e ~ k e n n
2) Belanja Langsung
a) Jumlah belanja langsung merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah
program belanja langsung yang tercanturn dalam kolom uraian.
b) Jumlah menurut program diisi dengan penjumlahan dari selUfUh jumlah
belanja kegiatan yang termasuk dalam program berkenaan.
c) Jumlah menurut kegiatan diisi c1engan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh jenis belanja langsung yang termasuk dalam kegiatan berkenaan.
d) Jumlah jenis belanja langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah obyek belanja pada jenis belanja langsung yang termasuk dalam
kegiatan berkenaan.
e) Jumlah obyek belanja langsung diisi dengan penjumlaha;J dari seluruh
jumlah rincian obyek belanja pada obyek belanja langsung yang terrrosule.
dalam kegiatan berkenaan.
f) Jumlah menurut rincian obyek diisi dengan jumlah anggaran rincian
obyek belanja langsung kegiatan berkenaan.
c. Pembiayaan daerah :
1) Penerimaan Pembiayaan
www.gi.co.id Global Intermedia
- liB -
a) Jumlah penerimaan pembiayaan merupakan penjumlahan dari seluruh
jumlah jenis penerimaan pemblayaan daerah yang tercantum dalam
kolom uraian,
b) Jumlah Jenis penerimaan pemblayaan diisi dengan penjumlahan dari
5eluruh jumlah obyek penerimaan pembiayaan pada jenis penerimaan
pembiayaan berkenaan.
c) Jumlah obyek penerimaan pembiaY'lan diisi dengan penjumlahan dari
'>E"llIrlih jlJml.:lh rincian obyek penerimaan pembiayaan pada obyek
penerimaan pembiayaan berkenaan.
d) Jumlah menurut rincian obyek penerimaan pembiayaan diisi dengan
rincian obyek penerimaan pembiayaan berkenaan.
2) Pengeluaran Pembiayaan
al Jumlah pengeluaran pembiayaan merupakan penjumlahan dari 5eluruh
jumlah jenis pengeluaran pembiayaan daerah yang tercantum dalam
kolom uraian.
b} Jumlah jcnis pengeluaran pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari
5eiuruh Jumlah obyek pengeluMan pembiayaan pada jenis pengeluaran
pembiayaan berkenaan.
c) Jumlah obyek pengeluaran pembiayaan diisi dengan penjumlahan dari
seluruh )umlah rincian obyek pengeluarar, pembiayaan pada obyek
pengeluaran pembiayaan berkenaan.
d) Jumlah menurut rincian obyek pengeluaran pembiayaan diisi dengan
jumlah rincian obyek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
3) Pemblayaan neto
Jumlah pembiayaan neto diisi dengan jumlah selisih antara jumlah penerimaan
pembiayaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan
8. Pengisian kolom 4 (penJelasan) sebagai berlkut :
Kolom penjelasan wajib diisi untuk memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas
keuangan daerah/APBD. Dalam kolom ini harus disaJikan data dan infor'llasi yang lengkap
guna memudahkan berbagai pihak memperoleh penjelasan mengenal dasar
penganggaran pendapatan, belanJa dan pembiayaan dalam tahun anggaran berkenaan.
a. Untuk penjelasan penganggaran pendapatan daerah diisi dengan:
I) Dasar hukum penganggaran untuk obyek pungutan/penerimaan dapat
berupa UndangUndang, Peraluran Pemerintah, Peraturan Presiden, atau
Peraturan Daerah yang disertai dengan nomor, tahun dan tentang.
2) Dasar penentuan Jumlah pendapalan/penerimaan yang dianggarkan pada
kolom Jumlah, seperti kwantitas unit, orang, rumah tangga, frekwensi
pemakaian/penggunaan, waktu, luas. babot, kepilla kehlarga, atau volume dan
ukuran lainnya yang digunakan yang diseltai dengan lJesarnya tarif pungut,m
atau harga/ni!ai,satuan lilinnya.
b, Untuk penjelasan bel<!nja dilerah sebagai berikut:
1) Belanja tidak langsung sebagai berikut:
Setiap jumlah rincian obyek belanJil tidak langsung yang dianggarkan dalam
kolom Jumlah supaya diberi penJelasan mengenai:
al Dasar hukum penganggilran belanja tidak langsung
b) sasaran peruntukan penyediailn belanja tidak langsung, dengan cara
menguraikan Jumlilh rinciiln obyek belanja tidak langsung seperti jumlar,
orang, kwantitas waktu/jam/hari/bulan/tahun, atau satuan ukuran lainnya
yilng digunakan disertai dengan besarnyil hargil satuan sebilgai tolok
ukur yengeluariln belanja tldak langsung seperti tarif dan harga.
Contoh I
Uang representasi seJumlah Rp1.499.400,OOO,OO
Dalam kolom penJelasiln diuraikan leb,h lanjut sebagai berikut :
www.gi.co.id Global Intermedia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005, disediakan untuk :
1. Ketua ;:: 1 org x 12 bin x Rp3.000.000,OO = Rp36.000.000/00
2. Wakil Ketua = 3 org x 12 bIn x (80%xRp 3.0qO,ooO,OO) ==
Rp86.400.000,OO
3. Anggota = 51 org x 12 bin x (75% x Rp 3.000.000/00) ;:: Rp
1.377.000.000,00
2) Untuk penjelasan belanja langsung sebagar berikut :
a) Untuk setiap kegiatan yang dicantumkan pada kolom uraian, harus
disertai dengan penJelasan ;
(1) Lokasi keglatan. dilsi dengan nama lokasi atau tempat dad setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atou tempat dimaksud
dapat berupa nama desa/kelurahan,kecamatan.
(2) sumber dana diisl dengan JenlS Sl'mber dana (PAD, bagi hasil, DAU,
DAK, lain-Iai hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan
yang sah ber enaan, dana cadangan dan pinjaman daerah) untuk
mendanai peJa sanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
(3) keluaran yang akan dihasilkan dan kegiatan ya:lg dianggarkan dan
manfaat yan.g akan diterima pada masa yang akan dati:lng.
Untuk setiap )umlah rincian obyek belanja dari setiap kegJatan yang
dicantumkan dalam kolom jumlah, pada kalom penjelasan supaya disertai
dengan keterangan selengkapnya mengenai sasaran penggunaan darl rincian
obyek belanja langsung berkenaan.
c. Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek. penerimaan dan pengeluaran pemolayaan yang dianggarkan
harus disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti .
(1) Dasar hukum (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presidel1,
Peraturan Daerah yang dilengkapi dengan penjelasan nomor, tahun dan
tentang, perjanjian/berita aeara atau dokumen lain yang dijadikan dasar
penganggaran dari setiap nncian obyek penerimaan pembiayaan daerah;
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaanfpengeluaran pernblayaan yang dianggarkan.
www.gi.co.id Global Intermedia
E. REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN
ORGANISASI, PROGRAM, DAN KEGIATAN
PEMERINTAHAN DAERAH,
lAMPIRAN (V PERATURAN GUBERNUR/RUPATJ/WALJKOTA .

: ",jl;(;i\1
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .....
REKAPITULASI BElANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PROGRAM, DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN .
Jumlah
6 = 5 4

I
p . Barang Mod.,
cgawiu l1an Jasa
;
i--
. 3
-r ...
Uraian Urusan, Organisasi,
Program dan Kegiatan
Kode
www.gi.co.id Global Intermedia
- 20i> -.
Jenls Belan'a
Kode
Uralan UNsan. Organisasi.
Banng Jumlah
Progrilm dan KegiatiJn PIe9IlWIl]
dlln lUll
.....,
, , ,

,
6'" 3.. U5
,
"
"
DonA
,
,
" "
"
--
,
" "
" "
.......

"
.. 00rIHI'ei .. 8itlguo'\l CI In. KW

"
..

."-

"
.. ..
"
.....,
,
" "
DiNs OPW K;Ity;I

" "
"
....-
,
" "
"
..
,
"
"
0>,

"
l'.rum;lMn
,
..
"
Dinu
,
..
"
.. PtOCJr;vn ,
-
,
..
"
.. .. K"lj,"un
,
..
"'
D.... Kebikif.n

..
"'
..
--

..
"
"
"
___
,
..
"
Don.o.
,
..
"
"
....-.
,
..
"
" "
-

.. ..
""
,
"
PeNlt.un 1IlYA9
,
" "

"
"
"
--

" "
"
..
-""
-

" "
Dot...

'"
Pe,en(;lnwn ' ....w"'il"rwn
,
" "'
-..

..
"
..
_.m
,
..
"
.. .. Kegi".n
,
..
"
Dot..

'"
Perh"bll"'il;ln

" "'

" "
.. proo..m,

" "
..
" -""
,
'"
"

'"
linslk"fl9;1ft Hidup

..
"
DiN, I1Idlcl

..
"
..
--

'" "'

"
.......

'"
"
-
...........
-
-

,
'"
"
..
--

..
"
.. ..
.......
www.gi.co.id Global Intermedia
- 207
Jenis Belan a
Kod.
Ural." Urusa". Otga"isasi.
1m",
Jumlah
Program da" I(egiatiln pegawal
dan Jap
Mod.1
, , ,

,
'3.....'
,

"
....-
,

"
u
-
,

"
n ..
......
,
...........

,
.. ..
--
,
..
.,
O. n
,
..
"
....

-
,
..
.
,
" "

.
_._,
,
" "
..

,
" "
n ..
......
-
,
..
" '"

.. Itepenctuduk.n d.n Catal.n Sipi'


,
" "
Donas Kt'Per__d,n Caot,)tan Sop!
,
" "
..

--
,
" "
.. ..
......

" "
...
,
..
,
,..,.

,
"
"
Onn
,
" "
..
-
1
.
,
" "
.. ..
,
" "
...
1
,
u
;
ltd...... ...rtne....
N"
Itel..
'aliter.

" "
-.. 0-,.,
,
" "
..

- ,
" "
.. n
......
,
"
"
...
_.
,
u Sasi.t
.
,
" "
Sos.II
,
,
,
" "
.. 1'<'.JMm
,
-
I
,
" "
.. .. Kt9',t/ln

.
,
"

,
...
- -
..
--
.
,
.. T... It..-}a
, ,.
"
O-WOs TffWO'
,
..
"
..
--
,
..
"
.. n ......
, ,.
"
...
-

"
UsMo kedl
,
" "
Onn Koller.. _
,
" "
..
-

,
,
" "
.. n
......
,
" "
...
www.gi.co.id Global Intermedia

,
,

,
,
,

,
,
,
Kode

..
01
" III
01
16 02
"11 01
11 01
11 01
17 02
17 02
11 O.
n OJ
..
L8 01
IS 01
II 01
18 01
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
""

.... _.


llo.., ,:,,0, 0l.I/l
.=.=. ... . .. 1
i . - 1- - l' . i ..-_., 1
t
l
..... I
! ...1-...- . . ..
I I . I i
- I
T-.
I I
!
.-I
1=--. -
==t:
I
=.. . +
-. .=t- .. -..
.. t. -=
__.... I l . __
- ==J
i
' ..J
. I!' .. _ .' I
, I --L...- i
Soe\.r",,,",,,,; Ooterah
P....".'"

I(ewtu_ 1a"9U' u" I"oIititt
-.......
--
.."..,

..
..
..
..

..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
'" "
'" "
'" "
20 OJ
10 OJ
20 0]
20 05
20 05
'" "
"
., 02
'9 01
19 OJ
.. "
" "
..
\, 01
19 01
I' 01
,

,
,
,
www.gi.co.id Global Intermedia
]umlillh
, _).4.5

,
M....'

'enis
,
-I _
,
,
!
-;
-
I
-
"
,
:
-
.
- ! -
-
,
- -
-
L
- ....
..
"
"
"
"
"
_ :!ll'l _
I 21 K_pe;awalan
: 21 01
1 21 01 "I Program
1 rE 1 01 "1"." I
5
....!... 21 0'... rPr<y....
1 02'.,' .. r -
,
,
I


I
I Kode U,..,iilln UnlSilIn, Otgilnisasi,
Progfillm dan Kegiilltan
-'--'
,
';1 ;l!!...I--.
I
--
-
,
" ,
" "
,
n
"
..
-
,

.. ..
1 -
,
"
"
P_berN,Nt< M40sy....bt <ian Da.a
A.MlI ....... O!:>-o
Prow__
I --
I I _ SboU.tlk .
E]
!l -I III B.a.on $tal""'''' 0...-.-.....
1 n Progr;om

I 24
1 N 01 I
1 UI.. P<o<;'''''''
I III .. Ko'qw"..-,

-
., ProQr....

--
- I -
-
l
-
-
-- -
r
--

- I-
...J_
..
!
-
,
--
..l.
,
,
----

-
I
,
,
--
,
K..........kNl C\.II" lnf-...atib
o.w.. I"'''''''''"' ll.In
"..-
-..

,
M
'S 01
01 .,
01 .... ...

,
,
,
www.gi.co.id Global Intermedia
, .::! I 0 '.
Jenis 8el;sn
ood.
Urill;sn Urus;sn, Org;sn;sasi,
Bu.. ng
Progrilm dan Kegi;stiln Peg........,
dan J..S11
Modal

, ,

,
,. s

" " '"


-
,
Ul'IU$A." PlUHAN
,
..
'...t.lni_
,
" "
--
,
" "
n
-
,
" "
-

..-
-
,
" "'
DiNs Pe\_
- - ---
,
" "'
..

,-
--
,
"
"'
.. n
,
-
,
"
"
Di""s
,
" "'
..
"
,-
I
- --
,
,
" "
.. .. ......0
,
"
..
Olna. KeYlIol _ P'ngMI
,
"
.. ..
...'-
,
"
.. .. n
..-
-
,
"

'"
,
..
......
,
" "

,
" "
..
--
,
" "

D
..-
--
,
" "' ""
,
.. Nt> s.....berdloy.
,
"
"
-............
,
" "
..
--
,
"
"
.. n
,
" "' ""
,
.. ;>ariwi...ll
,
..
"'
OIn..
,
..
"'
.. p,og'MIl
--
---,
,
..
"'
.. .. ......0
---
f--
-
,
..
"'
Kebun 61'\1I'"
,
..
"'
n
_.m
,
..
"
n ..
-
,
..
" ""
,
'"
Ili1lutH C1... 'eriI<_
,

"
DIn.ios K.dIo.ol.. Gin ""..-...-
,

"
n
-
,

"
.. ..
..-
-
,
" " '"
,
..
'""llMl9ol'''
,
'" "
Onn",-","
-
www.gi.co.id Global Intermedia
- 211 -
caret yang tldak perlu
Jenis Belana
Kode
Uraian Urusan, Organisasi,
Barang Jumlah
Program dan Kegiatan Pegawal
dan Jasa
Modal
1 2 3 4 5 6 =3+4+5
2. 06 01 xx Program ......
2 06 01 xx 10l Kegiatall .....
2 06 02 Dinas Pasar
2 06 02 xx Program ......
2 06 02 xx xx Kegiatall .....

2 06 0] Dsl .................
2 07 Perindustrlan
1 2. 07 01 Dinas Perindustrian
2. 07 01 XX Program ......
2 07 01 xx xy. Kegiatan .....
2. 07 02 Dst .................
2 08 Tnlllsmigrasl
2. OB 01 Dillas Trallsmigrasi
2 OB 01 lO" Program ......
2. 08 01 xx xx ~ i t n .....
2 08 02 OSL................
Jumlah
')
...... ,,/ tanggal. .. ,."........ ,
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 212-
F. REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLMN KEUANGAN NEGARA
LAMPlRAN V : PERATURAN GUBERNUR/BUPATl/WAUKOTA ....
NOMOR .
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *>
REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN .
J ~ S BELANJA
KODE
URAIAN
BARANG
JUMLAH
PEGAWAI
DAN JASA
MODAL
1 2 3 4 5 6=3+4+5
01 Pelayanan umum
01 1 06 Perencanaan Pembangunan
01 1 20 Pemerintahan Umum
01 1 21 Kepegawaian
01 1 23 Statistik
01 1 24 Kearsipan
01 1 25 Komunikasi dan Informatika
02 Pertahanan **)
03 Ketertiban dan keamanan
03 1 19
Kesatuan Bangsa dan POlitik Dalam
Negeri
04 Ekonomi
04 1 07 Perhubungan
04 1 14 Tenaga Kerja dan Transmigrasi
04 1 15 Koperasi dan Usaha Kedl Menengah
04 1 16 Penanaman Modal
04 1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
-
04 2 01 Pertanian
04 2 02 Kehutanan
04 2 03 Energf dan Sumberdaya Mineral
04 2 05 Kelautan dan Perikanan
04 2 06 Perdagangan
04 2 07 Perlndystrian
04 2 08 Transmigrasf
05 Lingkungan hidup
OS 1 05 Penataan Ruang
05 1 08 Ungkungan Hldup
OS 1 09 Pertanahan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 213 -
JENIS BELANJA
KODE
URAlAIl
BA-RANG
JUMLAH
PEGAWA.I
DAN JASA
MODAL.
1 2 3 4 5 6=3+4+5
06 Perumilhan d... n filsi1itas umum
06 I 03 f'ckCJjaan Umum
06 I 04 Perumwn Rakyat
.
07 Ke:sehatan
07 I 02 keseha!i1n
07 I 12 Keluarga 8erencana
08 Pilriwlsata dan budaya
08 I 17 Kebudilyaan
08 2 04 PariwiQta
,
091
Agilmil )
10 Pendldikan
10 I 01 Pendidikan
10 I 18 Pemudil dan O!clh Raga
U Perlindungan sosial
-
II I 10 Kependudt.kan dim catatan Sipft
II I II Pemberdayaan Perempuan
:0 I 12 i<e111arga 5ejahteril
10 I 13 50sial
caret yang tidak per!u
....) Kewenangan/urusan Pemerintah Pusat
........, tanggal. ,
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTAI.....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
,
www.gi.co.id Global Intermedia
G. DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
LAMPIRAN VI , PERATURAN GUBEIl.NUll./lIUPAn/WAUKOTA
"""'" M;<'..
PROPINSI/KABUPATEN/KOTA *) ..
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
TAHUN ANGGARAN ......
coret yang t1dak perlu
ESELON NON :ESF.LON
GOLONGAN/RUANG JUMLAH
I II III IV V
TENAGA
STA'
FUNGSIONAL
GoIonsan IV/e
Go>ongan IV/d
GoIong<Jn N/e
6olong3n Nib
6olong3n N/a
JUMlAH GOLONGAN IV
Golongan lIl/d
GoIongan llI/e
Golongan 1II/b
6olongan III/a
1UMLAH GOLONGAN III
GoIor.gan !lId
Golongan II/e
GoIongan Il/b
Golcngan 11/3
JUMLAH GOLONGAN II
6olor.gan I/d
GoIong3n lIe
Golongan lib
Goloogan I/a
JUMLAH GOLOHGAH I
TOTAL
.
........, tanggal. .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA"l.
(tarlda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
H. OAFTAR PIUTANG OAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTAl .
DAFTAR PIUTANG DAERAH
TA-HUN ANGGARAN.......
l.AHPIRAH VU : I"fRAT1JRAH CiUlfItHUR/&UPATl/WAUICOT.....
"'""" ~
J u m ~ h piutang
Perldr.ln
Urall'; rlndan plutang
Tahun pengakuln Perttlraan Pel1d,"aan nldo
No.
plutang
,ampal dengan
penambahln pengurangan akhlr tahun
tahun n2
tahun n-1 tahun n-1 tillhun n-1
1 2
,

7 = 4+5-6
.
Jumllfl
coret yang tidak perlu
..........., tangga1.. .
GUBERNUIYaUPATI,llNALIKOTA).....
(tancla tangan)
(nama lengk.ap)
,.
~
www.gi.co.id Global Intermedia
.- 216-
CARA PENGISIAN:
Judul Diisi nama provinsi/kabupatenjkota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor L'rut jenis piutang daerah dan/atau nama debitur.
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis piutang daerah dan/atau nama debitur yang belum
memenuhi kewajiban kepada pemerintah daerah (belum tertagih) mulai dari
sampai dengan tahun anggaran yang direncanakan. Jenis piutang dimaksud dapat
diuraikan secara berturut-turut berdasarkan objek pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan y<:1ng sah.
Kolom 3 Diisi dengan tahun pengakuan terjadinya piutang daerah terhadap setiap jenis
piutang/debitur.
Kolom 4 Diisi dengan jumlah kumulatif dari sejak terjadinya piutang daerah sampai dengan
2 (dua) tahun terakhir belum dapat ditagih dari pihak yang bersangkutan, seperti
pajak daerah, retribusi daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan jumlah piutang yang akan bertambah sampai dengan 1
(satu) tahun sebelum tahun anggaran yi.lng direncanakan. Kalam ini selain untul<
memperkirakan penambahan baik terhadap jenis piutang dan/atau debitur yang
lama maupun untuk mencatat adanya jumlah piutang yang baru dalam tahun
anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan perkiraan pengurangan atas jumlah piutang berkenaan yang akan
diterima Kas Umum Daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun
anggaran yang direncanakan.
Kolom 7 Diisi dengan perkiraan Saldo Piutang Daerah dari setiap jenis/debitur yang belum
tertagih sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan.
Jumlah Diisi dengan jumlah seJuruh piutang daerah 3ampai dengan 2 (dua) tahun terakhir
belum dapat ditagih, perkiraan seluruh jumlah piutang daerah yang akan
bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas jumlah piutang daerah yang
akan diterima Kas Urnum Daerah sampai ~ n g n 1 (satu) tahun sebelum tahLln
anggaran yang direncanakan dan perkiraan jumlah Saldo Piutang Daerah yang
belum tertagih sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum lahun anggaran yang
direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
I. DAFTAR PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH
LAMPlRAH VIII PERATURAH GUURfWR/lUPAn/WAUKOTA
"''''''
''''''''
PROVIN$I/KA"UPATl:N/ICOTA -) ....
DAFTAR PENYERTAAH MODAL (INVESTASt) DAERAH
TAHUN ANGGAAAN

lumlall Hasll
luml.h Juml.IISis.ll
Dlu,lIukum ...W< Jumlill )umlill modill mod.1 Modll
"......
"'-
........... peny..rtNn ,.....,eoU...
modill yl"9
SIH modal
ptIn.,..rt",n
(Irnout;ul) (lnvestilsll
No ...,......
......., ....... .......
...,

diHrtlllr.oll
y... "'.....
.......
,..........
_bo mod.1 t.Jllun In! (lnvabsl)
- ,Ing
_.,
II ''hak Ketlg. (Irwe,obtl) (Inyut..l) (In-.asi) ump;ol den9an dl$eot.lkan dltwlm. dlserbk.n
d.e11 d11 cl."""h
..mlNll tlIhun
tallun Inl
dnr.1I tlIllun
kemboilll Am'pal deng.n
."II&'In 1.lu
,.,
tlIllun In! tlIllun Inl

, ,

,

,_1...
10"6-' .. .. 13=,-U
1.
2.
,.

"" JUMLAH
OJ coret yang tidak perl:J
..... tall!J9a1 . ..
GUBERNuR/BUPAn/WALIKOTA .).....
(tarllla tlW'lgaro)
(nama Ienglulp)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 218-
CARA PENGISIAN: -
Judul Diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut penyertaan modal (investasi) daerah
Kolom 2 Dfisi dengan tahun pada saat dilaksanakannya/dilakl'kan penandatanganan perjanjian
penyertaan modal (investasi) daerah
Kolom 3 Diisi dengan seluruh nama lembaga/badan usaha atau perusahaan pihak ketiga tempat
disertakannya modal pemerintah daerah. Nama lembaga/badan usaha atau perusahaan pihak
ketiga dimaksud secara berturut-turut dicantumkan mulai dari saat pertama kali penyertaan
modal (investasi) daerah ~ m p i dengan yang 'dianggarkan dalam t3hun anggaran yang
direncanakan.
Kolom 4 Diisi dengan peraturan daerah (nomor, tahun, tentang) yang menjadi dasar hukum
penyertaan modal (investasi) daerah
Kolom 5 Oilsi dengan bentuk penyertaan modal (investasi) daerah dapat berupa saham, deposito
berjangka atau dalam bentuk penyertaan lainnya.
Kolom 6 Diisi dengan jumlah modal yang harus disertakan sesuai dengan perjanjian penyertaan modal
daerah
Kolom 7 Oiisl dengan jumlah modal yang telah disertakan sampai dengan tahun anggaran lalu apabila
untuk pemenuhan modal dilakukan secara bertahap
Kolom 8 Dilsi dengan jumlah modal yang akan disertakan dan dianggarkan dalam pengeluaran
pembiayaan APBO tahun berkenaan
Kolom 9 Oiisi dengan jumlah modal yang telah disertakan sampai dengan tahun yang direncanakan
dengan cara menjumlahkan kolom 7 dan kolom 8.
Kolom 10 Diisl dengan sisa jumlah modal yang belum disertakan atas penyertaan modal (investasi)
daerah berkenaan dengan mengurangkan kofom 6 dengan kolom 9.
Kolom 11 Oilsl dengan jumlah hasil/deviden/bagian laba/bunga dan hasH penyertaan modal dalam
tahun aFlggaran yang direncanakan.
Kolom 12 Diisl c..engan jumlah pengembalian modal atau rencana penarikan irwestasi untuk dijual
dan/atau dialihkan ke tempat lain (apabila ada)
Kolom 13 Oiisi dengan jumlah sisa modal (investaSi) daerah yang disertakan sampal dengan tahun
anggaran berkenaan dengan mengurangkan kolm 9 dengan kolom 12.
Jumlah Diisi dengan seluruh jumlah modal yang harus discrtakan sesuai dengan perjanjian
penyertaan modal daerah, jumlah seluruh modal (investasi) daerah yang telah disertakan
sampai dengan tahun anggaran lalu, jumlah seluruh modal (investasl) daerah yang akan
disertakan dan dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan APBD yang direncanakan, jumlah
seluruh slsa modal (investasi) daerah yang belum disertakan sampai dengan tahun anggaran
yang direncanakan, jumlah seluruh hasil/deviden/bagian laba/bunga dan hasil penyertaan
modal (investasi) daerah yang akan diterima kas daerah dalam tahun anggaran yang
dlrencanakan ~ jumlah seluruh pengembalian modal atau rencana penarikan investasl
untuk dijual dan/atau dialihkan ke tempat lain dalam tahun anggaran yang direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 219-
J. DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN A5ETTETAP DAERAH
LAMPIRAN IX. PUlATURAN GUBERNUR/BUPATl/WAUKOTA ....
NOMOR
TANGG.o\L
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)......... .
DAFTAR PERKIRAAN PENMtBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
coret yang tldak perlu
malam ruoiah\
Saldo Perkiraan Perklraan
Perldr3an

'enis ..set tetap


pada akhir penambahan
sardo
daerah
pengurangan
pad.. akhlr
tahun 0-2 tahun n-1 tahun n-1
tahun n-1
, , ,

,
63+4-5
1
2
)
4

lumlah
.,
.......... ,tanggal ,
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA"I,
(tanda tangan)
(nama lengk.ap)
CARA PENGISIAN:
JUdul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Jumlilh
OiiSi nilma provinsi/k<lbupilten,lkota dan tahun anggilran.
Oiisi dengiln nomor urut jenis aset tetap daerah.
Oiisi dei'l9an seluruh jenis aset daerah.
OiiSi derlgan saldo aset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun sebelum tahun anggaran
yang direncanakan.
Oiisi dengan perkiraan aset tetap yang akan tJet+..ambah sampai dengan 1 (saw) tahun
sebelum tahun arlggaran yang direncimakan.
[)jisi dengan perkiraan aset tetap yang i1k<1n berkurang sampai del1\1an 1 (saw) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanilkan.
Diis; derogan perkirailn saldo aset tetap dilerah pada i1khir tahun pada 1 (saw) tahun sebe!um
tahun anggilriln yang direncanak<ln dengan caril menjumlahkan kolom 3 dan kolom 4 untuk
selanjutnya dikurangi kolom 5,
Oiis! dengan jumlilh seluruh saldo aset tetap daerah sampai dt!ngan 2 (dua) tahun tef"akhlr,
perklrailn seluruh jumlah aset tetap daerah yilng akan bertambah sampai dengan 1 (saw)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perldraan seluruh pertgurangan atas
jumlah i1set tetilp daerah sampai dengan 1 (saw) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan dan perkiraan jurnlah SlIldo aset tetap daerah sampai dengan 1 (saw) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 220-
K. DAFTAR PERKlRAAN PE AMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET lAIN-LAIN
LAMPI RAN X PERATlJRAN liUaERNURfaup,t,Tt/W,t,UKOT", .. _
"'",.
T.o.NGGIIL
PROVINSIJKABUPATENJKOTA .j ..
DAfTAR PERIORAAN PENAMBAHAN DAN PNGURANGAN ASET lAIN-lAIN
TAHUN ANGGARAN.......
"'"m
"""
......."
Priil'll;on ,""'-
g'"
.. )"nl& .lset l;oin...,.
"".....khir
penambilhan, pengur;ong.an
"".....khir
Uhunn-l Uhun n-1 tahun n-1
tilhun n-1
, , ,

,
6 E 3-+-45

,.
,.

,.
-
'"
"""'"
coret yang tidak perlu
..... "., tanggal .
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA'I
(tar,da tangan)
(nama lengkap)
CARA PENGISIAN:
Judul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Jumlah
Oiisi nama provlnsl/kabupilten/kota dan tattun anggaran.
Oiisl dengan nomor urut jenis aset lainnya daerah.
Oiisl dengan seluruh jenis aset. daerah.
Oiisl dengan Saldo pada akhir tahun n-2
Diisl dengan perkiraan aset lainnya yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Diisl dengan perkiraan aset lainnya yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu)
talmn sebelum tahun anggaran y<lng direncanakan.
Diisi dengan perkiraan saJdo aset lainnya daerah pada ",!chir tahun pada 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan
kolom 3 dan kolom 4 untuk selanjutnya dlkurangi kolom S.
Olisl dengan jumlah seluruh saldo aset lainnya daerah sampai dengan 2 (dua)
tahun terakhir, perkiraan seluruh jumlah aset lainnya daerah yang akan
bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas jumlah aset lainnya daerah
sampai dengan 1 (satu) tahun sebeJum tahuo ar.ggaran yang direncanakan dan
perkiraan jUl"'llah sardo aset iainnya daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yar,g direncanakan.
www.gi.co.id Global Intermedia
L. DAFTAR KEGlATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BElUM DISELESAlKAN DAN DIANGGARKAN KEMBAU DALAM TAI,UN
ANGGARAN INI
1. TAHUN PERTAt-iA
lAMP,,,,,H xu , PElU.TUItAN GUIlERHUR/IUPAn/wAUICOTA ..

''''''''''
PI{OVINSI/KABUPATEN/KOTA *) .
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN ....
Jumlah Anggaran lumtah Real1sui "'mlah slsa a"SlGlfan ya"Sl diaflll'illfkan
TAHUN n-l sampat den;an ;akhir datam tahun Inl
N. Nllma SKPO N'am;a K<!glab," lokllsl' Kllglatan
'Op
TA n-l (Rp)
APIID P,rubahan APID
(Rp)
m. Petubahan APIID
fA n-1 TA n-l
n" n.

2 3

,

L
2.
,.
do.
JUMLAH
*) caret yang tldak perlu
....... tanggal .....,.....
GUBERNUR/BUPATI/VtAUKOTA *).....
(tanda tangan)
( nama lengkap)
'"
www.gi.co.id Global Intermedia
2. TAHUN KEDUA
LAMPlllAH l(J.1 ",RATURAN GUIEIlHUR/IUPAn,WAUKOTA_
....,.
'''''"'
PROVIN$I/KABUPATEN/KOTA *) .
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBAU DALA.M TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN
'0
i"
coret yang tidak perlu
JllnUII T.""........., )lIml." Anv!I_
lum"h sta NI1Iv....... W...,
........fI9lI."' ..

T"'HUN ..-1
Rulisoosi dl,",".r1I... "'"'.... 1.;0......
(llpl

(Rpl
urn,.,. cIeng...

>0. Na..... SKPO Nama .. l.CIkul akllir TA ..-2 .klll.TA .. 1
"'PeO
P......I>IIII... (lip)
APIO
P.rllb...... (lip)
"'PeO
PI",b.h...
TA n-2
APeD
TA n-1
APIO
n"
APIO
TA .. 1 TA n-1
""
, , ,

,

,

" " "
I.
,.
3.
d...
JUMLAH
......, tanggal .....,.....
GUBERNURjBUPATI/WALIKOTA ")..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
M. OAFTAR DANA CADANGAN DAERAH
PROVIN5I/KA8UPATEN/KOTA .) ..
DAFT,AR DANA CADANGAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN.......
LAM"IRAN Xli "fRATlJRAN GUI!RNUII./IUPATl/WAUKOTA .
,.,.,.
''"''''''
Dasar hukum
Jumhlh dana Transfer dari
Transfer ke Kas 5aldo akhlr
5153 dana vang
...
Tujuan Pembentllkan
pembentukan
cadangan vang Saldo Awal KasUmum
Umurri Dael'lllh (Rp)
belum
dana cadangan
dana cadangan
dlrencanakan (Rp) Daerah
(Rp)
dlcadangkan
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2
,
4 5

7 8

I
2
3
4
d'l
Jumlah
coret yang tidak per1u
.......... tanggal. .
GUBERNUR/BUPATl/WAllKOTA ..).....
(tanda tangan)
(nama Ienglcap)
'"
'"
'.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 224-
CARA PENGISIAN:
Judul Dilsi dengan nama Provinsf/Kabupaten/Kota dan Tahun Anggaran
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut Dana Codangan yang direncanakan
Kolom 2 Diisi dengan tujuan pembentukan dana cadangan atau seluruh nama kegiatan atau proyek-proyek
pembangunan sarana dan prasarana pemerintah daerah/pelayanan masyarakat yang
pendanaanya direncanakan bersumber dart dana cadangan mulai sejak sampai dengan terakhir
kali pemerintah daerah melaksanakan dana cadangan,
Kolom 3 Dilsi dengan peraturan daerah tentang pembenrukan dema cadangan diiengkapi dengan nomor
dan tahun.
Kolom 4 Diisi dengan besarnya dana cadansan yang haws dari Kas Umum Daerah
sesuai dengan peraturan daerah.
Kolom 5 DHsi dengan jumlah saldo awal dana cadangan atas keg!atan berkenaan yang tersedia pada
rekening dana cadangan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan jumlah yang akan ditransfer dad rekening Kas Umum Daerah ke rekening dana
cadangan yang berkenaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 7 Diisi dengan jumlah yang digunakan dalam tahun anggaran yang direnc"nakan aau ditransfer
dari dana cadangan ke rekening Kas Umum Daerah.
Kolom 8 . Diisi dengan jumlah posisi saldo akhir dana cadangan pada akhir tahun anggaran yang
direncanakan,
Kolom 9 Dilsi dengan sisa jumlah dana cadangan yang belum dicadangkan untuk setiap kegiatan yang
pendanaannya bersumber dari dana cadangan.
www.gi.co.id Global Intermedia
N. DAFTAR pmJAMAN DAERAH
Uo.MPIRAN lUll PERAT\lRAN .
"""'"
'''''''''
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .) .
DAFTAR PINJAMAN OAERAH
TAHUN ANGGARAN .......
ti
'.
coret yang tiOOk pertu
1.. nggg,11 Jllml.h
Juml.lh pemtNIy.lrlln Jllml.lh
Persentue Inl I;sa peml::Iy.lrln
Sllmber
D.....r Hllkum
T.hlln Plnj.lm.n/NII .. r Ji'"Wk.l w.ktll
bllngll
Tllju.. n
p/niolmlln Pery.nJI.ln NomInal plnJ.m.n JHl"'9'i!un..an Pollok Pokok
No
dJer.h
P1nJlmlIn!Obljga$l
PlnJ.mlIn!Oblig Obllgasl (tlIhlln)
pinJ.mlln
plnjaman Plnjam'n "Ilnga Plnjam'n ......
..,
(Rp)
..

(Rp)

(Rp)
,
, ,

, , ,

,
" " "
I
2
3

'51
Jumlah
........., tanggal. .
GUBERNUR/BUPAJ1/WAUKOTA'.....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
www.gi.co.id Global Intermedia
- 226-
CARA PENGJSIAN:
Judul
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom8
Kolom 9 &10
Kolom 11 &12
Jumlah
Diisi dergan nama provinsifkabupaten/kota dan tahun anggaran
Diisi dengan nomor urut pinjaman daerah
Diisi dengan nama lembaga/instansi yang memberi pinjaman mulai sejak pemerintah
daerah melakukan pinjaman sampai dengan tahun terakhir melakukan pinjaman.
Diisi dengan dasar hukum pinjaman/obligasi.
Diisi dengan nemer, tanggal dan tahun perjanjian pinjaman
Diisl dengan jumlah/besarnya pinjaman daerah sebagaimana disebut dalam surat
perjanjian pinjaman.
Dllsi dengan jangka waktu pinjaman.
Oilsi dengan persentase bunga yang dikenakan atas pokok pfnjaman
Oiisi dengan tujuan penggunaan dana pinjaman
Oiisi dengan jumlah besaran cicilan pokok, bunga dan denda pil1jaman yang akan
dibayar dalam tahun anggaran yang direneanakan.
Diisi dengan jumlah sisa pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman yang
direncanakan masih harus dibayar sampai dengan akhir jangka waktu pinjaman.
Oiisl dengan jumlah clellan pokok, bunga dan denda plnjaman yang akan dibayar
dalam tahun anggaran yang dlrencanakan dan jumlah seluruh sisa pembayaran
cicilan pokok dan bunga pinjaman yang direncanClkan maslh harus dibayar sampal
dengan akhir jangka wClktu pinjaman,
Mk:NTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- '227 -
LAMPIRAN A.XX PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOr-10R 13 T"AHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT PENETAPAN RANCANGAN PERTAURAN DAERAH TENTANG APBD
PERATURAN DAERAH
.)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
NOMOR TAHUN ..
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN ..
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *) .....,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Feraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama
Gubernur/Bupati/Walikota *).... telah menyempurnakan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Angggaran sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri/Gubernur *) Nomor
.... Tahun .... tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD Provinsi/Kabupaten/Kota *) ... Tahun Angggaran
f
b. bahwa penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
dilakukan agar Peraturan Daerah tentang APBD Tahun
Anggaran ..... tidak bertentangan dengan kepentingan umum
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Daerah
tentang APBD Provinsi/Kabupaten/Kota *)...... ...... ..... Tahun
Anggaran .... ;
1. Undang-Undang Nomor Tahun tentang
Pembentukan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun ... Nomor , Tambahan Lembaran
Negara 'Republik Indonesia Nomor );
www.gi.co.id Global Intermedia
- 228 -
2. UndangUndang Nomar 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomar 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomer 3312) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Namer 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomar 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 3569);
3. Undang-Undang Nomar 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomer 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomar 3685) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Namar 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Namor 246 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
4. Undang-Undang Nomar 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republlk
Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Namor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Namar 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentailg Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Namar 4355);
8. Undang-Undang Nomar 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomar 4389);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
10. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomar 4437) sebagaimana telah diubah dOllgan Uodang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
www.gi.co.id Global Intermedia
- 229-
Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadl Undang-Undang
(Lemb'3ran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomar 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomar 4548);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuan{Jan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4438);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang


Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaran
Pemerintahan Oaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomar 41, Tambahan Lembaran r\egara Republik
Indonesia Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomar 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomar 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (Lerribaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomer 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomar 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Pro\okoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nemer 94, Tambahan ~ e m b r n Negara
Republik Indonesia Nomor 4540);
,
17. Peraturan Pemerintah Nemer 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
18. Peraturan Peme:'"intah Nemor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomer 136, Tambahan Lembaran Negara ;epublik Indonesia
Nomor 4574);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
www.gi.co.id Global Intermedia
230 -
21. Peraturan Pemerintah Nemor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Infermasi Keuangan Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
22. Peraturan Pemerintah Nemor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nemer 139,
Tambahan lembaran Negara Re'publik Indonesia Norpor 4577);
23. Peraturan Pemerintah Nemor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan MinimClI
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun ... tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi/KabupatenjKota Nomor
........... Tahun tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH .J....
dan
GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA .J.....
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVlNSljKABUPATEN/KOTA .) TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
Surplus/(Defisit)
3. Pembiayaan Daerah:
a. Penerimaan Rp .
b. Pengeluaran Rp (_)
Rp .
Rp .
--'-----(-)
Rp .
www.gi.co.id Global Intermedia
- 231 -
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun Berkenaan:
Rp .
=-----(-)
Rp .
Pasal2
(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pa!.;al 1 tp.rdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp .
b. Dana perimbangan sejumlah Rp .
c. pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp .
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp .
b. Retribusi daerah sejumlah Rp..
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp ..
d. Lain-lain pendapatan ash daerah yang sah sejumlah Rp ..
(3) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
jenis pendapatan:
a. Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sejumlah Rp
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp .
c. C'ana alokasi khusus sejumlah Rp .
(4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sejumlah Rp .
b. Dana darurat sejumlah Rp....
c. Dana Bag; Hasil Pajak sejumlah Rp .
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sejumlah Rp .
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
sejumlah Rp .
Pasal 3
(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja 8elanja Tidak Langsung sejumlah Rp .
b. Belanja Belanja Langsung sejumlah Rp .
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp .
b. Belanja bunga sejumlah Rp .
c. Belanja subsidi sejumlah Rp.
d. Belanja hibah sejumlah Rp .
e. Belanja bantuan sosial sejumlah Rp
f. Belanja bagi hasil Sf'jumlah Rp .
g. Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp .
h. Belanja lidak terduga sejumlah Rp.....
(3) Belanja Langsung sebagairilana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp .
b. Belanja barang dan jasa sejumlah Rp.
c. Belanja Modal sejumlah Rp .
www.gi.co.id Global Intermedia
- 232-
Pasal4
(1) Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dan:
a. PenerimCian sejumlah Rp .
b. Pengeluaran sejumlah Rp .
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pembiayaan :
a. 5isa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (5iLPA)
sejumiah Rp .
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp .
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp .
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp .
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman sejumlah Rp .
f. Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp .
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
penlbiayaan:
a. pembentukan dana cadangan sejumlah Rp.. " ........
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp .
c. Pembayaran pokok utang sejumiah Rp .
d. Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp .
Pasal 5
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud
datam Pasat 1, tercantum dalzm lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, terdiri dari:
1. Lampiran I Ringkasan APBD;
2. Lampiran II Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan
organisasi SKPD;
3. Lampiran III Rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi
SKPD, pendapatan, belanja dan pembiayaan;
4. Lampiran IV Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi SKPD, program, dan kegiatan;
S. Lampiran V Rekapitulasi betanja daerah untuk keselarasao dan keterpaduan
urusan pemerintahan daerah dan fungsi datam kerangka
pengetolaan keuangan negara;
6. lampiran VI Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;
7. Lampiran VII Daftar piutang daerah;
8. Lampiran VIII Dattar penyertaan modal (investasi) daerah;
9. lampiran IX Dattar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap
daerah;
10. Lampiran'X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain;
11. Lampiran Xl Dattar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang
belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun
anggaran ini;
12. Lampiran XII Dattar dana cadangan daerah ;dan
www.gi.co.id Global Intermedia
- 233 -
13. lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Pasal6
Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Peraturan tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD.
Pasal7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah.
Ditetapkan di .
pada tanggal ..
.)
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
")
Perda ini dinyatakan sah
pada tanggal ..
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/KotaOJ .....................
Namar Tanggal ..
SEKRETARIS DAERAH,
(tanda tangan)
(nama lengl@pj
NIP .
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA') ......TAHUN ...... NOMOR .........
.)
")
caret yang tidak perlu
Dalam hal rancangan Perda tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati atau
Walikata paling lambat 30 (Uga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui
bersama.
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
~ 2J4 ~
LAMPIRAN A.XXI PERATURAN MENTERI DALAM NEGER]
NOMOR 13 TAHUN 2006
TANGGAl 15 Mei 2006
FORMAT PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA OAERAH
TENTANG PENJABARAN APBO
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ~ ~ ...
NOMOR TAHUN ..
TENTANG
PENJABARAN ANGGARAN ... ENDAPATAN DAN BELAN1A OAERAH
TAHUN ANGGARAN .
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .,.....
Menimbang
Mengingat
bahwa memenuhi ketentuan Pasal .... Peraturan Daerah Nomor.....
Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan 6elanja Daerah Tahun
Anggaran .......... perlu ditetapkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota-)
..... tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran sebagai landasan operasional :>e1aksanaan APBO Tahun
Anggaran ;
1. Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pembentukan
Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ..
Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
....... );
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ~ 985 Nomar
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomer 12 Tahun
t 994 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomar 62,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
3. U n d a n g ~ U n d a n g Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Oaerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 41, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Namar
3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Namar
246 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4048);
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomer 44, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4286);
7. Undang-Undang Namor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomar 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
www.gi.co.id Global Intermedia
. 235 .
8. UndangUndang Nomar 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomar 53, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomar 4389);
9. UndangUndang Nomar IS Tahun 2004 tentang Pemeriksenaan
Peng':llolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomar 66, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomar 4400);

10. Undang-Undang Nomar 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (lemoaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nom')r 104, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomar 442:);
11. Undang-Undang Nomar 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Namar 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
Undang (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4548);
12. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Namar 126,
Tambah'-ln lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Namor 118,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomar 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Namar 119,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor.4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokaler cian Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran
~ r Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90/ Tambahan
lembaran Negara Republik lndone:;ia Namor 4416) sebagaimana teJah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Peraturan f'lemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Oaerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 94, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomar 4540);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 T;:lhun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomar 48, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomar 4502);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang . Standar
Akuntansi Pemerintahan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 49, Tambahan lembaran Negara RepubJik Indonesia
Nomor 4503);
www.gi.co.id Global Intermedia
- 236 -
19. Peraturan Pemerintah Nomar 54 Tahun 200S tentang Pinjaman Daerah
(lembaran Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4574);
20. Peraturan Pemerintah Nomar 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200S Nomar
137, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4575);
21. Peraturan Pemerintah Nomar 56 Tahun 200S tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomar 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar
4576);
22. Peraturan Pemerintah Nomar 57 Tahun 2005 tentang Hibah (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomar 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tenlang Pengetolaan
Keuangan Daerah (lembaran Negara Republik Inco.lesia Ta:'un 2005
Nomor 140, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
25. Peraturan Pemerintah Nemor 8 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun ... tentang Pedoman
Pengelolilan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi/KabupatenjKota Nomor .
Tahun tentang Pokok-pokok Pengelotaan Keuangan Daerah;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN GU8ERNURjBUPATIjWALIKOTA) TENTANG
PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .......
Pasall
terdiri atas :
Rp .
Rp .
Rp.......................
Anggaran Pendapatan dan Betanja Daerah Tahun Anggaran ...
1. Pendapatan
a. Pendapatan Asli Oaerah
b. Dana Perimbangan
c. lain-lain Pendapatan yang Sah
Jumlah Pendapatan Rp .
2. Belanja
a. Belanja Tldak Langsung
1) Belanja pegawai
2) Belanja bunga
3) Belanja subsidi
4) Belanja hibah
5) Belanja bantuan soslal
6) Belanja bagi hasil
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
Rp .
www.gi.co.id Global Intermedia

Jumlah Belanja
b. Belanja langsung
1) Belanja pegawai
2) Belanja barang dan jasa
3) Belanja modal
7)
8)
Belanja bantuan keuangan
Belanja tidak terduga
. 237 -
Rp .
Rp .
Rp......................
Rp .
Rp ..
Rp .
Rp .
Rp.......................
Rp .
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
3. Pembiayaan:
a. Penerimaan
b. Pengeluaran
Rp .
Rp .
Jumlah Pembiayaan Neto Rp .
Rp .
Pasal2
Ringkasan PenjabarCln APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ioi.
Pasal3
Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut dalam lampiran II
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota-) ini.
Pasal4
Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasa[ 3 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota") irli.
Pasal5
Pelaksanaan penjabaran APSD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal6
Peraturan Gubemur/Bupati/Walikota") ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Agar sfltiap oang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur/Bl'pati/Walikota") dalam 8erita Oaerah.
Ditetapkan di .
pado lan9901 .
'J
GU8ERNUR/8UPATI/WAUKOTA .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
-) coret yang tidak perlu
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SE.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 238 -
LAMPlRAN A.XXII PERATURAN MENTERI DALAM NEGEnI
NOMQR 13 TAHUN 2006
TANGGAL 15 Mei 2006
JADWAL PENYUSUNAN APBD
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
A. APBD
1. Penvusunan RKPD Akhir bulan Mei
2. Penyampaian Rancangan KUA kepada Awal bulan Juni 1 bulan
Kepala Daerah
3. Penyampaian Pancangan KUA dari Pertengahan bulan Juni 3 minggu
Kepala Daerah kepada DPRD
4. KUA disepakati antara Kepala Daerah Minggu pertama bulan Juli
denoan DPRD
S. Penvusunan Rancanaan PPAS 1 minoou
6. Penyampaian Rancangan PPAS ke Minggu kedua bulan Juli 3 minggu
DPRD
7. PPAS disepakati antara Kepala Daerah Akhir bulan Juli
denaan DPRD
B. Penetapan Pedoman penyusunan Awal bulan Agustus 1 minggu
RKASKPD oleh Kepala Daerah
9. Penyampaian Raperda APBD kepada Minggu pertama bulan Oktober 2 bulan
DPRD
10. Pengambilan keputusan bersama Paling lama 1 (satu) bulan
DPRD dan Kepala Daerah terhadap sebelum tahun anggaran yang
RAPBC bersangkutan (awal bulan
Desemb.,,\
11. Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan
bulan Desember)
12. Penetapan Perda tentang APBD & Akhir Desember (31 Desember)
Raper KDH tentang penjabaran APBD
bila sesuai hasil evaluasi
13. Penyempurnaan sesuai hasH evaluasi 7 hari kerja Akhir bulan
I
Desember
14. Pembatalan berdasarkan hasil ev3luasi 7 hari kerja
setelah hasil
evaluasi dari
Menteri Dalam
NeQeri/Gubernur
IS. Penghentian dan pencanutan 7 hari kerja Awal bulan Januari
pelaksanaan Perda tentang APBD
bersama DPRD
16. Penetapan keputusan pimpinan DPRD 3 han kerja setelah keputusan
tetang penyempurnaan Perda APSD ditetapkan
dan penyampaian hasH
penyempurnaan berdasarkan hasil
evaluasi
17. Penetapan Perda APBD dan Peraturan 31 Desember
Kepala Daerah tp.ntang penjabaran
APBD
lB. Penyampaian Perda APBD dan 7 hari kerja
Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD kepada Menteri
Dalam NeQeri/Gubernur
www.gi.co.id Global Intermedia
- 239-
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
B. DALAM HAL DPRD.TIDAK MENGAMBlL KEPUTUSAN TERHADAP RAPERDA
TENTANG APBD
1. Penyampaian Rancangan Peraturan Paling lama 15 hari kerja
Kepala Daerah kepada Menteri Dalam setelah Raperda tidak disetujui
Negeri/Gubernur dalam hal DPRD DPRD (pertengahan bulan
tidak mengambil keputusaf1 bersama Desember)
terhadap Raperda tentang APBD
.
sampai dengan batas waktu yang
ditetaokan undanq-undang.
2. Pengesahan Menteri Dalam Paling lama 30 hari kerja 1 bulan
Negeri/GubE;rrur terhadap Rancangan (pertengahan bulan Januari)
Peraturan Kepala Daerah
C. APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD
1. Penyampaian rancangan KUA dan Pertengahan bulan Juni
PPAS kepada Menteri Dalam
Negeri/Gubernur bagi daerah yang
belum memiliki DPRD
2. Persetujuan Menteri Dalam Minggu pertama bulan Juli 15 hari
Neqeri/Gubernur
3. Penyampaian Rancangan Peraturan 30 hari kerja sejak KUA dan Minggu pertama
Kepala Daerah tentang APBD PPAS dlsahkan Menteri Dalam bulan Agustus
Neqeri/Gubernur
MENTERl DALAM NEGERl,
ttd
H. MOH. MA'RUF, SEe
www.gi.co.id Global Intermedia
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN B
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOlAAN
KEUANGAN DAERAH
PELAKSANAAN APBD
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH .
www.gi.co.id Global Intermedia
1. Lampiran B.I
2. Lampiran B.Il
3. Lampiran B.III
4. Lam'piran B.IV
5. V.l
6. Lampira!' B.IV.2
7. Lampiran B.IV.3
8. Lampiran B.IV.4
9. Lampiran B.V
DAFTAR LAMPIRAN R
PELAKSANAAN APBD
.format DPA-SKPD
>
Format anggaran kas pemerintah daerah
Format DPAL-SKPD
Format surat penagihan
A. Surat iJenagihan piutang daerah
B. Surat penagihan berulang piutang daeral'
C. Register surat penagihan piutang daerah
D. Register surat penagihan berulang piutang daerah
Jadwal pelaksanaan APBD
www.gi.co.id Global Intermedia
- I -
LAMP1RAN 8.1 : PERATURAN MENTER! DALAM NEGERl
NOMOR : 13 TAHUN 2006
TANGGAL : 15 Mei 2006
FORMAT DPA-SKPD
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .).......
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
SEKRETARIAT DAERAH/DINAS/BADAN/KANTOR')
TAHUN ANGGARAN ..
Kode Nama Formulir
DPA - SKPD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah
DPA - SKPD 1 RinCian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Satuan
Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung
Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung
Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
DPA - SKPD 3.2 Rincian,Pengeluaran Pembiayaan Daerah
www.gi.co.id Global Intermedia
A. FORMULIR DPA-SKPD
Halaman .....
Ringkasan Ookumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Oaerah
Formulir
Tahun Anggara:1 ....
DPA - SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
Tahun Anggaran ....
Urusan Pemerintahan : x.xx .................................
Organisasi : x.xx.xx ................................
Kode
Uraian
Jumlah
Rekening
1 2 3
-
I
-
SurnlusJ fDefisiU
I
Pembiavaan fletto
Rencana Pelaksanaan Anggaran
Satuan Keria Peranakat Daerah Der triwulan
Uralan
Triwulan
No
I II III IV Jumlah
1 1 3 4 5

7=3.4+5+6
1 Pendapatan
2.1 Belanja tidak langsung
2.2 Belanja langsung
3.1 Penerimaan Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
........ ,tanggal ...........
Menyetujui
Sekretaris Daerah,
(tanda tangan)
\
I
-
,
(nama lengkaol
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
-) -
Cara Pengisian Formulir DPA SKPD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
AnggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah :
Sumber data formulir OPA SKPD dipe:roleh dari peringkasan jumtah pendapatan menurut
kelompok dan jenis pendapatan yang diisi dalam formulir OPA SKPD 1, jumlah belanja tidak
langsung menurut kelompok dan jenis belanja yang diisi dalam formulir OPA SKPD 2.1, dan
penggabungan dari seluruh jumlah kelompok dan jenis belanja langsung yang diisi dalam setiap
formulir OPA SKPD 2.2.1.
Khusus Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah pada formulir OPA SKPD !.etelah surplus dan
defisit anggaran d:uraikan kembali ringkasan penerimaan dan pembiayaan
sebagaimana tercantum dalr.lm formulir OPA SKPD 6.
1. ProvinsijKabupaten/Kota diisi dengan nama Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
. urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
4. Organisasi diisi dengan nomar kode perangkat daerah dan nama .;atuan kerja peran9kat
daerah
S. Kalom 1 (kode rekening), diisi dengan namar kode rekening pendapatan/nomor kode
rekening belanja/nomor kode rekening pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari kode rekening anggaran
pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan masing-masing kode rekening kelompok
pendapatan/belanja/pembiayaan dan diakhiri dengan kode rekening jenis
pendapatan/belanja/pembiayaan.
6. Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian pendapatan/belanjajpembiayaan.
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan, selanjutnya diikuti
dengan uraian kelompok dan setiap uraian kelompok diikuti dengan uraian jenis
pendapatan yang dipungut atau diterima oleh satuan kerja perangkat daerah.
b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja, selanjutnya uraian
belanja dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Oalam kelampok belanja tidak langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan
yang tercantum dalam formulir OPA SKPO 2.1.
Oalam ketompok belanja langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan yang
terC'antum dalam formulir OPA SKPO 2.2.1.
c. Untuk pembi3yaan diawali dengan penC''lntuman uraian pembiayaan, selanjutnya
uraian pembiayilan dikelompokkan ke dalam penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Oalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis penerimaan sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir OPA SKPD 3.1.
Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis pengeluaran sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir OPA SKPD 3.2.
7. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan dan
belanja.
8. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendaoatan diperkirakan lebih besar dari
anggaran belanja.
9. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan tebih kecil dari jumlah
anggaran belanja, dan ditulis delam tanda kurung.
10. Khusus satuan kerja pengelola keuangan daerah pada formulir DPA SKPD, setelah
5urplus/defisit anggaran diuraikan mengenai pembiayaan.
11. Kode rekening, uraian dan jumlah penerimaan atau pengeluaran pembiayaan
sebagaimana dimaksud pada angka 10 diisi menui"ut kelompok, jenis penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 4 -
12. Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan neto menerangkan selisih antara jurnlah
penerimaan pembiayaan dengar, jumlah pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam
kolom 3.
13, Rencana pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah per triwulan diisi sebagai
berikut:
a. Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut at.au diterima
setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang'direncanakan.
b. Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak langsung yang
dibutuhkan setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang direncanakan,
c. Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja !angsung yang d:butuhkan untuk
mendanai program dan kegiatan setiap triwulan dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
d. Baris penerimaan pembiayaa;'1 diisi dengan jumlah pembiayaan yang direncanakan
dapat diterima setiap triwulan selama satu tahun anggaran.
e. Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan yang akan
dikeluarkan setiap triwulan selama satu tahun anggaran.
Kolom 7 Uumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah pada kolom 3, kolorn 4, kolom 5
dan kolom 6.
Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV hClruS disesuaikan dengan
rencana kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu tidak
dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah yang
direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksa'naan anggaran
pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan
likuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
Formulir DPA - SKPD ditandatangani oleh sekretaris daerah dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
14. Formulir DPA - SKPD dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
15. Apabila formulir DPA - SKPD lebih dnri satu halaman setiap ~ l r n n diberi nomcr urut
halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 5 -
B. FORMULIR DPA-SKPD 1
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).......
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT OAERAH (OPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENDAPATAN
NO DPASKPO
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
PENGGUNA ANGGARANI
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
X.XX
x.xx.xx
www.gi.co.id Global Intermedia
- 6 -
Halaman ......
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
NOMOR DPA SKPD
Formulir
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
X X X I X X I O O I ~
DPA -
SKPD 1
ProvinsifKabupatenfKota ......
Tahun Anggaran .....
Urusan Pemerintahan : X.xx .....................
Organisasi : x.xx.xx .....................
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rincian Pengnitungan
Jum'ah
Rekenlng
Uraian
Tariff
Volume Satuan
Harqa
1 2 3 4 5 6=3x5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
-
xx xx xx xx xx
-
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
--
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Pendapatan per Triwulan
Triwulan I Rp .................. ........,tangga:...........
Triwulan II Rp ..................
Mengesallkan,
Triwulan III Rp .................. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp ..................
Jumlah Rp .................. (tanda tangan)
(nama len..9.k,gQ)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
7-
Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 1 Rindan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah :
1. Nomor DPA SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan d,iisi dengan kode
00 serta nomor kode anggaran pendapatan diisi dengan kode 1
2. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kotao
3, Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
4, Urusan PemerintahCln diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama urusan
pemerintallan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
50 Organisasi c1iisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah
6, Kolom 1 kode rekeniny diisi dengan kode rekening kelompok, jenis, objek, rincian objek
pendapatan satuan kerja perangkat daerah,
7, Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
Pend,lpatano
8, Kolom 3 (volume) dlisi dengan jumlah target dari rincian obyek pendapatan yang
direncan;:Jkan, seperti jumlah kendaraan bermotor, jumlah liter bahan bakar kendaraan
bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung restoran, jumlah kepala keluarga,
jumlah pasien, jumlah pengunjung, jurrolah kendaraan yang memanfaatkan lahan parkir,
jumlah bibit perikanan/pertanian/peternakan/ kehutanan/perkebunan, jumlah limbah yang
diuji, jumlah Kios/los/kakilima, jumlah pemakaianjpenggunaan sarana
olahragajgedung/gudang/lahan milik pemda, jumlah unit barang bekas milik pemerintah
daerah yang diJual, jumlah uan9 yang ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk tabungan
atau giro, jumlah modal yang disertakan atau diinvestasikan.
90 Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang direncananakan
seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan
sebagainya,
10. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif pajak/retribusi atau harga/nilai satuan lainnya dapat
berupa bp.sarnya tingkat suku bunga, persentase bagian laba, atau harga atas penjualan
barang milik daerah yang tidak dipisahkano
11. Kolom 6 Uumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan menurut kelompok,
jenis, objek, rincian obJek pendapatan, Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang
dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom So
6. Rencana Pendapatan per triwulan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut atau
diterima setiap triwulan selama tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan dengan rencana yang dapat dipungut atau
diterima. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara
membagi 4 dar! jumlah yang direncanakan dalam satu tahun angyaran. Keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk peny sunan anggaran kas dan
mengendalikan Iikuiditas ~ Umum Daerah serta penerbitan SPD.
12. Formulir DPA SKPD 1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA SKPD,
13. Nama ibukotCl, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir DPA SKPD 1, dengan
mencanlumkan nama jabatan kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah.
14. Formulir DPA SKPD 1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai.
15. Formulir DPA SKPD 1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
16. Apabila formulir DPA SKPD 1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
- R.
C. FORMULIR DPA-SKPD 2.1
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) .
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
BELANJA TIDAK LANGSUNG
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
PENGGUNA ANGGARAN I
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
x.xx
x.xx.x
x
www.gi.co.id Global Intermedia
- 9 -
Halaman . . ....
NOMOR DPA SKPD
Formulir
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN
DPA-
KERJA PERANGKAT DAERAH
x.xx IXXIOOIOOISll SKPD 2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan : x.xx ......................
Orqanisasi : x.xx.xx ......................
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Tidak Langsung Satuan J<erja Perangkat Daerah
Kode
Uraian
Rincian Penghitungan
Jumlah
Rekening
Volume Satuan
Harga (Rp)
satuan
1 2 3 4 5 6=3xS
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx "()( xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx 7.X
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dcma oer Triwulan
" Triwulan I Rp .................. ........,tanggal...........
Triwulan II Rp .................. Mengesahkan,
Triwulan III Rp .................. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp ..................
(tanda tangan)
Jumlah Rp ..................
(nama lengkap)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 10 -
Cara Pengisian Formulir DPA SKPD 2.1 Rincian Dokumen Peiaksanaan Anggaran
Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
1. Nomor DPA SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPO, nomor '<ode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegjatan diisi dengan
kode 00, nomo,' kode anggaran bela,nja diisi dengan kode 5 serta nomar kocte kelompok
belanja tidak langsung diisi dengan kode 1.
2. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupater./kota.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang dlrencanakan.
4. Urusan Pemerintahan diisi dengan namar kade urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPO.
5. Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6. Kalom 1 (kode rekening) diis' dengan dengan nomor kode rekening kelompok/jenis/
objek/rincian objek belanja tidak langsung .
7. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelampok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja tidak
langsung.
8. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang
9. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktuijam{hari/bulan{tahuil, ukuran beral, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya.
10. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku
bunga, nilai kurs.
11. Kolom 6 (ket. jumlah/volume) diisi dengan keterangan jumlah{volume seperti orang per
hari (org/hr), orang per bulan (org/bln), orang per tahun (org/th), bUoh per hari (bh/hr),
unit per tahun (unit/th) dan sebagainya.
12. Kolom 7 UumlJh) diisi dengan jumlah perkalian antua volume dengan harga satuan.
Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja.
Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkail
menjadi obyek belanja berkenaan. Setidp obyek belanja pada masing-masing jenis belanJa
kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
13. Baris Jumlah diisi dengan penjumlahan dari seluruh jenis relanja kolom 7 yang merupakan
jumlah kelompok belanja tidak langsung yang dituangkan dalarn formulir RKA - SKPD 2.1
7. Rencana penarikan dana betanja tidak langsung setiap triwulan selama tahun anggaran
yang direncanakall, diisi dengan jumtah yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan.
Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap trJwulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas
dan mengendalikan Iikuiditas Kas Umum Oaerah serta penerbitan SPO.
14. Formulir OPA - SKPO 2.1 merupakan input data untuk menyusun o r m ~ l i r OPA SKPD.
15. Formulir OPA - SKPO 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
16. Apabila Formulir OPA - SKPO 2.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi namor
urut halaman.
17. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA - SKPD 2.l.
18. Formulir DPA - SKPD 2.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Oaerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
www.gi.co.id Global Intermedia
D. FORMULIR DPA-SKPD 2.2
- I I -
DOKUMEh PELAKSANAAN ANGGARAN
Formulir
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
DPA - SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
2.2
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan : x.xx ......................
Organisasi : x.xx,xx ......................
Rekapitulasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

Kode
Lokasi
Target
Sumber
Triwulan
Program! Uraian
Kegiatan
Kinerja
dana
Jumlah
Kegiatan
(Kuantitatif)
1 II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=7+8+9+10
xx PrQgram ....
xx Kegiatan ....
xx KE!(]iatan ....
xx dst ....
xx Program ....
xx Kegiatan ....
f---
xx Kegiatan ....
xx dst ....
-
xx Program ....
xx KE!(]iatan ....
xx l<egiatan ... ,
xx dst ....
xx dst ...
Jumlah
........ ,tanggal.. .........
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 12 -
Cara Pengisian Formulir DPA SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung menurut
Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan Pemerintahan diis.i dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPO.
4. Organisasi SKPD diisi dengan nomor kode SKPD d ~ n m satuan kerja perangkat daerah
5. Kolom 1 (kode program/kegiatan) diisi dengan nomor kode program.
6. Kolom 2 (kode program/kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan.
7. Kolom 3 (uraian) diisi dengan nam2 program yang diikuti selanjutnya dengan nama
masing-masing kE giatan untuk mendukung terlaksananya program dimaksud.
8. Kolom 4 (Iokasi kegiatan) diisi dengan nama tempat atau lokasi dari setiap kegiatan yang
akan dilaksanakan. Tempat atau lokasi dimaksud dapat berupa nama desa/k<:llIrahan fltau
kecamatan.
9. Kolom 5 (target kinerja) diisi dcngan target kinerja program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan
10. Kolom 6 (sumber dana) diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK, lain-
lain pendapatan yang sah) untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang
direncanakan. [atatan untuk kolom ini diisi oleh tim anggaran pemerintah daerah, kecuali
apabila pendcrlaan untuk program kegiatan tersebut sumber d,manya sudah pasti, seperti
DAK, pinjaman daerah, dana darurat, bantuan khusus yang telah ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
11. Jumlah per triwulan diisi sebagai berikut :
a. Kolom 7 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan I dalam tahun anggaran yang direncanakan.
b. Kolom 8 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan lIntuk mendanai
program dan kegiatan triwulan II dalam tahun anggaran yang direncanakan.
c. Kolom 9 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan III dalam tahun anggaran yang direncanakan.
d. Kolom 10 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan IV dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setia,:> kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan dengan
rencana kegiatan yang senyatanya berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu tidak dibenarkan pengisian kolom triwulan dengan cara membagi 4 dari setiap jumlah
yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Hal tersebut mengingat keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas
sebagai dasar pengendalian likuiditas Kas Umum Daerah dan penerbitan SPD.
12. Kolom 11 (jumlah) diisi dengan hasil penjumlahan kolom 7, kolom 8, kolom 9 dan kolom
10.
13. Formulir OPA - SKPO 2.2. ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dengan mencantumkan nama lellgkap dan NIP yang bersangkutan.
14. Formulir OPA SKPD 2.2. dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
15. Apabila Formulir DPA - SKPD 2.2. lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 13 -
E. FORMULIR DPA-SKPD 2.2.1
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) .
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT OAERAH (OPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
BELANJA LANGSUNG
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
PROGRAM
KEGIATAN
lOKASI KEGIATAN
SUMBER DANA
JUMLAH ANGGARAN
TERBILANG
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
X.XX
x.xx.xx
x.xx.xx.xx
x.xx,xx,xx,x
x
Rp
( .
........................................................... )
1,.,1 I." II " II II
www.gi.co.id Global Intermedia
- 14 -.
Halaman .....
NOMOR DPA SKPD
FORMULIR
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
DPA -
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
512
SKPD
x.xx xx xx xx
i
2.2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
Tahun Anggaran ......
Urusan Pemerintahan : x.xx ..............................................................................
Orqanisasi : x.xx .xx ..............................................................................
Proqram : x.xx .xx .xx ..............................................................................
Keqiatan : X.xx .xx .xX.xx ..............................................................................
Waktu pelaksanaan ..................................................................... ,.....................
Lokasi keQiatan ................................................................................ 1
Sumber dana ........... , ...... ,,, .. ............................... , ....................................
Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target I<inerja
Capaian Proqram
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan : ..............
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung
ProQram dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kade
Rincian Penghitungan
Jumlah
Uraian
I
I
Rekening
Volume Satuan
Harga satuan I
(Rp)
-
1 2 3 4 5 5=3xS
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
- -
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
........ ,tanggal. ..........
Triwulan I Rp .................. Mengesahkan,
Triwula.'l II Rp .................. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan III Rp ..................
Triwulan IV Rp .......... __ ._ .... (tanda tangan)
Jumlah Rp ..................
(nama !engkap)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
15
Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Langsung PrograM dan Per Kegiatan Sablan Kerja Perangkat Oaerah
1. Nomar OPA SKPD diisi dengan nomor kode Urusan Pemerintahan, nomor kode
Organisas:i, nomor kode program diisi dengan kode program dan nomar kode kegiatan
diisi dengan kode kegiatan, nomar kode anggaran belanja diisi dengan kocle 5 serta nomor
k.ode kelompok belanja langsung diisi dengan kode 2.
2. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsijkabupaten/kota.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
4. Urusan Pemerintah<ln diisi dengan nomor kode urusan pemerintanan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5. Organisasi diisi dengan nomN kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6. Baris kolom program diisi dengan kode program dan nama program dari kegiatan yang
berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja
perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk
memperoleh alokasi anggaran.
7. ~ i s kolom kegiatan diisi dengan kode kegiatan dan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
8. Baris koiom waktu pelaksanaan diisi dengan tanggal bulan dan tahun kegiatan yang akan
dilaksanakan.
9. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama Iokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama
desa/kelurahan atau kecamatan.
10. Baris koiom sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, OAK,
lain-lain pendapatan yang sah) untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang
direncanakan. Catatan untuk baris kolom ini dHsi oleh tim anggaran pemerintah daerah,
kecuati apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut sumber dananya sudah pasti,
seperti OAK, pinjaman daerah, d::ma darurat, bantuan khusus yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang'undangan dapat diis, langsung oleh satuan
kerja perangkat dacrah.
6. Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap masukan dapat berupa
jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam kerja, jumlah perafatan/teknologi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur
kine:ja dari setiap keluaran diisi dengan jumlah keluaran yang akan dihasilkan dalam
tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur kinerja hasi' diisi dengan manfaat yang
akan diterima pada masa yang akan datang.
7. Kolam target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang dapat diukur pencapaiannya
atas capaian program, masukan, keluaran dan hasil yang ditetapkan dalam kolom tolok
ukur kinerja.
8. Kolom 1 (kode rekening) djisi dengan nomor kode rekening ketompok, jenis, objek,
rincian cbjek belanja langsung .
9. Kolom 2 (uraian) dijsi dengan uraian nama kelompok, jenis, ob',el< dan rincian obyek
belanja langsung.
10. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang
11. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan Mung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya.
12. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku
bunga, nHai kurs.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 16 -
13. Kolom 6 (ket. jumlah/volume) diisi dengan keterangan jumlah/volume seperti orang per
hari (org/hr), orang per bulan (org/bln), orang per tahun (org/th), buah per hari (bh/hr),
unit per tahun (ul1it/th) dan sebagainya.
14. Kolom 7 Uumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dan harga satuan.
Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja.
Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkan
menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis
belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh
jenis belanja merupakan jumlah I<elompok belanja langsung yang dituangkan dalam
formulir DPA - SKPD 2.2.1.
15. Rencana penarikan dana belanja langsung setiap triwulan selama tahun anggaran yang
direncanakan, diisi dengan jumlah yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan
mendanai pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jUlTllah setiap
triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk
penyusunan anggaran kas dan mengendalikan likuiditas Kas Umum Daerah serta
penerbitan SPD.
16. Formulir OPA - SKj)D 2.2.1 merupakan input data untuk menyusufl formulir OPA SKPD
dan formulir OPA - SKPD 2.2. .
17. Formulir DPA - SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
18. Apabila Formulir OPA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
19. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA - SKPD 2.2.1.
20. Formulir DPA - SKPD 2.2.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dengan mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 17 -
F. FORMULIR DPA-SKPD 3.1
LOGO
DAERAII
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) .
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH COPA SKPD}
TAHUN ANGGARAN .
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
NO DPASKPD : Ix.xxIXXIOOIOOI61
1
I
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
lABATAN
x.xx
x.xx.xx
www.gi.co.id Global Intermedia
- I X-
NOMOI< DPA SKPD
Formulir
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
DPA -
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
x.xx xx 00 00 6

SKPD
3.1
ProvinsijKabupaten/Kota .......
Tahun Anggaran ......
Urusan Pemerintahan : x.xx ......................
Organisasi : x.xx.xx ......................
..
Rincian Penerimaan Pembiayaan
Kode
Uraian
Jumlah
Rekening (Rp)
1 2 3
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx X" xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
.-
xx xx xx xx xx
.-
xx xx xx xx xx
x xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah Penerimaan
Rencana penerimaan per triwulan
........ ,tanggal. ..........
Triwulan I Rp .................. Mengesahkan,
Triwulan II Rp .................. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan III Rp ..................
Triwulan IV Rp .................. (tanda tClngan)
Jumlah Rp ..................
!..o..ama lengkap}
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 19 -
Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
1. Nomor DPA - SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan
kode DO, nomor kode anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode
kelompok penerimaan pembiayaan diisi dengan kode 1.
2. Provinsijkabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
3.' Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
4. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pernerintahan dael"ah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5. Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6. Kolom 1 (kode rekening) ~ s dengan dengan nomor kode rekening
kelompok/jenis/objek/rincian objek penerimaan pembiayaan .
7. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek penerimaan
pembiayaan.
8. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan.dari seluruh obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam jenis penerimaan pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek penerimaan merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
obyek penerimaan pembiayaan bersangkutan.
9. Baris jumlah penerimaan merupakan nasi! dari penjurnlahan seluruh jenis penerimaan
pembiayaan.
10. Rencana penerimaan per triwulan diisi dengan jumlah penerimaan pembiayaan yang
diterima setiap triwulan selama tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan dengan rencana penerimaan pembiayaan.
Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan denga'1 cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan
anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan Iikuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
11. Formulir DPA - SKPD 3.1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA SKPD.
12. Formulir DPA - SKPD 3.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
13. Apabila Formulir DPA SKPD 3.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
14. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA - SKPD 3.1.
15. Formulir DPA - SKPD 3.1 dita:1datangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencanturnkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 20-
G. FORMULIR DPA-SKPD 3.2
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).......
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (OPA - SKPO)
TAUUN ANGGARAN .
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
\
x.xx
x.xx.xx II II I II II
www.gi.co.id Global Intermedia
- 21 -
NOMOR DPA SKPD
Formulir
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
DPA -
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
x.xx XX 00 00 6 2
SKPD
3.2.
Provinsi/Kabupaten/Kota .......
Tahun Anqqaran ......
Urusan Pemerintahan : x.xx ......................
Organisasi : x.xx.xx ......................
Rincian Pengeluaran Pembiayaun
Kode
Uraian
Jumlah
Rekening (Rp)
1 2 3
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah Pengeluaran
Rencana pengeluaran perttiwulan
........,tanggal ...........
Triwulan I Rp .................. Mengesahkan,
Triwulan II Rp .................. F'ejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan III Rp ..................
Triwulan IV Rp .................. (tanda tangan)
Jumlah Rp ..................
(nama lengkaR)
NIP.
www.gi.co.id Global Intermedia
- 22 -
Cara Pengisian Formulir OPA - SKPO 3.2
Rindan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1. Nomar DPA - SKPD diisi dengan nornor kode urusan Pemerintahan, nam:)r kode ')rganisdsi
SKPD, nomar Ic'ode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan
kode 00, nomar kode anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode
kelompok pt::ngeluaran pembiayaan dllsi dengan kode 2.
2. Provinsijkabupatenjkota diisi dengan nama provlnsi/kapupatenjkota.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
4, Urusan Pemerintahan diisi dengan namar kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang ditaksanakan sesuai de:lgan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5. Organisasi diisi dengan nomor kodJ SKPO dan nama satuan 1<.erja perangkat daerah
6. Kolom 1 (kocle rekening) diisi dengan nomor kode rekening kelompok/jenisjobjek/rincian
objek pengeluaran pembiayaan .
7. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rindan obyek pengeluaran
pembiayaan,
8. Kolom 3 Uumlah) diisi nengan jumlah jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam jenis pengeluaran pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek pengeluafan
merupakan penjumlahan dari seluruh rincian obyek pengcluaran pembiayaan yang
termasuk dalam obyek pengeluaran pcmbiayaan bersang!<utan.
9. Baris jumlah pengeluaran merupakiln hasil dad penjumlahan seluruh jellis pengeluaran
pembiayaan.
10. Rencana pengeluaran per triwulan diisi dengan jumlah pengeluaran pembiayaan setrap
triwulan selama ':ahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap trlwulan harus disesuaikan dengan rencana pengeluuan pembiayaan.
Oleh karena itu tidak dibenarkan penglsian jumtah setiap triViulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan
anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Oaerah serta penerbitan SPO.
11. Formulir OPA - SKPO 3.2 merupakan input data untuk menyusun formulir OPA - SKPO.
12. Formulir DPA SKPD 3.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
13. Apabila Formulir DPA - SKPD 3.2 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
14. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA SKPD 3.2.
15, Formulir DPA - SKPD 3.2 ditandatangani o!eh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
0) coret yang tidak. perlu
MENTERI DAL