Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan 14

Stress
Eko Yulianto

Topik mengenai stress dalam psikologi organisasi merupakan salah satu topik paling tua dan paling sering diteliti. Ketertarikan para peneliti terhadap topik disebabkan karena dampaknya pada pekerjaan atau kinerja karyawan (Hunter & Thatcher 2007), kepuasan kerja, perilaku kewargaan organisasional dan bahkan kesehatan (Xie, Schaubroeck, & Lam 2008). Literatur menunjukkan bahwa stress disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain intrik pekerjaan, peran dalam organisasi, hubungan dalam organisasi, pengembangan karir, struktur dan iklim organisasi, antarmuka organisasi dengan pihak luar, dan kejadian-kejadian tertentu yang menekan. Penelitian juga telah mampu membedakan dua jenis stress: challenge stress dan hindrance stress; masing-masing menunjukkan persepsi individual terhadap stress. Challenge stress mengacu pada tuntutan pekerjaan yang dipandang sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri, sedangkan hindrance stress sebagai hambatan bagi seseorang untuk tumbuh atau mencapai tujuan. Sejauh ini, penelitian berhasil mengungkapkan berbagai dampak yang ditimbulkan oleh stress, baik dampak positif maupun negatif. (Rodell & Judge 2009) dan berbagai faktor pemediasi dan pemoderasi stress terkait dampak-dampak tersebut. Berbagai model (antara lain Wofford, Goodwin, & Daly 1999; Rodell & Judge 2009) juga diusulkan

untuk menjelaskan fenomena stress dalam kehidupan organisasional. Tujuh artikel yang dibahas pada pertemuan terakhir ini (Wofford, Goodwin, & Daly 1999; Rodell & Judge 2009; Xie, Schaubroeck, & Lam 2008; Hunter & Thatcher 2007; Weeks, Blockner, & Chonko 2013; Netemeyer, Maxam III, & Pullig 2005; Byron, Khazanchi, & Nazarian 2010) setidaknya sudah mewakili berbagai sudut pandang peneliti dalam mengeksplorasi berbagai dimensi stress. Dalam makalah singkat ini, saya berusaha mengidentifikasi sebuah peluang penelitian yang dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Fokus saya adalah hubungan antara stress dan kreativitas. Oleh karena itu dua artikel yang relevan dalam hall ini adalah Wofford, Goodwin, & Daly (1999) mengenai faktor individual yang mempengaruhi stress dan Byron, Khazanchi, & Nazarian (2010) mengenai hubungan stress dan kreativitas. Ketertarikan saya pada dua artikel ini dilatarbelakangi oleh urgensi untuk mengeksplorasi lebih jauh berbagai variabel yang mengenai respons seseorang dalam menghadapi stress. Di samping itu, saya tertarik pada kaitan stress pada perilaku positif dalam organisasi, seperti kreativitas yang kita bahas pada pertemuan sebelumnya. Dalam penelitian keperilakuan kita telah mengenal model interaksional yang menjelaskan bahwa sikap dan perilaku individual dipengaruhi baik oleh kepribadian maupun faktor situasional. Sejauh ini model tersebut cukup kuat dalam menjelaskan berbagai fenomena perilaku individu dalam organisasi. Namun, dalam kaitannya dengan stress, saya menduga bahwa respons individual terhadap stress lebih banyak dipengaruhi oleh perbedaan individual. Dengan kata lain, faktor situasional memiliki pengaruh kecil pada pembentukan sikap dan perilaku individual dalam menghadapi stress. Dalam hal ini saya berpendapat bahwa stress adalah sebuah fenomena individual yang secara emosional

sangat intens. Stress merupakan sebuah pemampatan dan kondensasi dari faktor situasional dan kepribadian seseorang dalam menghadapi tuntutan pekerjaan. Jika tuntutan pekerjaan dianggap sebagai stimulus, maka stress merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus tersebut. Penelitian telah menyimpulkan bahwa individual tertentu mampu menghadapi stress, dan individual lainnnya tidak. Sampai di sini, saya memiliki ketertarikan untuk mengetahui faktor-faktor individual yang dapat membedakan kemampuan seseorang dalam menghadapi stress; dan saya berpendapat bahwa pada tahap ini faktor lingkungan tidak lagi dominan karena sebelumnya sudah menjadi faktor yang membentuk stress yang dialami seseorang. Dengan kata lain, sikap dan perilaku seseorang setelah mengalami stress akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor individual.1 Eksplorasi mengenai perbedaan individual dalam menghadapi stress memiliki relevansi dengan penelitian mengenai kreativitas. Dalam makalah saya sebelumnya mengenai kreativitas, saya berpendapat bahwa kreativitas muncul karena seseorang pada dasarnya mengalami tekanan, yang terjadi karena persepsi seseorang mengenai perbedaan antara harapan akan masa depan dengan kondisi saat ini. Jadi, tekanan dalam konteks ini dilihat dari kacamata positif. Dalam kaitan ini, kini menjadi menarik untuk meneliti apakah individual yang kreatif memiliki karakteristik kepribadian yang sama dengan individual yang menganggap tuntutan pekerjaan sebagai tantangan. Saya berpendapat bahwa penelitian mengenai hal ini setidaknya bisa memperkaya literatur mengenai stress dan kreativitas.

Argumen ini pun baru sebatas spekulasi yang perlu diuji kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai