Anda di halaman 1dari 29

Hak dan Kewajiban Pasien yang Dilindungi Hukum

L/O/G/O

Kelompok 3
Fahmadia J (09-037) Erna R (09-104) Dwi P (10-069) Erwinasari (10-169) Ririn Dwi (11-029) Rina F (11-038) Sulistiani (11-056) Iftitah Adi (11-074) Intan dwi (11-086) Alif Dewi (11-115) Yaniarta R (11-167) Alfian N.B (12-123)

Aturan hukum terkait hak pasien


Declaration of Lisbon (1991)

UU No 29 tahun 2004 pasal 1 ayat 10

UU No 44 tahun 2009 pasal 1 ayat 4

UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 52 dan 53. SE Ditjen Yanmed Depkes RI No YM.02.04.3.5.2504 : Pedoman Hak dan kewajiban pasien, dokter dan RS

UU No 29 tahun 2004 pasal 1 ayat 10


Pasien adalah setiap orang yang melakukan

konsultasi
memperoleh

masalah

kesehatannya
kesehatan

untuk
yang

pelayanan

diperlukan baik secara langsung maupun tidak


langsung kepada dokter atau dokter gigi

UU No 44 tahun 2009 pasal 1 ayat 4


Pasien adalah setiap untuk orang yang

melakukan
kesehatannya

konsultasi

masalah
memperoleh

pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit

Rumah Sakit
UU No 44 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara


paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Alasan dibutuhkan aturan hukum yang melindungi pasien


Ingkar janji baru terjadi apabila dokter tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan apa yang disepakati,

Sedangkan perbuatan melanggar hukum terjadi jika terapi yang dilakukan oleh dokter menyimpang dari patokan atau standar yang ditentukan.

Lanjutan
Masalahnya sekarang, adalah sangat sulit untuk menentukan kapan suatu tindakan medis memenuhi patokan atau standar pelayanan kesehatan. Pengaturan hukum seperti yang tercantum dalam KUHPerdata masih bersifat terlalu umum. Untuk itu diperlukan adanya suatu pengaturan yang isinya mengatur hubungan antara pasien dengan dokter.

Alasan dibutuhkannya pengaturan hukum pasien - dokter


Van der Mijn (dalam wordpress.com) mengemukakan adanya 9 alasan tentang perlunya pengaturan hukum yang mengatur hubungan antara pasien dengan dokter. 1. Adanya kebutuhan pada keahlian keilmuan medis. 2. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik. 3. Hasil guna. 4. Pengendalian biaya.

Lanjutan
5. Ketertiban masyarakat.

6. Perlindungan hukum pasien.


7. Perlindungan hukum pengemban profesi

kesehatan.
8. Perlindungan hukum pihak ketiga, dan

9. Perlindungan hukum kepentingan hukum.

Declaration of Lisbon
Hak memilih dokter

Hak dirawat dokter yang bebas


Hak menerima / menolak pengobatan setelah

menerima informasi
Hak atas kerahasiaan Hak mati secara bermartabat Hak atas dukungan moral / spiritual

UU no 44 tahun 2009 pasal 32 tentang perlindungan hak pasien


memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen


Menurut pasal 4 UU No. 8/1999, hak-hak konsumen adalah: Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

Lanjutan
hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51)

Hak Pasien Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak: a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), yaitu : - Diagnosis dan tata cara tindakan medis; - Tujuan tindakan medis yang dilakukan; - Alternatif tindakan lain dan resikonya; - Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; - Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

UU No 29 tahun 2004 pasal 52


Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52 UU No. 29/2004 adalah: mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3); meminta pendapat dokter atau dokter lain; mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; menolak tindakan medis; mendapatkan isi rekam medis.

Lanjutan
memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;

Lanjutan
menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

lanjutan
mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

Lanjutan
didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya; memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit; mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang

pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter


dan Rumah Sakit Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

Lanjutan
Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi . Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi keperawatan Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

Lanjutan
Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat. Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.

Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :


a) penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan b) kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk mengatasinya c) alternatif terapi lainnya d) prognosanya e) perkiraan biaya pengobatan

Apabila terjadi pelanggaran hak


Selanjutnya apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum yang tersedia bagi pasien adalah: Dapat dilakukan melalui Majelis Kode Etik Kedokteran. Mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan umum maupun kepada lembaga yang secara khusus berwenang menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha (Pasal 45 UUPK) Melaporkan kepada polisi atau penyidik lainnya.

Kewajiban Pasien (Menurut Jusuf hanafiah & amri amir)


Memeriksakan diri sedini mungkin pada
dokter

Memberikan informasi yang benar dan


lengkap tentang penyakitnya Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

Lanjutan....
Menandatangani surat-surat PTM. Surat jaminan dirawat di rumah sakit, dan lainlainnya Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh Melunasi biaya perawatan di Rumah Sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta honorarium dokter

UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51 Kewajiban Pasien Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

LOGO

Thank You!
See You.

Anda mungkin juga menyukai