Anda di halaman 1dari 2

Non Logam di Indonesia Mineral non logam adalah kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam,

batubara maupun mineral energi lainnya. Mineral non logam biasa disebut juga sebagai bahan galian non logam atau bahan galian industri atau bahan galian golongan C. Bahan galian non logam mudah dicari dan pengusahaannnyapun tidak membutuhkan modal yang besar, teknologi yang rumit maupun waktu yang lama untuk eskplorasi, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendorong perekonomian rakyat. Berdasarkan kegunaannya, SNI 13-4688-1998 membagi mineral non logam menjadi 4 kelompok besar, yaitu: A. Bahan Galian Aneka Industri Adalah kelompok komoditas mineral bukan logam dan batuan yang terdiri atas batugamping, dolomit, fosfat, kalsit, zeolit, gipsum, bentonit, diatomea, barit, oker, yarosit, belerang, asbes talk, mika, dan yodium. Bahan galian aneka industri ini dipakai terutama sebagai bahan mentah dalam industri pupuk, kertas, plastik, cat, peternakan, pertanian, kosmetik, farmasi, dan kimia. B. Bahan Galian Keramik Adalah kelompok komoditas mineral bukan logam dan batuan yang terdiri dari lempung, toseki, felspar, kaolin, ballclay, bondclay, pasirkuarsa, batu pasirkuarsa, perlit, batuan kalium-natrium, trakhit, magnesit dan kuarsit. Bahan ini dipakai terutama sebagai bahan mentah dalam industri keramik, refraktori, dan gelas.

C. Bahan Galian Bangunan/Konstruksi Adalah kelompok batuan yang terdiri dari: andesit, batugamping, sirtus, tras, onik, marmer, diorit, granit, batuapung, obsidian, dan basal,. Bahan ini dipakai terutama sebagai bahan mentah dalam industri bahan bangunan/konstruksi dan ornamen. D. Bahan Galian Batumulia dan Batuhias Adalah kelompok komoditas mineral dan batuan yang terdiri dari oniks, kalsedon, rijang, kristal, kuarsa, opal, jasper, krisopras, kayu terkersikkan, kokal terkersikkan, garnet, jade, agat, intan, zirkon, dan topas. Bahan ini dipakai terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan. Secara individual, kegunaan beberapa bahan galian industri yang umum di jumpai di alam, seperti pasir batu (sirtu), pasir kuarsa, batu camping, dan lain-lainnya akan diuraikan lebih rinci dalam lampiran A.

PEMBENTUKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM Cikal bakal semua jenis batuan maupun bahan galian (mineral) yang membentuk kerak bumi adalah magma. Magma bersifat cair seperti bubur dan mengandung berbagai unsur kimia. Magma dapat berasal dari mantel bumi, atau berasal dari batuan kerak bumi yang meleleh kembali akibat tekanan dan temperatur tinggi pada kedalaman tertentu. Karena sifatnya yang cair dan tempatnya yang dalam dengan tekanan dan temperatur tinggi, maka magma mempunyai kecenderungan untuk mengalir naik ke permukaan bumi melalui bagian-bagian bumi yang lemah atau retak, atau jika tekanannya cukup, magma dapat menerobos batuan lain diatasnya. Perjalanan magma ke permukaan menyebabkan magma mengalami berbagai proses, rintangan dan interaksi dengan batuan lain yang telah ada. Proses interaksi tersebut bisa menghasilkan bahan-bahan galian yang berharga bagi manusia. Proses-proses geologis yang terjadi dalam waktu yang singkat maupun dalam waktu yang lama dan bahkan seringkali diikuti oleh kegiatan tektonik yang berulang-ulang, dapat mengakibatkan terjadinya proses pembentukan mineral atau bahan galian termasuk terutama bahan galian industri. Proses-proses tersebut dapat terjadi secara lokal ataupun meliputi daerah yang sangat luas pada berbagai macam formasi batuan mulai dari yang sederhana seperti pada pembentukan pasir dan batu (sirtu) sungai sampai yang kompleks seperti pembentukan bahan galian karena proses pelapukan, kegiatan magmatis, hidroternal, diagenesis, metamorfisme, sedimentasi dan yang lainnya. Perubahan ini dapat terjadi pada semua jenis batuan, dari yang berumur pra tersier sampai kuarter yang disebut sebagai batuan sumber atau batuan induk atau batuan pengandung bahan galian.

Anda mungkin juga menyukai