Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kuantitas dan kualitas dari generasi muda. Jumlah penduduk usia remaja(10-19 tahun) di Indonesia adalah sebesar 22,2% dari tabel penduduk Indonesia yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan. Kelompok ini berbeda dengan kelompok lainnya,karena gaya hidup remaja yang unik dan berbeda dengan kelompok umur lainnya . Sifat energik pada remaja menyebabkan aktifitas fisik tubuh meningkat. Selain itu keterlambatan tumbuh kembang sebelumnya akan dikejar pada usia ini. Namun akhir-akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya angka kejadian anemia pada remaja putri. Menurut WHO Regional Office SEARO,salah satu masalah Gizi remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira-kira 25-40% remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat (Depkes,2003). Masalah gizi yang utama di Indonesia yaitu Kurang Kalori Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), Gondok Endemik dan Kretin serta Anemia Gizi ( Bapelkes Salaman,2000). Anemia Gizi merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995)

menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu 57,1% remaja putri menderita anemia (Depkes RI,2003). Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2001) menunjukkan 26,5% remaja putri menderita anemia. Penelitian yang dilakukan Depkes RI tahun 1998/1999 dipropinsi jawa tengah menunjukkan sekitar 82% remaja putri mengalami anemia (Hb < 12 gr%) dan sekitar 70% calon pengantin wanita mangalami hal yang sama (Depkes RI, 2003). Berdasarkan hasil survei pelacakan anemia pada anak sekolah tingkat lanjut oleh Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tahun 2008 menunjukkan

bahwa 31,5 % remaja putri dikota pekalongan menderita anemia sedangkan tahun 2009 dengan sampel sebanyak 2752 responden remaja yang tersebar di 4 kecamatan di kota Pekalongan menunjukkan bahwa 908 (32,99%) remaja menderita anemia. Oleh karena itu Anemia pada remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya masih lebih dari 15 % (SKRT,2001). Remaja putri menderita anemia,hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk (Depkes RI,2003). Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak

pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya aktifitas dan prestasi belajar. Disamping itu, remaja putri yang menderita anemia juga kebugaran tubuhnya akan menurun, sehingga menghambat prestasi dan produktifitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan mengakibatkan tidak tercapainya pertumbuhan optimal (Depkes RI,2003). Kota Pekalongan merupakan daerah pantai dimana tersedia ikan yang melimpah sebagai sumber protein yang diharapkan dapat berperan dalam absorbsi besi dan sumber zat besi dari makanan akan tercukupi akan tetapi diwilayah kerja Puskesmas jenggot merupakan daerah industi batik dan mayoritas penduduk sekitar bekerja sebagai buruh batik dan berdasarkan data di pusat statistic kota pekalongan tingkat pendidikan masyarakat sekitar wilayah kerja puskesmas jenggot 45 % berpendidikan maksimal SD. Anemia pada remaja putri di kota Pekalongan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya 32,99% atau lebih dari 15% sehingga diperlukan penanggulangan yang cukup serius. Adapun kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekalongan untuk

mengatasi masalah tersebut antara lain Program Penjaringan kepada Siswa dan siswi sekolah tingkat lanjut melalui program UKS, kegiatan survey pelacakan anemia pada anak sekolah dan Wanita Usia subur. UPTD (Unit Pelayanan Teknis Dasar) Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan merupakan Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang berada di kecamatan Pekalongan selatan. Wilayah Puskesmas Jenggot terdapat 9 sekolah tingkat lanjut yaitu 5 Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan 4 sekolah lanjutan Tingkat Atas. Berdasarkan hasil kegiatan penjaringan yang dilakukan terhadap seluruh murid kelas I baru disemua sekolah tingkat lanjut diwilayah Puskesmas jenggot tahun 2008 diperoleh hasil bahwa 36 % remaja putri menderita anemia sedangkan tahun 2009 didapatkan hasil 34 % remaja putri menderita anemia khususnya anemia gizi besi. Walaupun terjadi penurunan angka kejadian 2% tetapi prosentase kejadiannya masih diatas prosentase ratarata dari Kota Pekalongan secara keseluruhan sedangkan berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan terhadap remaja putri diwilayah puskesmas jenggot pada bulan September 2010, dari 10 responden yang disurvey 4 orang dinyatakan anemia karena Hbnya kurang dari 12 g/dl, 6 orang menjawab tidak tahu tentang konsep anemia dan 5 orang menjawab takut gemuk sehingga mereka lebih banyak makan sayuran serta mengurangi frekuensi makan yaitu tidak makan pagi. Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada anemia remaja putri di wilayah Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan.

B. Rumusan Masalah Remaja putri merupakan kelompok yang rentan untuk terkena anemia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi, remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi sementara jumlah makanan yang dikonsumsi kurang karena

mereka takut gemuk. Keadaan inilah yang membuat kelompok remaja putri akan mengalami masalah kesehatan antara lain anemia Gizi Besi. Berdasarkan kegiatan penjaringan yang dilakukan UPTD Puskesmas Jenggot bahwa anemia pada remaja putri masih merupakan masalah kesehatan pada remaja karena prosentasenya masih lebih dari 15 % bahkan pada hasil survey tahun 2008 terdapat 36% remaja putri menderita anemia dan tahun 2009 terdapat 34 % remaja putri mengalami anemia Gizi Besi. Masalah anemia membutuhkan penanggulangan yang tepat. Tindakan yang dilakukan akan tepat apabila diketahui prioritas masalah dari berbagi faktor yang menyebabkan anemia khususnya pada remaja putri. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada anemia remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan faktor Pendapatan Keluarga remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. b. Mendiskripsikan faktor Pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. c. Mendiskripsikan faktor Asupan zat besi pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. d. Mendiskripsikan faktor Menstruasi pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. e. Mendiskripsikan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan.

f. Menganalisis hubungan faktor Pendapatan Keluarga dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. g. Menganalisis hubungan faktor Pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. h. Menganalisis hubungan faktor Asupan zat besi dengan kejadian

anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. i. Menganalisis hubungan faktor Menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Sebagai salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam upaya promotif dan preventif khususnya dalam pelaksanaan program pada remaja tentang penanggulangan anemia pada remaja putri. 2. Bagi Sekolah Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses belajar mengajar dan prestasi belajar anak didiknya 3. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai bahan pustaka dalam rangkah menambah informasi tentang ilmu keperawatan , khususnya mengenai anemia pada remaja putri. 4. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya Wanita Usia subur tentang pentingnya zat besi bagi pertumbuhan , kecerdasan anak-anak dan pemenuhan zat besi khususnya pada usia remaja.

E. Bidang Ilmu Bidang Ilmu yang diambil dalam penelitian ini adalah Bidang Ilmu Keperawatan Komunitas.

Anda mungkin juga menyukai