Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dapat mendukung tercapainya pembangunan nasional. Untuk dapat mewujudkan pembangunan nasional melalui pendidikan perlu pemberdayaan manusia yang berkualitas.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas bahkan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi sains, perdagangan dan industri. Di samping matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan memprediksi (Jailani dalam Hamzah, 2008: 129) . Depdiknas (2003:1) merumuskan bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah sebagai berikut 1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. 2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan

kemampuan

penyampaian

informasi

atau

mengkomunikasikan gagasan. Dalam (NCTM, 1991), komunikasi matematika adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-kata/ kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambargambar geometri. Kusumah Y.S.(2008), menyatakan bahwa komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Melalui komunikasi ide matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif; cara berfikir siswa dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa dapat ditingkatkan; dan komunikasi matematika dapat dibentuk. Tingkat kemampuan komunikasi matematika beragam, sesuai dengan tingkat/jenjang dalam pendidikannya. Menurut NCTM (1989) komunikasi matematika lebih ditekankan pada kemampuan siswa dalam hal : (1) Membaca dan menulis matematika dan menafsirkan makna dan ide dari tulisan itu. (2) Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematika dan hubungannya. (3) Merumuskan definisi matematika dan membuat generalisasi yang ditemui melalui investigasi. (4) Menuliskan sajian matematika dengan pengertian. (5) Menggunakan kosa kata/ bahasa, notasi struktur secara matematika untuk

menyajikan ide menggambarkan hubungan dan pembuatan model. (6) Memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan secara lisan, dalam tulisan atau dalam bentuk visual.(7) Mengamati dan membuat konjektur, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan dan menilai informasi. (8) Menghasilkan dan menyajikan argumentasi yang meyakinkan. Salah satu karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematika adalah siswa dapat mengilustrasikan dan

menginterprestasikan berbagai masalah dalam bahasa dan pernyataanpernyataan matematika serta dapat menyelesaikan masalah tersebut menurut aturan atau kaedah matematika. Selanjutnya Sumarmo (2002: 15) merinci karakteristik kemampuan komunikasi matematik ke dalam beberapa indikator, sebagai berikut; (a) membuat hubungan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan maupun tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; (c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (d) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematik, membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis; (e) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi dan (f) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Melalui kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki, siswa dapat merenungkan dan memperjelas ide-ide dari materi pelajaran matematika dan menghubungkan antar konsep materi pelajaran matematika sehingga

siswa menjadi jelas, meyakinkan dan tepat dalam menggunakan kemampuan komunikasi matematika pada saat proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya dengan berdasarkan tipe tipe kepribadian siswa yang berbeda-beda, maka tingkat kemampuan komunikasi matematika pada masing- masing siswa juga akan berbeda- beda. Misalnya siswa dengan tipe sanguinis merupakan tipe yang paling terbuka diantara semua tipe kepribadian. Siswa tipe sanguinis memiliki ciri- ciri suka berbicara dalam segala hal baik yang berkaitan dengan materi pelajaran matematika, maupun yang bukan berkaitan dengan materi pelajaran matematika, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan tempat tinggal, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah. Sanguinis merupakan salah satu dari empat karakter kepribadian menurut Hipocrates. Hipocrates membagi kepribadian menjadi empat kelompok besar yang berfokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh pada seseorang, yaitu: sanguinis, melankolis, korelis, dan plegmatis. Mischel (dalam Tahsinul: 2008) menyatakan bahwa kepribadian pada umumnya menunjuk pada pola perilaku khusus yang menandai setiap cara penyesuaian individu terhadap situasi kehidupan. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat- sifat yang memang khas dikaitkan diri seseorang. Kepribadian bersumber dari bentukan bentukan yang diterima dari lingkungan, seperti pembentukan yang dipengaruhi oleh keluarga pada masa kecil dan juga faktor yang dibawa sejak lahir. Sehingga kepribadian

merupakan campuran dari hal- hal yang bersifat psikologis, kejiwaan, dan juga bersifat fisik. Secara alamiah siswa memang memiliki karakter yang berbeda. Ragam karakter ini juga mempengaruhi bagaimana hasil implementasi pembelajaran yang telah dirancang. Oleh karenanya mengenal karakteristik siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Menurut Sardiman A.M (2007: 120) bahwa informasi mengenai karakteristik siswa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan kemudahan belajar bagi siswa. Gagne, Briggs dan Wager (1992) menyatakan agar hasil belajar mendekati atau sesuai dengan tujuan pembelajaran, strategi dalam proses belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa yang diajarkan. Dengan mengenal karakteristik siswa, maka dapat diketahui kualitas perseorangan dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa bila ditinjau dari karakteristik siswa. Pada siswa SMA, tingkat psikologinya sering dikatakan mereka sedang mencari jati diri. Pada tingkat inilah bermunculan dengan jelas bagaimana karakter dan sikap yang mereka miliki dalam mengkoneksikan segala hal yang ada di sekitar mereka, dan tak jarang juga dalam masalah pelajaran, karakter mereka ikut berperan. Dikarenakan hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan

komunikasi matematika berdasarkan karakter kepribadian siswa kelas X SMA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pengembangan komunikasi matematika dalam pembelajaran matematika. 2. Kurangnya pembelajaran berbasis komunikasi matematika dalam

pembelajaran matematika. 3. Kurangnya pengembangan konsep diri bagi siswa dalam komunikasi matematika. 4. Adanya pengaruh karakter kepribadian dalam kemampuan komunikasi siswa.

C. Masalah Penelitian Masalah dalam penelitian ini adalah : rendahnya kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini: 1. Apakah terdapat pengaruh karakter kepribadian terhadap kemampuan komunikasi matematika? 2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa jika dikaji menurut karakter kepribadian siswa? 3. Manakah karakter kepribadian yang memiliki tingkat kemampuan

komunikasi yang tinggi?

D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika berdasarkan karakter kepribadian siswa kelas X di SMA N 2 Sekayam pada materi fungsi kuadrat. Selain tujuan umum di atas, adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan pengaruh karakter kepribadian terhadap kemampuan komunikasi matematika. 2. Untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematika siswa jika ditinjau dari karakter kepribadian. 3. Untuk mengetahui karakter kepribadian mana yang memiliki tingkat komunikasi matematika yang tinggi.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Pihak sekolah dan calon guru a. Dapat memberikan informasi dan rujukan dalam upaya mengembangkan

komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika. b. Dapat melihat sejauh mana komunikasi matematika siswa jika ditinjau dari karakter kepribadian, sehingga pihak sekolah dapat menentukan tindakan atau metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa serta dapat melakukan perubahan pada

kurikulum dan fasilitas sekolah. c. Dapat dipergunakan oleh lembaga sekolah yang bersangkutan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam memecahkan persoalanpersoalan yang mungkin dialami guru dalam pembelajaran matematika dalam hubungannya dengan perkembangan prestasi. 2. Bagi siswa, dapat memotivasi dirinya untuk belajar lebih baik lagi dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematikanya. 3. Pihak peneliti a. Dapat menambah pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan

sehubungan dengan permasalahan yang ada dalam praktek nyata. b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi kemampuan komunikasi matematika, komunikasi matematika dan karakter kepribadian siswa.

G. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan isi, perlu diberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Komunikasi Matematika Komunikasi matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk menyatakan suatu ide matematika melalui tulisan, bahasa, gambar, grafik dan bentuk-bentuk visual lainnya. 2. Kemampuan Komunikasi Matematika Kemampuan komunikasi matematika adalah skor yang diperoleh siswa yang menggambarkan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diukur dengan menggunakan tes essay dan wawancara. 3. Karakter Kepribadian Karakter kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola perilaku khusus siswa terhadap soal komunikasi matematika yang diberikan berdasarkan pembagian karakter kepribadian Hipocrates, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis.

Anda mungkin juga menyukai