PENDAHULUAN
Gangguan Obsesif Kompulsif dialami 2 % sampai 3% masyarakat umum pada suatu saat dalam kehidupan mereka
menduduki peringkat keempat dari gangguan jiwa
Pasien yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif hal ini dapat sangat mengganggu keseharian pasien, baik fungsi dalam sosial maupun pekerjaan pasien.
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
DEFINISI
obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang mengganggu (intrusif).
kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau menghindari.
Gangguan obsesif-kompulsif dapat merupakan gangguan yang menyebabkan ketidakberdayaan karena obsesi dapat menghabiskan waktu dan dapat mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan, aktivitas sosial yang biasanya atau hubungan dengan teman dan anggota keluarga
Dalam DSM-IV TR (Diagnostic & Stacistical Manual IV Text Revision) obsesi didefinisikan sebagai berikut : Pikiran, impuls, atau bayangan yang berulang-ulang dan menetap yang dialami, pada suatu saat selama gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.
Pikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya kekhawatiran berlebihan
hasil dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran)
Dalam DSM-IV TR (Diagnostic & Stacistical Manual IV Text Revision) mendefinisikan kompulsi sebagai berikut : Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan, memeriksa) atau tindakan mental (misalnya berdoa, menghitung, mengulangi kata-kata dalam hati) yang dirasakannya mendorong untuk melakukan sebagai respon terhadap suatu obsesi, atau menurut dengan aturan yang harus dipenuhi secara kaku
Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau
mengurangi penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan, akan tetapi, perilaku atau tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa yang mereka maksudkan untuk menetralkan atau mencegah, atau secara jelas terkesan menjadi berlebihan.
EPIDEMIOLOGI
gangguan obsesif-kompulsif sebagai diagnosis psikiatrik tersering yang keempat setelah fobia, gangguan berhubungan zat, dan gangguan depresif berat
usia yang agak lebih awal (rata-rata sekitar usia 19 tahun) dibandingkan wanita (rata-rata sekitar 22 tahun)
golongan kulit hitam dibandingkan kulit putih walaupun tersedianya jalur ke pelayanan kesehatan dapat menjelaskan sebagian besar variasi tersebut ketimbang perbedaan prevalensi antara ras-ras
ETIOLOGI
-
Faktor biologis Neurotransmiter Penelitian pencitraan otak Genetika Data biologis lainnya
Faktor perilaku -
Faktor psikososial Faktor kepribadian Faktor psikodinamik Isolasi Undoing Pembentukkan reaksi Faktor psikodinamiklainnya Ambivalensia Pikiran magis
Gambaran Klinis
DIAGNOSIS
A. Gejala obsesi / kompulsi
(DSM IV TR)
beralasan C. Obsesi / kompulsi distress, makan waktu, ganggn rutinitas, pekerjaan, aktifitas maupun hubungan sosial D. Jika ada gangguan aksis I lain, isi obsesi / kompulsi tidak terbatas pada hal tsb E. Tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat / kondisi medis umum
harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut Merupakan sumber penderitaan (distress) / mengganggu aktivitas penderita Gejala obsesif mencakup beberapa hal Kaitan erat antara obsesif kompulsif dgn depresi Gejala obsesif sekunder hrs dianggap sbg bagian dari kondisi tsb
Kompulsif F42.8 Gangguan Obsesif Kompulsif Lainnya F42.9 Gangguan Obsesif Kompulsif YTT
DIAGNOSIS BANDING
Kondisi Medis Kondisi Psikiatrik
TERAPI
Pengobatan standar adalah memulai dengan obat spesifik-serotonin, contohnya clomipramine (Anafranil) atau inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (SSRI-serotonin specific reuptake inhibitor), seperti Fluoxetine (Prozac)
Clomipramine. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 25 sampai 50 mg sebelum tidur dan dapat ditingkatkan dengan peningkatan 25 mg sehari setiap dua sampai tiga hari, sampai dosis maksimum 250 mg sehari
SSRI. Obat-obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) bekerja terutama pada terminal akson presinaptik dengan menghambat ambilan kembali serotonin.
Exposure teknik terapi and perilaku Response yangPrevention khusus digunakan untuk pasien anak usia lebih tua dan remaja dengan gangguan OCD adalah latihan relaksasi dan respo
Exposure and Response Prevention pasien menghadapkan dirinya sendiri pada situasi yang menimbulkan tindakan kompulsif atau (seperti memegang sepatu yang kotor) dan kemudian menahan diri
Terapi Keluarga Menilai tingkah laku setiap anggota keluarga yang mempengaruhi tingkah laku yang baik dan membina pengaruh tingkah laku yang positif dari setiap individu. Terapi Perilaku teknik terapi perilaku yang khusus digunakan untuk pasien anak usia lebih tua dan remaja dengan gangguan OCD adalah latihan relaksasi dan response prevention technique.
PROGNOSIS
Diagnosis awal dan terapi yang dilakukan secepatnya
dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan suatu sifat gejala yang episodic
KESIMPULAN
Suatu obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang
mengganggu (intrusif). Suatu kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau menghindari
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, H.l dan Saddock B.J. 1993. Comprehensive Textbook of
Psychiatry vol.26th edition. USA: Williams and Wilikins Baltimore Gangguan obsesif kompulsif. Dalam : Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa; rujukan ringkas dari PPDGJ III. Maslim R, penyunting. Jakarta; 2003.76 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th ed. DSMIV Washington DC: American Psychiatry Association, 1994. Fausiah, F & Widury, J. 2007. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI-Press. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD). available : 18 januari 2014. http://dc201.4shared.com/doc/APF2QLPf/preview.html. Durand, V. Mark dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.. Jenike MA. Obsessive compulsive disorder. N Engl J Med 2004; 350 : 259-65
TERIMAKASIH