Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah otitis media berarti bahwa ada adalah peradangan pada telinga tengah.Otitis media dapat dikaitkan dengan infeksi atau steril. Dalam kasus pertama, otitis media biasanya disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi ke telinga tengah melalui pipa Eustachio. Kadang-kadang otitis media yang dapat disebabkan oleh jamur !andida "spergillus atau# atau patogen lainnya, seperti $irus herpes. Dalam situasi ini, biasanya baik ada masalah dengan fungsi kekebalan tubuh atau ada lubang perforasi# pada gendang telinga. Orang dengan diabetes sangat rentan terhadap patogen yang tidak biasa seperti %seudomonas. Di bagian dunia yang belum berkembang, &' harus dipertimbangkan.Otitis media steril biasanya disebut otitis media serosa, atau ()om(. 'erbagai media otitis serosa biasanya tidak menyakitkan. 'iasanya ada cairan berwarna yang jelas atau jerami di belakang gendang telinga. 'erbagai serosa sering dikaitkan dengan alergi tetapi juga dapat terjadi dari berbagai sumber-sumber potensial lainnya termasuk pengobatan radiasi atau $irus. )erous otitis media dapat dikaitkan dengan kedua gangguan pendengaran dan $ertigo.Otitis media serosa adalah keradangan non bakterial mukosa ka$um timpani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen serous atau mucus#. !airan efusi ini terjadi karena adanya tekanan negatif dalam telinga tengah yang disebabkan obstruksi tuba eustachius. Otitis media serosa lebih banyak terdapat pada anak-anak yang telah sembuh dari otitis media akut.

Page | 1

1.2 Rumusan Masalah *.+.+ "pa yang yang dimaksud dengan Otitis ,edia )erosa*.+.* "pa penyebab dari Otitis ,edia )erosa*.+.. 'agaimana %atofisiologi Otitis ,edia )erosa*.+./ Klasifikasi dari Otitis ,edia )erosa*.+.0 'agaimana anatomi dan fisiologi telinga*.+.1 "pa dan bagaimana gejala klinis Otitis ,edia )erosa*.+.2 'agaimana pemeriksaan diagnostik pada Otitis ,edia )erosa*.+.3 "suhan Keperawatan pada Otitis ,edia )erosa1.3 Tujuan Penul san 1.3.1 Tujuan umum ,ahasiswa dapat memahami kelainan pendengaran pada pasien otitis media 1.3.2 Tujuan !husus +. ,ampu memberikan pengkajian pada pasien dengan otitis media serosa *. ,ahasiswa mampu memberikan diagnosa pada pasien dengan otitis media serosa .. ,ahasiswa mampu memberikan inter$ensi pada pasien dengan otitis media serosa /. ,ahasiswa mampu memberikan implementasi pada pasien dengan otitis media serosa 0. ,ahasiswa mampu memberikan e$aluasi pada pasien dengan otitis media

1." Man#aat Penul san


Page | 2

+. ,engetahui pengertian dari Otitis ,edia serosa *. ,engetahui penyebab dari Otitis ,edia serosa .. ,engetahui bagaimana patofisiologi dan klasifikasi pada otitis media serosa /. ,engetahui bagaimana anatomi dan fisiologi pada telinga 0. ,engetahui "suhan keperawatan pada Otitis ,edia )erosa

BAB II TIN$AUAN TE%RI


Page | 3

2.1 Pengert an Otitis media serosa adalah keradangan non bacterial mukosa ka$um timpani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen serous atau mucus#.Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya secret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membrane timpani utuh. "danya cairan ditelinga tengah dengan membrane timpani utuh tanpa adanya tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. "pabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid glue ear#.)inonimnya otitis media efusa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, glue ear. 2.2 Et &l&g 4angguan fungsi tuba eustachius merupakan penyebab utama. 4angguan tersebut dapat terjadi pada 5 1. !egagalan #ungs tu'a Eusta(h . Disebabkan oleh5 a. 6iperplasia adenoid b. 7initis kronik dan sinusitis c. &onsilitis kronik. pembesaran tonsil akan menyebabkan obstruksi mekanik pada pergerakan palatum molle dan menghalangi membukanya tuba Eustachi. d. &umor nasofaring yang jinak dan ganas. Kondisi ini selalu menyebabkan timbulnya otitis media unilateral pada orang dewasa. e. Defek palatum, misalnya celah pada palatum atau paralisis palatum.

2. Alerg

Page | 4

"lergi inhalans atau ingestan sering terjadi pada anak-anak. Ini tidak hanya menyebabkan tersumbatnya tuba eustachi oleh karena udem tetapi juga dapat mengarah kepada peningkatan produksi sekret pada mukosa telinga tengah. 3. %t t s me) a *ang 'elum sem'uh sem+urna &erapi antibiotik yang tidak adekuat pada O,)" dapat menonaktifkan infeksi tetapi tidak dapat menyembuhkan secara sempurna. "kan menyisakan infeksi dengan grade yang rendah %roses ini dapat merangsang mukosa untuk menghasilkan cairan dalam jumlah banyak. 8umlah sel goblet dan kelenjar mukus juga bertambah. ". In#eks , rus 'erbagai $irus adeno dan rino pada saluran pernapasan atas dapat mengin$asi telinga tengah dan merangsang peningkatan produksi sekret. 2.3 Pat&# s &l&g Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, dan rongga mastoid. 9aktor yang berperan utama dalam keadan ini adalah terganggunya fungsi tuba Eustachius. 9aktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum cleft-palate#, tumor di nasofaring, barotraumas, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau metabolic. Keadaan alergik sering berperan sebagai factor tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah efusi ditelinga tengah#.

Page | 5

-am'ar .. Pat&# s &l&g %t t s me) a Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. )aat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi disaluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. )el-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. )ebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. )elain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

-am'ar /. Pat&# s &l&g &t t s me) a 8ika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar */ desibel bisikan halus#. :amun
Page | 6

cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga /0 desibel kisaran pembicaraan normal#. )elain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. 2." !las # kas 1. %t t s me) a ser&sa akut Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga secara tibatiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Kadaan akut ini dapat disebakan antara lain oleh5 0 1um'atan tu'a dimana terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotraumas. 0 2 rus &erbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi $irus pada jalan nafas atas 0 Alerg terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan keadaan alergi pada jalan nafas atas 0 I) &+at k

-am'ar 3. %t t s me) a ser&sa akut

Page | 7

2. %t t s me) a ser&sa kr&n k 'atasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya secret. %ada otitis media serosa akut secret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis secret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anakanak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu difikirkan kemungkinan adanya karsinoma nasofaring. )ekret pada otitis ,.media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut O,"# yang tidak sembuh sempurna.

-am'ar 14. %t t s me) a ser&sa kr&n k 2.5 Anat&m )an 6 s &l&g Tel nga &elinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui ; mengidentifikasi apayang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. &elinga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.

Page | 8

-am'ar 1. Anat&m Tel nga Ber kut nama0nama 'ag an0'ag an tel nga7 1. Aurikel (daun telinga) +# &erdiri dari tulang rawan dan kulit *# &erdapat konkha, tragus, antitragus, heli<, antiheli< dan lobulus .# 9ungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam ,"E 2. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar) +# %anjang = *, 0 cm, berbentuk huruf ) *# +;. bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kel. )erumen .# *;. bagian sisanya terdiri dari tulang temporal # dan sedikit kelenjar serumen. /# 7ambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk. 0# ,"E ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani 3. Membrana Tympani +# &erdiri dari jaringan fibrosa elastis *# 'entuk bundar dan cekung dari luar .# &erdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo. 7eflek cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan /# Dibagi / kwadran > atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang 0# 'erfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
Page | 9

4. Tulang-tulang Pendengaran +# &erdiri dari ,aleus, Incus dan )tapes *# ,erupaka tulang terkecil pada tubuh manusia. .# 'rfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya kjendela o$al . !a"um Tympani +# ,erupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang ,astoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis #. Tuba Eusta$%ius +# 'ermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring *# )truktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring .# &uba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak. /# &uba ini terbuka saat menelan dan bersin 0# 'erfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah &. 'oklea +# )kala $estibuli yang berhubungan dengan $estibular berisi perilymph. *# )kala tympani yang berakhir pada jendela bulat, berisi perilymph .# )kala media ; duktus koklearis yang berisi endolymph /# Dasar skala $estibuli disebut membran basalis, dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran (. 'analis )emi )irkularis +# &erdiri dari . duktus semiserkular, masing-masing berujung pada ampula. *# %ada ampula terdapat sel rambut, krista dan kupula .# 'erkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi. *. +estibula +# &erdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung makula *# 'erkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal posisi. 6 s &l&g Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh respetor $estibuler $isual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor $estibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 0?@ disusul kemudian reseptor $isual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.

Page | 10

"rus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu cilia# dari sel rambut hair cells# akan menekuk. &ekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel influ<#. Influ< !a akan

menyebabkan terjadinya depolarisasi dan juga merangsang pelepasan :& eksitator dalam hal ini glutamat# yang selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen $estibularis# ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak .%usat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti $ertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, $isual dan $estibuler. )erebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di $estibuloserebeli. )elain serebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri. 2.. Res k& In#eks Infeksi telinga tengah menjadi masalah medis yang paling sering pada bayi dan anak-anak umur pra sekolah, dan diagnosa utama yang paling sering pada anak-anak yang lebih muda dari usia +0 tahun yang diperiksa di tempat praktek dokter. )ebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas I)%"#, otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di "merika )erikat, diperkirakan 20@ anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya *0@ anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun. Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia .-1 tahun.%ada tahun +AA?, +*.3 juta kejadian otitis media terjadi pada anak-anak usia di bawah 0 tahun. "nak-anak dengan usia di bawah * tahun, +2@ memiliki peluang untuk kambuh kembali. .?-/0@ anak-anak dengan O," dapat menjadi O,E setelah .? hari, dan +?@ lainnya menjadi O,E setelah A? hari, sedikitnya ..3/ juta kasus O,E terjadi pada tahun tersebut> +.*3 juta kasus
Page | 11

menetap setelah . bulan.)tatistik menunjukkan 3?-A?@ anak prasekolah pernah menderita O,E. Kasus O,E berulang O,E rekuren# pun menunjukkan pre$alensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar *3.3@.Otitis media efusi O,E # merupakan penyakit yang sering di derita oleh bayi dan anak-anak. Diluar negeri, khususnya di :egara yang mempunyai / musim penyakit ini di temukan dengan angka insiden dan pre$alensi yang tinggi. Dari beberapa kepustakaan dapat disimpulkan rata-rata insiden O,E sebesar +/@ - 1*@, sedang peneliti lain ada yang melaporkan angka rata-rata pre$elensi O,E sebesar *@ - 0*@. Di Indonesia masih jarang ditemukan kepustakaan yang melaporkan angka kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan kerena belum ada penelitian yang khusus mengenai penyakit ini, atau tidak terdeteksi karena minimalnya keluhan pada anak yang menderita O,E. 2./ -ejala !l n s "nak-anak yang lebih tua atau dewasa mungkin mengeluhkan pendengarannya yang berkurang atau telinganya terasa penuh. %enderita O,E jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat diketahui. 4ejala O,E ditandai dengan rasa penuh dalam telinga, terdengar bunyi berdengung yang hilang timbul atau terus menerus, gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan. DiBBiness juga dirasakan penderita-penderita O,E. 4ejala kadang bersifat asimtomatik sehingga adanya O,E diketahui oleh orang yang dekat dengan anak misalnya orang tua atau guru. "nak-anak dengan O,E juga kadang-kadang sering terlihat menarik-narik telinga mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat. , %ada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara dan perkembangan berbahasa. Kadang-kadang juga ditemui keadaan kesulitan dalam berkomunikasi dan keterbelakangan dalam pelajaran

2.8 Pemer ksaan D agn&st k Diagnosis O,E pada anak tidak mudah dan terdapat perbedaan yang bermakna sesuai dengan kecakapan klinisi, khususnya di tingkat pelayanan primer atau dokter anak yang mendiagnosisnya. 4ejala tidak ada sensitif maupun
Page | 12

spesifik, banyak anak justru tanpa gejala. %emeriksaan fisik pada anak penderita O,E berpotensi tidak akurat kerena kesan subjektif gambaran membran timpani sulit dinilai. 'elum lagi anak-anak yang tidak kooperatif saat dilakukan pemeriksaan. :amun enamnesis dan pemeriksaan fisik tetap sangat berperan dalam mendiagnosis O,E. 1. Anamnes s Dalam mendiagnosis O,E diperlukan kejelian dari pemeriksa. Ini disebabkan keluhan yang tidak khas terutama pada anak-anak. 'iasanya orang tua mengeluh adanya gangguan pendengaran pada anaknya, guru melaporkan bahwa anak mempunyai problem pendengaran, kemunduran dalam pelajaran di sekolah, bahkan dalam gangguan wicara dan bahasa. )ering kali O,E ditemukan secara tidak sengaja pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran di sekolahsekolah. %ada anak-anak dengan O,E dari anamnesis keluhan yang paling sering adalah penurunan pendengaran dan kadang merasa telinga merasa penuh sampai dengan merasa nyeri telinga. Dan pada anak-anak penderita O,E biasanya mereka juga sering didapati dengan riwayat batuk pilek dan nyeri tenggorokan berulang. %ada anak-anak yang lebih besar biasanya mereka mengeluhkan kesulitan menengarkan pelajaran di sekolah, atau harus membesarkan $olume saat menonton tele$isi di rumah.+ Orang tua juga sering mendengarkan keluhan telinga anaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menarik-narik daun telinganya. 2. Pemer ksaan # s k Cntuk mendiagnosis O,E pada pemeriksaan fisik perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi, timpanogram, audiogram dan kadang tindakan miringotomi untuk memastikan adanya cairan dalam telinga tengah. a. Otoskopi %emeriksaan otoskopi dilakukan untuk kondisi, warna, dan translusensi membrana tempani. ,acam-macam perubahan atau kelainan yang terjadi pada membran timpani dapat dilihat sebagaimana berikut 5 a. ,embrana timpani yang suram dan berwarna kekuningan yang menggati gambaran tembus cahaya selain itu letak segitiga reflek cahaya pada kuadran antero inferior memendek, mungkin saja didapatkan pula peningkatan pembuluh darah kapier pada membran

Page | 13

timpani tersebut. %ada kasus dengan cairan mukoid atau mukupurulen membrana timpani berwarna lebih muda krem #. b. ,embrana timpani retraksi yaitu bila manubrium malei terlihat lebih pendek dan lebih horiBontal, membran kelihatan cekung dan refle< cahaya memendek. Darna mungkin akan berubah agak kekuningan. c. "telektasis, membrana timpani biasanya tipis, atropi dan mungkin menempel pada inkus, stapes dan promontium, khusunya pada kasuskasus yang sudah lanjut, biasanya kasus yang seperti ini karena disfungsi tuba Eustachius dan otitis media efusi yang sudah berjalan lama. %ada pemeriksaan otoskopi menunjuk kecurigaan O,E apabila ditemukan tanda-tanda antara lain 5 +# &idak didapatkan tanda-tanda radang akut. *# &erdapat perubahan warna membrana timpani akibat refleksi dari adanya cairan didalam ka$um timpani. .# ,embran timpani tampak lebih menonjol. /# ,embran timpani retraksi atau atelektasis. 0# Didapatkan air fluid le$els atau buble, atau 1# ,obilitas membran berkurang atau fikasi. 3. Ra) &l&g %emeriksaan radiologi foto mastoid dahulu efektif digunakan untuk skrining O,E, tetapi sekarang jarang dikerjakan. "namnesis riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik banyak membantu diagnosis penyakit ini. !& )can sangat sensiti$e dan tidak diperlukan untuk diagnosis. ,eskipun !& scan penting untuk menyingkirkan adanya komplikasi dari otitis media missal mastoiditis, trombosis sinus sigmoid ataupun adanya kolesteatoma. !& scan penting khususnya pada pasien dengan O,E unilateral yang harus dipastikan adanya massa di nasofaring telah disingkirkan.

2.3 Penatalaksanaan %engobatan pada O,E meliputi pengobatan konser$atif dan tindakan operatif. Dimana &erapi medikamentosa dari otitis media efusi O,E# termasuk penggunaan antibiotik, steroid, antihistamin dan dekongestan, serta mukolitik.
Page | 14

Karena otitis media efusi menunjukkan terdapatnya bakteri patogen, diperlukan pengobatan dengan antibiotik yang tepat, meskipun bukti yang menunjukkan hanya bermanfaat untuk jangka masa pendek. %enelitian eritromisin, sulfiso<aBole, amoksisilin, amoksisilin-kla$ulanat, dan trimetoprimsulfametoksaBol.%engobatan secara operatif dilakukan pada kasus dimana setelah dilakukan pengobatan konser$atif selam lebih dari . bulan tidak sembuh. Cntuk memberikan hasil yang baik terhadap drainase dilakukan miringotomi dan pemasangan pipa $entilasi. %ada "nak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa infeksi;peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi myringotomy. %rosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum. %ipa $entilasi dipasang pada daerah kuadran antero inferior atau antero superior. %ipa $entilasi akan dipertahankan sampai fungsi tuba ini paten. Dimana %enatalaksanaan secara operatif meliputi mirigotomi dengan atau tanpa pemasangan pipa $entilasi dan adenoidektomi dengan atau tanpa tonsilektomi. &ujuan pemasangan pipa $entilasi adalah menghilangkan cairan pada telinga tengah, mengatasi gangguan pendengaran yang terjadi, mencegah kekambuhan, mencegah gangguan perkembangan kognitif, bicara, bahasa dan psikososial.

A1UHAN !EPERA9ATAN I. 1: I)ent tas kl en


Page | 15

PEN-!A$IAN

2:

R ;a*at kesehatan

R ;a*at kesehatan )ahulu "pakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran kapan, berapa lama, pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi#, apakah riwayat pada anggota keluarga. R ;a*at kesehatan sekarang kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa, )eperti penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri yang dirasakan.

R ;a*at kesehatan keluarga ,engkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. "da atau tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.

3:

Pemer ksaan # s k

". Keadaan umum klien Kepala Eakukan Inspeksi,palpasi,perkusi dan di daerah telinga,dengan menggunakan senter ataupun alat-alat lain nya apakah ada cairan yang keluar dari telinga,bagaimana warna, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.
+# *# .# /# 0# 1# 2# 3# A# +?#

Kaji adanya nyeri pada telinga Eeher, Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher Dada ; thorak 8antung %erut ; abdomen 4enitourinaria Ekstremitas )istem integumen )istem neurologi Data pola kebiasaan sehari-hari

'. :utrisi 'agaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan sakit,apakah ada perbedaan konsumsi diit nya. !. Eliminasi Kaji miksi,dan defekasi klien D. "kti$itas sehari-hari dan perawatan diri 'iasanya klien dengan gangguan otitis media ini,agak susah untk berkomunikasi dengan orang lain karena ada gangguan pada telinga nya sehingga ia kurang mendengar;kurang nyambung tentang apa yang di bicarakan orang lain.
Page | 16

E. %emeriksaan diagnostic &es "udiometri 5 "! menurun F ray 5 terhadap kondisi patologi &es berbisik &es garpu tala

II.

DIA-N%1A !EPERA9ATAN +# 4angguan rasa nyaman nyeri# berhubungan dengan proses peradangan pada telinga tengah *# 4angguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilanganpendengaran .# %erubahan persepsi;sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksidi telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. /# !emas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat

II.

INTER2EN1I !EPERA9ATAN

1) ,angguan rasa nyaman (nyeri) ber%ubungan dengan proses peradangan pada telinga tenga% Tujuan 5 nyeri berkurang atau hilang !r ter a has l 5:yeri yang dirasakan kien berkurang dengan skala *-? darirentang skala ?-+? Inter,ens !e+era;atan 7 +# "jarkan teknik relaksasi pada klien dengan mengajarkan teknik relaksasi misalnya bernafas perlahan, teratur, atau nafas dalam# *# Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik .# Kaji kembali nyeri yang dirasa oleh klien setelah .? menitpemberian analgetik /# 'eri informasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab yeriyang dirasa Ras &nal 7
Page | 17

&eknik relaksasi yang benar dan efektif dapat membantumengurangi nyeri yang dirasab. *# "nalgetik dapat menekan pusat saraf rasa nyeri, sehingga nyeridapat berkurang .# Cntuk mengetahui keefektifan pemberian analgetik /# Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan yang dirasaoleh klien dan keluarga
+#

2. ,angguan berkomunikasi ke%ilangan pendengaran.

ber%ubungan

dengan

e-ek

Tujuan 5 Klien dapat kembali mendengar dan melakukan komunikasi !r ter a has l 7 +. Klien dapat melakukan komunikasi dengan baik *. ,enerima pesan melalui metoda pilihan misal 5 komunikasitulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yangbaik. Inter,ens !e+era;atan 7 +# Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, eperti 5 tulisan, berbicara, ataupun bahasa isyarat. *# Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara $erbal.- 8ika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik hal ini lebih baik dari pada berbicara dengan keras#. .# &empatkan klien dengan telinga yang baik berhada pandengan pintu. /# Dekati klien dari sisi telinga yang baik.0# 8ika klien dapat membaca ucapan ,Eihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas. 1# 6indari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibir anda.2# %erkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien. 3# ,inimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakankomunikasi tertulis. A# &egaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.+?# 8ika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah."lamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepadapenerjemah. 8adi seolah-olah perawat sendiri yang langsungberbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaanpenerjemah. ++# 4unakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran danpemahaman +*# 'icara dengan jelas, menghadap indi$idu. +.# Clangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Page | 18

+/# 4unakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi. +0# Galidasi pemahaman indi$idu dengan mengajukan pertanyaanyang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak. Ras &nal 7 Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klienmaka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengankemampuan dan keterbatasan klien. *# %esan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapatditerima dengan baik oleh klien. .# ,emungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan kliendapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesanperawat secara tepat.
+#

3. Peruba%an persepsi.sensoris ber%ubungan dengan obstruksi/ in-eksidi telinga tenga% atau kerusakan di syara- pendengaran. Tujuan 7 %ersepsi ; sensoris baik. !r ter a has l 7 Klien akan mengalami peningkatan persepsi;sensoris pendengaransampai pada tingkat fungsional Inter,ens !e+era;atan 7 "jarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaransecara tepat *# Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang amandalam perawatan telinga seperti5 saat membersihkan denganmenggunakan cutton bud secara hati-hati, sementara waktu hindariberenang ataupun kejadian I)%"# sehingga dapat mencegahterjadinya ketulian lebih jauh. .# Obser$asi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut. /# Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan baik itu antibiotik sistemik maupun lokal#. Ras &nal 7
+#

Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipegangguan;ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat. *# "pabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, makapendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksisehingga harus dilindungi. .# Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen. /# %enghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapatmenyebabkan organisme sisa resisten sehingga infeksi akanberlanjut.
+#

4. !emas ber%ubuangan dengan nyeri yang semakin memberat


Page | 19

Tujuan 7 7asa cemas klien akan berkurang;hilang. !r ter a has l 7 Klien mampu mengungkapkan ketakutan;kekuatirannya. 7espon klien tampak tersenyum. Inter,ens !e+era;atan 7
+# *#

'erikan informasi kepada klien seputar kondisinya dan gangguanyang dialami. *# Diskusikan dengan klien mengenai kemungkinan kemajuan darifungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan kliendalam berkomunikasi. .# 'erikan informasi mengenai kelompok yang juga pernahmengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikandukungan kepada klien. /# 'erikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yangtersedia yang dapat membantu klien.
+#

Ras &nal 7 ,enunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi denganefektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangirasa cemasnya. *# 6arapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat mengurangikecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klienterhadap perawat. .# ,emungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yangpaling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegantingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas danfrustasinya. /# Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yangsama akan sangat membantu klien.
+#

BAB III PENUTUP


3.1 !es m+ulan

Page | 20

Otitis media efusi O,E# adalah terdapatnya cairan dalam telinga tengah tanpa tanda-tanda atau gejala infeksi telinga akut. O,E merupakah salah satu penyakit paling umum ditemukan pada anak. )ekitar A?@ anak memiliki otitis media efusi O,E# pada beberapa waktu sebelum usia sekolah O,E menjadi perhatian klinis karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran dan keterlambatan perkembangan bahasa. Diagnosis yang tepat dari O,E mendasari penatalaksanaan yang benar. )eringkali pada O,E terdapat hipertrofi adenoid, terutama pada anakanak dengan O,E lama atau berulang. Kadang-kadang hipertrofi tonsil dapat ditemukan. &emuan tambahan mungkin ditemukan termasuk hidung tersumbat, rinore, postnasal drip dan tanda-tanda alergi seperti mata merah dan;atau berair. %emeriksaan audiometri dianjurkan ketika O,E persisten untuk jangka waktu yang lebih lama, atau jika terdapat keterlambatan bahasa, gangguan belajar, atau gangguan pendengaran yang signifikan terjadi. )ejumlah besar bukti epidemiologi menunjukkan bahwa pantas dilakukan modifikasi faktor risiko pada inter$ensi pelayanan primer. &erapi medikamentosa dari otitis media efusi O,E# termasuk penggunaan antibiotik, steroid, antihistamin dan dekongestan, serta mukolitik. Karena otitis media efusi menunjukkan terdapatnya bakteri patogen, diperlukan pengobatan dengan antibiotik yang tepat, meskipun bukti yang menunjukkan hanya bermanfaat untuk jangka masa pendek. %enelitian eritromisin, sulfiso<aBole, amoksisilin, amoksisilin-kla$ulanat, dan trimetoprim-sulfametoksaBol telah menunjukkan tingkat kesembuhan lebih cepat dibandingkan dengan placebo. "ntihistamin dan dekongestan dapat dipertimbangkan untuk menghilangkan gejala-gejala seperti hidung tersumbat, rinore, dan sinusitis sering menyertai otitis media. Operasi menjadi terapi yang paling banyak diterima untuk otitis media efusi O,E#, dan ini jelas efektif. Inter$ensi operasi termasuk miringotomi dengan atau tanpa penempatan tuba, adenoidektomi, atau keduanya. O,E sering terjadi pada bayi dan anak-anak sehingga cukup sulit dalam melakukan diagnosis penyakitnya. Orang terdekat dan banyak berinteraksi dengan
Page | 21

anak tersebut akan menjadi sumber informasi yang baik. %erhatian orang tua dan guru sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Etiologi dan patofisiologi O,E sangat multifaktorial, saling menunjang dan saling terkait. %ada bayi dan anak, status imunologi sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap infeksi."namnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan dalam penegakan diagnosis O,E. %enggunaan alat otoskopi pneumatik, timpanometri, audiometric untuk pemeriksaan fisik sangat membantu dalam menegakan diagnosis.%engobatan pada O,E meliputi pengobatan konser$atif dan tindakan operatif. %engobatan konser$atif meliputi pemberian antibiotika, antihistamin, dekogestan, dengan atau tanpa kortikosteroid. %enatalaksanaan secara operatif meliputi mirigotomi dengan atau tanpa pemasangan pipa $entilasi dan adenoidektomi dengan atau tanpa tonsilektomi. %enatalaksanaan yang cepat, tepat dan adekuat sangat berperan dalam menghambat terjadinya proses gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya. 3.2 1aran Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit pre-eklampsia dan pencegahannya. Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan keperawatannya.

DA6TAR PU1TA!A

+. )oepardi, Efiaty "rsyad> Iskandar, :urbaiti. Editor5 Otitis ,edia :on)upuratif. 'uku "jar Ilmu Kesehatan &elinga-6idung-&enggorokan Kepala Eeher. 8akarta5 9akultas Kedokteran Cni$ersitas Indonesia. *??0. p 03-1?.

Page | 22

*. ,egantara, Imam. *??3. Informasi Kesehatan &6&5 Otitis ,edia Efusi. H0 screensI !ited +0 8uni *??A. "$ailable from5 http5;;www.perhati-kl.org; .. Efendi, 6arjanto> )antoso Kuswidayati. Editor5 %enyakit &elinga &engah dan ,astoid. 'OIE) 'uku "jar %enyakit &6&, Ed.1. 8akarta5 E4!. *??0.p A2-A3. /. 8ide. *??3. Indera %endengaran dan Keseimbangan H3 screensI !ited *? 8uni *??A. "$ailable from5 http5;;iJbalali.com;*??3;++;+*;indera-pendengarandan-keseimbangan. 0. ,edia, Diki. *??A. &elinga. H2 screensI !ited *? 8uni *??A. "$ailable from5 http5;;id.wikipedia.org;wiki;&elinga.

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai