M. KIDAM HADY
M.DZAKI GUNAWAN
FADRY AKBAR
M.GHANDY HIMAWAN
Besaran dan Satuan
A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Konsep: Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Misalnya, ketika melakukan kegiatan
pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan
tersebut artinya kita membandingkan panjang meja dengan
panjang pensil. Panjang pensil yang kita gunakan adalah
sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil
yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku,
sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku.
B. BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN
Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh
dari besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya
bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat.
Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui
pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang
digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan
dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut
sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik
kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Sistem Internasional
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh
negara dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan
apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
1. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI
adalah meter.
2. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
3. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
Pengukuran Besaran Fisika
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-
besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan
ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan
untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai
10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
2. Pengukuran Massa Benda
Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca OHauss tiga lengan
atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam
dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut,
stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai
0,1 s.
Kinematika
Mempelajari tentang gerak benda tanpa
memperhitungkan penyebab gerak atau
perubahan gerak.
Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu
ukuran, bentuk, rotasi dan getarannya
diabaikan tetapi massanya tidak(Sarojo, 2002)
Pengertian dasar dari kinematika benda titik
adalah pengertian lintasan hasil pengamatan
gerak
Keadaan gerak ditentukan oleh data dari posisi
(letak) pada setiap saat
Gerak yang dipelajari
Gerak 1 dimensi lintasan berbentuk garis lurus
Gerak lurus beraturan (GLB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah tidak beraturan
Gerak 2 dimensi lintasan berada dalam sebuah bidang
datar
Gerak melingkar
Gerak parabola
Gerak 3 dimensi lintasan berada dalam ruang (tidak
dibahas)
Gerak Relatif
Besaran fisika dalam studi
Kinematika
Perpindahan (displacement)
Kecepatan (velocity)
Percepatan (accelaration)
Perpindahan
Perpindahan (displacement)
letak sebuah titik vektor posisi, yaitu
vektor yang dibuat dari titik acuan ke
arah titik tersebut
2D
3D
Perpindahan
j y i x r
+ =
r
A
r
r
o
t r r = A ) (
k z j y i x r
+ + =
Kecepatan (velocity)
Kecepatan (velocity)
Kecepatan rata-rata
Kecepatan sesaat
Percepatan (accelaration)
Percepatan (accelaration)
Percepatan rata-rata
Percepatan sesaat
Gerak Lurus Beraturan
Gerak benda titik dengan
lintasan berbentuk garis
lurus dengan jarak yang
ditempuh tiap satu satuan
waktu sama besar, dan
arah gerak tetap.
Kecepatan rata-rata sama dengan
kecepatan sesaat
vt
r
o
t r + = ) (
}
0
( ) ( ) x x x A
( ) dx x x
L
}
0
( )
( )
}
}
= =
L
L
dx x
dx x x
M
Momen
X
0
0
L
2
0
2
1
L dx x
L
=
}
L
L
L
m
M
2
1
2
1
2
=
b
a
b
a Y
dx x f
dx x f x
M
M
X
( )
( )
}
}
= =
b
a
b
a X
dx x f k
dx x f k
M
M
Y
2
2
1
MOMENTUM LINIER
F ma
dt
dv
m
dt
dp
mv p = = = =
Momentum linier dari sebuah partikel didefinisikan sebagai massa
dikalikan dengan kecepatannya :
Sistem partikel :
= = = =
+ + =
i pm
pm
pm
n n 2 2 1 1 i
F Ma
dt
dv
M
dt
dp
Mv p
v m v m v m p
Bila tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel :
C v m v m v m
tetap p 0
dt
dp
F
n n 2 2 1 1
= + + +
= = =
TUMBUKAN
Tumbukan Lenting Sempurna : p
i
= p
f
K
i
= K
f
i f i f
i f f i
i f
i f
f i
f i
i f f i
i f f i
i f f i
f f i i
f f i i
v v v v
v v v v
v v m
v v m
v v m
v v m
v v m v v m
v m v m v m v m
v v m v v m
v m v m v m v m
v m v m v m v m
2 1 1 2
2 2 1 1
2 2 2
2
2
2
2 2
1 1 1
2
1
2
1 1
2 2 2 1 1 1
2 2 2 2 1 1 1 1
2
2
2
2 2
2
1
2
1 1
2
2 2
2
1 1
2
2 2
2
1 1
2 2 1 1 2 2 1 1
) (
) (
) (
) (
) ( ) (
) ( ) (
2
1
2
1
2
1
2
1
+ =
+ = +
=
=
=
+ = +
+ = +
Tumbukan Tidak Lenting : p
i
= p
f
K
f
< K
i
Tumbukan Sama sekali Tidak Lenting : p
i
= p
f
v
1f
=v
2f
2 1
2 1 2 1 1
2 1
2 2 1 2 1
2 1 2
2 1
2 2 1 2 1
1
2 2 1 2 1 1 2 1
2 2 2 1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
) ( 2
2 ) (
2 ) (
2 ) ( ) (
) (
m m
v m m v m
m m
v m v m m
v v v
m m
v m v m m
v
v m v m m v m m
v m v v v m v m v m
v v v v v m v m v m v m
i i
i i
i i f
i i
f
i i f
i i f i f i
i f i f f f i i
+
+
=
+
+
+ =
+
+
=
= +
+ =
+ = + = +
IMPULS
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gaya yang bekerja pada suatu
benda yang hanya berlangsung sangat singkat. Dalam hal ini benda
tersebut dikatakan mendapat impuls :
Jadi impuls adalah luas di bawah F(t) :
}
= dt t F I ) (
p p p mv mv
mv dv m dt ma I
i
f
i
f i f
v
v
A = = =
= = =
} }
Impuls menyebabkan momentum benda berubah
Bila impuls berlangsung selama At, Gaya rata-rata dapat dihitung dari :
[N s]
t F I A =
GERAK SISTEM PARTIKEL DENGAN MASSA BERUBAH
Kekekalan momentum juga berlaku pada sistem partikel dengan massa
berubah (gerak roket, pesawat jet dan cumi-cumi ):
Pada saat t roket bermassa M dan bergerak dengan kecepatan v. Karena
menyemburkan gas dengan kecepatanU kebelakang, maka pada saat t +
At massa roket akan berkurang menjadi M +dM (dM negatip) dan
kecepatanya bertambah menjadi v+dv (dv positip).
Kecepatan relatip antara
roket dan gas yang
disemburkannya adalah :
) ( dv v U u + =
Kekekalan momentum :
F Ma
dt
dv
M u
dt
dM
Mdv dMu
Mdv dv v U dM
Mv dv v dM M U dM
= = =
=
= +
= + + +
)] ( [
) )( ( ) (
i i f f
i f
v m v m
p p
=
=
F adalah gaya dorong roket
(thrust):
KINEMATIKA ROTASI
Bila terjadi perubahan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan kecepatan sudut rata-rata sebagai :
1 2
1 2
t t
=
u u
e
Bila terjadi perubahan kecepatan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan percepatan sudut rata-rata sebagai :
1 2
1 2
t t
=
e e
o
u = Sudut [radian]
e = Kecepatan sudut
[radian/s]
o = Percepatan sudut
[radian/s
2
]
t = Waktu [s]
Persamaan-persamaan kinematika rotasi :
) ( 2
2
1
2
1
2
2 2
2
2
o o
o
o o
o
o
o
t t
t t
t
t
u u o e e
o e u u
o e u u
e e
u u
o e e
+ =
=
+ =
+
=
+ =
Kecepatan dan percepatan sudut sesaat :
dt
d
t
dt
d
t
t
t
e e
o
u u
e
=
A
A
=
=
A
A
=
A
A
0
0
lim
lim
Hubungan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut
r r
dt
d
v
dt
ds
v r s
e
u
u
= =
= =
Hubungan antara percepatan linier dan percepatan sudut
r
r
r
r
v
r r
dt
d
dt
r d
dt
dv
a
r
t
2
2 2
) (
e
e
o
o
e e
= = =
= = = =
Momen Inersia (rotasi) massa (translasi)
Untuk sistem partikel energi kinetiknya :
( )
2 2
2 2 2 2
2
1
2
1
) (
2
1
2
1
e
e e
I K r m I
r m r m v m K
i i
i i i i i i
= =
= = =
I disebut momen inersia dari sistem partikel
Untuk benda tegar momen inersianya dapat dihitung dari :
dm r I
}
=
2
DINAMIKA ROTASI
Sebuah benda berputar pada suatu sumbu disebabkan karena adanya
momen gaya atau torka/torsi (torque)
F r
F r F r r F r F
t
=
= = = =
t
| | t ) sin ( sin
Hukum Newton II untuk rotasi :
= = ma F Io t
KERJA DAN DAYA ROTASI
} }
= =
= = = - =
f
i
f
i
x
x
t t
Fdx W d W
d dW d r F rd F ds F dW
u
u
u t
u t u u ) (
Fv P
dt
d
dt
dW
P = = = = e t
u t
Momentum Sudut
Momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian antara momen
inersia dan kecepatan sudut
v m p I L = e =
Hukum Newton II :
ma
dt
dmv
dt
dp
F I
dt
dI
dt
dL
= = = o =
e
= = t
Hukum kekekalan momentum sudut :
tan kons L L 0
f i
= = = t
Gerak Menggelinding
Sebuah bola menggelinding di atas bidang datar tanpa slip
Titik kontak antara bola dan bidang datar bergerak sejauh s
Pusat massa terletak di atas titik kontak juga bergerak sejauh s
e =
| |
= =
dt
d
dt
d
R
dt
ds
V
pm
Kondisi menggelinding :
o =
o =
e e
=
e =
R A
dt
d
dt
dR
dt
dV
R V
pm
pm
pm
Bola bergerak translasi dengan kecepatan v tanpa rotasi,sehingga
baik titik kontak maupun titik puncak mempunyai kecepatan yang
sama dengan kecepatan pusat massa.
Bola berputar dengan kecepatan sudut e tanpa translasi, sehingga
kecepatan pusat massa nol sedangkan kecepatan titik kontak dan
titik puncak mempunyai kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arah sebesar eR
Bola menggelinding (translasi dan rotasi dengan v = eR), sehingga
kecepatan titik kontak nol, kecepatan pusat masa v dan kecepatan
titik puncak 2v
Tidak ada gerakan relatip antara bola dan bidang datar, gaya
gesekan statik, karena diam tidak ada energi yang hilang
a). Pada saat kondisi menggelinding tercapai :
s
g
v
t v gt
gt R t
R
g
R t g v v
t
R
g
t R v
o
o
o
485 , 0
) 8 , 9 )( 3 , 0 ( 7
) 5 ( 2 2
2
7
2
5
2
5
2
5
= = = =
= = = =
= = =
o e e
b). Pada saat kondisi menggelinding tercapai :
m gt t v x
o
08 , 2 ) 485 , 0 )( 8 , 9 )( 3 , 0 (
2
1
) 485 , 0 ( 5
2
1
2 2
= = =
FISIKA ITU MENYENANGKAN