Anda di halaman 1dari 79

Kelompok 11

M. KIDAM HADY
M.DZAKI GUNAWAN
FADRY AKBAR
M.GHANDY HIMAWAN
Besaran dan Satuan
A. PENGERTIAN PENGUKURAN


Konsep: Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

Misalnya, ketika melakukan kegiatan
pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan
tersebut artinya kita membandingkan panjang meja dengan
panjang pensil. Panjang pensil yang kita gunakan adalah
sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil
yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku,
sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku.

B. BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN

Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh
dari besaran pokok.

Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya
bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat.
Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui
pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang
digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan
dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut
sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik
kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Sistem Internasional
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh
negara dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan
apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
1. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI
adalah meter.
2. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
3. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
Pengukuran Besaran Fisika
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-
besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan
ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan
untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai
10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
2. Pengukuran Massa Benda
Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca OHauss tiga lengan
atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.

3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam
dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut,
stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai
0,1 s.
Kinematika
Mempelajari tentang gerak benda tanpa
memperhitungkan penyebab gerak atau
perubahan gerak.
Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu
ukuran, bentuk, rotasi dan getarannya
diabaikan tetapi massanya tidak(Sarojo, 2002)
Pengertian dasar dari kinematika benda titik
adalah pengertian lintasan hasil pengamatan
gerak
Keadaan gerak ditentukan oleh data dari posisi
(letak) pada setiap saat
Gerak yang dipelajari
Gerak 1 dimensi lintasan berbentuk garis lurus
Gerak lurus beraturan (GLB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah tidak beraturan
Gerak 2 dimensi lintasan berada dalam sebuah bidang
datar
Gerak melingkar
Gerak parabola
Gerak 3 dimensi lintasan berada dalam ruang (tidak
dibahas)
Gerak Relatif
Besaran fisika dalam studi
Kinematika
Perpindahan (displacement)
Kecepatan (velocity)
Percepatan (accelaration)

Perpindahan
Perpindahan (displacement)
letak sebuah titik vektor posisi, yaitu
vektor yang dibuat dari titik acuan ke
arah titik tersebut
2D
3D
Perpindahan

j y i x r


+ =
r

A
r

r
o
t r r = A ) (

k z j y i x r



+ + =
Kecepatan (velocity)
Kecepatan (velocity)
Kecepatan rata-rata



Kecepatan sesaat
Percepatan (accelaration)
Percepatan (accelaration)
Percepatan rata-rata



Percepatan sesaat

Gerak Lurus Beraturan
Gerak benda titik dengan
lintasan berbentuk garis
lurus dengan jarak yang
ditempuh tiap satu satuan
waktu sama besar, dan
arah gerak tetap.




Kecepatan rata-rata sama dengan
kecepatan sesaat


vt
r
o
t r + = ) (

Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak benda titik dengan lintasan
berbentuk garis lurus dengan jarak
yang ditempuh tiap satu satuan
waktu tidak sama besar, sedangkan
arah gerak tetap.
Posisi benda



Kecepatan benda


Latihan: GLB & GLBB
Problem 1. A berlari dengan kecepatan 20 m/s. Dua menit kemudian
B berlari dengan kecepatan 40 m/s. Pada jarak berapa B akan
menyusul A.
Problem 2. Sebuah partikel bergerak dalam arah x dengan persamaan
lintasan x = 5t
2
+ 1, x(meter), t(detik). Hitung :
(a) Kecepatan rata-rata antara t = 2s dan t = 3s
(b) Kecepatan pada t = 2s
(c) Posisi pada t = 10 dan t = 0
(d) Percepatan rata-rata antara t = 2s dan t = 3s
(e) Gambarkan grafik x(t), v(t) dan a(t)
Problem 3. Percepatan sebuah benda dinyatakan a = 4x 2 pada x = 0
v
0
= 10m/s. Tentukan kecepatan fungsi jarak v = v(x).
Gerak Melingkar(1)
Gerak sebuah benda titik
dengan lintasan melingkar
dengan jari-jari R


Persamaan gerak melingkar


Gerak Melingkar(2)
Kecepatan total


Komponen-komponen
kecepatan



Besar

Gerak Melingkar(3)
Percepatan total





Percepatan tangensial


Percepatan radial

Latihan: Gerak Melingkar
Problem 4. Posisi sebuah partikel diberikan
vektor



dengan e = 2 rad/s. Tunjukkan bahwa lintasan
gerak partikel adalah lingkaran, berapa kecepatan
partikel dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk satu putaran penuh?

Gerak Parabola(1)
Persamaan gerak
Arah mendatar(sumbu x)




Arah vertikal(sumbu y)

Gerak Parabola(2)
Persamaan gerak parabola





Tinggi tertinggi didapatkan pada kondisi


Titik terjauh

Latihan: Gerak Peluru
Problem 5. Sebuah peluru ditembakkan ke udara
dengan v
0
= 40m/s sudut elevasi 37 terhadap
horisontal pada ketinggian 20 m. Carilah titik
tertinggi dan terjauh.

Gerak 3 Dimensi
Gerak muatan yang bergerak
dalam medan magnet(Halliday
et al., 2001)


F disebut juga gaya Lorentz
Pada kasus khusus tertentu
biasanya sudut antara v dan B
saling tegak lurus sehingga
lintasan muatan tersebut
berbentuk lingkaran.

Gerak Relatif(1)
Gerak sebuah benda
yang berpusat pada
kerangka acuan yang
bergerak
Benda dan kerangka
acuan ini bergerak
terhadap kerangka
acuan yang dianggap
diam.

Gerak Relatif(2)
Hubungan vektor posisi


Hubungan vektor kecepatan


Hubungan vektor percepatan


Latihan: Gerak Relatif
Problem 6. A berjalan dengan
kecepatan 2 m/s disamping
eskalator bergerak horisontal
memerlukan waktu 3 menit. B
berdiri diam di atas eskalator yang
bergerak memerlukan waktu 2
menit. Sedangkan C berjalan
dengan kecepatan yang sama
dengan A diatas eskalator.
(a) Waktu yang diperlukan oleh C
untuk mencapai ujung eskalator.
(b) Panjang eskalator.

Vektor
34
1. Skalar dan Vektor
Berdasarkan sifatnya , besaran fisika dapat dibagi
dalam dua kelompok , yaitu :: skalar dan:vektor
1.1. Skalar
Besaran fisika yang hanya mempunyai
besar ( nilai ) saja .
Contoh : massa(kg)[M] , waktu (dt)[T] , volum
(m
3
) [L
3
] , energi(J)[M L
2
T
-2
]
1.2 Vektor
...............Besaran fisika yang mempunyai besar (
.nilai ) dan arah .
Contoh : gaya(N)[MLT
-2
] , kecepatan(m/dt) ..
[LT
-1
] , percepatan[LT
-2
]

35

. Notasi Vektor :
A huruf tebal atau dicetak tebal miring A
Sepanjang kuliah fisika , notasi vektor akan
.. selalu dinyatakan dalam huruf tebal miring

Lambang vektor :

A = 3 a
A

A

a
A


A = 3 = harga mutlak vektor A
a
A
= vector satuan searah A
36
Sifat Vektor
Dapat digeser ke mana saja , asal besar
dan arahnya tetap

2. Perjumlahan/Pengurangan vektor :
Secara grafis
Perjumlahan

A A + B
= C
+ A
B
B

C = A + B = B + A komutatif
37
Pengurangan - B + A
A

B
B
+
-A
A - B B - A Pengurangan bersifat
nonkomutatif
Kesimpulan : Setiap vektor minimal
dapat diuraikan atas dua komponen

Vektor Satuan ( Unit Vektor )
Besarnya vektor satuan adalah satu-
satuan panjang
38
a
R
Arahnya sesuai dengan yang dikehen
daki
Dalam sistem salib sumbu Kartesian vektor
satuan biasanya dinyatakan sebagai :
a
X
atau I , a
Y
atau j dan a
z
atau k.
Z

k
j Y
i
X
39
Sistem salib sumbu Kartesian dan
komponen vektor

Z+
R
Z
R< x , y , z >

k
i j R
Y
Y+
R
X

X+ R< x , y , z > menyatakan koordinat vektor R
i j k dan IiI = IjI = IkI = 1
i = vektor satuan arah sumbu X+
j = vektor satuan arah sumbu Y+
k = vektor satuan arah sumbu Z+


40
Komponen - komponen vektor R
Arah sumbu X , R
X
= x i
Arah sumbu Y , R
Y
= y j
Arah sumbu Z , R
Z
= z k
R = R
X
+ R
Y
+ R
Z
= x i + y j + z k
R = (x
2
+ y
2
+ z
2
)
Dalam hal bidang ( 2 dimensi ) maka :
R
Y
R R
X
= i R
X
IR
X
I = R
X
= R cos
j R
Y
= j R
Y
IR
Y
I = R
Y
= R sin

i R
X
Vektor R : R = i R
X
+ j R
Y


IRI = R = dan tg u =
R R
X Y
2 2
+
R
Y
R
X

41
Koordinat-koordinat vektor posisi dinyata-
kan dalam R , , dan :
Z R


Y

X

R = R
X
i + R
Y
j + R
Z
k ; cos = R
X
/R ;

cos = R
Y
/R ; cos = R
Z
/R

cos
2
+ cos
2
+ cos
2
= 1

R = (x
2
+ y
2
+ z
2
)
Definisi standar besaran pokok

Panjang - meter :
Satu meter adalah panjang lintasan di dalam ruang hampa yang dilalui
oleh cahaya dalam selang waktu 1/299,792,458 sekon.
Massa - kilogram :
Satu kilogram adalah massa silinder platinum iridium dengan tinggi 39
mm dan diameter 39 mm.
Waktu - sekon
Satu sekon adalah 9,192,631,770 kali periode (getaran) radiasi yang
dipancarkan oleh atom cesium-133 dalam transisi antara dua tingkat
energi (hyperfine level) yang terdapat pada aras dasar (ground state).

Besaran Turunan
KECEPATAN

PERCEPATAN

GAYA
PENJUMLAHAN VEKTOR
a
a
b
+ b
R
= R
b
= b
+ a
Gerak Peluru
Sebuah benda yang bergerak dalam arah x dan y
secara bersamaan (dalam dua dimensi)
Penyederhanaan:
Abaikan gesekan udara
Abaikan rotasi bumi
Sebuah benda dalam gerak peluru akan memiliki
lintasan berbentuk parabola
Gerak Melingkar

u



t
Gerak Melingkar
Beraturan :

u = .t

Gerak Melingkar
Berubah Beraturan :

t = o + ot

o
t
Gaya dan Massa

Gaya : berupa tarikan dan dorongan


Massa : Sifat fisika yang digunakan untuk mengukur
banyaknya Materi yang terkandung dalam suatu
benda
Hukum Newton
Hukum I Newton
"Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol,maka benda yang
mula2 diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap
lurus beraturan".

Hukum 2 Newton
Perceoatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding
lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan masa benda

Hukum 3 Newton
Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka
benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang
besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan"


Gesekan dan Gaya Hambat
Gesekan adalah gaya sentuh yang muncul jika
permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik

Gaya Hambat ( Hambatan Fluida) adalah gaya yang
menghambat pergerakan sebuah benda paday melalui
sebuah fluida ( cairan atau gas)

Definisi Usaha Definisi Energi
Hubungan Usaha
dengan Energi
Kinetik
Daya
Definisi Energi
Kinetik Energi Potensial dan Konservasi
Energi
Gaya Konservatif
Energi Potensial
Energi Potensial
Gravitasi
Energi Mekanik
Usaha yang Dilakukan pada Sistem
oleh Sebuah Gaya Eksternal
Kekekalan Energi
Batang
0 L
x
Massa partisi =
Massa batang =

Momen massa terhadap titik 0 = massa elemen x jarak
ke titik nol =

Momen =

Jarak titik pusat massa =
( ) x x A
( ) dx x
L

}
0

( ) ( ) x x x A
( ) dx x x
L

}
0

( )
( )
}
}


= =

L
L
dx x
dx x x
M
Momen
X
0
0

Batang yang densitasnya konstan di semua bagian:



m = =

Momen M =

pusat massa =



}

L
dx
0

L
2
0
2
1
L dx x
L
=
}

L
L
L
m
M
2
1
2
1
2
=

Bila rapat massa konstan = k =



Titik pusat massa elemen setebal x ada di (x, f(x))
Massa elemen =
Massa D =

Momen ke arah sumbu X = massa elemen jarak massa ke
sumbu X =
Mx =





Pusat Massa Keping
luas
massa
( )
i i
x x f k A
( )dx x f k
b
a
}
( ) ( )
i i i
x f x x f k
2
1
A
( )
i
b
a
i
dx x f k
}
2
2
1
Momen ke arah sumbu Y = massa elemen jarak massa ke
sumbu Y =
Mx =

Titik pusat massa D adalah dengan
( )
i i i
x x x f k A
( )
i i
b
a
i
dx x x f k
}
( )
( )
}
}

= =

b
a
b
a Y
dx x f
dx x f x
M
M
X
( )
( )
}
}
= =

b
a
b
a X
dx x f k
dx x f k
M
M
Y
2
2
1
MOMENTUM LINIER
F ma
dt
dv
m
dt
dp
mv p = = = =
Momentum linier dari sebuah partikel didefinisikan sebagai massa
dikalikan dengan kecepatannya :
Sistem partikel :

= = = =
+ + =
i pm
pm
pm
n n 2 2 1 1 i
F Ma
dt
dv
M
dt
dp
Mv p
v m v m v m p
Bila tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel :
C v m v m v m
tetap p 0
dt
dp
F
n n 2 2 1 1
= + + +
= = =

TUMBUKAN
Tumbukan Lenting Sempurna : p
i
= p
f
K
i
= K
f
i f i f
i f f i
i f
i f
f i
f i
i f f i
i f f i
i f f i
f f i i
f f i i
v v v v
v v v v
v v m
v v m
v v m
v v m
v v m v v m
v m v m v m v m
v v m v v m
v m v m v m v m
v m v m v m v m
2 1 1 2
2 2 1 1
2 2 2
2
2
2
2 2
1 1 1
2
1
2
1 1
2 2 2 1 1 1
2 2 2 2 1 1 1 1
2
2
2
2 2
2
1
2
1 1
2
2 2
2
1 1
2
2 2
2
1 1
2 2 1 1 2 2 1 1
) (
) (
) (
) (
) ( ) (
) ( ) (
2
1
2
1
2
1
2
1
+ =
+ = +

=
=
=
+ = +
+ = +
Tumbukan Tidak Lenting : p
i
= p
f
K
f
< K
i

Tumbukan Sama sekali Tidak Lenting : p
i
= p
f
v
1f
=v
2f

2 1
2 1 2 1 1
2 1
2 2 1 2 1
2 1 2
2 1
2 2 1 2 1
1
2 2 1 2 1 1 2 1
2 2 2 1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
) ( 2
2 ) (
2 ) (
2 ) ( ) (
) (
m m
v m m v m
m m
v m v m m
v v v
m m
v m v m m
v
v m v m m v m m
v m v v v m v m v m
v v v v v m v m v m v m
i i
i i
i i f
i i
f
i i f
i i f i f i
i f i f f f i i
+
+
=
+
+
+ =
+
+
=
= +
+ =
+ = + = +
IMPULS
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gaya yang bekerja pada suatu
benda yang hanya berlangsung sangat singkat. Dalam hal ini benda
tersebut dikatakan mendapat impuls :
Jadi impuls adalah luas di bawah F(t) :
}
= dt t F I ) (
p p p mv mv
mv dv m dt ma I
i
f
i
f i f
v
v
A = = =
= = =
} }
Impuls menyebabkan momentum benda berubah
Bila impuls berlangsung selama At, Gaya rata-rata dapat dihitung dari :
[N s]
t F I A =
GERAK SISTEM PARTIKEL DENGAN MASSA BERUBAH
Kekekalan momentum juga berlaku pada sistem partikel dengan massa
berubah (gerak roket, pesawat jet dan cumi-cumi ):
Pada saat t roket bermassa M dan bergerak dengan kecepatan v. Karena
menyemburkan gas dengan kecepatanU kebelakang, maka pada saat t +
At massa roket akan berkurang menjadi M +dM (dM negatip) dan
kecepatanya bertambah menjadi v+dv (dv positip).
Kecepatan relatip antara
roket dan gas yang
disemburkannya adalah :
) ( dv v U u + =
Kekekalan momentum :
F Ma
dt
dv
M u
dt
dM
Mdv dMu
Mdv dv v U dM
Mv dv v dM M U dM
= = =
=
= +
= + + +
)] ( [
) )( ( ) (
i i f f
i f
v m v m
p p
=
=
F adalah gaya dorong roket
(thrust):
KINEMATIKA ROTASI
Bila terjadi perubahan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan kecepatan sudut rata-rata sebagai :
1 2
1 2
t t

=
u u
e
Bila terjadi perubahan kecepatan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan percepatan sudut rata-rata sebagai :
1 2
1 2
t t

=
e e
o
u = Sudut [radian]
e = Kecepatan sudut
[radian/s]
o = Percepatan sudut
[radian/s
2
]
t = Waktu [s]
Persamaan-persamaan kinematika rotasi :
) ( 2
2
1
2
1
2
2 2
2
2
o o
o
o o
o
o
o
t t
t t
t
t
u u o e e
o e u u
o e u u
e e
u u
o e e
+ =
=
+ =
+
=
+ =
Kecepatan dan percepatan sudut sesaat :
dt
d
t
dt
d
t
t
t
e e
o
u u
e
=
A
A
=
=
A
A
=
A
A
0
0
lim
lim
Hubungan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut
r r
dt
d
v
dt
ds
v r s
e
u
u
= =
= =
Hubungan antara percepatan linier dan percepatan sudut
r
r
r
r
v
r r
dt
d
dt
r d
dt
dv
a
r
t
2
2 2
) (
e
e
o
o
e e
= = =
= = = =
Momen Inersia (rotasi) massa (translasi)
Untuk sistem partikel energi kinetiknya :
( )
2 2
2 2 2 2
2
1
2
1
) (
2
1
2
1
e
e e
I K r m I
r m r m v m K
i i
i i i i i i
= =
= = =


I disebut momen inersia dari sistem partikel
Untuk benda tegar momen inersianya dapat dihitung dari :
dm r I
}
=
2
DINAMIKA ROTASI
Sebuah benda berputar pada suatu sumbu disebabkan karena adanya
momen gaya atau torka/torsi (torque)
F r
F r F r r F r F
t
=
= = = =

t
| | t ) sin ( sin
Hukum Newton II untuk rotasi :

= = ma F Io t
KERJA DAN DAYA ROTASI
} }
= =
= = = - =
f
i
f
i
x
x
t t
Fdx W d W
d dW d r F rd F ds F dW
u
u
u t
u t u u ) (
Fv P
dt
d
dt
dW
P = = = = e t
u t
Momentum Sudut
Momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian antara momen
inersia dan kecepatan sudut
v m p I L = e =
Hukum Newton II :
ma
dt
dmv
dt
dp
F I
dt
dI
dt
dL
= = = o =
e
= = t

Hukum kekekalan momentum sudut :
tan kons L L 0
f i
= = = t

Gerak Menggelinding
Sebuah bola menggelinding di atas bidang datar tanpa slip
Titik kontak antara bola dan bidang datar bergerak sejauh s
Pusat massa terletak di atas titik kontak juga bergerak sejauh s
e =
| |
= =
dt
d
dt
d
R
dt
ds
V
pm
Kondisi menggelinding :
o =
o =
e e
=
e =
R A
dt
d
dt
dR
dt
dV
R V
pm
pm
pm
Bola bergerak translasi dengan kecepatan v tanpa rotasi,sehingga
baik titik kontak maupun titik puncak mempunyai kecepatan yang
sama dengan kecepatan pusat massa.
Bola berputar dengan kecepatan sudut e tanpa translasi, sehingga
kecepatan pusat massa nol sedangkan kecepatan titik kontak dan
titik puncak mempunyai kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arah sebesar eR
Bola menggelinding (translasi dan rotasi dengan v = eR), sehingga
kecepatan titik kontak nol, kecepatan pusat masa v dan kecepatan
titik puncak 2v
Tidak ada gerakan relatip antara bola dan bidang datar, gaya
gesekan statik, karena diam tidak ada energi yang hilang
a). Pada saat kondisi menggelinding tercapai :
s
g
v
t v gt
gt R t
R
g
R t g v v
t
R
g
t R v
o
o
o
485 , 0
) 8 , 9 )( 3 , 0 ( 7
) 5 ( 2 2
2
7
2
5
2
5
2
5
= = = =
= = = =
= = =

o e e
b). Pada saat kondisi menggelinding tercapai :
m gt t v x
o
08 , 2 ) 485 , 0 )( 8 , 9 )( 3 , 0 (
2
1
) 485 , 0 ( 5
2
1
2 2
= = =




FISIKA ITU MENYENANGKAN

Anda mungkin juga menyukai