Anda di halaman 1dari 13

ASKEP ANAK DENGAN LEUKIMIA

Di susun untuk memenuhi tugas keperawatan anak yang diampu oleh Fitrana N.K. Skep.Ns

Disusun Oleh : 1. Dwi Nurohmah (121012) 2. Eko Sukarno (121013) 3. Endang IsmiNarti U (121014) 4. Erwin Tri Darma (121016) 5. Fahri Fathoni (121017) 6. Finda yuliva (121018)

STIKES MUHAMMADIYH KLATEN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit. Insidensi Leukemia di Amerika adalah 13 per 100.000 penduduk /tahun ( Wilson, 1991 ) . Leukemia pada anak berkisar pada 3 4 kasus per 100.000 anak / tahun . Untuk insidensi ANLL di Amerika Serikat sekitar 3 per 200.000 penduduk pertahun. Sedang di Inggris, Jerman, dan Jepang berkisar 2 3 per 100.000 penduduk pertahun ( Rahayu, 1993, cit Nugroho, 1998 ) .

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan pendahuluan ini adalah : a. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai penyakit Leukemia.

b. Mengetahui faktor-faktoe leukimia c. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan klien dengan penyakit Leukemia.

Askep Anak Dengan Leukimia


A. Definisi Leukemia adalah proliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan tidak jarang diakhiri dengan kematian (Nanda 2012-2014) Leukimia yang sering terjadi pada anak yaitu Leukemia limfositik akut (LLA). Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal yang disertai dengan penyebaran organorgan lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua dan sel muda (Tejawinata, 1996)

B. Etiologi

Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan karena virus(virus onkogenik) Faktor lain yang berperan antara lain: 1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri). 2. Faktor endogen seperti ras 3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur). Faktor predisposisi: 1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell leukimia-lymphoma virus) 2. Radiasi ionisasi: prenatal 3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol 5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur 6. Kelainan kromosom C. Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal.

D.Manifestasi Klinis

1. Anemia Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas. 2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal. 3. Perdarahan Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan. 4. Penurunan kesadaran Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma. 5. Penurunan nafsu makan 6. Kelemahan dan kelelahan fisik 7. Pilek tidak sembuh-sembuh 8. Pucat,Lesu 10.BB menurun 11.Hepatosplenomegali 12. Ptechiae (memar tanpa sebab) 13. Nyeri pada tulang dan persendian 14.Mual muntah

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast (menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia). 2. Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder). 3. Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.

F. Penatalaksanaan

1. Program terapi a. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm, maka diperlukan transfusi trombosit. b. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. 2. Pengobatan spesifik Terutama ditujukan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak b. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel blastosit yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi. c. Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat 3. Fase Pelaksanaan Kemoterapi: a. Fase Induksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%. a. Fase profilaksis sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat. b. Konsolidasi Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi. 4. Pengobatan imunologik Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran a) Prenatal b) Intranatal c) Postnatal: 4. Riwayat Kesehatan Dahulu a) Penyakit yang diderita sebelumnya b) Pernah dirawat di RS c) Obat-obatan yang pernah digunakan d) Alergi

e) Riwayat imunisasi 5. Riwayat Kesehatan Saat Ini 6. Riwayat Kesehatan Keluarga 7. Riwayat Tumbuh Kembang a) Kemandirian dan bergaul b) Motorik kasar c) Motorik halus d) Kognitif dan bahasa 8. Riwayat Sosial a) Yang mengasuh klien b) Hubungan dengan anggota keluarga c) Hubungan dengan teman sebaya 9. Pemeriksaan Fisik 10. Pemeriksaan Tumbuh Kembang a) DDST b) Status Nutrisi 11. Pemeriksaan Psikososial 12. Pemeriksaan Spritual 13. Pemeriksaan Penunjang

H.Diagnosa Keperawatan 1) Kekurangan volume cairan b.d intake dan output cairan yang tidak adekuat Tujuan: volume cairan terpenuhi Kriteria hasil: 1. Volume cairan adekuat 2. Mukosa lembab

3. Nadi teraba 4. Kapileri refill <2 detik 5. Turgor kulit elastis Intervensi: 1. Pertahankan intake dan output cairan yang akurat 2. Monitor berat badan 3. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran mukosa 4. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi, darah warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif. 5. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan 6. Dorong masukan per oral 7. Berikan diet makanan halus 8. Kolaborasi: a. Berikan cairan IV sesuai indikasi b. Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan c. Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat, pelunak feses. 2) . Risiko tinggi infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh Tujuan: klien bebas dari infeksi Kriteria hasil: 1. Anak terbabas dari tanda dan gejala infeksi 2. Leukosit dalam batas normal 3. Peningkatan penyembuhan Intervensi: a. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung b. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan kemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan takikardia, c. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres d. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan sikat gigi halus. e. Tingkatkan kebersihan perianal

f. Diet tinggi protein dan cairan g. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat l. Kolaborasi : berikan terapi antibiotik 3) Resiko terhadap cedera/ perdarahan b.d penurunan jumlah trombosit Tujuan : dapat mengontrol cedera Kriteria hasil :Anak terbebas dari cedera Intervensi : 1. Sediakan lingkungan yang aman untuk anak 2. Identifikasi kebutuhan keamanan anak 3. Hindarkan lingkungan yang berbahaya 4. Pasang side rail tempat tidur 5. Kontrol lingkungan dari kebisingan 6. Berikan penerangan yang cukup 7. Berikan tempat bermain serta alat permainan yang tidak membahayakan 4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan mengabsorpsi nutrien Tujuan : BB dalam rentang normal Kriteria hasil : 1. Peningkatan BB 2. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi 3. Tidak terjadi penurunan BB yang signifikan Intervensi : 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 3. Monitor adanya peningkatan/ penurunan BB 4. Monitor interaksi anak selama makan 5. Monitor mual dan muntah 6. Monitor turgor kulit, elastisitas, dan mukosa mulut

7. Tingkatkan protein dan vitamin C 8. Monitor kadar albumin, protein, Hb dan Ht 9. Kolaborasi: a. Dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori anak b. Diit sesuai anjuran ahli gizi 5) Nyeri b.d agen fisiologis dari leukimia Tujuan: nyeri teratasi Kriteria hasil: 1. Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol 2. Menunjukkan perilaku penanganan nyeri 3. Tampak rileks dan mampu istirahat Intervensi: a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat nyeri (gunakan skala 0-10 skala nyeri anak) b. Perhatikan petujuk non-verbal misal tegangan otot, gelisah, rewel. c. Berikan lingkungan tenang pada anak dan kurangi rangsangan penuh stres. d. Tempatkan klien pada posisi nyaman e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak lembut. g. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan psikologis) i. Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri. Contoh: latihan relaksasi/nafas dalam, sentuhan, ajak bermain anak j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi. k. Kolaborasi: Berikan obat sesuai indikasi: analgesik (asetaminofen), agen ansietas (diazepam, lorazepam) 6) Kerusakan integritas kulit b.d pemberian kemoterapi dan radioterapi Tujuan : Kulit dan membran mukosa tetap elastis dan lembab Kriteria hasil : 1. Mempertahankan integritas dan elastisitas kulit 2. Tidak ada luka/ lesi

3. Perfusi jaringan baik Intervensi : 1. Berikan pakaian yang longgar 2. Hindari kerutan pada tempat tidur 3. Jaga kebesihan kulit 4. Mobilisasi anak tiap 2 jam 5. Monitor kulit adanya kemerahan 6. Monitor status nutrisi pasien

DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.sthooler.com//leukimia pada anak Buku NANDA NIC NOC 2012-2014

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atai darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan oleh sel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemia akut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putih oleh sumsum tulang anak maupun gangguan pematangan selsel tersebuts elanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30% jumlahnya dari seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.

Anda mungkin juga menyukai