Anda di halaman 1dari 4

PEMBERANTASAN KORUPSI DI SINGAPURA

Kadek Maharta Kusuma


Kelas 7A Program Diploma IV Akuntansi BPKP, STAN, Tangerang Selatan mahartakusuma@gmail.com
Abstrak Tindak pidana korupsi merupakan permasalahan yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Pemberantasan korupsi pun merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan menghadapi kondisi tersebut. Salah satu negara yang juga melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi selain di Indonesia adalah tetangga sendiri yaitu Singapura. Singapura telah melakukan tindakan pemberantasan korupsi bahkan sebelum merdeka yaitu pada tahun 1959. Paper ini mengulas pemberantasan korupsi di Singapura yang sebagian besar dilakukan dengan lembaga independen yaitu Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). Kata Kunci: Pemberantasan Korupsi, Singapura 1. PENDAHULUAN 2.2. Pengertian Korupsi Korupsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk kepentingan pribadi atau orang lain.[2] Sementara dalam kamus Merriam Webster korupsi merupakan perilaku tidak jujur atau perilaku ilegal khususnya dilakukan oleh orang orang yang berkuasa (seperti oknum pemerintah atau petugas kepolisian). 2.3. Deskripsi Umum Komisi Anti Korupsi (KAK) Komisi Anti Korupsi (KAK) merupakan lembaga independen dan memiliki wewenang yang berfungsi untuk melakukan monitoring, pencegahan, dan penindakan dalam proses pemberantasan korupsi di suatu negara. Berdasarkan studi United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), mendirikan lembaga seperti KAK akan memberikan keuntungan lebih banyak dalam memberantas korupsi dibandingkan hanya dengan mengandalkan lembaha penegak hukum yang telah ada seperti kepolisian dan kejaksaan, yang umumnya telah terjangkiti penyakit korup. Menggunakan komisi yang baru diharapkan memberikan semangat yang baru pula dalam hal pemberantasan korupsi. [3] 2.4. Indeks Persepsi Korupsi Setiap tahun Transparency International (TI) meluncurkan Corruption Perception Index (CPI). Sejak diluncurkan pada tahun 1995, CPI digunakan oleh banyak negara sebagai referensi tentang situasi korupsi. CPI merupakan indeks gabungan yang mengukur persepsi korupsi secara global. Indeks gabungan ini berasal dari 13 (tiga belas) data korupsi yang dihasilkan oleh berbagai lembaga independen

Singapura adalah sebuah negara republik yang berdaulat, dengan sistem hukum yang berdasarkan pada common law Inggris. Negara Singapura terletak di kawasan Asia Tenggara dan menjadi salah satu anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN). Singapura merupakan negara tetangga yang letaknya sangat dekat dengan Indonesia. Singapura merdeka pada tahun 1963 setelah sebelumnya menjadi negara koloni Inggris. Singapura bergabung dengan pemerintah Malaysia sebelum lepas dari negara tersebut dan benar benar merdeka pada 9 Agustus 1965 dengan Yusuf bin Ishak sebagai Presiden dan Lee Kuan Yew Sebagai Perdana Menteri. Sampai sekarang, Singapura telah mengalami dua kali pergantian Perdana Menteri yaitu Goh Chok Tong pada tahun 1990 menggantikan Lee Kuan Yew, dan Lee Hsien Loong pada tahun 2004 menggantikan Goh Chok Tong. [1] Singapura menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki nilai tinggi Indeks Persepsi Korupsi yang dikeluarkan oleh Transparency International (TI) setiap tahun. Pada tahun 2013, Singapura menempati peringkat 5 dengan skor 86 dari 175 negara yang dinilai. Bahkan menjadi negara dengan Indeks Persepsi Korupsi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Dibandingkan dengan Indonesia yang menempati peringkat 114 dari 175 negara dengan nilai 36, Singapura bisa dikatakan jauh lebih maju dalam hal pemberantasan korupsi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Metode Penelitian Paper Pemberantasan Korupsi di Singapura ini dilakukan dengan metode observasi kepustakaan dan pencarian data melalui internet.

yang kredibel. CPI digunakan untuk membandingkan kondisi korupsi di suatu negara terhadap negara lain. CPI mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik, yaitu korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. CPI direpresentasikan dalam bentuk bobot skor/angka (score) dengan rentang 0-100. Skor 0 berarti negara dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat bersih dari korupsi.[4] 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

yang melakukan penyelewengan dan melaporkannya kepada pihak yang berwenang untuk dikenakan tindakan disiplin. Secara umum fungsi dari Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) adalah: Menerima dan menyelidiki laporan dugaan praktik korupsi Menyelidiki malpraktik dan pelanggaran berindikasi korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik Mencegah korupsi dengan memeriksa praktik dan prosedur dalam pelayanan publik untuk meminimalisir peluang korupsi. [5]

3.1. Praktik Korupsi Sejarah pemberantasan korupsi di Singapura dimulai sejak sebelum negara tersebut merdeka. Antara tahun 1940an 1950an awal, korupsi merupakan suatu permasalahan di negara tersebut. Korupsi menjadi hal yang biasa dan pemberantasan yang dilakukan juga tidak maksimal. Pada periode tersebut, korupsi ditangani hanya oleh unit kecil di Kepolisian Singapura yang dikenal dengan AntiCorruption Branch. Namun pemberantasan korupsi oleh Kepolisian Singapura diragukan oleh masyarakat setelah ditemukan keterlibatan Kepolisian Singapura dalam penyelundupan opium senilai S$400 ribu pada Oktober 1951. Dirasa tidak maksimal, kemudian dibentuk sebuah lembaga independen yang bertanggungjawab untuk melakukan investigasi dan pencegahan korupsi di Singapura pada tahun 1952 dengan nama The Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). 3.2. Langkah Pemberantasan Korupsi Pembentukan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) sebagai Komisi Anti Korupsi (KAK) milik Singapura merupakan tonggak awal pemberantasan korupsi di Singapura. Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) merupakan sebuah lembaga independen yang bertugas untuk melakukan investigasi dan pencegahan korupsi pada sektor publik dan swasta di Singapura. Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) dipimpin oleh seorang direktur yang bertanggungjawab langsung kepada Perdana Menteri. Lembaga ini bertanggungjawab dalam menjaga integritas pelayanan publik dan mendorong transaksi bebas korupsi di sektor swasta. Lembaga ini juga bertanggungjawab untuk memeriksa pejabat publik

Seperti Komisi Anti Korupsi (KAK) lainnya, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) juga mengalami kendala kendala pada masa awal pembentukannya. Undang undang anti korupsi yang ada dirasa kurang memadai dalam mendukung pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh CPIB. Kondisi tersebut berlangsung hingga Peoples Action Party yang dipimpin oleh Lee Kuan Yew memegang kekuasaan pada akhir tahun 1950an. Hal hal yang dilakukan antara lain adalah menerbitkan undang undang anti korupsi yang baru atau dikenal dengan nama Prevention of Corruption Act (PCA) pada tahun 1960. Undang undang tersebut memberikan wewenang lebih besar kepada CPIB untuk melakukan investigasi dan penindakan kepada pelaku korupsi. Banyak pejabat yang terkena kasus korupsi akhirnya diturunkan dari jabatannya dan digantikan dengan pejabat baru. Prevention of Corruption Act (PCA) telah diamandemen beberapa kali. Dalam beberapa kali amanademen tersebut, koruptor diberikan hukuman yang lebih besar dan penyidik CPIB diberikan kewenangan yang semakin besar agar mempermudah pemberantasan korupsi di Singapura. Berdasarkan Prevention of Corruption Act (PCA), Presiden Singapura memiliki wewenang untuk menunjuk seorang pejabat sebagai direktur CPIB. Presiden Singapura juga dapat menunjuk Deputi Direktur dan beberapa Asisten Direktur serta investigator khusus yang diperlukan. [6] Di tahun 1999, undang undang korupsi disebut Undang undang Korupsi, Perdagangan Obat Bius dan Kejahatan Serius yang memberikan wewengan kepada penyidik CPIB untuk menyita aset dan memberikan tambahan denda atau tambahan hukuman bagi terpidana korupsi untuk kasus kasus tertentu.

3.3. Pencegahan Korupsi Pemberantasan korupsi di Singapura tidak hanya dilakukan dengan penindakan terhadap pelaku pelaku korupsi. Pemerintah Singapura juga melakukan pencegahan korupsi dan pendidikan anti korupsi kepada masyarakat. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu fungsi CPIB adalah untuk mencegah korupsi dengan memeriksa praktik dan prosedur dalam pelayanan publik untuk meminimalisir peluang terjadinya korupsi. Lembaga ini melakukan tindakan pencegahan korupsi dengan memeriksa sistem dan prosedur kerja suatu lembaga pemerintah yang rentan terhadap korupsi untuk mengetahui kelemahan kelemahan administratif dalam sistem tersebut yang memungkinkan terjadinya malpraktik atau korupsi, kemudian memberikan rekomendasi perbaikan kepada pimpinan lembaga tersebut. Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) dalam upayanya melakukan pencegahan korupsi juga secara rutin melakukan ceramah dan seminar untuk mendidik pejabat publik, terutama pejabat publik yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan rentan melakukan korupsi. 3.4. Hasil Pemberantasan Korupsi Berdasarkan peringkat Indeks Persepsi Korupsi yang dikeluarkan oleh Transparency International, sejak tahun 1995 Singapura selalu berada pada peringkat 10 besar negara dengan Indeks Persepsi Korupsi terbesar di dunia. Bahkan sejak tahun 2001 sampai dengan 2013, Singapura selalu berada pada peringkat 5 besar negara dengan Indeks Persepsi Korupsi terbeser di dunia. Di kawasan ASEAN, Singapura selalu menempati peringkat teratas dalam Indeks Persepsi Korupsi sejak dilakukan penilaian dari tahun 1995.
Tabel 1. Peringkat Corruption Perception Index (CPI) Singapura Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Peringkat 3 7 9 7 7 6 4 5 5 5 Nilai 9.26 8.08 8.66 9.1 9.1 9.1 9.2 9.3 9.4 9.3 Jumlah Negara 41 54 52 85 99 90 91 102 133 145

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Peringkat 5 5 4 4 3 1 5 5 5

Nilai 9.4 9.4 9.3 9.2 9.2 9.3 9.2 8.7 8.6

Jumlah Negara 158 163 179 180 180 178 182 174 175

Selain itu, hasil pemberantasan Korupsi di Singapura yang dilakukan sejak sebelum mulai merdeka juga secara kasat mata dapat dilihat dari tingkat kemajuan negara tersebut. Seperti yang dimuat oleh BBC Asia[7], dampak pemberantasan korupsi di Singapura bisa kita lihat dalam beberapa aspek antara lain: Singapura sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas paling rendah di dunia Berdasarkan salah satu survei yang menggunakan indikator indikator dari World Health Organization (WHO) dan Bank Dunia, Singapura menempati posisi paling atas sebagai negara dengan penduduk tersehat di dunia. Tahun 2012, Singapura ditetapkan oleh Bank Dunia sebagai negara terbaik untuk melakukan bisnis (the best country to do business in) Singapura merupakan salah satu negara produsen kilang minyak terbesar di dunia Menurut laporan kekayaan terbaru dari Barclays Bank, lebih dari setengah orang kaya di Singapura mengumpulkan kekayaannya tersebut dalam waktu kurang dari 10 tahun, tingkat pertumbuhan kekayaan tercepat di dunia Merupakan salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Menurut World Drug Report yang dikeluarkan PBB, Singapura memiliki tingkat penyalahgunaan narkoba terendah di dunia KESIMPULAN

4.

Singapura sebagai suatu negara juga tidak terhidarkan dari pernasalahan korupsi. Namun tindakan korupsi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa sehingga saat ini Singapura digolongkan sebagai satu satunya negara maju di Asia Tenggara. Beberapa faktor penyebab berhasilnya pemberantasan korupsi di Singapura antara lain:

Adanya political will dari pemimpin dalam menegakkan sikap anti korupsi, yang tetap dipegang mulai dari sebelum merdeka hingga sekarang. Adanya peraturan perundang-undangan yang mendasari tindakan pemberantasan korupsi. Adanya lembaga independen yang khusus menangani permasalahan korupsi, mulai dari penindakan sampai dengan pencegahan.

DAFTAR REFERENSI [1] Wikipedia, Singapore http://en.wikipedia.org/wiki/Singapore [2] Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Korupsi http://kbbi.web.id/korupsi [3] KPK: Komisi Anti Korupsi di Luar Negeri, 2006

[4] Transparency International, Corruption Perception Index (CPI) http://www.ti.or.id/index.php/publication/2013/12 /03/corruption-perception-index-2013 [5] Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB), Introduction http://app.cpib.gov.sg/cpib_new/user/default.aspx ?pgID=61 [6] Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB), Our History http://app.cpib.gov.sg/cpib_new/user/default.aspx ?pgID=121 [7] BBC Asia, Why does Singapore top so many tables? http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-24428567

Anda mungkin juga menyukai