Anda di halaman 1dari 19

PENGKAJIAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

Pengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses keperawatan yang sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. Tanpa pengkajian yang baik, maka rentetan proses selanjutnya tidak akan akurat, demikian pula pada pasien dengan gangguan persarafan. Gangguan persarafan dapat berentang dari sederhana sampai yang kompleks. Beberapa gangguan persarafan menyebabkan gangguan/hambatan pada aktifitas hidup sehari-hari bahkan berbahaya. Komponen utama pengkajian persarafan adalah !. "iwayat kesehatan klien se#ara komprehensif $. Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status persarafan %. &iagnostik test yang berhubungan dengan persarafan baik bersifat spesifik maupun bersifat umum. RIWAYAT KESEHATAN Tujuan diperolehnya riwayat kesehatan klien adalah menentukan status kesehatan saat ini dan masa lalu dan memperoleh gambaran kapan mulainya penyakit yang diderita saat ini. "iwayat kesehatan ini meliputi data biografi, keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, riwayat psikososial dan pemeriksaan sistem tubuh. Data Biografi : Termasuk diantaranya adalah identitas klien, sumber informasi 'klien sendiri atau orang terdekat/signifi#ant other(. Keluhan utama : Perawat memperoleh gambaran se#ara detail pada kondisi yang utama dialami klien. )emperoleh informasi tentang perkembangan, tanda-tanda dan gejala-gejala onset 'mulainya(, faktor pen#etus dan lamanya. Perlu menentukan kapan mulainya gejala tersebut serta perkembangannya. Riwayat kesehatan masa lalu : )en#akup penyakit yang pernah dialami sebelumnya, penyakit infeksi yang dialami pada masa kanak-kanak, pengobatan, periode perinatal, tumbuh kembang, riwayat keluarga, riwayat psikososial dan pola hidup. Penyakit saraf sering mempengaruhi kemampuan fungsi-fungsi tubuh. Perawat perlu menanyakan perubahan tingkat kesadaran, nyeri kepala, kejang-kejang, pusing, *ertigo, gerakan dan postur tubuh. Masalah kesehatan utama dan hospitalisasi : Berbagai penyakit yang berhubungan dengan perubahan akibat gangguan persarafan misalnya diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kanker, berbagai penyakit infeksi dan hipertensi. Penyakit hati dan ginjal yang menahun akan mengakibatkan gangguan metabolisme misalnya gangguan keseimbangan #airan elektrolit dan asam basa akan mempengaruhi fungsi mental. Perawat juga akan memperoleh informasi mengapa klien dirawat di rumah sakit, ke#elakaan atau pembedahan sehubungan dengan sistem persarafan seperti trauma kepala, kejang, stroke atau luka akibat ke#elakaan.

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

44

Pengobatan : Perawat akan memperoleh informasi sehubungan dengan obat-obatan yang diperoleh klien. Banyak obat-obat anti alergi dan pilek yang bisa dikomsumsi dapat mengakibatkan klien mengantuk. Perawat harus mengkaji obat yang digunakan, jenis obat, efek terapinya, efek samping yang ditimbulkan dan lamanya digunakan. Riwayat keluarga : Perawat akan menanyakan pada keluarga sehubungan dengan gangguan persarafan guna menentukan faktor-faktor resiko / genetik yang ada. )isalnya epilepsi, hipertensi, stroke, retardasi mental dan gangguan psikiatri. Riwayat psikososial dan pola hidup : Perawat mengajukan pertanyaan sehubungan faktor psikososial klien seperti yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan, tingkat penampilan dan perubahan kepribadian. Perawat memperoleh informasi tentang aktifitas klien seharihari. +uga menanyakan adanya perubahan pola tidur, aktifitas olahraga, hobi dan rekreasi, pekerjaan, stressor yang dialami dan perhatian terhadap kebutuhan seksual. PENGK !" N NE#R$%$G"K BERD & RK N '' P$% (#NG&" : ,-./T, P-"0-PT123 4 ,-./T, ).3.G-)-3T .pakah klien pernah mengalami ganguan neurologik, terjatuh/trauma, atau pembedahan5 termasuk kejang, stroke, trauma kepala, trauma spinal5 infeksi, tumor, meningitis atau en#hepalitis .pakah klien pernah mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan bagian-bagian tubuhnya. 6raikan .pakah klien dapat berpikir dengan jelas. 6raikan .pakah klien memiliki masalah yang berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, penge#apan, atau pembauan +ika klien menjawab ya dari pertanyaan ini, bagaimana klien melakukan/mengatasi permasalahan tersebut .pakah klien pernah melakukan tes diagnostik terkait dengan masalah neurologik, kapan dan untuk apa7 .pakah klien menjalani pengobatan kejang, sakit kepala, atau gangguan neurologik lainnya, jenis apa dan dosisnya. .pakah klien menggunakan tembakau atau minum alkohol, jenisnya apa, seberapa banyak, sudah berapa lama7 36T"1T123./ - )-T.B2/10 Tanyakan tentang kebiasaan makan klien selama $8 jam. .paka klien makan makanan dari semua golongan makanan atau tidak adakag makanan pantang bagi klien .pakah klien memiliki kesukaran mengunyah atau menelan -/1)13.T123 .pakah klien mengalami perubahan pada kebiasaan b a k atau b a b .pakah klien menggunakan laksatif, suppositoria, bantuan enema, jenis apa dan seberapa sering. .pakah klien mampu berjalan ke kamar mandi dengan bantuan atau tanpa dibantu. 6raikan kebiasaan rutin klien

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

45

.0T191T: 4 -;-"01< +elaskan jnis aktifitas kliens selama $8 jam .pakah klien memiliki kesulitan terhadap keseimbangan, koordinasi atau berjalan. .pakah klien menggunakan alat bantu jalan .pakah klien menaglami kelemahan pada lengan atau kaki .pakah klien mampu menggerakkan seluruh bagian tubuhnya +ika klien kejang, apakah klien mampu mengidentifikasi faktor pen#etusnya. Bagaimana perasaannya setelah kejang .pakah klien memiliki pengalaman tremor/gemetar. &imana bagian mana7 </--P-"-<T .pakah masalah kesehatan ini memiliki pengaruh terhadap kemampuan tidur dan isitrahat. +ika demikian, bagaimana 7 .pakah klien pernah memilki nyeri yang timbul pada malam hari, +elaskan 6raikan tentang tingkat energi. .pakah tidur dan istirahat menyimpan kekuatan dan energi 02G31T19--P-"0-PT6./ 6raikan tentang pengalaman sakit kepala klien termasuk frekuensi, jenis, lokasi dan faktor pen#etusnya Pernahkah klien merasakan pingsan atau pusing. Pernahkah klien merasakan berada di ruangan pemintalan .pakah klien pernah mengalami perasaan kebas, terbakar atau perasaan geli. &imana areanya dan kapan .pakah klien pernah mengalami masalah *isual seperti penglihatan ganda, penglihatan seperti dibatasi embun .pakah klien pernah mengalami masalah pendegaran .pakah klien mengalami perubahan pada penge#apan dan pembauan .pakah klien mneglami kesulitan mengingat <-/= P-"0-PT123-<-/= 0230-PT Bagaimana masalah neurologik mempengaruhi perasaanmu tentang dirimu Bagaimana masalah neurologik mempengaruhi perasaanmu tentang hidupmu Bagaimanaperasaannmu tentang kelemahan yang mungkin disebabkan dari masalah neurologik "2/--"-/.T123<,1P .dakah riwayat masalah neurologik keluarga seperti al>heimer disease, tumor otak, epilepsi .pakah klien sulit mengekspresikan dirinya. .pakah masalah neurologik berpengaruh terhadap perannya dalam keluarganya. Bagaimana .pakah masalah neurologik berpengaruh terhadap interaksi dengan anggota keluarga yang lain, dengan teman-temannya, pekerjaannya, dan aktifitas sosialnya .pakah maslah neurologik berpengaruh terhadap kemampuan kerjanya <-;6./1T:-"-P"2&60T19-

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

46

.pakah aktifitas se?ual klien mengalami gangguan oleh adanya masalah neurologik .pakah klien pernah menerima informasi tentang #ara lain dalam mengekspresikan aktifitas se?ual jika klien mengalami gangguan neurologik 6raikan bagaimana masalah neurologik membuat klien merasakan dirinya laki4laki atau wanita

02P13G-<T"-<< 6raikan apa yang klien lakukan untuk mengatasi stress Bagaimana gangguan neurologik mempengaruhi #ara klien mengatasi stress .pakah dengan stres yang meningkat semakin memperburuk masalah neurologik <iapa dan apa yang dapat membantu klien dalam mengatasi stres dengan masalah neurologik 9./6--B-/1-= <iapa orang terdekat, praktisian, atau aktifitas apa yang dapat membantu mengatasi stres dengan gangguan neurologik .pa yang dapat klien lihat yang dapat menjadi sumber kekuatan terbesar saat ini .pa yang klien rasakan/per#ayai untuk waktu mendatang dengan gangguan neurologik ini P,:<10./ .<<-<)-3T .bbre*iated 3eurologi#al .ssesment .sses /20 'auditory and/ta#tile stimulus( 2btain *ital sign 'BP, P, "( 0he#k pupillary response to light .sses strength of hand grip and mo*ement of e?tremities &etermine ability to sense tou#h/pain in ekstremities PENGKAJIAN FISIK DAN TEST DIAGNOSTIK Pemeriksan fisik sehubungan dengan sistem persarafan untuk mendeteksi gangguan fungsi persarafan. &engan #ara inspeksi, palpasi dan perkusi menggunakan refleks hammer. Pemeriksaan pada sistem persarafan se#ara menyeluruh meliputi status mental, komunikasi dan bahasa, pengkajian saraf kranial, respon motorik, respon sensorik dan tanda-tanda *ital. <e#ara umum dalam pemeriksaan fisik klien gangguan sistem persarafan, dilakukan pemeriksaan Status mental : )asalah persarafan sering berpengaruh pada status mental, kadang-kadang perawat mengalami kesulitan memperoleh riwayat kesehatan yang akurat langsung dari klien. <tatus mental, termasuk kemampuan berkomunikasi dan berbahasa serta tingkat kesadaran dilakukan dengan pemeriksaan Glasgow 0oma <#ale 'G0<(. $rientasi Tanyakan tentang tahun, musim, tanggal, hari dan bulan.

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

47

Tanyakan @kita ada dimanaA seperti nama rumah sakit yang ia tempati, negara, kota, asal daerah, dan alamat rumah. Berikan point ! untuk masing-masing jawaban yang benar Registration )memori* Perlihatkan % benda yang berbeda dan sebutkan nama benda-benda tersebut masingmasing dalam waktu ! detik. Kemudian suruh orang #oba untuk mengulang namanama benda yang sudah diperlihatkan. Berikan point ! untuk masing-masing jawaban benar Perhatian dan perhitungan Tanyakan angka mulai angka !BB dengan menghitung mundur. 0ontoh angka !BB selalu dikurangi C. berhenti setelah langkah ke D. 6ntuk orang #oba yang tidak bisa menghitung dapat menggunakan kata yang dieja. 0ontoh kata +.3&., huruf ke D, ke 8, ke % dst. berikan skor ! unuk masing-masing jawaban benar Daya ingat )re+all* <ebutkan tiga benda kemudian suruh 2rang #oba mengulangi nama benda tersebut. 3ilai ! untuk masing-masing jawaban benar Bahasa : Memberikan nama Tunjukkan benda 'pensil dan jam tangan( pada 2rang #oba, dan tanyakan nama benda tersebut '$ point( Pengulangan kata 6#apkan sebuah kalimat kemudian <uruh 2rang #oba mengulang kalimat tersebut. 0ontoh Esaya akan pergi nonton di bioskopF 'skor !( ,iga perintah berurutan Berikan 2rang #oba selembar kertas yang berisi % perintah yang berurutan dan ikuti perintah tersebut seperti #ontoh. .mbil pensil itu dengan tangan kananmu, lalu pindahkan ke tangan kirimu kemudian letakkan kembali dimeja. 'skor tiga( Memba+a <ediakan kertas yang berisi kalimat perintah #ontoh. 'tutup matamu(. <uruh 2rang #oba memba#a dan melakukan perintah tersebut 'skor !( Menulis <uruh 2rang #oba menulis sebuah kalimat pada kertas kosong 'skor !( Mengkopi)menyalin* Gambarlah suatu objek kemudian suruh orang #oba meniru gambar tersebut 'nilai !( <kor maksimun pada test ini adalah %B, sedangkan rata-rata normal dengan nilai $C. Gangguan berbahasa )afasia* : !. .fasia motorik, karena lesi di area Bro#a, klien tidak mampu menyatakan pikiran dengan kata-kata, namun mengerti bahasa *erbal dan *isual serta dapat melaksanakan sesuatu sesuai perintah.

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

48

$. .fasia sensorik / perseptif, karena lesi pada area Gerni#ke, ditandai dengan hilangnya kemampuan untuk mengerti bahasa *erbal dan *isual tapi memiliki kemampuan se#ara aktif mengu#apkan kata-kata dan menuliskannya. .pa yang diu#apkan dan ditulis tidal mempunyai arti apa-apa. %. &isatria, gangguan pengu#apan kata-kata se#ara jelas dan tegas karena lesi pada upper motor neuron '6)3( lateral bersifat ringan dan lesi 6)3 bilateral bersifat berat. ,ingkat kesadaran : !. .lert 0omposmentis / kesadaran penuh Pasien berespon se#ara tepat terhadap stimulus minimal, tanpa stimuli indi*idu terjaga dan sadar terhadap diri dan lingkungan. $. /ethargi# Kesadaran Klien seperti tertidur jika tidak di stimuli, tampak seperti enggan bi#ara. &engan sentuhan ringan, *erbal, stimulus minimal, mungkin klien dapat berespon dengan #epat. &engan pertanyaan kompleks akan tampak bingung. %. 2btuned Klien memerlukan rangsangan yang lebih besar agar dapat memberikan respon misalnya rangsangan sakit, respon *erbal dan kalimat membingungkan. 8. <tuporus Klien dengan rangsang kuat tidak akan memberikan rangsang *erbal. Pergerakan tidak berarti berhubungan dengan stimulus. D. Koma Tidak dapat memberikan respon walaupun dengan stimulus maksimal, tanda *ital mungkin tidak stabil. Glasgow -oma &+ale )G-&* : &idasarkan pada respon dari membuka mata 'eye open H -(, respon motorik 'motorik response H )(, dan respon *erbal '*erbal response H 9(. &imana masing-masing mempunyai @s#oringA tertentu mulai dari yang paling baik 'normal( sampai yang paling jelek. +umlah @total s#oringA paling jelek adalah % 'tiga( sedangkan paling baik 'normal( adalah !D. <#ore % 4 8 *egetatif, hanya organ otonom yang bekerja IC koma J !! moderate disability !D #omposmentis .dapun s#oring tersebut adalah

RESPON 1. Membuka Mata = Eye open (E) Spontan membuka mata Terhadap suara membuka mata Terhadap nyeri membuka mata Tidak ada respon

SCORING 4 3 2 1

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

49

2. Motorik = Motoric re pon e (M) Menurut perintah Dapat melokalisir rangsangan sensorik di kulit (raba) Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak Menjauhi rangsangan nyeri (fleksi abnormal) postur dekortikasi !kstensi abnormal postur deserebrasi Tidak ada respon !. "erba# = "erba# re pon e (") $erorientasi baik $ingung %ata&kata respon tidak tepat 'espon suara tidak bermakna Tidak ada respon

" # 4 3 2 1 # 4 3 2 1

Sara !ran"al : '. ,est ner/us " )$lfa+tory* =ungsi pen#iuman Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta klien men#ium benda yang baunya mudah dikenal seperti sabun, tembakau, kopi dan sebagainya. Bandingkan dengan hidung bagian kiri dan kanan. 0. ,est ner/us "" ) $ptikus* =ungsi aktifitas *isual dan lapang pandang Test aktifitas *isual, tutup satu mata klien kemudian suruh ba#a dua baris di koran, ulangi untuk satunya. Test lapang pandang, klien tutup mata kiri, pemeriksa di kanan, klien memandang hidung pemeriksa yang memegang pena warna #erah, gerakkan perlahan obyek tersebut, informasikan agar klien langsung memberitahu klien melihat benda tersebut, ulangi mata kedua. 1. ,est ner/us """2 "32 3" )$+ulomotorius2 ,ro+hlear dan bdu+ens* =ungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil mata '3 111(. Test 3 111 'respon pupil terhadap #ahaya(, menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu mata 'jangan keduanya(, perhatikan kontriksi pupil kena sinar. Test 3 19, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang lebih KB #m sejajar mid line mata, gerakkan obyek kearah kanan. 2bser*asi adanya de*iasi bola mata, diplopia, nistagmus. Test 3 91, minta klien untuk melihat kearah kiri dan kanan tanpa menengok. 4. ,est ner/us 3 ),rigeminus* =ungsi sensasi, #aranya dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah. "efleks kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral. "efleks kornea #onsensual maka gerakan mengedip kontralateral. 6sap pula dengan pilihan kapas pada ma?illa dan mandibula dengan mata klien tertutup. Perhatikan apakah klien merasakan adanya sentuhan. =ungsi motorik, #aranya klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal dan masseter.

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

50

5. ,est ner/us 3"" )(a+ialis* =ungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap asam, manis, asin pahit. Klien tutup mata, usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien tidak boleh menarik masuk lidahnya karena akan merangsang pula sisi yang sehat. 2tonom, lakrimasi dan sali*asi =ungsi motorik, kontrol ekspresi muka dengan#ara meminta klien untuk tersenyum, mengerutkan dahi, menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya 6. ,est ner/us 3""" ) +ustikus* =ungsi sensoris 0o#hlear 'mengkaji pendengaran(, tutup satu telinga klien, pemeriksa berbisik di satu telinga lain, atau menggesekkan jari bergantian kanankiri. 9estibulator 'mengkaji keseimbangan(, klien diminta berjalan lurus, apakah dapat melakukan atau tidak. 7. ,est ner/us "8 )Glossopharingeal* dan ner/us 8 )3agus* 3 1;, mempersarafi perasaan menge#ap pada !/% posterior lidah, tapi bagian ini sulit di test demikian pula dengan ).<tylopharingeus. Bagian parasimpatik 3 1; mempersarafi ). <ali*arius inferior. 3 ;, mempersarafi organ *iseral dan thora#al, pergerakan o*ula, palatum lunak, sensasi pharyn?, tonsil dan palatum lunak. Test inspeksi gerakan o*ula 'saat klien menguapkan @ahA( apakah simetris dan tertarik keatas. "efleks menelan dengan #ara menekan posterior dinding pharyn? dengan tong spatel, akan terlihat klien seperti menelan. 9. ,est ner/us 8" ) ++essorius* Klien disuruh menoleh kesamping melawan tahanan. .pakah <terno#ledomastodeus dapat terlihat 7 apakah atropi 7 kemudian palpasi kekuatannya. )inta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha menahan ---- test otot trape>ius. :. Ner/us 8"" );ypoglosus* )engkaji gerakan lidah saat bi#ara dan menelan 1nspeksi posisi lidah 'mormal, asimetris / de*iasi( Keluarkan lidah klien 'oleh sendiri( dan memasukkan dengan #epat dan minta untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan. Fun#s" sens$r"! : Pemeriksaan sensorik adalah pemeriksaan yang paling sulit diantara pemeriksaan sistem persarafan yang lain, karena sangat subyektif sekali. 2leh sebab itu sebaiknya dilakukan paling akhir dan perlu diulang pada kesempatan yang lain 'tetapi ada yang menganjurkan dilakukan pada permulaan pemeriksaan karena pasien belum lelah dan masih bisa konsentrasi dengan baik(. Gejala paresthesia 'keluhan sensorik( oleh klien digambarkan sebagai perasaan geli 'tingling(, mati rasa 'numbless(, rasa terbakar/panas 'burning(, rasa dingin '#oldness( atau perasaan-perasaan abnormal yang lain. Bahkan tidak jarang keluhan motorik 'kelemahan otot, twit#hing / kedutan, miotonia, #ramp dan sebagainya( disajikan oleh

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

51

klien sebagai keluhan sensorik. Bahan yang dipakai untuk pemeriksaan sensorik meliputi !. +arum yang ujungnya tajam dan tumpul 'jarum bundel atau jarum pada perlengkapan refleks hammer(, untuk rasa nyeri superfisial. $. Kapas untuk rasa raba. %. Botol berisi air hangat / panas dan air dingin, untuk rasa suhu. 8. Garpu tala, untuk rasa getar. D. /ain-lain 'untuk pemeriksaan fungsi sensorik diskriminatif( seperti +angka, untuk $ 'two( point ta#tile dys#rimination. Benda-benda berbentuk 'kun#i, uang logam, botol, dan sebagainya(, untuk pemeriksaan stereognosis Pen / pensil, untuk graphesthesia. S"stem M$t$r"! : <istem motorik sangat kompleks, berasal dari daerah motorik di #orteks #erebri, impuls berjalan ke kapsula interna, bersilangan di batang traktus pyramidal medulla spinalis dan bersinaps dengan lower motor neuron. Pemeriksaan motorik dilakukan dengan #ara obser*asi dan pemeriksaan kekuatan. !. )assa otot hypertropi, normal dan atropi $. Tonus otot &apat dikaji dengan jalan menggerakkan anggota gerak pada berbagai persendian se#ara pasif. Bila tangan / tungkai klien ditekuk se#ara berganti-ganti dan berulang dapat dirasakan oleh pemeriksa suatu tenaga yang agak menahan pergerakan pasif sehingga tenaga itu men#erminkan tonus otot. Bila tenaga itu terasa jelas maka tonus otot adalah tinggi. Keadaan otot disebut kaku. Bila kekuatan otot klien tidak dapat berubah, melainkan tetap sama. Pada tiap gerakan pasif dinamakan kekuatan spastis. <uatu kondisi dimana kekuatan otot tidak tetap tapi bergelombang dalam melakukan fleksi dan ekstensi e?tremitas klien. <ementara penderita dalam keadaan rileks, lakukan test untuk menguji tahanan terhadap fleksi pasif sendi siku, sendi lutut dan sendi pergelangan tangan. 3ormal, terhadap tahanan pasif yang ringan / minimal dan halus. %. Kekuatan otot .turlah posisi klien agar ter#apai fungsi optimal yang diuji. Klien se#ara aktif menahan tenaga yang ditemukan oleh sipemeriksa. 2tot yang diuji biasanya dapat dilihat dan diraba. Gunakan penentuan singkat kekuatan otot dengan skala /o*ettFs 'memiliki nilai B 4 D( B H tidak ada kontraksi sama sekali. ! H gerakan kontraksi. $ H kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat kalau melawan tahanan atau gra*itasi. % H #ukup kuat untuk mengatasi gra*itasi. 8 H #ukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh. D H kekuatan kontraksi yang penuh. A!t" "tas re le!s : Pemeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan refleks hammer. <kala untuk peringkat refleks yaitu B H tidak ada respon ! H hypoa#ti*e / penurunan respon, kelemahan ' L ( $ H normal ' LL ( % H lebih #epat dari rata-rata, tidak perlu dianggap abnormal ' LLL (

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

52

hyperaktif, dengan klonus ' LLLL(

Re le!s%re le!s &an# '"(er"!sa a'ala) : '. Refleks patella Pasien berbaring terlentang, lutut diangkat ke atas sampai fleksi kurang lebih %B B. Tendon patella 'ditengah-tengah patella dan tuberositas tibiae( dipukul dengan refleks hammer. "espon berupa kontraksi otot Muadri#eps femoris yaitu ekstensi dari lutut. 0. Refleks bi+eps /engan difleksikan terhadap siku dengan sudut NB B , supinasi dan lengan bawah ditopang pada alas tertentu 'meja periksa(. +ari pemeriksa ditempatkan pada tendon m. bi#eps 'diatas lipatan siku(, kemudian dipukul dengan refleks hammer. 3ormal jika timbul kontraksi otot bi#eps, sedikit meningkat bila terjadi fleksi sebagian dan gerakan pronasi. Bila hyperaktif maka akan terjadi penyebaran gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi bahu. 1. Refleks tri+eps /engan ditopang dan difleksikan pada sudut NB B ,tendon tri#eps diketok dengan refleks hammer 'tendon tri#eps berada pada jarak !-$ #m diatas olekranon(. "espon yang normal adalah kontraksi otot tri#eps, sedikit meningkat bila ekstensi ringan dan hyperaktif bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara. 4. Refleks a+hilles Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk memudahkan pemeriksaan refleks ini kaki yang diperiksa bisa diletakkan / disilangkan diatas tungkai bawah kontralateral. Tendon a#hilles dipukul dengan refleks hammer, respon normal berupa gerakan plantar fleksi kaki. 5. Refleks abdominal &ilakukan dengan menggores abdomen diatas dan dibawah umbilikus. Kalau digores seperti itu, umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah yang digores. 6. Refleks Babinski )erupakan refleks yang paling penting . 1a hanya dijumpai pada penyakit traktus kortikospinal. 6ntuk melakukan test ini, goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak kaki dari tumit kearah jari kelingking dan kemudian melintasi bagian jantung kaki. "espon Babinski timbul jika ibu jari kaki melakukan dorsifleksi dan jari-jari lainnya tersebar. "espon yang normal adalah fleksi plantar semua jari kaki. Pemer"!saan !)usus s"stem (ersara an 6ntuk mengetahui rangsangan selaput otak 'misalnya pada meningitis( dilakukan pemeriksaan '. Kaku kuduk Bila leher ditekuk se#ara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada ---- kaku kuduk positif 'L(. 0. ,anda Brud<inski " /etakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klien untuk men#egah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada se#ara pasif. Brud>inski 1 positif 'L( bila kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut. 1. ,anda Brud<inski ""

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

53

Tanda Brud>inski 11 positif 'L( bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul se#ara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut. 4. ,anda Kernig =leksi tungkai atas tegak lurus, lalu di#oba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. 3ormal, bila tungkai bawah membentuk sudut !%D B terhadap tungkai atas. Kernig L bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit terhadap hambatan. 5. ,est %ase=ue =leksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri sepanjang m. is#hiadi#us. )engkaji abnormal postur dengan mengobser*asi De+orti+ate posturing2 terjadi jika ada lesi pada traktus #orti#ospinal. 3ampak kedua lengan atas menutup kesamping, kedua siku, kedua pergelangan tangan dan jari fleksi, kedua kaki ekstensi dengan memutar kedalam dan kaki plantar fleksi. De+erebrate posturing2 terjadi jika ada lesi pada midbrain, pons atau dien#ephalon. /eher ekstensi, dengan rahang mengepal, kedua lengan pronasi, ekstensi dan menutup kesamping, kedua kaki lurus keluar dan kaki plantar fleksi.

TEST DIAGNOSTIK /ima Prosedur diagnostik yang la>im dilakukan yaitu /umbal Pungsi, .ngiografi, -lekto -n#ephalografi, -lektromiografi, 0omputeri>ed .?ial Tomografi <#an '0T <#an( 2tak

A. Lumbal Pungsi '. Pengertian .dalah suatu #ara pengambilan #airan #erebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal 0. ,u>uan )engambil #auran #erebrospinaluntuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik maupun kepentingan therapi 1. "ndikasi a. 6ntuk diagnostik - ke#urigaan meningitis - Ke#urigaan perdarahan sub ara#hnoid - Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi - -*aluasi hasil pengobatan b. 6ntuk Therapi - Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal - Pemberian anesthesi spinal - )engurangi atau menurunkan tekanan 0<=

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

54

4. Persiapan a. Persiapan pasien - )emberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut - )eminta i>in dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi. - )eyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan b. Persiapan .lat - Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi kapas, botol ke#il 'bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis(, dan duk bolong. - Tabung reaksi tiga buah - Bengkok - Pengalas - &esinfektan 'jodium dan alkohol( pada tempatnya - Plester dan gunting - )anometer - /idokain/;ilo#ain - )asker. Gaun, tutup kepala 5. Prosedur pelaksanaan a. Posisi pasien lateral re#umbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur. /utut pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada dada 'posisi knee #hest( b. Pilih lokasi pungsi. Tiap #elah interspinosus *ertebral dibawah /$ dapat digunakan pada orang dewasa, meskipun dianjurkan /8-/D atau /D-<! 'Krista ilia#a berada dibidang prosessus spinosus /8(. Beri tanda pada #elah interspinosus yang telah ditentukan. #. &okter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril. d. &esinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup. e. .nesthesi kulit dengan /idokain atau ;ylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hingga ligamen longitudinal dan periosteum f. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis. +arum harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang *ertebra. g. Tusukkan jarum kedalam rongga subara#hnoid dengan perlahan-lahan, sampai terasa lepas. 1ni pertanda ligamentum fla*um telah ditembus. /epaskan stilet untuk memeriksa aliran #airan serebrospinal. Bila tidak ada aliran #airan 0<= putar jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila #airan tetap tidak keluar. )asukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih dalam. 0abut stiletnya pada inter*al sekitar $ mm dan periksa untuk aliran #airan 0<=. 6langi #ara ini sampai keluar #airan. h. Bila akan mengetahui tekanan0<=, hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan, normalnya KB 4 !OB mm,g dengan posisi

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

55

pasien berrbaring lateral re#umbent. <ebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahanlahan. i. .njurkan pasien untuk bernafas se#ara normal, hindarkan mengedan. j. 6ntuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat melakukan test Mue#kenstedt dengan #ara mengoklusi salah satu *ena jugularis selama 1P!B detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah !B menit *ena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu %B detik. k. Tampung #airan 0<= untuk pemeriksaan. )asukkan #airan tesbut dalam % tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi ! ml #airan 0<=. 0airan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. 6ntuk pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah globulin mengendap dalam waktu B,D jam pada larutan asam sulfat. 0ara pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi masukkan reagen B,C ml dengan menggunakan pipet, kemudian masukkan #airan 0<= B,D . diamkan selama $ 4 % menit perhatikan apakah terbentuk endapan putih. 0ara penilainnya adalah sebagai berikut ' -( 0in#in putih tidak dijumpai 'L( 0in#in putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila diko#ok tetap putih ' LL ( 0in#in putih sangat jelas dan bila diko#ok #airan menjadi opole#ement 'berkabut( ' LLL ( ' LLLL ( 0in#in putih jelas dan bila diko#ok #airan menjadi keruh 0in#in putih sangat jelas dan bila diko#ok #airan menjadi sangat keruh

6ntuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air. #.ranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan ! ## #airan reagen pandi kemudian teteskan ! tetes #airan 0<=, perhatikan reaksi yang terjadi apakah ada kekeruhan. l. Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan #airan liMuor pada pasien dengan hydro#epalus berat maka maksimal #airan dikeluarkan adalah !BB ##. m. <etelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali stilet jarum lumbal kemudian lepaskan jarumnya. Pasang balutan pada bekas tusukan. 6. &etelah Prosedur a. Klien tidur terletang tanpa bantal selama $ 4 8 jam b. 2bser*asi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran #airan 0<= #. Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang. 7. Komplikasi a. ,erniasi Tonsiler b. )eningitis dan empiema epidural atau sub dural #. <akit pinggang d. 1nfeksi e. Kista epidermoid intraspinal

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

56

f.

Kerusakan diskus inter*ertebralis

B. ANGIOGRAFI

1. Pen$ertian Melihat se(ara langsung sistem pembuluh darah otak) *at kontras dimasukkan melalui arteri) $iasanya pada arteri (arotis dan arteri +ertebra, atau mungkin juga pada arteri br(hialis dan arteri femoralis 2. %n$io$ra&i 'apat men'etek i ( a. sumbatan pada pembuluh darah (erebral seperti pada stroke b. -nomali (ongenital pembuluh darah #. .ergeseran pembuluh darah yang mungkin mengindikasikan S/0 (Spa(e /(upaying 0ession) d. Malformasi +askuler, seperti pada aneurisma atau angioma !. Per iapan Pa ien Men(iptakan rasa aman dan nyaman pada diri klien) .ersiapan ini meliputi 1 a. Menjelaskan prosedur pelaksanaan, sensasi yang terjadi (rasa terbakar saat penyuntikan 2at kontras yang lama kelamaan akan menghilang) b. 3al yang perlu dilakukan setelah tindakan dilakukan #. Surat i2in tindakan telah ditandatangani klien ). *omp#ika i a) 3ematom pada daerah suntikan) Dapat di(egah dengan melakukan balut tekan pada daerah suntikan b) %era(unan 2at kontras) Dapat di(egah dengan pemberian anti alergi sesuai program +. Sete#a, pro e'ur a) obser+asi tanda&tanda +ital setiap jam sampai kondisi stabil b) %ompres es pada daerah suntikan untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengurangi men(egah hematom () %lien tidur terlentang tanpa bantal selama 24 jam) d) 4ika penyuntikan dilakukan pada daerah femoralis, tungkai harus tetap lurus selama "&5 jam e) 6atat perubahan&perubahan neurologi setelah tindakan angiografi)
C. Elektro Encephalogra i !EEG"

1. Pen$ertian -dalah suatu (ara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh) 2. Prin ip *er-a Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan otak direkam) .erekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit) Tegangan yang ter(atat pada kertas yang bergerak berupa gelombang& gelombang) Dengan memasang 1" elektroda pada tengkorak akti+itas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki) Tegangan otak sebesar #7 mikro+olt agar dapat direkam ____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

57

harus diperkuat sampai 1 juta kali) /leh karena itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut ter(atat (artefak) Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pada ujung&ujung dendrit) Tegangan potensial neuron pada setiap 8aktu berbeda sehingga potensial dendrit juga berubah&ubah) 9luktuasi ini yang ter(atat pada kertas !!:) !. Macam.macam EEG Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang men(erminkan adanya gaya listrik yang diproduksikan pada ujung&ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron&neuron yang disalurkan kedndrit&dendritnya dikorteks serebri) .otensial dendrit pada korteks selalu berubah&ubah juga) 9luktuasi inilah yang ter(atat pada kertas !!:) Dari sekian banyak fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya dan menurut pada gelombangnya) a) !mpat gelombang menurut frekuensinya 1 !( :elombang -lfa, bersiklus 5 ; 13 perdetik $( :elombang $eta, bersiklus lebih dari 13 perdetik %( :elombang teta, bersiklus 4 ; < perdetik 8( :elombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik b) 9luktuasi potensial otak menurut pola gelombang !( gelombang lamda, mun(ul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian) $( :elombang tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 17 ; 1# siklus perdetik yang hilang pada 8aktu tidur dangkal, berbentuk =spindel>) %( %ompleks %, pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat berbaur dengan gelombang&gelombang berfrekuensi (epat, timbul karena ada rangsangan se8aktu tidur dangkal) 8( :elombang +erteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik didaerah para sagital, antara daerah dan post sentral, sering mun(ul bersama kompleks % pada 8aktu tidur dangkal) () :elombang patologis !( :elombang run(ing (Spike) yaitu gelombang yang run(ing dan berlalu (epat (kurang dari "7 milidetik) sering ia mun(ul se(ara folifasik, yaitu dengan defleksi keatas keba8ah se(ara berselingan) $( :elombang tajam (sharp 8a+e) yaitu gelombang yang merun(ing tetapi berlalu lebih lama dari "7 milidetik) 4uga gelombang tajam timbul se(ara polifasik) %( :elombang run(ing (spike 8a+e)ialah kompleks yang terdiri dari gelombang run(ing yang langsung disusul oleh gelombang lambat) %ompleks tersebut mun(ul dengan frekuensi 3 spd se(ara teratur, sinkron bilateral dan hilang timbul se(ara tiba&tiba) 8( :elombang run(ing multipel ialah ledakan dari sejumlah gelombang run(ing yang bangkit sekali atau berkali&kali dan biasanya disusul oleh gelombang lambat) D( 3ypsarithmia ialah kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang ber+oltase tinggi dan iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang run(ing dan tajam)
4. "ndikasi Pemasangan

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

58

a. penderita di#urigai atau dengan epilepsi b. )embedakan kelainan otak organik

() Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses) d) Diagnosa retardasi mental atau o+er dosis obat e) Menentukan kematian jaringan otak +. Penata#ak anaan a) .ersiapan pasien 1) .enyuluhan kesehatan a( .enderita diberitahu hal&hal yang akan dilakukan) !!: akan dikerjakan diruangan yang aman (laboratory diagnostik) oleh teknisian !!:) Didalam ruanga penderita akan dipasang elektroda sebanyak 1"&24 dengan pasta, elektroda yang ke(il tersebut akan dihubungkan dengan mesin !!:, tunjukkan melalui gambar atau +ideo (assate bila memungkinkan)) b( Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 4#& "7 menit, pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya) #( Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stres, ke(emasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda) d( Menjelaskan kepada pasien bah8a pada 8aktu pemeriksaan harus dalam keadaan relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun sehingga mendapatkan hasil yang baik) e( -njurkan pasien mengikuti perintah petugas selam proseur, antara lain1 - hiper+entilasi selam 3&# menit - usahakan untuk tetap dapat menutup mata 2) 9isik a) obat&obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tran?uali2er) atau stimulan tidak diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan karena akan memberikan pengaruh terhadap akti+itas listrik otak) Dokter akan memberikan instruksi untuk pemberian anti kon+ulsi bila perlu 24 ; 45 jam sebelum tindakan) b) 6airan yang mengandung (affein seperti kopi, (okelat dan the tidak diberikan selama 24 jam sebelum tindakan dilakukan () 'ambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener) d) .asien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen ahipoglikemia menyebabkan ketidak normalan potensial listrik) 3) .elaksanaan a( posisi pasien berbaring, (iptakan suasana sedemikian rupa sehingga nyaman bagi pasien b( petugas !!: menempelkan 14&1" elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit kepala serta menghubungkannya) Melalui ka8at penghubung ke mesin alat !!:) ____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

59

4) -

#( .en(etakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan pemeriksaan yaitu hiper+entilasi, stimulasi =photi(> dan tidur) 3iper+entilasi 1 .asien dianjurkan untuk melakukan hiper+entilasi dengan (ara mengambil nafas 37&47 nafas melalui mulut setiap menitnya selama 3&# menit) .erlu diingat kenaikan .3 serum kira&kira <,5 akan menaikkan rangsangan neuron dan akan menyebabkan serangan akti+itas pada pasien epilepsi .hoti( stimulasi 1 6ahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk menutup matanya ) stimulasi ini akan menyebabkan akti+itas serangan bagi pasien yang mempunyai ke(enderungan mendapat serangan Tidur 1 .asien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan hipnotik yang bekerjanya (epat) 3asil perekaman dari aktifitas listrik tersebut diinterpretasikan oleh neurologi Setelah tindakan bersihkan dan (u(i rambut pasien (iptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang
berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama yang menggunakan obat hipnotik obser+asi akti+itas kejang bagi pasien yang (enderung untuk mendapat serangan kejang)

#. Elektrom$egra i !E%G"

1. Pen$ertian -dalah suatu (ara yang dilakukan untuk mengukur dan men(atat aliran listrik yang ditimbulkan oleh otot&otot skeletal) Dalam keadaan istirahat otot tidak melepaskan listrik, tetapi bila oto berkontraksi se(ara +olunter potensial aksi dapat direkam) 2. /u-uan a) membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot dan gangguan sekunder b) membantu menetukan penyakit degeneratif saraf sentral () membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myestania grafis !. Penata#ak anaan a) .ersiapan pasien - Menginformasikan kepada pasien seluruh pemeriksaan prosedur ini akan menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara) %hususnya bila pasien sendiri diberi rangsangan listrik) - .astikan bah8a pasien tidak menggunakan obat&obat depresan atau sedatif 24 jam sebelum prosedur) - 6egah terjadinya syok listrik - Mengurangi rasa sakit dan rasa takut b) .rosedur !( prosedur dapat dilakukan disamping tempat tidur atau diruang tindakan khusus) $( elektroda ditempatkan pada syaraf&syaraf yang akan diperiksa) ____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

60

%( Dimulai dengan dosis ke(il rangsangan listrik melalui elektorda kesaraf dan otot, apabila konduksi pada saraf selesai maka otot akan segera berkontraksi) 8( @ntuk mengetahui potensial otot digunakan ma(am&ma(am jarum elektroda dari nomor 1,3 ; <,< (m) D( .asien mungkin dianjurkan untuk melakukan aktifitas untuk menukur potensila otot selama kontraksi minimal dan maksimal K( Derajat aktifitas saraf dan otot direkam pada osiloskop dan akanmmemberikan gambaran grafik yang dapat diba(a) C( .era8at berusaha memberikan rasa nyaman dan memantau daerah penusukan tarhadap kemungkinan terjadinya hematoama) () Setelah tindakan - $erikan kompres es pada daerah hematoma untuk mengurangi rasa nyeri) - 6iptakan lingkungan yang memudahkan klien untuk beristirahat Computerized Axial Tomografi (CT Scan) 1. Pen$ertian 6T S(an adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut ke(il dari tulang tengkorak dan otak) 2. pemerik aan ini men'etek i ( a) gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses b) perubahan +askuler 1 malformasi, naik turunnya +askularisasi dan infark () brain (ontusion, brain atrofi, hydro(ephalus d) inflamasi !. 0a#.,a# yan$ 'iper,atikan ebe#um pemerik aan - berat badan klien diba8ah 14# %g ( pertimbangan tingkat kekuatan s(anner) - %esanggupan klien untuk tidak mengadakan perubahan selama 27&4# meni (berkaitan dg lamanya pemeriksaan) - %aji kemungkinan klien alergi terhadap iodine, sebab akan disuntik dg 2at kontras berupa iodine based (ontras material sebanyak 37 ml ). Prin ip ker-a 9ilm yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat men(atat semua sinar se(ara berdipensiasi) .en(atatan ini dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesa8at detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menmbus tubuh dan yang satunya berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam 12, 17 dan jam 72 dengan memakai 8aktu 4,# menit) +. Penata#ak anaan .ersiapan pasien .asien harus diberitahu sebaiknya dengan keluarga) .asien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan) $ila perlu berikan gambaran dengan menggunakan kaset +ideo atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian pada pasien dengan demikian mengurangi stress sebelum 8aktu prosedur dilaukuan) Test a8al yang dilakukan meliputi1 kekuatan untuk diam ditempat (dimeja s(anner) selama 4# detikA melakukan pernafasan dengan aba&aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk ____________________________________ 61
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

melakukannya) saat dilakukan pemeriksaan)A mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi 2at kontras) .enjelasan kepada klien bah8a setelah penyuntikan 2at kontras 8ajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan) 3al ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut) .erhatikan keadaan klinik klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine) -pabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa (emas dapat diberikan minor trans?uali2er) $ersihkan rambut pasien dari jelli dan obat&obatan) 'ambut tidak boleh dikelabang dan tidak memakai 8ig) 1. Pro e'ur a. .osisi terlentang dengan tangan terkendali b. Meja elektronik masuk kedalam meja s(anner #. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang di(urigai adanya kelainan) d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 27&4# menit e. .engambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer) f. Selama prosedur berlangsung pera8at harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan) g. Sesudah pengambilan gambarpasien dirapihkan) 2. 0a#.,a# yan$ per#u 'iper,atikan a) obser+asi keadaan alergi terhadap 2at kontras yang disuntikkan) $ila terjadi alergi dapat diberikan benadryl #7 mg b) mobilisasi se(epatnya karena pasien mungkin akan kelelahan selama prosedur berlangsung () ukur intake dan output) 3al ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian 2at kontras yang eliminasinya selama 24 jam) /liguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal) Memerlukan koreksi yang (epat oleh seorang pera8at dan dokter

____________________________________
Alle/Sistem Persarafan/Assesment

62

Anda mungkin juga menyukai