Anda di halaman 1dari 9

Pengujian terhadap portal beton bertulang telah menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu ada redistribusi momen sebelum

terjadi keruntuhan. Dengan fakta mi, Peraturan ACI (8.4.1) mengizinkan momen negatif maksimum pada tumpuan dalam batang lentur menerus yang ditentukan dengan analisis teori elastis (bukan den gan analisis pendekatan) untuk dinaikkan atau diturunkan tidak lebih dan persentase yang diberikari diakhir paragraf in Momen negatif yang telah diubah selanjutnya digunakan untuk menentukan distribusi momen di sepanjang sisi batang. Dalam rumus ini, adalah persentase tulangan tank Aslbd, adalah persentase tulangan tekan Aslbd, dan b adalah rasio tulangan seiambang. Peraturan ACT (8.4.3) menyatakan bahwa rasio tulangan netto . atau , pada penampang yang momennya direduksi tidak boleh melampaui 0,50 b jika redistribusi momen dipertimbangkan Nilai b yang ditentukan dari rumus di bawah ini, telah dibahas dalam Subbab 3.8 dari buku ini. Beberapa perhitungan nilai b untuk jenis beton dan baja diberikan dalam Apendiks Tabel A.8 untuk satuan yang biasa digunakan di Amerika Serikat dan dalam Apendiks Tabel B.7 untuk satuan SI. Menaikkan atau menurunkan momen negatif tidak diizinkan untuk penampang beton pratekan, maupun untuk batang yang direncanakan dengan metode desain alternatif atau untuk pelat yang direncanakan dengan Metode Desain Langsung yang dijelaskan dalam Bab 15 dan buku ini. Suatu nilai yang berbeda untuk batang pratekan diperbolehkan dalam Bagian 18.10.4 dan Peraturan ACI. Persentase redistribusi momen dalam Peraturan ACI sengaja dibatasi pada nilai yang sangat konservatif untuk memastikan bahwa retak beton yang sangat besar tidak terjadi pada tegangan tulangan yang tinggi dan untuk memastikan daktilitas yang cukup untuk redistribusi momen pada sendi plastis. Tampaknya Peraturan ACI akan mengembangkan metode redistribusi konservatif yang berlaku sekarang setelah perilaku sendi plastis dipahami lebih baik, khususnya yang berhubungan dengan geser, defleksi, dan panjang penyaluran tulangan. Di sini diasumsikan bahwa penampang diberi cukup tulangan terhadap geser sehingga momen ultimit dapat dicapai tanpa terjadi keruntuhan geser. Penyesuaian berlaku untuk inomen yang dihasilkan dan setiap kondisi pembebanan yang berlainan. Selanjutnya batang yang ditinjau akan ditentukan dimensinya berdasarkan sampul momen yang dihasilkan. Gambar 13.15 sampai 13.18 memberikan ilustrasi penerapan redistribusi momen yang diizinkan dalam Peraturan ACI untuk balok menerus tiga bentang dengan beban mati layan sebesar 2 k/ft dan beban hidup layan sebesar 3 k/ft. Perlu dicatat bahwa dalam gambar ini digunakan beban berfaktor untuk semua perhitungan. Dalam gambar mi ditinjau tiga kondisi beban hidup yang berlainan. Untuk menentukan momen positif maksimum dalam bentang 1, beban hidup ditempatkan pada bentang 1 dan 3 (Gambar 13.15). Hal yang sama, untuk menghasilkan momen positif dalam bentang 2, beban hidup ditempatkan dalam bentang tersebut saja (Gambar 13.16). Akhimya, momen negatif maksimum pada tumpuan dalam pertama dan ujung kiri didapat dengan menempatkan beban hidup pada bentang 1 dan 2 (Gambar 13.17).

Untuk balok ini diasumsikan bahwa Peraturan ACI mengizinkan penyesuaian ke atas atau ke bawah sebesar 10% dalam momen tumpuan negatif. ini akan mengh asilkan momen desain yang lebih kecil pada penampang kritis. Mula-mula beban yang ditinjau untuk momen positif maksimum dalam bentang 1 diperlihatkan dalam Gambar 13.15. Jika momen negatif maksimum yang dihitung sebesar 308 ft-k pada tumpuan-tumpuan dalam masing-masing dinaikkan 10% menjadi 339 ft-k, momen positif maksimum dalam bentang 1 dan 3 akan tereduksi secara proporsional menjadi 412 ft-k. Dengan pola yang sama, dalam Gambar 13.6, di mana balok dibebani untuk menghasilkan momen positif maksimum dalam bentang 2, suatu penambahan momen negatif pada tumpuan dan 308 ft-k menjadi 339 ft-k akan mereduksi momen positif dalam bentang 2 dan 261 ft-k menjadi 230 ft-k. DESAIN BETON BERTULANG 103 412 ft-k 230 412 454 454 Gambar 13.18 Sampul momen. n g tulangan dan dalam reduksi kekuatan atau faktor 4. Perubahan yang disebutkan terakhir tergantung pada kondisi regangan termasuk apakali penampang ditentukan oleh tekan atau tank). li ri 13.6 DESAIN AWAL BATANG Sebelum analisis eksak dan portal bangunan dapat dilakukan, perlu diperkirakan dimensi batang. Meskipun jika digunakan komputer dalam desain, seringkali lebih ekonomis untuk membuat perkiraan dimensi awal. Jika analisis pendekatan struktur telah dibuat, dimungkinkan untuk membuat perkiraan dimensi batang yang layak. Hal mi akan menghemat waktu dan uang. at Seorang perencana berpengalaman biasanya dapat membuat dimensi awal yang cukup balk berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Walaupun demikian, as tanpa pengalaman seperti itu, perencana masih dapat memperkirakan dimensi berd asarkan pengetahuan analisis strukturnya. Misalnya, untuk perkiraan dimensi kolom perencana dapat mengabaikan momen dan mengasumsikan tegangan aksial rata-rata atau nilai Pu/Ag sekitar 0,4 sampai 0,6f. Nilai kasar im dapat dibagi dengan perkiraan beban kolom untuk mendapatkan perkiraan luasnya. Jika momen besar, dapat dig unakan nilai tegangan rata-rata yang lebih rendah (0,4 sampai 0,5f); jika momen kecil, dapat digunakan nilai yang lebib tinggi (0,55 sampai 0,60f). Dimensi awal balok bisa didapat dengan memperhitungkan pendekatan momenn ya. Balok sederhana dengan beban merata akan mempunyai momen lentur maksimum w,e2 /8, sedangkan balok tumpuan jepit-jepit dengan beban merata akan mempunyai momen maksimum sebesar w2/l2. Untuk balok menerus dengan beban merata, perencana dapat memperkirakan momen maksimum di antara kedua nilai mi, mungkin we2/10, dan menggunakan nilai mi untuk memperkirakan dimensi balok. Untuk banyak struktur, paling sedikit perlu melakukan dua analisis yang berbeda. Sam analisis dibuat untuk meninjau pengaruh beban gravitasi sebagaimana dijelaskan dalam Subbab 13.7 dan bab mi, sedangkan analisis lain dibuat untuk memperhitungkan pengaruh beban lateral yang dibahas dalam Subbab 13.8. Untuk beban gravitasi saja, U = 1,4D + 1,7L. Karena beban gravitasi hanya berpengaruh pada lantai di mana beban tersebut bekerja, setiap lantai dapat dianalisis secara terpisah. Hal mi tidak berlaku untuk beban lateral karena beban lateral bekerja pada portal sehingga juga mempengaruhi gaya-gaya dalam portal di bawahnya. Untuk kasus mi, u = 3/4(1 ,4D + 1 ,7L + 1,7W). Kadang-kadang analisis ketiga perlu dibuatyaitu yang melibatkan kemungkinan gaya balik pada sisi angin hisap atau bahkan guling dan struktur. Jika guling ditinjau, beban mati dan hidup gravitasi hams direduksi hingga mencapai nilai

terkecil (yaitu, ous beban hidup nol dan 0,9D, dalam kasus mi beban mati diperhitungkan sedikit berlebih) ketika bekerja beban lateral. Untuk kasus mi, U 0,9D + 1,3W.

102 BAB 13 STRUKTUR MENERUS BETON BERTULANG Akhirnya, dalam Gambar 13.17, penempatan beban hidup menyebabkan momen negatif maksimum pada tumpuan dalam pertama sebesar 504 ft-k. Jika nilai mi direduksi 10%, momen maksimumnya menjadi 454 ft-k. Dalam gambar mi penulis juga telah mereduksi momen negatif path tumpuan dalam lainnya sebesar 10%. Walaupun demikian, jika mi menguntungkan, dapat diasumsikan bahwa berkurangnya momen tumpuan negatif menyebabkan naiknya suatu momen yang lain. Dapat dicermati bahwa hasil akhir dan semua vaniasi penambahan dan pen gurangan momen negatif adalah reduksi netto dalam momen positif dan negatif maksimum. Hasil dan vaniasi redistribusi sebenannya adalah sampul nilai momen ekstrim pada penampang kritis. Sampul momen untuk balok tiga tumpuan yang ditinjau dalam subbab mi diberikan dalam Gambar 13.18. Secara sepintas terlihat bagian-bagian balok yang memerlukan tulangan positif, tulangan negatif, atau keduan ya. Reduksi momen lentur akibat redistribusi momen seperti yang dijelaskan disini tidak berarti bahwa faktor keamanan untuk batang menerus akan lebih kecil dan balok tumpuan sederhana. Tetapi, kekuatan lebih yang dimiliki batang karena kontinuitas direduksi sehingga faktor keamanan secara keseluruhan semakin mend ekati tetapi tidak kurang dan faktor keamanan balok sederhana. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa retak dan defleksi pada batang yang cli pilih dengan proses desain batas tidak lebih parah danipada batang serupa yang didesain tanpa memanfaatkan redistribusi yang diizinkan.34 (Apendiks B dan Peraturan ACi memberikan beberapa variasi yang dapat digunakan dalam desain terhadap beban lentur dan aksial. Terdapat perubahan persentase redistribusi momen yang diizinkan untuk batang menerus, dalam batas mi adalah beban terfaktor WL = 5,1 k/ft wD=2,8k/ft ///////////////////////////////////////// 24 24 24 365 ft-k 230 102 % 454 234 _. - 193 260 504 Gambar 13.17 Momen negatif maksimum pada tumpuan B. 3Cohn, M. Z., 1964, Rotational Compatibility in the Limit Design of Reinforced Concrete Continuous Beams, Proceedings of the International Symposium on the Flexural Mechanics of Reinforced Concrete. ASCE-ACI (Miami), hal. 359382. 4Mattock, A. H., 1959, Redistribution of Design Bending Moments in Reinforced Concrete Continuous Beams, Proceedings of the Institution of Civil Engineers, 113, hal. 3546. 104 BAB 13 STRUKTUR MENERUS BETON BERTULANG 13.7 ANALISIS PENDEKATAN UNTUK PORTAL MENERUS AKIBAT BEBAN VERTIKAL Struktur statis tak tentu dapat dianalisa secara eksak atau pendekatan. Beberapa metode pendekatan yang melibatkan penggunaan asumsi untuk penyederhanaan dibahas dalam subbab ml. Meskipun terjadi peningkatan penggunaan komputer untuk membuat analisis eksak, metode pendekatan juga banyak digunakan karena beberapa sebab. Hal mi termasuk: 1. Struktur terlalu rumit sehingga tidak seorangpun yang meniiliki pengetahuan untuk membuat analisis eksak atau tidak tersedia perangkat lunak

komputer yang sesuai. 2. Untuk beberapa stniktur, setiap metode mempunyai banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan sehingga metode pendekatan dapat memberikan nilai yang sama akuratnya dengan hasil analisis eksak. Sebagai contoh spesifik adalah analisis portal gedung akibat beban angin di mana dinding, partisi dan lantai berkontribusi pada tahanan angin dalam besar yang tidak diketahui. Gaya angin yang dihitung dalam portal dengan kedua metode tidaklah akurat. 3. Untuk mendesain batang dan struktur statis tak tentu, perlu membuat perk iraan dimensi sebelum analisis struktur dengan metode eksak dapat dilakukan. Analisis pendekatan dan struktun akan menghasilkan gaya-gaya di mana dapat dibuat perkiraan awal dimensi komponen yang layak. 4. Analisis pendekatan sangat berguna dalam kontrol secara kasar dan solusi eksak. Dan pembahasan ganis pengaruh dalam Subbab 13.3 pembaca dapat melihat bahwa analisis eksak yang melibatkan beberapa penempatan beban hidup akan menjadi pekerjaan panjang dan melelahkan kecuali jika digunakan komputer (mi merupakan suatu alternatif yang sangat praktis). Karena alasan mi, umumnya jika komputer tidak tersedia, digunakan beberapa metode pendekatan analisis, seperti peraturan momen ACT dan koefisien geser, metode portal-kaku ekuivalen, metode asumsi titik infleksi, dan metode lain yang akan dibahas pada halaman berikutnya. Koefisien ACI untuk Balok dan Pelat Menerus Metode yang paling umum digunakan untuk mendesain struktur beton bertulang menerus melibatkan penggunaan koefisien ACI yang diberikan dalam Peraturan AC! Bagian 8.3.3. Koefisien mi dituliskan kembali dalam Tabel 13.1 dan membenikan perkiraan geser dan momen maksimum untuk bangunan dengan proporsi umum. Nilai-nilai yang dihitung dengan cara mi biasanya akan lebih besar dan yang didapat dengan analisis eksak. Oleh karena itu, penghematan biasanya bisa didapat dengan melakukan analisis eksak meskipun dengan pengorbanan waktu. Dalam hal mi perlu disadani bahwa koefisien mi balk untuk diterapkan pada portal menerus dengan lebih dan 3 atau 4 bentang menerus. Dalam mendapatkan koefisien i, nilai momen negatif direduksi untuk memp erhitungkan lebar tumpuan yang umum dan juga sejumlah redistribusi momen, sebagaimana dijelaskan dalam Subbab 13.5 dan buku jul. Selain itu, nilai momen positif ditingkatkan untuk memperhitungkan redistribusi momen. Juga dapat disimak bahwa koefisien im memperhitungkan kenyataan bahwa konstruksi tumpuan yang monolit tidaklah sederhana dan momen muncul pada ujung tumpuan, seperti halnya jika tumpuan tersebut adalah balok atau kolom.

114 BAB 13 STRUKTUR MENERUS BETON BERTULANG momen positif pada setiap bentang dapat dicari dengan statika. Momen negatif terjadi dalam balok induk di antara ujung balok induk dan titik beloknya. Momen negatif mi dapat dihitung dengan meninjau bagian balok ke arah titik balok sebagai kantilever. Geser pada ujung dan setiap gelagar berkonthbusi pada gaya aksial kolom. Hal yang sama, momen negatif pada ujung gelagar dipindahkan ke kolom. Dalam Gambar 13.29, balok AB dan portal gedung yang digambarkan dianalisis dengan mengasumsikan titik balok pada jarak seperlima bentang dan asumsi tumpuan jepit pada ujung balok. 13.8 ANALISIS PENDEKATAN PORTAL MENERUS DENGAN BEBAN LATERAL Portal

bangunan menerima beban lateral dan juga beban vertikal. Perlunya perhatian terhadap gaya mi meningkat dengan semakin tingginya gedung. Gedung tidak hanya harus mempunyai tahanan lateral yang cukup untuk mencegah keruntuhan, tetapi juga harus mempunyai ketahanan yang cukup terhadap defleksi untuk mencegah kerusakan pada berbagai komponennya. Gedung portal kaku mempunyai derajat statis tak tentu yang tinggi; membuat metode analisis eksak (kecuali menggunakan komputer) menjadi begitu panjang sehingga metode pendekatan banyak digunakan. Metode pendekatan yang dibahas di sini dinamakan metode portal. Karena metode mi sederhana maka lebih sering digunakan dibandingkan metode pendekatan lain untuk menentukan gaya-gaya akibat angin dalam portal gedung. Metode mi diperkenalkan oleh Albert Smith dalam Journal of the Western Society of Engineers bulan April 1915 dan memberikan hasil baik untuk gedung sampai 25 tingkat. Metode lain yang hampir sama dengan metode portal adalah metode kantilever. Metode mi memberikan basil sedikit lebih baik untuk gedung dengan tinggi tidak lebih dan 25 sampai 35 lantai6. Gedung 16-lantai Apoquindo Towers, Santiago, Chile. (Sumber: Economy Forms Corporation.) 6Wind Bracing in Steel Buildings, 1940, Transactions of the American Society of Civil Engineers, 105, hal. 17231727. DESAIN BETON BERTULANG 115 Metode portal hanyalah variasi dan metode yang dijelaskan dalam Subbab 13.7 untuk menganalisis balok dengan mengasumsikan lokasi titik belok. Untuk metode portal, beban diasumsikan bekerja pada sambungan. Jika kondisi beban benar, momen akan bervariasi linier dalam batang dan titik belok akan terletak dekat pertengahan batang. Dalam metode portal tidak ditinjau properti elastis batang. Hal mi akan menjadi masalah serius dalam portal tidak simetris dan gedung sangat tinggi. Untuk memb erikan ilustrasi hal serius tersebut, dalam gedung tinggi, perubahan dimensi batang diperhitungkan. Dalam gedung seperti mi mungkin tidak ada perubahan besar dalam dimensi balok dan lantai bawah hingga lantai atas. Untuk bentang dan beban yang sama, perubahan dimensi dapat disebabkan oleh momen akibat angin yang besar pada lantai bawah. Tetapi perubahan dimensi kolom dan atas ke bawah akan sangat besar. Akibatnya dimensi kolom dan balok pada lantai atas akan sangat berbeda dengan lantai dibawahnya. Jika hal mi tidak diperhitungkan, akan menyebabkan kesalahan besar dalam analisis. Dalam metode portal seluruh beban angin diasumsikan ditahan oleh portal gedung, tanpa bantuan kekakuan dan lantai, dinding, dan partisi. Perubahan panjang pada gelagar dan kolom diasumsikan untuk diabaikan. Tetapi dalam gedung tinggi langsing dengan tinggi lima kali atau lebih dan dimensi hanisontal terkecil, perubahan panjang balok dan kolom tidak boleh diabaikan. Jika tinggi gedung kira-kira lima kali atau lebih dan dimensi lateral terkecilnya, harus digunakan metode analisis yang lebih akurat. Banyak metode pendekatan dengan menggunakan properti elastis dan struktur dan memberikan hasil mendekati metode eksak. Di antaranya adalah metode faktor7, metode Witmer untuk persentase K, dan metode Spurn8. Portal bangunan yang ditunjukkan dalam Gambar 13.30 dianalisis dengan mengg unakan metode portal, seperti dijelaskan dalam paragraf berilcut. Sedikitnya ada tiga asumsi untuk masing-masing portal atau setiap gelagar. Dalam

metode portal, secara teoritis portal dibagi menjadi beberapa portal yang terpisah (Gambar 13.31) dan ketiga asumsi tersebut adalah: 1. Kolom melentur sedemikian rupa sehingga titik belok terjadi di pertengahan kolom. a 2. Gelagar melentur sedemikian rupa sehingga titik belok terjadi cli pertengahan balok. h 3. Geser horizontal pada setiap lantai terdistribusi antara kolom. Suatu tt distribusi yang umum digunakan (dan digunakan disini) adalah dengan mengasumsi an bahwa geser terbagi di antara kolom dengan rasio satu bagian pada kolom eksterior dan dua bagian pada kolom interior. a n Alasan pengambilan rasio dalam asumsi ke-3 dapat dilihat dalam Gambar 13.31. Masing-masing kolom interior mengalami dua lenturan, sedangkan kolom ekstenior hanya satu lenturan. Distnibusi lain yang umum digunakan adalah dengan meng asumsikan bahwa geser V yang dipikul oleh setiap kolom adalah sebanding dengan luas lantai yang dipikul. Distribusi geser dan kedua prosedur tersebut akan mem5 7Norris, C. H., Wilbur, J. B., dan Utku, S., 1976, Elementary StructuralAnalysis, Edisi Ke-3. (New York: McGraw-Hill), hal. 207212. 8Wind Bracing in Steel Buildings, 1940, Transactions of the American Society of Civil Engineers, 105, hal. 17231727. 116 BAB 13 STRUKTUR MENERUS BETON BERTULANG 15 k * 21 30 k ) 21 30 k ....._. 20 /27 /7/ /7/ /2/ 3@20=60 Gambar 13.30 lSkfl Gambar 13.31 Satu tingkat dan portal dalam Gambar 13.30. berikan hasil yang sama untukgdung dengan lebar bentang yang sama, tetapi untuk gedung dengan lebar bentang yang tidak sama hasilnya akan berbeda, metode luas lantai mungkin akan memberikan hasil yang lebih realistis. Analisis Portal dengan Metode Portal Portal dalam Gambar 13.30 dianalisis dalam Gambar 13.32 berdasarkan asumsia sumsi in Anak panah yang ditunjukkan dalam gambar menyatakan arab dan geser gelagar dan gaya aksial kolom. Pembaca dapat membayangkan kondisi tegangan dalam portal jika pembaca mengasumsikan bahwa angin cenderung mendorong portal dan kin ke kanan, menyebabkan kolom eksterior kin tertanik dan kolom eksterior kanan tertekan. Secara singkat, perhitungannya dibuat sebagai berikut: 1. Geser kolom. Mula-mula dihitung geser dalam setiap kolom dan seluruh tingkat. Geser total pada puncak adalah 15 k. Karena ada dua kolom eksterior dan dua kolom interior, rumus berikut dapat ditulis: x + 2x + 2x + x = 15 k x = 2,5 k 2x= 5,0k DESAIN BETON BERTULANG 117 Geser dalam kolom CD adalah 2.5 k; dalam kolom GH adalah 5,O.k; dan seterusnya. Dengan cara yang sama ditentukan geser batang pada kolom tingkat satu dan dua dengan total geser masing-masing 75 k dan 45 k. 2. Momen kolom. Kolom diasumsikan mempunyai titik belok di pertengahan tingginya; oleh karena itu. momen atas dan bawah sama dengan geser kolom dikalikan dengan setengah tinggi kolom. 3. Momen dan geser gelagar. Pada setiap titik sambungan dalam portal, jumlah momen dalam gelagar sama dengan jumlah momen dalam kolom. Momen kolom telah ditentukan sebelumnya. Dengan memulai dan sudut kin atas dan portal dan dikerjakan ke arah kanan bawah, dengan menjumlahkan atau mengurangkan momenm omen, momen

gelagar yang akan didapat secara berurutan yaitu: DH, HL, LP, CG, GK, dan seterusnya. Selanjutnya, dengan asumsi titik belok pada ganis tengah balok induk, gaya geser gelagar sama dengan momen gelagar dibagi dengan setengah panjang gelagar. 4. Gaya aksial kolom. Gaya aksial kolom bisa langsung didapat dan geser gelagar. Dimulai dan sudut kii atas, gaya aksial kolom CD sama dengan geser dalam gelagar DH. Gaya aksial dalam kolom, GH sania dengan selisih geser dua gelagar DH dan ilL, yang dalam hal mi sama dengan nol. (Jika lebar setiap portal sama, geser gelagar pada satu tingkat akan sama dan kolom interior tidak akan mempunyai gaya aksial, karena hanya ditinjau beban lateral). 13.9 ANALISIS KOMPUTER UNTUK PORTAL GEDUNG Semua struktur adalah tiga dimensi, tetapi analisis teoritis secara manual untuk struktur semacam mi akan sangat panjang dan tidak praktis. Oleh karena itu, sistem 118 BABI3 STRUKTURMENERUSBETQNBERTULANG portal seperti mi biasanya diasumsikan terdiri dan beberapa sistem dua dimensi atau sistem planar dan masingmasing dianalisis secara terpisah. Metode analisis yang diberikan dalam bab mi diselesaikan dengan cara demikian. Sekarang mi komputer telah banyak mengubah pandangan tersebut dan sekarang memungkinkan untuk menganalisis struktur tiga dimensi secara lengkap. Oleh karena itu, tersedia analisis yang lebih realistis dan kebutuhan faktor keamanan yang tinggi dapat direduksi. Pemakaian komputer tidak hanya terbatas untuk analisis, melainkan dipakai hampir pada semua tahap pengerjaan beton mulai dan analisis sampai desain, pendetailan, menulis spesifikasi, kebutuhan material, perkiraan biaya, dan lain-lain. Keuntungan lain yang utama dan analisis komputer untuk portal gedung adalah memungkinkan perencana untuk meninjau polapola perubahan yang berbeda dengan cepat. Kadang-kadang hasilnya cukup mengejutkan. 13.10 PENGAKU LATERAL UNTUK GEDUNG Untuk gedung pada umumnya, perencana akan memilih kolom yang relatif kecil. Meski demikian prosedur mi menghasilkan ruang lantai yang lebih luas, juga mengh asilkan kekakuan lateral gedung atau ketahanan terhadap angin dan gempa yang kecil. Gedung semacam mi akan mempunyai defleksi lateral dan vibrasi yang merusaic jika terjadi badai angin kecuali jika kekakuan lateral atau pengaku disediakan dalam struktur. Untuk memberikan kekakuan lateral, pelat atap dan lantai harus dihubungkan dengan dinding kaku, dinding tangga, atau dinding elevator. Kadang-kadang dinding struktural, yang disebut dinding geser ditambahkan pada struktur untuk memberikan tahanan lateral yang diperlukan. (Perencanaan dinding geser dibahas dalam Bab 17 dan buku in. Jika tidak memungkinkan untuk membenikan dinding semacam mi, dapat digunakan dinding tangga atau elevator, balok berbentuk box untuk memindahk an beban lateral ke pondasi. Batang-batang mi akan berperilaku seperti balok kantilever yang besar. Dalam mendesain komponen in perencana harus mengusahak an ketahanan yang simetris untuk mencegah puntir lateral yang tidak merata dalam struktur jika bekerja beban lateral9. 13.11 PERSYARATAN PANJANG PENYALURAN UNTUK BATANG MENERUS

Dalam Bab 6 dipaparkan pendahuluan tentang panjang penyaluran untuk balok sederhana dan kantilever. Dalam subbab mi, disampaikan persyaratan panjang pen

yaluran dan ACI untuk batang menerus baik untuk tulangan positif maupun negatif. Setelab mempelajari informasi mi, pada akhir subbab mi pembaca dapat mencermati pembahasan tentang penyederhanaan desain untuk menentukan panjang tulangan. Tulangan Momen Positif Bagian 12.11 dan Peraturan ACI memberikan beberapa persyaratan rinci untuk panjang tulangan momen positif. Hal mi secara ringkas dirangkum dalam paragraf berikut. 9Leet, K., 1991, Reinforced Concrete Design, Edisi Ke-2. (New York: McGraw-Hill), hal. 453-454. DESAIN BETON BERTULANG 119 1. Paling sedikit sepertiga tulangan positif dalam balok sederhana dan seperempat tulangan positif dalam batang menerus hams diteruskan tanpa terputus sepanjang sisi muka yang sama paling sedikit 6 in. masuk ke dalam tumpuan (12.11.1). ng Tujuan dan persyaratan mi adalah untuk memastikan bahwa tahanan momen balok na tidak tereduksi secara berlebihan pada bagian balok di mana momen dapat berubah ;gi karena penurunan tumpuan, beban lateral, dan seterusnya. :an 2. Tulangan positif yang disyaratkan dalam butir 1, jika batang tersebut adalah un, bagian dan sistem utama penahan be ban lateral, hams diperpanjang masuk ke un. dalam tumpuan dengan jarak yang cukup agar teijadinya tegangan leleh tank tulangan lah adalah pada permukaan tumpuan. Persyaratan im tertuang dalam Peraturan ACT zan (12.11.2) untuk menjamin respon daktil terhadap tegangan lebih yang mungkin terjadi dengan momen bolak-balik saat terjadi gempa atau ledakan. Dengan adanya per yaratan mi, diperlukan tulangan bawah berlapis pada tumpuan dalam dan meng unakan tambahan panjang penyaluran dan kait pada tumpuan luar. 3. Bagian 12.11.3 dan Peraturan ACT menyatakan bahwa pada tumpuan ci1. sederhana dan pada titik belok, tulangan tank momen positif harus mempunyai ngdiameter yang dibatasi path nilai maksimum tertentu. Tujuan dan pembatasan mi ang adalah untuk menjaga kelayakan tegangan lekatan pada lokasi-lokasi mi, di mana momen rendah dan geser tinggi. (Perlu diingat bahwa jika diameter tulangan lebih kecil, tulangan mempunyai luas permukaan yang lebih besar sebanding dengan luas penampangnya. Jadi untuk lekatan pada beton, semakin besar diameter tulangan, kan maka panjang penyaluran juga semakin besar. Hal im tercermin dalam rumus Ld). ling Sejauh mi belum ditunjukkan bahwa pengangkuran yang panjang sepenuhnya efektif -ikan untuk tulangan dengan jarak yang pendek antara titik belok dengan titik tegangan b 17 maksimum, kondisi yang mungkin terjadi pada balok pendek yang dibebani cukup berat, dengan tulangan bawah yang besar. Disebutkan bahwa Ld yang dihitung idah- dengan persyaratan yang diberikan dalam Bab 6 tidak boleh melebihi: )alok M saha- Ld S + a (Persamaan ACI 12.2) Lalam Dalam rumus mi, M adalah kekuatan lentur teoritis batang yang dihitung jika semua tulangan pada balok diasumsikan mencapai teganganf dan V adalah geser berfaktor pada penampang. Pada tumpuan, La adalah jumlah panjang pengangkuran melewati garis tengah tumpuan dan panjang pengangkuran ekuivalen dan semua kait atau angkur mekanik. (Angkur mekanik yang diizinkan dalam Bagian 12.6.3 dan Peraturan balok ACT, terbuat dan tulangan atau pelat atau siku atau komponen lain yang dilas atau ig pe- dihubungkan secara transversal pada tulangan lentur di lokasi-lokasi di mana tidak egatif. disediakan panjang pengangkuran yang cukup). Pada titik balok, La adalah nilai ermati terbesar dan tinggi efektif batang atau l2db (ACT 12.11.3). Jika ujung-ujung tulangan ngan. dikekang dengan reaksi tekan, misalnya jika ada kolom di bawahnya tetapi tidak

demikian jika balok terhubung dengan gelagar maka diizinkan untuk menaikkan nilai 4i- sebesar 30% menjadi 1,3 -. Nilai-nilai yang dijelaskan di sini dirangkum dalam tiambar 13.33; ilustrasi singkat perhitungan untuk balok tumpuan sederhana untuk diberikan dalam Contoh Soal 13.3. aragraf CONTOH SOAL 13.3 Pada tumpuan sederhana dalam Gambar 13.34, dua tulangan #9 tanpa pelapis dibuat menerus mulai dan daerah momen maksimum ke dalam tumpuan. Apakah tulangan mencukupi jika f = 60 ksi, f = 3 ksi, b 12 in. d = 24 in., dan V = 65 k, jika

Anda mungkin juga menyukai