Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 STILISTIKA

alam bab 1 ini dibahas pengertian stilistika, sejarah stilistika, tujuan stilist ika, ruang lingkup stilistika, dan manfaat stilistika. Dengan memahami kelima hal ini, akan memperluas wawasan tentang hakikat stilistika se cara komprehensif. 1. Pengertian Stilistika

Berbagai pengertian stilistika telah dirumuskan oleh ahli sastra dan linguistik. Pengertian stilistika secara sederhana dan luas diurai di bawah ini. Istilah stilistika berasal dari istilah stylistics dalam bahasa Inggris. Istilah stilistika atau stylistics terdiri dari dua kata style dan ics. Stylist adalah pengarang atau pembicara yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam mod e. Ics atau ika adalah ilmu, kaji, telaah. Stilistika adalah ilmu gaya atau ilmu gaya bahasa. Dalam Tifa Penyair dan Daerahnya, Jassin merumuskan bahwa ilmu bahasa yang men yelidiki gaya bahasa disebut stilistika atau ilmu gaya (1978:127). Dalam Mitos dan Komunikasi, Strategi untuk Suatu Penyelidikan Stilistika, Yunus merumuskan s tilistik (a) dibatasi kepada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Dalam beberapa kamus umum dan istilah pengertian stilistika itu sama atau hampi r bersamaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:859), stilistika, il mu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra. Dalam K amus Dewan (1996:1305), Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Stilistik: 1) Kajian tentang penggunaan gaya bahasa secara berkesan dalam penulisan . 2) Berkaitan dengan stail atau gaya, terutama gaya bahasa penulisan. 1 Dalam Kamus Istilah Sastra, Sudjimar (1990:79) menuliskan stilistika (Stylistics ), ilmu yang menyelidiki penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sas tra. Dalam Kamus Istilah Sastra, Zaidan dkk (1994:194) menuliskan stili stika ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra. Dalam Leksikon Sastra, Yusuf (1995:277) menuliskan stilistika (Stylistics) , ilmu yang menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra, perpaduan il mu linguistik dan sastra. Dalam Kamus Linguistik, Kridalaksana (1982:159) membeberkan pengertian stilistika. 1) Ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan. 2) Penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa.

Dalam The Cambridge Encyclopedia of Language, Crystal (1989:431) berpengertian bahwa stylistics the study of sistematic variation in language use: in style characteristic individual or group. Also Stylolinguistics . Dalam Longman Dictionary of Applied Linguistics, Richard, John and Platt (1985: 278) berpengertian bahwa stylistics, in the study of that variation in la nguage style, indich is dependent of situation in aqich the language is used and also on the effect the writes or speaker wishes to createn the reader or hearet . Although sometime include invenfigations of spoken language; of usually refers to the study of invitory language, include literary texs. Stylistics is conce rned with the choihes that are available to writes and the reasons why particcla s forms and expressions are used rather than other. Dalam The Linguistics Encyclopedia, Kristen Malmkjaeer (1991:439) menuliskan b ahwa stylistics is the studi of style in spoken an writen texts. By style is mea nt a consistein occurence in the texts of certain items and structural, or typre s of items and structures, among those of fered by language whole. Dalam A Hand Back of English Language Teaching; Term and Practice, Brian Seato n ( 1982:162) berpengertian bahwa stylistics, the study of literady discourse from the point of view of linguistics. Dalam Bunga Rampai Stilistika, Sudjiman ( 1993:3) berpengertian bahwa st ilistika adalah mengkaji wacana sastra dengan orientasi lingusitik. Stilistika mengkaji cara sastrawan memanipulasi 2 memanfaatkan unsur dan kaidah yang terdapat dalam bahasa dan efek yang ditimbulk an oleh penggunaannya itu. Stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa dala m wacana sastra, ciri-ciri yang membedakan atau mempertimbangkan dengan wacana n on sastra, meneliti derivasi terhadap tata bahasa sebagai sarana literatur, sin gkatnya stilistika meneliti sastra fungsi fuitik suatu bahasa. Dalam Kosa Semiotika, Budiman menuliskan bahwa dilihat dari sudut pandangan te rtentu, stilistik merupakan subsidiplin linguistik yang mengarah perhatia n terhadap teks-teks sastra. Stilistik menerapkan metode-metode struktural terhadap teks-teks sastra. Di samping itu dilihat dari perspektif lain, stilisti k dapat dipahami sebagai suatu disiplin otonom yang mencoba menerapkan sec ara ekfektik metode-metode baik linguistik maupun ilmu sastra (1999:111). Dalam Perbincangan Gaya Bahasa Sastra, sastrawan negara Keris Mas, Dewan B ahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur (1988:8) berpengertian bahwa stilistika tidak la in dari pada kajian stail, yang mengkaji segala kemungkinan gaya kesusastraan u ntuk menilai dan mendapat kefahaman benar mengenai sebuah teks kesusastraan. Dalam Stylistics, Harmondworth Penguin Book Tunner (1977:7) merum uskan bahwa stilistika adalah bagian dari linguistik yang memusatkan perhatianny a pada variasi penggunaan bahasa terutama bahasa dalam kesusastraan. Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat dirumuskan bahwa: 1) Stilistika adalah ilmu interdisipliner linguistik dengan sastra. 2) Stilistika adalah ilmu tentang pemakaian bahasa dalam karya sastra. 3) Stilistika adalah ilmu gaya bahasa yang digunakan dalam wacana sastra. 4) Stilistika adalah mengkaji wacana sastra dengan orientasi linguistik. Sebagai ilmu interdisipliner stilistika dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Disiplin Stilistika

Linguistik - Subjek Bahasa

Studi Sastra

Sastra Diadaptasi dari Widdowson (1985:4). 3 2. Sejarah Stilistika Dewasa ini, stilistika telah menjadi sebuah cabang ilmu, yang berasal dari inter disipliner linguistik dan sastra. Sebelumnya, stilistika belum dikaji secara il miah. Dengan demikian sesungguhnya sudah sejak lama ditelaah. Di bawah ini diura ikan sejarah stilistika di Barat dan Indonesia Sejak zaman Plato (427-317 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) sesungguhny a telah ada kajian linguistik tentang proses proaktif dalam kesusastraan. Zaman Plato dan Aristoteles mungkin terlalu jauh dari zaman kita. Pada 1916 telah terbit sebuah kata hasil kerjasama sastrawan dan bahasa berakhir an Formolisme Rusia judul buku itu, The Studi In Theory of Puitics Language. Pada 1923 Roman Jakobsan menulis tentang puisi Ceko yang menerapkan kriter ia semantik modern dalam pengkajian struktur dan pola puisi. Pada 1957, Chomsky membuka pandangan baru dalam linguistik dalam penerbitan buku nya Syntactic Structures. Kesusastraan merasakan dampak pandangan baru itu. Pada awalnya, sastrawan dan kritikus sastra memungsikan manfaat pengkajia n linguistik terhadap karya sastra. Berbagai anggapan pengkajian demikian akan merusak keindahan seni karya sastra itu. Semakin lama semak in disadari bahwa pendekatan linguistik merupakan salah satu pendekatan yang da pat ditempuh untuk menemukan makna karya sastra. Analisis stilistika berupay a mengganti subyektif dan impressionisme yang digunakan kritikus sastra seba gai pedoman dalam mengkaji karya sastra dengan suatu pengkajian yang relatif leb ih obyektif dan ilmiah. Pada 1973, terbit Stylistics, G.Tunner Harmsondworth, Penguin Books. Pada 1980, terbit buku Linguistics;for Students of Literatur A Stylistics Introdu ction of the study of Literatur Pergamo Fustitut of English, Oxford of Michael Cumming dan Robert Simon pada 1985, terbit Stylistics and Teaching of Literat ure. Di Malaysia, stilistika juga mengalami perkembangan. Pada 1966, Yunus telah bany ak menulis makalah stilistika. Ia termasuk pakar stilistika, di samping Mohamm ad Yusof Hasan dan Shahran Ahmad, makalah Yunus telah dibukakan dengan judul Dari Kata ke Ideologi: Fajar Bakti, Petalung Jaya 1985 4 Pada 1979 Mangantar Simanjuntak juga mulai membahas stilistika. Makalah nya berjudul Aplikasi Linguistik dalam Pengkajian dan Penulisan Karya Sas tra. Ia menganalis teks sastra berdasarkan teori linguistik Transformatif Gene ratif. Pada saat yang sama mana Si Kana (Keris Emas), menulis makalah Ka

ktus-Kaktus

Kemasan

Safe Pengandaan Stilistika.

Pada 1980, persatuan Linguistik Malaysia mengadakan seminar bahasa dan sastra. Pada 1982 makalahnya dibukukan dengan judul Stilistika- Simposium Keindahan Bah asa yang disunting oleh Prof. Farid Onn. Penyumbang makalah adalah Prof. Farid Onn, Dr. Nik Safiah Karim, Awang Sariyah, Dr Mangantar Simanjuntak, Dr. Da hnil Adnani, Abdul Rahman Napiah, Hashim Awang, Prof. Kamal Hasan, dan Lutfi A bas. (Abas, 1990:25). Pada 1985, jurusan Linguistik, jabatan pengkajian Melayu, Universiti, Melayu telah mengadakan satu langkah yang dinamakan Bengkel Stilistik. Dalam ben gkel ini, beberapa makalah membahas aspek stilistika atau gaya bahas. Makalahmakalah telah diterbitkan dengan judul Stilistik: Pendekatan dan Penerapan. Pada 1989, Yunus menerbitkan bukunya berjudul Stilistik: Satu Penga ntar Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian, Pendidikan Malaysia, Kuala Lump ur. Di dalamnya dibahas tentang: 1) Berbagai pemahaman tentang gaya 2) Gaya sebagai Mekanisme Stilistik dan sebagai tanda. Buku ini merupakan hasil pergelutan selama 30 tahun semenjak ia berkenalan denga n istilah stilistik, sejak itu ia selalu berdialog dengan persoalan stilistika. Di Indonesia stilistika juga mengalami sejarah dan perkembangan. Pada 1956, Slamat Mulyana menerbitkan buku Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Budaya, pe nerbit Ganaco, Bandung. Buku ini berisi sekalar pemandangan tentang Poesi juga biasa disebut Puitika. Pandangan Puitika tidak terlepas dari persoal an poetika pada hakikatnya adalah persoalan filsafat. Dengan demikian peristiwa sastra dihubungkan dengan peristiwa Bahasa Indonesia. Hal ini ada hubungannya d engan pengajaran bahasa. Kekurangan penyelidikan bahasa dan sastra Indonesi a terasa sekali oleh pengajar di sekolah, yaitu sifat pembelajaran tidak lagi merupakan perluasan, tetapi pendalaman. Bahasa Indonesia merupakan sal ah satu fenomena yang berhubungan adat dengan manusia Indonesia.

5 Slamat Mulyana mendefinisikan stilistika adalah pengetahuan tentang kata yang be rjiwa (1956:4). Istilah stilistika kemudian dikembangkan oleh Jassin. Ia menguraikan bahwa ilm u bahasa yang menyelidiki gaya bahasa disebut stilistika atau ilmu gaya biasa or ang menyebut gaya bahasa apa yang disebut Stijl dalam bahasa Belanda, Style dal am bahasa Ingggris, dan Perancis, Stil dalam bahasa Jerman. Jassin selanjutnya mengemukakan bahwa kata gaya bahasa bermakna cara menggunakan bahasa. Di dalamnya tercakup gaya bercerita. Biasanya orang jika berbicara te ntang stil seseorang pengarang yang dimaksud bukan saja gayanya dalam mempergun akan bahasa, melainkan juga gayanya bercerita. Seorang stilistikus atau ahli gaya bahasa menjawab pertanyaan mengapa seorang pembicara atau pen garang menyatakan pikiran dan perasaan seperti yang dilakukan dan tidak dalam be ntuk lain, atau bagaimana keharmonisan gabungan isi dan bentuk. Pada 1982, Sudjiman membuat Diktat Mata Kuliah Stilistika, Program S1. Univers itas Indonesia. Kemudian Ia menerbitkan buku Bunga Rampai Stilistika. Gr afiti, Jakarta 1993. Istilah stilistika sejak 1980-an ini mulai dikenal di duni a Pengetahuan Tinggi sebab telah menjadi satu disiplin ilmu. Hal ini dilatarbel akangi oleh kenyataan selama ini bahwa dalam usaha memahami karya sastra para

kritikus sastra menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrisik, bahkan ada yang menggunakan beberapa pendekatan sekaligus. Semua itu ada hukum untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang alasan pengarang m enciptakan karya tertulis, gagasan yang hendak disampaikan ataupun hal-hal yang mempengaruhi cara penyampaiannya semua itu dilakukan untuk merebut makna ya ng terkandung dalam karya sastra serta menikmati keindahannya. Karena medium yang digunakan oleh pengarang adalah bahasa, pengant ar bahasa pasti akan mengungkapkan hal-hal yang membantu kita menafsirkan makna suatu karya sastra atau bagian-bagiannya untuk selanjutnya memahami da n menikmatinya. Pengkajian ini disebut pengkajian stilistika. Dalam peng kajian ini tampak relevansi linguistik atau ilmu bahasa terhadap studi sastra. Dengan stilistika dapat dijelaskan interaksi yang rumit antara bentuk dan makna yang sering luput dari perhatian dan pengamatan para kritikus sastra. (Sudjiman ,1993:VII). Pada 1986, Natawidjaja menerbitkan buku Apresiasi Stilistika, Inter masa, Yogyakarta. Dalam buku ini diuraikan penggunaan bahasa 6 suatu karya sastra melalui aspek bahasa misalnya peribahasa, ungkapan, gaya baha sa dalam karya sastra. Buku ini sangat bermanfaat bagi siswa SMA dan mahasis wa yang ingin meningkatkan pemahaman mengenai stilistika bahasa Indonesia. Di Universitas Gadjah Mada, penelitian skripsi sarjana juga membahas masalah s tilistika. Hal ini sudah dilaksanakan sejak 1958 sampai dengan sekarang ini, mi salnya, Budi S telah membuat skripsi tentang Bahasa Danarto dalam Godiob: Kaj ian Stilistika Cerpen-cerpen Danarto, 1990. Ia memberi penekanan analisis terhadap kosa kata, majas (bahasa kiasan), s arana retorika, struktur sintesis, interaksi bahasa dan humor dari mantra (Puleh , 1994:X). Pada 1993, Lukman Hakim membahas stilistika judul makalahnya Tinjauan S tilistika Terhadap Robohnya Suroau kami , (AA. Navis). Ia membahas cerita pendek ini da ri sisi gaya bahasa/stil, pengarangnya terutama yang berhubungan dengan 1). struktur kalimat yang dihubungkan dengan gaya bercerita. 2). pemiliha n leksikal yang dikaitkan dengan pemakaian majas (Depdikbud, 1993:28-38, Bahasa dan Sastra, X.4). Pada 1995, Aminuddin menerbitkan bukunya Stilistika Pengantar Memaham i Bahasa dalam Karya Sastra, IKIP Semarang, Press, Semarang. Kajian stil istika dalam buku ini terdiri dari enam bab. Bab 1 Pengertian Gaya dalam Perspektif Kesejarahan. Bab 2 Studi Stilistika dalam K onteks Kajian Sastra. Bab 3 Bentuk Ekspresi sebagai Pangkal Kajian Stilist ika. Bab 4 Aspek Bunyi dalam Teks Sastra. Bab 5 Bentuk Simbolik dalam Karya Sa stra. Bab 6 Bentuk Bahasa Kias dalam Karya Sastra. Pada 2003, Tirto Suwondo membahas cerpen dengan pandangan stilistika , judul makalahnya Cerpen Dinding Waktu, karya Danarto, Studi Stilistika d imuat dalam bukunya Studi Sastra Beberapa Alternatif, Hanindita, Yogya karta, 2003. Suwondo berkesimpulan bahwa cerpen dinding waktu karya Danarto kaya akan gaya ba hasa, baik gaya bahasa berdasarkan struktur kata dan kalimat maupun berdasarkan langsung atau tidaknya makna (2003:158).

7 3. Tujuan Stilistika

Stilistika sebenarnya dapat ditujukan terhadap berbagai penggunaan bahasa, tidak terbatas pada sastra. Namun biasanya stilistika lebih sering dikaitkan dengan bahasa sastra. Berbagai tujuan stilistika. Pertama menerangkan hubungan an tara bahasa dengan fungsi artistik dan maknanya. Kedua menentukan dan memperlihatkan penggunaan bahasa sastrawan, khusus penyimpangan dan penggunaa n linguistik untuk memperoleh efek khusus. Ketiga, menjawab pertanya an mengapa sastrawan mengekspresikan dirinya justru memilih cara kh usus?. Bagaimanakah efek estetis yang dapat dicapai melalui bahasa? Apakah pe milihan bentuk-bentuk bahasa tertentu dapat menimbulkan efek estetis? Apakah fungsi penggunaan bentuk tertentu mendukung tujuan estetis?. Keempat, mengganti kritik sastra yang bersifat subyektif dan impresif dengan analisis. Stil wac ana sastra yang lebih obyektif dan ilmiah. Kelima, menggambarkan karakt eristik khusus sebuah karya sastra. Keenam, mengkaji pelbagai bentuk gaya b ahasa yang digunakan oleh sastrawan dalam karyanya. 4. Ruang Lingkup Stilistika

Berbagai pakar sastra telah mengurai ruang lingkup stilistika. Dalam Pengkaj ian Puisi Univeristas Gajah Mada, Yogyakarta, Pradopo (1993:10) meng urai ruang lingkup stilistika, yaitu aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam s tilistika meliputi intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga lahirlah gaya int onasi, gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat. Dalam Bunga Rampai Stilistika, Sudjiman (1993:13-14) menguraikan pusat perhat ian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan pembicara at au penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa s ebagai sarana style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Sesungguhnya gaya bahasa terdapat dalam segala ragam bahasa ragam lisan dan raga m tulis, ragam sastra dan ragam nonsastra. Gaya bahasa adalah cara menggunak an bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud terten tu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu dikaitkan dengan teks sastra, khususnya teks sastra tertulis. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan kata, struktur kalimat, majas dan citr a, polarima, makna yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam seb uah karya sastra. 8 Misalnya, kita dapat menduga siapa pengarang sebuah karya sastra karena kita menemukan ciri-ciri penggunaan bahasa yang khas, kecenderungan nya untuk secara konsisten menggunakan struktur tertentu, gaya bahasa pribadi seseorang. Misalnya, Idrus dikenal dengan gaya bahasanya yang khas sederhana .

Setelah membaca sebuah karya sastra, kita dapat juga menentukan ragamn ya (genre) berdasarkan gaya bahasa teks karena kekhasan penggunaan bahas a, termasuk tipografinya. Gaya bahasa sebuah karya juga dapat mengungkapka n periode, angkatan, atau aliran sastranya. Misalnya kita dapat mengenal gaya sebuah karya sebagai gaya egaliter (gaya ragam); kita mengenal gaya realisme d alam karya yang lain (gaya aliran). Sebuah karya kita perkirakan terbit pada z aman Balai Pustaka dengan memperhatikan gaya bahasa (gaya angkatan). Menentukan gaya khas seorang pengarang (sastrawan) kita seharusnya membaca da n menelaah penggunaan bahasa dalam semua karyanya. Memastikan apa yang dis ebut gaya suatu ragam atau suatu jenis sastra tertentu, kita seharusnya memba ca dan menelaah penggunaan bahasa dalam semua karya dari ragam dan jenisnya. Demikian pula cara kerja untuk menentukan gaya semasa (angkatan), aliran kesusa straan tertentu. Ranah penelitian menjadi terlalu luas. Ranah penelitian stilistika biasanya dibatasi pada teks tertentu. Pengkajian stilistika adalah meneliti gaya sebuah teks sastra secara rinci deng an sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata, struktur bahasa, menga mati antarhubungan pilihan kata untuk mengidentifikasik an ciri-ciri stilistika (stilistic features) yang membedakan pen garang (sastrawan) karya, tradisi, atau periode lainnya. Ciri ini dapat bersifa t fonologi (pola bunyi bahasa, matra dan rima), sintaksis (tipe struktur kalim at), leksikal (diksi, frekuensi penggunaan kelas kata tertentu) atau retoris (m ajas dan citraan). Dalam Apresiasi Stilistika, Intermasa. Natawidjaja (1986:5) me nguraikan obyek stilistika atau ruang lingkup stilistika. Ia me nguraikan bahwa apresiasi stilistika tiada lain usaha memahami, menghay ati, aplikasi dan mengambil tepat guna dalam mencapai retorika agar melahirkan e fek artistik. Berdasarkan ekspresi individual kita kenal 1). Pribahasa, 2). Ungkapan, 3). Aspek kalimat 4). Gaya bahasa, 5). Plast ik bahasa, 6). Kalimat Asosiatif. Keenam obyek itu dibahas satu persatu secar a singkat dengan sistematika bahasan, cara, dan daftar contoh.

9 Berdasar ruang lingkup stilistika di atas dan sebelumnya jelas terlihat persama an, walaupun dengan redaksi yang berbeda. Dengan demikian ruang lingkup stilist ika itu sebagai berikut. 1) Pengertian Stilistika 2) Sejarah Stilistika 3) Tujuan Stilistika 4) Manfaat Stilistika 5) Hubungan Stilistika dengan Disiplin Ilmu Lain 6) Metodologi Penelitian Stilistika Sastra 7) Stilistika Puisi 8) Stilistika Cerita Pendek 9) Stilistika Novel 5. Manfaat Stilistika

Berbagai manfaat diperoleh dari stilistika bagi pembaca sastra, guru sa stra, kritikus sastra, dan sastrawan. Manfaat menelaah sebagai berikut. 1) Mendapatkan atau membuktikan ciri-ciri keindahan bahasa yang universal

dari segi bahasa dalam karya sastra lebih. 2) Menerangkan secara baik keindahan sastra dengan menunjukkan keselarasan peng gunaan ciri-ciri keindahan bahasa dalam karya sastra. 3) Membimbing pembaca menikmati karya sastra dengan baik 4) Membimbing sastrawan memperbaiki atau meninggikan mutu karya sastranya. 5) Kemampuan membedakan bahasa yang digunakan dalam satu karya sastra dengan ka rya sastra yang lain. ***

10

Anda mungkin juga menyukai