Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teknologi saat ini sudah semakin canggih dan banyak dipergunakan untuk berbagai kepentingan. Demi kemajuan dan berkembangnya suatu industri atau bisnis maka haruslah selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi (IT) yang ada agar tidak tertinggal oleh pesaing. Internet dengan cepat berubah menjadi alat komunikasi di seluruh dunia. Maraknya penggunaan jaringan Internet sudah menjadi kebutuhan bagi kebanyakan orang. Penggunaan Internet saat ini bukan hanya sekedar untuk melakukan browsing atau chatting saja, melainkan sudah tersedia fasilitas lainnya yang dapat memudahkan pengguna untuk mengakses segala kebutuhannya. Di Indonesia, jumlah pengguna Internet pada tahun 2012 mencapai mencapai 63 juta orang atau sekitar 24,23 persen dari jumlah penduduk Indonesia, demikian hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Pada 2013, menurut perkiraan APJII, pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 82 juta atau 30 persen dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai 107 juta, dan pada 2015 mencapai 139 juta. Survei APJII itu menunjukkan penduduk berusia berusia 12-34 tahun mendominasi pengguna Internet di Indonesia dengan porsi 64,2 persen sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1 persen dari total pengguna. Dilihat dari profilnya, mereka yang masih bekerja dengan lama kerja antara satu hingga dua tahun mencapai 53,3 persen dari total pengguna, yang disusul ibu rumah tangga, dan pelajar. Sementara dari jenis perangkat yang dipakai untuk mengakses Internet, ponsel pintar menempati porsi 70,1 persen, diikuti PC Notebook (45,4 persen), komputer rumah (41 persen), PC Netbook (5,6 persen), dan tablet (3,4 persen) (http://www.antaranews.com/berita/348186/pengguna-internet-indonesia 2012-capai-63-juta-orang).

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Pengguna Internet di Indonesia 2010-2012 Sumber: http://api.dailysocial.net/wp-content/uploads/2012/11/MP-Netizen-Survey-2013.jpg

Kesimpulan yang didapat dari graifk di atas adalah bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia per akhir tahun 2012 telah mencapai angka 61,08 juta orang. Angkat tersebut meningkat sekitar 10% dari tahun sebelumnya, tahun 2011. Dibanding total populasi, penetrasi pengguna Internet mencapai 23,5%. MarkPlus Insight melakukan survei terhadap 2151 orang yang berusia 15-64 tahun dengan strata sosial ABC dan bertempat tinggal di 11 kota besar di Indonesia. Survei juga dilakukan untuk menemukan behaviors yang muncul di antara para pengguna Internet ini (Sumber: http://www.digitalife.co.id/?p=6900). Konsep perbankan Internet telah berkembang bersamaan dengan

perkembangan dunia web yang luas. Programmer bekerja pada basis data perbankan mengembangkan ide-ide untuk transkasi perbankan online, mulai tahun 1980-an. Pada tahun 1983 Nottingham Building Society, biasa disingkat NBS, meluncurkan layanan perbankan Internet pertama di Inggris. Layanan ini membentuk dasar untuk sebagian besar fasilitas Internet Banking yang diikuti. Internet Banking dapat didefinisikan sebagai fasilitas yang disediakan oleh lembaga perbankan dan keuangan, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi perbankan terkait melalui internet.

Keuntungan terbesar dari Internet Banking adalah bahwa orang dapat melaukan aktivitas perbankan selagi berada di rumah, untuk bertransaksi bisnis, karena pemegang rekening tidak harus secara pribadi mengunjungi bank (http://www.apotas.com/sejarah-internet-banking/). Bank BRI menyediakan layanan Internet Banking yang memberikan kemudahan bagi nasabah BRI untuk dapat memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi perbankan melalui media internet yang aman. Dengan menggunakan Internet Banking, nasabah dapat melakukan transaksi finansial maupun non-finansial kapan pun dan dimana pun berada dengan mudah dan aman. Syaratnya tentu saja harus melalui jaringan Internet. Pada periode tahun 2012 total pengguna Internet Banking BRI Cabang Bandung Asia Afrika sudah mencapai belasan ribu. Hal tersebut mennasabahkan bahwa minat penggunaan Internet Banking masih cukup tinggi. Berikut ini merupakan data penggunaan Internet Banking BRI Cabang Bandung Asia Afrika pada periode yang berakhir pada September tahun 2012:
BULAN BANDUNG ASIA AFRIKA KC Bandung Asia Afrika KCP Pasir Kaliki KCP Rajawali Bandung KK Boromeus KK NHI KK Politeknik Bandung KK PT. Dirgantara Indonesia KK Stasiun KA Bandung TOTAL 1.076 1.129 1.196 1.289 1.407 1.471 1.555 1.664 1.901 11.292 671 48 101 11 5 55 59 27 701 49 109 11 5 56 61 30 744 53 113 11 5 60 62 31 795 56 122 11 6 65 65 34 870 67 134 11 6 67 71 34 907 68 139 13 8 68 72 39 927 79 148 15 8 73 79 42 972 91 160 17 8 80 88 46 1.131 99 166 17 8 88 95 49 7.718 610 1.192 117 59 612 652 332 Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sep

Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Pengguna Internet Banking Naungan BRI AA 2012 Sumber : Bank BRI Cabang Bandung Asia Afrika

Dari data yang diperoleh dari BRI Cabang Bandung Asia Afrika tersebut, tercatat dalam RKA (Rencana Kerja Anggaran) pegawai Funding Officer pada tahun 2012 bahwa target penggunaan Internet Banking BRI di cabang ini adalah

sebanyak 2.771. Sampai pada akhir bulan September tahun 2012 jumlah pengguna Internet Banking BRI AA hanya mencapai angka 1.901 walaupun terlihat bahwa setiap bulannya selalu terjadi peningkatan tetapi tetap saja tidak mencapai target yang ditentukan. Selain data di atas, terdapat suatu fenomena yang dikutip dari Majalah Marketing Edisi No. 02/XIII/Februari 2013, yaitu berupa peringkat penggunaan fasilitas kategori E-Channel khususnya peringkat penggunaan Internet Banking di Indonesia. Berikut ini tabel peringkat tersebut dengan TBI (Top Brand Index):
INTERNET BANKING

MEREK Klik BCA Internet Banking Mandiri BNI Internet Banking Internet Banking BRI

TBI 51,1% TOP 25,2% TOP 9,7% 7,9%

Tabel 1.2 Peringkat Penggunaan Internet Banking di Indonesia Sumber: Majalah Marketing Edisi 02/XIII/Februari 2013. The 3rd Generation of Branding.

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa peringkat penggunaan layanan Internet Banking BRI sampai pada bulan Februari 2013 pun masih berada di peringkat yang rendah. Oleh karena hal tersebut, peneliti semakin tergerak untuk melakukan penelitian mengenai minat menggunakan layanan Internet Banking BRI ini. Berdasarkan data-data pendukung di atas, penulis bermaksud meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat

menggunakan layanan Internet Banking BRI studi kasus PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Bandung Asia Afrika tersebut. Hasil penelitian ini sudah jelas akan bermanfaat bagi formulasi strategi pemasaran perusahaan untuk meningkatkan penggunaan Internet Banking BRI khususnya di Kantor Cabang Bandung Asia Afrika. Studi ini menginvestigasi bagaimana faktor kemudahan, kegunaan dan keamanan web dalam penggunaan teknologi dari Internet Banking (internet banking adoption) dapat

mempengaruhi sikap dan minat nasabah terhadap penggunaan layanan Internet Banking BRI untuk memenuhi kebutuhan perbankan mereka.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan di atas penulis membatasi penelitian ini hanya pada penggunaan Internet Banking BRI cakupan BRI Cabang Bandung Asia Afrika saja. Masalah yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah tidak tercapainya target penggunaan Internet Banking BRI di Cabang Bandung Asia Afrika hingga pada periode September 2012 berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat penggunaan nasabah terhadap Internet Banking BRI. Hasil dari pengidentifikasian masalah oleh penulis adalah: 1. Apa pengaruh faktor kemudahan Internet Banking BRI terhadap sikap nasabah? 2. Apa pengaruh faktor kegunaan Internet Banking BRI terhadap sikap nasabah? 3. Apa pengaruh faktor keamanan web Internet Banking BRI terhadap sikap nasabah? 4. Apa pengaruh faktor keamanan web Internet Banking BRI terhadap minat menggunakan Internet Banking BRI? 5. Bagaimana pengaruh dan hubungan sikap nasabah terhadap minat penggunaan Internet Banking BRI?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis faktor kemudahan, faktor kegunaan dan faktor keamanan web terhadap sikap dan minat menggunakan layanan Internet Banking BRI. 2. Menganalisis pengaruh sikap nasabah terhadap minat menggunakan layanan Internet Banking BRI.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

Bagi Perusahaan Memberikan pengetahuan baru khususnya bagi perusahaan (BRI Cabang Bandung Asia Afrika) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat penggunaan Internet Banking BRI sehingga perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang lebih baik lagi dalam memasarkan layanan Internet Banking BRI bagi nasabah di kemudian hari. Bagi Umum Memberikan informasi dan referensi ilmiah yang dapat memberikan wawasan mengenai analisis faktor-faktor sikap dan minat penggunaan nasabah terhadap Internet Banking atau produk Perbankan lainnya. Bagi Peneliti Mendapatkan informasi dari hasil identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat penggunaan nasabah terhadap Internet Banking.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sikap Sebagai suatu bagian dari perilaku manusia, istilah sikap banyak diberikan definisi. Dua definisi yang penting dikutip untuk memberikan apa yang dimaksud dengan sikap. An attitude is a lasting, general evaluation of people (including oneself), objects, or issues (Solomon, 2004). Sedangkan Ferrel (2006) mendefinisikan sikap sebagai knowlede and positive or negative feelings about something. Kedua definisi tersebut menunjukkan kesamaan, bahwa sikap merupakan bentuk evaluasi seseorang yang konsisten terhadap sesuatu, dirinya sendiri, maupun lingkungannya. Karena sikap merupakan suatu bentuk evaluasi maka ia melibatkan faktor motivasi, emosi, persepsi, serta pemahaman tentang sesuatu hal. Sifat yag penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut. Beberapa sikap mungkin dipegang dengan keyakinan kuat, sementara yang lain mungkin ada dengan tingkat kepercayaan yang minimum. Walaupun intensitas dan kepercayaan berhubungan, keduanya tidak sama. Mengerti tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena dua alasan. Pertama, hal ini dapat mempengaruhi kekuatan hubungan di antara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih dinasabahlkan untuk membimbing perilaku. Bila kepercayaan rendah, konsumen mungkin tidak merasa nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap mereka yang sudah ada. Sebagai gantinya, mereka mungkin mencari informasi tambahan sebelum meningkatkan diri mereka. Kedua, kepercayaan dapat mempengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap menjadi lebih resistan terhadap perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar. Satu lagi sifat penting dari sikap adalah bahwa sikap bersifat dinamis ketimbang statis. Maksudnya, banyak sikap akan

berubah bersama waktu. Sifat dinamis dari sikap sebagian besar bertanggung jawab atas perubahan di dalam gaya hidup konsumen.

2.1.1 Pengukuran Sikap Sikap adalah kecenderungan untuk berperilaku dengan cara yang konsisten menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk produk, layanan atau metode melakukan perdagangan (Schiffman & Kanuk 2000). Menurut Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa individu secara rasional berpikir mengenai konsekuensi perilaku terlebih dahulu sebelum bertindak. Dengan mengetahui intensi individu pada suatu sitasi maka akan dapat dipredikisi perilakunya. Teori Perilaku Beralasan (Theory of Reasoned Action/TRA). TRA memiliki tiga asumsi dasar, yaitu: (1) manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk akal; (2) manusia

mempertimbangkan semua informasi yang ada; dan (3) secara eksplisit maupun implisit, manusia memperhitungkan implikasi tindakan mereka. TRA mengatakan bahwa sikap manusia mempengaruhi perilaku melalui satu proses pengambilan keputusan (decision making) yang teliti dan beralasan. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) ada dua faktor yang menentukan niat berperilaku, yakni sikap individual terhadap perilaku (attitude toward) dan norma subjektif (subjective norms), sikap terhadap perilaku sebagai faktor personal, dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan individual akan akibat jika melakukan perilaku tersebut (behavioral beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan sejumlah penilaian individu akan hasil yang diperolehnya jika ia melakukan perilaku tersebut (outcome evaluation). Norma subjektif sebagai faktor sosial dipengaruhi oleh sejumlah persepsi atau keyakinan individu akan harapan sosial atau pihak lain agar ia melakukan perilaku tersebut (normative beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan motivasi individu yang bersangkutan untuk mematuhi harapan-harapan yang dirasakannya dari pihak lain (motivation to comply).

Attitude toward Act or Behaviour Behavioral Intention Subjective Norm


Gambar 2.4 Theory of Reasoned Action (TRA)

Behavior

Davis (1989) mengusulkan bahwa model penerimaan teknologi (TAM) menjelaskan potensi pengguna mengadopsi atau menggunakan sistem informasi baru (IS) atau teknologi informasi baru (IT). TAM didasarkan pada Teori Beralasan Tindakan (TRA) (Fishbein et al., 1975. 1980). Ini diasumsikan bahwa penerimaan pengguna teknologi dapat dijelaskan dua keyakinan utama, termasuk manfaat yang dirasakan, sebagai penentu sikap terhadap penggunaan dan niat untuk menggunakan. TAM telah menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap menggunakan teknologi informasi berdampak pada penggunaan aktual dari sistem. Sikap dirujuk ke tingkat mana seseorang memiliki evaluasi menguntungkan atau tidak menguntungkan atau penilaian perilaku dia (Ajzen, 1991).
Perceived Usefullness (U)

External Variables

Attitude towards Using (A)

Behavioral Intention to Use (BI)

Actual System Use

Perceived Easy of Use (E)


Gambar 2.5 Technology Acceptance Model (TAM)

Selanjutnya TRA dikembangkan dan disempurnakan oleh Ajzen (1985) dengan Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned

Behavior/TPB). Proses pengambilan keputusan ini terbatas pada tiga hal, yaitu: (1) perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum, tetapi oleh
9

sikap spesifik terhadap sesuatu (attitude toward behavior); (2) perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms); dan (3) sikap terhadap perilaku bersama dengan norma-norma (Behavioral subjektif akan membentuk untuk suatu niat berperilaku tertentu

Intention)

berperilaku

(http://www.scribd.com/doc/88709321/1-Fishbein-Ajzen).

2.2

Minat Beli Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995 : 306), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli (willingness to buy) dapat didefinisikan sebagai kemungkinan bila pembeli bermaksud untuk membeli produk (Doods, Monroe dan Grewal, 1991). Segala sesuatu menjadi sama, minat beli secara positif berhubungan terhadap persepsi keseluruhan pada akuisisi dan transaksi nilai (Della Bitta, Monroe dan McGinnis: 1981; Monroe dan Chapman: 1987; Urbany dan Dickson: 1990; Zeithaml: 1988 dalam Grewal, Monroe dan Krishnan, 1998). Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik

10

pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.

2.3 Internet Banking BRI Internet Banking BRI adalah suatu layanan perbankan yang memberikan kemudahan bagi Nasabah BRI untuk dapat memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi perbankan melalui media internet yang aman. Nasabah dapat melakukan transaksi financial maupun non-finansial dimana pun dan kapan pun berada. Dengan Internet Banking BRI, Nasabah dapat berinteraksi dengan BRI selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun, di manapun Nasabah berada. KEUNGGULAN

Mudah Cukup melakukan registrasi Internet Banking BRI di ATM BRI dan registrasi mTOKEN di Customer Service Kanca/KCP BRI makanasabah dapat langsung bertansaksi dengan mengakses alamat https://ib.bri.co.id.

User Friendly Design mudah dimengerti dan digunakan, sehingga nasabah tidak perlu membaca buku manual untuk menggunakan menu-menu dasar yang ada.

Dapat Dilakukan Setiap Saat Penggunaan internet banking dimaksudkan untuk memudahkan nasabah melakukan transaksi perbankan pada berbagai situasi dan keadaan.

Keamanan Yang Berlapis


o

Menggunakan teknologi kriptografi seperti penggunaan enkripsi dengan menggunakan SSL (Secure Socket Layer) yang akan mengacak dan menyandikan data transaksi.

Dilengkapi dengan mTOKEN sebagai kode pengaman tambahan yang diberikan kepada pengguna Internet Banking untuk dapat melakukan transaksi financial. mTOKEN dikirim melalui SMS setelah pengguna melakukan permintaan mTOKEN.

Tidak Memerlukan Perangkat Tambahan

11

Karena mTOKEN akan dikirimkan via sms ke nomor handphone nasabah maka tidak diperlukan perangkat tambahan yang harus nasabah bawa.
o

mTOKEN Token yang digunakan berupa mobile Token (mTOKEN) dimana kode pengaman tambahan akan dikirim melalui SMS setelah pengguna melakukan permintaan mTOKEN. Menu permintaan mTOKEN terdapat pada website IB BRI yang diakses melalui https://ib.bri.co.id

1 (satu) mTOKEN hanya bisa digunakan untuk 1 kali transaksi finansial. mTOKEN hanya dikirimkan ke Nomor HP nasabah yang telah diregistrasikan melalui Unit Kerja BRI setelah ada permintaan dari nasabah melalui layar Internet Banking.

Setiap kali request mTOKEN, nasabah akan mendapatkan 5 (lima) nomor kombinasi yang dikirim melalui SMS dari nomor khusus.

Ke-5 mTOKEN tersebut dapat digunakan untuk melakukan 5 kali transaksi dalam 12 Jam. Lewat dari waktu 12 Jam, ke 5 (lima) atau sebagian sisa mobile token yang telah digunakan tersebut akan expired.

FASILITAS
o o o o o

Informasi Rekening Informasi Saldo Mutasi Rekening Transfer Dana Transfer Transfer Antar Rek BRI Transfer ke Bank lain. Transaksi Terjadwal Tambah Transfer Lihat Status Daftar Transfer

12

o o

Pembayaran dan Pembelian Pembayaran Tagihan KK Bank BRI KK Bank Lain : Citibank, RBS, ANZ, SCB, HSBC Telepon/Selular : Telkom, Kartu Halo, Flexi, Matrix Listrik KTA Bank Lain : Citibank, RBS, SCB, HSBC Internet : Speedy, Flash Pembayaran Multifinance :FIF, BAF, Financia, OTO, Verena, WOM Pembayaran terpadu (pembayaran untuk beberapa transaksi sekaligus dalam satu kali eksekusi)
o

Pembelian Isi Ulang Pulsa: IM3, Mentari, Simpati, Kartu As, XL, SMART, AXIS, 3 Deposit e-Money

o o o o

Transaksi terjadwal Tambah Pembayaran Tagihan Lihat Status Daftar Pembayaran Daftar Pembayaran Pelayanan Nasabah Pesan Pesan Masuk Pesan yang telah terkirim Buat Pesan Baru Administrasi Ubah Password Ubah Alamat email Catatan aktivitas Daftar rekening tujuan Transfer dana Pembayaran tagihan mTOKEN : Permintaan mTOKEN

13

PERSYARATAN

Nasabah Tabungan BRI (BritAma, BritAma Junio atau Simpedes) yang memiliki kartu ATM BRI (BRI Card) dalam status aktif.

Memiliki handphone dengan simcard operator yang telah kerjasama dengan BRI.
o o

Operator GSM : Telkomsel, Indosat, XL Operator CDMA : Telkom Flexy, Bakrie Telecom dan Mobile-8

Memiliki alamat email untuk menerima email notifikasi transaksi Internet Banking BRI.

REGISTRASI

Registrasi awal di ATM BRI Nasabah melakukan registrasi awal di ATM BRI untuk membuat password dengan format 6 (enam) digit numerik sesuai keinginan yang digunakan untuk proses login IB BRI. Akan tercetak User ID dalam struk ATM 10 (sepuluh) digit alfa-numerik, terdiri dari 6 (enam) digit huruf perpaduan nama nasabah dan 4 digit acak angka tanggal.

Registrasi mTOKEN (Financial) di Customer Service Kanca/KCP BRI. Registrasi mTOKEN dapat dilakukan di seluruh Kanca/KCP BRI dengan melengkapi dan mennasabahtangani Formulir Permohonan Registrasi Layanan Internet Banking BRI. Setelah nasabah mendapatkan user ID IB BRI, nasabah harus segera melakukan login pertama di dalam waktu 45 hari sejak registrasi awal di ATM BRI.

2.3.1 Faktor Kemudahan Definisi kemudahan menurut http://www.artikata.com/arti-371963kemudahan.html adalah sesuatu yg dapat mempermudah dan

memperlancar usaha. Transaksi perbankan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Nasabah bisa saja melakukan transaksi keuangan pada saat sedang berbicara di telepon dan nasabah tentunya harus dapat mengimbangi, yaitu bisa memeriksa mutasi rekening saat itu juga untuk

14

memberi konfirmasi bahwa dana yang dikirim telah diterima. Bank yang layak digunakan adalah bank yang memiliki produk yang dapat memberikan kemudahan tersebut. Internet Banking memberikan fasilitas pembayaran tagihan maupun transaksi finansial dan non finansial hanya dengan melalui jaringan internet. Membayar tagihan secara online menjadi lebih mudah. Banyak bank menawarkan kalender online, yang membantu dalam pembayaran tagihan tepat waktu dan mencegah default. Namun, semua transaksi tidak dapat dilakukan secara online. Ada beberapa yang akan membutuhkan interaksi pribadi dengan para bankir jika fasilitas yang tersedia dan biaya yang terkait dengan pelayanan (http://id.prmob.net/bank-secara-

online/bank/situs-497418.html).

2.3.2 Faktor Kegunaan Definisi dari kegunaan menurut http://kbbi.web.id/manfaat adalah faedah; manfaat. Tujuan dari Electronic Banking adalah sebagai sarana penyediaan multi channel dan juga dapat menghemat biaya transaksi bank, nasabah lebih bebas, mudah, dan memberikan keamanan bertransaksi 24 jam sehari dimanapun nasabah berada. Dengan hadirnya Internet Banking, nasabah tidak perlu mengantri di bank ketika hendak melakukan transaksi. Hal ini akan menghemat waktu dan tenaga. Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan melalui Internet Banking di mana saja dan kapan saja asal memiliki sarana pendukung berupa sambungan Internet (Sumber: http://www.anneahira.com/internet-banking.htm). Manfaat hadirnya layanan Internet Banking yang termasuk ke dalam E-Banking ini tidak hanya dirasakan manfaatnya bagi nasabah, bagi bank sendiri mendapatkan manfaat tersendiri. Hadirnya layanan E-Banking ini akan menambah pendapatan bagi bank yang didapat dari biaya atau fee setiap ada transaksi. Manfaat yang diberikan dari fasilitas E-Banking diterima oleh pihak bank selaku penyedia dan juga pihak nasabah selaku pengguna. Diantaranya bagi pihak bank Business Expansion, Customer

15

Loyality, Revenue and Cost Improvement, Competitive Advantage, New Business Model serta Fee Base Income. Selain itu manfaat bagi para nasabah, diantaranya memberikan kemudahan dan kecepatan, transaksi dimana saja dan kapan saja dapat dilakukan serta hemat biaya dan waktu (Sumber: http://www.perbanas.org/cetak.php?id=3). Ada banyak manfaat dari Internet Banking dan investasi. Namun, dalam perkembangan hi-tech kejahatan cyber hari ini, disarankan untuk melanjutkan dengan hati-hati saat melakukan transaksi online

(http://id.prmob.net/bank-secara-online/bank/situs-497418.html).

2.3.3 Faktor Keamanan Web Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan). Menurut Sarno dan Iffano, keamanan informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul

(http://keamananinformasi.wordpress.com/2012/09/04/definis-keamananinformasi/). Sedangkan, keamanan web (Perceived Web Security) itu sendiri menurut Salisbury et al. (2001) as the extent to which one believes
that the World Wide Web is secure for transmitting sensitive information

adalah perluasan dimana suatu kepercayaan bahwa World Wide Web itu aman untuk mengirimkan informasi yang sensitif. Keamanan memang merupakan isu utama dalam E-Banking karena sebagaimana kegiatan lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Dari berbagai manfaat E-Banking yang diterima perlu diperhatikan juga dari segi keamanannya. Ada beberapa

16

aspek

yang

perlu

diperhatikan

seperti

Confidentiality,

Integrity,

Authentication, Non-repudiation dan Availability. Aspek-aspek keamanan tersebut perlu diperhatikan untuk memberikan kenyamanan yang lebih bagi para nasabah. Selain kenyamanan aspek-aspek tersebut merupakan suatu tindakan pencegahan dari ancaman pihak luar. Ancaman-ancaman yang terjadi dari pihak luar dapat menimbulkan kerugian pada pihak bank. Ini tentu harus dihindari. Faktor keamanan pada sistem sangat diperlukan untuk mencegah segala ancaman dari pihak yang tidak bertanggung jawab (sumber: http://www.perbanas.org/cetak.php?id=3). Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang betulbetul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam e-banking adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure HTTP) (Sumber:

http://denisuryana.wordpress.com/2011/12/02/manfaat-internet-banking-ebanking/). Nasabah dapat mengambil tindakan pencegahan ekstra dengan menggunakan password setidaknya enam atau delapan karakter

alfanumerik yang panjang dan dalam struktur. Hindari replikasi atau menjaga password yang sama untuk semua account.

17

BAB III METODELOGI PENELITIAN

1.1 Prosedur Penelitian Tahap demi tahap penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu. Pada tahap tertentu kadangkala terjadi tumpang tindih langkah penelitiannya. Namun demikian, jika dijabarkan secara rinci maka ketumpang tindihan ini dapat dilihat dengan jelas (Sugiama, 2008). Berikut ini merupakan langkah penelitian yang akan dilakukan:
Pencarian Topik Penetapan Masalah Pembuatan Operasional Variabel Pilot Testing Studi Pustaka

Pembuatan Kuesioner

Pengajuan Proposal

Penentuan Sampel

Pengumpulan Data

Laporan dan Presentasi Hasil Data

Pengolahan dan Analisis Data

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah pertama yang dilakukan adalah pencarian topik untuk penelitian ini, karena peneliti melihat ada kasus ketika melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Bandung Asia Afrika, yakni tidak tercapainya target penggunaan Internet Banking BRI maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Sikap dan Minat Menggunakan Internet Banking BRI (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Bandung Asia Afrika). Selanjutnya menetapakan masalah kemudian studi pustaka untuk memberikan banyak

18

pengetahuan mengenai masalah yang diteliti. Lalu peneliti mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing dan setelah disetujui peneliti membuat operasionalisasi variabel penelitian untuk kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kuesioner berdasarkan indikator-indikator yang telah dibuat di operasionalisasi variabel tersebut. Langkah berikutnya adalah penentuan sampel. Sebelum kuesioner disebarkan sesuai dengan sampel yang telah ditetapkan, dilakukan terlebih dahulu pilot testing sebanyak 15 sampai 30 responden (Maholtra, 2009). Data tersebut kemudian diuji reliabilitasnya terlebih dahulu dengan IBM SPSS Statistics 20.0 untuk menguji apakah setiap pernyataan sudah reliabel atau tidak. Setelah hasilnya reliabel, maka penyebaran kuesioner dilakukan kepada 210 responden yang merupakan nasabah BRI naungan Kantor Cabang BRI Asia Afrika yang belum maupun yang sudah menggunakan Internet Banking BRI. Setelah kuesioner disebarkan lalu dilakukan pengolahan dan analisis data yang kemudian hasilnya akan ditarik kesimpulan sehingga peneliti dapat memberikan saran bagi perusahaan apabila diperlukan agar dapat meningkatkan penggunaan layanan Internet Banking BRI itu sendiri.

3.2 Desain Penelitian


Maksud Studi Deskripsi Kausal Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Minat Penggunaan Nasabah terhadap Internet Banking BRI Jenis Investigasi Ekstensi Campur Tangan Peneliti Mempelajari Data Apa Adanya Penyusunan Studi Membuat Rancangan Pengukuran Pembuatan Skala

Hypothesis testing

Unit Analisis Individu

Desain Sampling Non probability

Horizon Waktu Cross sectional

Metode Pengumpulan Data Kuesioner

Gambar 3.2 Desain Penelitian

19

Dalam penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menguraikan secara tuntas dan jelas mengenai karakteristik permasalahan atau fenomena yang dihadapi. Sejauh ini sudah banyak riset-riset yang meneliti tentang topik ini, yaitu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat menggunakan layanan Internet Banking BRI. Jenis investigasinya ialah kausal karena ingin mengungkap hubungan sebab-dan-akibat (cause-and-effect relationships) diantara variabel-variabel penelitian.

3.3 Variabel Salah satu jenis variabel yang berdasarkan relasinya, yaitu Variabel Antara atau intervening variable yang merupakan pengkajian variabel antara kompleksitas penelitian menjadi sangat bermanfaat ketika peneliti bermaksud mengungkap fungsi variabel yang mengantarai variabel independen dengan variabel dependen. Karena fungsi itulah variabel tersebut diistilahkan sebagai variabel antara atau intervening variabel (Davis dan Cosenza, 1988 : 104., Sekaran, 2003). Variabel intervening ini muncul sebagai suatu fungsi dari variabel dependen atas pengaruh dari variabel independennya, secara operasional variabel antara membantu menjelaskan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen tersebut (Davis dan Cosenza, 1988 : 104). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, variabel intervening adalah variabel yang berfungsi sebagai variabel yang mengantarai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian yang penulis lakukan memiliki variabel-variabel seperti yang dijelaskan di atas sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen Kemudahan Kenyamanan Keamanan Web Sikap Minat Menggunakan

Tabel 3.1 Variabel-Variabel Penelitian

20

3.4 Model Penelitian


H5
PERCEIVED EASY OF USE (KEMUDAHAN)

H1 H6

PERCEIVED USEFULNESS (KEGUNAAN)

H2 H3

SIKAP

MINAT MENGGUNAKAN INTERNET BANKING BRI

PERCEIVED WEB SECURITY (KEAMANAN WEB)

H4

Gambar 3.3 Model Penelitian

3.5 Operasionalisasi Variabel Variabel Independen Technology Acceptance Model (TAM) Pernyataan Kuesioner Menurut saya penggunaan layanan IB-BRI mudah. Prosedur registrasi IB-BRI mudah dimengeti. Menurut saya mudah untuk menguasai penggunaan layanan IB-BRI. 2. Perceived Usefulness (Kegunaan)
Manfaat-

Dimensi dan Definisi 1. Perceived Easy of Use (Kemudahan) Definisi: Sesuatu yang dapat mempermudah dan

Indikator Mudah menggunakan. Prosedur registrasi mudah dimengerti. Mudah untuk

Skala Likert

Item Kuisioner 1

memperlancar usaha. (http://www.artikata.c om/arti-371963kemudahan.html).

menguasai penggunaan objek.

Penggunaan layanan IB-BRI dapat mempercepat

Likert

manfaat utama.
Manfaat

secara

21

Definisi: Faedah; manfaat.

keseluruhan.

proses transaksitransaksi perbankan saya. Penggunaan layanan IB-BRI dapat mempermudah proses transaksitransaksi perbankan saya. IB-BRI bermanfaat bagi saya. 6 5

(http://kbbi.web.id/ma nfaat).

Perceived Web Security

Definisi: Perluasan dimana suatu kepercayaan

Persepsi keamanan bertransaksi.

IB-BRI merupakan suatu layanan yang aman untuk melakukan transaksi-transkasi perbankan. Saya merasa tidak khawatir sama dalam sekali untuk memberikan informasi pribadi melalui IB-BRI. Saya merasa aman menggunakan layanan IB-BRI dalam melakukan transaksi perbankan.

Likert

(Keamanan bahwa World Wide Web) Web itu aman untuk mengirimkan informasi yang sensitif. (Salisbury et al. 2001)

Tidak khawatir

merasa

memberikan informasi pribadi.

Aman

melakukan transaksi perbankan.

22

Sikap

1. Kognitif Definisi: Pengetahuan persepsi biasanya seseorang informasi dan

Pengetahuan mengenai objek.

Menggunakan layanan IB-BRI adalah suatu gagasan yang baik. Menurut pandangan saya, menggunakan layanan IB-BRI merupakan keputusan yang baik.

Likert

10

yang Persepsi diperoleh dari dan terhadap objek.

11

pengalaman langsung atas suatu objek.

(Suhartanto, 2008)

2. Afektif Definisi: Perasaan suka atau

Perasaan terhadap objek.

Menurut pendapat saya, saya suka menggunakan layanan IB-BRI. Saya merasa bahwa menggunakan layanan IB-BRI menyenangkan.

Likert

12

tidak suka seseorang terhadap suatu objek. (Suhartanto, 2008)

13

3. Perilaku Definisi: Kecenderungan seseorang melakukan tindakan berkaitan suatu objek untuk suatu yang dengan sikap.

Kecenderungan tindakan berkaitan dengan objek. yang

Saya akan menggunakan layanan IB-BRI dalam waktu dekat. Saya akan merekomendasikan layanan IB-BRI kepada orang lain.

Likert

14

15

(Suhartanto, 2008) Minat Beli Definisi:

Tahap

Saya akan

Likert

16

23

Tahap kecenderungan responden bertindak keputusan benar-benar dilaksanakan. (Kinnear dan Taylor 1995:306) untuk sebelum membeli

kecenderungan sebelum menggunakan objek.

menggunakan layanan IB-BRI untuk kebutuhan perbankan saya. Layanan IB-BRI adalah pilihan saya dalam melakukan transaksi-transaksi perbankan. 17

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

3.6 Sampel Sampel adalah suatu bagian yang diambil dari sebuah populasi untuk menentukan sifat serta ciri-ciri yang dikehendaki dari populasi bersangkutan. Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dimungkinkan, jika peneliti dihadapkan antara lain pada kendala waktu, tenaga dan biaya.

3.6.1 Unit Sampel Unit sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah BRI naungan Kantor BRI Cabang Bandung Asia Afrika yang terdiri dari Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK) naungan BRI Cabang Bandung Asia Afrika, yaitu: KC Bandung Asia Afrika KCP Pasir Kaliki KCP Rajawali Bandung KK Boromeus KK NHI KK Politeknik Negeri Bandung KK PT. Dirgantara Indonesia KK Stasiun KA Bandung
Tabel 3.3 Naungan Kantor BRI Cabang Bandung Asia Afrika

24

3.6.2 Ukuran Sampel Maholtra (2009), mendefinisikan ukuran sampel dalam tabel dibawah ini: Jumlah Sampel yang Digunakan dalam Studi Riset Pemasaran Jenis Studi Riset identifikasi masalah Riset penyelesaian masalah Pengujian produk Studi pengujian pasar Periklanan tv/radio/cetak Audit pengujian pasar Fokus group Ukuran Minimum 500 200 200 200 150 10 toko 6 kelompok
Tabel 3.4 Ukuran Sampel Sumber: Malhotra, (2009)

Rentan 1.000-2.500 300-500 300-500 300-500 200-300 10-20 toko 10-15 kelompok

Berdasarkan pemahaman dari teori Malhotra (2009), dapat disimpulkan bahwa minimal responden untuk riset penyelesaian masalah sebanyak 200 responden. Dengan demikian dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 240 responden yang terdiri 30 responden dari setiap 1 Kantor Cabang, 2 Kantor Cabang Pembantu dan 5 Kantor Kas BRI yang telah disebutkan diatas. 3.7 Teknik Sampling Sampling adalah suatu proses penggunaan suatu bagian atau sejumlah kecil anggota dari sebuah populasi untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan dari individu dalam populasi bersangkutan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling dengan jenis convenience sampling. Pada jenis sampling ini, sampel dipilih secara subjektif oleh peneliti dari suatu populasi. Peneliti tidak berupaya mempelajari lebih rinci tentang karakteristik individu yang akan ia jadikan sampelnya. Peneliti dapat memilih individu karena pertimbangan kecocokan waktu saja. Ciri khas convenience sampling adalah

25

pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan subjektif peneliti mengenai kemudahan baginya dalam mengambil sampel bersangkutan. Jadi, pengambilan sampel dilakukan dengan cara yang paling mudah bagi peneliti bersangkutan. Itu sebabnya disebut convenience atau kemudahan dn

kenyamanan bagi peneliti. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel yaitu responden yang merupakan nasabah BRI Kantor Cabang BRI Asia Afrika, Kantor Kas POLBAN, Kantor Kas NHI, Kantor Kas Borromeus dan Kantor Kas PT. DI yang belum dan yang sudah menggunakan layanan Internet Banking BRI.

3.8 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari kuesioner serta data sekunder yang diperoleh dari perusahaan, buku, dan jurnal-jurnal ilmiah. Kuesioner disebar di wilayah Kantor BRI Cabang Asia Afrika dan di empat Kantor Kas BRI yang berada di naungan Kantor BRI Cabang Bandung Asia Afrika, yaitu Kantor Kas POLBAN, Kantor Kas NHI, Kantor Kas Borromeus dan Kantor Kas PT. DI.

3.9 Metode Analisa Data Teknik data yang digunakan untuk menganalisa data yang sudah didapat dan dikumpulkan, karena data yang didapat adalah tidak normal (setelah dilakukan uji normalitas) maka peneliti menggunakan cara analisa non-parametrik, yaitu dengan melakukan Uji Sperman dan Kendall melalui aplikasi IBM SPSS Statistics 20.0.

26

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1985). From intentions to actions: A theory of planned behavior. In K. J, & B. J, Action Control: From Cognition behavior (11-39). Springer Verlag: New York. Ajzen, I. (1991). The theory of planned behaviour. Organizational Behaviour and Human Decision Process, 50, 179-211. Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding attitudes and predicting social behaviour. Prentice-Hall: New Jersey. Cheng, Edwin T.C, David Y.C Lam, and Andy C.L Yeung. 2006. Adoption of Interne Banking: An Empirical Study in Hong Kong, Jurnal Departemen Logistik Universitas Politeknik Hong Kong: Hung Hom. Kowloon. Davis, Duane dan Robert M Cosenza, 1988, Business Reseacrh for Decision Making, PWS-KENT Publish Co., Boston. Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly , 13 (3), 318-339. Dwityanti, Esthi. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen terhadap Layanan Internet Banking Mandiri, Thesis Universitas Diponegoro Semarang, Hal 20-21. Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to theory and research. Addison-Wesley: Boston. Hung Hsu-Shu, Bat-Erdene Bayarsaikhan, MBA, 2012, Factors Influencing on Online Shopping Attitude and Intention of Mongolian Consumers, The Journal of International Management Studies, Volume 7 Number 2 Department of Business Administration, Nanhua University, Taiwan. James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. (1994). Perilaku Konsumen. Binarupa Angkasa : Jakarta. Melinda, Lina M. Hum, Mieke Miryanti M.Hum & Neneng Nuryati M.Pd. (2011). Hubungan Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi

27

Kasus Pada Jurusan Bahasa Inggris Politeknik Negeri Bandung). Laporan Penelitian Pemula. Bandung Maholtra, Naresh K. (2009). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Jakarta: PT. Indeks. Marimba, Ahmad D. (1980). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT Alma.arif. Sabri, Alisuf, H.M. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. Salisbury, W.D., Pearson, R.A., Pearson, A.W. and Miller D.W., 2001, Perceived security and World Wide Web purchase intention. Industrial Management & Data Systems, 101, 165-176. Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2000). Consumer Behavior 7th Edition. Prentice Hall: New Jersey. Shalahuddin, Mahfudh.(1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT. Raja Ilmu. Sugiama, Gima A (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Guardaya Intimarta: Bandung. Suhartanto MCM, Dwi. 2008. Perilaku Konsumen Tinjauan Aplikasi di Indonesia. Guardaya Intimarta: Bandung. Solomon, Michael (2004). Consumer Behaviour, 6th Edition, Pearson International Edition. Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

28

Anda mungkin juga menyukai