Anda di halaman 1dari 16

II.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Endothelial Progenitor Cell (EPC) Beberapa hasil penelitian baik secara in vitro maupun in vivo memberikan bukti yang meyakinkan bahwa di dalam sumsum tulang dan aliran darah tepi terdapat sel-sel yang mampu membelah dan berdiferensiasi menjadi sel-sel endotel dan memperbaiki jaringan iskemik akibat rusaknya dinding pembuluh darah. Sel-sel ini disebut endothelial progenitor cell (EP !. "elalui eksperimen in vitro# telah diketahui tiga kelompok sel yang memiliki kemampuan neovaskularisasi# antara lain kelompok EP yang berasal dari sumsum tulang# kelompok sel endotel dari dinding pembuluh darah yang bersikulasi di dalam darah tepi (circulating endothelial cell$ E !# serta kelompok sel yang disebut endothelial outgrowth cell (E% !# dan dua kelompok terakhir diperoleh dari hasil kultur sel-sel mononuklear darah tepi didalam medium yang sesuai. (P&' (oon et all# )**+! Secara in vivo sel-sel endotel dapat berasal ,S # common myeloid progenitor# granulocytemacrophage progenitor# dan mesenchymal stem cell. &emungkinan sumber EP lain adalah sel-sel monosit yang berperan dalam proses neovaskularisasi melalui mekanisme yang berbeda dari keempat sumber diatas. EP hasil diferensiasi sel monosit tidak langsung membentuk sel endotel# tetapi bermigrasi ke perivascular space dan mensekresikan proangiogenic cytokine# seperti -ascular Endothelial (rowth .actor (-E(.!# ,uman dari sel-sel (rowth .actor (,(.!# (ranulocyte- olony Stimulating .actor ((- S.!# dan (ranulocyte "acrophage- olony Stimulating .actor (("- S.!. Secara morfologi EP monosit berbentuk spindle# menyerupai sel-sel fibroblast. Sedangkan EP yang berasal dari sumsum tulang berbentuk seperti cobblestone# menyerupai sel endotel. (&ouros "otamed et all# )**/!

(ambar 0. Pluripotent S (1. 2u. 1ournal "ol "edicine )**3!

II. 2 Diferensiasi Sel P n!a Pada terapi regeneratif diperlikan sel punca yang telah mengalami diferensiasi menjadi sel yang lebih spesifik tanpa memandang dari mana sumbernya# kemudian baru di transplantasikan ke penderita yang memerlukan. 4iferensiasi menjai sel yang lebih spesifik lainnya terjadi secar spontan jika embryonic stem cell dikultur pada media tertentu. 5gar supaya aplikasi sel punca dapat berhasil dengan baik diperlukan suatu pengaturan tertentu terhadap sel punca tersebut agar dapat berdeferensiasi menjadi sel yang dikehendaki. Pengaturan terhadap deferensiasi sel termasuk diantaranya bahan kimia tertentu yang dapat menginduksi proses deferensiasi menjadi sel tertentu saat ini menjadi bahan konsep penelitian yang menarik baik secara in vitro maupun secara in vivo. (.56 hun-7ing et all# )**/! (rowth factor terbukti dapat menginduksi suatu proses deferensiasi dan dalam proses deferensiasi sel# gen tertetu akan teraktifasi dan dilain pihak gen yang lain akan mengalami inaktifasi. 4alam proses diferensiasi akan terjadi perubahan-perubahan seperti fisiologi sel# ukuran# bentuk serta aktifitas metabolik# respon terhadap stimulus serta ekspresi gen# dan

sebagai hasil akhir dari proses deferensiasi akan terbentuk sel yang spesifik dan mempunyai fungsi tertentu. (at all# )**8! Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi# sel punca dibagi menjadi 9 0. Totipotent. 4apat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. 'ang termasuk dalam sel puncatotipotent adalah :igot (telur yang telah dbuahi!. ). Pluripotent. 4apat berdiferensiasi menjadi / lapisan germinal 9 ektoderm# mesoderm# endoderm# tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. 'ang termasuk sel puncapluripotent adalah embryonic stem cells. /. Multipotent. 4apat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. "isalnya 9 hematopoietic stem cells. ;. Unipotent. ,anya dapat menghasilkan 0 jenis sel. <api berbeda dengan yang lainnya# sel puncaunipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri ( selfregenerate/self-renew! Sel punca hematopoetik dalam perkembangannya dapat menghasilkan sel-sel darah. Sel tipe hematopoetik merupakan tipe sel punca yang sejak lama telah digunakan dalam terapi keganasan darah (leukimia!. Strategi terapi ini memungkinkan dilakukannya kemoterapi dosis tinggi yang dapat mengeliminasi sel abnormal (ablasi! pada penderita keganasan. Populasi sel yang =tereliminasi> oleh kemoterapi akan digantikan oleh sel punca hematopoetik yang ditransplanstasikan. 6amun perlu diperhatikan bahwa selama populasi sel belum tergantikan# pasien berada dalam kondisi yang sangat rentan untuk terkena infeksi sehingga diperlukan perawatan di fasilitas isolasi yang dapat menjamin kondisi yang aseptik. Saat ini fasilitas ruang isolasi masih jarang dimiliki oleh rumah sakit di ?ndonesia dan hal ini
seringkali membuat biaya transplantasi sel punca menjadi sangat tinggi.(PKY Goon et all, 2006) Sel punca hematopoetik memiliki molekul yang khas pada permukaan selnya# yaitu molekul glikoprotein 4/;@."olekul penanda ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menghitung jumlah sel punca hematopoetik yang berhasil diisolasi dari berbagai sumber di atas. Bahkan dalam penggunaannya dalam terapi keganasan# telah ditentukan jumlah 4/;@ yang direkomendasikan oleh 5SB"< (American Society for Blood and Marrow Transplatation) dan ?S < (International Society for ellular T!erapy) bahwa untuk meningkatkan angka 4/;@ ( #$% keberhasilan engraftment dari sel yang ditransplantasikan diperlukan setidaknya A B 0*+ 4/;@ cells/"g berat badan. %leh karena itu# fasilitas laboratorium terpercaya yang dapat menghitung jumlah sel enumeration) menjadi mutlak diperlukan untuk trans plantasi jenis ini.

eberapa !emangioblast

ta!un yang

terak!ir, dalam

dilaporkan

ba!"a

# $0% dari sel punca berdi-erensiasi menjadi

&'()# juga turunan sel

mengekspresikan penanda &'*((. +el dalam populasi &'()#,&'*((# dikenal dengan sebutan perkembangannya dapat !ematopoetik (heme) dan sel endotel (angio). .emangiblast pertama kali diekstraksi dari embryonic culture yang dimanipulasi dengan cytokine untuk di de-erensiasi menjadi sel !emapoetik atau sel endotel dan temyata !emangioblast juga dapat ditemukan pada jaringan pada indi/idu yang tela! berkembang secara sempuma seperti pada bayi ba!kan !emangioblast dapat ditemukan sebagai sel punca pada aliran dara! tepi pada indi/idu de"asa dan sumsum tulang. .al ini dipertegas dengan temuan 0sa!ara et al yang melaporkan ba!"a populasi sel tersebut merupakan sel tipe Endothelial Progenitor Cell/ 1P&. 2ebi! lanjut, 1P& merupakan sel progenitor yang bertugas meregenerasikan sel endotel dalam pembulu! dara!, 3le! karena itu, jumla! 1P& dalam sirkulasi peredaran dilaporkan mengindikasikan besamya risiko terjadinya dara!

art!erosklerosis maupun kejadian

kardio/askular mayor. (.ideki Kobayas!i et all, 20*)

11.2.1 Peranan Signal Tranduction pada diferensiasi sel


Signal transduction

adala! suatu proses yang di a"ali ole! akti-asi reseptor yang

berada di membran (4ransmembrane receptor)o5e! sinyal molekul dari luar sel, yang pada ak!irnya akan mengakibatkan molekul didalam sel mengeluarkan suatu .respon tertentu. 4ransmembrane receptor terbentang pada membran sel dimana sebagian reseptor berada di luar dan sebagian berada di dalam sel, sinyal mengikat bagian reseptor yang berada diluar sel meruba! bentuknya dan meng!antarkan sinyal ke dalam sel. eberapa molekul sinyal seperti testosteron dapat mele"ati membran sel dan mengikat secara langsung reseptor yang berada di dalam sitoplasma maupun di nukleus. 'i lain -i!ak ada juga kaskade peng!antaran sinyal di dalam sel, dimana setiap ta!ap dari kaskade, sinyal akan mengalami ampli-ikasi, jadi pada proses signal transduction, sinyal molekul yang kecil dari luar sel akan dapat meng!asilkan respon yang besar dan di!arapkansinyal yang lebi! besar dapat meng!asilkan peruba!an pada sel baik melalui ekspresi dari '60 atau melalui akti-itas en7ym di dalam sitoplasma. Proses tersebut dapat dalam milidetik melalui ion -lu8, beberapa menit untuk protein atau lipid yang dimediasi ole! kaskade kinase, beberapa jam ba!kan !ari jika melalui ekspresi gen.('!illon 0+ et all, 2009)

11.2.1.1 Signaling molecules

&ebanyakan signal transduction melibatkan ikatan dari signaling molecules diluar sel dengan reseptor di permukaan sel yang secara k!as akan meng!adap keluar sel. Kaskade peng!antaran sinyal di dalam sel juga dapat di picu tanpa melalui reseptor di membran ole! karena si-at lipo-ilik dan !idro-obik. eberapa !ormon steroid mempunyai reseptor di dalam sitoplasma dan bekerja dengan cara mengikat reseptor pada promoter region dari steroid-responsive genes. Pada organisma multiselular beberapa molekul kecil dan polipeptida mengkoordinasi sel melalui aktivitas biologi secara individual# berdasarkan fungsinya molekul-molekul tersebut di klasifikasikan sebagai berikut9 : : : : : : : : hormones (melatonin! growth factors (epidermal growth factor! eBtra-cellular matriB components (fibronectin! cytokines (interferon-gamma! chemokines ( C56<ES! neurotransmitters (acetylcholine! neurotrophins ( nerve growth factor! reactive oBygen species and other electronically-activated compounds

11.2.1.2 "es#on sel ler 5ktifitas gen# perubahan metabolisme# sel menjadi proliferasi atau mati# stimulasi atau supresi# merupakan respon sel terhadap stimulasi dari luar sel yang memeriukan signal transduction. .aktor-faktor transkripsi yang dihasilkan dari kaskade signal transduction dapat mengaktifsi beberapa gen# oleh sebab itu adanya stimulus awal dapat memicu ekspresi dari keseluruhan kelompok gen yang pada akhimya dapat mengaktivasi beberapa kondisi fisilogis yang kompleks# termasuk diantaranya peningkatan ambilan glukosa dari sirkulasi darah oleh insulin# migrasi dari neutrofil ke tempat infeksi yang di stimulasi oleh produk dari bakteri# hal tersebut yang dikenal sebagai program genetik. Sebagian besar sel mamalia memeriukan stimulus untuk mengontrol tidak hanya pembelahan sel tapi juga untuk mempertahankan hidup. <idak adanya stimulus growth factor sel-sel akan mengalami apoptosis secara keseluruhan# untuk itu signal transduction pat!way merupakan pengendali utama proses biologi sel dan beberapa penyakit terjadi akibat dari
gangguan regulasi dari signal transduction pathway ini. (;oberts P<et all, 20*0)

11.2.1.$ Ti#e rese#tor

Ceseptor dapat di bagi menjadi dua tipe9

*. 2.

ell-surface receptors. ?ntracellular receptors

&igand-gated ion c!annel receptors adala! reseptor yang dapat di temukan pada permukaan sel atau di dalam sel. 2igan yang !anya berikatan dengan reseptor intracellular termasuk diantaranya steroid !ormones, t!yroid !ormone, retinoic acid, dan deri/at dari /itamin ' (. 'i lain pi!ak ligan yang berikatan dengan reseptor di permukaaan sel untuk menginisiasi signal tmsduction !arus mele"ati membran sel.

11.2.1.$.1 Cell%S rfa!e "e!e#tors


Ceseptor pada permukaan sel merupakan bagian dari protein transmembran dan yang dapat dikenal oleh molekul sinyal dari luar sel. Ceseptor tersebut terbentang pada membran plasma dengan satu bagian berada diluar sel dan yang lainnya berada di dalam sel (the intracellular domain!. Signal tranduction dapat terjadi sebagai !asil dari stimulasi molekul atau ligan pada ekstraselluler domain, dan ligan tidak dapat mele"ati membran plasma tanda mengikat reseptor terlebi! da!ulu. =katan antara ligan dan reseptor pada permukaan sel menstimulasi serial kejadian di dalam sel, dimana berbeda tipe reseptor akan memberikan respon yang berbeda pula. ;eseptor secara spesi-ik akan mengikat ligan tertentu kemudian ligan akan menga"ali transmisi sinyal mele"ati membran plasma dengan cara meruba! bentuk atau menyesuaikan diri sesuai dengan model molekul tertentu, yang kemudian akan meng!asilkan akti-itas en7ymatik atau membuka ikatan untuk protein sinyal yang lain di dalam sel. +ekali protein berikatan dengan reseptor kemudian akan menjadi akti- dan meng!antarkan sinyal kedalam

sitoplasma. Padasel eukaryotic sebagian besar protein intraseluler yang diaktifkan

oleh ikatan ligan dan reseptor mempunyai aktifitas en:ymatik# en:ym tersebut ternasuk tyrosine kinase ( protein# small (<P ase# serine$threonine protein kinase# phospatase# lipid kinase dan hydrolases. Beberapa camp serta c("P P?P# 45( dan ?P/# ?P/ mengatur pengeluaran kalsium intraseluler yang di keluarkan ke sitoplasma. Protein lain berinteraksi dengan adapter protein# adapter protein memfasilitasi interaksi diantara protein sinyal dan mengatur pembentukan komplek sinyal yang dipertukan untuk menghasilkan respon seluler yang memadai. 5da beberapa klas dari reseptor transmembran yang dapat mengenali molekul sinyal ekstra seluler yang berbeda diantaranya adalah9 1. Ceceptor tyrosine kinases 2. ?ntegrins 3. (-protein coupled receptors 4. <oll-like receptors

11.2.1.$.2

"e!e#tor T&rosine Kinases

'eceptor tyrosine "inases (C<&s! adalah protein transmembran yang mempunyai domain intraseluler dan domain ekstraseluler yang mengikat ligan. 5da beberapa protein C<& yang di klasifikasikan dalam subfamili tergantung dari struktur yang di miliki serta ligan spesifik# termasuk diantaranya resptor growth factor# seperti reseptor insulin dan insulin-like receptor# untuk mengatur sinyal biokimianya C<& membentuk dimers di dalam membran yang di stabilisasi oleh ikatan ligan dan reseptor# kemudian interaksi antara kedua dimmer pada domain sitoplasma akan menstimulasi autophosporilation dari tyrosine yang ada pada domain tyrosine kinase sitoplasma dari C<& yang akhimya dapat menyebabkan perubahan konformasi. 4omain kinase dari reseptor kemudian teraktifasi mengawali kaskade phosporilasi dari molekul sitoplasma# dan sinyal tersebut diperlukan untuk beberapa proses seluler seperti
mengontrol pertumbu!an sel, di-erensiasi, migrasi serta metabolisma dari sel. +mall G protein yang terdiri dari ;as, ;!o, ;a- merupakan Protein yang dapat mengikat G4P, protein ini mempunyai peran penting dalam transmisi sinyal dari ;4K ke dalam selyang bertindak sebagai molecular switcher yang biasanya terikat pada membran melalui gugus carbo8yl dari grup isoprenyl, dan selama akti-asi mereka bertanggung ja"ab dalam rekruitmen protein pada subdomain membran yang spesi-ik yang berperan pada peng!antaran sinyal. ;4Ks yang akti- kembali mengakti-kan small G protein kemudian mengakti-kan Guanine 6ucleotide 18c!ange >actors seperti +3+2'an sekali akti- -aktor penguba! tersebut dapat mengakti-kan small G protein lebi! banyak lagi yang ak!imya dapat memperbesar sinyal a"al. <ika terjadi mutasi pada mutasi pada gentertentu dari ;4K dapat meng!asilkan ekspresi reseptor dalam keadaan akti terus menerus, dan bersi-at onkogenik. =ntegrins

(ambar ). 4iferensiasi Embrionic stem sel ( 1.2u. 1urnal "ol "edicine )**3!
5n overview of integrin-mediated signal transduction# adapted from ,ehlgens et al. (2009). ?ntegrin dihasilkan oleh beberapa macam tipe sel dan memainkan peran dalam ikatan sel terhadap sel lain juga terhadap eBtracellular matriB (E "!# dan pada proses

signal transduction sinyai diterima dari

komponen matriks ekstra seluler seperti misalnya fironectin# collagen dan laminin. ligan akan berikatan dengan domain ekstraseleler dari integrin kemudian akan menginduksi perubahan pada protein atau cluster protein di permukaan sel untuk mengawali proses

signal ransduction. Signal transduction yang di mediasi

integrin ditempu! melalui beberapa protein kinase di dalam sel demikian juga melalui molekul adaptor seperti integrin?linked kinase (=2K), -ocal?ad!esion kinase (>0K), talin, pa8illin, par/ins, p*(0&as, +rc? -amily kinases, and G4Pases dari -amili ;!o, dan yang paling berperan adala! =2K. +ignal tranduction !asil kerjasama antara integrin dan 4;K sangat menentukan kelangsungan !idup sel, apoptosis, proli-erasi serta di-erensiasi sel. 0da perbedaan penting antara signaling integrin pada sel yang terdapat pada sirkulasi dara! dan sel yang bukan di sirkulasi seperti sel epitel. Pada keadaan normal -isiologis integrin yang terdapat pada permukaaan sel pada sirkulasi dara! adala! dalam keadaan tidak akti-, seperti misalnya integrin pada leukosit dalam keadaan -isiologis dijaga dalam keadaan tidak akti-, dan integrin !anya akan merespon jika ada stimulus respon adekuat seperti misalnya dalam keadaan in-lamasi. 'emikian juga pada platelet dijaga tetap tidak akti- untuk meng!indari trombosis. 'ilain pi!ak pada sel epitel integrin di perta!anankan untuk tetap akti- untuk mengikat stromal sel yang akan meyalurkan sinyai untuk kepentingan di-erensiasi sel.

'%Prote in%Co #led "e!e#tors

(ambar /. ( - Protein - oupled Ceceptors (Cobert.P1.%ncogene )**D!

3& @ 0AP

(-protein-coupled receptors ((P Cs! adalah famili dari integral membrane proteins yang mempunyai tujuh membrane-spanning domains# yang berikatan dengan guanine nucleotide-binding protein (or heterotrimeric ( protein!. Signal transduction yang dihasilkan oleh (P C di mulai dari ikatan reseptor ( protein yang tidak aktif dengan ligan. ?naktif ( protein merupakan heterotrimer# dimana molekul tersebut terdiri dari tiga subunit protein yang berbeda. 'aitu (a# (p# and (y. 4an sekali (protein-coupled receptors ((P Cs! mengenali ligan bentuk dari reseptor akan mengalami perubahan# kemudian ( protein yang akan mengakibatkan sub unit (a berikatan dengan molekul dari (<P untuk menjadi aktif dan mengalami disosiasi dengan sub unut protein yang lain# disosiasi ini akan mengakibatkan ( protein dapat berinteraksi dengan molekul yang lain. Pada akhirnya ( protein yang aktif akan melepaskan diri dari reseptor untuk mengawali pensinyalan dari beberapa protein effector termasuk phosphodiesterases# adenylyl cyclases# phospholipases# ion channels yang akan menghasilkan second messenger molecules seperti cyclic-5"P (c5"P!# cyclic-("P (c("P!# inositol triphosphate (?P/!# diacylglycerol (45(!# serta calcium ( a)@! ions.

Toll-Like Receptors

<oll-like receptors (<7Cs! yang aktif akan menarik molekul adapter di dalam sitoplasma dalam usaha mengawali suatu pensinyalan# ada empat molekul adapter yang terlibat dalam proses pensinyalan diantaranya dikenal sebagai "y433# <rap (juga di sebut "ai!# <rif# dan <ram. "olekul adapter mengaktifkan molekul lainnnya di dalam sel termasuk protein kinase tertentu seperti (?C5&?# ?C5&;# <B&0# and ?&&i! yang pada akhirnya akan menginduksi atau mensupresi gene yang terlibat dalam proses inflamasi. Secara keseluruhan ada ribuan gen yang diaktifasi oleh <7C signaling.

11.2.1.$.$

Intra!ell lar re!e#tors

Ceseptor intraseluler termasuk diantaranya nuclear receptor dan cytoplasmic receptors# serta soluble protein yang terdapat pada nukleopiasma dan sitoplasma. 'ang khas dari ligan untuk reseptor pada nukleus adalah sifatnya yang lipofilik seperti hormon# steroid# derivat dari vitamin 5 dan 4. Entuk mencapai reseptor tersebut dan mengawali suatu signal transduction. ,ormon harus melewati membran plasma biasanya secara difusi pasif ikatan ligan terhadap reseptor nukleus akan mengaktifkan transkripsi pada gen tertentu untuk memproduksi suatu protein. Ceseptor nukleus yang diaktifasi oleh hormon menempel pada hormon responsive elemens (,CEs! suatu reseptor yang spesifik untuk 465# yang pada akhirnya akan mengaktifasi 465 seFuences pada daerah regio promoter. 5ktifasi trankripsi gen oleh hormon memerlukan waktu yang lebih lebih lama# sebagai konsekwensi efek hormon yang menggunakan reseptor nukleus mempunyai efek yang lebih lama. Salah satu contoh dari reseptor sitoplasma adalah reseptor untuk sistem imun. 5khirakhir ini dikenal sebagai 6%4 like receptors (67Cs! yang berinteraksi dengan ligan tertentu seperti molekul yang dihasilkan mikroba menggunakan leucine-rich repeat (7CC!. Salah satunya adalah 6%40 dan 6%4) yang berinteraksi dengan en:ym C? & kinase (C?P) kinase! yang mengaktifasi 6.-&B signaling yang mengawali pembentukan sitokin tertentu seperti interleukin-0 (/. ( armela iccarelli et all. )**A!

11.2.1.( Se!ond )essenger Intracellular signal transduction sebagian besar dibawa oleh molekul pembawa yang disebut sebagai second massenger.

Kalsi * &onsentrasi kalsium didalam sitoplasma hasil seFuestrasi dari retikulum endoplasmik dan mitokondria biasanya dalam jumlah kecil# kalsium yang dilepas tersebut akan berikatan dengan protein pembawa sinyai dan kemudian akan menjadi aktif. 5da dua reseptor$protein ion channel yang melakukan kontrol transport kalsium lnsPTreceptoryan( akan menghantarkan kalsium melalui interaksi dengan inositol triphosphate. 'yanodine receptor sama dengan reseptor lnsP/ akan merangsang transport kalsium# jadi ini akan bertindak sebagai feed)ac" mec!anism* jumlah kalsium yang rendah di dalam sitosol yang berdekatan dengan reseptor akan merangsang pengeluaran kalsium lebih banyak# hal ini penting terutama untuk neuron# sel otot jantung dan pankreas. &alsium dipergunakan pada berbagai macam proses diantaranya untuk kontraksi otot# pengeluaran neurotramsmitter# demikian juga untuk proliferasi# migrasi# sekresi serta metabolisma sel. 5da tiga jalur utama yang dapat menyebabkan aktifasi kalsium9 : : : ( protein-regulated pathways Pathways regulated by receptor-tyrosine kinases 7igand- or current-regulated ion channels

5da dua cara yang berbeda bagaimana kalsium dapat meregulasi protein

: :

5 direct recognition of a)@ by the protein Binding of a)@ in t!e acti/e site o- an en7yme. +ala! satu conto! interaksi kalsium dengan protein adala! regulasi calmodulin ole! kalsium,

sedangkan calmudulin sendiri dapat meregulasi protein lainnnya. Kompleks calmudulin dan kalsium penting dalam proses proli-erasi serta mitosis sel juga penting untu neural signal transduction.

+i#ofili, "olekul second messenger yang lipofilik adalah derivat dari lipid yang secara normal terletak pada membran sel. En:ym di stimulasi dengan cara mengaktifkan reseptor untuk mengubah lipid menjadi second messenger. 4iacylglycerol adalah suatulipophilic second messenger# yang diperlukan untuk aktivasi dari protein kinase . eramide# the eicosanoids# dan lysophosphatidic acid juga merupakan lipophilic second messengers.

Nitri! -.ide 6itric oBide (6%! dapat juga bertindak sebagai second messenger yang dapat berperan sebagai second messenger. 6itric o8ide gas adala! a -ree radical yang dapat berdi-usi melalui membran

plasma dan memberikan memberikan pengaru! pada sel di sekitamya. 63 dibuat dari arginine and o8ygen melalui en7yme 63 synt!ase, 63 terutama bekerja melalui akti-asi dari reseptor target, en7yme soluble guanylate cyclasejika diakti-kan akan meng!asilkan second messenger cyclic? guanosine monop!osp!ate (cGAP). 63 juga mempunyai beberapa -ungsi termasuk diantaranya relaksasi dari pembulu! dara!B regulasie8ocytosis dari neurotransmittersB immune response

seluler dan mengaktifkan apoptosis

denga cara mengawali signal pensinyalan yang menyebabkan phosphorilasi ,)52. (2iaoBia 7iet all# )*0*!

II.2.1./ )a0or Path1a&s c5"P dependent pathway pada manusia# c5"P bekerja dengan cara mengaktifkan protein kinase 5 (P&5# c5"P-dependent protein kinase!. "5P&$EC& pathway berikatan dengan growth factors pada reseptor yang ada di permukaaan sel. 1alur ini sangat kompleks dan melibatkan banyak komponen protein. Pada beberapa sel aktifasi dari jalur ini akan menyebabkan pembelahan sel. ?P/$45( pathway9 P7 memecah the phospholipidphosphatidylinositol (#A bisphosphate (P?P)! yielding diacyl glycerol (45(! and inositol 02(#A-triphosphate (?P/!. 45( tetap melekat pada membran dan ?P/ dilepaskan ke dalan sitosol.lP/ kemudian berdifusi melalui sitosol untuk mengikat ?P/ receptors# saluran khusus kalsium pada endoplasmic reticulum (EC!. 4an saluran ini hanya bisa dilewati kalsium untuk meningkatkan jumlah kalsium di dalam sel pada akhirnya akan menyebabkan kaskade di dalam sel berubah dan aktif. (1eong &im et all# )*00!.

II.$ )APK Signaling &askade "5P& signaling adalah suatu kaskade signaling klasik dan jalur ini akan terlibat dalam beberapa peran biologis yang berbeda beda seperti pertumbuhan dan perkembangan normal sel serta akan merespon stress terhadap beberap stimulus dari luar sel. Selain itu "5P& juga terlibat dalam beberapa program sel seperti proliferasi# diferensiasi# mobilisasi sel. 5da tiga kaskade "5P& signaling yaitu EC&# 16& and p/3 "5P& pathways.

(ambar ;. "5P&$EC& Pathway ("c ubrey. 5dv En:yme Cegul )**+! "5P&$EC& pathway adalah rangkaian protein di dalam sel yang menghubungkan signal dari reseptor pada permukaan sel dengan 465 di dalam inti sel. Signal dimulai ketika growth factor berikatan dengan reseptor pada permukaan sel dan berakhir ketika 465 di dalam inti sel sudah mengekspresikan suatu protein dan menghasilkan perubhan di dalam sel# seperti misalnya pembelahan sel. 1alur tersebut melibatkan beberapa protein termasuk diantaranya "5P&$EC& yang terhubung dengan menambahkan group phospat ke protein yang bersebelahan dan bertindak sebagai saklar on and off. Pada awalnya Ceceptor-linked tyrosine kinases seperti epidermal growth factor receptor (E(.C! diaktifkan oleh ligan ektra seluler# ikatan antara epidermal growth factor receptor (E(.! dengan E(.C mengaktifkan tyrosine kinase yang merupakan ytoplasmic domain dari reseptor# selanjutnya E(.C menjadi terphoporilasi pada residu tyrosine. &emudian protein (CB) yang bertindak sebagai adaptor menghubungkan reseptor yang sudah aktif dengan S%S suatu guanine nucleotide eBchange factor yang kemudian mentransduksi suatu signal ke small (<P binding protein (C5S# Capi! yang pada akhirnya akan mengaktifasi inti dari kaskade yang terdiri dari "5P&&& (Caf!# "5P&& ("E&0$)! dan terakhir "5P& (Erk!. "5P& yang telah aktif akan meregulasi target yang ada di dalam sitosol dan melakukan translokasi ke dalam inti sel yang merupakan signal untuk melakukan prolifarasi ataupun mempertahankan kehidupan sel# selain itu EC&0$) pathway juga memicu terjadinya diferensiasi dari embryonic stem sel. Penghambatan dari "5P&$EC& di dalam embryonic stem sel akan memblokir diferensiasi dari bermacam-macam tipe sel yang dibuktikan secara in vitro dan in vivo termasuk diantaranya sel neural# sel endotel adiposity serta sel kortek visual.

(ambar A. "5P&$EC& ?n (rowth 5nd 4ifferentiation ("arcin.". EBp ,ematology. )**/!

Pada akhirnya efek dari aktifasi "5P& akan mempengaruhi translation dari mC65 menjadi protein melalui proses phosporilasi Cibosomal protein kinase (CS&!# kemudian CS& yang aktif memposporilasi ribosomal protein S+. Selain mempengaruhi proses translasi "5P& juga akan meregulasi aktifitas dari beberapa faktor transkipsi dari gen yang pentinguntuk siklus sel. Beberapa studi telah membuktikan bahwa -E(. dapat menginduksi diferensiasi serta ploriferasi dari pluripotent adult stem cell menjadi hematopoetic stem cell serta cardiac myocite melalui perantara phosporilasi "5P&$EC&# bahkan dalam penelitian in vitro "5P&$EC& telah terbukti berperan terhadap proses diferensiasi embryonic sel punca menjadi neural sell yang spesifik. Sampai saat ini apakah "5P&$EC& juga berperan dalam proses diferensiasi menjadi endotelial cell baik dari embrionik stem cell ataupun adult stem cell masih belum terjawab melalui penelitian baik seara invitro maupun in vivo# demikian

juga apakah "5P& juga berperan terhadap diferensiasi endothelial proginator cell dari sumber hematopoetic sel punca masih perlu penelitian lebih lanjut (1. 2u et all )*00!

(ambar +. " 5 P & Signaling ("arcin.". EBp ,ematology. ()**)!! III. KESI)PU+AN Endothelial progenitor cells (EP ! yang terdapat di dalam sumsum tulang maupun beredar dalam pembuluh darah terbukti mempunyai hubungan yang kuat dengan perbaikan fungsi endotel yang memainkan peranan penting terhadap proses patogenesis dari aterosklerosis dan trombosis. Perbaikan kembali fungsi endotel segera setelah terjadinya jejas pada dinding arteri merupakan langkah kunci dalam upaya menghambat perkembangan dari proses ateroslerosis dan trombosis pada pembuluh darah jantung# akan tetapi jumlah EP yang sangat terbatas dari berbagai sumber tersebut membatasi penggunaan EP cara mengkultur secar in vitro untuk memenuhi jumlah kebutuhan dalam terapi. sebagai terapi alternatif. %leh karena itu# diperlukan upaya untuk memperbanyak jumlah EP dengan

5plikasi sel punca dapat berhasil dengan baik diperlukan suatu pengaturan tertentu terhadap sel punca tersebut agar dapat berdeferensiasi menjadi sel ysng dikehendaki. Pengaturan terhadap deferensiasi sel termaasuk diantaranya bahan kimia tertentu yang dapat menginduksi proses deferensiasi menjadi sel tertentu. Beberapa studi telah membuktikan bahwa -E(. dapat menginduksi diferensiasi serta ploriferasi dari pluripotent adult stem cell menjadi hematopoetic stem cell serta cardiac myocite melalui perantara phosporilasi "5P&$EC&# bahkan dalam penelitian in vitro "5P&$EC& telah terbukti berperan terhadap proses diferensiasi embryonicsel punca menjadi neural sell yang spesifik. Sampai saat ini apakah "5P&$EC& juga berperan dalam proses diferensiasi menjadi endotelial cell baik ari embrionik stem cell ataupun adult stem cell masih belum terjawab melalui penelitian baik secara invitro maupun in vivo.

Anda mungkin juga menyukai