Anda di halaman 1dari 16

Kasus 1 mas egieck ckp bnyak plihaan, a.

Diagnosis Asma intermiten dengan serangan sedang karena terdapat retraksi suprasternal , RR meningkat, wheezing + b. Tujuan terapi - Mengatasi serangan akut c. Golongan obat (reliever) - Glukokortikoid - SABA - Antikolinergik - Metilxanthine d. Pemilihan golongan SABA berdasarkan site of action bekerja langsung pada reseptor beta dua agonis pada otot polos bronkus, serta onset of action kerja cepat, memiliki efek pembersihan mukosilier sehingga mengurangi penyempitan lumen akibat hipersekresi mucus e. Obat terpilih Terbutalin karena kategori B, efikasi bekerja pada otot bronkus, harganya murah, bekerja dalam waktu 6-15 menit. Harga 14ribu per ampul 0, 5 ml f. BSO, dosis BSO: nebulizer karena bekerja cepat dan langsung bekerja pada bronkus, efek samping sistemik minimal, mudah diberikan Dosis: 0,01-0,03 mg/kgBB, usia 25 tahun berat sekitar 60kg. diberikan sebanyak 0,03 x 60=1,8 mg. jadi dbutuhkan 4 ampul. 1 ampul berisi 0,5 mg g. Resep R/ inh. Terbutalin mg. 0,5 amp IV S i.m.m Note: - Terbutalin diberikan dengan nebulisasi - Resep di ulang jika berulang. h. KIE - Menghindari pencetu/ alergens - Melanjutkan obat yang diberikan sebelumnya untuk mengurangi keluhan gangguan pernapasan

Kasus 2 a. Diagnosis Asma Persisten berat serangan berat b. Tujuan terapi - Mengatasi serangan - Mengendalikan asma dan mencegah kekambuhan c. Golongan obat reliever - Glukokortikoid - SABA - Antikolinergik - Metilxanthine Controller Glukokortikoid Sodium kromoglikat Leukotrien modifier LABA Anti IgE

d. Golongan obat terpilih reliever SABA efikasi bekerja pada otot bronkus, harganya murah, bekerja dalam waktu 615 menit. Controller LABA efikasi bekerja pada reseptor beta dua agonis pada otot polos, bekerja dalam jangka waktu lama sehingga cocok untuk controller

e. Obat terpilih reliever Salbutamol (fentoline) karena efikasi bekerja pada otot bronkus, harganya murah, bekerja dalam waktu 6-15 menit.

Controller Formoterol karena efikasi yang baik sama dengan golongan LABA yang lain, memiliki onset of action yang lebih cepat, bersifat full-agonis sehingga efek bronkodilatasi maksimal, tersedia dalam bentuk inhalasi, duration of action > 12 jam sehari Budesonide karena memiliki antiinfalamasi kuat, banyak tersedia dalam bentuk inhalasi f. BSO dan dosis Reliever Salbutamol BSO : inhalasi dengan nebulizer Dosis : 0,01 0,05 mg/kgBB, jika BB = 50 kg dosis 2,5 mg 1 ampul ( 1 ampul 2,5 mg ) Controller Symbicort BSO : inhalasi dengan nebulizer Dosis : dosis budesonide 160 mcg + formoterol fumarat 4,5 mcg. Diberikan dua kali inhalasi/ hari g. Resep R/inh. Ventoline mg 2,5 amp I Simm R/ symbicort turbohaler160/ 4,5mcg fl I Sbdd inh I Note: - pengulangan salbutamol sebanyak 3 kali apabila tidak ada tanda perbaikan Cara penggunaan Turbohaler a. b. c. d. e. f. Bukalah tutup inhaler, lalu kocok inhaler. Buang napas perlahan sampai tidak ada udara yang keluar lagi. Pegang inhaler 2,5-5 cm depan mulut. Mulai menarik napas melalui mulut perlahan dan tekan inhaler satu kali. Tetap tarik napas perlahan melalui mulut sedalam mungkin selama 3-5 detik. Tahan napas selama 10 detik supaya obat dapat masuk ke paru-paru dengan sempurna. g. Ulangi langkah 2-6 jika diperlukan lebih dari satu kali semprotan. h. Tunggu 1 menit sebelum semprotan berikutnya.

i. Lakukan 2 kali semprotan.

h. KIE a. Gunakan obat kontroler secara rutin b. Jika musim hujan tiba, menggunakan jaket, minum air hangatuntuk mencegah serangan asma c. Lakukan control kembali bila keluhan tidak membaik dengan obat yang diberikan

Kasus 3 a. Diagnosis Asma persisten berat serangan berat b. Tujuan - Mengatasi serangan akut - Mencegah eksaserbasi dan mengontrol serangan c. Golongan obat (reliever) Glukokortikoid SABA Antikolinergik Metilxanthine Controller Glukokortikoid Sodium kromoglikat Leukotrien modifier LABA Anti IgE

d. Golongan obat terpilih Reliever SABA dan antikolinergik pada serangan berat diperlukan kombinasi SABA dan antikolinergik untuk mempercepat bronkodilatasi. efikasi bekerja pada otot bronkus, harganya murah, bekerja dalam waktu 6-15 menit. Bekerja sinergis Controller LABA efikasi bekerja pada reseptor beta dua agonis pada otot polos, bekerja dalam jangka waktu lama sehingga cocok untuk controller. Kotrikoteroid -> dipakai karena merupakan anti inflamasi yang paten.

e. BSO dan dosis Salbutamol + Ipatropium Bromida - Merk dagang: Combivent (ipratropium bromida 21mcg dan salbutamol 120mcg) - BSO: Sediaan yang digunakan adalah inhalasi solution dengan nebulizer - Dosis: Dosis Ipatropium Bromida untuk anak adalah 0,5 mg yang dapat diberikan setiap 6-8 jam. Sedangkan salbutamol dosis maksimal untuk dewasa adalah 16 mg yang dapat dibagi 4 dosis sehari. Sehingga dosis anak dapat dihitung sebagai berikut: Dosis anak = BB anak/BB dewasa normal x dosis maksimal dewasa

= 4 kg/70kg x 16 = 0,91 mg (dosis maksimal sehari) Jadi dosis sekali pemberiannya adalah 0,91/4 adalah 0,2 mg. - Harga: 1 vial untuk nebul Rp 8.492,

Salmeterol + Fluktikason Propionat

- Merk dagang: Seretide - BSO: Sediaan yang digunakan adalah cairan inhalasi dengan perbandingan 25/125 mcg. - Dosis: Dosis salmaterol adalah 50 mcg sehari.

KASUS EMERGENCY

1 a. Diagnosis Tetanus b. Tujuan terapi Penanganan kejang Eradikasi bakteri penyebab Eradikasi toksin dalam tubuh

c. Golongan obat Penanganan kejang o Benzodiazepine o Hidantoin o Barbiturate o As. Valproat o Oksazolidindion o Suksinimid o gabapentin

Eradikasi bakteri o penisilin o -makrolide o -sefalosporin o -quinolon o -tetrasiklin o -kotrimoksazol o sulfonamide

Toksin o ATS o HTIG

d. Pemilihan golongan obat Kejang Benzodiazepine karena dapat meningkatkan aktifitas GABA dengan berikatan dengan reseptor GABA sehingga sel sulit untuk tereksitasi. Dan ini sesuai dengan patofisiologi tetanus. Penisilin karena spectrum luas. Metronidazol tidak cocok untuk anak kecil karena tidak enak diberikan dalam rute pemberian apapun e. Obat terpilih : Untuk kejang ; diazepam : onset action cepat dan durasi long. Antikonfulsan jgka panjang dibutuhkan pada tetanus dimana toksin tetanus yang menduduki reseptor ditunggu sampai reseptor tebt d metabolism. Penisilin G : spectrum luas aktif melawan gram + dan dan bakteri anaerob. digunakan pada infeksi ringan dan sedang untuk mengobati infeksi yang sifatnya masih suspect. ATS : murah dibandingkan HTiG f. BSO Diazepam : Supositoria Dosis : 5mg/5ml Penisilin G : dosis 100.000-200.000kg/BB setiap 4 jam drip lewat normal salin. Selama 7 hari ATS : sekli pakai : Dosis : 20.000 unit ATS karena tersedia luas di puskesmas

g. Resep:

R/ inj. Penisilin G iu 100.000 Simm R/ sups Diazepam 5mg/5ml No III Simm R/ inj. ATS iu 20000 amp 1 Simm R/ spuit ml 5 No. I Simm R/ infuse set No. I Simm R/ Normal saline Colf I Simm Notes: Penisilin G diberikan setiap 4 jam drip dalam normal saline ATS terlebih dahulu dilakukan skin test untuk mengetahui adanya reaksi alergi Diazepam di evaluasi setiap 5 menit

h. KIE:

Kasus 2

a. Diagnosis: suspect stroke hemoragik+hipertensi grade 2+hiperglikemia b. Tujuan terapi: - stabilisasi cairan c. Golongan obat Iso, hipo, hiprtonis ACEI, CCB, beta bloker, diuretic, alfa 1 antagonis, ARB, metildopa Insulin, sulfonilurea, biguanide, tiazolidindione, DPP 4 inhibitor, alfa glukosidase inhibitor d. Pemilihan golongan obat Isotonis karena mengembalikan sirkulasi, sifatnya tidak memberikan beban volume yang memperparah stroke hemoragik, tidak mengakibatkan edema sel, murah CCB karena penggunaan dari CCB dapat menurunkan tekanan sehingga autoregulasi aliran darah ke otak tak terganggun. selain apabila menggunakan ACEI akan mengganggu profil insulin. Pada keadaan syok kontraindikasi pada pasien syok Insulin short acting karena bekerja cepat untuk menurunkan gula darah, Menurunkan tekanan darah Menurunkan gula darah

e. Obat terpilih Isotonis (RL) karena merupakan replacement cairan selain itu memiliki laktat yang merupakan sumber energy Nicardipin karena memiliki jalur IV sehingga onset of action lebih cepat (1-5 menit). Durasi kerja 15-30 menit. Penting untuk memilih yang memiliki durasi kerja intermediate untuk mempermudah evaluasi. Humulin R karena diabsorpsi dalam waktu 30-60 menit, peak dalam darah 2-3 jam, dan bertahan dalam darah selama 8 jam. f. BSO dan dosis BSO

RL injeksi Dosis sesuaikan dengan BB

BSO Nicardipin injeksi Dosis 10 mg perjam. 1 ampul 10 mg

BSO Humulin R injeksi Dosis 0, 15 IU/ kgBB

g. Resep R/ infuse set R/RL R/nicardipin R/humulin R Notes : nicardipin evaluasi setiap 30 menit hanya sampai penurunan tekanan darah 30%.

Kasus 3 a. Diagnosis: syik anafilaktik b. Tujuan terapi: mengatasi serangan akut syok anafilaktik, rehidrasi cairan

c. Golongan obat Vasopressor, antihistamin, beta dua agonis, kortikosteroid, metilxantine Rehidrasi: sda

d. Golongan obat terpilih Vasopresor karena bekerja pada reseptor adrenergic alfa dan beta 1 dan beta 2 sehingga akan vasokonstriksi tekan pembuluh darah Rehidrasi: isotonis karena replacement cairan tanpa menyebabkan edema sel

e. Obat terpilih Adrenalin karena bersifat simpatomimetik dengan kerja sistemik sehingga mempercepat vaskonstriksi sistemik. Karena bekerja di pembuluh darah dan di jantung untuk meningkatkan denyut jantung RL karena merupakan replacement cairan selain itu memiliki laktat yang merupakan sumber energi f. BSO dan dosis BSO Injeksi Dosis 1: 10000 diberikan 0,01 ml/ kg BB

BSO Injeksi Dosis

g. Resep

R/ inj. Epinefrin 0,1% ml 1 amp II

Simm R/ infuse set No. I Simm R/ Inj. RL colf I Simm

Note: epinefrin diberikan setiap 15 menit sampai 3-4 kali pengulangan. Setiap pemberian diberikan setengah ampul

Kasus 4 a. Diagnosis: trauma kapitis sedang b. Tujuan: stabilisasi sirkulasi dengan rehidasicairan c. Golongan obat: sda (hipo, iso, hipertonis) d. Pemilihan golongan obat: sda e. Obat terpilih: RL f. BSO dan dosis: sda g. Resep: sda

Kasus 5 wandi ckp bacah celalu Dx : Atonia uteri T7an terapi : a. Mengatasi perdearahan dengan mengembalikan kontraksi uterus b. Resusistasi cairan Gol obat UTERO-TONIKA a. Oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin, b. Resusistasi cairan : sda Gol Obat pilihan a. Oksitosin : merupakan hormone endogen, yang fisiologis pada manusia, efektif bekerja pada reseptornya di miometrium, dan mengaktifkan aktifitas myosin kinase, sehingga terjadi kontraksi otot. Oksitosisn dapat meningkatkan frekuensi dan amplitude kontraksi myometrium. Sifat kontraksi sama dengan kontraksi uterus. Tdk mnimbulkan keram (kta mas jering). Onset kerja cepat mlalui im atau iv, dgn onset of action 1 minute, dan masa kerja kurang dari 20 menit Obatnya yg dipilih Oksitosin : sda RL sda

BSO : injeksi (iv) Dosis : perdrahan post-partum 10-40 unit, dcampur dlam cairan infuse 1000 Dikasi 40 umit Resesp

R/ Inj. Oksitosisn UI 40 amp IV Simm R/ infuse set No. I Simm R/ Inj. RL colf I Simm

Anda mungkin juga menyukai