Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Patologi Klinik URINALISIS Assalamualaikum, materi ini udah kita dapet di lab PK kayanya juga dah lengkap

banget slidenya, jadi Cuma ditambah2 ket2 dikit2 buat pemahaman lanjutt kayanya tmen2 tinggal ngulang apa yang di dapet di lab aja yuk review A. Apa itu Urinalisis?? Urinalisis itu ada dua macam, yaitu: 1. Urinalisis Rutin yang dilakukan tanpa berdasarkan indikasi, namun hasilnya dapat dipakai sebagai dasar untuk pemeriksaan lebih lanjut 2. Urinalisis Khusus dilakukan berdasarkan indikasi. Pemeriksan urin ini dapat menggambarkan kelainan baik untuk ginjal-saluran kemih maupun di luar ginjal-saluran kemih. 1. Urinalisis Rutin a. Pemeriksaan sederhana b. Metoda konvensional maupun automatik. c. Berat jenis urin dapat dilakukan dengan metoda makroskopik ataupun automatik, d. Proteinuria / albuminuria dengan metoda konvensional, carik celup (dipstick) makroskopik atau automatik e. Pemeriksaan sedimen urin secara mikroskopik konvensional dengan pengecatan SternheimerMalbin, eritrosit dan lekosit dapat diperiksa dengan carik celup 2. Pemeriksaan Khusus a. Membuat sediaan apus sedimen urin dengan pengecatan Giemsa / Wright-Giemsa / Papanicolaou. b. Pemeriksaan rasio protein / albumin terhadap kreatinin dalam urin, c. Pemeriksaan mikroalbuminuria kualitatif atau kuantitatif, d. Pemeriksaan analisa batu ginjal-saluran kemih e. Pemeriksaan untuk mendeteksi jumlah kuman / mikroba dengan pemeriksaan kultur f. Pemeriksaan muatan virus (misalnya virus Cytomegalo dan Herpes simplex) dengan melakukan pemeriksaan kultur atau polymerase chain reaction (PCR).

B. Dasar Pengetahuan Kita harus mengetahui hal-hal dasar untuk membantu menginterpretasi hasil urinalisis, seperti : 1. Patofisiologi cairan tubuh manusia. 2. makroskopik dan mikroskopik ginjal dan saluran kemih a. Ginjal b. Saluran Kemih Bawah 3. Fungsi ginjal 4. Sindroma mayor penyakit ginjal. Overview ANATOMI DAN FAAL Ginjal adalah organ berbentuk oval, terletak di kiri kanan columna vertebralis Th 12 L1.

Aliran urin dimulai dari ginjal. Melewati ureter Urin terkumpul di kandung kemih (vesica urinaria) kemudian keluar melewati urethra. Sampai batas pelvis ginjal, disebut saluran kemih atas. Sedangkan ke bawah sampai urethra disebut saluran kemih bawah. Saluran kemih atas dan bawah o Hasil pemeriksaan laboratorium urin, berguna untuk membedakan penyakit ke dua saluran kemih itu. o Penatalaksanaan dan prognosa penyakitnya pun berbeda. Bagian terkecil dari fungsionil ginjal yaitu "nephron", terdiri dari o glomerulus o Apparatus Juxta Glomerulus o Tubulus proximalis o Lengkung Henle o Tubulus distalis o Tubulus Colligentes Urin terbentuk hasil dari filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus dan sekresi tubulus secara aktif maupun pasif. Filtrasi terjadi akibat adanya tekanan hidrostatis dari tekanan darah, melewati membran glomerulus yang terdiri dari 3 lapis, o endotel pembuluh darah, o membran basalis o epitel ginjal. Sebagian epitel tubulus mempunyai permeabilitas yang berbeda terhadap air, yang dipengaruhi oleh hormon ADH. Ion Natrium dan Kalium direabsorpsi dan disekresi secara aktif, dibawah pengaruh hormon Aldosteron. Tubulus ginjal juga memproduksi bikarbonat untuk dimasukkan ke sirkulasi darah, dan Amonia untuk membuang ion H+ keluar. fungsi ginjal di atas homeostasis cairan, asam basa dan elektrolit tubuh. Ginjal juga mrp organ endokrin yang memproduksi hormon eritropoietin, pro vitamin D dan sistem renin angiotensin. C. Tes Fungsi Ginjal

Faal ginjal kemampuan ginjal untuk membuang fraksi (nitrogen/ureum) dalam serum. analisa urin (Urinalisa) Pada kegagalan faal ginjal, bahan tersebut meningkat dalam darah, disebut "AZOTEMIA" (peningkatan Blood Urea Nitrogen atau BUN dan kretainin serum). Bila kenaikan tersebut disertai dengan kelainan target organ, gejala klinik dan kelainan metabolisme endokrin, disebut "UREMIA". Syarat bahan dapat dipakai sebagai tes fungsi ginjal, yaitu 1) Bahan tersebut tidak diabsorbsi atau disekresi oleh tubulus ginjal, 2) Bahan tidak terikat protein, 3) Bahan harus mudah diukur dalam serum dan urin serta tidak toksik. 4) mempunyai berat molekul yang dapat difiltrasi bebas oleh glomerulus ginjal.

Pemeriksaan yang dipakai rutin untuk menilai fungsi ginjal, adalah : 1) kadar Kreatinin, 2) kadar Ureum darah atau urin, dan

3) Klirens Kreatinin ( diukur langsung atau dpt digunakan normogram Formula

COCKCROFT GAULT)

(140 - age) x lean body weight (in kg.) Creatinine Clearance = ________________________________ Plasma creatinine (mg/dl) x 72 Wanita dikali dengan 0,85

Stadium disfungsi ginjal menurut National Kidney Foundation 2002:

Stadium I : Normal atau peningkatan GFR CCr : > 90% Populasi resiko tinggi dengan atau tanpa kelainan ginjal dini. Stadium II : Insufisiensi Ginjal Dini CCr: 60-89% Kadar hormon paratiroid mulai naik Stadium III : Gagal Ginjal Kronik CCr : 30-59% (=moderate renal failure) Stadium IV : Pre end stage renal disease CCr: 15-29% (=severe renal failure) Stadium V : End stage renal disease CCr: < 15% (=uraemia) PENGAMBILAN BAHAN URIN a. Bahan urin yang ideal, adalah urin pagi setelah dikumpulkan semalam dalam kandung seni, tanpa pengawet dan diambil dengan cara porsi tengah bersih. b. Sedapat mungkin sudah dilakukan pemeriksaan di laboratorium setelah 1 jam untuk pemeriksaan mikrobiologi atau 2 jam pemeriksaan lain. c. Pengawet yang dianjurkan adalah tidak menambah bahan kimia, hanya disimpan dalam refrigerator (4 -8C).

Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada sampel urin. disebabkan pertumbuhan kuman, bahan kimia vitamin C, tempat penampungan tidak bersih, bekas detergen, suhu, radiasi cahaya, proses kimia oksidasi, hidrolisis dan lamanya dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan urin yang terpengaruh adalah pH, (makin ditunda pH naik, NH3 mjd NH4) Glukosa, (degradasi oleh bakteri) Nitrit, Protein, Bilirubin,

Urobilinogen, (proses oksidasi) Sedimen:Eritrosit Lekosit, Silinder, (lisis) serta dapat hilang atau ditemukan kristal pada urin.

MACAM PORSI URIN


URIN SEWAKTU, dikeluarkan sewaktu-waktu tanpa ditentukan & direncanakan. Sering dilakukan untuk pemeriksaan penyaring pada waktu penderita datang. Kekurangan dari urin sewaktu adalah tidak mencerminkan keadaan dalam satu hari. URIN PAGI adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari setelah semalaman tidur. Pasien belum beranjak dari tempat tidur. Sampel urin ini baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, tes kehamilan Urin paling pekat.

URIN POSTPRANDIAL, a. dikeluarkan 1,5-3 jam sesudah makan. b. Dipakai untuk konfirmasi glukosuri. c. Tidak dipakai lagi ok diagnosa Diabetes Melitus harus menggunakan glukosa darah. URIN 12 JAM/24 JAM, a. adalah pengumpulan urin dari jam 7 pagi (dengan urin jam 7 pagi tidak ditampung atau dibuang) sampai jam 7 pagi besok hari (dengan urin jam 7 pagi besok harinya ditampung). b. Kebaikannya urin yang terkumpul menggambarkan keadaan satu hari. c. Kekurangannya pengumpulan urin pasien sulit dan membutuhkan bahan pengawet. Dulu dipakai untuk tes klirens. Sekarang tes klirens dilakukan dengan kadar kreatinin serum, berat badan, sex menggunakan normogram.

URIN PORSI TENGAH BERSIH URIN PER KATETER URIN PUNGSI SUPRAPUBIK Pemeriksaan mikrobiologi

PEMERIKSAAN URIN MAKROSKOPIK


Pemeriksaan urin tanpa menggunakan alat, dilihat dengan mata telanjang, dengan penerangan sinar matahari.

VOLUME WARNA KEKERUHAN BAU BERAT JENIS VOLUME Diukur dengan gelas ukur. Normal rata rata orang dewasa 800-1300 ml (variasi 600 - 2000) dalam 24 jam. "Poliuri: lebih dari 2000 ml / 24 jam. Poliuresis, yaitu peningkatan baik sewaktu maupun 24 jam. Terdapat keadaan fisiologis pada polidipsi, obat diuretik, minuman tertentu, nervous, kedinginan, cairan parenteral IVFD.

A. B. C. D. E.

F. Patologis pada penyakit Diabetes mellitus, Diabetes insipidus, Gagal ginjal, kerusakan tubulus ginjal.

Diuresis malam disebut "Nokturi", yaitu urin yang keluar pada malam hari lebih dari 400 ml. Keadaan ini terdapat pada semua keadaan poliuri, resorbsi cairan edema, kapasitas kandung seni yang berkurang, seperti pada infeksi, batu atau tumor, iritasi kandung kemih, obstruksi partial saluran kemih karena prostat, striktura, batu dan tumor. Urin kurang dari 500 ml dalam sehari, disebut "oliguri". Sama sekali tidak mengeluarkan urin, disebut "anuri". Keadaan ini bisa terjadi pre-renal, renal, maupun post renal. WARNA

Dilihat dengan cahaya tembus dalam tabung reaksi, dilihat dengan posisi serong dalam penerangan terang matahari. Normal urin berwarna kuning muda sampai kuning tua. Perubahan warna urin dapat diperoleh juga dari anamnesis. Penafsiran hasil pemeriksaan urin makroskopik, harus diperhatikan keadaan hidrasi pasien, pigmen saat warna normal, penyimpanan lama menjadi lebih gelap, wama makanan, minuman dan obat-obatan. Warna Urin

Urin "merah" merupakan tanda yang penting bagi penderita, harus dicari sebabnya. Kelainan penting yang menyebabkan urin merah, yaitu: hematuri, Hemoglobinuri, Mioglobinuri. Jangan lupa kontaminasi darah menstruasi pada pasien wanita. Urin "kuning tua-coklat-kehitaman seperti teh tua", disebabkan oleh urin yang pekat, pigmen bilirubin. Untuk memantapkan adanya bilirubin, biasanya kehijauan dan dapat dilakukan percobaan busa, busa berwarna sama. KEKERUHAN Caranya sama dengan pemeriksaan warna. Dilaporkan sebagai jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh. Normal disebabkan fosfat, karbonat, urat, cairan semen, kontaminasi talk, antiseptik, feses. Abnormal pada lipiduria, chyluri, kuman bakteri pada infeksi saluran kemih, bisa juga oleh karena unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar.

BAU

Normal bau khusus lunak, Bau abnormal menusuk terdapat pada urin yang disimpan lama, makanan, obat2an dan penyakit kongenital asam amino.

Bau buah buahan pada ketosis Diabetes Melitus. Bau busuk pada infeksi saluran kemih. BERAT JENIS

Secara manual dengan urinometer praktisStix Normal : 1.003 - 1030. Menetap 1,010 disebut "isosthenuri ok ggl gnjal Rendah kurang dari 1,007, disebut "hiposthenuri". Merupakan tanda gangguan fungsi ginjal, terutama fungsi tubulus.

Nokturia dengan ekskresi urin malam > 500 ml dan gangguan fungsi ginjal dini,

berat jenis < 1,018 memberi pertanda

sedangkan berat jenis urin yang menetap sama dengan berat jenis plasma (= 1,010) yang disebut sebagai keadaan isostenuri menunjukkan sudah terjadi gangguan fungsi pemekatan dan pengenceran urin

Pengamatan berat jenis perlu serial PEMERIKSAAN KIMIA URIN KONVENSIONAL Protein Reduksi Bilirubin Urobilin Keton dll konvensional metode kimia basah. Pemeriksaan kimia basah sudah sangat terbatas kegunaannya, sejak ada metoda kimia kering /dipstik. Metode basah digunakan untuk konfirmasi pemeriksaan stik (tergantung derajat kepositipannya dan kaitannya dengan klinik)

PEMERIKSAAN URIN KIMIA STIX


Pemeriksaan urin kimia stix banyak menggantikan pemeriksaan cara kimia konvensional, praktis, cepat serta mudah, murah, dilakukan tanpa banyak peralatan, tidak membutuhkan banyak ruangan serta cukup reliabel. pemeriksaan mikroskopik sudah dapat digantikannya dengan adanya pita lekosit dan eritrosit.

Agar reliabel

perlu mempelajari prinsip kimiawi, prosedur penyimpanan reagen kering, persiapan bahan, peringatan-peringatan dalam petunjuk kerja kit, kontrol kualitas, cara pembacaan hasil, pembatasan prosedur serta karakteristik masing-masing reagen pita.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Reagen pita harus disimpan dalam botolnya asal, tidak boleh dipindah pindah. Botol harus ditutup kembali setiap mengambil satu stik. Penyimpanan di tempat administrasi, kering, tidak dekat air, dan tidak disimpan dalam almari es. Jangan menyentuh kolom pita reagen. Hindari kontaminasi dengan detergen atau bahan kimia lain sekitamya. Hindari cahaya matahari, suhu panas maupun dingin, uap bahan kimia asam atau basa dan kelembaban. Jangan pakai pita yang kedaluwarsa atau telah berubah warnanya. Lakukan pemantapan kwalitas dengan "Check Performance" atau "Check StiK". PERSIAPAN BAHAN

Urin pagi, segar, tanpa disentrifus, penampung bersih, dicampur lebih dulu. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 1 jam, urin dapat disimpan dalam almari es. Pemeriksaan dilakukan setelah spesimen dikembalikan ke suhu kamar.

PARAMETER I. BERAT JENIS II. LEKOSIT III. NITRIT IV. KEASAMAN (pH) V. PROTEIN VI. GLUKOSA VII. KETON VIII. UROBILINOGEN IX. BILIRUBIN X. DARAH BERAT JENIS Prinsip kimia: adanya konsentrasi ion dalam urin. Adanya kation, proton akan melepaskan bahan komplek & membentuk perubahan warna (biru hijau kuning). Sumber kesalahan positip palsu disebabkan oleh karena proteinuri, ketoasidosis dan kation divalen dalam jumlah besar. Terjadi negatip palsu pada kadar glukosa>1000mg/dl. Pada pH >7 hasil harus ditambah 0,005. Indikasi dan interpretasi : menilai fungsi ginjal (pemekatan/pengenceran) Check: penyebab lisis sel sedimen.

LEKOSIT

Prinsip kimia adalah esterase Indoxyl ester dengan diazonium dye menjadi violet dye. Sumber kesalahan : Meningkat palsu pada warna urin ok bilirubin dan nitrofurantoin. Urin dengan pengawet formaldehyde. Rendah palsu terdapat pada proteinuri > 5OO mg/dl dan terapi Cephalexin dosis tinggi. Pembacaan sesudah 2 menit. Hasil positip memberi warna violet. Positip satu sesuai dengan 10-25 sel/ul, ++ sesuai dengan 75 sel/ul dan +++ sesuai dengan 500 sel/ul. Kesesuaian dengan pemeriksaan mikroskopik sedimen 1 lekosit/lpb = 10 sel/ul. Lekosit Indikasi interpretasi: adanya "inflamasi" ginjal atau saluran kemih bawah. Tidak selalu berkorelasi dengan "bakteriuri". Pemeriksaan kultur perlu dilakukan setiap adanya lekosituri, bukan sebaliknya. Pada wanita sering terjadi kontaminasi fluor albus.

LEKOSITURI Lekosit bisa terdapat dalam urin karena diapedesis proses inflamasi. Lekosituri (1+) (<6/lpb, disebut ringan, (2+) (6-20/lpb termasuk sedang dan (3+) (>20/lpb) termasuk berat. Infeksi akut menyebabkan lekosituri berat. Menunjukkan infeksi saluran kemih bawah (1+) dan atas (2-3+, dengan proteinuri). Perlu dipertimbangkan pada urin wanita dengan fluor albus, NITRIT Adanya nitrit dalam urin akan bereaksi dengan aromatik amin, diazonium dan garam benzoquinoline menimbulkan warna merah. Sumber kesalahan: o negatip palsu terdapat pada peningkatan diuresis, pengenceran urin, puasa lama, tidak mengkonsumsi sayuran dan konsumsi vitamin C dosis tinggi. o positip palsu terdapat pada urin yang tidak segera diperiksa > 4 jam dan obat Phenazopyridin. Nitrit

Indikasi dan interpretasi stlh 30 - 60 detik. Positip warna dari pink sampai merah, menunjukkan bakteri gram negatif (produksi enzim reduktase mengubah nitrat menjadi nitrit). Negatif tidak menyingkirkan, mungkin infeksi disebabkan oleh bakteri yang tidak membentuk nitrit, jumlah bakteri sedikit oleh karena pemberian antibiotika kemoterapeutika atau tidak ada bahan nitrit dalam urin oleh karena tidak makan sayur.

KEASAMAN (pH) Prinsip kimia adalah perubahan wama double indikator bervariasi antara 5-9. Sumber kesalahan: terlalu alkalis pada urin lama, pertumbuhan dan kontaminasi bakteri. Pembacaan segera. Normal pH 5 - 6. Pada UTI urin alkalis pH 7 - 8,

PROTEIN Prinsip kimia adanya protein akan mengubah warna indikator dari kuning menjadi hijau. Spesifik deteksi albumin Sumber kesalahan positip palsu pada infus polivinylpyrrolidone dan botol penampung tercemar bahan deterjen yang mengandung ammonium atau chlorhexidine. Pembacaan setelah 60 detik Positip satu sesuai dengan 0,3 g/1. Fisiologis atau orthostatik biasanya positip satu. PROTEINURI Proteinuri hasil dari pemeriksaan kimia stik, spesifik untuk Albumin. Albuminuri dapat terjadi bilamana ada kebocoran serum darah lewat dinding pembuluh darah. Adanya kebocoran terjadi pada tingkat glomeruler atau non glomerular. Glomeruler dapat terjadi karena tekanan darah, kerusakan endotel, basal membran muatan listrik dan absorpsi sel tubulus. Pada tingkat non glomeruler kebocoran biasanya karena proses radang atau perdarahan.

Ada tingkatan jumlah albumiuri dengan pemeriksaann kimia stik : negatip, trace , + (0,30 g/l), ++ ( 1 g/l), +++ ( 3 g/l), ++++ (> 20g/l). Kadar yang paling rendah adalah adanya albumin dibawah kemampuan tes albumin biasa (< 150 mg/dl), disebut MIKROALBUMINURI . Positip pada Diabetes dan Hipertensi Nefropati. Albuminuri ringan (1+) : normal, demam, latihan fisik, kelainan non ginjal kecuali pada Diabetes & Hipertensi Nefropati. Albuminuri sedang didapatkan pada penyakit ginjal akut. Albuminuri berat pada penyakit ginjal kronik atau Sindroma Nefrotik. Albuminuri diisertai hematuri menunjukkan Sindoma Nefritis (GNA/GNC ) Albuminuri dengan lekosituri menunjukkan Infeksi Saluran Kemih.. Protein Esbach (Kuantitatif)

Mengukur ekskresi protein dalam 24 jam Urin tampung

GLUKOSA

Prinsip kimia adalah reaksi ensimatik spesifik glukosa oksidase menimbulkan warna hijau.

Sumber kesalahan negatip palsu karena adanya vitamin C, obat. Positip palsu pada penampung yang terkontaminasi detergen atau residu peroksida.

Pembacaan setelah 60 detik Normal, +,++,+++. ++++ Indikator hiperglikemia

KETON

Adanya benda keton (acetoacetic,acetone) menimbulkan kompleks berwarna ungu. Sumber kesalahan positip karena phenylketon dan phthaleins. Positip: kelaparan, pemecahan lemak, ketoasidosis, hiperglikemia (DM) ,hypoglikemia persisten, diet rendah karbohidrat tinggi lemak, UROBILINOGEN

Reaksi kimia dengan garam diazonium dalam suasana asam memberi warna merah. Sumber kesalahan negatip palsu pada sampel terpapar sinar matahari, penyimpanan lama, konsentrasi formaldehyde pengawet urin, nitrit karena UTI. Positip palsu pada obat-obatan. Pembacaan setelah 1 menit. Hasil +, ++ ,+++ Peningkatan urobilinogen: penyakit hati, hemolisis BILIRUBIN

Prinsip reaksi: bilirubin dengan garam diazo warna merah-ungu dlm suasana asam Sumber kesalahan negatip palsu ok vitamin C, nitrit dalam urin, penyimpanan lama dan paparan sinar matahari. Positip palsu pada obat-obatan yang memberi warna merah pada urin.

Pembacaan +,++, dan +++ adalah wama merah muda sampai violet. Bilirubinuria Normal : negatif Positip: Adanya peningkatan bilirubinemia direk Hepatitis Obstruksi empedu (tumor pankreas, batu empedu) Fase lanjut hemolisis

BILIRUBIN/UROBILINOGENURI Perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan konvensional Reagen Fauchet, karena pada stik sering positip oleh warna urin.
Bilirubinuri (3+) tidak usah dikonfirmasi, kecuali bila bersamaan dengan hematuri berat.

DARAH

Prinsip kimia: adanya hemoglobin dan mioglobin yang mempunyai sifat seperti peroksida, mereduksi H2O2 memberikan warna biru-hijau. Sumber kesalahan negatip palsu adanya nitrit dalam urin, pengawet formalin dan proteinuri > 5g/l. Positip palsu adanya residu detergen.

Pembacaan ada dua macam : Eritrosit hijau kompak: + <5 - 15), ++ (30 - 100), +++ (150 - 300) sel/ul. Hemoglobin dan Mioglobin warna hijau rata.

Perbandingan dengan mikroskopik bila ada dugaan hemoglobinuri pada Sindroma Hemolitik intra vaskuler dan mioglobinuri pada trauma atau penyakit otot (sedimen eritrosit negatif).

HEMATURI Terjadi bisa karena gangguan hemostasis, penyakit glomeruler, perdarahan trauma, batu, mioglobinuri atau hemoglobinuri, infeksi, inflamasi, nekrosis, ggn koagulasi. Dikatakan ringan (1+), sedang (2+) dan berat (>3+). Bila disertai protein uri (2+) disebut associated biasanya berasal dari glomeruler, biasanya dismorfik. Hematuri berat apalagi eumorfik, disebut isolated karena pendarahan trauma, batu dan neoplasma. Pada wanita perlu dipikirkan kontaminasi haid, perlu pengambilan darah porsi tengah bersih. Biasanya sampai hematuri sedang. HEMOGLOBIN MIOGLOBINURI Pemeriksaan dengan kimia stik positip bisa disebabkan oleh hematuri, hemoglobinuri atau mioglobinuri. Dapat dibedakan dengan tidak adanya sel darah merah, pada pemeriksaan mikroskopik yang negatip tanpa berat jenis urin yang rendah. Klinik dapat dipertimbangkan Sindroma Hemolitik, Penyakit/ Trauma Otot. Pemeriksaan Mikroskopis Sedimen/ mikroskopis: Perbesaran 10 kali: Silinder tubulus Epitel: Gepeng , Transitional, Kuboid Perbesaran 40 kali: - Lekosit (pucat /gelap) - Eritrosit (eu/dismorfik) - jamur - bakteri

parasit kristal SINDROMA MAYOR PENYAKIT GINJAL SINDROMA NEFRITIS AKUT

Makroskopik urin nampak wama merah atau merah kekuningan. Pada pemeriksaan Kimia stick didapatkan proteinuri mulai dari sedang sampai berat, lekosituri ringan dan hematuri sedang sampai berat. Pada proses kronik proteinuri berat, hematuri lebih ringan. Mikroskopik ditemukan silinder eritrosit, hematuri dismorfik > 80%.

SINDROMA NEFRITIS AKUT Klinik//Patologi adalah kerusakan lapisan membran basalis glomerulus akibat proses imunologi. Sering disebut Glomerulonefritis Akut atau Kronik (GANA/GNC). Penyebab yang paling sering adalah post infeksi beta hemolitik streptococcus, SLE dan Nefropati IgA, Baik akut terutama yang kronik, terjadi gangguam fungsi ginjal, ureum kreatinin naik.

SINDROMA NEFROT1K Urin makroskopik kuning keruh. Pemeriksaan kimia stik : proteinuri 3 + (> 3 g/1) (kriteria > 3g/hari), Mikroskopik ditemukan bermacam macam silinder (eritrosit, lekosit, kasar, waxy), oval fat bodies, silinder lemak. Kimia darah didapatkan hipoalbuminemi, hiperkolesterol, azotemia. Klinik didapatkan edema berat. Penyebab primer atau sekunder, dipastikan dengan biopsi ginjal: Pada anak anak biasanya primer dan prognosa baik.

HEMATURI PROTEINURI AS1MTOMAT1K


Didapatkan proteinuri, hematuri biasanya ringan. Mikroskopik mungkin ada silinder patologis. Klinik asimtomatik. Seringkali diagnosa baru ditemukan dengan biopsi.

GAGAL GINJAL AKUT


Adalah sindroma klinik ditandai dengan menurunnya dengan cepat laju Filtrasi Glomeruler, peningkatan ureum, kreatinin dan BUN dan oliguri atau anuri. Urinalisis dan Kimia darah dapat ditemukan bermacam macam tergantung kausa. Klinik : hipertensi, oliguri atau anuri, azotemia, penyebab ATN vaskuler atau toksin ginjal. Ada fase poliuri.

GAGAL GINJAL KRONIK Proses kegagalan ginjal yang terjadi bulanan sampai tahunan, Tanda uremia baru terjadi bila penurunan GFR sampai 10-15%. Pemeriksaan urin : proteinuri 3+ bermacam macam sedimen patologis, biasanya lebih sedikit dari vang akut. Kimia darah: asidosis, kelainan elektrolit darah. Klinik : edema, hipertensi dan kelainan target organ sistem.

INFEKSI SALURAN KEMIH Urin nampak kuning keruh Pemeriksaan kimia didapatkan proteinuri 2+ (akut) 3+ (kronik 1+ menunjukkan infeksi saluran kemih bagian bawah; lekosituri berat, kronik lebih ringan. Bisa didapatkan hematuri sedang. Bilamana didapatkan hematuri berat dapat ditafsirkan predisposisi batu. Bakteri uri perlu diperhatikan jumlah maupun bentuknya. Infeksi saluran kemih biasanya disehabkan bakteri batang (E.coli).

Klinik febris, nyeri supra sympysis, pinggang, sepsis. Predisposisi infeksi batu, kelainan anatomi ginjal dan saluran kemih. DEFEK TUBULUS GINJAL Manifestasi laboratorium urinalisia dan kimia darah disebabkan gangguan fungsi tubulus ginjal. Fungsi tubulus adalah reabsorpsi protein dan elektrolit , dan sekresi air /elektrolit. Bisa terdapat hematuri, silinderuri terutama epitel ginjal. Klinik : poliuri, nocturi, osteodystrophy. BATU SALURAN KEMIH Manifestasi penting dalam urin, adalah hematuri biasa nya berat, bukan kristaluri, Mikroskopik eritrosit > 50/lpb (eumorfik). Batu yang keluar perlu dilakukan analisa batu, untuk menetapkan kausa.
Klinik : kolik ginjal, batu keluar berulang, daerah dan sumber air minum. Riwayat Infeksi dan dehidrasi

OBSTRUKSI SALURAN KEMIH Manifestasi laboratorium dan klinik tergantung akut, kronik, unilateral, bilateral, komplit, partial dan bermacam macam penyebab. Diagnosis membutuhkan BNO, IVP, USG, Petanda Tumor. DIABETES NEFROPATI Kriteria diagnosa DM :Glukosa Puasa 110-126; 2 jam 75 gram glukosa murni, Manifestasi laboratorium : mikroalbuminuri, albuminuri dan ggn fungsi ginjal. HIPERTENSI NEFROPATI Target tekanan sistolik dan diastolik 140/90. Laboratorium : mikroalbuminuri, albuminuri dan ggn fungsi ginjal. Patologi bisa terjadi nefrosklerosis.

Anda mungkin juga menyukai