Suplemen Multipel Mikronutrien selama Kehamilan Tidak Menurunkan Anemia atau Memperbaiki Status Besi Dibandingkan dengan Suplemen Besi Saja Di Daerah Semi Pedalaman di Meksiko
Abstrak Sampel = 921 subsampel = 435. Metode = double blind randomized di Mesiko. Umur kehamilan sama pada kedua grup = lebih dari 13 minggu. Mean Hb dan prevalensi anemia = lebih dari 110 g/l. Kondisi sosiodemografik, karakteristik dan serum feritin berdeda. MM grup lebih tinggi. Defisiensi besi Fe grup lebih tinggi. Pada trimester 3 kedua grup anemia (mean Hb rendah grup MM). Tidak ada perbedaan pada konsentrasi Hb saat 1 bulan postpartum, begitupula dengan mean serum feritin dan defisiensi besi. Kesimpulan MM suplemen tidak menaikkan kadar Hb selama kehamilan (justru merurunkan). Tetapi setelah kehamilan berakhir, efeknya dengan Fe suplemen sama.
PENDAHULUAN Anemia merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di negara negara berkembang. Resiko anemia terutama pada anak dan wanita hamil akan mengakibatkan masalah yang serius. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Penelitian ini brtujuan untuk melihat keefektifan MM suplemen dalam memperbaiki anemia selama kehamilan dibandingkan dengan Fe suplemen. Anemia dapat terjadi dari faktor gizi dan nonutrisi. Seperti kurang mikronutriean seperti vitamin A, C dan B12 dan folat. Nutrisi ini dapat mempengaruhi sintesis hemoglobin
2
secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi penyerapan dan mobilisasi. Contoh vitamin A sebagai mobilisasi Fe untuk hematopoeisis dan penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin A dengan suplemen zat besi selama kehamilan dapat mengurangi prevalensi anemia dibandingkan dengan suplemen Fe saja. Begitu juga dengan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Defisiensi folat dan vitamin B12 menyebabkan anemia megloblastik. Anemia defisiensi besi mempengaruhi sisntesis DNA. Dibanyak negara berkembang, diet yang miskin zat besi juga miskin dibeberapa nutrisis lain karena rendahnya makanan hewani dan konsumsi tinggi makanan yang kaya akan faktor absorpsi inhibitor seperti phytates. Hal ini karena menaikkan suhu bunga dalam menyediakan nutrisi selain besi untuk mengurangi prevalensi anemia, namun beberapa studi telah mengevaluasi dampak suplemen MM pada anemia dan status zat besi selama kehamilan. Dua uji coba terkontrol secra acak (RCT) dari Tanzania dan Nepal telah mengevaluasi manfaat suplemen MM pada hasil kehamilan, tetapi hanya satu memeriksa status zat besi dan menemukan bahwa beberapa MM tidak meningkatkan indikator hematologi bila dibandingkan dengan pasien yang menerima suplemen zat besi folat.
METODE Pengaturan dengan 2 desian penelitian. Dilakukan pada tahun 1997 2003 di Meksiko. Masing masing partisipan diberi suplemen yang mengandung 60 mg besi (berbentukferrous sulfate). Desain penelitiannya yaitu double blind randomized. Pengumpulan data Pada saat pertama kali, semua partisipan menjalani pemeriksaan prenatal rutin. Lalu petugas penelitian akan mendatangi rumah partisipan satu persatu selama 6 kali seminggu (6 hari per minggu) untuk memantau dosis konsumsi suplemen, lalu pengumpulan darah vena (dari partisipan yang bersedia saja atau tidak semuanya). Pada sesaat setelah diberi suplemen 32 minggu kehamilan dan 1 bulan post partum lalu CRP dan serum feritin juga di analisa oleh
3
INSP dan immunoassay. Sedangkan konsentrasi Hb masing masing partisipan dinilai ditempat perekrutan (di INSP) lalu data murni dimasukkan ke INSP, setelah itu data tambahan di bawa ke Atlanta (Universitas Emory). Minum suplemen pertama kali di tempat perekrutan dan dinilai Hb-nya. Analisa data Untuk serum feritin pakai log transformed values. Nilai 0,0001 ditambahkan ke semua nilai untuk memastikan transformasi yang sesuai dari 0. Anemia = kalau Hb kurang dari 110, 105,120 g/l pada saat direkrut, 32 minggu dan 1 bulan post partum. Anemia + defisiensi besi = kalau serum feritin kurang dari 12 g/l dan Hb kurang dari 110,105, 120 g/l pada saat direkrut, 32 minggu dan 1 bulan post partum. Kelebihan berat badan = kalau BMI lebih dari 25 kg/m2. Perbandingan untuk kedua grup memakai tes chi square (kategorik) dan t test (numerik kategorik). Perbandingan mean Hb dan serum feritin = menggunakan linear models. Perbandingan hasil yang multivarian menggunakan regression models. Karakteristik juga di analisa (status besi) dan BMI saat direkrut). Semua uji statistik analitik diatus oleh SAS 8,2. A nilai P kurang dari 0,05 untuk efek-efek utama dan P kurang dari 0,15 untuk efek efek terkait.
HASIL Dari total 921 kehamilan yang teridentifikasi : 873 terapi setelah kehamilan, memenuhi syarat, inform consent sudah didapat. 645 menghasilkan kelahiran tunggal.
Follow up yang hilang 257. 453 penilaian Hb pada saat awal perekrutan, 32 minggu kehamilan, 1 bulan post partum. 290 penilaian serum feritin pada saat awal perekrutan, 32 minggu kehamilan, 1 bulan post partum. Rencana awal penelitian pengambilan darah vena dari 30 % sub sample saja tetapi didapatkan sample darah lebih dari 30% jumlah tersebut, pada saat berbeda. 802 ada data awal Hb. 683 ada data awal serum feritin. 300 diambil sampel lagi untuk nilai perkiraan serum feritin (32 minggu. 1 bulan post partum). Serum feritin lebih rendah nilainya pada MM grup. Overweight Fe grup lebih banyak. Final sampel (453) (420) data tiap sampel darah tidak lengkap. Prevalensi anemia pada awal penelitian lebih tinggi dari MM grup.
KESIMPULAN Suplemen MM selama kehamilan tidak memperbaiki status hematologis dan status besi dibandingkan dengan suplemen besi saja. Prevalensi anemia dan defisiensi besi kurang lebih sama pada kedua grup pada 1 bulan pasca kehamilan. Walaupun rata rata Hb pada 32 minggu gestasi sama pada kedua grup, ada perbedaan signifikan pada saat penambahan nilai serum feritin (intervensi). Jadi resiko anemia meningkat dua kali lipat pada yang grup MM (setelah di intervensi). Alasan ketidak efektifan MM suplemen untuk memperbaiki status besi karena :
Vitamin A tidak diberikan (prevalensi terlalu rendah untuk anemia). Kontribusi vitamin B12 dan folat yang kurang diperhitungkan. Efek potensial interaksi besi seng (Zn). Seng dapat menurunkan bioaviabilitas besi.
Cadangan besi sebelum kehamilan yang terlalu rendah, mengakibatkan suplemen besi yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan besi selama kehamilan (jadi kadarnya rendah). Konsumsi MM suplemen setiap hari dapat menurunkan anemia dan mencegah defisiensi besi (terutama pada yang IDA) di Tanzania.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lozoff, B. & Wachs, T. D. (2001) Funtional correlates of nutritional anemias in infancy and early chilhood child development and behavior. In: Nutritional Anemias (Ramakrishnan, U., ed.), pp. 69 88. CRC Press Boca Raton, FL. 2. Haas, J. D. & Brownlie, T. (2001) Iron deficiency and reduce work capacity: a critical review of research to determine a causal relationship. J. Nutr. 131(2S 2): 676S688S. 3. Ekstrom, E. C. (2001) Supplementation for nutrional anemias. In: Nutritional Anemias (Ramakrishnan, U., ed.), pp. 129 152. CRC Press Boca Raton, FL. 4. Suharno, D., Muhilal, D., Karyadi, C. E., West, J. G., Hautvast, A. J. & West, C. E. (1993) Suplementation with vitamin A and iron for nutritional anemia in pregnant women in west Java, Indonesia. Lancet 342: 1325-1328.