Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksud dengan lansia ? 2. Apa saja ciri ciri dari lansia ? 3. Bagaimana perkembangan lansia ? 4. Apa saja perubahan sosial yang terjadi pada lansia ? 5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia? 6. Apa saja masalah kesehatan jiwa/psikis pada lansia?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 2. Untuk mengetahui ciri ciri lansia 3. Untuk mengetahui tugas dan perkembangan lansia 4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia. 6. Untuk mengetahui masalah kesehatan jiwa/psikis pada lansia

D. Metode Penelitian Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau informasi dan internet.

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DARI LANSIA Pengertian Dewasa Akhir (Lansia) menurut beberapa para ahli : 1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciriciri ketuaan. 2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

3. CIRI-CIRI LANSIA Ciri-ciri lansia terdapat beberapa perubahan. Secara umum perubahan fisik pada masa usia lanjut yaitu menurunnya fungsi panca indera, minat dan fungsi organ seksual dan kemampuan motorik. Sedangkan perubahan psikis para lanjut usia sering mengalami perasaan rendah diri, bersalah, atau merasa tidak berguna lagi, apalagi bila dia telah ditinggal mati oleh pasangan hidupnya. Kondisi-kondisi seperti ini membuat mereka menutup diri dengan orang muda ataupun sebayanya sehingga sudah tidak berminat untuk kontak sosial dan menghabiskan waktu untuk tidur. Adapun ciri-ciri lain pada dewasa akhir sebagai berikut : 1. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
3

masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar 2. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut. 3. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda. 4. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif. 5. Penyesuaian diri yang buruk. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.

3. TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

Tugas Perkembangan dewasa akhir


4

Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya: 1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua. 2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan 3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan. 4. Saling merawat sebagai suami-istri 5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang

positif (menjadi janda ataududa). 6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu. 7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

4. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA 1. Kognitif a. Kecerdasan dan Kemampuan Memproses Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial. b. Pekerjaan Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983). Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu. c. Pengaturan Tempat Tinggal Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya. Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia
5

yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga. 2. Perkembangan Psikis a. Perkembangan Intelektual Menurut David Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami

penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan. b. Perkembangan Emosional Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masamasa selanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme

psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru. c. Perkembangan Spiritual Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa : a. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang religius. b. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius. c. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya. d. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. e. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.

5. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Teori psikoanalisa; Freud, Roger, dan Erikson : 1. Freud Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250). Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan. 2. Roger Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran (Santrock, 2002: 250). Berdasarkan pendapat Roger ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali

ke alam sadar. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran 3. Erikson Integritas Vesus Keputusasaan Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan

kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.

6. PENYESUAIAN DIRI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL A. Orang Lanjut Usia Memiliki Status Kelompok Minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapatpendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. B. Penyesuaian Yang Buruk Pada Lansia Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk. C. Perubahan Sosial Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239)

7. PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KELUARGA Perubahan Kehidupan Keluarga Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.

8. HUBUNGAN SOSIO-EMOSIONAL LANSIA Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia. Menurut teori aktivitas (activity theory), semakin orang dewasa lanjut aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar kemngkinan mereka merasa puas dengan kehidupannya. Dalam hal ini penting bagi para dewasa lanjut untuk menemukan peran-peran pengganti untuk tetap menjaga keaktifan mereka dan keterlibatan mereka didalam aktivitas kemasyarakatan. Dengan adanya aktivitas pengganti ini maka dapat menghindari individu dari perasaan tidak berguna, tersisihkan, yang membuat mereka menarik diri dari lingkungan. Dalam teori rekonstruksi gangguan sosial (social breakdown-reconstruction theory) (Kuypers & Bengston, 1973) menyatakan bahwa penuaan dikembangkan melalui fungsi psikologis negative yang dibawa oleh pandangan-pandangan negatif tentang dunia sosial
9

dari orang-orang dewasa lanjut dan tidak memadainya penyediaan layanan untuk mereka. Rekonstruksial dapat terjadi dengan merubah pandangan dunia sosial dari orang-orang dewasa lanjut dan dengan menyediakan sistem-sistem yang mendukung mereka. Ketersediaan layanan bagi dewasa lanjut dapat mengubah pandangan mereka mengeanai lingkungan sosialnya. Mereka akan tetap mampu untuk berperan aktif dengan layanan yang ada dan juga mereka akan mengubah pandangan dunia sosial yang negatif dan meniadakan pemberian label sebagai seseorang yang tidak mampu (incompetent). Dorongan untuk berpartisipasi aktif orang-orang dewasa lajut di masyarakat dapat meningkatkan kepuasan hidup dan perasaan positif mereka terhadap dirinya sendiri.

9. BAHAYA FISIK DAN PSIKIS LANSIA Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain. Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007). Beberapa tanda bahaya yang sebaiknya diantisipasi : 1. Bahaya fisik yang umum terjadi pada usia lanjut a. Penyakit degeneratif/penyakit kronis. b. Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.). c. Gangguan pada gigi/gusinya. d. Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain. e. Menurunnya kemampuan dan gairah seksual. f. Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan. 2. Bahaya Psikis Pada Lansia

10

a. Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri. b. Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan. c. Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun. d. Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat apatis.

10. MASALAH KESEHATAN JIWA/PSIKIS PADA LANSIA Masalah gangguan kesehatan jiwa mulai dialami oleh lansia pada saat mereka mulai merasakan adanya tanda-tanda terjadinya proses penuaan pada dirinya, mereka mengalami berbagai macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Mencegah dan merawat lansia dengan masalah kesehatan jiwa adalah hal yang sangat penting dalam upaya mendorong lansia bahagia dan sejahtera didalam keluarga serta masyarakat. Kondisi mental yang sehat dan aktif pada masa tua dibutuhkan pemeliharaan yang kontinue untuk mempertahankan daya pikirnya dan mencegah dari perasaan cemas dan depresi. Oleh karena itu, mempertahankan kesehatan jiwa yang optimis merupakan bagian penting dalam mencapai masa tua yang sehat dan bahagia.

11

1. Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan Jiwa Pada Lansia. 1. Kesehatan fisik yang buruk 2. Perpisahan dengan pasangan 3. Perumahan dan transportasi yang tidak memadai 4. Sumber finansial berkurang 5. Dukungan sosial yang kurang Sedangkan kriteria optimal yang sehat menurut (WHO, 1959), sebagai berikut : 1. Dapat menerima kenyataan yang baik maupun buruk 2. Puas dengan hasil karyanya 3. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima 4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas 5. Berhubungan dengan oranglain untuk yolong-menolong dan saling memuaskan 6. Mengambil hikmah dari kejadian buruk 7. Mengalihkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif 8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

2. Masalah Kesehatan Jiwa Yang Sering Timbul Pada Lansia Masalah kesehatan jiwa yang sering timbul pada lansia meliputi kecemasan, depresi, insomnia, paranoid, dan dimensia. 1) Kecemasan Gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh lansia adalah sebagai berikut : a. Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang akan terjadi b. Sulit tidur sepanjang malam c. Cepat marah d. Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat yang sebenarnya tidak dideritanya. e. Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan f. Rasa panik terhadap masalah yang ringan Tindakan untuk mengatasi kecemasannya : a. Cobalah untuk mendapatkan dukungan keluarga dengan rasa kasih sayang b. Mengalihkan penyebab dan berikan rasa aman denagn penuh empati c. Konsultasikan dengan dokter bila penyebab tidak dapat ditentukan atau bila telah dicoba dengan berbagai cara.

12

2) Depresi Gejala-gejala dari depresi sebagai berikut : a. Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yag bukan merupakan kebiasaannya sehari-hari. b. Sering kelelahan, lemas, dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari c. Kebersihan dan kerapihan diri sering diabaikan d. Cepat merasa marah dan tersinggung e. Daya konsentrasi berkurang Depresi dapat timbul secara spontan ataupun sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam kehidupan, seperti : 1) Cacat fisik atau mental seperti, stroke atau demensia,sehingga menjadi sangat bergantung pada orang lain 2) Suasana duka cita 3) Meninggalnya pasangan hidup 3) Insomnia Penyebab insomnia pada lansia adalah sebagai berikut : a. Kurangnya kegiatan fisik atau mental sepanjang hari sehingga mereka masih semangat sepanjang malam b. Tertidur sebentar-sebentar sepanjang hari c. Gangguan cemas dan depresi 4) Paranoid Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya. Bila kondisi ini dirasakan terlalu lama disebut paranoid. Gejala-gejalnya antara lain : a. Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman, atau oarang-orang disekelilingnya b. Lupa akan barang yang disismpannya, kemudian menuduh orang-orang

disekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang miliknya c. Paranoid akan muncul dari depresi dan rasa marah yang ditahan Tindakan yang dapat dilakukan : a. Memberikan rasa aman dan mengurangi rasa curiga dengan memberikan alasan yang jelas dalam setiap kegiatan b. Konsultasikan dengan dokter bila gejala bertambah berat
13

5) Demensia Gejala-gejala demensia sebagai berikut : a. Meningkatnya kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari b. Mengabaikan kebersihan diri c. Sering lupa akan kejadian yang dialami, dalam keadaan yang makin berat, nama orang atau keluarga dapat dilupakan d. Pertanyaan atau kata-kata sering diulang-ulang e. Sifat dan perilaku berubah menjadi keras kepala dan cepat marah f. Menjadi depresi dan menangis tanpa alasan yang jelas Tindakan yang dapat dilakukan : a. Upayakan lansia dapat mempertahankan kegiatan sehari-harinya b. Bantu daya pengenalan terhadap waktu, tempat, dan orang dengan sering mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan kejadian dan hal yang pernah terjadi c. Evaluasi secara cermat kemampuan yang maksimal dari lansia dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. d. Tentukan jenis perawatan yang dibutuhkan.

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. 2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia 3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. 4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia. 5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat. 6. Masalah masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa masa ini. B. Saran Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.

15

Anda mungkin juga menyukai