Anda di halaman 1dari 46

ASKEP DG BPH (BENIGNA HIPERTROPI PROSTAT )

DEFINISI
BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter.

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin.

ETIOLOGI
Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen. Ketidakseimbangan endokrin. Faktor umur / usia lanjut. Unknown / tidak - diketahui secara pasti.

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.

ETIOLOGI
Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu : Teori Sel Stem (Isaacs 1984) Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.

Title
Teori MC Neal (1978) Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.

Anatomi Fisiologi Hipertropi Prostat


Kelenjar prostat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari kelenjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos terletak di bawah kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar prostat berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina. Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis.

Anatomi Fisiologi Hipertropi Prostat

GAMBARAN KLINIS
Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan diluar saluran kemih. 1. Gejala pada saluran kemih bagian bawah Disebut juga Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) atau Prostatismus. Terdiri atas gejala obstruksi dan iritasi.

Title
a. Gejala Obstruksi Hesitansi ketika menunggu saat permulaan miksi Pancaran miksi lemah Intermitensi atau pancaran miksi terputus-putus Miksi tidak puas Menetes setelah miksi

Title
b. Gejala Iritasi Frekuensi Nokturi Urgensi Disuri

Title
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas Keluhannya berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (merupakan tanda hidronefrosis) atau demam yang merupakan tanda infeksi atau urosepsis.

3. Gejala di luar saluran kemih


Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa di daerah supra simfisis akibat retensi urin. Kadang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari oleh penderita, yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa.

Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan dengan colok dubur perlu diperhatikan Konsistensi prostat (pada pembesaran jinak, konsistensinya kenyal) Adakah asimetri Adakah nodul pada prostat Apakah batas atas dapat diraba

Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan jumlah sisa urin setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui dengan ultrasonografi kandung kemih setelah miksi. Sisa urin lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hipertrofi prostat. Derajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pancaran urin pada waktu miksi, yang disebut uroflowmetri. Angka normal pancaran kemih rata-rata 10-12 ml/detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20 ml/detik. Pada obstruksi ringan pancaran menurun antara 6-8 ml/detik, sedangkan pancaran maksimal menjadi 15 ml/detik atau kurang. 2,5,6,10,13,14,18

Derajat Berat BPB berdasarkan Gambaran Klinik

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan: 1. Laboratorium Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin

2. Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
3. Prostatektomi Retro Pubis Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
4. Prostatektomi Parineal Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah a. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal. b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi c. Hernia / hemoroid d. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batu e. Hematuria f. Sistitis dan Pielonefritis

FOKUS PENGKAJIAN
a. Data subyektif: Pasien mengeluh sakit pada luka insisi. Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.

FOKUS PENGKAJIAN
b. Data Obyektif: Terdapat luka insisi Takikardi Gelisah Tekanan darah meningkat Ekspresi w ajah ketakutan Terpasang kateter

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 2. 3. 4. 5. Gangguan rasa nyamam: nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder Disfungsi seksual berhubungan dengan hilangnya fungsi tubuh Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entre mikroorganisme melalui kateterisasi Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit, perawatannya.

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat. Kriteria hasil: a. Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang b. Pasien dapat beristirahat dengan tenang. Intervensi: a. Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri. b.Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi) c. Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah d. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang) e. Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif. Lakukan perawatan aseptik terapeutik. Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat

2. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder. Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami retensi urin Kriteria : Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung kemih. Intervensi : a. Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus dengan teknik steril b. Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam keadaan tertutup c. Observasi adanya tanda-tanda shock/hemoragi (hematuria, dingin, kulit lembab, takikardi, dispnea) d. Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan alat dan observasi aliran urin serta adanya bekuan darah atau jaringan e. Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan setiap 2 jam (mulai hari kedua post operasi) f. Ukur intake output cairang. Beri tindakan asupan/pemasukan oral 2000-3000 ml/hari, jika tidak ada kontra indikasih. Berikan latihan perineal (kegel training) 15-20x/jam selama 2-3 minggu, anjurkan dan motivasi pasien untuk melakukannya.

3. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan sumbatan saluran ejakulasi, hilangnya fungsi tubuh Tujuan : Setelah dilakukan perawatn selama 1-3 hari pasien mampu mempertahankan fungsi seksualnya Kriteria hasil : Pasien menyadari keadaannya dan akan mulai lagi intaraksi seksual dan aktivitas secara optimal. Intervensi : a. Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan perubahannya b. Jawablah setiap pertanyaan pasien dengan tepat c. Beri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang efek prostatektomi dalam fungsi seksual d. Libatkan kelurga/istri dalam perawatan pmecahan masalah fungsi seksual e. Beri penjelasan penting tentang: f. Impoten terjadi pada prosedur radikal g. Adanya kemungkinan fungsi seksual kembali normal h. Adanya kemunduran ejakulasif. Anjurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual selama 1 bulan (3-4 minggu) setelah operasi.

4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entre ikroorganisme melalui kateterisasi Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 1-3 hari pasien terbebas dari infeksi Kriteria hasil: a. Tanda-tanda vital dalam batas normal b. Tidak ada bengkak, aritema, nyeri c. Luka insisi semakin sembuh dengan baik Intervensi: a. Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril. b. Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya sumbatan, kebocoran) c. Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter dan drainage d. Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal untuk menjamin dressing e. Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat, dingin)

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit, perawatannya Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 1-2 hari Kriteria :

Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan mendemonstrasikan perawatan
Intervensi : a. Motivasi pasien/ keluarga untuk mengungkapkan pernyataannya tentang penyakit, perawat b. Berikan pendidikan pada pasien/keluarga tentang: c. Perawatan luka, pemberian nutrisi, cairan irigasi, kateter d. Perawatan di rumah Adanya tanda-tanda hemoragi

Materi tambahan Px.Tambahan


1. BNO-IVP BNO-IVP adalah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan kontras untuk menilai sistem urinarius. Pada pemeriksaan ini, kontras disuntikkan melalui vena dan kemudian difoto menggunakan sinar x. Kontras tersebut berguna agar urine menjadi terlihat pada sinar x dan bila ada halangan atau hambatan pada saluran kemih maka akan terdeteksi.Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.

Pada BPH dengan BNO-IVP ditemukan : a. Indentasi caudal buli-buli b. Elevasi pada intraureter menghasilkan bentuk J-ureter (fish-hook appearance) c. Divertikulasi dan trabekulasi vesika urinaria 7,19 Indikasi Pemeriksaan BNO-IVP adalah renal agenesis,polyuria,BPH(benign prostatic hyperplasia),congenital anomaly(duplication of ureter and pelvis,ectopic kidney,horseshoe kidney,malroration), hydroneprosis,pyelonepritis,dan hipertensi renal.

Kontra Indikasi Alergi terhadap media kontras Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantun Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung Multi myeloma Neonatus Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah Pasien yang sedang dalam keadaan kolik Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Persiapan Pasien
Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.20

Foto 5 menit post injeksi

Kriteria Gambar

Tampak fungsi sekresi dan ekskresi ginjal

Foto 15 menit post injeksi


Tampak kontras mengisi system pelviocalyseal.

Foto 30 menit post injeksi (full blass)


Tampak vesica urinaria terisi penuh oleh kontras

Foto Post Mixi


Tampak vesica urinaria yang telah kosong.

Gambar 1.Tampak pemeriksaan BNOIVPdengan urogram normal20.

Gambar 2.Tampak Fish Hook appearance(di tandai dengan anak panah) pada gambar di atas.24

Kelebihan
Bersifat invasif. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan. Radiasi relative rendah 5. relative aman

Kekurangan
Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan ratarata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.20

USG USG dapat dilakukan secara transabdominal atau transrektal (trans rectal ultrasography = TRUS). Selain untuk mengetahui pembesaran prostat, pemeriksaan ini dapat pula menentukan volume vesika urinaria, mengukur sisa urin dan keadaan patologi lain seperti divertikel, tumor dan batu. Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Jika ada kecenderungan ke arah keganasan/kanker prostat maka pemeriksaan dengan USG ini dianjurkan.

Pada USG : o Pembesaran kelenjar pada zona sentral o Nodul hipoechoid atau campuran echogenic o Kalsifikasi antara zona sentral o Volume prostat > 30 ml 8

Gambar 3.Tampak ukuran prostat membesar,tampak indentasi caudal ke buli-buli

CT Scan adalah salah satu peralatan prostat membesar di atas radiodiagnostik dengan menggunakan sinar-x. ramus superior simfisis pubis pada dasarnya gambar yang dihasilkan merupakan pemetaan dari penyerapan objek terhadap sinar-x . Perbedaan mendasar dengan pemotretan sinar-x biasa (konvensional) adalah gambar yang ditampilkan merupakan gambar potongan axial, sedangan dengan pemotretan sinar-x konvensional gambar yang dihasilkan adalah gambaran AP,PA atau lateral. Dengan kata lain CT Scan adalah alat yang dapat menghasilkan gambar potongan axial. Pada CT-Scan pada BPH ditemukan gambaran ukuran prostat membesar di atas ramus superior simfisis pubis

Gambar 4.Tampak ukuran

PENGOBATAN
Terdapat 2 jenis obat yang di gunakan untuk mengobati BPH iaitu: Alfa-blockers-obat ini membantu relaksasi fiber-fiber otot yang ada di prostat ini dapat menghalang dari terjadi obstruksi saluran kemih.Obat ini tidak mereduksi saiz prostat.Contohnya terazosin (Hytrin), alfuzosin (Xatral) dan tamsulosin (Flomax MR). 5-alpha-reductase inhibitors seperti finasteride (Proscar) menghalang pembesaran prostat dan mengurangi saiz kelenjar itu.15

Pembedahan
Pembedahan merupakan gold standard untuk mengobati dan mengurangi simptomsimptom BPH.Jenis pembedahan yang tersering adalah TURP(Transurethral resection of the prostate) yaitu mengeluarkan bahagian yang mengalami pembesaran.Jika pembesarannya sedikit maka kaedah TUI(Transurethral incision) dijalankan.

Pembedahan TUI

By..Genta....

Anda mungkin juga menyukai